makalah Analisa Diri

45
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN BAB II PEMBAHASAN A. ANALISA KESADARAN DIRI Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia dan meliputi pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua orang atau lebih. Komunikasi mempunyai dua tujuan, yaitu untuk pertukaran informasi dan mempengaruhi orang lain. Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk perawat tentang keadaan pasien dan pada waktu yang bersamaan perawat dapat memberikan informasi tentang cara-cara menyelesaikan masalah dengan strategi tertentu sehingga pasien terpengaruh dan mau melakukannya untuk penyelesaian masalah pasien. Jika pasien menerima dan melakukan informasi yang diberikan oleh perawat maka perilaku pasien berubah ke arah adaptif yang merupakan hasil utama tindakan keperawatan. 1

Transcript of makalah Analisa Diri

Page 1: makalah Analisa Diri

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

BAB II

PEMBAHASAN

A. ANALISA KESADARAN DIRI

Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia

dan meliputi pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua

orang atau lebih. Komunikasi mempunyai dua tujuan, yaitu untuk pertukaran

informasi dan mempengaruhi orang lain.

Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk perawat

tentang keadaan pasien dan pada waktu yang bersamaan perawat dapat

memberikan informasi tentang cara-cara menyelesaikan masalah dengan strategi

tertentu sehingga pasien terpengaruh dan mau melakukannya untuk penyelesaian

masalah pasien. Jika pasien menerima dan melakukan informasi yang diberikan

oleh perawat maka perilaku pasien berubah ke arah adaptif yang merupakan hasil

utama tindakan keperawatan.

Pengertian

Analisa diri perawat adalah kemampuan perawat dalam menilai aspel-aspek yang

dimiliki di dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan diri secara terapeutik

kepada klien.

Aspek-aspek Analisa Kesadaran Diri Perawat:

1. Kesadaran Diri

1

Page 2: makalah Analisa Diri

Helper yang efektif adalah mampu menjawab pertanyaan, siapa saya?

Perawat adalah orang yang care akan kebutuhan pasien baik biologi,

psikologik dan sosiokultural dengan melihat rata-rata penampilan yang

dimilikinya. Perawat belajar tentang kecemasan, kemarahan, kesedihan dan

kegembiraan dalam membantu pasien terhadap kontinyu sehat dan sakit..

Kesadaran diri merupakan kunci penampilan perawat psikiatri.

tujuannya agar perawat punya bukti otentik, komunikasi terbuka dan

komunikasi diri. Perawat harus dapat mengerti tentang perasaan diri, tindakan

dan reaksi. Juga dapat menerangkan kemampuan emosional (MacCulloch,

1998). Yang baik adalah perawat dapat mengerti dan menerima pasien dengan

perbedaan dan keunikannya sesuai dengan pengetahuannya yang dimiliki.

Campbell (1980) mendefenisikan kesadaran diri menurut model

keperawatan secara holistik meliputi komponen psikologik, fisik, lingkungan

dan pilosopi :

Komponen psikologi termasuk pengetahuan, emosi, motivasi, konsep

diri dan personaliti. Komponen fisik adalah pengetahuan tentang fisiologi

personal dan umum, juga termasuk sensasi tubuh, gambaran diri dan potensial

fisik. Komponen lingkungan berisi tentang lingkungan sosiokultural,

hubungan dengan orang lain, dan pengetahuan tentang hubungan antara

manusia dan alam. Komponen pilosopi adalah perasaan tentang makna

kehidupan. Pilosopi diri berupa tentang kehidupan dan kematian baik yang

disadari maupun tidak disadaritermasuk kemampuan superior, tetapi juga

meliputi tanggung jawab terhadap perilaku baik secara etik dan nyata.

Ke semua komponen merupakan model yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kesadaran diri dan perkembangan diri perawat dan pasien untuk

mengerti akan dirinya.

Peningkatan kesadaran diri.Bisa dilihat dari Johari window. Kuadran 1

adalah kuadran terbuka: perilaku, perasaan dan pikiran diketahui individu dan

orang lain. kuadran 2 disebut kuadran buta sebab semuanya hanya diketahui

2

Page 3: makalah Analisa Diri

oleh orang lain sedangkan individu tidak tahu. Kuadran 3 adalah kuadran

rahasia yaitu berpikir tentang dirinya artinya hanya diketahui oleh individu itu

sendiri. kuadran 4 adalah kuadran tidak diketahui yaitu aspek yang berisi

tentang diri adalah tidak diketahui individu dan orang lain. keempat kuadran

merupakan penampilan yang ada pada total diri individu.

