Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

21
MAKALAH DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN “PRAKTEK PENDIDIKAN DIBEBERAPA NEGARA” Oleh Kelompok 13: Sri Delvita (57810) Novila Fatmasari (1102117) Wiwi Ami Mardhana (1306639) UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Transcript of Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

Page 1: Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

MAKALAH

DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN

“PRAKTEK PENDIDIKAN DIBEBERAPA NEGARA”

Oleh Kelompok 13:

Sri Delvita (57810)

Novila Fatmasari (1102117)

Wiwi Ami Mardhana (1306639)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG2013

Page 2: Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu kunci kesuksesan dengan pendidikan kualitas hidup

rakyat pada suatu negara itu dapat di lihat, Pendidikan sebagai salah satu elemen yang

sangat penting dalam mencetak generasi penerus bangsa juga masih jauh dari yang

diharapkan, Untuk mejadikan sebuah negara sebagai negara yang maju dan berhasil

dibutuhkan generasi penerus yang sehat dan berwawasan luas.

Untuk dapat mengukur sebuah negara tersebut sebagai negara maju, berkembang dan

terbelakang, dapat di ukur dari pendidikan pada negara tersebut, dengan sistem pendidikan

yang dianut oleh sebuah negara dapat dilihat bagaimana sistem dan jalannya pendidikan pada

setiap negara, dan menentukan kualitas pendidikan pada negara tersebut.

Pendidikan menjadi sebuah kajian penting dari sebuah bangsa. Negara maju,

berkembang atau negara terbelakang harus mengutamakan masalah pendidikan selain

masalah sandang dan kesehatan. Kemakmuran yang di inginkan, kesejahteraan yang menjadi

impian akan terdorong pencapaiannya jika tujuan pendidikan sebuah bangsa berorientasi pada

hal tersebut. Pendidikan menjadi bagian terpenting dalam tujuan jangka pendek ataupun

tujuan jangka panjang sebuah negara. Melalui pendidikan diharapkan sumber daya manusia

yang dihasilkan akan mampu menjawab tantangan masyarakat kedepan

Pada makalah ini akan dibahas bagaimana praktek pendidikan di beberapa negara,

yaitu negara maju, berkembang dan terbelakang

Page 3: Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

B. SISTEM PENDIDIKAN DIBEBERAPA NEGARA

1. Sistem Pendidikan di Negara Maju

A. Sistem Pendidikan di Jepang

Sistem pendidikan di Jepang dibangun atas empat tingkat, yaitu: pusat, perfektual

(antara Provinsi dan Kabupaten), municipal (antara Kabupaten dan Kecamatan), dan sekolah.

Sistem administrasi tersebut menerapkan kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi,

Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management), dan partisipasi masyarakat. Di

samping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua yang

mendukung pengembangan sekolah. Dalam sistem tersebut terdapat peran dan hubungan

antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, seklah, asosiasi-asosiasi tersebut, dan

masyarakat yang saling mengisi sehingga tercipta sinergi yang memungkinkan sistem

tersebut menjadi relatif efisien dan efektif. Hal ini merupakan faktor utama pencapaian mutu

pendidikan di Jepang yang relatif tinggi.

Adapun sistem pendidikan umum di Jepang ditetapkan lebih dari satu abad yang lalu dan

keberadaannya berlangsung lebih lama dari pada kebanyakan negara. Sistem pendidikan

Jepang pada dasarnya adalah Sekolah Dasar (SD) 6 (enam) tahun, Sekolah Menengah

Pertama (SMP) 3 (tiga) tahun, Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 (tiga) tahun, Universitas 4

(empat) tahun, dan Lembaga Pendidikan Tinggi 2 (dua) tahun. Wajib belajar adalah dari SD

sampai SMP. Untuk masuk SMA dan Universitas pada dasarnya harus mengikuti ujian

masuk. Selain sekolah tersebut, ada sekolah kejuruan atau sekolah khusus yang menampung

lulusan SD atau SMP. Sekolah ini mengajarkan keterampilan khusus. Di samping beberapa

jenjang pendidikan tersebut, di Jepang juga terdapat program pendidikan prasekolah, baik

dalam bentuk Taman Kanak-Kanak (TK) maupun Play Group (PG).

