Menkep Efektif (Bunda)

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan, tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan manajerial akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntunan proses pencapaian tujuan secara efesien dan efektif. Perencanaan manajerial terdiri dari dua bagian utama yaitu perumusan strategi dan penerapan strategi. Pada bagian perumusan strategi akan ditetapkan tujuan dan kebijaksanaan umum organisasi. Untuk mengembangkan strategi, manajer harus memiliki keterampilan manajerial yang bersifat konseptual. Di bagian penerapan strategi akan ditentukan upaya untuk mencapai tujuan. Pada bagian ini dibutuhkan manajer yang memiliki keterampilan manajerial yang bersifat teknis. Perumusan strategi biasanya dikerjakan oleh pimpinan puncak suatu organisasi sedangkan implementasinya dikerjakan sepenuhnya oleh para manajer operasional dan dikoordinasi oleh manajer menengah. 1

description

hjguj

Transcript of Menkep Efektif (Bunda)

Page 1: Menkep Efektif (Bunda)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen karena fungsi ini akan

menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan merupakan landasan dasar

dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan, tidak mungkin fungsi

manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan manajerial akan

memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan,

siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntunan proses

pencapaian tujuan secara efesien dan efektif.

Perencanaan manajerial terdiri dari dua bagian utama yaitu perumusan strategi dan

penerapan strategi. Pada bagian perumusan strategi akan ditetapkan tujuan dan kebijaksanaan

umum organisasi. Untuk mengembangkan strategi, manajer harus memiliki keterampilan

manajerial yang bersifat konseptual. Di bagian penerapan strategi akan ditentukan upaya untuk

mencapai tujuan. Pada bagian ini dibutuhkan manajer yang memiliki keterampilan manajerial

yang bersifat teknis. Perumusan strategi biasanya dikerjakan oleh pimpinan puncak suatu

organisasi sedangkan implementasinya dikerjakan sepenuhnya oleh para manajer operasional

dan dikoordinasi oleh manajer menengah.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari perencanaan ?

2. Apa visi, misi, filosofi, tujuan sasaran dari perencanaan ?

3. Apa pengertian dari SWOT ?

4. Apa saja macam-macam perencanaan dalam manajemen keperawatan ?

5. Bagaimana langkah-langkah membuat perencanaan ?

6. Bagaimana manajemen by objektif ?

7. Bagaimana perencanaan yang efektif ?

1

Page 2: Menkep Efektif (Bunda)

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, diantaranya :

1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan.

2. Untuk mengetahui visi, misi, filosofi, tujuan, dan sasaran.

3. Untuk mengetahui analisa SWOT.

4. Untuk mengetahui macam-macam perencanaan dalam manajemen keperawatan.

5. Untuk mengetahui langkah-langkah membuat perencanaan.

6. Untuk mengetahui manajemen by objektif.

7. Untuk mengetahui perencanaan yang efektif.

2

Page 3: Menkep Efektif (Bunda)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perencanaan

Perencanaan merupakan usaha sadar dan pembuatan keputusan yang telah diperhitugkan

secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan dan oleh suatu organisasi

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 2007).

Perencanaan menurut (Douglas) yaitu, suatu proses kontinu dari pengkajian, membuat

tujuan dan sasaran, dan mengimplementasikan serta mengevaluasi atau mengontrolnya, yang

adalah subjek untuk mengubah sebaru mungkin fakta yang diketahui. Lalu Douglas

menyatakan bahwa, perencanaan mempunyai tujuan khusus atau tujuan yang mengarahkan

program atau metode sebelumnya untuk mencapai tujuan.

Alexander menyatakan bahwa perencanaan adalah memutuskan seberapa luas akan

dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan melakukannya, dan siapa yang melakukannya.

Steiner mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses memulai dengan sasaran-

sasaran, batasan strategi, kebijakan, dan rencana detail untuk mencapainya, mencapai

organisasi untuk menerapkan keputusan, dan termasuk tinjauan kinerja dan umpan balik

terhadap pengenalan siklus perencanaan baru

2.2 Perumusan visi, misi, filosofi dan tujuan sasaran

a. Perumusan visi

Istilah lain dari visi adalah mimpi, cita-cita. Visi merupakan dasar untuk membuat suatu

perencanaan sehingga harus disusun secara singkat, jelas, dan mendasar, serta harus ada

batasa waktu pencapaiannya. Visi merupakan pertanyaan yang berisi tentang mengapa

organisasi pelayanan keperawatan dibentuk. Contoh visi ruang perawatan “menjadi ruang

anak yang mampu menyelanggarakan pelayanan keperawatan secara profesional tahun

2015”.

b. Perumusan misi

Misi adalah uraian yang berisi pernyataan-pernyataan operasional guna mencapai visi

yang telah ditetapkan. Contoh misi ruang perawatan: memberikan asuhan keperawatan

secara komprehensif.

3

Page 4: Menkep Efektif (Bunda)

1. Menyediakan perawatan yang efesien dan efektif yang menyumbang kepada

perawatan keseluruhan pasien dan perawatan yang dirancang untuk membantu

pasien mengembalikan dan memelihara tingkat kesehatan maksimum pasien

sekembali kerumahnya dan lingkungannya.

2. Membantu mengembangkan dan mendorong suasana yang mendatangkan balas

kasih pada pasien dan pegawai.

3. Mengajar, mengarahkan dan membantu dalam kegiatan profesional yang

berkaitan dengan keperawatan pasien.

4. Turut serta dan bekerjasama dengan semua anggota tim kesehatan dalam

lembagan kami dan masyarakat kami.

c. Perumusan filosofi

1. Kami percaya setiap pasien dianugrahi tuhan hak hidup dan mati dengan baik dan

sepantasanya.

2. Kami percaya setiap pasien adalah seseorang yang harus dihargai tanpa

memperhatikan kebangsaanya, suku, keyakinan, warna kulit, jenis kelamin, atau

status.

3. Kami percaya perawatan harus bersifat tersendiri bagi masing-masing pasien.

Tujuan tersebut sesuai dengan aktivitas profesional keperawatan yang tergabung

dalam suatu rencana keperawatan itu sendiri, dengan keperawatan khusus dengan

catatan dokumentasi keperawatan.

