Makalah Bindo Pete

5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah serius yang melanda banyak Negara sedang berkembang atau Negara miskin sejak berakhirnya era kolonisai pasca perang dunia kedua hingga sekarang ini, era globalisasi dan perdagangan bebas, adalah utang luar negeri (ULN), khususnya yang dibuat oleh pemerintah. Indonesia tidak terkecuali. Sejak era Orde Lama hingga sekaran ini perekonomian Indonesia tidak bisa sepenuhnya lepas dari ketergantungan pada ULN. Dampak negatif dari terlalu tergantung pada ULN terhadap perekonomian Indonesia pada umumnya dan pada keuangan pemerintah (APBN), pada khususnya, mencapai klimaksnya pada saat krisis ekonomi tahun 1997/1998 lalu. Bahkan dapat dipastikan bahwa besarnya ULN Indonesia, baik dari pemerintah maupun yang dibuat oleh sector swasta, khususnya perbankan dan perusahaan-perusahaan besar (konglomerat) selama era Orde Baru merupakan penyebab utama yang mentransfer depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang mulai terjadi sekitar pertengahan tahun 1997 menjadi sebuah krisis ekonomi yang besar yang mencapai titik terburuknya pada tahun 1998.

Transcript of Makalah Bindo Pete

Page 1: Makalah Bindo Pete

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu masalah serius yang melanda banyak Negara sedang berkembang

atau Negara miskin sejak berakhirnya era kolonisai pasca perang dunia kedua

hingga sekarang ini, era globalisasi dan perdagangan bebas, adalah utang luar

negeri (ULN), khususnya yang dibuat oleh pemerintah. Indonesia tidak terkecuali.

Sejak era Orde Lama hingga sekaran ini perekonomian Indonesia tidak bisa

sepenuhnya lepas dari ketergantungan pada ULN. Dampak negatif dari terlalu

tergantung pada ULN terhadap perekonomian Indonesia pada umumnya dan pada

keuangan pemerintah (APBN), pada khususnya, mencapai klimaksnya pada saat

krisis ekonomi tahun 1997/1998 lalu. Bahkan dapat dipastikan bahwa besarnya

ULN Indonesia, baik dari pemerintah maupun yang dibuat oleh sector swasta,

khususnya perbankan dan perusahaan-perusahaan besar (konglomerat) selama era

Orde Baru merupakan penyebab utama yang mentransfer depresiasi nilai tukar

rupiah terhadap dollar AS yang mulai terjadi sekitar pertengahan tahun 1997

menjadi sebuah krisis ekonomi yang besar yang mencapai titik terburuknya pada

tahun 1998.

Sebenarnya suatu Negara berutang terhadap Negara lain bukanlah suatu hal

yang negatif. Namun, berutang itu menjadi suatu masalah besar apabila utang

tersebut tidak membuahkan hasil positif yang lebih besar dari pada nilai utang itu

sendiri, yang membuat akhirnya Negara yang berutang itu tidak mampu membayar

cicilan utang berserta bunganya.

Page 2: Makalah Bindo Pete

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil dari berutang ke luar negeri selama ini di Indonesia?

2. Apakah ULN membantu pengurangan kemiskinan selama ini?

3. Apakah Indonesia semakin tergantung pada ULN (semakin terjerumuske dalam

“krisis ULN”) atau semakin bisa melepaskan diri dari ketergantungan tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ULN bisa membawa hasil yang positif, dalam arti

mendorong pembangunan, namun bisa juga membawa dampak buruk, dalam

arti Indonesia bisa terjerumuke krisis ULN.

2. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas yang tidak memiliki latar

belakang ekonomi untuk memahami kenapa Indonesia harus berutang.

Page 3: Makalah Bindo Pete

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kerangka Teori

A. Pertumbuhan Ekonomi

Dari perspektif teori, ada dua kelompok teori yang umum

digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi. Kelompok

pertama menekankan pada pentingnya pertumbuhan ekonomi.

Kelompok pertama menekankan pada pentingnya pertumbuhan

produktivitas faktor total (TPF). Dasar pemikiran teori ini adalah

sebagai berikut.

Model pertumbuhan dari A. Lewis dan Paul A. Baran, teori

ketergantungan neocolonial, dan model pertumbuhan W.W. Rostow.

Model pertumbuhan dari A. Lewis dikenal dengan sebutan “suplai

tenaga kerja tak terbatas”. Ini merupakan satu di antara model-model

neo klasik yang meneliti perkembangan atau pertumbuhan ekonomi

di Negara berkembang. Model ini menjelaskan bagaimana

pertumbuhan ekonomi dimulai di sebuah Negara berkembang dengan

dua sector yang sifat masing-masing sector tersebut berbeda, yakni

pertanian tradisional yang subsisten di pedesaan dan industri modern

di perkotaan. Dalam model ini pertumbuhan ekonomi terjadi karena

pertumbuhan industry dengan proses akumulasi modal yang pesat.

Sementara itu, pertumbuhan pertanian relative rendah dengan

akumulasi modal yang juga rendah sekali.

Model pertumbuhan Paul.A Baran