MAKALAH AUDY
-
Upload
audy-abdillah -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
description
Transcript of MAKALAH AUDY
RUMAH SEHAT SEDERHANA
Disusun oleh :
Muhammad Audy Abdillah
1470121009
Universitas Krisnadwipayana
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah atas segala rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Rumah Sehat Sederhana”. Makalah ini dibuat sebagai pelengkap pembelajaran Studio Desain (Konsep). Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menambah wawasan dan pengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari kuantitas maupun kualitas, saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dengan terjadinya peningkatan populasi penduduk, dan tidak meratanya pembangunan, membuat banyak keluarga berorientasi datang ke kota dengan pertimbangan di kota lebih menjanjikan peluang pekerjaan yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dari daerah asalnya. Hal itu tentu membuat suatu kota yang dituju menjadi padat dan memungkinkan terjadinya pengurangan lahan yang signifikan. Tentu juga berimbas pada kesehatan warga kota tersebut disebabkan oleh polusi yang ditimbulkan dari kepadatan kota tersebut.
Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompojk bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih dari 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan.
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan di lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya.
2. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan rumah sehat?
1.2.2. Apa saja fungsi rumah sehat?
1.2.3. Apa saja yang menjadi persyaratan rumah sehat?
1.2.4. Bagaimanakah penilaian rumah sehat?
3. Tujuan Penulisan3.1.1 Untuk mengetahui pengertian rumah sehat.3.1.2 Untuk mengetahui fungsi rumah.3.1.3 Untuk mengetahui persyaratan rumah sehat.3.1.4 Untuk mengetahui bagaimana penilaian terhadap rumah
sehat.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Rumah Sehat
Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Rumah adalah sebuah tempat tujuan akhir dari manusia.
Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia, sedangkan pengertian sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosial budaya, bukan hanya keadaan yang bebas penyakit dan kelemahan.
Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor-faktor yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto, 2007). Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang semputna baik fisik, rohani, maupun sosial (Sanropie dkk., 1991). Sedangkan menurut Hermawan
(2010) yang dikutip dari Azwar, rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial.
2. Fungsi Rumah
Fungsi rumah rumah bagi manusia yang diposkan oleh Suhadi (2007) yang dikutip dari Azwar adalah :
Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat melasanakan kewajiban sehari-hari.
Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa kekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada.
Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam.
Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini.
Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berharga yang dimiliki, yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.
3. Persyaratan Rumah Sehat3.1. Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat
yang tercantum dalam Residential Environment dari WHO (1974) antara lain :a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan
berfungsi sebagai tempat istrahat.b. Mempunyai tenpat-tempat untuk tidur, memasak, mandi,
mencuci, kakus dan kamar mandi.c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari
pencemaran.d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya.e. dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi
penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.f. Member rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
3.2. Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian rumah sehat (Depkes RI, 2007).a. Kebutuhan psikologis antara lain privacy yang
cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-maing penghuni.
b. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinjadan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman
dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yangcukup.
c. Persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam rumah.
3.3. Persyaratan rumah sehat menurut Winslow dan APHA yang dikutip (Ircham Machfoedz, 2008) adalah sebagai berikut :a. memenuhi kebutuhan physiologis, yang meliputi : Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga
dapat dipelihara atau dipertahankan temperatur lingkungannya. Sebaiknya temperatur udara dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4°C dari temperatur udara luar untuk daerah tropis. Umumnya temperatur kamar 22°C - 30°C sudah cukup segar.
Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas cahaya matahari (penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api lainnya (penerangan buatan). Semua penerangan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu gelap atau tidak menimbulkan rasa silau.
Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga aliran udara segar dapat terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai sehingga jumlah keduanya menjadi 10% dari luas lantai.
Ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.
Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan bising yang berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik langsung maupun dalam jangka waktu yang relatif lama. Gangguan yang dapat muncul antara lain gangguan fisik seperti kerusakan alat pendengaran dan gangguan mental seperti mudah marah dan apatis.
Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan untuk anak-anak dapat bermain. Hal ini penting agar anak mempunyai kesempatan bergerak, bermain dengan leluasa di rumah agar pertumbuhan badannya akan lebih baik, juga agar anak tidak bermain di rumah tetangganya, di jalan atau tempat lain yang membahayakan.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yang meliputi : Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni. Adanya ruangan khusus untuk istirahat bagi masing-masing
penghuni, seperti kamar tidur untuk ayah dan ibu. Anak-anak berumur di bawah 2 tahun masih diperbolehkan satu
kamar tidur dengan ayah dan ibu. Anak-anak di atas 10 tahun laki-laki dan perempuan tidak boleh dalam satu kamar tidur. Anak-anak di atas 17 tahun mempunyai kamar tidur sendiri.
Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan keluarga, dimana anak-anak sambil makan dapat berdialog langsung dengan orangtuanya.
Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitar tetangga yang memiliki tingkat ekonomi yang relatif sama, sebab bila bertetangga dengan orang yang lebih kaya atau lebih miskin akan menimbulkan tekanan batin. Dalam meletakkan kursi dan meja di ruangan jangan sampai menghalangi lalu lintas dalam ruangan.
W.C. (Water Closet) dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah dan terpelihara kebersihannya. Biasanya orang tidak senang atau gelisah bila terasa ingin buang air besar tapi tidak mempunyai W.C. sendiri karena harus antri di W.C. orang lain atau harus buang air besar di tempat terbuka seperti sungai atau kebun.
Untuk memperindah pemandangan, perlu ditanami tanaman hias, tanaman bunga yang kesemuanya diatur, ditata, dan dipelihara secara rapi dan bersih, sehingga menyenangkan bila dipandang.
c. Mencegah penularan penyakit, yang meliputi : Penyediaan Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan. Bebas dari kehidupan serangga dan tikus Pembuangan sampah Pembuangan air limbah. Pembuangan Tinja Bebas pencemaran makanan dan minuman.d. Mencegah terjadinya kecelakaan yaitu rumah harus
dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Termasuk dalam persyaratan ini antara lain bangunan yang kokoh, tangga yang tidak terlalu curam dan licin, terhindar dari bahaya kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidak menyebabkan keracunan gas bagi penghuni, terlindung dari kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya. (Azwar, 1990; CDC, 2006; Sanropie, 1991).
3.4. Menurut Soedjajadi (2006), persyaatan rumah sehat harus dapat mencegah atau mengurangi resiko kecelakaan seperti jatuh, keracunan dan kebakaran. Persyaratan tersebut meliputi:a. Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat.b. Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api.c. Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari
bahaya racun dan gas.d. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga
bahaya jatuh dan kecelakaan mekanis dapat dihindari.
e. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
3.5. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi dua aspek yaitu:
1. Lingkungan perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara,kebi singan dan getaran, kualitas tanah, kualitas air tanah, saranadan prasarana lingkungan, binatang penular penyakit danpenghijauan.
2. Rumah tinggal yang terdiri dari bahan bangunan, komponen danpena taan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi,binatang penular penyakit, air, makanan, limbah, dan kepadatanhunian ruang tidur.
Adapun persyaratan kesehatan lingkungan perumahan menurutKeputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 sebagai berikut :
a. Lokasi· Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,
aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
· Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas tambang;
· Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur pendaratan penerbangan.
b. Kualitas udara· Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari
gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :
· Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;· g/m3 ;mg maksimum 150 mDebu dengan diameter kurang dari 10· Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;· Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari.
c. Kebisingan dan getaran· Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;· Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.
d. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman· Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg· Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg· Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg· Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg
e. Prasarana dan sarana lingkungan
· Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan;
· Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;
· Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan mata;
· Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan;
· Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan;
· Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan;
· Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
· Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;· Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.f. Vektor penyakit
· Indeks lalat harus memenuhi syarat.· Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
g. PenghijauanPepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan
pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :
a. Bahan bangunan· Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan, an tara lain : debu total kurang dari 150 mg/m2 , asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan;
· Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.
b. Komponen dan penataan ruangan· Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;· Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap
air dan mudah dibersihkan;· Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;· Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;· Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;· Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
c. PencahayaanPencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.
d. Kualitas udara
· Suhu udara nyaman antara 18 – 30 o C;· Kelembaban udara 40 – 70 %;· Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;· Pertukaran udara 5 kaki 3 /menit/penghuni;· Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;· Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
e. Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
f. Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
g. Penyediaan air· Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/
orang/hari;· Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau
air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
h. Pembuangan Limbah· Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;· Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau,
tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.i. Sarana Penyimpanan Makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.
j. Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.
