Makalah Anatomi Fisiologi Sistem Muskulus
-
Upload
roby-pandu-pradana -
Category
Documents
-
view
896 -
download
13
description
Transcript of Makalah Anatomi Fisiologi Sistem Muskulus
MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULUS
Untuk Memenuhi Tugas Anatomi Fisiologi
Dosen Pembimbing :
Ns. M. Aminuddin, S.Kep., WOC(ET)N, M.Sc., AIFM
Disusun :
Rizal Peratama 72.20.001.D.13.074
Roby Pandu Pradana 72.20.001.D.13.075
Seri Astuti 72.20.001.D.13.076
I B / 2013
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN PEMPROV KALTIM
2013
1 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat
dan karuniaNya kami telah dapat menyusun makalah ini yang berjudul Anatomi
Fisiologi Sistem Muskulus
Dalam proses penyusunan makalah ini, tim penyusun mengalami banyak
permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, dengan
segala kerendahan hati, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Koordinator
Mata Perkuliahan Anatomi Fisiologi, yaitu Bapak Ns. M. Aminuddin, S.Kep
WOC(ET)N, M.Sc., AIFM yang telah membimbing kami dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi
maupun sistematika penulisannya, maka dari itu penyusun berterima kasih apabila
ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
seperjuangan khususnya Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) nantinya.
Samarinda, 14 September 2013
Penyusun
2 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………1
Kata Pengantar…………………………………………………………………2
Daftar Isi………………………………………………………………………...3
Daftar Gambar………………………………………………………………….4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………6
B. Tujuan……………………………………………………………………..6
1. Tujuan Umum…………………………………………………………6
2. Tujuan Khusus………………………………………………………...6
C. Manfaat……………………………………………………………………6
BAB II TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Dan Fungsi Sistem Otot……………………………………….7
2. Jenis – Jenis Otot…………………………………………………………11
3. Fisiologi Otot…………………………………………………………….17
4. Tendon……………………………………………………………………19
5. Ligamen…………………………………………………………………..19
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan………………………………………………………………21
2. Saran……………………………………………………………………..22
Daftar Pustaka………………………………………………………………….23
3 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 ………………………………………………………………..11
Gambar 1.2 ………………………………………………………………..15
Gambar 1.3 ………………………………………………………………..15
Gambar 1.4 ………………………………………………………………..18
Gambar 1.5 ……………………………………………………………….. 19
4 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari tentang otot disebut Myologi. Jaringan otot
sangat penting bagi tubuh karena fungsinya, diantaranya sebagai alat gerak
aktif, alat transportasi pengedar makanan dalam usus, juga pengedaran
darah keseluruh tubuh. Jaringan otot ditandai adanya myofibril-miofibril
pada selnya yang memanjang. Myofibril tersebut yang bertangung jawab
atas kontraktilitas sel-sel otot.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata Kuliah “ Anatomi Fisiologi“ tentang
Anatomi Fisiologi sistem muskulus.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui bagian – bagian dari sistem muskulus manusia.
Mengetahui pengertian dari bagian – bagian sistem muskulus
manusia.
Mengetahui fungsi sistem muskulus di dalam organ tubuh
manusia.
C. Manfaat
Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa jurusan perawat
tentang “ Anatomi Fisiologi Sistem Muskulus “
Bisa memahami bagian – bagian dari organ tubuh manusia
BAB II
5 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Dan Fungsi Sistem Otot
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh
dapat bergerak. Gerak sel dapat terjadi karena sitoplasma merubah bentuk.
Pada sel- sel, sitoplasma ini merupakan benang- benang halus yang
panjang yang disebut myofibril. Jika sel otot mendapat rangsangan maka
myofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan
dirinya kearah tertentu (berkontraksi).
Sistem otot terdiri dari beberapa bagian yang saling terpisah yang
disebut otot-otot. Sebagian besar otot kita melekat pada kerangka tubuh.
Otot dapat mengerut dan dapat juga menegang. Oleh karena itu, susunan
otot adalah suatu sistem alat untuk menguasai gerak aktif dan posisi tubuh
kita. Pada setiap otot terlihat beberapa empal yang merupakan bagian yang
aktif mengerut.
Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan
tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan
Bagian-bagian otot terdiri dari:
1. Kepala otot (muskulus kaput).
2. Empal otot (muskulus venter).
3. Ekor otot (muskulus kaudal).
Kepala dan ekor otot merupakan jaringan ikat yang kuat disebut
tendo, yaitu tempat melekatnya otot pada tulang. Tempat melekatnya
kepala otot pada pangkal tulang disebut origo, dan tempat melekatnya ekor
otot dinamakan insersi. Dibagian tengah bentuknya gembung terdiri dari
berkas-berkas otot yang merupakan bagian aktif dalam berkontraksi, yaitu
muskulus venter.
Fungsi otot, yaitu :
6 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
a. Melaksanakan gerakan
Gerakan yang dihasilkan otot pada dasarnya ada dua, yaitu gerakan
tubuh yang mudah diamati dan gerakan tubuh yang tidak mudah diamati.
Untuk memahami bagaimana otot menggabungkan dengan kerangka dalam
memberikan gerak kita harus melihat mekanisme dasar dari gerakan.
Kerangka utama tubuh ditutupi oleh otot , yang berfungsi untuk
memungkinkan gerakan. Kita tahu bahwa untuk memindahkan atau
mengangkat beban terhadap kekuatan lain, lebih mudah untuk menggunakan
pengungkit , dan inilah prinsip yang mengadopsi sistem muskuloskeletal dan
yang kita harus memeriksa.
Bagian komponen yang digunakan dalam tuas adalah sebagai berikut:
1. Lever - hampir selalu tulang
2. Titik tumpu - poros titik tuas, yang biasanya sendi
3. Angkatan otot - kekuatan yang menarik ujung berlawanan dari otot
bersama-sama
4. Angkatan resistif - gaya yang dihasilkan oleh faktor luar tubuh (misalnya
gravitasi, dll gesekan) yang bertindak melawan kekuatan otot
5. Torsi - sejauh mana memaksa cenderung untuk memutar objek tentang
titik tumpu yang ditentukan
Ada berbagai jenis tuas tergantung pada posisi titik tumpu, usaha dan
kekuatan resistif.
1. Tuas Kelas Pertama: kekuatan otot dan kekuatan resistif adalah pada sisi
yang berbeda dari, misalnya titik tumpu kepala istirahat pada kolom
vertebralis. Sebagai kepala terangkat, bagian wajah tengkorak adalah
perlawanan, titik tumpu antara tulang atlas dan oksipital, dan usaha adalah
kontraksi otot-otot punggung.
2. Tuas Kelas Kedua: kekuatan otot dan bertindak gaya resistif pada sisi yang
7 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
sama dari titik tumpu, dengan kekuatan otot yang bekerja melalui tingkat
lebih lama dari bahwa melalui tindakan-tindakan kekuatan resistif -
misalnya mengangkat tubuh ke atas jari-jari kaki. Tubuh adalah resistensi,
bola kaki adalah titik tumpu, dan usaha adalah kontraksi dari otot betis.
3. Tuas Kelas Ketiga: kekuatan otot dan bertindak gaya resistif pada sisi yang
sama dari titik tumpu, dengan kekuatan otot bertindak melalui tuas lebih
pendek dari bahwa melalui tindakan-tindakan kekuatan resistif - adduksi
misalnya paha. Berat paha adalah perlawanan, sendi pinggul adalah titik
tumpu, dan kontraksi dari otot adduktor adalah usaha.
Sebagian besar anggota badan dari tubuh manusia yang
diartikulasikan oleh tuas kelas ketiga.
b. Menjaga postur tubuh
Otot juga menjaga postur dan posisi tubuh. Reseptor sensorik di otot
memantau ketegangan dan panjang otot dan menyediakan sistem saraf dengan
informasi penting tentang posisi bagian tubuh, sehingga memungkinkan
postur harus dipertahankan. Otot tidak pernah benar-benar beristirahat, juga
tidak benar-benar memiliki untuk memperpendek panjang ketika mereka
kontrak. Ketegangan atau nada diproduksi sebagai hasil dari kontraksi antara
kelompok yang berlawanan berbagai otot membantu kita tetap berada dalam
posisi statis, bahkan ketika kita tertidur. Kontraksi dan relaksasi otot- oot
rangka menjaga tubuh dalam posisi tetapa tegak pada saat berdiri maupun
duduk
c. Menghasilkan panas
8 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
Kontraksi otot dapat menghasilkan panas unutk memelihara suhu tubuh,
contoh pada saat kedinginan, tubuh kita akan menggigil yang merupakan
kontraksi otot unutk menghasilkan panas. Kontraksi otot menghasilkan panas dan
sebanyak 70% dari panas tubuh yang dihasilkan oleh energi yang diproduksi
dalam jaringan otot. Darah merupakan elemen penting dalam kontrol suhu selama
latihan, mengambil panas dari inti tubuh dan otot bekerja dan mengarahkan ke
kulit ketika tubuh terlalu panas. Ketika panas internal tubuh mencapai tingkat
thermoreceptors terlalu rendah di relay kulit pesan ke hipotalamus di otak. Dalam
menanggapi sinyal ini, kontrak otot rangka dan bersantai secara spontan
(menggigil) meningkatkan aktivitas otot untuk menghasilkan panas. Pada
gilirannya, otot juga responsif terhadap panas eksterior - udara dingin
meningkatkan otot, dan kondisi panas memiliki efek relaksasi pada otot
Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1. Kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek
2. Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari
gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi
3. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah
berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam
keadaan relaksasi
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament
miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini
menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot
menyusun satu otot.
