MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN bdh jntung.docx
-
Upload
kholil-sidik-al-ghozali -
Category
Documents
-
view
254 -
download
2
Transcript of MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN bdh jntung.docx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “PRE OPERATIF BEDAH JANTUNG”
Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Kardiovaskuler
Dosen Pembimbing: Ns. Fikri Ulil Albab S,Kep.
KELOMPOK 6
Anggota Kelompok:
1. MOH. KHOLIL SIDIK (14201.05.13014)
2. NOVITA YUNIYANTI (14201.05.13020)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY
ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
TAHUN 2015
PRAKATA
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Atas bimbingan dan pertolongannya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan berdasarkan berbagai sumber pengetahuan yang bertujuan untuk membantu proses belajar mengajar mahasiswa agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Sehingga dapat di terbitkan sesuai dengan yang di harapkan dan dapat di jadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan keperawatan dan sebagai panduan dalam melaksanakan makalah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE OPERATIF BEDAH JANTUNG”
Sebagai pembuka, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah S.H., M.M. selaku ketua
yayasan STIKES Zainul Hasan Genggong.
2. Ibu Ns. Iin Aini Isnawati,M.Kes selaku ketua STIKES Zainul Hasan
Genggong.
3. Ibu Ns. Achmad Kusyairi, S.Kep. M.Kep. selaku pembimbing
akademik S1 Keperawatan.
4. Bapak Ns. Fikri Ulil Albab, S.Kep. Selaku pembimbing mata kuliah
Sistem Kardiovaskuler yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam
rangka penyelesaian penyusunan makalah ini
Penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan,namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih
baik lagi.Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penyusun
10 September 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
PRAKATA ............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ............................................................................................
2.2 Klasifikasi ............................................................................................
2.3 Tujuan Operasi Bedah Jantung....................................................................
2.4 Toleransi dan Perkiraan Resiko Operasi......................................................
2.5 Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Jantung..................................................
2.6 Indikasi Bedah Jantung................................................................................
2.7 Kontraindikasi Bedah Jantung.....................................................................
2.8 Perawatan Pre Operatif Dikamar Operasi....................................................
2.9 Komplikasi Bedah Jantung..........................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ............................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................
3.3 Intervensi ............................................................................................
3.4 Implementasi ............................................................................................
3.5 Evaluasi ............................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................
4.2 Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bedah jantung dilakukan untuk menangani berbagai masalah jantung.
Prosedur yang sering mencakup angioplasti koroner perkutan, revaskularisasi
arteri koroner dan perbaikan penggantian katup jantung yang
rusak.Penyebanya seperti penyakit bawaan/keturunan, pola hidup yang tidak
sehat, mal nutrisi, serta efek dari lingkungan yang berbahaya sehingga
memicu timbulnya penyakit jantung tersebut.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kematian terbesar
di dunia saat ini disebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Pada tahun
2002, sepertiga kematian di seluruh dunia disebabkan penyakit
kardiovaskular. Bahkan di negara maju, dapat mencapai setengahnya. Di
indonesia sudah hampir 40% kematian mendadak yaitu disebabkan oleh
penyakit jantung selain dari kecelakaan dan penyakit yang lain seperti
penyakit paru dan lain sebagainya.
Jika hal tersebut tidak segera ditangani maka akan banyak angka
kematian yang terjadi atau kualitas hidup masyarakat yang terbatas. Satu
alasan karena penyakit jantung adalah pembunuh secara tiba-tiba dan tidak
bisa di tunda.
Dari masalah diatas maka kami sebagai calon tenaga kesehatan yang
professional kami membuat makalah ini diharapkan dapat memenuhi
keilmuan yang memang seharusnya menjadi penolong untuk masyarakat yang
membutuhkan, dan menjadikan hal tersebut dapat ditangani dengan skill dan
kolaborasi dengan tim medis lain serta tehnologi yang sangat memadai.Pasien
dengan penyakit jantung dan komplikasi yang menyertainya dapat dibantu
untuk mencapai kualitas hidup yang lebih besar dan yang diperkirakan
sepuluh tahun silam.Dengan prosedur diagnostik yang canggih yang
memungkinkan diagnostik dimulai lebih awal dan lebih akurat, menyebabkan
penanganan dapat dilakukan jauh sebelum terjadi kelemahan yang
berarti.Penanganan dengan teknologi dan farmakoterapi yang baru terus
dikembangkan dengan cepat dan dengan keamanan yang semakin
meningkat.Mungkin tak ada intervensi terapi yang begitu berarti seperti
pembedahan jantung yang dapat memperbaiki kualitas hidup pasien dengan
penyakit jantung.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Bedah Jantung ?
