Makalah Bunda

10
MAKALAH TERSTRUKTUR 1. Tema Kepemimpinan a.Skor 85. Selaku Anggota KPU Kota Palu kemampuan memimpin dalam rangka penyelenggaraan pemilu untuk meningkatkan kualitas penyelenggara pemilu seperti PPK, PPS dan KPPS, serta pelaksanaan penyusunan tahapan penyelenggaraan pemilu, penyusunan program, pendistribusian logistik dan rekapitulasi penghitungan suara. b.Deskripsikan pengalaman apa yang bisa membuktikan kualitas dan karakter kepemimpinan anda? Sebagai lembaga penyelengara pemilu ditingkat Kota secara hirarkis KPU Kota membentuk lembaga penyelenggara dibawahnya yang bersifat adhoc seperti PPK, PPS dan PANTARLI. Memimpin penyelenggara pemilu pada semua tingkatan tersebut bukan merupakan suatu hal yang mudah, tetapi memerlukan sikap yang tegas dan kepemimpinan yang bertanggung jawab, jujur, adil, mempunyai kepastian hukum, tertib penyelenggaraan yang profesional, sifat keterbukaan dan independen. Setiap pelaksanaan program dan kegiatan serta penyelenggaraan pemilu yang melibatkan semua pihak yang terkait untuk melakukan koordinasi, kerja sama dan membangun komunikasi secara berkelanjutan. Untuk mencapai penyelenggaraan pemilu yang berkualitas bentuk bimbingan yang saya lakukan adalah meningkatkan pengatahuan pemilu melalui kegiatan rapat kerja teknis, bimbingan teknis dan petunjuk teknis lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan serta peraturan KPU mengenai kepemiluan. Untuk melatih penyelenggara pemilu seperti PPK, PPS dan KPPS dalam kegiatan pemungutan dan penghitungan suara yang benar sesuai dengan format yang sudah disiapkan secara teknis oleh lembaga penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU, KPU Provinsi dan KPU 1

description

m

Transcript of Makalah Bunda

Page 1: Makalah Bunda

MAKALAH TERSTRUKTUR

1. Tema Kepemimpinan

a. Skor 85. Selaku Anggota KPU Kota Palu kemampuan memimpin dalam rangka penyelenggaraan pemilu untuk meningkatkan kualitas penyelenggara pemilu seperti PPK, PPS dan KPPS, serta pelaksanaan penyusunan tahapan penyelenggaraan pemilu, penyusunan program, pendistribusian logistik dan rekapitulasi penghitungan suara.

b. Deskripsikan pengalaman apa yang bisa membuktikan kualitas dan karakter kepemimpinan anda?Sebagai lembaga penyelengara pemilu ditingkat Kota secara hirarkis KPU Kota membentuk lembaga penyelenggara dibawahnya yang bersifat adhoc seperti PPK, PPS dan PANTARLI. Memimpin penyelenggara pemilu pada semua tingkatan tersebut bukan merupakan suatu hal yang mudah, tetapi memerlukan sikap yang tegas dan kepemimpinan yang bertanggung jawab, jujur, adil, mempunyai kepastian hukum, tertib penyelenggaraan yang profesional, sifat keterbukaan dan independen. Setiap pelaksanaan program dan kegiatan serta penyelenggaraan pemilu yang melibatkan semua pihak yang terkait untuk melakukan koordinasi, kerja sama dan membangun komunikasi secara berkelanjutan. Untuk mencapai penyelenggaraan pemilu yang berkualitas bentuk bimbingan yang saya lakukan adalah meningkatkan pengatahuan pemilu melalui kegiatan rapat kerja teknis, bimbingan teknis dan petunjuk teknis lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan serta peraturan KPU mengenai kepemiluan. Untuk melatih penyelenggara pemilu seperti PPK, PPS dan KPPS dalam kegiatan pemungutan dan penghitungan suara yang benar sesuai dengan format yang sudah disiapkan secara teknis oleh lembaga penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota serta penyelenggara pemilu di bawahnya. Dalam penyelenggaraan pemilu sering terjadi kritikan publik terhadap penyelenggaraan pemilu baik tahapan penyelenggaraan pemilu, sosialisasi, pendistribusian logistik, program kegiatan, pemungutan suara dan penghitungan rekapitulasi suara, jika terjadi konflik seperti hal tersebut saya selaku anggota KPU Kota Palu dapat menyelesaikan dengan mengutamakan menjunjung tinggi nilai-nilai hukum dan perundang-undangan serta memimpin sesuai dengan yuridiksi otoritas yang kami miliki jika terdapat pelanggaran penyelenggara pemilu di bawahnya, maka saya secara tegas akan memberikan sangsi sesuai koridor hukum yang berlaku.Kepemimpinan yang baik dan berkualitas sangat dibutuhkan dalam lembaga penyelenggara pemilu yang sungguh-sungguh menjadi pemimpin yang profesional dan pro profesional sehingga tercipta pemilu yang demokratis,