Jika dilihat dari pengelola sekolah, dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu

Sekolah Negeri adalah sekolah yang dikelola pemerintah, Sekolah provinsi adalah sekolah

yang dikelola pemerintah daerah, Sekolah Swasta adalah sekolah yang dikelola badan

hukum. Sedangkan apabila dilihat dari tahun ajarannya, sekolah dimulai bulan April dan

berakhir pada bulan Maret tahun berikutnya.

Pendidikan Prasekolah

Pendidikan prasekolah dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu Kelompok Bermain (KB)

atau Play Group (PG) dan Taman Kanak-Kanak (TK).

Page 4: Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

Play Group (PG) adalah merupakan fasilitas yang disediakan bagi para orang tua yang

bekerja sehingga tidak dapat mengasuh anaknya di siang hari. Pendaftaran murid baru

dimulai setiap awal Januari. Permohoman untuk masuk ke PG ini dilakukan di kantor

pemerintahan setempat karena terbatasnya jumlah tempat untuk masuk ke kelompok bermain

ini.

Pendidikan Wajib

Wajib sekolah berlaku bagi anak usia 6 sampai 15 tahun, tetapi kebanyakan anak

bersekolah lebih lama dari yang diwajibkan. Tiap anak bersekolah di SD pada usia 6 tahun

hingga 12 tahun, lalu SMP hingga usia 15 tahun. Pendidikan wajib ini bersifat cuma-cuma

bagi semua anak, khususnya biaya sekolah dan buku. Untuk alat-alat pelajaran, kegiatan di

luar sekolah, piknik dan makan siang di sekolah perlu membayar sendiri. namun bagi anak-

anak dari keluarga yang tidak mampu mendapat bantuan khusus dari pemerintah pusat dan

daerah. Di samping itu ada juga bantuan untuk kebutuhan belajar, perawatan kesehatan, dan

lain-lain. Seorang anak yang telah tamat SD diwajibkan meneruskan pendidikannya ke

jenjang SMP. Dengan demikian, sekolah wajib ditempuh selama 9 tahun; 6 tahun di SD dan 3

tahun di SMP.

Pendidikan Menengah Atas

Ada tiga jenis SMA, yaitu: full time, part time (terutama malam hari), dan tertulis.

Sekolah menengah yang full time berlangsung selama 3 tahun, sedangkan kedua jenis sekolah

lainnya menghasilkan diploma yang setara. Bagian terbesar siswa mendapat pendidikan

menengah atas di SMA full time. Jurusan di SMA dapat dikategorikan ke dalam beberapa

jenis berdasarkan pola kurikulum, yaitu jurusan umum (akademis), pertanian, teknik,

perdagangan, perikanan, home economic, dan perawatan. Untuk masuk ke salah satu jenis

sekolah tersebut, siswa harus mengikuti ujian masuk dan membawa surat referensi dari SMP

tempat ia lulus sebelumnya

Pendidikan Tinggi

Ada tiga jenis lembaga pendidikan tinggi, yaitu: universitas, junior college (akademi),

dan technical college (akademi teknik). Di universitas terdapat pendidikan sarjana (S-) dan

pascasarjana (S-2 dan S-3). Pendidikan S-1 berlangsung selama 4 tahun, menghasilkan

Page 5: Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

sarjana bergelar Bachelor’s degree, kecuali di fakultas kedokteran dan kedokteran gigi yang

berlangsung selama 6 tahun. Pendidikan pascasarjana dibagi dalam dua kategori, yakni

Master’s degree (S-2) ditempuh selama 2 tahun sesudah tamat S-1dan Doctor’s degree (S-3)

ditempuh selama 5 tahun.