Persyaratan tersebut diatas berlaku juga terhadapkondominium, rumah susun (rusun), rumah took (ruko), rumah kantor (rukan) pada zona pemukiman. Pelaksanaan ketentuan mengenai persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menjadi tanggungjawab pengembang atau penyelenggara pembangunan perumahan, danpemilik atau penghuni rumah tinggal untuk rumah.
D. PENILAIAN RUMAH SEHATMenurut Munif Arifin (2009), kriteria rumah sehat didasarkan pada
pedoman teknis penilaian rumah sehat Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun 2007. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan. Sedangkan pembobotan terhadap kelompok komponen rumah, kelompok sarana sanitasi, dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum, yang diinterpetasikan terhadap Lingkungan (45%), Perilaku (35%), Pelayanan Kesehatan (15%), Keturunan (5%).
Dalam hal rumah sehat, persentase pelayanan kesehatan dan keturunan diabaikan, sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentulan sebagai berikut :
1.Bobot komponen rumah (25/80 x 100%) : 312.Bobot sarana sanitasi (20/80 x 100%) : 253.Bobot perilaku (35/80 x 100%) : 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot, dengan criteria sebagai berikut :
1. Memenuhi syarat : 80 -100 % dari total skor.2. Tidak memenuhi syarat : < 80 % dari total skor.
Kelompok Komponen Rumah yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan Indikator komponen sebagai berikut :
1. Langit-langit2. Dinding3. Lantai4. Jendela kamar tidur5. Jendela ruang keluarga6. Ventilasi7. Lubang asap dapur8. Pencahayaan9. Kandang10. Pemanfaatan Pekarangan11. Kepadatan penghuni.
Indikator sarana sanitasi yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan Indikator sarana sebagai berikut :
1. Sarana air bersih2. Jamban3. Sarana pembuangan air limbah4. Sarana pembuangan sampah.
Indikator penilaian perilaku penghuni rumah meliputi bebrapa parameter sebagai berikut :
1. kebiasaan mencuci tangan.2. keberadaan tikus.3. keberadaan jentik.
BAB IIIPENUTUPA.KESIMPULAN
1. Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial.
2. Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristrahat dan berlindung, tetapi juga sebagai sarana untuk memperbaiki kesehatan. Untuk itu rumah harus memenuhi syarat syarat kesehatan.
3. Rumah sehat tidak harus mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus memenuhi syarat syarat kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang
sederhana jika memenuhi syarat syarat kesehatan juga dapat dikatakan rumah sehat.
4. Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.
5. Penilaian rumah sehat didasarkan pada pedoman teknis penilaian rumah sehat Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun 2007. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan.
B. SARAN1. Petugas kesehatan melakukan penyuluhan untuk memotivasi masyarakat
dalam pengadaan rumah sehat.
DAFTAR PUSTAKABudiman Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan.Jakarta:EGC
Budiman Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGCDepkes RI – Ditjen PPM dan PL (2002) Pedoman Teknis Penilaian Rumah
Sehat.Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 ttg Persyaratan Kesehatan
Perumahan.Mahfoedz, Irham.2008, Menjaga Kesehatan Rumah Dari Berbagai
Penyakit. Jogyakarta.Munif Arifin, 2009. Rumah Sehat dan Lingkunganya. diakses dari
environmentalsanitation.wordpress.com, November November 2011.Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsipDasar.
Jakarta: Rineka Cipta.Suhadi, 2007. Penyakit Tuberkolosis Paru. Diakses
dariwww.clubpenakita.blogspot.com/2009/06/penyakit-tuberkulosis-paru.html, November 2011.
Sanropie, D. 1991. Pengawasan Penyeharan LingkunganPemukiman. Jakarta: Dirjen PPM dan PLP.
Soedjajadi Keman, Kesehatan Lingkungan Pemukiman.http://library.unair.ac.id/download/fkm/fkm-soedjajadikeman.ppt. Universitas Air Langga, 2006.UU RI No.4 Tahun 1992 ttg Perumahan dan Pemukiman.