Pengobatan darah rendah,gejala darah rendah dan pengobatan darah
Makalah Darah
Click here to load reader
-
Upload
yuliana2012 -
Category
Documents
-
view
30 -
download
3
description
Transcript of Makalah Darah
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang
berarti darah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DARAH
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan
tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai
bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit. Hormon-hormon dari sIstem endokrin juga diedarkan melalui darah.. Darah
manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua
apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin,
protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang
merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir
dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung
menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan
menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung
melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran
pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran
halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui
pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut
bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan
ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
B. PEMBAGIAN DARAH
PLASMA DARAH à 55 %
Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh
darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air.
Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa
2
sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan
zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi.
SEL-SEL DARAH à 45 %; TERDIRI DARI:
1. SEL DARAH MERAH (ERITROSIT)
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak
mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak.
Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan,
karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan
bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh
untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini
dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut
oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh
tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan:
Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon
dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon
dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.
Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa
dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap.
Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati
hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi
darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115
hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan
terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk
membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit
yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc
darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah
memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula
zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.
3
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga
banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang
maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang
hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
2. SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)
Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di
bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat
bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam-
macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening
(tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit
penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat
pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu
mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh
darah.
Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di
seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh
masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih
banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam
kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari
serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3
disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut leukopenia.
3. KEPING-KEPING DARAH (TROMBOSIT)
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan
ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal
pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3.
Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika
banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku
sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih dari 300.000
disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.
4
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya
peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja
apabila tubuh mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit
pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini akan
bertemu dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin.
Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk
jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian
terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk membuatnya
diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.
C. FUNGSI DARAH
1. Sebagai alat pengangkut yaitu:
Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh.
Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-
paru.
Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke
seluruh jaringan/ alat tubuh.
Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh
dengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
3. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
D. PENYAKIT PADA DARAH MANUSIA
1.Anemia / Penyakit Kurang Darah
Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat
kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan
oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk
disebarkan ke seluruh badan.
2. Hemofili / Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku
Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar
membeku jika terjadi luka. Hemofili merupakan penyakit turunan.
3. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi
5
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya
penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan
diastolisis kurang lebih antara 90-110 mmHg.
4. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah
Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100
mmHg (milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa)(Hydrargyrum = air raksa).
5. Varises / Penyakit Otot Nimbul
Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar
membesar dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan
betis.
6. Penyakit Kuning Bayi
Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan
kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu.
7. Sklerosis
Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi
yang menjadi keras.
8. Miokarditis
Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung.
9. Trombus / Embolus
Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh
adanya gumpalan di dalam nadi tajuk.
10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah
Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak
terkontrol pada sistem transportasi.
E. KANDUNGAN DARAH
1. Air : 91%
2. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
3. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium,
kalsium, dan zat besi).
4. Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam
amino)
6
F. TRANSFUSI DARAH / GOLONGAN DARAH
Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis produk dari
satu orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi darah dapat
menyelamatkan jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan darah besar karena
trauma, atau dapat digunakan untuk menggantikan darah yang hilang selama operasi.
Transfusi darah juga dapat digunakan untuk mengobati anemia berat atau
trombositopenia yang disebabkan oleh penyakit darah. Orang yang menderita hemofilia
atau penyakit sel sabit mungkin memerlukan transfusi darah sering. Awal transfusi darah
secara keseluruhan digunakan, tapi praktek medis modern umumnya hanya menggunakan
komponen darah.
Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama tergantung pada
sumber mereka:
''Transfusi homolog, atau transfusi darah yang disimpan menggunakan orang lain. Ini
sering disebut''Allogeneic bukan homolog.
''Autologus transfusi, atau transfusi menggunakan darah pasien sendiri disimpan.
Donor unit darah harus disimpan dalam lemari es untuk mencegah pertumbuhan
bakteri dan memperlambat metabolisme sel. Transfusi harus dimulai dalam 30 menit
setelah unit telah diambil keluar dari penyimpanan dikendalikan”.
Darah hanya dapat diberikan secara intravena. Karena itu membutuhkan insersi
kanula sekaliber cocok. Sebelum darah diberikan, rincian pribadi pasien dicocokkan
dengan darah untuk ditransfusikan, untuk meminimalkan risiko reaksi transfusi.
Kesalahan administrasi merupakan sumber signifikan dari reaksi transfusi dan upaya
telah dilakukan untuk membangun redundansi ke dalam proses pencocokan yang terjadi
di samping tempat tidur. Sebuah unit (hingga 500 ml) biasanya diberikan selama 4 jam.
Pada pasien dengan risiko gagal jantung kongestif, banyak dokter mengelola diuretik
untuk mencegah overload cairan, suatu kondisi yang disebut Transfusi Overload
Peredaran Darah Terkait atau taco. Acetaminophen dan / atau antihistamin seperti
diphenhydramine kadang-kadang diberikan sebelum transfusi untuk mencegah jenis lain
reaksi transfusi.
