Makalah Batu Ginjal

26
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batu ginjal merupakan salah satu gangguan eliminasi urine. Batu ginjal ini telah menjadi masalah gangguan saluran kemih yang cukup serius di Indonesia. Angka kejadian batu ginjal di Indonesia tahun 2002 berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia adalah sebesar 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang, sedangkan jumlah pasien yang dirawat adalah sebesar 19.018 orang, dengan jumlah kematian adalah sebesar 378 orang. Data-data tersebut membuktikan bahwa batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang harus mendapat perhatian khusus bagi semua individu terutama perawat sebagai salah satu dari tim kesehatan. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa keperawatan seharusnya memiliki pengetahuan yang cukup tentang batu ginjal yang mencakup definisi, patogenesis, timbulnya tanda dan gejala, serta asuhan keperawatan yang sesuai pada klien yang mengalami batu ginjal. Dengan pengetahuan tersebut, diharapkan ketika nantinya menjadi perawat, mahasiswa keperawatan dapat 1

description

batu ginjal

Transcript of Makalah Batu Ginjal

Page 1: Makalah Batu Ginjal

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batu ginjal merupakan salah satu gangguan eliminasi urine. Batu

ginjal ini telah menjadi masalah gangguan saluran kemih yang cukup

serius di Indonesia. Angka kejadian batu ginjal di Indonesia tahun 2002

berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia

adalah sebesar 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan sebesar

58.959 orang, sedangkan jumlah pasien yang dirawat adalah sebesar

19.018 orang, dengan jumlah kematian adalah sebesar 378 orang. Data-

data tersebut membuktikan bahwa batu ginjal merupakan masalah

kesehatan yang harus mendapat perhatian khusus bagi semua individu

terutama perawat sebagai salah satu dari tim kesehatan. Oleh karena itu,

sebagai mahasiswa keperawatan seharusnya memiliki pengetahuan yang

cukup tentang batu ginjal yang mencakup definisi, patogenesis, timbulnya

tanda dan gejala, serta asuhan keperawatan yang sesuai pada klien yang

mengalami batu ginjal. Dengan pengetahuan tersebut, diharapkan ketika

nantinya menjadi perawat, mahasiswa keperawatan dapat

mengaplikasikan pengetahuan tersebut pada klien sehingga dapat

mengurangi masalah umum batu ginjal di Indonesia maupun di dunia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan batu ginjal?

2. Bagaimana patogenesis batu ginjal?

3. Siapa yang berisiko mengalami batu ginjal?

1

Page 2: Makalah Batu Ginjal

4. Mengapa timbul nyeri pada batu ginjal dan bagaimana

mekanismenya?

5. Mengapa miksi tidak puas dan terputus-putus dan bagaimana

mekanismenya?

6. Mengapa timbul kencing berpasir dan bagaimana mekanismenya?

7. Mengapa urine bercampur darah dan bagaimana mekanismenya?

8. Mengapa klien mengalami nokturia dan bagaimana mekanismenya?

9. Mengapa klien merasa mual dan muntah dan bagaimana

mekanismenya?

10. Bagaimana asuhan keperawatan yang dapat dilakukan terhadap

klien?

C. Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi batu ginjal.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan patogenesis batu ginjal.

3. Mahasiswa mampu menyebutkan orang-orang yang berisiko

mengalami batu ginjal.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme timbulnya

nyeri pada batu ginjal.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme timbulnya

miksi tidak puas dan terputus-putus pada batu ginjal.

6. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme timbulnya

kencing berpasir pada batu ginjal.

7. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme timbunya

urine bercampur darah pada batu ginjal.

2

Page 3: Makalah Batu Ginjal

8. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya

nokturia pada batu ginjal.

9. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya

mual dan mntah pada klien dengan batu ginjal.

10. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien yang

mengalami batu ginjal.