1

Diketahui Diri Sendiri dan Orang

lain

2

Hanya diketahui oleh orang

lain (buta)

3

Hanya diketahui oleh diri

sendiri (rahasia)

4

Tidak diketahui oleh

siapapun

Berikut ini 3 prinsip yang membantu merencanakan bagaimana

tentang diri yaitu:

Perubahan satu kuadran memberikan efek pada semua kuadran lainnya

Kuadran 1 kecil, komunikasinya buruk Belajar tentang arti diri sendiri

terhadap perubahan yang terjadi dari tempatnya, jika kuadran 1 lebih besar

dan satu atau kuadran lainnya lebih kecil.

Tujuan meningkatkan kesadaran diri dengan cara memperbesar

kuadran 1 dan mengecilkan kuadran yang lainnya. Caranya meningkatkan

pengetahuan diri, diperlukan dengan belajar tentang diri sendiri. individu

perlu menampilkan keikhlasan dalam menampilkan emosinya, identifikasi

kebutuhan dan kemampuan personal, dan penampilan bentuk tubuh terhadap

kebebasan, kegembiraan, dam spontan. Yang termasuk penampilan personal

meliputi pikiran, perasaan, memori dan rangsangan.

Tahap berikutnya dengan memperbaiki kuadran 2 yaitu belajar dan

mendengar orang lain. pengetahuan tentang diri tidak bisa diketahui oleh diri

3

Page 4: makalah Analisa Diri

sendiri. juga berhubungan dengan orang lain, individu mempelajari diri

sendiri, juga belajar untuk mendengar secara aktif dan terbuka menerima

umpan balik dari orang lain.

Step terakhir adalah dengan memperbaiki kuadran 3 yaitu membuka

diri, atau bertukar pikiran dengan orang lain tentang aspek dirinya.

Keterbukaan diri merupakan tanda individu sehat dan pencapaian kesehatan

pribadi/diri.

Gambar A menunjukkan seseorang dengan kesadaran diri rendah,

yaitu perilaku dan perasaannya rendah. Gambar B menampilkan individu

dengan keterbukaan pada orang lain. B diartikan bahwa meningkatnya

kapasitas kemampuan individu secara keseluruhan meliputi: rasa senang,

pekerjaan, cinta dan memiliki. Seseorang juga menunjukkan kurangnya

tingkat ketergantungan dan dapat berinteraksi secara spontan dan

menunjukkan rasa cinta dengan orang lain.

Perawat dan perkembangan diri. Perawat membutuhkan waktu untuk

menggali dan menjelaskan setiap bagian dari dirinya. Jika perawat dapat

mempersepsikan, merasakan dan memikirkan, mahasiswa setiap waktu

diajarkan untuk memperbaiki diri setiap waktu dan kesempatan yang

diperoleh untuk menampilkan perilakunya. Hubungan secara autentik juga

harus dipelajari dan perawat yang pertama kali menawarkan keterbukaan dan

hubungan autentik bisa sebagai supervisor dan pembimbing. Mahasiswa dan

pembimbing dapat berpartisipasi untuk membuat hubungan penerimaan dan

respek terhadap perbedaan individual. Pembimbing membantu mahasiswa

dalam memfasilitasi peningkatan kesadaran diri mahasiswa, meningkatkan

fungsi setiap tingkatan yang dilalui, menstimulasi untuk lebih mengenal diri,

dan meningkatkan kemampuan koping mahasiswa dalam menghadapi

stressor.

2. Klarifikasi Nilai

4

Page 5: makalah Analisa Diri

Perawat harus mampu menjawab, apa yang penting untuk saya?

Kesadaran membantu perawat untuk sayang dan tidak menjauhi pasien dan

membantu sesuai dengan kebutuhannya. Perawat menjauhi godaan yang

menggunakan pasien untuk menjaga kepuasan atau keamanan diri pasien.