4. Kami percaya bahwa perawatan merupakan bagian utuh dari perawatan kesehatan

yang direncanakan dan diurus atas kerjasama dengan staf medis, disiplin ilmu lain

yang terkait, pasien dan keluarga pasien.

5. Kami percaya dalam pemanfaatan efektif pegawai profesional dan nonprofesional

bekerjasama sebagai anggota tim kesehatan.

6. Kami percaya dalam pengembangan pendayagunaan pegawai dengan evaluasi

yang terus menerus dan dengan memakai program pendidikan.

Contoh filosofi ruang perawatan : pasien adalah manusia sebagai individu yang

unik bermartabat.

4

Page 5: Menkep Efektif (Bunda)

d. Tujuan sasaran

Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai. Tujuan memberikan arah bagi

organisasi untuk menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana cara pencapaiannya,

dan bagaimana cara menilainya. Perumusan tujuan dalam organisasi pelayanan

keperawatan hal yang mutlak untuk dilakukan. Untuk merumuskan suatu tujuan

organisasi pelayanan keperawatan yang baik, ada beberapa persyaratan yang harus

diperhatikan.

2.3 Analisa SWOT

Analisa SWOT adalah bentuk analisa sitausi dan kondisi yang bersifat deskriptif

(memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan

yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus

diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT bahwa analisa SWOT adalah semata-

mata alat analisis yang ditujukkan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau

yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisis “ajaib” yang

mampu memberikan jalan keluar yang “ajaib” bagi masalah yang dihadapi oleh organisasi

layanan keperawatan. Analisis tersebut terbagi atas empat komponen dasar berikut:

1. Strength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari keperawatan atau

program layanan asuhan keperawatan pada saat ini.

2. Weakness (W) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari keperawatan

atau program layanan asuhan keperawatan pada saat ini.

3. Opportunitty (O) adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar keperawatan

dan memberikan peluang berkembang bagi layanan keperawatan dimasa depan.

4. Threat (T) adalah situasi yang merupakan ancaman bagi keperawatan yang datang dari

luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi layanan keperawatan dimasa depan.

Contoh pasangan kekuatan dan kelemahan dalam analisis situasi :

Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen

S Perawat diruangan saat ini

memiliki jumlah anggota

yang sangat besar.

W Jumlah anggota yang besar

menurunkan tingkat

efektivitas koordinasi dan

5

Page 6: Menkep Efektif (Bunda)

komunikasi antar anggota.

Contoh pasangan kesempatan dan ancaman dalam analisis situasi :

Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen

O Tersedianya pendidikan

keperawatan membuat

makin banyak perawat yang

bersekolah hingga

perguruan tinggi.

T Lulusan perawat yang

dihasilkan tidak sesuai

dengan kompetensi yang

diharapkan dari seorang

perawat

Contoh analisis SWOT model kualitatif.

Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen

S 1. Organisasi memiliki

anggota yang banyak

2. Organisasi memiliki

cadangan dana yang

besar

3. Organisasi memiliki

peraturan yang lengkap

4. Organisasi memiliki

sekretariat yang

representatif

W 1. Budaya

organisasi

adalah budaya

tradisional yang

menghambat

tercapainya

kondisi kerja

yang efisien

2. Keinginan

anggota untuk

belajar dari

kesalahan

sangat rendah.

Selain empat komponen dasar analisis SWOT ini, berkembang pula beberapa

subkomponen hasil proses analisis yang jumlahnya bergantung pada kondisi organisasi.

Sebenarnya masing-masing subkomponen seperti komponen strenght memiliki 12 subkomponen,

komponen weakness memiliki 8 subkomponen dsb. Terdapat 2 model analisis SWOT yang

umum digunakan dalam melakukan analisis situasi antara lain model kuantitatif dan model

kualitatif.

1. Model kuantitatif adalah suatu asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang

berpasangan antara S dan W serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena

6

Page 7: Menkep Efektif (Bunda)

diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan, selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan

dari setiap kesempatan yang terbuka, selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini

berarti bahwa setiap satu rumusan streght (S), harus selalu memiliki satu pasangan

weakness (W), dan setiap satu rumusan opportunity (O) harus memilki satu pasangan satu

threat (T).

2. Model kualitatif urutan-urutan dalam membuat analisis SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh

dengan urutan-urutan kuantitatif. Perbedaaan besar diantara keduanya adalah pada saat

pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila model kuantitatif, setiap

subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W dan satu subkomponen O memiliki

pasangan satu subkomponen T. akan tetapi, dalam model kualitatif hal tersebut tidak terjadi.

Selain itu, subkomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan

tidak memiliki hubungan satu sama lain. Sebagai alat analisis, SWOT berfungsi sebagai

panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta langkah tidak boleh berhenti

karena petatidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak

jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika

tujuan telah ditetapkan.tujuan dapat ditetapkan dengan memangun visi-misi atau program

dalam layanan dalam keperawatan yang akan dibahas.

Matriks analisis TOWS :

Matriks TOWS Strenghts

Susun daftar kekuatan

Weaknesses

Susun daftar kelemahan

Opportunities

Susun daftar peluang

Strategi SO

Gunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

Strategi WO

Tanggulangi kelemahan

dengan memanfaatkan

peluang

Threats

Susun daftar ancaman

Strategi ST

Gunakan kekuatan untuk

menghindari ancaman

Startegi WT

Perkecil kelemahan dan

hindari ancaman

Analisa TOWS

7

Page 8: Menkep Efektif (Bunda)

Model ini dikembangkan oleh david (1989) yang tidak menggunakan singkatan SWOT

seperti yang lazimnya, namun menggunakan TOWS. David mendahulukan analisa ancaman

dan peluang, untuk kemudian melihat sejauh mana kapabilitas internal sesuai dan cocok

dengan faktor-faktor eksternal tersebut. Terdapat empat strategi yang tampil dari hasil analisis

TWOS tersebut Strategi SO digunakan untuk menarik keuntungan dari epluang yang tersedia

dalam lingkungan eksternal. Para manajer tidak akan meninggalkan kesempatan untuk

memanfaatkan kekuatannya mengejar peluang yang dimaksud. Strategi WO bertujuan

memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang dari lingkungan luar. Sering

dijumpai dilemma bahwa ada peluang terlihat, namun organisasi tidak mampu mengejarnya.