2. Jenis – jenis Otot
9 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
Berdasarkan srtukturnya maupun fisiologisnya, otot dibagi menjadi
tiga macam yaitu otot Rangka/Skelet, otot Polos dan otot Jantung.
a. Otot Skelet
Otot rangka juga disebut otot skelet atau otot serat lintang,
otot bercorak, otot lurik dan musculus striata. Secara mikroskopis,
terlihat otot rangka tersebut terdiri dari sel-sel otot (serabut-serabut
otot) yang tebalnya kira-kira 10-199 u.m dan panjangnya kira-kira
15 cm. inti terletak tepat di bawah permukaan sel, selain itu juga
Nampak adanya garis-garis terang dan gelap yang melintang, oleh
karena itu disebut otot serat melintang.
Otot skelet membentuk sekitar 40 persen dari berat badan
total. Otot ini berfugsi dalam membentuk gerakan volunter dan
menegakkan tubuh.
Setiap otot ditutupi oleh selubung jaringan ikat dan tersusun
oleh banyak serat otot, yang berjalan sepanjang 1 sampai 40 mm.
Serat otot bergabung dalam berkas yang dikelilingi oleh selapis
selubung tipis. Setiap erat tersusun dari miofibril, yang setiap
mofibril dibentuk dari struktur – struktur yang lebih kecil yang
disebut miofilamen.
b. Otot Polos
Otot ini juga disebut musculus nontriata, otot alat dalam,
otot tak sadar. Terdiri dari sel-sel berbentuk spindel dengan
panjang 40-200 u.m dan tebal 4-20 u.m, dengan inti berada di
tengah. Miofibrilnya sulit untuk dilihat, tidak mempunyai garis-
garis gelap terangya. Serabut retikuler (bentuk jala) tranvesal
menghubungkan sel-sel otot menbentuk suatu berkas sehingga
menjadi satu unit funsional.
Otot polos tidak melekat pada tulang tetapi ikut membentuk
alat dalam seperti terdapat pada dinding pembuluh darah, saluran
pencernaan, system urogenitalis dan lain sebagainya.
10 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
Otot polos bekerja tidak dipengaruhi oleh kehendak, tidak
terlalu cepat tetapi berurutan dan tidak cepat lelah. Oleh pengaruh
hormonal, kemungkinan otot polos dapat bertambah panjang dan
berproliferasi (membentuk sel-sel baru) contohnya yaitu pada
uterus, serabut otoitnya dapat mencapai 800 u.m
c. Otot Jantung
Serabut-serabut otot yang mengandung sarcaoplasma dalam
jumlah besar membentuk jala-jala, seperti otot serat lintang juga
terdapat garis-garis melintang gelap dan terang tetapi sarcomernya
lebih pendek, intinya terletak ditengah, sarcosom jauh lebih banyak
dari otot rangka, serabut otot bercabang-cabang. Otot jantung
bergerak teratur dan tidak cepat, tetapi diluar kehendak kita.