2. Apa saja Klasifikasi Bedah Jantung ?
3. Apa Tujuan Operasi Bedah Jantung ?
4. Apa saja Toleransi dan Perkiraan Resiko Operasi ?
5. Apa saja Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Jantung ?
6. Apa Indikasi Bedah Jantung?
7. Apa Kontraindikasi bedah jantung?
8. Bagaimana Perawatan Pre Operatif Dikamar Operasi ?
9. Apa saja komplikasi dari bedah jantung?
1.3 Tujuan
A. Tujuan Instuksional Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien Pre operatif
bedah jantung.
B. Tujuan Instuksional Khusus
1. Mengetahui pengertian dari bedah jantung
2. Mengetahui klasifikasi bedah jantung
3. Mengetahui Tujuan operasi bedah jantung
4. Mengetahui toleransi dan perkiraan resiko operasi
5. Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik penyakit jantung
6. Mengetahui Indikasi Bedah Jantung
7. Mengetahui Kontraindikasi Bedah Jantung
8. Mengetahui perawatan Pre Operatif dikamar operasi
9. Mengetahui komplikasi dari pembedahan
1.4 Manfaat
Dalam penulisan makalah ini di harapkan dapat bermanfaat bagi:
1.4.1 Mahasiswa
Dapat di jadikan salah satu refrensi untuk belajar,selain itu
makalah ini dapat di jadikan sebagai salah satu refrensi dalam
melakukan asuhan keperawatan dalam ruang lingkup Bedah
Jantung
1.4.2 Tenaga Kesehatan
Dapat di jadikan salah satu referensi sekaligus pedoman dalam
pelayanan keperawatan yang professional dalam bedah jantung.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Bedah jantung adalah usaha atau operasi yang dikerjakan untuk melakukan
koreksi kelainan anatomi atau fungsi jantung.
Bedah jantung adalah tehnik yang dilakukan untuk memperbaiki fungsi
yang rusak, bedah jatung yang dimaksud adalah tranplantasi jantung,
penggantian katup jantung yang rusak dengan katup-katup buatan, atau
perbaikan defek kongenital (Barbara E,1999)
Bedah jantung adalah bidang kedokteran yang terlibat dalam perawatan
bedah penyakit yang mempengaruhi organ didalam toraks (dada) – terutama
jantung dan paru-paru.
2.2 Klasifikasi
1. Operasi jantung terbuka, yaitu operasi yang dijalankan dengan
membuka rongga jantung dengan memakai bantuan mesin jantung
paru (mesin extra corporal).
2. Operasi jantung tertutup, yaitu setiap operasi yang dijalankan tanpa
membuka rongga jantung misalnya ligasi PDA, Shunting
aortopulmonal.
2.3 Tujuan Operasi Bedah Jantung
Operasi jantung dikerjakan dengan tujuan bermacam-macam antara lain :
1. Koreksi total dari kelainan anatomi yang ada, misalnya penutupan
ASD, Pateh VSD, Koreksi Tetralogi Fallot.
2. Transposition Of Great Arteri (TGA). Umumnya tindakan ini
dikerjakan terutama pada anak-anak (pediatrik) yang mempunyai
kelainan bawaan.
3. Operasi paliatif, yaitu melakukan operasi sementara untuk tujuan
mempersiapkan operasi yang definitive atau total koreksi karena
operasi total belum dapat dikerjakan saat itu, misalnya shunt
aortopulmonal pada TOF, Pulmonal atresia.
4. Repairyaitu operasi yang dikerjakan pada katub jantung yang
mengalami insufisiensi.
5. Replacement katup yaitu operasi penggantian katup yang mengalami
kerusakan.
6. Bypass koroner yaitu operasi yang dikerjakan untuk mengatasi
stenosis/sumbatan arteri koroner.