Strategi ST akan digunakan orgsnisasi untuk menghindari, setidaknya memperkecil dampak

ancaman yang datang dari luar. Strategi WT adalah taktik pertahanan yang diarahkan pada

usaha memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Dalam hal ini,

aktivitas organisasi mungkin harus menghentikan sementara dan membubarkannya, lalu

mendirikan organisasi yang baru atau melebur masuk ke organisasi sejenis yang lain,

mengadakan rasional, dan lain-lain.

2.4 Jenis-jenis perencanaan dalam manajemen keperawatan

1. Rencana harian

Rencana harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing perawat yang dibuat

setiap hari sesuai perannya. Rencana harian ini dibuat oleh kepala ruang, ketua tim atau

perawat primer,dan perawat pelaksana.

2. Rencana bulanan

Rencana bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu bulan.rencana bulanan ini

harus disinkronkan dengan rencana harian. Rencana bulanan dibuat oleh kepala ruang dan

ketua tim atau perawat primer

3. Rencana tahunan

Rencana tahunan adalah rencana yang dibuat setiap setahun sekali. Rencana tahunan

disusun berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahunan sebelumnya. Rencana tahunan dibuat

oelh kepala ruang.

2.5 Langkah-langkah Perencanaan

8

Page 9: Menkep Efektif (Bunda)

Langkah untuk awal untuk menyusun perencanaan dapat dimulai dengan sebuah

gagasan atau cita-cita yang berfokus pada situasi tertentu. Misalnya, kematian bayi dan ibu di

Indonesia, selama beberapa belas tahun masih tetap lebih tinggi dibandingkan negara tetangga

ASEAN. Perencanaan kesehatan dapat disusun besar atau kecil tergantung besar kecilnya

wilayah dan tanggung jawab organisasi. Misalnya perencanaan untuk menurunkan kematian

bayi secara nasional adalah perencanaan dengan skala besar. Perencanaan dengan sasaran

kelompok yang sama juga dapat dilakukan dalam skala kecil yaitu posyandu di satu desa di

wilayah kerja Puskesmas. Sebagai suatu proses, perencanaan kesehatan mempunyai beberapa

langkah. Ada lima langkah yang perlu dilakukan pada proses penyusunan sebuah

perencanaan.

1. Analisis situasi

Langkah ini bertujuan untuk mencari data atau fakta yang setelah diolah dan dianalisis

akan menjadi informasi yang dibutuhkan untuk penyusunan rencana sebuah program

kesehatan. Jenis informasi yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan adalah :

a) Penyakit dan kejadian sakit (diseases and illnesess) yang berkembang disuatu

wilayah kerja. Untuk puskesmas perlu difokuskan untuk merumuskan masalah

kesehatan yang potensial berkembang di wilayah kerjanya dengan melakukan

analisis data penyakit yang ada di pencatatan program pengobatan.

b) Data kependudukan. Yang termasuk dalam data ini adalah jumlah dan distribusi

penduduk, kelompok, umur, jumlah kelahiran, jumlah kematian, perpindahan

penduduk, keadaan perumahan pendudduk dan lingkungannya, lingkungan sekolah,

tokoh-tokoh formal dan informal, jumlah dan jenis organisasi kemasyarakatan,

keadaan sosial ekonomi masyarakat (jenis pekerjaan), sistem kepercayaan

masyarakat dsb. Termasuk dalam hal ini adalah persepsi masyarakat tentang

penyakit.

c) Jenis dan organisasi pelayanan kesehatan yang tersedia disuatu wilayah. Termasuk

jumlah dan kualifikasi staf yang tersedia yang bisa diajak bekerjasama dalam

pengembangan program kesehatan masyarakat.

d) Keadaan lingkungan dan aspek geografisnya. Data ini erat kaitannya dengan

perkembangan jenis penyakit dan masalah gizi masyarakat.

9

Page 10: Menkep Efektif (Bunda)

e) Sarana dan sumber daya penunjang lainnya. Analisis kemampuan daya dukung

organisasi khususnya SDM yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan

program kesehatan yang akan direncanakan.

Langkah analisis situasi sebenarnya juga menganalisis semua potensi dan kendala

yang dimiliki dan dihadapi oleh organisasi dalam rangka pengembangan kegiatan

program. Manfaatkan semaksimal mungkin potensi yang ada dan waspadai kendala yang

mungkin akan mengganggu pelaksanaan kegiatan program.

2. Mengidentifikasi masalah dan prioritas

Melalui langkah analisis situasi dihasilkan berbagai jenis data. Data kemudian di

proses dan dianalisis lebih lanjut untuk menjadi informasi yaitu informasi tentang jenis

dan besarnya masalah setelah digunakan pendekatan epidemiologi dan sistem; informasi

tentang pentingnya masalah tersebut dipecahkan dan kegiatan pengembangan program

intervensi yang terkait dengan masalah kesehatan. Jadi informasi sangat dibutuhkan

untuk mengambil keputusan tentang jenis intervensi program yang akan dikembangkan.

Apa kriteria untuk menetapkan prioritas masalah? Semua aktifitas tersebut diatas bagian

dari proses identifikasi masalah, mulai dari langkah awal untuk mengkaji berbagai

masalah kesehatan dan masalah program yang berkembang di jajaran organisasi

pelayanan kesehatan (Puskemas, RS, atau kantor Dinas Kesehatan TK I dan II).

Apa batasan tentang suatu masalah ? masalah adalah kesenjangan yang dapat diamati

antara situasi yang saat ini terjadi dengan situasi yang diinginkan, atau kesenjangan yang

dapat diukur antara hasil yang mampu dicapai dengan tujuan yang ingin dicapai. Masalah

juga dapat dirumuskan dalam bentuk hambatan, dan kendala yang dihadapi oleh program.

Berbagai jenis masalah yang dihadapi perlu dirumuskan dengan jelas dan dikelompokkan

kedalam tiga kategori masalah yaitu masalah tentang penyakit, masalah manajemen

pelayanan kesehatan (masalah program), dan masalah tentang perilaku, sikap dan

pengetahuan masyarakat tentang kegiatan pelayanan kesehatan. Contoh pengelompokkan

ketiga kategori masalah tersebut adalah:

1) Jumlah anak yang menderita diare cukup tinggi,

2) Sebagian sumber air minum penduduk telah terkontaminasi linbah pabrik,

3) Masyarakat membutuhkan penyuluhan kesehatan,

4) Banyak tumpukan sampah disepanjang jalan umum,

10

Page 11: Menkep Efektif (Bunda)

5) Pemilikan jamban keluarga masih rendah,

6) Kurangnya persediaan oralit di posyandu.