Sistem nilai. Nilai merupakan konsep yang dibentuk yang

diakibatkan dari penampilan kehidupan keluarga, teman, budaya, pendidikan,

pekerjaan dan istirahat. Nilai tergantung individumempersepsikannya. Nilai

antara positif dan negatif sangat berbeda. Masyarakat lebih cenderung

menyukai nilai yang berasal dari keyakinan agama, kedekatan keluarga,

pandangan seksual, kelompok etnik lainnya, dan keyakinan akan peran jenis

kelamin.

Sistem nilai memberikan kerangka kerja untuk pengambilan

keputusan dan melaksanakan keputusan tersebut. Kesadaran akan sistem nilai,

perawat harus dapat mengidentifikasi sistem nilai yang terjadi disaat

timbulnya konflik.

Proses klarifikasi nilai. Mengerti akan nilai diri sendiri dapat

mempermudah untuk melakukan klarifikasi nilai yang dimiliki. Individu dapat

lebih mendalam mengenal nilai yang dimiliki melalui pengkajian, eksplorasi,

dan mengartikan apa itu nilai dan membuat prioritas dalam melakukan proses

pengambilan keputusan. Klarifikasi nilai lebih memfokuskan pada proses nilai

yang terjadi, atau bagaimana masyarakat menjadi mempunyai nilai dan dapat

dipergunakannya.

Ada 7 kriteria yang digunakan untuk mengartikan nilai.

Kehendak lebih pada kemampuan kognitif, penghargaan lebih menegaskan

pada tingkat emosional dan afektif, dan tindakan lebih fokus pada perilaku.

1. Proses pendewasaan nilai

Proses nilai tergantung pada pendewasaan diri secara kompleks, dan

pilihan adalah sangat membingungkan dan sulit. Tidak adanya jaminan

dalam pilihan yang dibuat dapat mempengaruhi aktualisasi diri. Proses

5

Page 6: makalah Analisa Diri

nilai tergantung pada kedewasaan diri dengan karakteristik sebagai berikut

(Kirschenbaum & Simon, 1973).

2. Berubah-ubah dan fleksibel

Sebagai dasar dalam penentuan dan tingkat penentuan dari

peningkatan, pengkayaan dan aktualisasi. Nilai bisa berubah secara

kontinyu.

Penampilan nilai selalu mengikat setiap waktu dan ditampilkan

Penampilan diri memberikan informasi tentang nilai. Informasi dimulai

dengan semua kejadian/data yang diperoleh dari sumber orang lain,

kejadian luar yaitu tidak adanya kesamaan yang penting juga respon

subjektif. Secara psikologi kedewasaan orang dewasa karena adanya

kepercayaan diri dan kearifan/kebijaksanaan

Proses nilai seseorang dimulai dengan keterbukaan akan

kesiapan penampilan, mencoba untuk merasakan dan klarifikasi semua

nilai yang dimiliki. Kesiapan memberikan dampak terhadap penetuan

yaitu warna yang ditampilkan dari yang lalu dan hubungannya dengan

yang ke depan.

3. Eksplorasi Perasaan

Eksplorasi perasaan membantu seseorang untuk mempersipkan

objektif secara komplit dan sikap yang sangat berpengaruh. Ini

menggambarkan tentang ketidakbenaran. Objektif yang komplit dan sikap

yang sangat berpengaruh dijabarkan sebagai seseorang adalah tidak

responsif, kesalahan, mudah ditemui, tidak mengenai orang tertentu, dan

menjauhkan dari diri sendiri, dimana mutu hubungan terapeutik. Perawat

sangat terbuka, sadar, dan kontrol diri akan perasaannya dimana dapat

membantu pasien.

Perasaan perawat merupakan tujuan penting dalam membantu

pasien. Perasaan merupakan tolak ukur untuk umpan balik dan hubungan

dengan orang lain. membantu orang lain, perawat akan menggunakan

6

Page 7: makalah Analisa Diri

perasaannya; kurang memperhatikan kebutuhan pasien, tidak tepat janji

sehingga pasien mengalami kemunduran, distres sehingga pasien tidak

mau menurut, marah karena pasien banyak permintaan atau manipulasi,

dan kekuatan karena pasien terlalu tergantung pada perawat.

Perawat harus terbuka akan perasaan dan bagaimana perawat

mengerti akan pasien serta bagaimana pendekatan dengan pasien.

