Makalah Bandura
-
Upload
guntur-widar-kharisna -
Category
Documents
-
view
374 -
download
0
Transcript of Makalah Bandura
5/14/2018 Makalah Bandura - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bandura 1/13
TEORI KOGNITIF SOSIAL BANDURA
Dosen Pengampu:
Lusy Asa Akhrani, S.Psi., M.Si.
Disusun Oleh:
M. Auzan Apta W. [105120301111031]
Anya Khaleda J. [105120305111001]
Guntur Widar K. [105120301111009]
Imas Mahesty A. [105120304111011]
Aris Dwi Cahyono [105120313111002]
Dewi Muftiyah R. G. [105120305111003]
Ryan Erliana Ulfah [105120304111007] Aini Wahyuningsih [105120301111015]
Program Studi Psikologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya
2011
5/14/2018 Makalah Bandura - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bandura 2/13
A. Biografi Albert Bandura
Albert Bandura dilahirkan pada 4 Desember 1925 di Mundare,Kanada.Ia telah mengetuai lebih dari selusin posisi dalam perkumpulan
ilmiah yang bergengsi, termasuk menjadi ketua American Psychological
Association (APA) pada tahun 1974, ketua Western Psychological
Association pada tahun 1980, dan ketua kehormatan Canadian
Psychological Association pada tahun 1999. Bandura adalah salah satu
tokoh psikologi dalam bidang behaviorisme, karena teorinya yang berfokus
pada proses pembelajaran oleh manusia.
B. Belajar
1) Pembelajaran Melalui Observasi
Bandura berasumsi bahwa manusia belajar melalui observasi
perilaku orang lain dan penguatan tidak terlalu penting dalam proses
belajar, walaupun penguatan dapat memfasilitasi pembelajaran. Sebagai
contoh, anak-anak mengobservasi karakter yang ada di televisi dan
mengulang apa yang dilihat atau didengarnya. Mereka tidak perlu
melakukan perilaku yang acak, berharap bahwa perilaku tersebut akan
diberikan penghargaan. Intinya pembelajaran melalui observasi
memberikan manusia cara untuk belajar tanpa perlu melakukan perilaku
tersebut.
Inti dari pembelajaran melalui proses observasi adalah modeling.
Pembelajaran ini meliputi menambahi atau mengurangi suatu perilaku
yang diobservasi dan menggeneralisasi dari suatu observasi ke observasi
yang lainnya. Dengan perkataan lain modeling meliputi proses kognitif dan
bukan sekedar melakukan imitasi melainkan merepresentasikan secara
simbolis suatu informasi dan menyimpannya untuk digunakan di masa
depan.
5/14/2018 Makalah Bandura - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bandura 3/13
Beberapa faktor yang menentukan apakah seseorang akan belajar
dari seorang model dalam suatu situasi:a) Karakteristik model.
Manusia lebih mungkin mengikuti orang yang memiliki status
tinggi dibanding yang rendah, yang kompeten dibanding yang
tidak kompeten, dan yang memiliki kekuatan dibanding yang
tidak.
b) Karakteristik dari yang melakukan observasi.
Orang-orang yang tidak mempunyai status, kemampuan atau
kekuatan lebih mungkin untuk melakukan modeling.
c) Konsekuensi dari perilaku yang ditiru.
Jika semakin besar nilai yang ditaruh seseorang untuk
melakukan observasi pada suatu perilaku, lebih memungkinkan
untuk orang tersebut untuk mengambil perilaku tersebut.
2) Pembelajaran aktif
Pembelajaran aktif terjadi saat respon yang kita lakukan
menghasilkan suatu konsekuensi.Beberapa konsekuensi ini dapat
memuaskan, beberapa tidak memuaskan, dan yang lainnya bahkan tidak
mendapat perhatian secara kognitif sehingga mempunyai efek yang
kecil.Bandura yakin bahwa perilaku manusia yang kompleks dapat
dipelajari seseorang saat memikirkan dan mengevaluasi konsekuensi
perilaku mereka.
Konsekuensi dari respon ini setidaknya memiliki tiga fungsi yaitu:
a) Konsekuensi dari respon memberikan kita informasi mengenai
dampak perilaku kita. Kita dapat mempertahankan informasi
tersebut dan menggunakannya sebagai panduan untuk tindakan
kita di masa depan.
b) Konsekuensi dari respon-respon memotivasi perilaku yang
bersifat antisipasi, yaitu bahwa kita mampu secara simbolik
5/14/2018 Makalah Bandura - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bandura 4/13
merepresentasikan pencapaian di masa depan dan bertindak
sesuai dengan hal tersebut.c) Konsekuensi dari respon berfungsi menguatkan perilaku. Tetapi
penguatan dapat sewaktu-waktu bersifat tidak disadari dan
otomatis, pola perilaku kompleks sangat difasilitasi oleh
intervensi kognitif.