Darah ini paling sering disumbangkan sebagai seluruh darah dengan
memasukkan kateter ke dalam vena dan mengumpulkan dalam kantong plastik
(dicampur dengan antikoagulan) melalui gravitasi. Darah yang dikumpulkan ini
7
kemudian dipisahkan menjadi komponen-komponen untuk membuat penggunaan terbaik
dari itu. Selain dari sel darah merah, plasma, dan trombosit, produk darah yang
dihasilkan komponen juga termasuk protein albumin, faktor pembekuan konsentrat,
kriopresipitat, berkonsentrasi fibrinogen, dan imunoglobulin (antibodi). Sel darah merah,
plasma dan trombosit juga dapat disumbangkan individu melalui proses yang lebih
kompleks yang disebut apheresis.
Di negara maju, sumbangan biasanya anonim kepada penerima, namun produk
dalam bank darah selalu individual dapat dilacak melalui siklus seluruh donasi,
pengujian, pemisahan menjadi komponen-komponen, penyimpanan, dan administrasi
kepada penerima. Hal ini memungkinkan pengelolaan dan penyelidikan atas penularan
penyakit transfusi diduga terkait atau reaksi transfusi. Di negara berkembang donor
kadang-kadang khusus direkrut oleh atau untuk penerima, biasanya anggota keluarga,
dan pemberian segera sebelum transfusi.
Risiko kepada penerima
Ada risiko yang terkait dengan menerima transfusi darah, dan ini harus seimbang
terhadap manfaat yang diharapkan. Reaksi samping yang paling umum untuk transfusi
darah adalah''non-hemolitik demam reaksi transfusi'', yang terdiri dari demam yang
menyelesaikan sendiri dan tidak menyebabkan masalah abadi atau efek samping.
Reaksi hemolitik termasuk menggigil, sakit kepala, sakit punggung, dispnea,
sianosis, nyeri dada, takikardi dan hipotensi.
Produk darah jarang dapat terkontaminasi dengan bakteri, risiko infeksi bakteri
parah dan sepsis diperkirakan, pada 2002, sekitar 1 dalam 50.000 transfusi trombosit, dan
1 dalam 500.000 transfusi sel darah merah.
Ada resiko bahwa transfusi darah diberikan akan mengirimkan infeksi virus ke
penerima. Seperti tahun 2006, risiko tertular hepatitis B melalui transfusi darah di
Amerika Serikat adalah sekitar 1 dalam 250.000 unit transfusi, dan risiko tertular HIV
atau hepatitis C di Amerika Serikat melalui transfusi darah diperkirakan pada 1 per 2 juta
unit transfusi Risiko ini jauh lebih tinggi di masa lalu sebelum munculnya tes generasi
kedua dan ketiga untuk transfusi penyakit menular. Pelaksanaan Pengujian Asam Nukleat
atau "NAT" di 00-an telah lebih jauh mengurangi risiko, dan dikonfirmasi infeksi virus
melalui transfusi darah sangat langka di negara maju.
8
Transfusi paru terkait cedera akut (TRALI) adalah suatu peristiwa yang
merugikan semakin diakui berhubungan dengan transfusi darah. TRALI adalah sindrom
gangguan pernapasan akut, sering dikaitkan dengan demam, non-kardiogenik edema paru,
dan hipotensi, yang mungkin terjadi sesering 1 tahun 2000 transfusi. Gejala dapat berkisar
dari ringan sampai mengancam nyawa, tetapi kebanyakan pasien sembuh sepenuhnya
dalam waktu 96 jam, dan tingkat kematian dari kondisi ini adalah kurang dari 10% ..
Meskipun penyebab TRALI tidak jelas, telah konsisten dikaitkan dengan antibodi anti
HLA. Karena anti HLA sangat berkorelasi dengan kehamilan, beberapa organisasi
transfusi (darah dan Bank Jaringan Cantabria, Spanyol, National Health Service di
Inggris) telah memutuskan untuk hanya menggunakan plasma dari laki-laki untuk
transfusi.
Risiko lain yang terkait dengan menerima transfusi darah termasuk kelebihan
volume, kelebihan zat besi (dengan beberapa transfusi sel darah merah), transfusion-
associated graft-versus-host penyakit, reaksi anafilaksis (pada orang dengan kekurangan
IgA), dan reaksi hemolitik akut (yang paling umumnya karena administrasi jenis darah
tidak cocok).
Golongan darah pada manusia
Ada 2 faktor penentu golongan darah yaitu aglutinogen dan aglutinin.
Aglutinogen (zat anti) merupakan antigen yang terdapat pada sel darah merah dan
bersifat genetis (menurun). Ada 3 jenis aglutinogen yaitu aglutinogen A dan B,
aglutinogen M dan N, dan factor rhesus (Rh). Penggolongan darah manusia dibedakan
3 sistem penggolongan yaitu golongan darah ABO, golongan darah MN, dan
golongan Rh. Aglutinin merupakan protein plasma yang berfungsi sebagai antibody.