Staf yang mampu melakukan deteksi dini diare sangat terbatas. Dengan

menggunakan model identifikasimasalah tersebut diatas akan sangat membantu para

penanggung jawab (manjer) program kesehatan dilapangan menganalisis suatu

masalah. Yang pertama perlu dibedakan adalah mana masalah program (in-

put,proses,out-put dan efek) mana masalah kesehatan (out-come atau dampak dari

sebuah sistem). Berikut ini diberikan contoh enam langkah untuk mengidentifikasi

masalah.

Enam langkah (pertanyaan) penting untuk identifikasi masalah kesehatan

masyarakat

1) Apa masalah kesehatan yang sedang dihadapi (what kind of health problems)

2) Apa faktor-faktor penyebabnya (why the problem exist)

3) Kapan masalah tersebut timbul (when the problem is happen)

4) Siapa atau kelompok masyarakat yang paling banyak menderita dimana

kejadiannya yang terbenyak ( who is most affected by the problem and where)

5) Apa kemungkinan dampak (akibat) yang muncul apabila masalah kesehatan

tersebut tidak terpecahkan (what kinds of impact will be happen).

6) Apa upaya program untuk mengatasi masalah tersebut (what is the plan of action

should be done)

Setelah masalah kesehatan dipilih prioritasnya, selanjutnya perlu ditetapkan tujuan

program untuk memecahkannya. Kejelasan rumusan tujuan juga juga akan tercermin

dari kejelasan tumusan masalahnya. Dalam situasi nyata, petugas kesehatan akan

menghadapi berbagai macam masalah. Atas dasar itu, mereka tidak mungkin

memecahkan semua masalah yang sedang dihadapi karena terbatasnya sumber daya

(waktu, SDM ,dana, peralatan, teknologi, dsb) yang tersedia. Oleh karena itu semua

permasalahan yang dihadapi perlu dikaji dan dipilih yang terpenting untuk menjadi

prioritas.

Kriteria penetapan prioritas masalah kesehatan

Untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan, ada beberapa pertanyaan yang

dapat diajukan:

11

Page 12: Menkep Efektif (Bunda)

1) Apakah masalah tersebut menimpa sebagian penduduk?

2) Apakah masalah tersebut potensial sebagai penyebab tingginya kematian bayi?

3) Apakah masalah tersebut mempengaruhi kesehatan dan kematian anak balita ?

4) Apakah masalah tersebut mengganggu kondisi kesehatan dan mengakibatkan

kematian ibu hamil?

5) Apakah masalah kesehatan tersebut bersifat kronis,menimbulkan kecacatan dan

mengganggu produktifitas kerja masyarakat disuatu wilayah?

6) Apakah masalah tersebut menyebabkan masalah kepanikan masyarakat secara

luas?

Untuk menetapkan prioritas suatu masalah kesehatan, para tim perencana

sebaiknya duduk bersama. Anggota tim perencana harus terdiri dari staf yang mengetahui

dengan jelas perekembangan semua masalah tersebut dilapangan dan juga mempunyai

data penunjangnya. Keenam kriteria tersebut diatas kemudian diberikan skor (1-10,

atau1-5). Tinggi-rendahnya skor yang diberikan tergantung tinggi-rendanhya kejadian

tersebut di masayarakat,kemudahan masalah tersebut untuk ditanggulangi. Semakin

tinggi skornya,semakin penting masalah tersebut untuk dipecahkan. Masalah yang

mendapat skor tertinggi dipilih untuk mendapat prioritas utama untuk ditanggulangi.

Untuk dapat memecahkan masalah tersebut, rencana kerja operasional (RKO) terpadu

perlu disusun oleh tim rencana sesuai dengan potensi sumber daya yang ada di wilayah

kerjanya masing-masing dan kebijakan depkes. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan

kriteria kedua untuk menetapan prioritas masalah kesehatan yang akan ditanggulangi.

Kriterianya lebih bersifat fisibilitas (potensi dan kendala) dalam pelaksanaannya

dilapangan dan sesuai tidaknya dengan kebijakan nasional.

1) Apakah daerah itu mudah dicapai ?

2) Bagaimana partisipasi masyarakat setempat?

3) Berapa cakupan kegiatan progam yang telah mampu dicapai selama ini?

4) Apakah masalah kesehatan tersebut adalah salah satu prioritas program kesehatan

yang berskala nasional atau regional?

5) Apakah masalah tersebut dapat dipecahkan dengan menggunakan potensi yang

ada di masyarakat dan yang dapat disediakan oleh organisasi kesehatan setempat

(dana, SDM, teknologi, prasana lain yang diperlukan)?

12

Page 13: Menkep Efektif (Bunda)

Setiap kriteris tersebut diatas juga perlu diberikan skor 1-5 atau 1-10 jika semakin

mudah (fisibel) masalah tersebut diintervensi, dan semakin relevan dengan kebijakan

nasional, semakin tinggi skornya diberikan pada masalah kesehatan tersebut. Ini berarti

semakin tinggi prioritasnya untuk dipecahkan. Dengan menggunakan kedua kelompok

kriteria tersebut diatas, masalah kesehatan dapat dipilih prioritasnya. Kriteria pertama

menggunakan pendekatan kebutuhan masyarakat (aspek epidemiologis) dan kriteria

kedua menggunakan pendekatan fisibilitas. Untuk kejadian luar biasa, apalagi

menimbulkan kepanikan masyarakat, konsep kriteria pertama yang lebih diutamakan

untuk menetapkan prioritas masalah yang akan diintervensi.

3. Menentukan tujuan program

Setelah prioritasnya masalah kesehatan ditetapkan, manajer program menetapkan

tujuan pemecahannya yang akan dijadikan dasar penyusunan tujuan rencana program.

Sebelum menyusun rencana kerja operasional, ada beberapa peertnyaan yang perlu

dijawab:

1) Berapa besar sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (potensi organisasi)?

2) Sejauh mana masalah yang telah diprioritaskan akan dipecahkan (target program)?