Otot Skelet Otot Polos Otot Jantung
Gambar 1.1
11 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
d. Menurut bentuk dan serabutnya, otot dapat dibagi dua yaitu otot
serabut sejajar atau benuk kumparan, otot bentuk kipas. Otot
bersirip dan otot melingkar/ sfinter
e. Menurut jumlah kepalanya, yaitu otot berkepala dua (bisep), otot
berkepala tiga (trisep), dan otot berkepala empat (quadrisep)
f. Menurut letaknya, otot- otot tubuh dibagi dalam beberapa
golongan, yaitu :
a) Otot bagian kepala
b) Otot bagian leher
c) Otot bagian dada
d) Otot bagian perut
e) Otot bagian punggung
f) Otot bagian bahu dan lengan
g) Otot panggul
h) Otot anggota gerak bawah
g. Berdasarkan perlekatannya dibedakan menjadi :
a. Origo
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang
dengan pergerakan yang tetap/stabil pada saat kontraksi.
b. Insersio
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang
dengan pergerakan yang berubah posisi pada saat kontraksi.
h. Berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi :
a. Otot sinergis
Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling
mendukung/bekerja sama/menimbulkan gerakan yang searah.
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama –
sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu
berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya, otot
– otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita
12 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang
menyebabkan telapak tangan menengadah atau
menelungkup.Gerakan pada bagian tubuh, umumnya
melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot
berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya
sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga
otot akan memendek, mengeras, dan bagian tengahnya
menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot
tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot
hanya mampu untuk menggerakan tulang ke satu arah tertentu.
Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus
mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak
cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu,
harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan
kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan
tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali
ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot
dengan kerja berbeda
Contoh :
Seluruh otot pronator yang mengatur pergerakan telapak tangan untuk
menelungkup.
Seluruh otot supinator yang mengatur pergerakan telapak tangan
menengadah.
13 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
b. Otot antagonis
Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling
berlawanan/bertolak belakang/tidak searah. Otot antagonis
adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan.
Jika otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi,
akan menyebabkan tulang tertarik atau terangkat. Sebaliknya,
jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan
menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot
antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot
yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada
tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep
adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat
pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk
mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot
trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep
berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Macamnya :
Otot ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan).
Otot abductor (menjauhi sumbu badan) dengan adductor (mendekatisumbu
badan).
Otot supinator (menengadah) dengan pronator (menelungkup).
Otot depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas).
14 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
Anterior
Gambar 1.2
Posterior
Gambar 1.3
15 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
3. Fisiologi Otot
Karakteristik ototnya adalah sebagai berikut :
Exitabilitas yaitu kemampuan dari jaringan otot untuk
menggadakan jawaban jika dirangsang atau dipacu.
Conductivitas yaitu sifat jaringan otot untuk menghantarkan suatu
rangsang.
Elastisitas yaitu sifat jaringan otot untuk kembali ke bentuk semula
jika kekuatan yang ada padanya berhenti.
Viscositas yaitu sifat dari jaringan otot mempunyai tahanan /
tekanan.
Contraktilitas yaitu sifat jaringan otot untuk memendek atau
berubah teganganya jika mendapat suatu rangsang.
Sehubungan dengan fungsi otot sebagai gerak aktif, maka sifat
yang terakhir adalah terpenting yaitu dapat kontraksi bila mendapatkan
stimulus.
Otot sehubungan dengan fungsinya sebagai alat gerak maupun
penghasil panas, melakukan kerjanya dengan kontraksi yaitu
memendekkan otot, kontraksi otot akan terjadi bila mendapatkan rangsang
dengan kekuatan tertentu yang dikenal dengan nilai ambang. Agar terjadi
respon, maka besarnya pacu minimal sama dengan nilai ambang.
Rangsang yang pacunya sama dengan nilai ambang disebut pacu
luminal, sedang yang kurang dari nilai ambang disebut subminimal, kalu
lebih dari nilai ambang dinamakan supraliminal. Hokum “All or nothing”
berlaku untuk kontraksi otot tersebut yang artinya bila sel otot kontraksi
maka akan melakukan kontraksi secara penuh, jika nilai ambang telah
tercapai, walaupun ditambah rangsang maka kontraksi tak akan
16 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
bertambah, sebaliknya jika rangsang kurang dari nilai ambang, maka sama
sekali otot tidak kontraksi. Namun demikian kondisi pada waktu stimulus
berubah maka kekuatan kontraksipun berubah, misalnya sel otot yang baru
diregangkan, diberi suplay makanan cukup, dioksigenasi dengan baik
maka kontraksinya lebih kuat dibandingkan dengan makan dan oksigenasi
yang kurang. Prinsip all or nothing tersebut hanya berlaku pada sel otot
tunggal tetapi berlaku pada segumpal otot ataupun organ otot (kecuali otot
jantung), pada segumpal otot rangsang yang kuat, juga akan menimbulkan
kontraksi yang lebih kuat.
