Makalah Dasek Presentasi ACARA 5

20
MAKALAH PRESENTASI PRAKTIKUM DASAR-DASAR EKOLOGI ACARA V PENGENALAN EKOSISTEM TEGALAN Disusun oleh : Nama : 1. Eka Mira Sariyah Wati (12/331543/PN/12681) 2. Nur Utami Dewi (12/331605/PN/12706) 3. Bani Afnidar H. (12/331645/PN/12737) 4. Fatimah Puspitasari (12/331666/PN/12753) 5. Riangga Sinatrya P. R. (12/334871/PN/12907) Gol/kel : A4/4 Asisten : 1. Lucy Rizki Hermaida 2. Rahmat Imam Prabowo 3. Riski Dwi Saputro 1

description

dasek

Transcript of Makalah Dasek Presentasi ACARA 5

MAKALAH PRESENTASI

PRAKTIKUM DASAR-DASAR EKOLOGI

ACARA V

PENGENALAN EKOSISTEM TEGALAN

Disusun oleh :

Nama

: 1. Eka Mira Sariyah Wati (12/331543/PN/12681)

2. Nur Utami Dewi (12/331605/PN/12706)

3. Bani Afnidar H. (12/331645/PN/12737)

4. Fatimah Puspitasari (12/331666/PN/12753)

5. Riangga Sinatrya P. R. (12/334871/PN/12907) Gol/kel

: A4/4

Asisten

: 1. Lucy Rizki Hermaida

2. Rahmat Imam Prabowo

3. Riski Dwi SaputroLABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah presentasi Praktikum Dasar-Dasar Ekologi yang berjudul Pengenalan Ekosistem Tegalan ini.Makalah ini dibuat agar dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang macam bentuk ekosistem dan struktur komponen yang ada pada ekosistem tegalan. Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna karena tidak ada satupun di dunia ini yang sempurna dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang mebaca makalah ini dapat bersifat membangun agar dapat membantu kami dalam memperbaiki makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang sesuai dengan usaha kita. Amin.

Yogyakarta, 1 April 2013

Penyusun

DAFTAR ISICOVER

1KATA PENGANTAR

2DAFTAR ISI

3BAB I. PENDAHULUAN

4A. Latar Belakang

4B. Tujuan

4BAB II. ISI

5A. Pengertian Ekosistem

5B. Komponen Pembentuk Ekosistem

6

C. Rantai dan Jaring-jaring Makanan

8

D. Ekosistem Tegalan

11

BAB III. PENUTUP

14

A. Kesimpulan

14

B. Saran

14

DAFTAR PUSTAKA

15

LAMPIRAN

16

BAB I

PENDAHULUANA. Latar BelakangMakhluk hidup di alam ini menempati tempat-tempat tertentu sesuai dengan habitatnya. Ada yang hidup di air, di tanah/darat, maupun di udara. Tempat hidup di dunia ini tidak bertambah luas, sementara pertambahan jumlah makhluk hidup relatif bertambah. Hal ini menyebabkan makin banyaknya makhluk hidup yang menempati permukaan bumi sehingga ekosistem di muka bumi ini semakin sempit.

Makhluk hidup akan menjalin hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup di dalam komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin hubungan dengan lingkungannya. Makhluk hidup sangat bergantung kepada lingkungan. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu, sangat perlu memahami konsep tentang ekosistem, komponennya dan cara untuk menjaga dan melestarikannya agar makhluk hidup dan lingkungannya dapat tetap melangsungkan hidupnya.

B. TujuanTujuan penulisan makalah ini, yaitu: Memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah Dasar-dasar Ekologi acara 5 Mempelajari macam bentuk ekosistem Mengetahui struktur dan komponen pembentuk ekosistem tegalanBAB II

ISIA. Pengertian EkosistemSuatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia (Pratiwi et. al., 1996). Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme (Soemarwoto, 1997).Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya (Cahyo, 1998).Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam (Pratiwi et. al., 1996).B. Komponen Pembentuk EkosistemKomponen-komponen pembentuk ekosistem adalah (Clapham, 1973): AbiotikAbiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:

1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.

2. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.

3. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.

4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.5. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.

