Makalah bicara

10
BERBICARA DAN BERBAHASA Oleh : Asnominanda PENDAHULUAN Pengertian komunikasi sangat luas yang secara sederhana digambarkan sebagai proses mengirim dan menerima pesan diantara individu atau kelompok dalam berinteraksi. Salah satu cara manusia dalam berkomunikasi adalah berbicara dengan bahasa. Dengan berbicara dan menggunakan kata-kata manusia dapat mengemukakan pendapat, mengingat dan mencatat kejadian serta dapat “mentransfer” ilmunya pada orang lain khususnya kegenerasi berikutnya. Perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa telah dimulai sejak lahir, ini sangat penting untuk mencapai kemampuan maksimal sebagai manusia seutuhnya dalam interaksi sosial, kejiwaan yang stabil dan intelegensia yang semuanya memerlukan kemampuan berbicara dan berbahasa yang baik. Tahun-tahun pertama pada masa anak-anak ternyata sangat penting untuk perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa. Berbagai gangguan pada masa yang penting ini ternyata dapat menghambat kemampuan berbicara dan berbahasa di kemudian hari. Untuk ini perlu kita ketahui perkembangan berbicara dan berbahasa yang normal pada anak-anak sebagai standar sehingga kita bisa mengadakan deteksi dan penanggulangan sedini mungkin bila ada kelainan. PENGERTIAN Ada beberapa pengertian yang sering dipergunakan dalam berbicara dan berbahasa : 1. Komunikasi : Individu dengan sengaja dipengaruhi tindak tanduknya oleh orang lain (Reid et al, 1987) dimana dalam komunikasi oral dilakukan dengan mengeluarkan suara yang dimengerti oleh orang lain. 2. Bahasa : Simbol-simbol yang disusun individu dalam mengungkapkan pengalaman, mengekspresikan ide dan perasaan sehingga ada asosiasi suatu bunyi dengan suatu pengertian tertentu yang dimengerti oleh suatu masyarakat. Dengan demikian bahasa tidak hanya kosa kata dan tata bahasa, namun juga kemampuan mengingat, memilah, menyusun dan kemampuan abstraksi. 3. S u a r a : Hasil dari bicara dimana setiap individu punya karakteristik dalam hal kualitas yang ditentukan Literatur Study 1

description

uiuiuiu

Transcript of Makalah bicara

Page 1: Makalah bicara

BERBICARA DAN BERBAHASA

Oleh : Asnominanda

PENDAHULUAN

Pengertian komunikasi sangat luas yang secara sederhana digambarkan sebagai proses mengirim dan menerima pesan diantara individu atau kelompok dalam berinteraksi. Salah satu cara manusia dalam berkomunikasi adalah berbicara dengan bahasa. Dengan berbicara dan menggunakan kata-kata manusia dapat mengemukakan pendapat, mengingat dan mencatat kejadian serta dapat “mentransfer” ilmunya pada orang lain khususnya kegenerasi berikutnya. Perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa telah dimulai sejak lahir, ini sangat penting untuk mencapai kemampuan maksimal sebagai manusia seutuhnya dalam interaksi sosial, kejiwaan yang stabil dan intelegensia yang semuanya memerlukan kemampuan berbicara dan berbahasa yang baik.

Tahun-tahun pertama pada masa anak-anak ternyata sangat penting untuk perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa. Berbagai gangguan pada masa yang penting ini ternyata dapat menghambat kemampuan berbicara dan berbahasa di kemudian hari. Untuk ini perlu kita ketahui perkembangan berbicara dan berbahasa yang normal pada anak-anak sebagai standar sehingga kita bisa mengadakan deteksi dan penanggulangan sedini mungkin bila ada kelainan.

PENGERTIAN

Ada beberapa pengertian yang sering dipergunakan dalam berbicara dan berbahasa :1. Komunikasi : Individu dengan sengaja dipengaruhi tindak tanduknya oleh orang lain

(Reid et al, 1987) dimana dalam komunikasi oral dilakukan dengan mengeluarkan suara yang dimengerti oleh orang lain.

2. Bahasa : Simbol-simbol yang disusun individu dalam mengungkapkan pengalaman,mengekspresikan ide dan perasaan sehingga ada asosiasi suatu bunyi dengan suatu pengertian tertentu yang dimengerti oleh suatu masyarakat. Dengan demikian bahasa tidak hanya kosa kata dan tata bahasa, namun juga kemampuan mengingat, memilah, menyusun dan kemampuan abstraksi.