Perbedaan tersebut terjadi karena serabut syaraf motoris yang
didistribusikan ke otot. Setiap serabut otot tunggal dicabangkan menjadi
seratus cabang kecil yang masing-masing berakhir pada ujung otot tertentu
yang disebut motor and plate dan myoneural junction (hubungan otot-
syaraf). Jadi satu serabut syaraf menginervasi seratus serabut otot. Serabut
syaraf motor tunggal bersama seratus cabang serabut otot membentuk
suatu motor unit pada terminalnya. Suatu stimulus yang lebih kuat
mengaktifkan beberapa motor unit, dengan demikian menghasilkan
kontraksi yang lebih kuat bila dibandingkan dengan stimulus yang lebih
lemah.
Jantung merupakan suatu organ yang mengikuti prinsip all or
nothing karena struktur percobaan sel otot jantung, maka setiap stimulus
menyebar keseluruh sel, mengaktifkan semua setiap waktu, sehingga dapat
dihasilkan kontraksi maksimum setiap waktu pada kondisi tertentu.
17 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
4. Tendon
Tendon adalah sebuah pita jaringan ikat yang melekat pada otot
dan ujung yang lain berinsersi ke dalam tulang. Tendon memiliki sedikit
elastisitas. Tendon :
a. Memungkinkan massa otot yang besar untuk mengonsentrasikan
kekuatannya pada satu daerah tulang yang relatif kecil.
b. Memungkinkan beberapa tendon melalui ruang yang kecil, misalnya
tendon otot lengan bawah ketika lewat di bagian depan dan belakang
pergelangan tangan.
c. Memiliki fungsi protektif dan suportif di sekitar sendi.
Gambar 1.4
5. Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang
merupakan jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen.
Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.
Beberapa tipe ligamen :
Ligamen Tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan
ligament kolateral yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini
memungkinkan terjadinya pergerakan.
18 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
Ligamen jaringan elastik kuning.
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang
membungkus dan memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu
dengan tulang lengan atas.
Gambar 1.5
19 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh
dapat bergerak. Sistem otot terdiri dari beberapa bagian yang saling
terpisah yang disebut otot-otot. Sebagian besar otot kita melekat pada
kerangka tubuh. Otot dapat mengerut dan dapat juga menegang.
Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1. Kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek
2. Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari
gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi
3. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah
berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam
keadaan relaksasi.
Berdasarkan srtukturnya maupun fisiologisnya, otot dibagi menjadi
tiga macam yaitu otot Rangka/Skelet, otot Polos dan otot Jantung.
Menurut bentuk dan serabutnya, otot dapat dibagi dua yaitu otot
serabut sejajar atau benuk kumparan, otot bentuk kipas. Otot bersirip dan
otot melingkar/ sfinter.
Menurut jumlah kepalanya, yaitu otot berkepala dua (bisep), otot
berkepala tiga (trisep), dan otot berkepala empat (quadrisep)
Menurut letaknya, otot- otot tubuh dibagi dalam beberapa
golongan, yaitu : Otot bagian kepala, Otot bagian leher, Otot bagian dada,
Otot bagian perut. Otot bagian punggung, Otot bagian bahu dan lengan ,
Otot panggul, Otot anggota gerak bawah.
20 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
Berdasarkan perlekatannya dibedakan menjadi : Origo, Insersio
Berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi : Otot sinergis, Otot
antagonis
2. Saran
Setelah mengetahui berbagai bagian - bagian, fungsi, pengertian
dari sistem muskulus mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
mengaplikasikanya dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan.
21 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s
DAFTAR PUSTAKA
Abineoagus, (2010). Sistem Muscularis ( otot tubuh manusia ).
http://abineoagus.wordpress.com/2010/12/03/sistem-muscularis-otot-tubuh-manusia/. Di ambil Tanggal 13 September 2013. Pukul 20.00 WITA.
Gibson, John (2002). Fisiologi & Anatomi Modern Untuk Perawat. Jakarta : Buku Kedokteran EGC., hal 75 – 95.
Syarifuddin, ( 2002 ). Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawtan. Jakarta : Salemba Medika.
Rizki.(2011. Muscular systema. http://riskichairi.blogspot.com/2011/04/muscular-
s)ystema .html . (Diunduh 14 September 2013). Pukul 19.00.
22 | P a g e A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m M u s k u l u s