3

Page 4: Makalah Batu Ginjal

BAB 2

ISI

A. Definisi

Batu ginjal merupakan komponen kristal yang sering ditemukan di

kaliks atau pelvis ginjal dan bila keluar melalui ureter menimbulkan

gesekan, yang menyebabkan nyeri yang bergantung pada besarnya kristal

tersebut. Sebagian besar kristal tersebut adalah kalsium, oksalat, dan fosfat

yang bersatu membentuk kristal yang lebih besar saat proses pembentukan

urin. Sukahatya dan Muhammad Ali (1975) dalam Mochammad Sja’bani

(2006) melaporkan kasus batu ginjal yang sering ditemui adalah

mengandung asam urat yang tinggi 25%, bercampur dengan kalsium

oksalat/ kalsium fosfat 79%, sedangkan hanya mengandung kalsium

oksalat sekitar 73%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar batu yang

terbentuk di ginjal banyak mengandung kalsium oksalat.

B. Patogenesis

Proses terbentuknya batu ginjal di nefron tepatnya di tubulus distal

dan pengumpul, yaitu saat urin dipekatkan. Pembentukan Kristal atau batu

ini membutuhkan supersaturasi, dan inhibitor pembentukan ini ditemukan

di dalam urin normal. Terbentuknya batu kalsium dapat dipicu oleh

reaktan asam urat, tetapi dapat juga dihambat oleh inhibitor sitrat dan

glikoprotein. Aksi reaktan dan inhibitor belum diketahui sepenuhnya.

Namun, ada dugaan proses ini berperan pada pembentukan awal atau

nukleasi kristal, progresi kristal atau agregatasi kristal. Misalnya

penambahan sitrat dalam kompleks kalsium dapat mencegah agregatasi

kristal kalsium oksalat. Bila komponen batu di ginjal ditelusuri, satu atau

lebih dapat ditemukan reaktan yang menimbulkan agregatasi pembetukan

batu. Diperkirakan bahwa agregatasi kristal di tubulus distal cukup besar

4

Page 5: Makalah Batu Ginjal

sehingga tertimbun di kolektikus akhir (pengumbul). Secara perlahan,

timbunan akan semakin membesar akibat penyatuan dari timbunan-

timbunan selanjutnya sehingga batu ginjal yang ditemukan bervariasi di

setiap duktus kolektikus. Pengendapan ini diperkirakan timbul pada bagian

sel epitel yang mengalami lesi, dan kemungkinan lesi ini juga disebabkan

oleh kristal itu sendiri (Mochammad Sja’bani, 2006). Adanya lesi di

saluran kemih menyebabkan iritasi membran mukosa saluran dan

menyebabkan perdarahan sehingga terjadi hematuria (urin beserta darah).

Lesi ini juga bisa disebabkan oleh gesekan kristal terhadap membran

mukosa ureter dan/atau uretra.

Batu ginjal merupakan penyebab terbanyak kelainan, baik pada ginjal

maupun saluran kemih. Namun penyebab dari batu ginjal sendiri masih

idiopatik. Batu ginjal lebih sering terjadi pada pria daripada wanita yang

mungkin dipengaruhi oleh ukuran uretra pria lebih panjang dari wanita.

Adapun beberapa faktor risiko yang menjadi faktor utama predisposisi batu

ginjal, yaitu sebagai berikut.

1. Hiperkalsiuria: Meningkatnya kadar kalsium di urin. Hal ini bisa

disebabkan oleh beberapa faktor, seperti meningkatnya absorpsi kalsium

dari lumen usus, atau penguraian kalsium yang berasal dari tulang, serta

kelainan reabsorpsi kalsium di tubulus ginjal.

2. Hipositraturia: Kadar sitrat yang peran sebagai inhibitor pembentukan

kalsium di urin berkurang. Peningkatan reabsorsi sitrat akibat peningkatan

asam di proksimal menyebabkan berkurangnya sitrat di urin sehingga

proses agregatasi kalsium berjalan dengan mudah. Inhibitor kalsium selain

sitrat juga ditemukan pada glikoprotein yang disekresi oleh sel epitel

tubulus distal seperti nefrokalsin yang dapat mengabsorpsi permukaan

kristal.

3. Hiperurikosuria: Peningkatan asam urat pada urin.

4. Hiperoksaluria: Peningkatan di kadar oksalat yang diekskresikan ke dalam

urin. Peningkatan kecil kadar oksalat dapat memberi pengaruh yang besar

5

Page 6: Makalah Batu Ginjal

terhadap pembentukan kristal kalsium oksalat dibandingkan peningkatan

ekskresi kalsium.