7. Pemasangan inplant seperti kawat ‘pace maker’ permanen pada anak-
anak dengan blok total atrioventrikel.
8. Transplantasi jantung yaitu mengganti jantung seseorang yang tidak
mungkin diperbaiki lagi dengan jantung donor dari penderita yang
meninggal karena sebab lain.
2.4 Toleransi dan Perkiraan Resiko Operasi
Toleransi terhadap operasi diperkirakan berdasarkan keadaan umum
penderita yang biasanya ditentukan dengan klasifikasi fungsional dari New
York Heart Association.
Klas I : Keluhan dirasakan bila bekerja sangat berat misalnya
berlari
Klas II : Keluhan dirasakan bila aktifitas cukup berat misalnya
berjalan cepat.
Klas III : Keluhan dirasakan bila aktifitas lebih berat dari pekerjaan
sehari-hari.
Klas IV : Keluhan sudah dirasakan pada aktifitas primer seperti
untuk makan dan lain-lain sehingga penderita harus
tetap berbaring ditempat tidur.
Waktu terbaik (Timing) untuk melakukan operasi hal ini ditentukan
berdasarkan resiko yang paling kecil.Misalnya umur yang tepat untuk
melakukan total koreksi Tetralogi Fallot adalah pada umur 3 – 4 tahun.
Hal ini yaitu berdasarkan klasifikasi fungsional di mana operasi katub
aorta karena suatu insufisiensi pada klas IV adalah lebih tinggi
dibandingkan pada klas III.Hal ini adalah saat operasi dilakukan.Operasi
pintas koroner misalnya bila dilakukan secara darurat resikonya 2x lebih
tinggi bila dilakukan elektif.
2.5 Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Jantung
Untuk menetapkan suatu penyakit jantung sampai kepada suatu
diagnosis maka diperlukan tindakan investigasi yang cukup. Mulai dari
anamnesa, pemeriksaan fisik/jasmani, laboratorium, maka untuk jantung
diperlukan pemeriksaan tambahan sebagai berikut :
A. Elektrokardiografi (EKG) yaitu penyadapan hantaran listrik dari
jantung memakai alat elektrokardiografi.
B. Foto polos thorak PA dan kadang-kadang perlu foto oesophagogram
untuk melihat pembesaran atrium kiri (foto lateral).
C. Fonokardiografi
D. Ekhocardiografi yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai
gelombang pendek dan pantulan dari bermacam-macam lapisan di
tangkap kembali. Sehingga terlihat gambaran rongga jantung dan
pergerakan katup jantung. Selain itu sekarang ada lagi Dopler
Echocardiografi dengan warna, dimana dari gambaran warna yang
terlihat bisa dilihat shunt, kebocoran katup atau kolateral.
E. Nuklir kardiologi yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai isotop
intra vena kemudian dengan “scanner” ditangkap pengumpulan isotop
pada jantung.
F. Kateterisasi jantung yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai
kateter yang dimasukan ke pembuluh darah dan didorong ke rongga
jantung. Kateterisasi jantung kanan melalui vena femoralis, kateterisasi
jantung kiri melalui arteri femoralis.
Pemeriksaan kateterisasi bertujuan :
1. Pemeriksaan tekanan dan saturasi oksigen rongga jantung,
sehingga diketahui adanya peningkatan saturasi pada rongga
jantung kanan akibat suatu shunt dan adanya hypoxamia pada
jantung bagian kiri.
2. Angiografi untuk melihat rongga jantung atau pembuluh darah
tertentu misalnya LV grafi, aortografi, angiografi koroner dll.
3. Pemeriksaan curah jantung pada keadaan tertentu.
4. Pemeriksaan enzym khusus, yaitu pemeriksaan enzym creati
kinase dan fraksi CKMB untuk penentuan adanya infark pada
keadaan “ unstable angin pectoris”.
2.6 Indikasi Bedah Jantung
1. Jenis jantung bawaan :
a) Ductus arteriosus batolli (Pattren ductus arteriosus) PDA.
b) Obstruksi (Stenosis katup paru & aorta)
c) Atrium septal defek.
d) Ventrikel septal defek
e) Tetralogi fallot.
f) Tranpormasi pembuluh darah besar.