Perasaan perawat adalah petunjuk tentang kemungkinan nilai dari maslah

pasien.

4. Role Model

Hasil penelitian menunjukkan kekuatan peran perawat

merupakan model sosial dari rentang perilaku adaptif sampai dengan

maladaptif. Perawat menggunakan diri untuk menjadi model yang adaptif

dan perkembangan perilaku.

Role model tidak berhubungan dengan kemampuan total dari

norma lokal masyarakat atau kebahagiaan hidup, isi sepenuhnya dalam

kehidupan.efektifnya peran perawat dapat dilakukan dengan penuh dan

kepuasan kehidupan diri yang tidak didominasi oleh konflik, distres atau

pengingkaran dan juga pendekatan perawat dalam kehidupannya dalam

mengembangkan kemampuan, harapan dan adaptasi.

5. Altruisme

Perawat harus dapat menjawab, mengapa kamu ingin menolong

orang lain? helper yang baik harus interes dengan orang lain dan siap

menolong dengan cara mencintai dari manusia tersebut. Secara benar

bahwa seseorang selama hidupnya membutuhkan kepuasan dan

penyelesaian dari kerja yang dilakukan. Tujuannya mempertahankan

keseimbangan antara kedua kebutuhan tersebut.

Altruisme lebih menitikkan pada kesejahteraan orang lain. Tidak

diartikan secara altruistik diri juga tidak menampilkan kompensasi yang

7

Page 8: makalah Analisa Diri

adekuat dan pengulangan atau pengingkaran secara praktis atau

pengorbanan diri.

Akhirnya, altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk

perubahan sosial yang dibuat untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan

kesejahteraan. Salah satu tujuannya adalah semua profesional harus dapat

membantu orang lain dalam pemberian pelayanan dan mengembangkan

kemampuan sosial. Secara legitimasi diperlukan peran perawat dalam

melakukan pekerjaannya untuk mengadakan perubahan struktur yang

besar dan proses perubahan sosial dalam meningkatkan kesehatan individu

dan kemampuan dirinya.

6. Etik dan Tanggung Jawab

Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat

memberikan berupa kesadaran akan petunjuk untuk melakukan tindakan.

Kode untuk perawat umumnya menampilkan penguatan nilai hubungan

perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang

merupakan rujukan untuk semua perawat dalam memberikan penguatan

untuk kesejahteraan pasien dan tanggung jawab sosial. Pilihan etik

bertanggung jawab dalam menentukan pertanggung jawaban, risiko,

komitmen dan keadilan.

Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung

jawab untuk merubah perilaku. Dimana harus diketahui batasan dan

kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Juga dilakukan oleh anggota tim

kesehatan, perawat yang setiap waktu siap untuk menggali pengetahuan

dan kemampuan dalam menolong orang lain; sumber-sumber yang

digunakan guna dipertanggung jawabkan.

Analisis saya : Bahwa komunikasi merupakan komponen dasar

dari hubungan antar manusia dan meliputi

pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua orang atau

8

Page 9: makalah Analisa Diri

lebih. Komunikasi mempunyai dua tujuan, yaitu untuk pertukaran

informasi dan mempengaruhi orang lain.

Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk

perawat tentang keadaan pasien dan pada waktu yang bersamaan perawat

dapat memberikan informasi tentang cara-cara menyelesaikan masalah

dengan strategi tertentu sehingga pasien terpengaruh dan mau

melakukannya untuk penyelesaian masalah pasien. Jika pasien menerima

dan melakukan informasi yang diberikan oleh perawat maka perilaku

pasien berubah ke arah adaptif yang merupakan hasil utama tindakan

keperawatan

B. KONSEP DIRI

1. Pengertian

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian

yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam

berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998).

Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya,

interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan

pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Sedangkan menurut Beck,

Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa konsep diri adalah cara

individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual ,

sosial dan spiritual.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-foktor tersebut terdiri dari

teori perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting atau yang

terdekat) dan Self Perception (persepsi diri sendiri).