Junior college memberikan pendidikan selama dua atau tiga tahun bagi para lulusan

SMA. Kredit yang diperlukan di junior college dapat dihitung sebagai bagian dari kredit

untuk memperoleh gelar Bachelor’s degree (S-1). Lulusan sekolah menengah (setingkat

SMP) dapat masuk ke technical college (akademi teknik). Pendidikan di lembaga ini

berlangsung selama 5 tahun (full time) untuk mencetak tenaga teknisi. Universitas dan junior

college memilih mahasiswanya berdasarkan hasil ujian masuk serta hasil prestasi belajar dari

SMA. Untuk sekolah negeri dan umum daerah, sejak tahun 1979 diberlakukan “tes gabungan

kecakapan” yang seragam, sebagai tahap pertama dari sistem ujian masuk. Tahap kedua

berupa ujian masuk universitas yang bersangkutan sebagai seleksi final.

SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG

 

Usia

28

Pendidikan Tinggi

Doctor’s

Degree (S-

3)

27

26

25 Fakultas

Kedokteran

Gigi/

Kedokteran

Hewan

24 Master’s

Degree (S-

2)

23

22 Pendidikan SarjanaJunior

Page 6: Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

(S-1)College

(S-1)

21

20

Technical

college

19

18 Pendidikan

Menengah

Atas

Sekolah Menengah Atas

(SMA)17

16

15

Pendidikan

Wajib

Sekolah Menengah Pertama

(SMP)14

13

12

Sekolah Dasar

(SD)

11

10

9

8

7

6

5

Pra SekolahTaman Kanak-Kanak

(TK) dan Play Group (PG)

4

3

B. Sistem Pendidikan di Inggris

Page 7: Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

Inggris dikenal dengan standar pendidikannya yang tinggi, sistem pendidikan Inggris

telah banyak mempengaruhi banyak negara dan adalah rumah untuk beberapa universitas

terkenal.  

Sekolah Dasar

Pendidikan wajib di Inggris dimulai dari usia 5 tahun dengan sekolah dasar. Siswa naik

dari kelas 1 sampai 6 tanpa ujian, meskipun kemampuan mereka diuji di usia 7 tahun.

Penekanan ada pada belajar secara praktikal dibandingkan menghafal. Siswa belajar mata

pelajaran inti seperti Inggris, matematika dan sains, juga pelajaran dasar seperti sejarah,

geografi, musik, seni dan olahraga.

Sekolah Menengah Atas 

Siswa memulai sekolah menengah pada usia 11 tahun, dimana menjadi kewajiban

untuk lima tahun berikutnya. Di setiap jenjangnya, siswa memperdalam pengetahuan mereka

pada mata pelajaran inti dan ditambah setidaknya 1 bahasa asing. Di tahun ke-4, mereka

mulai bersiap untuk mengikuti ujian-ujian yang disebut General Certificate of Secondary

Education atau GCSE. Siswa akan diuji di 9 atau 10 topik GCSE yang mereka pilih.

A-Levels di Sekolah Menengah Atas 

Setelah menyelesaikan ujian GCSE, siswa sekolah menengah dapat meninggalkan

sekolah untuk bekerja, mengikuti program training di sekolah kejuruan atau teknik, atau

melanjutkan 2 tahun lagi untuk menyiapkan diri bagi ujian masuk universitas, yang dikenal

dengan "A-Levels." Secara umum, siswa yang ingin masuk ke universitas akan belajar 3-4

subyek untuk ujian A-Levels. Ini kerap dilakukan di sekolah yang dinamakan Sixth Form

Colleges. Makin tinggi nilai ujian A-Levels, makin baik peluang siswa untuk masuk ke

universitas pilihannya.

Program Sarjana 

Ditingkat sarjana, siswa di Inggris dapat memilih jurusan "art" dan "sciences". Program

biasanya berlangsung selama tiga tahun dimana selama itu siswa menyelesaikan pelajaran

dan tutorial di bidang masing-masing. Siswa yang akan lulus biasanya harus mengikuti ujian

akhir. Syarat penerimaan bagi siswa internasional termasuk kefasihan bahasa Inggris (min

IELTS 6.0), tambahan 1 tahun sekolah menengah, dikenal dengan University Foundation

Year atau nilai A-Level.