5. Penurunan intake cairan. Diketahui bahwa asupan air yang banyak dapat

menghambat pembentukan kristal menjadi lebih besar, sehingga kristal

yang masih kecil bisa luruh dari dinding tubulus dan dibawa oleh cairan

urin yang banyak untuk dieliminasi.

C. Faktor penyebab terbentuknya batu ginjal

Batu (kalkulus) ginjal adalah batu yang terdapat di mana saja di

saluran kemih. Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-

kristal kalsium. Terdapat sejumlah tipe batu ginjal dan ukurannya dapat

berkisar dari kecil hingga sebesar batu staghorn (batu menyerupai tanduk

rusa) yang dapat merusak sistem kolektivus. Biasanya batu ginjal terdiri

atas garam kalsium (oksalat dan fosfat) atau magnesium fosfat dan asam

urat.

Penyebab batu ginjal adalah idiopatik. Akan tetapi, terdapat faktor

predisposisi seperti jenis makanan yang dikonsumsi, Infeksi Saluran

Kemih (ISK), volume air yang diminum, kelainan metabolisme, usia, jenis

kelamin, genetik, aktivitas, konsumsi vitamin dan obat-obatan tertentu, dan

berat badan. Batu ginjal biasanya terdiri dari kalsium oksalat.

Terbentuknya batu ginjal sangat erat kaitannya dengan peningkatan

pH urine (pada batu kalsium bikarbonat), atau sebaliknya penurunan pH

urine (pada batu asam urat). Segala sesuatu yang menyebabkan

terhambatnya aliran urine dan menyebabkan statis urine (tidak ada

pergerakan pada urine) di bagian mana saja di saluran kemih,

meningkatkan pembentukan batu karena dapat menyebabkan pengendapan

zat organik dan mineral.

6

Page 7: Makalah Batu Ginjal

1. Genetik

Terdapat orang-orang tertentu yang memiliki kelainan atau

gangguan ginjal sejak dilahirkan, meskipun kondisi ini jarang ditemui.

Penderita kelainan ini, sejak usia anak-anak sudah memiliki

kecenderungan yang mudah mengendapkan garam dan memudahkan

terbentuknya batu. Oleh karena fungsi ginjalnya yang tidak normal,

maka proses pengeluaran urine pun mengalami ganggguan karena

urinenya banyak mengandung zat kapur, sehingga mudah

mengendapkan batu.

2. Makanan dan minuman

Sebagian besar penyakit batu ginjal disebabkan oleh makanan

dan minuman. Terutama pada makanan dan minuman yang tinggi

kadar kalsium oksalat dan fosfat yang mudah mengkristal dalam ginjal,

juga pada makanan yang banyak mengandung asam urat. Selain itu,

mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar garam mengakibatkan

tingginya kadar garam dalam urine yang menyebabkan mudahnya

terbentuk batu ginjal.

Untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, sebaiknya kurangi

makanan yang mengandung garam, serta makanan dengan kadar

oksalat tinggi, seperti kacang-kacangan, bayam, ubi, cabai, tahu dan

tempe, buncis, kentang, jeruk, anggur dan stroberi. Makanan yang

mengandung kalsium tinggi seperti kol, lobak, brokoli, sarden dan keju

jika dikonsumsi berlebihan juga dapat mempermudah terbentuknya

batu ginjal. Makanan dengan kadar purin yang tinggi juga sebaiknya

dihindari, seperti pada ikan laut, hati goreng, usus goreng, ikan sarden

dan jeroan yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.

Selain itu, sebaiknya juga tidak mengkonsumsi susu dan

produk berkalsium tinggi secara berlebihan. Kelebihan kadar kalsium

7

Page 8: Makalah Batu Ginjal

akan diekskresikan melalui urine sehingga meningkatkan resiko

terbentuknya batu ginjal.

3. Volume air yang diminum

Kurang mengkonsumsi air putih menyebabkan sistem

metabolisme tubuh tidak berjalan dengan optimal. Ginjal memerlukan

cairan dalam jumlah yang cukup banyak untuk menguraikan zat-zat

terurai dalam tubuh. Setidaknya minumlah 2 liter air dalam sehari agar

volume urine bertambah dan mengurangi konsentrasi mineral dan

garam.