3) Kapan target program tersebut akan dicapai?

Merumuskan tujuan program operasional berasarkan jawaban atas ketiga pertanyaan

tersebut akan bermanfaat untuk:

1) Menetapkan langkah-langkah kegiatan program untuk mencapai tujuan tersebut.

2) Memudahkan untuk evaluasi hasil yang dicapai.

Kriteria penentuan sebuah tujuan dapat dilakukan sebagai berikut: tujuan harus

SMART: spesific (mempunyai interpretasinya sama), measurable (dapat diukur

kemajuannya), appropriate (sesuai dengan strategi nasional,tujuan program dan tujuan

insstitusi dsb), realistic (dapat dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan kapasitas

organisasi), time bound (sumber daya dapat dialokasikan dan kegiatan dapat

direncanakan untuk mencapai tujuan ini sesuai dengan target waktu).

Beberapa kriteria ini juga penting untuk dijadikan pedoman penyusunan sebuah tujuan

program.

1) Tujuan adalah hasil yang diinginkan. Tujuan dipakai untuk mengukur keberhasilan

suatu program atau kegiatan.

13

Page 14: Menkep Efektif (Bunda)

2) Tujuan harus sesuai dengan masalah,bisa dicapai,bisa diukur,dan dapat diamati

hasilnya.

3) Tujuan penting untuk membuat perencanaan dan mengevaluasi hasilnya.

Target operasional berhubungan dengan waktu dan besarnya hasil dalam

pencapaian tujuan.

Kriteria penyusunan masing-masing tujuan tersebut:

1. Goal (tujuan umum): bersifat jangka panjang, masih umum, abstrak, dan tidak

terpengaruh oleh perubahan situasi. Tujuan ini biasanya dibuat oleh MPR dan

tertuang dalam GBHN sektor kesehatan.

2. Tujuan kebijaksanaan: merupakan bagian dari Goal, sasaran populasinya masih

belum jelas, tujuan ini sudah spesifik oleh karena sudah bersifat sektoral khusus

untuk masyarakat di desa. Tujuan seperti ini tertuang dalam sistem kesehatan

nasional (SKN). Misalnya menurunnya masalah kesehatan dikalangan masyarakat

desa.

3. Tujuan program: target popuasinya sudah lebih jelas, ada identifikasi dampak

khusus yang sudah dapat diukur hasilnya bila tujuan program sudah tercapai.

Misalnya, meningkatnya status gizi masyarakat desa, meningkatnya kesehatan

lingkungan di desa, menurunnya kejadian sakit dan kematian pada kelompok

umur tertentu dsb.

4. Tujuan pelayanan: untuk mencapai tujuan ini sudah lebih jelas spesialisasi jenis

dan tingkat pelayanannnya. Menurunnya kejadian dan kematian akibat diare pada

anak balita di desa sebanyak 35% dalam kurun waktu tiga tahun.

5. Tujuan sumber: disini diperlukan identifikasi masukan spesifik (input atau sumber

daya) untuk mencapai tujuan pelayanan. Meningkatnya cakupan penyediaan air

bersih sampai 10% setiap tahun; meningkatnya perbaikan sistem pembuangan air

li mbah (SPAL) dan penyediaan JAGA (jamban keluarga) sampai 30% dari

seluruh rumah tangga penduduk dalam kurun waktu 3 tahun. Bila tujuan ini

tercapai, diharapkan tujuan program (no 4) akan tercapai.

6. Tujuan implementasi: disini perlu dijelaskan produk spesifik yang ingin dicapai

dan yang dapat diukur hasilnya setelah pelaksanaan program. Misalnya, perlu

ditingkatkan persediaan 500 JAGA,200 SPT,300 SPAL dalam kurun waktu 3

14

Page 15: Menkep Efektif (Bunda)

tahun. Bila sarana ini tersedia, tujuan penyediaan sumber (no 5) akan tercapai, dan

kegiatan program untuk menurunkan kejadian diare (no 4) akan tercapai.

4. Mengkaji hambatan dan kelemahan program

Langkah keempat dari proses perencanaan adalah mengkaji kembalik hambatan dan

kelemahan program yang sudah pernah dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mencegah

atau mewaspadai terjadinya hambatan serupa seperti yang pernah dialami sebelumnya.

Selain mengkaji hambatan yang pernah dialami, perlu juga dibahas (memprediksi)

kendala dan hambatan yang mungkin akan dihadapi pada saat pelaksanaan program di

lapangan.

1) Hambatan pada sumber daya

Misalnya, staf pelaksanaan motivasi rendah, pengetahuan dan keterampilan

mereka kurang, tingkat partisipasi masyarakat juga rendah. Peralatan belum

tersedia atau harganya cukup mahal. Informasi juga dapat terjadi hambatan

program karena datanya yang tersedia kurang dapat dipercaya, kurang akurat,

pemanfaatan data jarang dilakukan untuk perencanaan kegiatan program sehingga

staf terperangkap pada rutinisme, dan laporannya belum dibuat. Dananya kurang

dan sering dating terlambat serta sering masih dipotong di dinkes tk II. Waktu

yang dimiliki oleh staf tidak cukup untuk menyusun rencana atau untuk

mengadakan supervisi. Semua jenis hambatan ini sebenarnya sudah dapat

dirumuskan pada saat melakukan analisis situasi (system) yang lebih difokuskan

pada sumber daya dan proses (input dan proses).

2) Hambatan yang terjadi pada lingkungan

Misalnya, hambatan georafis (jalan rusak), iklim atau musim yang kurang

munguntungkan, masalah tingkat pendidikan yang rendah, sikap dan budaya

masyarakat yang tidak konduktif (tabu, salah persepsi, mitos, dsb). Semua

kendala dan hambatan yang bersumber pada lingkungan sebaiknya dianalisis

pengaruhnya pada perilaku sehat sakit maasyarakat. Perilaku masyarakat yang

kurang partisipatif merupakan kendala utama pelaksanaan program.