Page 8: Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

Pasca Sarjana atau PhD 

Pelajaran universitas dapat diteruskan ke tingkat pasca sarjana. Gelas pasca sarjana

tradisional biasanya dibidang "Arts" (MA) atau "Sciences" (MSc). Gelar pasca sarjana yang

makin populer adalah Masters in Business Administraion (MBA). Program Master

berlangsung selama satu sampai dua tahun dan mengharuskan ujian dan tesis untuk syarat

kelulusan. Bagi program tertentu, pengalaman dibidang riset dan bekerja dibutuhkan untuk

mengikuti program doktoral, atau PhD, yang dapat berlangsung selama empat atau lima tahun

di sekolah dan riset serta disertasi.  

C. Sistem Pendidikan di Amerika Serikat

Sistem pemerintahan di AS hampir mirip dengan di Indonesia. Terdiri dari 3 lapis

pemerintahan yaitu pusat disebut Federal atau Sentral Goverment, pemerintah provinsi atau

negara bagian yang disebut State goverment dan yang ketiga pemerintah kota atau kabupaten

yang disebut Local Goverment. Ada 51 negara bagian atau state di AS, dan ada sekitar 10

sampe 30 kota/kabupaten atau disini disebut Town / City disetiap negara bagian.

Ternyata sudah menjadi kultur budaya yang sangat mengakar dalam sejarah AS bahwa

pendidikan menjadi tugas bagi keluarga dan masyarakat. oleh karena itu masyarakat tidak

mau kalau pendidikan diatur oleh pemerintah pusat, bahkan oleh pemerintah negara bagian,

bahkan oleh pemerintah lokal sekalipun. Masyarakat merasa memiliki hak yang sangat kuat

untuk menentukan sistem pendidikan seperti apa yang paling tepat untuk masyarakat mereka.

Mereka menganggap tantangan yang dihadapi oleh setiap komunitas tidaklah sama, jadi

sistem pendidikan juga tidak boleh atau tidak perlu disamakan antara satu kota dengan kota

lain, antara satu state dengan state lain.

Amerika Serikat terdiri dari berbagai orang dari negara-negar lain didunia. makanya AS

sering disebut sebagai Negri Imigran. Meskipun imigran tapi mereka diperlakukan sama.

Demokrasi dan hak setiap individu dijunjung tinggi. Keberhasilan letaknya pada individu

masing-masing bukan pada sistemnya di Indonesia kita mengenal wajib belajar SD dan SMP.

Di Amerika kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh warga sudah lama

diberlakukan. wajib belajar di AS mulai dari SD sampai SMA. Tapi pemerintah

menggratiskan biaya sekolah sejak TK sampai SMA untuk sekolah-sekolah negri. Untuk

sekolah swasta, pemerintahan dipusat sampai lokal tidak memberikan anggaran apapun, dan

Page 9: Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

sebaliknya sekolah itupun tidak diwajibkan mengikuti seluruh kebijakan pemerintah dibidang

pendidikan.

Pada tahun 2001 pemerintah pusat melakukan Reformasi di bidang pendidikan dengan

meluncurkan kebijakan NCLB atau No Child Left Behind atau Tak ada satupun anak yang

tertinggal dibelakang. Kebijakan ini terkait dengan mutu atau kualitas anak didik. Negara

bagian Massachusetts yang selalu terbaik dalam pendidikan telah lebih dulu mengawali

kebijakan ini pada tahun 1993. Kebijakan NCLB ini antara lain dilakukan dalam bentuk

penciptaan standar-standar mutu hasil didik dan pelaksanaan Ujian Nasional. Pemerintah

pusat memerintahkan pemerintah negara bagian untuk membuat standar pendidikan,

membuat kurikulum, membuat soal Ujian nasional dan menyelenggarakan Ujian nasional.

materi yang diujikan samapai saat ini baru Matematik dan Bahasa Inggris, tapi tahun depan

akan ditambah Sejarah AS dan IPA.

2. Sistem Pendidikan di Negara Berkembang

Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah,

infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang

dibandingkan dengan norma global. . Keberhasilan pembangunan di suatu negara dapat

dijadikan acuan untuk menentukan suatu negara dikatakanmaju atau berkembang.Negara

yang sudah berhasil dalam pembangunan sering disebut dengan negara maju, sedangkan

negara yang masih sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan disebut dengan negara

berkembang.