6. Iklim.Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.

BiotikBiotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. AutotrofKomponen autotrof atau produsen terdiri dari organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti sinar matahari (fotoautotrof) dan bahan kimia (kemoautotrof). Komponen autotrof berperan sebagai produsen. Yang tergolong autotrof adalah tumbuhan berklorofil.

2. Heterotrof / KonsumenKomponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya . Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

3. Pengurai / dekomposerPengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:

1. aerobik: oksigen adalah penerima elektron / oksidan2. anaerobik: oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan

3. fermentasi: anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur[4]. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.

C. Rantai dan Jaring-jaring MakananManusia adalah salah satu dari makhluk hidup yang diciptakan Sang Pencipta sebagai makhluk sosial. Artinya ia membutuhkan makhluk hidup lain dalam kehidupannya. Salah satu kebutuhan pokok manusia dan makhluk hidup lainnya adalah makan. Dalam proses makan ada yang disebut dengan rantai makanan. Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan-herbivora-carnivora). Setiap tahap pemindahan energi, 80%90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia. Ada dua tipe dasar rantai makanan (Campbell dan Reece, 2009): Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan-herbivora-carnivora. Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detrivora = organisme pemakan sisa) predator.Macam-Macam Rantai Makanan Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit (Odum, 1983) Rantai PemangsaRantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3. Rantai ParasitRantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu. Rantai SaprofitRantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.Kumpulan dari rantai makanan nantinya akan menjadi sebuah jaring, yang sering disebut dengan jaring-jaring makanan. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Produsen adalah penghasil makanan untuk makhluk hidup sedangkan konsumen adalah pemakan produsen. Produsen terdiri dari organisme-organisme berklorofil (autotrof) yang mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik (melalui fotosintesis). Zat-zat organik ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme heterotrof (manusia dan hewan) yang berperan sebagai konsumen. Sebagai konsumen, hewan ada yang memakan produsen secara langsung, tetapi ada pula yang mendapat makanan secara tidak langsung dari produsen dengan memakan konsumen lainnya. Karenanya konsumen dibedakan menjadi beberapa macam yaitu konsumen I, konsumen II, dan seterusnya hingga konsumen puncak. Konsumen II, III, dan seterusnya tidak memakan produsen secara langsung tetapi tetap tergantung pada produsen, karena sumber makanan konsumen I adalah produsen. Peranan makan dan dimakan di dalam ekosistem akan membentuk rantai makanan bahkan jaring-jaring makanan (Hutagalung, 2010).Dalam ekosistem rantai makanan jarang berlangsung dalam urutan linier seperti di atas, tetapi membentuk jaring-jaring makanan (food web). Peran dekomposer ditempati oleh organisme yang bersifat saprofit, yaitu bakteri pengurai dan jamur saproba. Keberadaan dekomposer sangat penting dalam ekosistem. Oleh dekomposer, hewan atau tumbuhan yang mati akan diuraikan dan dikembalikan ke tanah menjadi unsur hara (zat anorganik) yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan. Aktivitas pengurai juga menghasilkan gas karbondioksida yang penting bagi fotosintesis. Pada hakikatnya dalam organisasi kehidupan tingkat ekosistem terjadi proses-proses sirkulasi materi, transformasi, akumulasi energi, dan akumulasi materi melalui organisme. Ekosistem juga merupakan suatu sistem yang terbuka dan dinamis. Keluar masuknya energi dan materi bertujuan mempertahankan organisasinya serta mempertahankan fungsinya (Clapham, 1973).Aliran EnergiEnergi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi diperoleh organismee dari makanan yang dikonsumsinya dan dipergunakan untuk aktivitas hidupnya. Cahaya matahari merupakan sumber energi utama kehidupan. Tumbuhan berklorofil memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Organisme yang menggunakan energi cahaya untuk merubah zat anorganik menjadi zat organik disebut autotrof. Organisme yang menggunakan energi yang didapat dari reaksi kimia untuk membuat makanan disebut kemoautotrof (Hidayat, 2002).Energi yang tersimpan dalam makanan inilah yang digunakan oleh konsumen untuk aktivitas hidupnya. Pembebasan energi yang tersimpan dalam makanan dilakukan dengan cara oksidasi (respirasi). Golongan organisme autotrof merupakan makanan penting bagi organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri misalnya manusia, hewan, dan bakteri tertentu. Makanan organisme heterotrof berupa bahan organik yang sudah jadi. Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen primer, konsumen tingkat tinggi, sampai ke saproba di dalam tanah. Siklus ini berlangsung dalam ekosistem (Clapham, 1973).D. Ekosistem TegalanTegalan adalah lahan kering yang ditanami dengan tanaman musiman atau tahunan, seperti padi ladang, palawija, dan holtikultura. Tegalan letaknya terpisah dengan halaman sekitar rumah. Tegalan sangat tergantung pada turunnya air hujan. Tegalan biasanya diusahakan pada daerah yang belum mengenal sistem irigasi atau daerah yang tidak memungkinkan dibangun saluran irigasi. Permukaan tanah tegalan tidak selalu datar. Pada musim kemarau keadaan tanahnya terlalu kering sehingga tidak ditanami. Tanaman utama di lahan tegalan adalah jagung, ketela pohon, kedelai, kacang tanah, dan jenis kacang-kacangan untuk sayur (Soeriatmadjaja, 1989).Tanaman padi yang ditanam pada tegalan hanya panen sekali dalam satu tahun dan disebut padi gogo. Selain itu tanah tegalan dapat ditanami kelapa, buah-buahan, bambu, dan pohon untuk kayu bakar. Cara bertani di lahan tegalan menggunakan sistem tumpangsari, yaitu dalam sebidang lahan pertanian ditanami bermacam-macam tanaman. Sistem tumpangsari sangat menguntungkan karena dapat mencegah terjadinya kegagalan panen (Hidayat, 2002).Pengamatan ekosistem tegalan ini dilakukan di Tegalrejo, Girirejo, Imogiri, Bantul, Yogyakarta pada tanggal 23 Maret 2013. Cara bertani di lahan tegaln di desa tersebut menggunakan sistem tumpangsari yaitu dalam sebidang lahan ditanami dengan tanaman kacang tanah dan singkong. Adapun ekosistem yang kami amati di lahan tegalan tersebut yaitu, komponen biotiknya terdiri dari tanaman kacang tanah, singkong, pohon jabon, rumput lanteng putih, trasih, pohon akasia, rumput kolonjonoBAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan Ekosistem dibagi menjadi dua:

1. Ekosistem aquatik

2. Ekosistem terestrial

Ekosistem tegalan terdiri dari komponen:1. Biotik : tanaman kacang tanah, singkong, pohon jabon, rumput lanteng putih, trasih, pohon akasia, rumput kolonjono, belalang, cacing, semut, manusia, pohon pisang dan pohon jati.2. Abiotik : batu, udara, tanah, suhu, dan cahaya matahari.

B. SaranKeseimbangan dalam lingkungan dapat terjadi karena adanya keterkaitan antar- komponen-komponen lingkungan yang membentuk sistem ekologi atau ekosistem. Kegiatan pembangunan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengubah sesuatu keadaan tertentu menjadi keadaan yang lebih baik, sehingga dapat mensejahterakan manusia. Namun di dalam pembangunan kita harus memperhatikan Lingkungan Kita, Habitat dan ekosistem itu sendiri, Sehingga terjalin Keseimbangan yang kedepannya tidak merugikan kita.DAFTAR PUSTAKACampbell NA, Reece JB. 2009. Biology. Pearson Benjamin Cummings. USA.Cahyo, S. Muhartini. 1998. Ekologi Pertanian. Universitas Terbuka. Jakarta.

Clapham, Jr W. B. 1973. Natural Ecosystem. Mac millian Publishing Co., Inc. New York.

Hidayat. 2002. Kajian faktor cekaman lingkungan pada tanaman padi di lokasi rasau jaya. Agr UMY (Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian). Vol 10 (1): 37p.Hutagalung RA. 2010. Ekologi Dasar. Bumi Aksara. Jakarta.Odum, E. P. 1983. Fundamental of Ekology. 3rd Edition. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pratiwi D. A, Sri Maryati, Srikini, Suharno. 1996. Biologi I. Erlangga. Jakarta.

Soemarwoto. 1997. Ekologi Lingkungan Hidup. Bumi Aksara. Jakarta.

Soeriatmadjaja, R. E. 1989. Ilmu Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

12