2. Jenis jantung dapatan :
a) Kelainan katup (indokarditis), katup mitralis atau katup aorta.
b) Arterioskerosis (a. koronaria).
c) Tumor.
d) Perikarditisinfeksi
e) Aneurisma
f) Trauma/kecelakaan
2.7 Kontra Indikasi Bedah Jantung
1. Usia lebih dari 70 tahun.
2. Fungsi jantung yang memburuk, dan gangguan fungsi ginjal.
3. Penyumbatan arteri batang utama kiri, dan penyakit paru kronik.
2.8 Perawatan Pre Operatif Dikamar Operasi
Setelah pesien diputuskan operasi, maka persiapan harus dilakukan,
yaitu persiapan fisik maupun persiapan mental.
Untuk persiapan fisik, hal-hal yang harus diperhatikan ialah persiapan
kulit,gastrointestinal,persiapan untuk anastesi, kenyamanan dan istirahat
pasien, serta obat-obatan yang digunakan. Sedangkan persiapan
mental,sangat tergantung pada dukungan dari keluarga. Tugas perawat bedah
disini adalah dapat memberikan informasi yang jelas pada pasien.Meliputi
anatomi dasar dan kondisi penyakit pasien. Prosedur operasi sebatas
kopetensi yang diberikan, pemeriksaan diagnostic penunjang, peraturan-
peraturan dari tim bedah, keadaan di ruang operasi, jenis syarat operasi dan
ruang tunggu bagi keluarga pasien. Hal ini dilakukan pada saat perawat
bedah melakukan kunjungan sebelum pasien dioperasi.
b. Tindakan Perawatan Saat Menerima Pasien di Ruang Persiapan
1. Memperkenalkan diri dan anggota tim kepada pasien
2. Mengecek identitas pasien dengan memanggil namanya
3. Memberikan surport kepada pasien
4. Informasikan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
seperti ganti baju, pemasangan infuse, kanulasi arteri dan
pemasangan lead EKG
5. Mendampingi pasien saat memberikan premedikasi
6. Menciptakan situasi yang tenang
7. Yakinkan pasien tidak menggunakan gigi palsu, perhiasan, kontak
lensa dan alat bantu dengar
8. Membawa pasien keruang operasi
c. PengkajianPasien Pada Saat Di Kamar Operasi
1. Observasi tingkat kesadaran pasien
2. Observasi emosi pasien
3. Observasi aktivitas
4. Cek obat yang digunakan
5. Observasi pernafasan pasien
6. Riwayat penyakit, keluarga, kebiasaan hidup
7. Cek obat yang digunakan
8. Observasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu
9. Observasi kulit: warna, turgor, suhu, keutuhan
2.9 Komplikasi A. Komplikasi Ringan
1. Mual dan Muntah
2. Perdarahan ringan atau memar
3. Infeksi ringan
4. Tidak sembuhnya luka operasi dengan tanda: munculnya warna
kemerahan, bengkak, nyeri dan keluar cairan
5. Pembentukan parut yang abnormal
6. Nyeri pada dinding dada
7. Lelah
8. Penurunan daya ingat akibat kurangnya suplai darah ke otak
9. Gangguan tidur
B. Komplikasi Berat
1. Gangguan irama jantung
2. Gangguan selaput jantung seperti perikarditis.
3. Endokarditis Bacterial
4. Infeksi serius pada dada,tulang dada,darah
5. Gangguan ginjal sehingga harus menjalani cuci darah
6. Gangguan sel-sel darah, yang terdiri hemolisis trombositopenia dan
trombosis terinduksi heparin dan perubahan imunologis
7. Gangguan sistem saraf yang mencakup kejang gangguan saraf tepi,
penurunan kesadaran, hingga koma dan stroke
8. Gangguan pengelihatan yang terdiri atas emboli retina, infark retina,
dan gangguan lapang pandang.
9. Gangguan di pembuluh balik kaki akibat bekuan darah
10. Gangguan psokologis
11. Kematian
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
A. Identitas
1. Nama : identitas nama sangat di perlukan agar tidak terjadi
kekeliruan.