Setelah semua hambatan dianalisi, kemudian dilakukan langkah-langkah sbb:

15

Page 16: Menkep Efektif (Bunda)

a. Dibuat kajian terhadap daftar hambatan. Hambatan mungkin terjadi pada staf atau

para pelaksana, peralatan, informasi, biaya dan watu, geografis, iklim, dan peran

serta masyarakat.

b. Setelah dibuat daftar hambatan dan kendala program, pilih mana hambatan dan

kendala yang dapat dihilangkan; mana yang dapat dimodifikasi atau dikurangi,

dan mana yang sama sekali tidak dapat dihilangkan.

c. Selanjutnya, sesuaikan tujuan operasional kegiatan program yang telah disusun

pada bagian ke 4 diatas dengan tetap mewaspadai munculnya berbagai hambatan

dan kendala dilapangan. Alternative kegiatan untuk mencapai tujuan program

yang sudah mempertimbangkan hambatan dan kendala di lapangan diharapkan

akan memberikan hasil yang lebih baik (lebih produktif) yaitu lebih efektif,

efisien dan rasional.

5. Menyusun rencana kerja operasional (RKO)

Pada saat memasuki fase ini,tim perencanaan sudah menetapkan tujuan dan target

yang ingin dicapai (lamgkah 1-4). Lagkah dalam proses perencenaan yang terakhir adalah

menetapkan alternative kegiatan dan sumber daya pendukungnya. Langkah ini dilakukan

mendahului proses penyusunan rencana kerja operasional (RKO). Sebuah RKO yang baik

perlu dilengkapi dengan berbagai informasi sbb:

a. Mengapa kegiatan ini penting dilaksanakan ? (why)

Jelaskan latar belakang masalah yang akan dipecahkan atau tujuan yang ingin

dicapai. Latar belakang ini adalah penjelasan terhadap pertanyaan mengapa

kegiatan program ini penting dilaksanakan. Informasi ini sudah didapat sebagian

pada langkah analisis situasi.

b. Apa yang akan dicapai (what)

Tuliskan apa yang ingin dicapai dalam bentuk tujuan operasional program. Di sini

juga perlu dibuat target yang ingin dicapai sehingga kegiatan dapat diukur

keberhasilannya. Misalnya: menurukna kejadian diare sampai 30% dalam kurun

waktu 3 tahun di kalangan masyarakat desa.

c. Bagaimana cara mengerjakannya (how)

Jelaskan langkah-langkah praktis (kegiatan) yang akan dilakukan untuk mencapai

tujuan program. Jelskan juga bagaimana mengatasi hambatan-kendala yang

16

Page 17: Menkep Efektif (Bunda)

mungkin muncul selama kegiatan berlangsung. Misalnya, meningkatkan

jangkauan pemasangan JAGA sampai 10% setiap tahunnya; meningkatkan peran

serta masyarakat melalui mekanisme perencanaan di LKMD.

d. Siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaran kegiatannya (who)

Staf yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana kegiatan. Jelaskan jumlah dan

jenis kualifikasinya (apa keterampilan) yang perlu dimiliki oleh staf. Jelaskan

bagaimana mereka akan diorganisir, apa uraian tugasnya, siapa sasaran kegiatan

programnya dan berapa jumlah kelompok penduduk yang akan menerima

pelayanan kesehatan untk kurun waktu tertentu (target cakupan). Misalnya,

dibutuhkan 10 kader aktif dan 3 petugas lapangan.

e. Sumber dan pendukung (what support)

Buat daftar jenis dan jumlah peralatan (equipment support) yang diperlukan dan

yang sudah tersedia untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Berapa dana

(financial support, budgeting) yang diperlukan, berapa bedar alokasinya untuk

setiap jenis kegiatan, apakah ada kebutuhan dan tambahan yang tidak diduga?

f. Dimana kegiatan akan dilaksanakan (where)

Di mana kegiatan operasional akan dilaksanakan? Hal ini penting

dipertimbangkan untuk mengetahui kebutuhan alat transportasi dan jenis

komunikasi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan.

g. Kapan kegiatan ini akan dikerjakan (when)

Jelaskan fase atau tahapan kegiatan akan dilaksanakan. Kapan mulainya dan

kapan akan berakhir. Untuk kegiatan tahunan, fase kegiatannya dibagi dalam

bulanan. Kegiatan bulanan biasanya fase kegiatannya disusun dalam mingguan

atau harian.

2.6 Manajemen by objektif

Management by objective (MBO) merupakan teknik manajeman yang membantu

memperjelas dan menjabarkan tahapan tujuan organisasi. Lebih lanjut Nanang Fattah

menjelaskan bahwa dengan Management by objective (MBO) dilakukan proses

penentuan tujuan bersama antara atasan dan bawahan. Dari beberapa pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa Management by objective (MBO) adalah suatu cara di dalam

17

Page 18: Menkep Efektif (Bunda)

mencapai sasaran hasil maupun dalam merencanakan program melibatkan semua pihak

(stakeholders) pada lembaga yang bersangkutan

2.7 Perencanaan yang efektif

Manajemen Efektif adalah pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan seperti yang

telah ditetapkan. memberikan definisi sebagai berikut : Efektivitas adalah pemanfaatan

sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan

sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.

Prinsip-prinsip manajemen efektif :

1. Fokus pada pelanggan

2. Perusahaan tergantung pada pelanggannya, maka haruslah mengerti apa keinginan

pelanggan saat itu dan masa yang akan datang. Temu-kenali apa keperluan pelanggan

dan berusahalah untuk memenuhi bahkan melebihi harapan-harapan pelanggan.

Penerapan khusus Prinsip 1 :

a) Teliti pahami kebutuhan dan harapan pelanggan

b) Pastikan bahwa sasaran organisasi sejalan dengan kebutuhan dan harapan

pelanggan

c) Komunikasikan kebutuhan dan harapan pelanggan ke seluruh organisasi

18

Page 19: Menkep Efektif (Bunda)

d) Ukur kepuasan pelanggan lalu ambil tindakan dari hasil pengukuran

e) Kelola secara sistematis hubungan dengan pelanggan

f) Buatlah keseimbangan pendekatan antara kepuasan pelanggan dan pihak-pihak

yang berkepentingan lainnya seperti: pemilik modal, karyawan, pemasok,

masyarakat dan pemerintah.

3. Kepemimpinan

Para pimpinan menetapkan atau membangun kesatuan arah dan tujuan organisasi .

Pimpinan harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal yang mendukung,

sehingga SDM nya sepenuhnya berdaya-upaya dalam mencapai tujuan atau sasaran-

sasaran organisasi.

