Makalah Budidaya Ikan Gabus Malas
-
Upload
nurfitri-rahim -
Category
Documents
-
view
236 -
download
18
description
Transcript of Makalah Budidaya Ikan Gabus Malas
MAKALAH BUDIDAYA IKAN GABUS MALAS
OLEH
Nama : BQ. SopianiKelas : XI IPA 3
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gabus malas memiliki kelebihan tahan hidup di perairannya yang terbatas.
Ikan ini sering dipasarkan dalam bentuk hidup. Ikan yang tergolong mahal ini
merupakan makanan favorit di pasar ikan di.Bangkok. Meski kulitnya berwarna
menyeramkan, tetapi daging di dalamnya berwarna putih bersih. Maka dari itu di
Indonesia khususnya sangat cocok untuk membudidayakan ikan gabus malas ini
karena banyak dimintai dan bisa diekspor keluar negeri agar mendapatkan nilai jual
yang lebih tinggi dan tentunya para pelaku disektor itu sendiri bisa memperoleh
keuntungan yang tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu ikan gabus malas?
2. Bagaimana pemijahan ikan gabus malas?
3. Bagaimana pendederan ikan gabus malas?
4. Bagaimana pmbesaran ikan gabus malas?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa itu ikan gabus malas.
2. Untuk mengetahui pemijahan ikan gabus malas.
3. Untuk mengetahui pendederan ikan gabus malas.
4. Untuk mengetahui pembesaran ikan gabus malas.
1.4 Manfaat Makalah
1. Kita bisa mengetahui apa itu ikan gabus malas.
2. Kita bisa mengetahui pemijahan ikan gabus malas.
3. Kita bisa mengetahui pendederan ikan gabus malas.
4. Kita bisa mengetahui pembesaran ikan gabus malas.
BAB IIKAJIAN TEORI
2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Pengenalan Jenis
Awalnya, ikan gabus malas adalah hama yang mengusik ketenangan ikan-
ikan peliharaan di kolam, sama seperti belut. Namanya sesuai dengan kebiasaan
hidupnya. Ikan ini hampir-hampir tidak bergerak saking malasnya. Oleh karena itu,
ikan ini harus diberi pakan hidup agar bereaksi. Ikan gabus malas dikenal juga
dengan nama betutu.
Ikan betutu memiliki sisik tipe ctenoid. Artinya, bentuk sisik kecil-kecil dan
menyelimuti sekujur badannya. Pada bagian kepala sisik, terdapat moncong, pipi,
dan operculum. Bagian operculum sisik ini lebihbesar dibandingkan dengan yang
lainnya. Sirip dubur lebih pendek dari sirip punggung kedua. Ikan ini mudah
dibedakan dengan ikan lainnya karena mempunyai warna tubuh cokelat kehitaman.
Pada bagian punggungnya berwarna hijau gelap, sedangkan warna bagian perutnya
lebih terang. Bagian kepala memiliki tanda berwarna merah muda. Betutu bisa
tumbuh hingga mencapai 45 cm. Badannya berbentuk bulat panjang. Mulutnya bisa
dibuka lebar dan siap menyantap mangsanya yang melintas di depannya. Sirip ekor
berbentuk membulat (rounded) dengan kulit tubuh dihiasi belang-belang
kecokelatan.
Jenis gabus malas atau ikan betutu yang dikenal di antaranya sebagai berikut.
1) Broadhead sleeper atau Dorminator lotifrans
Ikan ini tersebar di Kepulauan Pasifik dan Amerika Tengah serta Meksiko bagian
Selatan, baik di air asin maupun air tawar. Panjang tubuhnya bisa mencapai
hingga 25 cm. Broadhead sleeper suka makan ikan-ikan kecil.
2) Spotted Goby atau Dorminator maculatus
Ikan ini bisa tumbuh sampai 25 cm. Spotted Goby tersebar di Kepualauan
Pasifik dan Amerika Tengah, baik di laut ataupun di air payau.
3) Morgunda-morgunda atau purple-striped gudgeon
Ikan yang tergolong buas ini terdapat di perairan tawar di Australia Utara dan
Tengah. Panjang tubuhnya bisa mencapai 20 cm.
2.2 Populasi dan Sampel
2.2.1 Memilih Induk
Induk betutu umumnya dikumpulkan dari alam sebab perlu waktu yang lama dan pakan yang sangat banyak untuk menghasilkan induk di kolam. Induk-induk ini umumnya dikumpulkan di antara betutu dewasa dan diseleksi yang memiliki badan sehat. Induk jantan dapat dibedakan dari induk betina dengan melihat ciri-ciri morfologis sebagai berikut.