2. Umur : kebanyakan disemua umur (pada anak-anak juga bisa
seperti pada kelainan jantung bawaan) (pada orang dewasa juga
bisa dilakukan dengan indikasi gagal jantung) tapi lebih sering
pada anak-anak
3. Jenis kelamin : kebanyakan terjadi pada laki-laki tapi tidak
menutup kemungkinan terjadi juga pada perempuan
4. Pendidikan : pendidikan sangat berpengaruh karena dengan
pendidikan yang cukup kesehatan akan terjaga sehingga
pemeliharaan kesehatan agar tidak terjadi/timbulnya penyakit dapat
tercegah lebih dini.
5. Pekerjaan : pekerjaan yang berat dan ringan akan mempengaruhi
kerja jantung baik itu akan menjadi lebih sehat atau lebih buruk,
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Biasanya pasien-pasien yang akan dilaksanakan operasi bedah
jantung kebanyakan datang dengan keluhannya sesak nafas, nyeri
dada, syanosis, kelemahan, palpitasi dan nafas cepat
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Awalnya pasien akan merasakan kelelahan sejak pertama kali,
mungkin karena disertai nyeri di dada, dan merasakan gelisah
ketika merasa kecapean, sesak napas bisa terjadi , syanosis,
kelemahan, nafas cepat, setelah beberapa menit gajala akan hilang
dan untuk beberapa jam-hari kemungkinan akan kambuh kembali,
jika tidak segera di kontrol atau periksa ke dokter ahli jantung
maka diagnosa penyakit tidak akan di ketahui,kebiasaan seperti
minuman beralkohol serta merokok dapat memperberat penyakit,
pasien kurang pengetahuan tentang penyakit yang dialaminya.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya pernah merasa sesak dan nyeri pada dada tapi
hilang dengan obat warung namun tidak baik/ hanya bersifat
sementara dan tidak berobat dengan teratur.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Mungkin dari anggota pasien ada yang pernah mengalami penyakit
jantung,jika tidak ada kemungkinan didapat seperti halnya karena
penyakit dan trauma.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmentis
b. Keadaan umun: biasanya dalam keadaan lemah
c. TTV
1. Nadi : 90-110 x/menit
2. TD :150/100 mmHg (normalnya 130/80 mmHg)
3. RR : 24-27 x/menit
4. Suhu : 37,5-38.5 M C
d. Kepala dan Leher
1. Rambut : Keriting, ada lesi, distribusi merata.
2. Wajah : Normal, konjungtiva pucat
3. Hidung : Pernapasan cuping hidung,Tidak ada polip
4. Mulut : Bersih
5. Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
e. Thorax
1. Jantung
Inspeksi : tampak ictus cordis,lihat adanya
pembesaran jantung(rongga dada) atau pengecilan.
Palpasi : ictus cordis kuat angkat dan tidak teraba
apabila jantungnya lemah sekali.mungkin disertai
pembesaran atau pengerutan jantung.
Perkusi : batas jantung melebar atau menyempit
Auskultasi : BJ 1 dan 2 melemah, BJ S3 dan S4,
disritmia, gallop dan bunyi abnormal lainnya
2. Paru
Inspeksi : pengembangan paru kanan-kiri simetris
Palpasi : ada otot bantu pernafasan
Perkusi : sonor
Auskultasi : weezing
f. Abdomen
Inspeksi : Bulat datar
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : -
Auskultasi : Bising usus (+)
g. Ekstremitas
Eks. Atas : Ada clubbing fingers, terdapat oedema
Eks. Bawah :Ada clubbing fingers, terdapat oedema
Sistem Integumen : kulit kering dan turgor kulit juga jelek
Genetalia : bersih, normal, tidak ada penyakit kelamin,
tidak ada hemoroid
6. Pengkajian Fungsional Gordon
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan bahwa kurang prihatin terhadap bagaimana
cara hidup sehat.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Tidak nafsu makan disebabkan dipsnea
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
3. Pola eliminasi
BAK : adanya retensi urin / inkonteninsia urine
BAB : adanya konstipasi
4. Pola aktivitas dan latihan
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena
adanya sesak dan nafas pendek.
5. Pola istirahat tidur
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada
nyeri di dada
6. Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus
segera berobat
7. Pola hubungan dengan orang lain
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi
akibat kondisinya pasien malas untuk keluar dan memilih untuk
istirahat.