9

Page 10: makalah Analisa Diri

a. Teori Perkembangan

Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara

bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan

orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang

terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi

lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama

panggilan, pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan

pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta

aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.

b. Significant Other ( orang yang terpenting atau yang terdekat )

Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman

dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu

dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang

lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja

dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang

dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan

sosialisasi.

c. Self Perception ( persepsi diri sendiri )

Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya,

serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu.

Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang

positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari

prilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi

lebih efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari

kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan

lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari

hubungan individu dan sosial yang terganggu. Menurut Stuart dan

Sundeen Penilaian tentang konsep diri dapat di lihat berdasarkan rentang

rentang respon konsep diri yaitu:

10

Page 11: makalah Analisa Diri

ResponAdaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kekacauan Depersonalisasi

diri positif rendah identitas

3. Pembagian Konsep Diri

Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian Konsep diri tersebut

di kemukakan oleh Stuart and Sundeen ( 1991 ), yang terdiri dari :

a. Gambaran diri ( Body Image )

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara

sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang

ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa

lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman

baru setiap individu (Stuart and Sundeen , 1991).

Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima

stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan

mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan ( Keliat ,1992 ). Gambaran

diri ( Body Image ) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu

memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek

psikologinya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya manarima dan

mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman, sehingga terhindar dari

rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).

Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran

dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi

yang akan memacu sukses dalam kehidupan.

11

Page 12: makalah Analisa Diri

Banyak Faktor dapat yang mempengaruhi gambaran diri seseorang,

seperti, munculnya Stresor yang dapat menggangu integrasi gambaran

diri. Stresor-stresor tersebut dapat berupa :

1. Operasi.

Seperti : mastektomi, amputsi ,luka operasi yang semuanya mengubah

gambaran diri. Demikian pula tindakan koreksi seperti operasi plastik,

protesa dan lain –lain.

2. Kegagalan fungsi tubuh.

Seperti hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonlisasi yaitu

tadak mengkui atau asing dengan bagian tubuh, sering berkaitan

dengan fungsi saraf.

3. Waham yang berkaitan dengan bentuk dan fngsi tubuh

Seperti sering terjadi pada klie gangguan jiwa , klien mempersiapkan

penampilan dan pergerakan tubuh sangat berbeda dengan kenyataan.

4. Tergantung pada mesin.

Seperti : klien intensif care yang memandang imobilisasi sebagai

tantangan, akibatnya sukar mendapatkan informasi umpan balik

engan penggunaan lntensif care dipandang sebagai gangguan.

5. Perubahan tubuh berkaitan

Hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan

merasakan perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia.

Tidak jarang seseorang menanggapinya dengan respon negatif dan

positif. Ketidakpuasan

juga dirasakan seseorang jika didapati perubahan tubuh yang tidak

ideal.

6. Umpan balik interpersonal yang negatif

Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan,

makian sehingga dapat membuat seseorang menarik diri.

7. Standard sosial budaya.

12

Page 13: makalah Analisa Diri

Hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda-setiap

pada setiap orang dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari

budaya tersebut menyebabkan pengaruh pada gambaran diri individu,

seperti adanya perasaan minder. Beberapa gangguan pada gambaran

diri tersebut dapat menunjukan tanda dan gejala, seperti :

a. Syok Psikologis.

Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak

perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama tindakan.syok

psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi

yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat

klien menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti

mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan

keseimbangan diri.

b. Menarik diri.

Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan ,

tetapi karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar

secara emosional. Klien menjadi pasif, tergantung , tidak ada

motivasi dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya.

c. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap.

Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau

berduka muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan

reintegrasi dengan gambaran diri yang baru.

Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri di atas adalah proses

yang adaptif, jika tampak gejala dan tanda-tanda berikut secara menetap

maka respon klien dianggap maladaptif sehingga terjadi gangguan

gambaran diri yaitu :

1. Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah.

2. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.

3. Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri.

13

Page 14: makalah Analisa Diri

4. Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.

5. Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.

6. Mengungkapkan keputusasaan.

7. Mengungkapkan ketakutan ditolak.

8. Depersonalisasi.

9. Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh.

b. Ideal Diri.

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus

berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal

tertentu (Stuart and Sundeen ,1991). Standart dapat berhubungan dengan

tipe orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai-

nilai yang ingin di capai . Ideal diri akan mewujudkan cita-cita, nilai-nilai

yang ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita–cita dan harapan

pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga budaya) dan kepada siapa

ingin dilakukan .

Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak–kanak yang di

pengaruhi orang yang penting pada dirinya yang memberikan keuntungan

dan harapan padamasa remaja ideal diri akan di bentuk melalui proses

identifikasi pada orang tua, guru dan teman.

Menurut Ana Keliat ( 1998 ) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi ideal diri yaitu :

Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas

kemampuannya.

Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri.

Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang

realistis, keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasan

cemas dan rendah diri.

Kebutuhan yang realistis.

Keinginan untuk menghindari kegagalan .

14

Page 15: makalah Analisa Diri

Perasaan cemas dan rendah diri.

Agar individu mampu berfungsi dan mendemonstrasikan

kecocokan antara persepsi diri dan ideal diri. Ideal diri ini hendaknya

ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan

agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat dicapai (Keliat, 1992 ).

c. Harga diri .

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai

dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart

and Sundeen, 1991). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan

harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering

gagal , maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri

sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah di cintai dan menerima

penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992).

Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan

usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik

mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengam

ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang

lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal

yang buruk dan resiko terjadi depresi dan skizofrenia.

Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif

terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga

diri rendah dapat terjadi secara situasional ( trauma ) atau kronis ( negatif

self evaluasi yang telah berlangsung lama ). Dan dapat di ekspresikan

secara langsung atau tidak langsung (nyata atau tidak nyata).

Menurut beberapa ahli dikemukakan faktor-Fator yang

mempengaruhi gangguan harga diri, seperti :

1. Perkembangan individu.

Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti

penolakan orang tua menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan

15

Page 16: makalah Analisa Diri

mengkibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal untuk

mencintai orang lain.

Pada saat anak berkembang lebih besar, anak mengalami

kurangnya pengakuan dan pujian dari orang tua dan orang yang

dekat atau penting baginya. Ia merasa tidak adekuat karena selalu

tidak dipercaya untuk mandiri, memutuskan sendiri akan bertanggung

jawab terhadap prilakunya. Sikap orang tua yang terlalu mengatur dan

mengontrol, membuat anak merasa tidak berguna.

2. Ideal Diri tidak realistis.

Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa tidak punya

hak untuk gagal dan berbuat kesalahan. Ia membuat standart yang

tidak dapat dicapai, seperti cita –cita yang terlalu tinggi dan tidak

realistis. Yang pada kenyataan tidak dapat dicapai membuat individu

menghukum diri sendiri dan akhirnya percaya diri akan hilang.

3. Gangguan fisik dan mental

Gangguan ini dapat membuat individu dan keluarga merasa rendah

diri.

4. Sistim keluarga yang tidak berfungsi.

Orang tua yang mempunyai harga diri yang rendah tidak mampu

membangun harga diri anak dengan baik. Orang tua memberi umpan

balik yang negatif dan berulang-ulang akan merusak harga diri anak.

Harga diri anak akan terganggu jika kemampuan menyelesaikan

masalah tidak adekuat. Akhirnya anak memandang negatif terhadap

pengalaman dan kemampuan di lingkungannya.

5. Pengalaman traumatik yang berulang,misalnya akibat aniaya fisik,

emosi dan seksual.

Penganiayaan yang dialami dapat berupa penganiayaan fisik, emosi,

peperangan, bencana alam, kecelakan atau perampokan. Individu

merasa tidak mampu mengontrol lingkungan. Respon atau strategi

16

Page 17: makalah Analisa Diri

untuk menghadapi trauma umumnya mengingkari trauma, mengubah

arti trauma, respon yang biasa efektif terganggu. Akibatnya koping

yang biasa berkembang adalah depresi dan denial pada trauma.

d. Peran.

Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan

dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat ( Keliat, 1992 ).

Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan,

sedangkan peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih

oleh individu. Posisi dibutuhkan oleh individu sebagai aktualisasi diri.

Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi

kebutuhan dan cocok dengan ideal diri. Posisi di masyarakat dapat

merupakan stresor terhadap peran karena struktur sosial yang

menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin

dilaksanakan ( Keliat, 1992 ).