Ciri induk yang berkualitas
Betina
Badannya berwana lebih gelap.Bercak hitam lebih banyak. Papila urogenital
berbentuk tonjolan memanjang yang lebih besar. membundar, warnanya
memerah saat menjelang memijah. Ukurannya lebih kecil dibandingkan
Ukurannya lebih kecil dibandingkan yang jantan pada umur yang sama.Berbadan
sehat.Dewasa.
Jantan
Badannya berwana lebih terang.Bercak hitam lebih sedikit.Papila orogenital
berbentuk segitiga, pipih, dan kecil.Pada umur yang sama ukurannya lebih besar
daripada betina.Berbadan sehat.Dewasa.
2.2.2 Pemijahan di Kolam
Awalnya, betutu adalah ikan liar yang kehadirannya tidak dikehendaki di
kolam pemeliharaan karena suka memangsa ikan yang dipelihara di dalamnya.
Oleh karena itu, bila hendak memijahkan betutu di dalam kolam maka
persiapannya harus matang agar tidak ada ikan lain yang masuk ke dalam kolam
dan mengganggu proses pemijahan ikan betutu.
2. 2.2.1 Konstruksi kolam
Luas kolam pemijahan bervariasi antara 200 M2, tergantung ketersediaan
lahan. Kolam berbentuk persegi panjang dengan letak pintu pemasukan dan
pembuangan berseberangan secara diagonal. Tujuannya agar kolam bisa
memperoleh air dari saluran langsung dan pembuangannya pun bisa lancar. Debit
air kolam minimal 25 liter/menit. Pergantian air yang kotinyu akan berpengaruh
positif terhadap proses pemijahan.
Bila lahannya sempit, bisa dibuatkan bak semen berukuran
2 mX 1 m x 1 m untuk pemijahan induk betutu secara berpasangan. Namun, bila
mau memijahkan beberapa pasang di lahan terbatas bisa dibuat kolam tembok
berukuran 4 m X 2 M X I M.
2.2.2.2. Persiapan kolam
Induk dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk kolam pemijahan seluas 200 m2,
dapat disiapkan induk yang rata-rata berukuran 300 g sebanyak 35-40 pasang.
Sementara untuk kolam kecil, dengan luas 8 m2, dapat dimasukkan induk sebanyak
3-4 pasang.
Sebelum induk dimasukkan, kolam pemijahan dilengkapi dengan sarang pemijahan
berupa segitiga yang dibuat dari asbes. Ukuran panjang segitigiga 30 cm yang
diikat dengan kawat dan diberi pelampung untuk mempermudah mengetahui
keberadaannya.
Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan setelah kolam terisi air setinggi 40-45
cm. Selama proses pemijahan, sebaiknya kolam memperoleh pergantian air secara
kontinyu. Proses pergantian air secara kontinyu ini terbukti mampu merangsang
pemijahan hampir semua jenis ikan secara alami.
2.2.2.3. Pemijahan
Tingkah laku pemijahan ikan betutu meliputi 5 tahap, yaitu membentuk
daerah kekuasaan, membuat sarang pemijahan, proses kawin, memijah dan
meletakkan telurnya pada sarang, dan menjaga telurnya. Pemijahan biasanya
terjadi pada malam hari, tetapi tidak jarang pada Siang hari betutu juga memijah.
Ikan ini akan kawin di dalam segitiga sarang pemijahan. Selanjutnya, telur yang
dihasilkan akan ditempelkan ke dalam kotak segitiga sarang pemijahan tersebut.
2.2.3 Penetasan Telur dan Perawatan Benih
Telur ikan betutu berbentuk lonjong, transparan. Ukurannya sangat kecil,
kira-kira hanya bergaris tengah 0,83 mm. Telur tersebut melekat pada dinding
sarang. Setelah kontak dengan air selama 10-15 menit, membran vitelinya akan
mengembang terns dan panjang telur meningkat sekitar 50 % hingga telur
berukuran 1,3 mm.
Penetasan telur dilakukan di akuarium dengan mengangkat sarang
pemijahan yang telah berisi telur. Sebuah sarang pemijahan bisa ditempati oleh
sepasang induk, tetapi bisa juga ditempati beberapa ekor induk. Kapasitas
akuarium sebaiknya minimal 60 liter. Untuk menjamin proses penetasan, diberi
aerasi agak kuat, dan ditetesi beberapa tetes
Malachytgreen atau Metilen blue untuk mencegah jamur (fungi). Telur yang
terserang jamur akan tampak putih berbulu dan sebaiknya segera disifon agar tidak
menulari telur yang lain.
Jumlah telur dalam setiap sarang berkisar 20.000- 30.000 butir. Telur tidak
menetas dalam waktu yang bersamaan. Biasanya, penetasan berlangsung 2-4 hari.