8. Pola reproduksi / seksual
Pasien berjenis kelamin laki –laki dan akibat penyakitnya
pasien tidak bisa berhubungan seksual .
9. Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami
penyakit seperti ini lagi
10. Pola mekanisme koping
Pasien apabila merasakan tidak nyaman sekali dan memegangi
dadanya.
11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh
menganggap ini merupakan cobaan dari Allah SWT.
7. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : pasien mengatakan
khawatir dan cemas
karena kurangnya
pengetahuan tentang
prosedur tindakan
pembedahan yang akan
dilakukan.
Do :
Cemas, K/U lemah
- TTV (TD :150/100mmHg, N : takikardi (lebih dari 100x/menit), RR : takipnea (24-28x/menit), S : 37,50-38,50 C )
Kurang informasi
tentang bedah
jantung
Ansietas
Ansietas
2 Ds: Pasien mengatakan
tidak dapat beraktivitas
seperti biasa dan mudah
lelah.
Do:
K/U lemah
- TTV (TD :150/100 mmHg, N : takikardi (lebih dari 100x/menit), RR : takipnea (24-28x/menit), S : 37,50-38,50 C )
ketidakseimbangan
antara suplai
oksigen dengan
kebutuhan proses
metabolik
Defisiensi oksigen dalam jaringan dan sel, sehingga menyebabkan keterbatasan dalam beraktifitas
Gangguan
intoleransi aktivitas
Gangguan intoleransi
aktivitas
3 Ds: pasien mengatakan
bahwa diriya merasa
lemah.
Do: Tampak bingung,
depresi, K/U lemah
TTV (TD : 150/100
mmHg, N : takikardi
(lebih dari 100x/menit),
RR : takipnea
(24-28x/menit), S : 37,50-
38,50 C )
Aritmia
Palpitasi
Disfungsi jantung sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik
Ketidakmampuan jantung memompa darah secara adekuat
Penurunan Curah jantung
Penurunan Curah jantung
4 Ds: pasien mengatakan
nyeri pada dadanya
P : penyakit jantung,
koroner, arteriosklerosis,
atau yang lainnya.
Q : seperti
ditusuk/ditekan benda
berat atau nyeri tekan.
R : pada dada bagian kiri
dan kadang menjalar ke
punggung.
S : muncul setiap saat
kadang memburuk pada
malam hari.
Do: Meringis
K/U lemah.
Ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan metabolik
Perubahan metabolisme
Perubahan ventrikel menurun
Nyeri
Nyeri
5 Ds: pasien mengatakan
bahwa tidak dapat tidur
dengan nyaman
Do:
K/U lemah
Kelemahan umum
Pola tidur terganggu /
perubahan pola tidur pada pasien.
Gangguan pola tidur
Gangguan pola tidur
1. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang dialami.
2. Gangguan intoleransi aktifitas b.d adanya ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dengan kebutuhan proses metabolik
3. Penurunan Curah Jantung b.d Ketidakmampuan jantung memompa darah secara adekuat
4. Nyeri b/d hipoxia jaringan akibat penyumbatan pada penyakit
Arteriosklerosis.
5. Gangguan pola tidur b/d rasa cemas berlebihan dan nyeri pada dada
8. Proses Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional
1 Ansietas b.d
kurangnya
pengetahuan
tentang
penyakit
yang dialami.
Setelah dilakukan
proses keperawatan
selama 1x24 jam
diharapkan pasien
tidak cemas dan
tidak khawatir
KH : 1. Pasien
dapat menjelaskan
tentang penyakit
1. Observasi TTV
2. Identifikasi tingkat
kecemasan
3. Berikan support
kepada pasien
4. Jelaskan tindakan
yang akan
dilakukan
5. Dengarkan dengan
1.Mengetahui
keadaan umum
pasien
2.Mengetahui
perasaan yang
dirasakan pasien
ketika mengalami
penyakit jantung
3.Mendukung
yang dialaminya,
2.Menyatakan
bahwa sudah tidak
khawatir
3.TTV normal :
(TD : 110/70-
120/80 mmHg,
Suhu: 36,5-37,50 C,
RR: 16-24 x/mnt,
Nadi: 60-100 x/mnt
penuh perhatian mental pasien
untuk menurunkan
ketegangan yang
meningkatkan
tekanan darah
4.Prosedur yang
jelas dapat
membantu efisiensi
keberhasilan bedah
5.Konsep caring
yang mampu
memberikan
dukungan kepada
pasien.2
2 Gangguan
intoleransi
aktifitas
berhubungan
dengan
adanya
ketidakseimb
angan antara
suplai
oksigen
Setelah dilakukan
proses keperawatan
selama 1x24 jam
pasien dapat
melakukan
aktivitas seperti
biasa dan tidak
mudah lelah
dengan KH :
1. pasien dan
keluarga pasien
mengetahui
penyebab dari
gangguan
intoleransi
1. Observasi TTV
2. Catat respon
kardiopulmonal
terhadap aktivitas,
catat takikardi,
disritmia, dispnea,
berkeringat, pucat.