Penerapan khusus Prinsip 2 :

a) Pertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan, termasuk

pelanggan.

b) Tetapkan dan jelaskan visi organisasi ke depan agar setiap orang mengerti tujuan .

c) Tentukan sasaran dan target yang menantang dan sosialisasikan

d) Ciptakan dan sokong nilai-nilai kebersamaan, kejujuran dan model tugas yang etis

pada semua level organisasi

e) Lengkapi semua orang dengan sumberdaya yang diperlukan (misalnya : pelatihan

sesuai keperluan bidang tugas), dan beri kebebasan bertindak dengan penuh

tanggungjawab.

f) Beri semangat kebesaran hati dan pengakuan terhadap konstribusi setiap orang

4. Keterlibatan sumber daya manusia

Sumberdaya manusia pada semua level (tingkatan) adalah faktor penting dari

suatu organisasi, dan keterlibatan sepenuhnya dari mereka memungkinkan

kemampuan mereka digunakan untuk keuntungan organisasi.

Penerapan khusus Prinsip 3 :

a) Upayakan setiap orang memahami pentingnya konstribusi dan peran mereka

b) Upayakan setiap orang mengenali batasan kinerja serta lingkup tanggung-jawab

mereka.

c) Upayakan setiap orang mengetahui permasalahan kerja mereka dan termotivasi

untuk menyelesaikannya

19

Page 20: Menkep Efektif (Bunda)

d) Ajak setiap orang aktif melihat peluang untuk meningkatkan kompetensi,

pengetahuan dan pengalaman mereka

e) Fasilitasi agar setiap orang bebas berbagi pengetahuan atau pengalaman dan

berinovasi

f) Budayakan agar setiap orang secara terbuka mendiskusikan permasalahan

5. Pendekatan proses

Hasil yang diinginkan tercapai dengan lebih efisien bila aktivitas dan sumber-

sumber yang terkait diatur dengan baik sebagai sebuah proses.

Penerapan khusus Prinsip 4 :

a) Secara sistematis menentukan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai

hasil yang diinginkan

b) Menganalisa dan mengukur kapabilitas aktivitas-aktivitas kunci .

c) Mengidentifikasi interface aktivitas-aktivitas kunci di dalam dan di antara fungsi-

fungsi organisasi

d) Upayakan agar proses lebih singkat dan efektif, tidak berbelit-belit

e) Menekankan pada faktor-faktor seperti sumberdaya, metode dan material untuk

memperbaiki aktivitas kunci pada organisasi

f) Hilangkan birokrasi, serta eliminir fungsi-fungsi organisasi yang tugasnya saling

tumpang tindih

g) Mengevaluasi resiko, konsekwensi, dan dampak aktivitas pada pelanggan atau

pemasok ataupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.

6. Pendekatan sistem pada manajemen

Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan suatu system dari proses-proses

yang saling terkait, untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan yang objektif pada

perusahaan dengan efektif dan efisien.

Penerapan khusus Prinsip 5 :

a) Penyusunan system untuk mencapai sasaran organisasi dengan lebih efektif dan

efisien

b) Memahami keadaan saling ketergantungan diantara proses-proses pada system

c) Pendekatan struktur yang harmonis dan integrasi proses-proses, dengan tugas

yang tidak saling tumpang tindih

20

Page 21: Menkep Efektif (Bunda)

d) Memberi pemahaman terbaik pada tugas-tugas atau tanggung-jawab yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama, serta mengurangi hambatan lintas

fungsional

e) Menargetkan dan menentukan bagaimana aktivitas khusus dalam suatu sistem

akan beroperasi

7. Perbaikan yang kontinu

Perbaikan yang berkesinambungan harus menjadi pekerjaan yang permanen dari

organisasi

Penerapan khusus Prinsip 6 :

a) Laksanakan secara konsisten pendekatan organisasi untuk kontinuitas perbaikan

performansi

b) Sediakan dan kirim SDM untuk pelatihan terhadap metode dan alat perbaikan

berkesinambungan

c) Laksanakan perbaikan yang kontinu pada produk, proses dan sasaran system

d) Tetapkan tujuan dan sasaran sebagai pedoman, dan ukur pencapaian untuk

perbaikan yang berkesinambungan

e) Beri penghargaan dan pengakuan terhadap perbaikan

8. Pendekatan factual untuk pengambilan keputusan

Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan analisa data dan informasi

Penerapan khusus Prinsip 7 :

a) Pastikan bahwa data dan informasi cukup akurat dan dapat dipercaya

b) Sediakan data yang dapat diakses oleh yang membutuhkan

c) Analisa data dan informasi dengan menggunakan metode yang validBuat

keputusan dan ambil tindakan berdasarkan analisis factual, seimbang dengan

pengalaman intuisi

9. Hubungan kerjasama yang saling membutuhkan dengan supplier

Perusahaan dan Pemasok nya (Supplier / Vendor) adalah saling membutuhkan.

Mempunyai kerjasama yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan

kedua belah pihak untuk menciptakan nilai keberhasilan.

Penerapan khusus Prinsip 8 :

21

Page 22: Menkep Efektif (Bunda)

a) Tetapkan hubungan yang seimbang antara keuntungan jangka pendek dengan

mempertimbangkan jangka panjang

b) Sinergikan keahlian dan sumberdaya secara berpasangan dengan pemasok

c) Identifikasi dan pilih pemasok-pemasok kunci

d) Susun pengembangan bersama, untuk fleksibilitas dan kecepatan merespon

perubahan kebutuhan pasar

e) Berikan semangat, dorongan dan penghargaan atas peingkatan dan prestasi

pemasok.

2.8 Karakteristik Perencanaan

Dalam suatu lingkungan perubahan teknologi, perhitungan biaya, dan berbagai aktivitas,

terdapat kebutuhan terhadap administrator perawat kepala dan manajer bawahan untuk

melakukan perencanaan. Ramalan kejadian dan penyusunan suatu sistem dari aktivitas atau

tindakan untuk menyelesaikan tugas untuk keberhasilan. Pengertian perencanaan menurut

Kootz dan Weinrich sebagai “pemilihan tugas dan tujuan serta tindakan kegiatan untuk

mendapatkannya, ini membutuhkan pembuatan keputusan yaitu, pemilihan masa depan dari

dua alternative kegiatan. Dalam perencanaan, manajer perawat akan menghindari

meninggalkan kejadian untuk berubah manajer perawat akan menerapkan proses intelektual

untuk secara sadar menentukan proses tindakan untuk menyelesaikan pekerjaan dari

organisasi keperawatan total. Donovan mengatakan bahwa proses perencanaan harus

dilahirkan dan dianalisa untuk membuat program seluruh pereawatan yang menyeluruh dari

kegiatan yang akan mencapai tujuan.