C. Triadic Reciprocal Causation
Bandura memiliki suatu pendirian yang cukup berbeda. Teori
kognitif sosialnya menjelaskan fungsi psikologis dalam kondisi triadic
reciprocal causation. Sistem ini mengasumsikan bahwa manusia adalah
hasil dari interaksi antara 3 variable —lingkungan, perilaku, dan manusia.
“Manusia” yang dimaksud oleh Bandura diaplikasikan secara umum.
Kognisi merupakan sebagian hal yang menentukan kejadian apa yang
diperhatikan oleh seseorang, nilai-nilai apa yang mereka letakan pada
kejadian tersebut, dan bagaimana mereka mengorganisasikan kejadian
tersebut untuk digunakan dimasa depan. Walaupun kognisi mempunyai
dampak kausal yang sangat kuat pada lingkungan dan perilaku, tetapi
kognisi bukanlah sebuah entitas yang otonom atau bersifat independen
dari kedua variabel lainya. Bandura mengkritik pakar teori yang
mengatribusikan penyebab perilaku manusia pada dorongan internal,
seperti insting, dorongan, kebutuhan, dan keinginan. Kognisi sendiri di
tentukan dan dibentuk oleh perilaku dan lingkungan.
5/14/2018 Makalah Bandura - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bandura 5/13
Gambar 1.Konsep Bandura mengenai triadic reciprocal causation. Fungsi manusia
merupakan hasil interaksi antara perilaku (behavior-B), variabel (person variable-P), dan
lingkungan (environment-E).
Triadic reciprocal causation dipresentasikan secara sistematis dalam
gambar di atas, B mengimplikasikan perilaku (behavior); E
mempresentasikan lingkungan eksternal (external evironment); dan P
mempresentasikan manusia itu sendiri (person), termasuk gender,
kedudukan sosial, ukuran, dan penampilan fisik yang menarik dari orang
tersebut, tetapi lebih di tekankan pada faktor kognitif, seperti pikiran,
memori, penilaian, dan lainnya.
Bandura menggunakan istilah “timbal-balik (reciprocal)” untuk
mengindikasikan adanya interaksi dari dorongan-dorongan, tidak hanya
suatu tindakan yang sama atau berlebihan. Ketiga faktor yang
berhubungan timbal-balik perlu mempunyai kekuatan yang sama atau
memberikan kontribusi yang setara. Potensi relatif dari ketiganya dapat
bervariasi untuk setiap individu dan situasi. Perilaku kadang dapat menjadi
yang paling kuat, misalnya seorang memainkan piano untuk
kesenangannya sendiri. Di saat yang lain, lingkungan memberikan
pengaruh yang paling kuat, seperti saat sebuah kapal yang terbalik dan
setiap orang yang selamat mulai berpikir dan bertindak dalam pola yang
sama. Walaupun perilaku dan lingkungan menjadi kontributor yang paling
5/14/2018 Makalah Bandura - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bandura 6/13
kuat terhadap peforma. Kognisi biasanya akan teraktivasi dalam contoh
ketika seorang bermain piano untuk kesenangannya sendiri dan orang-orang yang selamat dalam kapal yang terbalik. Pengaruh yang relatif dari
perilaku, lingkungan, dan manusia bergantung pada faktor triadic yang
terkuat dalam satu momen.
Perhatikan contoh triadic reciprocal causation berikut.Seorang anak
memohon pada ayahnya untuk memberikannya potongan kue yang
kedua, yang berdasarkan sudut pandang ayahnya, adalah suatu kejadian
dalam lingkungan.Sang ayah kemudian berpikir mengenai konsekuensi
dari memberikan atau tidak menghiraukanperilaku anaknya.Ia mungkin
dapat berpikir, “A pabila saya memberikan potongan kue yang kedua, ia
akan berhenti menangis untuk sementara, namun dimasa depan, ia
mungkin akan tetap bertahan sampai saya menyerah padanya. Oleh
karena itu, saya tidak akan memberikan kue yang kedua”. Oleh karena itu,
sang ayah mempunyai dampak, baik dalam lingkungannya (anaknya)
maupun perilaku sendiri (menolak permohonan anaknya). Selanjutnya,
perilaku anak (lingkungan sang ayah) akan membantu membentuk kognisi
dan perilaku sang ayah. Apabila anaknya berhenti meminta, sang ayah
mungkin akan mempunyai pikiran yang lain. Misalnya, ia mungkin akan
mengevaluasi perilakunya dengan berpikir, ”Saya adalah ayah yang baik
karena saya melakukan hal yang benar.” Perubahan dalam lingkungan
juga memberikan sang ayah melakukan perilaku yang berbeda. Olehkarena itu, perilaku berikutnya akan ditentukan sebagian oleh interaksi
timbal-balik dari lingkungan, kognisi, dan perilakunya.