Setelah telur menetas, kekuatan aerator dikurangi. Adapun persentase telur yang
menetas antara 80—90%.
2.2.4 Pendederan
Pendederan dimaksudkan untuk memelihara larva yang baru menetas dan
sudah habis kuning telurnya (yolk sack) ke dalam kolam untuk memperoleh ikan
yang seukuran sejari (fingerling). Pendederan biasanya dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu pendederan I dan pendederan II.
Pendederan I dilakukan di dalam bak atau kolam yang lebih kecil, berukuran
5 m x 2 m dengan kedalaman 1 m. Kolam ini dipasangi hapa dengan ukuran mata
500 mikron (0,5 mm) yang berukuran 100 cm x 75 cm dan tinggi 60 cm.
Banyaknya hapa yang dipasang tergantung benih yang akan ditebar.
Kepadatan penebaran di dalam hapa pada pendederan I yaitu 30.000 ekor /m2 atau
3o ekor/liter air. Jadi, ke dalam bak tersebut dapat ditampung sebanyak 100.000-
150.000 ekor larva, hasil dari 3-5 buah sarang, dengan kedalaman air 50 cm. Lama
pemeliharaan di dalam pendederan I ini yaitu 2 bulan. Dengan pakan yang disuplai
dari luar, akan dihasilkan benih seukuran 1-2 cm dengan tingkat hidup mencapai
20%.
Untuk pendederan 11, dibutuhkan kolam yang luasnya 50 m2 dengan
ukuran 5 m x 10 m dan kedalaman kolam 0,7 meter. Kolam dipupuk dengan
kotoran ayam sebanyak 0,5-1,5 kg /m2, tergantung dari kesuburan kolam. Lama
pemeliharaan di pendederan II yaitu 4 bulan dan akan dihasilkan benih betutu
berukuran 10 cm (30-50 g) dengan tingkat kehidupan bisa mencapai 100%.
2.2.5 Pembesaran
Pembesaran dimaksudkan untuk menghasilkan betutu berukuran konsumsi.
Kolam yang dibutuhkan seluas 200-600 m2. Kolam diusahakan memperoleh air
barn dengan konstruksi pematang kolam dari tanah dengan terlebih dahulu
dipastikan tidak bocor. Idealnya, kolam betutu dengan pematang yang ditembok. Di
dalam kolam ditempatkan beberapa tempat persembunyian berupa ban bekas atau
dawn kelapa karena betutu menghendaki lingkungan yang agak remang-remang.
Kolam dipupuk terlebih dahulu dengan kotoran ayam dengan dosis 0.5-1.5
kg/m2. Kolam diairi dengan air yang sudah lewat saringan. Selanjutnya, benih
berukuran ditebarkan. Adapun kepadatan penebaran tergantung benih yang
ditebarkan. Untuk benih berukuran 100 g dapat ditebarkan 20 ekor/m2, sedangkan
yang berukuran 175 g dapat ditebarkan sebanyak 8 ekor/m2. Dalam tempo 5 bulan,
benih yang beratnya 100 g dapat tumbuh menjadi 250 g/ekor, sedangkan yang
berukuran 175 g dapat mencapai berat 400 g/ekor selama 6 bulan.
2.3 Analisa Data
2.3.1 Kebiasaan Makan
Di alam, betutu menyantap pakan yang jaraknya sangat dekat. Dengan
bentuk mulut yang sangat lebar, bukan halangan bagi betutu untuk
mengenyangkan perutnya.
Betutu termasuk golongan karnivora. Jenis pakan yang disukai adalah ikan-ikan
kecil, cacing, atau organisme lainnya, asalkan masih hidup. Ikan ini bisa menyantap
pakan ini dalam jumlah yang besar setiap harinya.
2.3.2 Kebiasaan Berkembangbiak
Di alam, betutu akan kawin pada musim penghujan di tempat yang berpasir
bersih. Ikan ini kawin secara berpasangan. Telurnya akan dietakkan di dasar atau
ditempelkan pada substrat, pinggiran batu, atau akar pokok kayu yang bersih.
Telurnya akan tampak seperti kabut atau kapas yang sangat lembut dan halus yang
menempel pada substrat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ikan gabus malas merupakan ikan konsumsi air tawar yang cocok untuk
dikembangkan lebih lanjut. Ikan yang dulunya predator ini merupakan salah satu
ikan yang bernilai tinggi dan tidak sulit untuk dikembangkan.
3.2 Saran
Ikan gabus malas ini sebaiknya dikembangkan dengan sungguh-sungguh
dan diekspor ke luar negeri agar memiliki nilai jual yan lebih tinggi daripada harga
lokal.