Aglutinin ada 2 macam yaitu aglutinin alfa dan agglutinin beta.
K. Landsteiner merumuskan penggolongan darah ABO besar berdasarkan keberadaan
aglutinogen dan agglutinin pada darah sebagai berikut.
Golongan darah A, bila dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen A
dan dalam serum atau plasmanya mengandung agglutinin beta.
Golongan darah B, bila dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen B
dan dalam serum atau plasmanya mengandung agglutinin alfa.
Golongan darah AB, bila dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen
A dan B, serta dalam serum atau plasmanya tidak mengandung agglutinin.
9
Golongan darah O, bila dalam sel darah merahnya tidak engandung
aglutinogen sedangkan dalam serum atau plasmanya mengandung agglutinin
alfa dan beta.
Proses pengumpalan terjadi bila aglutinogen A bertemu dengan agglutinin
alfa dan agglutinogen B bertemu agglutinin beta. Oleh karena itu, dalam
melakukan transfuse darah akan terjadi penggumpalan apabila golongan darah A
di transfuse dengan golongan darah B atau AB, golongan darah B ditransfusi
dengan golongan darah A atau AB serta golongan darah O ditransfusi dengan A,
B, atau AB. Serum dari seseorang yang bergolongan darah AB tidak memiliki
agglutinin. Hal ini berarti golongan darah AB tidak akan menggumpalkan sel
darah merah dari semua golongan darah. Jadi dalam proses transfuse, golongan
darah ABberperan sebagai resipien universal, artinya dapat menerima darah dari
golongan darah manapun. Sel darah merah pada seseorang yang begolongan darah
O tidak mengandung aglutinogen. Oleh karena itu, golongan darah ini dapat
ditransfusikan ke semua golongan darah. Jadi dalam proses transfuse golongan
darah O disebut donor universal.
K.Landsteiner dan P.Levine menemukan antigen baru yang disebut dengan
aglutinogen M dan aglutinogen N. menghasilkan 3 macam golongan darah, yaitu
M, MN, dan N. berbeda dengan golongan darah system ABO, pada golongan
darah system MN, serum atau plasma daarh orang tersebut tidak mengandung zat
anti M (agglutinin M) dan zat anti N (agglutinin N). Karena tidak mempunyai
agglutinin tersebut, golongan darah system MN tidak penting untuk keperluan
transfuse darah akibat tidak adanya bahaya terjadinya penggumpalan.
Golongan darah Rh (Rhesus) yaitu Macaca rhesus ditemukan oleh K.
Landsteiner dan A. S, Wiener tahun 1940. Golongan darah ini dibedakan menjadi
2 kelompok yaitu
Kelompok orang dengan Rh positif merupakan orang yang di dalam
eritrositnya memiliki aglutinogen Rh.
Kelompok orang dengan Rh negative merupakan orang yang di dalam
eritrositnya tidak mengandung aglutinogen Rh.
Seperti halnya golongan darah system ABO, golongan darah Rh
10
mempunyai arti penting dalam klinik. Dalam plasma atau serum seseorang
biasanya tidak terdapat agglutinin (anti Rh), tetapi orang dapat dipacu untuk
membentuk agglutinin Rh.
Transformasi dari satu tipe ke yang lain
Para ilmuwan bekerja di University of Copenhagen dilaporkan
dalam jurnal Nature Biotechnology pada bulan April 2007
menemukan enzim, yang berpotensi memungkinkan darah dari
kelompok A, B dan AB untuk dikonversi ke dalam kelompok O.
Enzim ini tidak mempengaruhi kelompok Rh darah.
Keberatan untuk transfusi darah
Keberatan untuk transfusi darah mungkin timbul untuk pribadi, alasan
medis, atau agama. Misalnya, Saksi-Saksi Yehuwa objek untuk transfusi darah
terutama pada alasan agama - mereka percaya darah yang suci, meskipun mereka
juga menyoroti kemungkinan komplikasi yang berhubungan dengan transfusi.
BAB IV
11
KESIMPULAN
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.Darah terdiri dari
plasma darah,sel darah merah (eritrosit),sel darah putih (leukosit), dan kepng darah
(trombosit).di dalam darah mengandung :
1. Air 91% , Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
2. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium,
kalsium, dan zat besi).
3. Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam
amino)
Tipe-tipe golongan darah terdiri dari golongan darah A,B,AB dan O. Dalam
proses transfusI, golongan darah AB berperan sebagai resipien universal, artinya
dapat menerima darah dari golongan darah manapun. Sel darah merah pada seseorang
yang begolongan darah O tidak mengandung aglutinogen. Oleh karena itu, golongan
darah ini dapat ditransfusikan ke semua golongan darah. Jadi dalam proses transfuse
golongan darah O disebut donor universal.
12