Rowland mengatakan bahwa perencanaan mulai dengan filosofi tentang keperawatan.

Mereka mengurutkan fase perencanaan ini sebagai menentukan tujuan, mengumpulkan data,

mengembangkan rencana tindakan, menyusun tindakan, dan mengevaluasi.

Perencanaan meliputi pengumpulan, analisa, dan oranisasi dari beberapa macam data

(dari pertanyaan bagaimana) yang akan digunakan untuj menentukan kebutuhan asuhan

keperawatan dan rencana manajemen yang akan memberikan sumber-sumber dan proses

untuk memenuhi kebutuhan ini. Dengan mengecualikan kenyataan bahwa keperawatan

adalah disiplin praktik klinis yang memberikan pelayanan kemanusiaan, manajer perawat

merencanakan untuk mengarahkan praktisi yang memberikan pelayanan.

22

Page 23: Menkep Efektif (Bunda)

Beberapa bentuk data yang harus dikumpulkan dan dianalisa untuk perencanaan meliputi :

1. Sensus rata-rata setiap hari.

2. Kapasitas tempat tidur dan persentase pekerjaan.

3. Rata-rata lama dirawat.

4. Jumlah kelahiran.

5. Jumlah operasi.

6. Kecenderungan dalam populasi pasien.

a. Diagnosis

b. Kelompok usia

c. Keparahan penyakit

d. Ketergantungan fisik

7. Kecenderungan dalam teknologi.

a. Prosedur diagnostik

b. Prosedur terapeutik

8. Analisa lingkungan.

a. Dampak kekuatan pada keperawatan dari dalam ketersediaan perawat, masuk-

keluarnya perawat departemen lain.

b. Dampak kekuatan pada keperawatan dari luar pemerintahan, pendidikan, badan-

badan akreditasi, dan lain-lain.

c. Kecenderungan dalam perawatan kesehatan dan dalam keperawatan, termasuk

perubahan dalam karakteristik.

d. Ancaman terhadap profesi keperawatan

e. Kesempatan untuk profesi keperawatan.

2.9 Tujuan Perencanaan

Douglas menyusun hal berikut sebagai alasan untuk perencanaan :

1. Hal tersebut menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan.

2. Hal tersebut bermakna pada pekerjaan.

3. Hal tersebut memberikan penggunaan efektif dari personel dan fasilitas yang

bersedia.

4. Hal tersebut membantu dalam koping dengan situasi krisis.

23

Page 24: Menkep Efektif (Bunda)

5. Hal tersebut efektif dalam hal biaya.

6. Hal tersebut berdasarkan masa lalu dan akan datang, sehingga membantu

menurunkan elemen perubahan.

7. Hal tersebut dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk perubahan.

8. Hal tersebut diperlukan untuk control efektif.

2.10 Manfaat Sebuah Perencanaan

Perencanaan akan di peroleh keuntungan, sebagai berikut :

1) Perencanaan akan menyebabkan berbagai macam aktivitas organisasi untuk mencapai

tujuan tertentu dan dapat dilakukan secara teratur.

2) Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak

produktif.

3) Perencanaan dapat di pakai untuk mengukur hasil kegiatan yang telah di capai karena

dalam perencanaan ditetapkan berbagai standart.

4) Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya, terutama

untuk fungsi pengawasan.

Sebaliknya, pimpinan dan staf organisasi juga perlu memahami bahwa perencanaan

juga memiliki kelemahan yaitu :

1) Perencanaan mempunyai keterbatasan mengukur informasi dan fakta-fakta di masa

yang akan datang dengan tepat.

2) Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah dana.

3) Perencanaan mempunyai hambatan psikologis bagi pimpinan dan staf karena harus

menunggu dan melihat hasil yang akan dicapai.

4) Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif. Gagasan baru untuk mengadakan

perubahan harus ditunda sampai tahap perencanaan berikutnya.

5) Perencanaan juga akan menghambat tindakan baru yang harus diambil oleh staf.

24

Page 25: Menkep Efektif (Bunda)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fungsi perencanaan merupakan landasan dari fungsi manajemen secara

keseluruhan. Untik mengetahui apakah perencanaan itu baik atau tidak dapat dijawab

melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu WHAT (apa),

WHY (mengapa), WHERE (dimana), WHEN (kapan), WHO ( siapa), dan HOW

(bagaimana).visi merupakan sesuatu yang didambakan untuk dimiliki di masa depan.

Misi adalah bentuk yang didambakan dimasa depan.

Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada proses perencanaan, meliputi

menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah dan prioritasnya, menentukan tujuan

program, mengkaji hambatan dan kelemahan program, menyusun kerja operasional.

analisa SWOT adalah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif

(member gambaran) meliputi strength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan

kekuatan. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan.

(opportunity (O), adalah sitausi atau kondisi yang merupakan peluang. Threat (T),

adalah situasi yang merupakan ancaman.

3.2 Saran

Planning atau perencanaan dalam manajemen keperawatan sangat penting dan

wajib di gunakan dalam suatu sistem manajemen keperawatan. Oleh karena itu

planning atau perencanaan lebih di utamakan dalam manajemen keperawatan.

25

Page 26: Menkep Efektif (Bunda)

DAFTAR PUSTAKA

Maninjaya, A.A.ode . 1999. manajemen kesehatan, edisi pertama .Jakarta :EGC.

Maninjaya, A.A.ode . 2004. manajemen kesehatan, edisi kedua . Jakarta : EGC.

Asmuji. 2013. MANAJEMEN KEPERAWATAN konsep dan aplikasi .Yogyakarta : Ar-

ruzz media.

Swansbung, Russel c. 2000.pengantar kepemimpinan manajemen keperawatan, Jakarta :

EGC.

Simamora, Roy mond H. 2012. buku ajar manajemen keperawatan, Jakarta : EGC.

Gillies Dee Ann, Rn,: manajemen keperawatan,suatu pendekatan sistem,chicago:sunders

26