Stress peran terdiri dari konflik peran yang tidak jelas dan peran

yang tidak sesuai atau peran yang terlalu banyak. Faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus di

lakukan menurut Stuart and sundeen, 1998 adalah :

Kejelasan prilaku dengan penghargaan yang sesuai dengan peran.

Konsisten respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan .

Kesesuain dan keseimbangan antara peran yang di emban.

Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran.

Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidak sesuain perilaku

peran.

Menurut Stuart and Sunden Penyesuaian individu terhadap

perannya dipengaruhi oleh beberapan faktor, yaitu :

Kejelasan prilaku yang sesuai dengan perannya serta pengetahuan

yang spesifik tentang peran yang diharapkan .

Konsistensi respon orang yang berarti atau dekat dengan peranannya.

17

Page 18: makalah Analisa Diri

Kejelasan budaya dan harapannya terhadap prilaku perannya.

Pemisahan situasi yang dapat menciptakan ketidak selarasan

Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi perubahan-

perubahan peran, baik yang sifatnya menetap atau sementara yang

sifatnya dapat karena situasional. Hal ini, biasanya disebut dengan

transisi peran. Transisi peran tersebut dapat di kategorikan menjadi

beberapa bagian, seperti :

1. Transisi Perkembangan.

Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas.

Setiap perkembangan harus di lalui individu dengan menjelaskan

tugas perkembangan yang berbeda – beda. Hal ini dapat

merupakan stresor bagi konsep diri.

2. Transisi Situasi.

Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau

berkurang orang yang berarti melalui kelahiran atau kematian,

misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua.

Perubahan status menyebabkan perubahan peran yang dapat

menimbulkan ketegangan peran yaitu konflik peran, peran tidak

jelas atau peran berlebihan.

3. Transisi sehat sakit.

Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri

dan berakibat diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan

tubuh dapat mempengaruhi semua kompoen konsep diri yaitu

gambaran diri, identitas diri peran dan harga diri. Masalah konsep

diri dapat di cetuskan oleh faktor psikologis, sosiologi atau

fisiologi, namun yang penting adalah persepsi klien terhadap

ancaman.

Selain itu dapat saja terjadi berbagai gangguan peran, penyebab

atau faktor-faktor ganguan peran tersebut dapat di akibatkan oleh :

18

Page 19: makalah Analisa Diri

1. Konflik peran interpersonal

Individu dan lingkungan tidak mempunyai harapan peran yang

selaras.

2. Contoh peran yang tidak adekuat.

3. Kehilangan hubungan yang penting

4. Perubahan peran seksual

5. Keragu-raguan peran

6. Perubahan kemampuan fisik untuk menampilkan peran

sehubungan dengan proses menua.

7. Kurangnya kejelasan peran atau pengertian tentang peran

8. Ketergantungan obat

9. Kurangnya keterampilan sosial

10. Perbedaan budaya

11. Harga diri rendah

12. Konflik antar peran yang sekaligus di perankan

Gangguan-gangguan peran yang terjadi tersebut dapat ditandai

dengan tanda dan gejala, seperti :

1. Mengungkapkan ketidakpuasan perannya atau kemampuan

menampilkan peran

2. Mengingkari atau menghindari peran

3. Kegagalan trnsisi peran

4. Ketegangan peran

5. Kemunduran pola tanggungjawab yang biasa dalam peran

6. Proses berkabung yang tidak berfungsi

7. Kejenuhan pekerjaan

e. Identitas

Identitas adalah kesadarn akan diri sendiri yang bersumber dari

observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep

diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh (Stuart and Sudeen, 1991).

19

Page 20: makalah Analisa Diri

Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan

yang memandang dirinya berbeda dengan orang lain. Kemandirian timbul

dari perasaan berharga (aspek diri sendiri), kemampuan dan penyesuaian

diri. Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.

Identitas diri terus berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan

dengan perkembangan konsep diri. Hal yang penting dalam identitas

adalah jenis kelamin (Keliat,1992). Identitas jenis kelamin berkembang

sejak lahir secara bertahap dimulai dengan konsep laki-laki dan wanita

banyak dipengaruhi oleh pandangan dan perlakuan masyarakat terhadap

masing-masing jenis kelamin tersebut.