3. S u a r a : Hasil dari bicara dimana setiap individu punya karakteristik dalam hal kualitas yang ditentukan oleh getaran pita suara dan resonansi, tinggi nada (frekuensi), kekerasan (kecepatan tekanan) dan gema sesuai dengan besar individu, usia dan jenis kelamin.

4. Kepasihan : Termasuk aspek kecepatan, irama dan keteraturan.5. Bicara : Gerakan motorik dimana gerakan mulut, lidah, tenggorokan dan saluran

pernapasan menghasilkan bunyi yang berupa kata-kata, dengan pernapasan sebagai sumber “energi”, fonasi sebagai pembentukan suara dan artikulasi sebagai pengucapannya. Jadi dalam hal ini suara adalah alat untuk menyampaikan bahasa.

6. Fonasi : Suara terbentuk karena getaran pita suara. Tinggi rendahnya nada suara tergantung berbagai keadaan pita suara yaitu panjangnya, tebalannya, ketegangannya dan kecepatan getarannya.

7. Artikulasi : Pengucapan yang terbentuk oleh perubahan ruangan dan pergerakan organ diantara pita suara dan bibir. Yaitu penyempitan dan pergerakan lidah, bibir, palatum tenggorok, pipi dan rahang. Pengucapan ada dua macam yaitu vokal (huruf hidup) dan konsonan (huruf mati)

Adapun komunikasi oral mempunyai beberapa komponen sehingga dapat berjalan sebagai mana yang diinginkan, yaitu :

a. Proses berfikir : individu ingin mengungkapkan sesuatu

Literatur Study 1

Page 2: Makalah bicara

b. Simbolisasi : ungkapan dalam simbol-simbol yang dimengertic. Berbicara : ungkapan dari konsep simbolisasi dalam bentuk bunyi kata.d. Transmisi suara : bunyi kata-kata yang dikeluarkan, melalui media udara akan

dihantarkan sehinga getarannya sampai ke organ pendengarane. Proses mendengar : mulai dari telinga luar sampai ke telinga dalam dan

akhirnya ke pusat pendengaran di otak.f. Proses memperhatikan : kata-kata yang didengarkan harus dipahami dan

dipelajari sehingga akhirnyag. Dimengerti

PERKEMBANGAN BERBICARA DAN BERBAHASA

Langkah pertama untuk perkembangan bicara dan bahasa telah mulai pada saat bayi lahir dengan tangisan pertama yang menandakan bahwa bayi telah mulai bernapas. Memang pada mulanya tangisan bayi hanya merupakan refleks, tapi dalam waktu singkat tangisan ini mulai mempunyai arti oleh karena bayi dapat mengasosiasikan tangisnya dengan perhatian ibu. Seorang ibu juga dapat mengerti tangisan bayinya sehingga dapat membedakan antara tangis karena lapar, tangis karena nyeri, tangis karena tak enak badan atau popoknya basah. Interaksi yang dini antara ibu dan bayi ini merupakan dasar komunikasi dalam hubungan antar manusia.

Perkembangan dalam menerima keterampilan berbahasa bayi dan anak :Beberapa bentuk perkembangan bayi dan anak dalam menerima keterampilan

berbahasa terlihat dari respon sebagai berikut : Respon pada suara, berhenti melakukan aktifitas Tenang dan diam bila mendengar suara yang dikenalinya Respon terhadap suara dengan senyuman Mengamati bibir dan mulut yang bicara Melihat sekelilingnya untuk mencari yang berbicara Respon terhadap lapar dengan suara tangisan dan suasana menyenangkan dengan

senyuman Mengenali dan merespon bila namanya dipanggil Mendengarkan suaranya sendiri Membedakan antara keluarganya dengan orang lain yang belum dikenalinya Respon terhadap irama musik Mengerti terhadap pertanyaan sederhana : “mana bola ?” Menyukai irama dan lagu sederhana Mengerti nama objek terbatas (8-12 bulan) Mengerti nama-nama orang tertentu (12-18 bulan) Mengerti banyak objek yang sering dilihatnya (18 bulan) Mengenali dua objek yang sangat “familiar” diantara empat objek yang dikenalinya (19-24

bulan) Bisa mengikuti beberapa perintah sederhana : “beri saya bola” Bisa mengerti pertanyaan dengan jawaban “ya” atau “tidak” : “mau susu ?”