Kebijakan pendidikan di negara-negara berkembang umumnya berasal dari warisan kebijakan

pendidikan kaum kolonial. Dikatakan demikian, oleh karena negara-negara berkembang pada

saat baru pertama kali merdeka belum sempat membangun kebijakan pendidikannya sendiri

berdasarkan kebutuhan realistik rakyatnya. Kemerdekaan yang telah dicapai di bidang politik

tidak dengan sendirinya diikuti oleh kemerdekaan di bidang lainnya, lebih-lebih dibidang

pendidikan.

            Achmad Icksan (1985) mengidentifikasi ciri-ciri kebijakan pendidikan yang

merupakan warisan kaum kolonial. Pertama, sifatnya yang elastis, atau lebih banyak

memberikan kesempatan kepada sekecil masyarakat dan tidak lebih banyak memberikan

kesempatan kepada sebagian besar masyarakat. Realitas demikian tampak mula-mula pada

awal-awal kemerdekaan terutama dalam hal kesempatan mendapatkan layanan pendidikan,

Page 10: Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

meskipun pengejawantahannya akhirnya lebih bersentuhan dengan persoalan mutu

pendidikan. Tampak sekali, bahwa layanan pendidikan yang bermutu, tetap dinikmati oleh

kalangan terbatas, sementara kalangan kebanyakan sekedar mendapatkan layanan pendidikan

yang dari segi kualitas sangat memprihatinkan. Keluhan mengenai mutu pendidikan yang

akhir-akhir ini pernah mencuat ke permukaan, agaknya dapat dilihat dari sudut pandang ini.

            Kedua, berorientasi sosio-ekonomik. Orientasi sosio-ekonomik demikian, berkaitan

erat dengan jaringan ekonomi internasional di mana negara-negara maju berposisi sebagai

sentranya sementara negara-negara berkembang sekedar sebagai periferalnya. Dalam

kedudukan sebagai periferalnya, negara berkembang umumnya secara ekonomik masih tinggi

tingkat dependensinya terhadap negara maju. Bantuan-bantuan yang diberikan dalam bentuk

pinjaman bagi pelaksaan pendidikan di negara-negara berkembang, umumnya justru

memperkukuh dependensi tersebut. Jika secara ekonomik hal demikian masih bergantung dan

belum mandiri, maka dalam hal strategi pencapaian tujuan pendidikannya pun juga masih

tetap bergantung. Tidak jarang, pembaruan-pembaruan dibidang pendidikan, umumnya

dimulai dari negara maju, dan begitu dinegara maju sudah ditinggalkan, baru mulai dan

digalakkan dinegara-negara berkembang. Negara-negara berkembang seolah-olah terombang-

ambing oleh pasang surutnya, naik turunnya dan jaya hancurnya konsep-konsep mengenai

pendidikan dinegara-negara maju.

            Ketiga, liberal, rasional, individual, achievemant oriented dan Sosial alienated. Ciri-

ciri pendidikan demikian, umumnya berbeda dan bahkan berlawanan dengan ciri-ciri

masyarakat dan nilai-nilai yang berkembang dinegara-negara berkembang. Pendidikannya

liberal, padahal masyarakatnya menjunjung tinggi nilai-nilai kolektivisme, pendidikannya

menanamkan rasionalitas, padahal masyarakat negara-negara berkembang banyak juga

mempunyai budaya-budaya yang tidak saja mengembangkan rasionalitas melainkan segi-segi

emosional dan batiniah, pendidikannya individual padahal masyarakatnya menjunjung tinggi

kesetiakawanan sosial dan gotong royong, pendidikannya achievement oriented secara sempit

sekadar prestasi akademik di kelas.

Keempat, tidak berakar pada tradisi dan budaya setempat. Hal demikian sangat

memprihatinkan, oleh karena pendidikan pada dasarnya adalah pewarisan budaya dari

generasi sebelumnya kepada generasi sesudahnya atau penerusnya. Oleh karena tidak berakar

pada tradisi dan budaya setempat, maka para siswanya bisa mengalami keterasingan budaya.