3. Observasi warna
kulit, membran
mukosa dan kuku.
Catat adanya
sianosis perifer
(kuku) atau sianosis
sentral.
4. Evaluasi
1. 1.Mengetahui
keadaan umum
pasien
2.
2
.Penurunan/ketidak
mampuan
miokardium untuk
meningkatkan
volume sekuncup
selama aktivitas,
dengan
menyebabkan
peningkatan segera
pada frekuensi
aktivitas
2. pasien dan
keluarga pasien
mampu
menunjukan
bagaimana cara
mengatasi
gangguan
intoleransi
aktivitas
3. pasien dan
keluarga pasien
mampu
mengatasi
gangguan
intoleransi
aktivitas
4. - TTV normal :
(TD : 110/70-
120/80 mmHg,
Suhu: 36,5-
37,50 C, RR: 16-
24 x/mnt, Nadi:
60-100 x/mnt
- suara nafas
vesikuler
- mukosa dan dasar
kuku berwarna
merah muda
peningkatan
intoleransi aktivitas.
5. Anjurkan untuk
menarik nafas
dalam, batuk efektif,
berpindah posisi,
memakai spirometer
dan mematuhi terapi
nafas.
jantung dan
kebutuhan oksigen,
juga peningkatan
kelelahan dan
kelemahan.
3. 3.Sianosis kuku
menunjukkan
vasokontriksi
respon tubuh
terhadap
demam/menggigil
namun sianosis
pada daun telinga,
membran mukosa
dan kulit sekitar
mulut
menunjukkan
hipoksemia
sistemik.
4. 4.Dapat
menunjukkan
peningkatkan
dekompensasi
jantung daripada
kelebihan aktivitas.
5. 5.Membantu
menjaga jalan nafas
tetap paten,
mencegah
atelectasis dan
memungkinkan
pengembangan
paru.
3 Penurunan Curah jantung b.d Ketidakmampuan jantung memompa darah secara adekuat
Setelah dilakukan
proses keperawatan
selama 1x24 jam
diharapkan Curah
jantung meningkat
KH:
1.Takikardi
menurun
2.Dapat
mentoleransi
aktifitas
3.Tidak ada
penurunan
kesadaran
4. TTV normal :
(TD : 110/70-
120/80 mmHg,
Suhu: 36,5-37,50 C,
RR: 16-24 x/mnt,
Nadi: 60-100 x/mnt
Tidak adanya
Aritmis jantung
1. Observasi TTV.
2. Catat adanya
disritmia jantung
3. Monitor status
kardiovaskuler
4. Monitor status
pernafasan yang
menandakan gagal
jantung
5. Monitor toleransi
aktivitas pasien
6. Monitor adanya
respon pasien
terhadap efek
pengobatan anti
aritmia
1. 1. Mengetahui
keadaan umum
pasien
2. Menentukan
adanya kelainan
pada bunyi jantung
dan menandakan
adanya masalah
jantung
3.
Menginformasikan
status dari
kardiovaskuler
4. Menandakan
adanya gagal
jantung kongestif
karena kurangnya
suplai darah ke
paru
5. Mengukur
aktivitas yang
dapat dilakukan
pasien
6. Respon tubuh
yang positif dapat
membantu proses
penyakit
4 Nyeri b/d
hipoxia
jaringan
akibat
penyumbatan
pada penyakit
Arteriosklero
sis.