1

Page 2: Makalah Bunda

jujur, adil, tertib, kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, efesiensi dan efektifitas untuk kepentingan umum.

2. Tema Integritas

a. Skor 90. Dalam penyelenggaran pemilu saya berupaya untuk meningkatkan integritas yang tinggi sehingga dalam penyelenggaran pemilu menjadi bermartabat. Sebagai anggota KPU Kota Palu selama ini saya menjadikan integritas salah satu bagian yang terpenting untuk diimplementasikan dalam pekerjaan melakukan penyelenggaraan pemilu sehingga menghasilkan outcome yang berdasarkan prinsip demokrasi konstitusional yang menjadi dambaan semua masyarakat baik dalam konteks berbangsa dan bernegara. Integritas juga saya sampaikan kepada semua penyelenggara pemilu dibawah seperti PPK, PPS dan KPPS untuk berpedoman pada asas kejujuran, adil, kepastian hukum, tertib administrasi, keterbukaan dan akuntabel sehingga tidak terpengaruh oleh rayuan yang menjanjikan sesuatu dari manapun.

b. Deskripsikan pengalaman yang bisa membuktikan derajat integritas anda?Saya mendeskripsikan bahwa bekerja di lembaga Komisi Pemilihan Umum sebagai anggota KPU Kota Palu dengan diimplementasikannya independensi kedalam perilaku sosial dan juga sebagai publik servis karena bagi saya independensi adalah salah satu karakter yang harus ditanamkan untuk selalu diimplementasikan kedalam perilaku sosial dan juga sebagai publik servis. Konsep independensi ini sangat diperlukan kehadirannya oleh seseorang yang bekerja disebuah lembaga Penyelenggara Pemilu baik Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Pemilukada karena berkaitan langsung dengan nasib orang banyak. Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat oleh karena itu dibutuhkan penyelenggara yang memiliki karakter independen dan harus berlaku adil dan jujur dalam arti tidak melibatkan diri atau terkontaminasi dalam kepentingan baik peserta pemilu maupun pasangan calon tertentu.Selama saya menjadi anggota KPU Kota Palu banyak pengalaman yang saya dapatkan baik yang diperoleh dalam lingkungan KPU Kota maupun di luar KPU. Dalam lingkup internal KPU dituntut bersikap jujur dan adil dalam memanfaatkan keuangan pemilu, menghindari dari penggunaan anggaran pemilu yang berakibat pemborosan dan bahkan menghindari pengelolaan keuangan yang berpotensi disalah gunakan. Selaku anggota KPU Kota setiap saat saya menganjurkan agar pengelolaan dana pemilu maupun pemilukada dikelola secara profesional sesuai peruntukannya dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Hubungan saya keluar baik dengan peserta pemilu, panwaslu, pemantau, pemerintah dan masyarakat pemilih serta pemangku kepentingan lainnya,