Perkembangan dalam menghasilkan keterampilan berbahasa pada bayi dan anak :Beberapa bentuk perkembangan bayi dan anak dalam menghasilkan keterampilan

berbahasa terlihat dari respon berikut : Respon dengan suara ketika namanya dipanggil. Menggunakan mimik dan gerakan tangan saat berbicara Menggunakan suara dengan kenyaringan berbeda Mengunakan istilah-istilah Berbicara sendiri di depan kaca Menggunakan kata tunggal dengan gerakan/isyarat dalam menginginkan sesuatu Mulai mengulang kata-kata yang didengar dalam percakapan

Literatur Study 2

Page 3: Makalah bicara

Secara garis besar perkembangan berbicara dan berbahasa yang normal bisa dilihat dari tabel berikut :

Tabel 1 : Perkembangan Bicara yang normal

UMUR AKTIFITAS KETERANGANs/d 2 bulan Bersuara secara reflek Menangis, menyeringai, mulai bersuara vokal dan

konsonan k, l, g dan h2 - 6 bulan Ngoceh (babbling) Mulai menyadari suara sendiri, terdapat variasi

tangisan dan tambahan konsonan p, b, m, ng, n, th6 - 12 bulan Bermain dengan suara Meniru dan mengulang suara tanpa arti, mulai

memberi respon terhadap suara dari luar, banyak bersuara, menambah konsonan t dan d

12-18 bulan Bicara Mulai mengucapkan kata-kata, meniru orang tua, melakukan gerakan sambil bicara, kemampuan artikulasi makin berkembang

Tabel 2 : Perkembangan Artikulasi

UMUR (tahun) KONSONAN3 M, N, NG, P, F, H, W

3,5 Y4 K, B, D, R, G

4,5 S, F, CH, J6 T, V, L

Tabel 3 : Perkembangan Bahasa yang normal

UMUR (tahun) KETERANGAN1 Mulai mengucapkan kata-kata dengan benar, biasanya kata benda.

Perbendaharaan : 1 sampai 3 kata.2 Perbendaharaan : 200 – 300 kata. Mulai menggunakan kata benda dan

kata kerja , mulai menyusun kalimat dengan dua kata.3 Perbendaharaan : 600 – 1000 kata. Mengucapkan kalimat dengan tiga

sampai lima kata.4 Perbendaharaan : 1500 – 1600 kata. Panjang kalimat sebanyak empat

sampai enam kata.5 Perbendaharaan lebih dari 2000 kata. Panjang kalimat sampai enam kata

dan mengandung semua unsur kalimat.

Tanda peringatan :Adakalanya perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa bayi dan anak tidak

sesuai dengan pola di atas, perlu diamati tanda-tanda peringatan sebagai berikut :1. Bayi yang tenang dan diam dengan tangisan yang monoton.2. Tiada atau kurang respon terhadap suara khususnya suara manusia.3. Ditemukan masalah dengan bibir atau lidah khususnya saat makan atau minum4. Masalah interaksi dengan orang lain, misalnya selalu menggunakan kontak mata

yang luar biasa dan sering kali berespon bila ada sentuhan.

Proses Fonasi :Perkembangan proses fonasi anak adalah sebagai berikut :

Menggunakan satu kata berturut-turut dengan susunan kata diantaranya Meniru suara yang ada di lingkungannnya seperti suara motor, hewan dan lain-lain Mungkin akan menarik orang untuk melihat suatu objek, orang atau situasi

Literatur Study 3

Page 4: Makalah bicara

Menggunakan dua kata bersamaan (2 tahun) Menggunakan tiga susunan kata (3 tahun) Menggunakan empat susunan kata (4 tahun)

Karakteristik suara yang normal :1. Kualitas suara yang menyenangkan2. Keseimbangan yang tepat antara gema rongga mulut dan hidung3. Kekerasannya sesuai4. Tingkat nadanya (frekuensi) sesuai dengan usia, ukuran dan kekerasannya

GANGGUAN BERBICARA DAN BERBAHASA PADA ANAK

Kelainan atau gangguan bicara pada anak dibagi dalam beberapa jenis kelainan yaitu kelainan proses fonasi (pembentukan), proses artikulasi (pengucapan), kelainan irama bicara (gagap, terputus-putus), kelainan suara (volume, nada dan kualitas suara) dan kelainan simbolisasi yaitu tidak dapat menghubungkan antara simbol bahasa dengan pengertian yang dikandungnya.

Gangguan proses fonasi :Dihubungkan dengan kelainan di laring dengan segala penyebabnya seperti adanya

selaput laring, kelainan pita suara (paralisis, papilloma, kista), laringocele, trauma laring, penggunaan suara yang berlebihan dan kelainan struktur laring lainnya. Gangguan fonasi berkaitan dengan nada suara dan akan menghasilkan mulai suara serak, suara kasar atau suara seperti mendesah, disfonia sampai afonia.