4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

ISK dapat terjadi pada ureter, kandung kemih, maupun uretra.

Penyebab utama ISK adalah bakteri E.coli yang hidup pada kotoran

dan usus besar. ISK banyak menyerang wanita karena vagina lebih

rentan terhadap pertumbuhan bakteri dibanding pria. Infeksi ini akan

meningkatkan terbentuknya zat organik. Kemudian, zat ini dikelilingi

mineral yang mengendap. Pengendapan mineral akibat infeksi ini akan

meningkatkan alkalinitas urine dan menyebabkan pengendapan

kalsium fosfat dan magnesium ammonium fosfat.

5. Aktivitas

Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi

terbentuknya batu ginjal. Risiko penyakit ini bertambah tinggi pada

orang dengan aktivitas yang jarang berolahraga atau tidak banyak

bergerak, serta pada orang yang pekerjaannya terlalu banyak duduk.

Hal ini dikarenakan aktivitas yang kurang aktif menyebabkan kurang

lancarnya peredaran darah maupun urine, sehingga mudah terbentuk

8

Page 9: Makalah Batu Ginjal

batu ginjal. Selain itu, pola hidup yang aktif dapat membantu

pembentukan kalsium menjadi tulang. Sebaliknya, gaya hidup yang

kurang bergerak dapat mendorong kalsium beredar dalam darah dan

berisiko menjadi kristal kalsium.

6. Vitamin dan obat-obatan

Pembentukan batu ginjal juga dapat disebabkan oleh konsumsi

vitamin C dan D serta suplemen yang mengandung kalsium secara

berlebihan. Hal ini dikarenakan vitamin C dan D yang dikonsumsi

berlebihan dapat mempermudah pengkristalan kalsium oksalat.

Mengkonsumsi 3 atau 4 gram vitamin C dan 400 IU vitamin D setiap

hari sudah cukup memenuhi kebutuhan tubuh. Obat-obatan antasida

yang dikonsumsi dalam jangka panjang juga berkontribusi terhadap

terbentuknya batu ginjal.

Sebaliknya, komsumsi vitamin A adalah penting karena

vitamin A yang dikonsumsi dalam kadar yang tepat dapat mencegah

terbentuknya batu ginjal serta menyehatkan fungsi sistem urine. Selain

vitamin A, vitamin B6 dan magnesium juga baik dikonsumsi untuk

mengurangi kadar kalsium dalam urine.

7. Usia

Pada umumnya batu ginjal banyak ditemukan pada usia 20-50

tahun. Jarang sekali ditemukan batu ginjal pada anak-anak.

8. Berat badan

Risiko penyakit batu ginjal juga lebih tinggi pada orang dengan

berat badan berlebih (obesitas) karena pada orang dengan berat badan

9

Page 10: Makalah Batu Ginjal

berlebih dapat menyebabkan kelainan metabolisme sehingga mudah

mengendapkan garam-garam kalsium.

9. Jenis kelamin

Menurut hasil penelitian, risiko terkena batu ginjal lebih

banyak dialami pria dari pada wanita dengan perbandingan 3:1. Hal ini

mungkin berkaitan dengan uretrapria yang lebih panjang dari uretra

wanita.

D. Mual pada penderita penyakit batu ginjal

Batu yang tersimpan lama dalam ginjal dapat menyebabkan infeksi

pada saluran kemih. Semakin lama penyumbatan terjadi, maka urine akan

kembali mengalir ke dalam ginjal yang dapat menimbulkan penekanan

yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) yang menyebabkan

timbulnya rasa mual ingin muntah dan perut bagian bawah menggembung.

E. Nyeri pada batu ginjal

Semua batu pada saluran kemih dapat menyebabkan nyeri, namun

sifat atau karakteristik nyeri yang timbul tergantung pada lokasi batu. Batu

merupakan endapan yang terjadi pada keadaan supersaturasi urin.