2

Page 3: Makalah Bunda

selalu didasarkan pada prinsip dan asas independensi yang tinggi dan bersikap profesional, bertindak non partisan dan in parsial, menggunakan kewenangan berdasarkan hukum, tidak melibatkan diri dalam konflik kepentingan tertentu serta melayani dengan baik peserta pemilu dan pemilih tanpa pamrih. Aktualisasi sikap dan perilaku saya dengan peserta pemilu terjalin dalam bentuk komunikasi dan pelayanan, seperti memberi penjelasan normatif pengenai program dan tahapan pemilu dan pemilukada, memberi teguran terhadap parpol yang lalai atau melanggar hukum atau ketentuan KPU seperti biasanya terjadi pada waktu pelaksanaan kampanye. Pertemuan-pertemuan formal dengan pimpinan partai peserta pemilu saya selalu mengingatkan bahwa pelaksanaan pemilu harus bersih dari praktek-praktek money politic artinya jangan memberi janji-janji sesuatu kepada penyelenggara pemilu dengan alasan apapun karena penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS dan KPPS melakukan pekerjaan sebagai panggilan profesi.Sikap saya selalu mengapresiasi dan mendorong Panwaslu bersikap tegas dalam mengusut temuan atau pelanggaran-pelanggaran pemilu yang dilakukan oleh peserta pemilu/partai politik tanpa keragu-raguan, serta saya dan anggota Panwaslu berkomitmen untuk menyelenggarakan pemilu yang berkualitas, profesional, jujur dan adil, transparan dan tidak menerima hadiah dalam bentuk apapun dari peserta pemilu.

3. Tema Independensi

a. Skor 90. Selaku anggota KPU Kota Palu saya selalu menjaga sikap dan prilaku independensi dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan profesi sebagai penyelenggara pemilu.

b. Deskripsikan pengalaman yang bisa membuktikan derajat independensi anda?Komisioner yang bekerja di lembaga pemilu baik Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Pemilukada sangat berkaitan erat hubungannya dengan masyarakat seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang penyelenggara Pemilu dan Undang-undang Nomor 08 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum DPR, DPD dan DPRD. Pemilu merupakan sarana kedaulatan rakyat oleh karena itu dibutuhkan penyelenggara pemilu yang berkarakter, sikap dan prilaku independen. Konsep independensi harus dilaksanakan oleh pejabat komisioner dalam konteks harus netral terhadap peserta pemilu atau pasangan calon yaitu berlaku adil dan jujur, sehingga tidak melibatkan diri dalam kepentingan partai politik atau pasangan calon tertentu. Menjadi penyelenggara pemilu yang independen bukanlah pekerjaan mudah ada beberapa parameter yang bisa dijadikan dasar untuk menjaga sikap dan prilaku independen adalah berlaku netral atau tidak memihak

3

Page 4: Makalah Bunda

terhadap peserta pemilu atau pasangan calon maupun kepentingan lainnya. Menolak segala sesuatu yang dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap pelaksanaan pemilu dan menghidari diri dari interfensi pihak lain. Tidak mengungkapkan pandangan atau pernyataan yang bersifat partisan atas masalah-masalah yang timbul. Tidak memberi peluang terhadap pihak lain untuk menginterfensi keputusan yang akan atau telah ditetapkan. Menghormati dan menjunjung tinggi keputusan yang telah ditetapkan. Tidak memberitahukan pilihan politik terhadap orang lain dan tidak menanyakan pilihan politik orang lain. Juga independensi bertindak konsekuen, jujur dan adil serta memiliki kemampuan dalam mempertimbangkan sesuatu untuk pengambilan keputusan.Catatan pengalaman saya pada waktu saya diberi tanggung jawab dalam penyelenggaraan pemilukada Kota Palu atas proses pencalonan Walikota dan Wakil Walikota mulai dari tahapan pendaftaran sampai dengan penetapan pasangan calon. Saat kami akan menutup mendaftaran calon pukul 24,00, tiba-tiba 30 menit sebelumnya kami didatangi oleh sepasang calon untuk mendaftarkan diri menjadi calon walikota dan wakil walikota dari jalur independen, namun kami langsung pleno dan menolak untuk menerima karena alasan tidak disertai rangkap, namun mereka kukuh dan marah. Tetapi kami menyatakan dengan tegas bahwa proses pencalonan sudah dilaksanakan menurut ketentuan Undang-Undang dan peraturan KPU, kami juga menjelaskan secara normatif bahwa seluruh proses dan keputusan yang diambil oleh KPU Kota Palu sudah dilakukan dengan pertimbangan hukum, bahkan kami telah konsultasikan dengan KPU Provinsi dan KPU RI.Sebagai anggota komisioner kami diberi tugas untuk merancang program, jadwal dan tahapan pemilukada Walikota dan Wakil Walikota rancangan tersebut dibahas dalam rapat pleno KPU dan kemudian dibawa dalam rapat bersama dengan seluruh Tim pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota untuk diputuskan dan ditetapkan. Tatkala jadwal penyelenggaraan pemilukada tersebut telah disepakati dan ditetapkan oleh KPU Kota Palu, berselang beberapa hari kemudian kami diminta oleh pasangan calon tertentu untuk merubah kembali jadwal tahapan penyelenggaraan pemilukada dengan alasan bahwa waktunya dianggap tidak menguntungkan bagi pasangan calon tertentu. Kami selaku penyusun jadwal tahapan penyelenggaraan pemilukada Walikota dan Wakil Walikota menolak permintaaan dari salah satu pasangan calon tersebut dengan alasan bahwa jadwal tahapan penyelenggaraan pemilukada telah disepakati secara bersama-sama oleh seluruh tim calon Walikota dan Wakil Walikota.