Gangguan proses artikulasi :Biasanya disebabkan karena kelainan rongga resonansi, mulai dari pita suara sampai

bibir dan hidung. Gangguan artikulasi menimbulkan kelainan suara seperti suara hipernasal, hiponasal dan disarthria.

Secara garis besar kelainan suara bisa terlihat dari tabel berikut ini :

Tabel 4 : Penyebab kelainan suara

PENYEBAB TINGKAT KUALITAS ASPEK FISIK

Organik

LaringKasar, meniup, dan serak atau nada tinggi

Kelainan struktur : selaput laring, kelainan pita suara, epiglotis (-)Paralisis pita suaraMassa di laring : papiloma, kista dllTrauma laring, pembengkakan

Palatum, faring dan mulut

HipernasalInsufisiensi velofaringeal : celah palatum, palatum pendek, paralisis palatum, pasca adenoidektomi

Hidung HiponasalSumbatan hidung : deviasi septum, hiper tropi konka bilateral, polip hidung, pembesaran adenoid, edema mukosa karena alergi, peradangan atau trauma

Mekanisme mendengar

Kurang atau terlalu nyaring

Tuli konduktif, saraf atau tuli campur

Perubahan or ganik karena salah m’gunakan suara

Pita suaraSerak, meniup, kasar, hipernasal t’lalu nyaring/pelan atau tak ada suara

Nodul vokal, polip pita suara, plika ventrikularis disfonia, hiperkeratosis, laringitis non spesifik

Literatur Study 4

Page 5: Makalah bicara

Beberapa istilah yang sering digunakan, adalah :

- Terlambat bicara : perkembangan bicara yang tidak sesuai dengan usia anak normal- Dislalia : kelainan pengucapan karena kelainan alat bicara, gangguan pende-

ngaran atau kelainan fungsional- Disarthria : kelainan artikulasi dalam ketepatan, pergerakan, pengaturan dan koor-

dinasi dari gerakan otot bicara. Biasanya disebabkan oleh kerusakan susunan saraf pusat

- Disfonia : kelainan suara- Afonia : tidak ada suara- Afasia : kelainan simbolisasi dari unsur bahasa seperti pengertian, membaca dan

bicara yang disebabkan oleh kerusakan pusat bahasa di otak.

HAL YANG MENYEBABKAN GANGGUAN BERBICARA DAN BERBAHASA

Dalam proses berbicara dan berbahasa yang normal harus mengikuti “rangkaian dengar bicara” sehingga semua komponen komunikasi oral dipergunakan sebagaimana mestinya. Rangkaian ini dan berbagai jenis kelainan berbicara dan berbahasa dapat dilihat secara skematis pada lampiran 1.

1. Gangguan PendengaranMendengar sebagai salah satu komponen komunikasi oral sangat penting untuk

belajar berbicara dan berbahasa disamping fungsi penglihatan dan merupakan hal yang pertama-tama harus diperiksa bila ada gangguan berbicara dan berbahasa. Selain ketulian sejak lahir, juga ada ketulian yang hilang timbul (karena pilek, radang tonsil) yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan bicara pada usia kritis (3 tahun).

Seperti yang telah kita ketahui bahwa proses mendengar mulai dari telinga luar sampai getaran cairan di dalam kohlea yang diubah jadi impuls elektris oleh organon corti dan akhirnya diteruskan oleh serabut saraf ke pusat pendengaran di dalam otak. Dimanapun terjadi gangguan proses mendengar ini akan menyebabkan gangguan pendengaran (ketulian). Pusat pendengaran di otak sangat berdekatan letaknya dengan pusat bahasa yaitu dalam kortek serebri pada belahan otak bagian kiri.

2. Gangguan Susunan Saraf PusatKerusakan pada jaringan otak anak pada masa perkembangannya, dapat menyebab

kan berbagai jenis gangguan dan keterlambatan berbicara dan berbahasa. Kelainan bisa dalam bentuk paling ringan yang dikenal dengan “disfungsi minimal otak” (DMO) sampai pada kelainan dengan kecacatan ganda yang berat.

Kerusakan otak di daerah pusat bicara, dapat menimbulkan kalainan “afasia”, baik afasia ekspresif dimana anak mengerti tapi tidak dapat mengungkapkannya dan afasia reseptifdimana anak tidak mengerti simbol bahasa.