Akibatnya, larutan akan mengendap dan beragregasi, membentuk susunan

kosentris berwujud batu. Gejala umum yang dirasakan klien batu ginjal

adalah nyeri kolik, yaitu rasa amat nyeri yang hilang dan timbul di daerah

usus dan sekitarnya, akut di daerah pinggul, dan biasanya menjalar ke

inguinal dan kantung buah pelir. Jika batu turun ke saluran kemih bagian

dalam atau ureter, nyeri mungkin akan terpusat pada rongga perut atau

abdomen, tetapi tergantung juga pada letak batunya. Kolik renal atau

ureter dirasakan klien sebagai keadaan yang sangat nyeri. Jika batu ureter

mendekati ureterovesikal junction, keluhannya dapat berupa nyeri pada

10

Page 11: Makalah Batu Ginjal

seperempat lingkaran bawah perut, sering kemih, kemih tidak tertahan,

dan nyeri saat kemih.

Nyeri yang berasal dari area renal menyebar secara anterior dan

pada wanita mendekati kandung kemih, sedangkan pria mendekati testis.

Batu yang terjebak di ureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar

biasa, akut, dan kolik yang menyebar ke paha dan genitalia. Lokasi nyeri

tergantung pada lokasi batu, contoh pada panggul di region sudut

kostovertebral, dapat menyebar ke panggul, abdomen, dan turun ke lipatan

paha atau genitalia. Nyeri dangkal konstan menunjukkan kalkulus ada di

pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat

dengan posisi atau tindakan lain. Di kandung kemih, nyeri juga

berhubungan dengan iritasi mukosa kandung kemih, refleks spasme otot,

prosedur bedah, atau tekanan dari balon kandung kemih.

Lokasi nyeri bergantung pada lokasi batu. Apabila batu berasa di

dalam pelvis ginjal, penyebab nyerinya adalah hidronefrosis dan nyeri ini

tidak tajam, tetap, dan dirasakan di area sudut kostovertebra. Apabila batu

turun ke dalam ureter, klien akan mengalami nyeri yang hebat, kolik, dan

rasa seperti ditikam. Nyeri ini bersifat intermiten dan disebabkan oleh

spasme atau kejang ureter dan anoksia dinding ureter yang ditekan batu.

Nyeri ini menyebar ke area suprapubik, genitalia eksterna, dan paha.

F. Mekanisme nokturia

Nokturia adalah gejala pengeluaran urine pada waktu malam hari yang

menetap sampai sebanyak 700 ml atau pasien terbangun untuk berkemih

beberapa kali waktu malam ini. Nokturia disebabkan karena hilangnya

pemekatan urine diurnal normal sampai tingkatan tertentu di malam hari.

Pada keadaan normal perbandingan jumlah urine siang hari dan malam

hari 3:1 atau 4:1 . Selain itu, nokturia juga bisa terjadi karena respon

terhadap kegelisahan atau minum cairan yang berlebihan. Nokturia juga

bisa digunakan untuk mengidentifikasi adanya gangguan pada batu ginjal.

11

Page 12: Makalah Batu Ginjal

Hal ini dikarenakan adanya obstruksi aliran karena kemampuan ginjal

memekatkan urine terganggu oleh adanya pembengkakan yang terjadi di

sekitar kapiler peritubulus.

Incomplete Bladder Emptying (pengosongan kandung kemih yang

tidak sempurna). Pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna

adalah adanya rasa tidak puas setelah berkemih. Perasaan ada urin residua

tau sisa yang menetap tanpa memperhatikan frekuensi miksi. Hal ini

disebabkan karena adanya batu yang terjebak di ureter.

12

Page 13: Makalah Batu Ginjal

Pembahasan Kasus

Definisi Masalah

Pasien yang didiagnosa batu ginjal mengalami nyeri di bagian paha hingga

selangkangan, serta rasa mual yang tidak sampai muntah.

Analisis Masalah

1. Indikasi apa yang menyebabkan pasien didiagnosa batu ginjal?

2. Bagaimana proses terjadinya batu ginjal?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi pembentukan batu ginjal?

4. Apa penyebab dari nyeri yang dirasakan pasien?

5. Mengapa nyeri tersebut dapat menjalar ke paha kanan hingga

selangkangan?

6. Dari mana darah yang ditemukan di dalam urin saat berkemih

berasal?