c. Bagaimana sikap anda ketika terdapat kepentingan partai politik tertentu meminta kepentingannya diakomodasi dan jika tidak diakomodasi akan terjadi keguncangan politik yang besar?Siapapun orang yang bekerja sebagai komisioner penyelenggara pemilu harus konsisten dengan pemahaman dan memahami peraturan perundangan

4

Page 5: Makalah Bunda

yang berlaku karena berbicara mengenai kepentingan partai politik yang kemudian meminta kepentingannya diakomodasi dapat dilakukan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disini diperlukan sikap tegas adil dan independensi untuk mengakomodir kepentingan partai politik yang harus sesuai dengan mekanisme dan sistem yang berlaku, sehingga apabila melakukan pelanggaran akan dikenakan sangsi sesuai aturan yang berlaku. Sebagai penyelenggara pemilu yang independen wajib tunduk dan patuh pada asas-asas penyelenggara pemilu dan menjunjung tinggi nilai-nilai hukum dan keadilan. Berkaitan dengan hal tersebut ketika diminta untuk mengakomodasi kepentingan partai tertentu yang terang-terangan melanggar ketentuan hukum yang berlaku etika dan nilai-nilai keadilan maka kami secara tegas menolak/tidak menerima permintaan partai politik tertentu, sebab menurut saya kepentingan hukum dan keadilan lebih diutamakan kepatuhan kita pada hukum dan undang-undang tidak akan membawa petaka atau bencana politik yang besar malah sebaliknya akan membentuk iklim demokrasi yang baik.

4. Tema Kompetensi Kepemiluan

a. Mengapa pemilu itu penting dalam negara demokrasi?Pemilihan umum sebagai sarana pelaksana kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam konteks negara kesatuan Republik Indonesia yang selalu dilakukan dalam 5 (lima) tahun sekali. Oleh karena itu pemilu dianggap penting untuk memilih pemimpin secara demokratis yang akan menata masa depan bangsa dan rakyatnya. Pemilu juga dianggap penting karena akan memilih wakil rakyat yang berkualitas, aspiratif, dan melakukan pengawasan jalannya pemerintahan dengan harapan mampu mengemban tugas dan amanat rakyatnya. Pemilu juga suatu arena atau sarana seseorang untuk mendapatkan kekuasaan tertentu.

b. Jelaskan hubungan antara sistem pemilu, sistem kepartaian dan sistem pemerintahan?Menurut undang-undang sistem pemilu dibagi dalam sistem pemilu Pro profesional terbuka (untuk memilih anggota DPR dan DPRD), artinya sistem pemilu yang menjamin adanya derajat keseimbangan antara perolehan suara dan perolehan kursi dan menggunakan daftar terbuka (memilih partai dan calon legislatif). Sistem pemilu distrik berwakil banyak (untuk memilih anggota DPD), artinya sistem ini memberi kesempatan kepada orang-orang dalam satu wilayah atau distrik untuk bersaing memperoleh kursi yang lebih dari 1 kursi. Sistem pemilu Presiden dan Wakil Presiden, artinya dalam sistem ini pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik yang menuhi syarat berdasarkan undang-undang dan dipilih secara langsung tidak melalui lembaga perwakilan.