Contoh di atas mengilustrasikan interaksi timbal-balik dari faktor
perilaku, lingkungan, dan personal dari sudut pandang sang ayah.
Pertama, permohonan anaknya mempengaruhi perilaku sang ayah (EB);
juga menentukan sebagian kognisi sang ayah (EP); perilaku sang ayah
membantu membentuk perilaku ahaknya, yaitu lingkungan sendiri (BE)
5/14/2018 Makalah Bandura - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bandura 7/13
perilakunya juga mempengaruhi pikirannya sendiri (BP); dan kognisinya
menentukan sebagian perilakunya (P
B). Untok melengkapi lingkaran iniP(manusia) harus memenuhi E (lingkungan). Bagaimana kognisi sang
ayah membentuk secara langsung lingkungan tanpa diubah sebelumnya
menjaadi perilaku? Hal tersebut tidak dapat terjadi. Akan tetapi, P tidak
hanya mengindikasikan kognisi; P meliputi keseluruhan manusianya.
Bandura mempunyai hipotesis bahwa ”manusia memunculkan reaksi yang
berbeda dari lingkungan sosialnya melalui karateristik fisik mereka —
seperti usia, ukuran, ras, jenis kelamin,dan penampilan fisik —bahkan
sebelum mereka memunculkan atau mengatakan sesuatu.” Sang ayah
dengan keutamaan yang dimiliki dari peranan dan setatusnya sebagai
seorang ayah dan mungkin berkaitan dengan ukuran dan kekuatannya,
mempunyai dampak yang cukup menentukan pada anaknya. Oleh karena
itu, kaitan kausalitas yang terakhir telah utuh (PE).
D. Agen Manusia
Agen manusia yang dimaksud ialah manusia akan meregulasi diri,
proaktif, merefleksikan diri dan bertindak yang menghasilkan konsekuensi.
Jadi manusia ini makhluk yang mampu mengontrol alam dan kualitas diri
serta mengontrol sistem sosial.Agen manusia ini bukanlah suatu benda
melainkan proses aktif dari mengeksplorasi, memanipulasi, dan
memengaruhi lingkungannya untuk mencapai suatu hasil yang diinginkandan manusia mempunyai kapasitas untuk melakukan kontrol atas hidup
mereka. Menurut Bandura terdapat empat inti dari agen
manusia,diantaranya:
1) Intensionalitas, yakni merujuk pada tindakan yang dilakukan
seseorang secara bertujuan. Jadi intensi ini di dahului dengan suatu
perencanaan yang kemudian dilakukan dalam bentuk suatu tindakan.
5/14/2018 Makalah Bandura - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bandura 8/13
2) Visi, yakni manusia juga mempunyai visi untuk dapat menentukan
tujuan, mengantisipasi kemungkinan dari setiap tindakan mereka, danmemilih perilaku yang di inginkan serta menghindari ketidakenakan atau
yang tidak di inginkan
3) Reaktivitas diri, yakni manusia tidak hanya menentukan pilihan,
tetapi mereka juga memonitor kemajuan untuk memenuhi pilihan-pilihan
tersebut.
4) Refleksi diri, yakni manusia adalah penguji fungsi dirinya sendiri,
yang dapat memikirkan dan mengevaluasi sendiri motivasi, nilai, makna,
dan tujuan hidupnya, bahkan sanggup memikirkan ketepatan
pemikirannya sendiri.
Terdapat juga tiga landasan dari agen manusia, diantaranya:
1) Efikasi Diri
Bandura mendefinisikan bahwa efikasi diri ini merupakan keyakinan
seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol
terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan
sekitarnya. Efikasi diri ini merupakan landasan dari agen manusia.