7. Apa yang membuat pasien sering berkemih di malam hari?

8. Apa yang menyebabkan pasien merasa mual tetapi tidak sampai

muntah?

Hipotesis

Pasien dengan batu ginjal menyebabkan hematuria (urin mengandung

darah) akibat gesekan batu yang mengiritasi dinding di dalam saluran kemih

sehingga terjadi perdarahan.

13

Page 14: Makalah Batu Ginjal

Pembahasan Kasus

Dari kasus di atas, pasien tersebut didiagnosa batu ginjal karena

berdasarkan pengkajian, terdapat pasir atau kristal-kristal kecil di dalam urin

pasien. Batu ginjal merupakan komponen kristal yang sering ditemukan di kaliks

atau pelvis ginjal dan bila keluar melalui ureter menimbulkan gesekan, yang

menyebabkan nyeri yang bergantung pada besarnya ukuran kristal tersebut.

Kristal tersebut diketahui berasal dari reaksi penyatuan antara partikel yang saling

melekat ke partikel lain (supersaturasi pembentukan batu). Sebagian besar yang

terdapat di urine seperti kalsium, oksalat, fosfat yang sangat mudah bereaksi dan

membentuk kristal pada proses pemekatan urine di nefron ginjal, tepatnya di

tubulus distal. Pembentukan kristal ini bergantung pada kadar reaktan (promotor)

dan inhibitornya. Seperti contoh, kristal yang sebagian besar terdapat di dalam

urin adalah mengandung kalsium. Kalsium ini sangat reaktan pada asam urat dan

zat yang menghambat reaksi ini adalah sitrat. Jika kadar reaktan (asam urat) di

dalam urine lebih mendominasi daripada inhibitornya (sitrat), maka pembentukan

kristal tersebut akan terjadi dengan mudah. Begitu juga sebaliknya.

Setelah pembentukan kristal/ batu terjadi, kristal yang besar tertimbun di

suatu tempat, biasanya di sel epitel duktus kolektikus akhir yang lama kelamaan

akan semakin membesar karena penambahan timbunan dari hasil pemekatan

selanjutnya. Pasien terlihat nyeri yang hilang timbul karena adanya gesekan kristal

yang berada dikaliks. Saat pasien mikturisi, kristal ini mengikuti gradien aliran

urine menuju ureter, kandung kemih, dan selanjutnya. Ureter memiliki diameter

yang terbatas, sedangkan kristal memiliki ukuran yang semakin lama semakin

membesar. Kemungkinan inilah yang menyebabkan nyeri saat mikturisi yang

dirasakan klien. Nyeri yang dirasakan dipinggang kanan berasal dari kontraksi

saraf yang berada di sekitar ginjal kanan terhadap gesekan kristal tersebut.

Kilas balik tentang nyeri bahwa nyeri dirasakan saat impuls yang

mendominasi A delta sampai ke SSP atau istilah ini dikenal dengan gate control

opened. Nyeri sedikit atau tidak dirasakan saat saraf A beta yang mendominasi

dengan mengeluarkan endorfin sehingga terjadi gate control closed. Namun, kita

tidak membahas proses nyeri secara terperinci. Nyeri yang menjalar ke paha

14

Page 15: Makalah Batu Ginjal

kanan dan selangkangan berhubungan dengan nyeri ketok di daerah costovetebra

dan suprapubik saat dilakukan pemeriksaan fisik. Artinya terjadi destruksi saraf

parasimpatis yang serat-serat praganglionnya terletak di otak dan di sakral korda

spinalis (dekat daerah pubis), sedangkan serat ganglion terminalnya mempersarafi

organ, yang dalam hal ini adalah ginjal.