3. Kelainan Tingkah Laku dan EmosionalBerbagai kelainan kejiwaan, seperti gangguan emosional, disiplin yang terlalu keras,

ketakutan, merasa tersisih dan kurang perhatian pada usia kritis, dapat menyebabkan kelainan atau keterlambatan berbicara, gangguan fonasi, gangguan artikulasi dan irama (gagap). Anak dengan gangguan tingkah laku/emosional yang berat adalah “autistik”atau “skizofrenia”, memperlihatkan gangguan berbahasa yang ekstrim dan belum diketahui penyebabnya yang pasti.

4. Keterbelakangan MentalAnak dengan keterbelakangan mental, juga terbelakang dalam perkembangan lainnya

termasuk berbicara dan berbahasa. Dalam hal ini adanya kelainan organ pendengaran harus diperhatikan.

Literatur Study 5

Page 6: Makalah bicara

5. Keadaan LingkunganBeberapa keadaan lingkungan yang kurang menunjang dapat menyebabkan gangguan

bicara, seperti :a. Merasa kurang diperhatikan karena adanya kelahiran adik baru, sehingga anak

kembali berbicara seperti bayi.b. Adanya kelainan berbicara pada orang di sekitar anak, sehingga ditirunya.c. Kurangnya rangsangan sehingga anak kurang motivasi untuk berbicara, misalnya

karena ibunya penderita bisu tuli.

6. Kelumpuhan Organ BicaraKecelakaan atau penyakit yang mengenai susunan saraf pusat dapat menyebabkan

kelumpuhan otot pada organ bicara sehingga menyebabkan gangguan berbicara. Hal ini terjadi pada “cerebral palsy” dimana terjadi kerusakan otak yang diduga karena kekurangan oksigen saat lahir.

7. Kelainan Rongga MulutAnak yang lahir dengan cacat pada rongga mulut, seperti celah bibir dan langit-

langit, lidah pendekd dan “maloklusi” akan menyebabkan gangguan pengucapan dimana tidak bisa mengucapkan beberapa konsonan dengan baik. Adanya penyakit pada tonsil dan adenoid yang besar juga menyebabkan suara anak yang “sengau”.

PENATALAKSANAAN GANGGUAN BERBICARA DAN BERBAHASA

Prinsip penatalaksanaan ganguan berbicara dan berbahasa adalah intervensi sedini mungkin dan penyebab atau kelainan yang mendasarinya harus segera dikoreksi seperti gangguan pendengaran, hipertropi tonsil atau adenoid serta celah bibir dan langit-langit.

Banyak faktor yang berpengaruh sehingga menyebabkan gangguan berbicara dan berbahasa, sehingga dalam penatalaksanaannya juga harus dengan multidisiplin ilmu seperti oleh audiologist, pendidikan khusus SLB-B dan terapis wicara pada gangguan pendengaran. Pada gangguan susunan saraf pusat biasanya memerlukan pengelolaan oleh terapis fisik, terapis wicara dan terapis pedagogi disamping ahli saraf. Adakalanya perlu juga melibatkan ahli psikologi dan psikiater seperti pada kelainan tingkah laku dan emosional. Pada keterbelakangan mental dan kelumpuhan organ bicara, keterlibatan ahli neurologi khususnya saraf anak bisa membantu disamping psikolog, otologist, ahli terapi fisik, terapi wicara dan pekerja sosial.

KESIMPULAN

1. Sejak lahir proses perkembangan berbicara dan berbahasa telah dimulai dan memerlukan interaksi yang baik antara bayi atau anak dengan ibu, ayah dan lingkungan lainnya.

2. Dengan mengetahui standar perkembangan normal, keterlambatan dan gangguan bicara dan bahasa pada anak secara dini bisa diketahui.

3. Gangguan proses berbicara dan berbahasa ditangani dengan mengoreksi faktor yang mempengaruhinya baik organik maupun fungsional.

4. Perlu pemeriksaan dan kerjasama dari berbagai disiplin ilmu untuk mendiagnosa dan dalam penatalaksanaan anak dengan gangguan bicara dan bahasa seperti ahli THT, anak, saraf, psikolog, psikiater, terapis wicara, terapis fisisk, terapi pedagogi, pekerja sosial, ahli radiologi dan lain-lain.

KEPUSTAKAAN

Thompson, S ; Speecch and Language ; in Scott-Brown’s Otolaryngology edited by Kerr, A.G ; volume 6, 6th edition, 1997, London, Butterworth – Hinemann, p. 6/13/1 – 6/13/8.

Literatur Study 6