Didalamnya, terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi efikasi diri,
yaitu:
a) Pengalaman menguasai sesuatu; secara umum performa yang
berhasil akan meningkatkan ekspektasi mengenai kemampuan,
sedangkan kegagalan cenderung akan menurunkan haltersebut.
b) Modeling sosial; efikasi diri mengingkat saat kita mengobservasi
pencapaian orang lain yang mempunyai kompetensi setara,
namun akan berkurang saat kita melihat rekan sebaya kita
gagal.
5/14/2018 Makalah Bandura - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bandura 9/13
c) Persuasi sosial; meningkatkan efikasi diri melalui persuasi sosial
dapat menjadi efektif hanya bila kegiatan yang ingin didukunguntuk dicoba berada dalam jangkauan perilaku seseorang.
d) Kondisi fisik dan emosional; psikoterapis mengetahui bahwa
penurunan kecemasan atau peningkatan rileksasi fisik dapat
meningkatkan performa.
2) Agen Proxy
Agen proxy merupakan suatu kontrol yang tidak langsung atas
kondisi sosial yang dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
3) Efikasi Kolektif
Merupakan keyakinan seseorang bahwa usaha mereka bersama
akan membawa pencapaian kelompok.
E. Regulasi Diri
Regulasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengontrolperilakunya sendiri. Bandura memaparkan faktor-faktor eksternal regulasi
diri begitu juga faktor-faktor internalnya sebagai berikut:
1) Faktor-faktor Eksternal Regulasi Diri
a) Faktor-faktor yang memberikan kita suatu standar untuk
mengevaluasi perilaku kita. Standar tersebut tidak muncul
hanya dari dorongan internal saja, tetapi faktor lingkungan juga
membentuk standar individual untuk evaluasi. Misalnya, kita
belajar dari guru-guru mengenai nilai kejujuran dan perilaku
bersahabat.
b) Faktor-faktor eksternal memengaruhi regulasi diri dengan
menyediakan cara untuk mendapatkan penguatan. Sebagai
contoh, seorang seniman membutuhkan lebih banyak
penguatan daripada kepuasan diri untuk dapat menyelesaikan
5/14/2018 Makalah Bandura - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bandura 10/13
suatu mural (lukisan dinding) yang besar. Dukungan dari
lingkungan dalam bentuk sumbangan materi atau pujian dandukungan dari orang lain juga diperlukan.
2) Faktor-faktor Internal Regulasi Diri
a) Faktor internal yang pertamaadalah observasi diri. Kita harus
dapat memonitor performa kita walaupun perhatian yang kita
berikan padanya belum tentu tuntas ataupun akurat. Seperti
ketika kita mengerjakan suatu ujian, kita memperhatikan
kualitas, kuantitas, kecepatan, dan orisinalitas dari pekerjaan
kita.
b) Faktor kedua adalah proses penilaian.Kita tidak hanya mampu
untuk menyadari diri kita secara reflektif, tetapi juga menilai
seberapa harga tindakan kita berdasarkan tujuan yang telah kita
buat untuk diri kita. “Apakah suara bernyanyi saya sudah
meningkat setelah bertahun-tahun ini?” kita juga dapat menilai
performa kita dengan membandingkan dengan individu lainnya,
misalnya saingan kita.
c) Yang terakhir adalah reaksi diri. Manusia berespon secara positif
dan negatif terhadap perilaku mereka bergantung pada
bagaimana perilaku tersebut memenuhi standar personal
mereka. Sebagai contoh, seorang murid yang rajin yang telah
menyelesaikan tugas bacaan dapat memberikan penghargaan
pada dirinya sendiri denagn menonton program televisi
favoritnya.
F. Perilaku Disfungsi
Perilaku disfungsi merupakan penyimpangan perilaku
manusia.Macam-macam perilaku disfungsi menurut Bandura diantaranya:
5/14/2018 Makalah Bandura - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bandura 11/13
1) Depresi
Depresi terjadi saat individu mengalami kegagalan mencapai suatustandar dan tujuan personal yang mereka buat sendiri, dikarenakan
individu tersebut menentukan standar yang terlalu tinggi.Akibatnya
mereka memperlakukan diri secara buruk.