Adanya obstruksi yang disebabkan oleh tersangkutnya kristal tersebut di

saluran perkemihan membuat pasien berkemih secara terputus-putus atau tidak

puas. Obstruksi ini dapat menimbulkan lesi pada membran mukosa saluran

sehingga terjadi perdarahan yang menyebabkan hematuria atau adanya darah di

dalam urine. Gejala pengeluaran urine yang berlebihan pada waktu malam hari

yang dialami pasien disebut juga nokturia. Nokturia dapat disebabkan oleh

hilangnya pemekatan urine normal sampai tingkatan tertentu di malam hari. Selain

itu, nokturia juga berhubungan dengan nyeri karena sistem saraf yang

mempengaruhi kontrol kandung kemih terganggu sehingga miksi yang terputus-

putus sebelumnya terlepas di malam hari. Namun, hal ini belum dibahas secara

lanjut. Serta rasa mual tetapi tidak sampai muntah juga belum ditemukan

penyebab pastinya. Namun, gejala yang dialami pasien tersebut berhubungan

dengan kontraksi lambung yang dipengaruhi oleh kontraksi di ginjal yang letak

anatominya di bagian inferior lambung.

15

Page 16: Makalah Batu Ginjal

BAB 3

PENUTUP

Batu ginjal adalah komponen kristal yang sering ditemukan di kaliks atau

pelvis ginjal dan bila keluar melalui ureter menimbulkan gesekan, yang

menyebabkan nyeri yang bergantung pada besarnya kristal tersebut. Penyebab

batu ginjal masih idiopatik, namun terdapat faktor predisposisi seperti genetik,

makanan dan minuman, volume air yang diminum, infeksi saluran kemih,

aktivitas, vitamin dan obat-obatan, jenis kelamin dan berat badan. Seseorang yang

mengalami batu ginjal biasanya memiliki tanda seperti rasa mual ingin muntah.

Hal tersebut dikarenakan infeksi pada saluran kemih akibat tersimpan lamanya

batu. Selain itu, semua batu pada saluran kemih dapat menyebabkan nyeri, namun

lokasi nyeri bergantung pada lokasi batu. Apabila batu berasa di dalam pelvis

ginjal, penyebab nyerinya adalah hidronefrosis dan nyeri ini tidak tajam, tetap,

dan dirasakan di area sudut kostovertebra. Apabila batu turun ke dalam ureter,

klien akan mengalami nyeri yang hebat, kolik, dan rasa seperti ditikam. Selain itu,

gejala klien dengan batu ginjal, yakni nokturia yang merupakan gejala

pengeluaran urine pada waktu malam hari yang menetap sampai sebanyak 700 ml

atau pasien terbangun untuk berkemih beberapa kali waktu malam ini. Gejala-

gejala di atas cukup membuktikan bahwa seseorang mengidap batu ginjal. Oleh

karena itu, sebagai mahasiswa keperawatan diharapkan memiliki pengetahuan

yang cukup mengenai patofisiologi batu ginjal sehingga dapat menerapkan asuhan

keperawatan yang tepat pada klien dengan batu ginjal. Pada tahap pengkajian

diharapkan dapat dilakukan dengan teliti dan baik sehingga diagnosa yang timbul

pun akurat. Jika diagnosa akurat, maka dapat direncanakan perencanaan asuhan

keperawatan dengan tujuan dan kriteria hasil yang tepat sehingga dapat

diintervensi dengan benar. Ketika diintervensi dengan benar, maka saat evaluasi

pun akan terlihat bahwa asuhan keperawatan yang direncanakan berhasil dan tidak

menutup kemungkinan akan mengurangi kasus batu ginjal di Indonesia dan di

dunia.

16

Page 17: Makalah Batu Ginjal

Daftar Pustaka

Baradero, Mary et al. (2009). Klien dengan Gangguan Ginjal. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Brooker, Chris. (2005). Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Carpenito, Linda Juall. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.

Jakarta: EGC.

Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi Revisi 3. Jakarta: Buku Penerbit

Kedokteran EGC.

Doenges at al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3. Jakarta: EGC.

Kuncoro, Sri dan Soenanto, Hardi. (2005). Hancurkan Batu Ginjal dengan

Ramuan Herbal. Jakarta: Niaga Swadaya.

Nursalam. (2006). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem

perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Suddart & Brunner. (2000). Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: Buku Penerbit

Kedokteran EGC.

Tucker, Susan M, dkk. (1998). Standar Perawatan Pasien Proses Keperawatan,

Diagnosis, dan Evaluasi Edisi V. Jakarta: Buku Penerbit Kedokteran EGC.

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3keperawatan/207303020/bab2.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30750/4/Chapter%20II.pdf

17