Tujuan: Setelah
dilakukan proses
keperawatan
selama 1x24 jam
diharapkan nyeri
berkurang
Mampu
mengontrol nyeri
(tahu penyebab
nyeri,mampu
menggunakan
tekhnik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi
nyeri,mencari
bantuan
Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
Mampu
mengenali nyeri
(skala,intesitas,fr
ekuensi dan tanda
nyeri )
Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
1. Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif
termasuk
lokasi,karakteristik,d
urasi,frekuensi,dan
durasi
2. Gunakan tekhnik
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
pasien
3. Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu
ruangan,pencahayaa
n dan kebisingan
4. Ajarkan tentang
tekhnik non
farmakologi
5. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
1. Menentukan
lokasi nyeri
2. mengetahui
tentang proses
penyakit dan
nyeri pasien
3. mendapatkan
tempat yang
nyaman dan
bersih
4. menangani atau
mengurangi
ketika nyeri
5. farmakologi yang
tepat dan akurat
dapat membantu
mengurangi nyeri
5 Gangguan setelah dilakukan 1. Jelaskan 1. .Prosedur yang
pola tidur b/d
rasa cemas
berlebihan
dan nyeri
pada dada
tindakan
keperawatan 1x24
jam diharapkan
klien tidur secara
nyenyak
KH
Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari
Pola tidur kualitas dalam batas normal
Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
Mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur
pentingnya tidur yang adekuat
2. Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca)
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman
4. Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang tekhnik tidur pasien
5. Kolaborasi pemberian obat tidur
jelas dapat
membantu
pasien tidur
nyenyak
2. Memfasilitasi
sebelum tidur
3. Agar pasien
bisa beristirahat
yang tenang dan
nyaman
4. Agar keluarga
dapat
mengetahui pola
tidur pasien
5. Untuk
memenuhi pola
tidur pasien
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bedah jantung adalahUsaha atau operasi yang dikerjakan untuk
melakukan koreksi kelainan anatomi atau fungsi jantung dan memperbaiki
adanya kerusakan yang timbul karena bawaan maupun didapat, agar kualitas
hidup seseorang dapat tercapai. Yang dibagi menjadi dua cara:
Operasi Jantung Dibagi Atas :
Operasi jantung terbuka, yaitu operasi yang dijalankan dengan membuka
rongga jantung dengan memakai bantuan mesin jantung paru (mesin extra
corporal).
Operasi jantung tertutup, yaitu setiap operasi yang dijalankan tanpa
membuka rongga jantung misalnya ligasi PDA, Shunting aortopulmonal.
Peran perawat pada fase pre operatif ini meliputi yaitu, :
1. Pemeliharaan keselamatan
2. Pematauan fisiologis
3. Dukungan psikologis
4. Penatalaksanaan keperawatan4.2 Saran
A. Bagi MahasiswaSebagai calon perawat. Mahasiswa dituntut terampil dan tekun dalam
konsep yang dimaksud dengan bedah jantung, karena buku ini merupakan
sumber yang dapat kita gunakan untuk mengetahui tentang bedah jantung
serta penanganan masalah yang terjadi di sekitar kita.
B. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang professional, perawat dituntut
paham dan ahli dalam masalah penyakit, utamanya penyakit jantung,
penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang mematikan baik itu
dalam jangka panjang ataupun jangka pendek, karena kualitas hidup
seseorang lebih penting dari hal apapun dan tidak ternilai. Makalah ini
kami buat sebagai acuan dalam hal bedah jantung, harapan kami agar buku
ini dapat membantu dalam proses keperawatan sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Nanda, NIC NOC 2013. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan nanda nic
noc.Edisi Revisi. Media Hardy: Yogyakarta.
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. EGC : Jakarta.
Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses menghadapi
Operasi. Sahabat Setia : Yogyakarta.
Effendy, Christantie. 2002. Handout Kuliah Keperawatan Medikal Bedah :
Preoperatif Nursing, Tidak dipublikasikan : Yogyakarta.
Shodiq, Abror. 2004. Operating Room, Instalasi Bedah Sentral RS dr. Sardjito
Yogyakarta, Tidak dipublikasikan : Yogyakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 1. EGC : Jakarta.
Wibowo, Soetamto, dkk. 2001. Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Airlangga
University Press : Surabaya.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7.
EGC : Jakarta.