5

Page 6: Makalah Bunda

Sistem kepartaian di Indonesia memiliki sistem multi partai, artinya undang-undang memberi kesempatan dan kemudahan untuk mendirikan partai politik, sehingga dengan kemudahan itu banyak partai politik yang mendaftar dan menjadi peserta pemilu pada setiap penyelenggaran pemilu.Sistem pemerintahan Indonesia adalah Presidensial dimana kekuasaan pemerintahan negara berada ditangan Presiden dan dalam menjalankan tugasnya Presiden dibantu satu orang wakilnya dan menteri-menterinya. Ketiga sistem ini mempunyai hubungan satu sama lain yaitu sistem pemilu yang Pro Profesional terbuka memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para calon legislatif yang berasal dari partai-partai politik, partai-partai peserta pemilu (multi partai dengan jumlah caleg partai yang banyak) untuk menjadi calon, dengan rasionalisasi alokasi jumlah kursi dan jumlah calon disetiap daerah pemilihan ditentukan secara Pro Profesional secara terbuka.Hubungan sistem pemilu, sistem kepartaian dan sistem pemerintahan adalah dalam sistem pemerintahan presidensial sangat dimungkinkan Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung. Olehnya di dalam konstitusi Indonesia Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung. Calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik dalam sistem multi partai akan bervariasi jumlah dan dukungan partainya, tergantung pada seberapa banyak partainya dan berapa banyak presentasi dukungan yang ditentukan, sehingga calon tidak akan kurang dari 2 pasangan calon. Karena Presiden terpilih berasal dari partai-partai pendukungnya, makanya sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan Presiden mendengar dan mempertimbangkan aspirasi-aspirasi dari partai pendukungnya dalam membangun masa depan rakyatnya.

c. Jelaskan siklus/tahapan penyelenggaraan pemilu?Tahapan penyelenggaraan pemilu adalah sebagai berikut :1. Perencanaan program dan anggaran;2. Pendaftaran dan verifikasi peserta pemilu;3. Pemutahiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih;4. Penataan dan penetapan daerah pemilihan;5. Pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten/Kota;6. Verifikasi pencalonan anggota DPR, DPR Provinsi dan DPR

Kabupaten/Kota;7. Pelaksanaan kampanye;8. Masa tenang;9. Pemungutan dan penghitungan suara;10.Rekapitulasi hasil penghitungan suara;11.Penetapan hasil pemilu secara nasional yang dilaksanakan oleh KPU;12.Penetapan partai politik memenuhi ambang batas dilaksanakan oleh KPU;13.Penetapan perolehan kursi dan calon terpilih oleh KPU, KPU Provinsi dan

KPU Kabupaten/Kota;

6

Page 7: Makalah Bunda

14.Pelantikan/peresmian keanggotaan DPRD Kabupaten/Kota oleh Gubernur atas nama Presiden RI, DPRD Provinsi oleh Mendagri atas nama Presiden RI serta DPR dan DPD oleh Presiden RI.

d. Apa yang akan anda lakukan untuk menciptakan pemilu yang berkualitas?Menurut saya untuk menciptakan pemilu yang berkualitas adalah membentuk karakter penyelenggara yang menjunjung tinggi asas-asas penyelenggara pemilu yaitu mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, tertib penyelenggara, kepentingan umum, keterbukaan, Proporsionalitas, Profesionalitas, akuntabilitas, efesien dan efektif. Membuat perencanaan dan program pembiayaan pemilu yang akurat, membuat perangkat aturan pemilu yang dapat diterima oleh semua pihak, akurat, efektif, efesien dan berkeadilan sebagai penyelenggara pemilu harus sikap tegas, tangguh dan independensi dalam menghadapi godaan, hambatan, tantangan, ancaman dan intimidasi dalam bentuk apapun dan dari pihak manapun. Memiliki integritas yang tinggi, meningkatkan pengetahuan dan kapasitas kepribadian serta bertindak non partisan, imparsial dan melakukan secara adil semua peserta pemilu dan pemilih berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Palu, 30 Mei 2013 PENYUSUN,

SAMSINAR Z MOGA

7