Page 11: Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

Kelima, berorientasi pada masyarakat kota. Ini juga sangat memprihatinkan mengingat

sebagian besar wilayah negara-negara berkembang justru terdiri dari pedesaan. Orientasi ke

kota demikian, lambat atau cepat, langsung maupun tidak langsung, bisa menjadikan

penyebab lulusan-lulusan pendidikan lebih tertarik dengan kehidupan kota ketimbang bangga

membangun desanya. Tingginya angka perpindahan penduduk ke kota-kota besar, yang

langsung menimbulkan efek-efek samping sosial, agaknya juga dapat dilihat dari sudut

pandang ini.

Haruslah disadari oleh negara berkembang sendiri, bahwa mengekspor sistem pendidikan

yang dilakukan oleh negara maju, tentu tak semata secara murni ingin membebaskan negara

berkembang dari keterbelakangan, melainkan ada misi lain, misal didapatkannya nilai tambah

mengenai beberapa hal untuk negara maju sendiri. Persyaratan-persyaratan yang dikenakan

negara-negara maju atas negara-negara berkembang atas bantuan-bantuan pendidikannya,

seringkali menempatkan negara berkembang pada posisi tak untung, sementara negara maju

sendiri masih tetap berada diatas angin. Karena itu pembangunan sistem pendidikanyang

didasarkan atas budaya, kemampuan, kebutuhan objektif negara berkembang sendiri adalah

suatu kebutuhan mendesak yang akan memberikan kejayaan kepada negara berkembang

sendiri di masa depan.

3. Sistem Pendidikan di Negara Terbelakang

Negara terbelakang adalah sebuah negara dengan kondisi pembangunan,

pemerintahan dan tingkat kesejahteraan rakyat didalamnya masih buruk. Biasanya negara

terbelakang sangat mudah apabila dijajah, karena masih sangat rentan dengan tindakan

negara lain.

Dalam sistem pendidikan pada negara ini sangat memperhatinkan karena hanya

sebagian kecil dari warga negara mengenyam pendidikan, dapat dilihat juga pada

ketersediaan sekolah atau lembaga pendidikan yang masih sangat minim.

Untuk faktor ekonomi saja negara ini mengalami kemerosotan, dalam pendidikan

hanya warga negara yang memiliki uang cukup saja yang dapat menikmati bangku

pendidikan, dan negara ini mendapat biaya dari bantuan negara-negara lain, karena

banyaknya krisis dan permasalahan yang melanda negara ini, kebanyakan warga negaranya

yang memiliki cukup uang memilih sekolah di negara lain.

Page 12: Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

Dengan sistem pendididkan yang bermasalah dan ditambahnya ekonomi yang rendah

mengakibatkan negara ini terbelakang, Kurangnya guru yang berkualitas. Beberapa Negara

terbelakang sangat sedikit orang-orang yang memiliki pendidikan cukise social up menjadi

guru yang kompeten, karena mereka menempati jabatan-jabatan diluar bidang pengajaran

dengan gaji dan prestise social yang tinggi.Sejak negara-negara terbelakang melakukan

ekspansi pendidikan, maka harus berusaha mendapatkan guru-guru dari Negara maju.

Walaupun hal itu bertentangan dengan watak nasionalistis,namun tampaknya itu merupakan

satu-satunya jalan keluar.Keadaan kurikulum yang tidak jelas dan sedikitnya sekolah atau

lembaga pendidikan menjadikan tingkat pendidikan rendah

Page 13: Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

C. KESIMPULAN

Pada setiap kondisi negara sistem pendidikan berbeda, pada sistem pendidikan

negara maju, sistem pendidikan telah berjalan baik, dan kualitas pendidikan di

negara tersebut baik dan diakui oleh dunia

Sistem pendidikan di negara berkembang masih mengalami perubahan sesuai

dengan kondisi dan tuntutan dari negara dan juga perkembangan yang dihadapi

oleh negara tersebut yang masih giatnya membangun

Pada negara terbelakang sistem pendidikan kurang tepat, juga kurangnya

ketersedian untuk sarana pendidikan yang disebabkan oleh masalah ekonomi

yang dihadapi negara ini, dan masih minimnya warga negara yang mengenyam

pendidikan.