Menurut Bandura depresi disfungsi disebabkan oleh salah satu dari
tiga aspek, diantaranya:
a) Observasi diri; orang yang mengalami depresi cenderung
membesar-besarkan masalah yang mereka buat di masa lalu
dan mengecil-ngecilkan prestasi mereka terdahulu.
b) Proses penilaian; orang yang mengalami depresi lebih mungkin
melakukan penilaian yang salah. Mereka menentukan tujuan
atau standar personal yang tidak realistis atau diatas
kemampuan mereka, sehingga pencapaian apapun dianggap
sebagai kegagalan.
c) Reaksi diri; orang yang mengalami depresi menilai dan
memperlakukan diri sendiri dengan buruk, akibat keterbatasan-
keterbatasan yang mereka miliki.
2) Fobia
Merupakan ketakutan yang cukup kuat yang dapat melumpuhkan
kehidupan sehari-hari seseorang.Menurut Bandura fobia dan ketakutan
dipelajari melalui generalisasi yang tidak tepat.Fobia sulit dihilangkan
karenaorang yang mengalami fobia selalu menghindari objek yang
menjadi sumber dari fobia atau ketakutan tersebut. Namun apabila objek
tersebut tidak dihadapi, fobia akan bertahan selamanya.
3) Agresi
Bandura mengukuhkan bahwa seseorang akan terus melakukan
agresi untuk setidaknya lima alas an, yakni:
a) Penguatan positif; mereka menikmati menyakiti korban.
5/14/2018 Makalah Bandura - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bandura 12/13
b) Penguatan negatif; mereka menghindari atau melawan
konsekuensiyang tidak diinginkan dari agresi yang dilakukanorang lain.
c) Hukuman; mereka mendapatkan cedera atau disakiti untuk
tidak melakukan perilaku agresif.
d) Penguatan diri; mereka memenuhi standar personal atas
tindakan mereka dengan melakukan perilaku agresif.
e) Mereka melihat orang lain menerima penghargaan atas perilaku
agresif atau hukuman untuk perilaku non-agresif.
G. Terapi
Menurut Bandura, perilaku menyimpang muncul atas dasar prinsip
pembelajaran kognisi sosial dan bertahan karena, dalam
sejumlahcara,terus memenuhi suatu tujuan. Tujuan dari terapi kognisi
sosial adalah regulasi diri. Untuk mencapai tujuan ini, terapis
memperkenalkan strategi-strategi yang dirancang untuk memunculkan
perubahan perilaku yang spesifik, menggeneralisasi perubahan tersebut
dalam kondisi yang berbeda, dan mempertahankan perubahan tersebut
dengan menghindari kemungkinan untuk kembali melakukan kegiatan
yang sama.
Bandura mengajukan beberapa pendekatan perawatan dasar,
yaitu:
1) Pendekatan pertama : Modeling tidak langsung atau yang bersifat
terlihat
Orang yang mengobservasi model secara langsung atau rekaman
mengenai melakukan suatu kegiatan yang mengancam, sering
merasakan ketakutan dan kecemasan yang lebih berkurang dan
kemudia mampu untuk melakukan aktivitas yang sama.
5/14/2018 Makalah Bandura - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bandura 13/13
2) Pendekatan kedua: Modeling kognitif atau yang bersifat tidak
terlihatTerapis meminta pasien untuk memvisualisasikan model melakukan
perilaku yang ditakuti.Strategi modeling bersifat terlihat dan tidak
terlihat paling efektif apabila dikombinasikan dengan pendekatan
yang berorientasi terhadap performa.
3) Pendekatan ketiga: Kemahiran aktif
Menuntut pasien untuk melakukan perilaku-perilaku yang
sebelumnya memberikan rasa takut yang melumpuhkan.Akan
tetapi, melakukan hal tersebut biasanya bukan merupakan langkah
awal dari perawatan.Terapis dan pasien bekerja sama untuk
menempatkan situasi menakutkan dalam suatu hierarki, dari yang
tidak mengancam sampai yang paling mengancam. Pasien, saat
merasa rileks, melakukan perilaku yang paling tidak menakutkan
dan kemudian secara bertahap melalui hierarki tersebut, sampai
dapat melakukan kegiatan yang paling menakutkan sambil terus
mempertahankan kondisi rangsangan emosional yang rendah
sepanjang proses.
Bandura yakin bahwa alasan efektivitas strategi-strategi tersebut
dapat dirunut kepada suatu mekanisme yang sama yang ditemukan dalam
setiap pendekatan ini, yaitu mediasi kognitif.Saat seseorang menggunakan
kognisi untuk meningkatkan efikasi diri —yaitu saat mereka menjadi yakin
bahwa mereka dapat melakukan tugas yang sulit —padakenyataannya,
mereka menjadi mampu untuk mengahadapi yang sebelumnya terasa
mengintimidasi.