Perasaan dan perilaku yang kuat akan indentitas diri individu dapat

ditandai dengan:

Memandang dirinya secara unik

Merasakan dirinya berbeda dengan orang lain

Merasakan otonomi : menghargai diri, percaya diri, mampu diri,

menerima diri dan dapat mengontrol diri.

Mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan konsep diri

Karakteristik identitas diri dapat dimunculkan dari perilaku dan

perasaan seseorang, seperti :

- Individu mengenal dirinya sebagai makhluk yang terpisah dan

berbeda dengan orang lain

- Individu mengakui atau menyadari jenis seksualnya

- Individu mengakui dan menghargai berbagai aspek tentang dirinya,

peran, nilai dan prilaku secara harmonis

- Individu mengaku dan menghargai diri sendiri sesuai dengan

penghargaan lingkungan sosialnya.

- Individu sadar akan hubungan masa lalu, saat ini dan masa yang akan

datang.

- Individu mempunyai tujuan yang dapat dicapai dan di realisasikan

20

Page 21: makalah Analisa Diri

(Meler dikutip Stuart and Sudeen, 1991).

C. TEORI MEMAHAMI ORANG LAIN

1. Definisi teori Atribusi

Atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang upaya-upaya

yang dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab perilaku kita dan orang

lain. Definisi formalnya, atribusi berarti upaya untuk memahami penyebab di

balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus juga penyebab di balik

perilaku kita sendiri.

Sementara menurut Weiner (Weiner, 1980, 1992) attribution theory is

probably the most influential contemporary theory with implications for

academic motivation. Artinya Atribusi adalah teori kontemporer yang paling

berpengaruh dengan implikasi untuk motivasi akademik. Hal ini dapat

diartikan bahwa teori ini mencakup modifikasi perilaku dalam arti bahwa ia

menekankan gagasan bahwa peserta didik sangat termotivasi dengan hasil

yang menyenangkan untuk dapat merasa baik tentang diri mereka sendiri.

Teori yang dikembangkan oleh Bernard Weiner ini merupakan

gabungan dari dua bidang minat utama dalam teori psikologi yakni motivasi

dan penelitian atribusi. Teori yang diawali dengan motivasi, seperti halnya

teori belajar dikembangkan terutama dari pandangan stimulus-respons yang

cukup popular dari pertengahan 1930-an sampai 1950-an.

Sebenarnya istilah atribusi mengacu kepada penyebab suatu kejadian

atau hasil menurut persepsi individu. Dan yang menjadi pusat perhatian atau

penekanan pada penelitian di bidang ini adalah cara-cara bagaimana orang

memberikan penjelasan sebab-sebab kejadian dan implikasi dari penjelasan-

penjelasan tersebut. Dengan kata lain, teori itu berfokus pada bagaimana

orang bisa sampai memperoleh jawaban atas pertanyaan “mengapa”? (Kelly

1973).

2. Komponen dan Karakteristik Atribusi

21

Page 22: makalah Analisa Diri

Model Atribusi mengenai motivasi mempunyai beberapa komponen,

yang terpenting adalah hubungan antara atribusi, perasaan dan tingkah laku.

Menurut Weiner, urutan-urutan logis dari hubungan psikologi itu ialah bahwa

perasaan merupakan hasil dari atribusi atau kognisi. Perasaan tidak

menentukan kognisi, misalnya semula orang merasa bersyukur karena

memperoleh hasil positif dan kemudian memutuskan bahwa keberhasilan itu

berkat bantuan orang lain. Hal ini merupakan urutan yang tidak logis (weiner,

1982 hal 204).

Hubungan antara kepercayaan, pada reaksi afektif dan tingkah laku.

Penyebab keberhasilan dan kegagalan menurut persepsi menyebabkan

pengharapan untuk terjadinya tindakan yang akan datang dan menimbulkan

emosi tertentu. Tindakan yang menyusul dipengaruhi baik oleh perasaan

individu maupun hasil tindakan yang diharapkan terjadi.

Menurut teori atribusi, keberhasilan atau kegagalan seseorang dapat

dianalisis dalam tiga karakteristik, yakni :

1. Penyebab keberhasilan atau kegagalan mungkin internal atau eksternal.

Artinya, kita mungkin berhasil atau gagal karena factor-faktor yang kami

percaya memiliki asal usul mereka di dalam diri kita atau karena factor

yang berasal di lingkungan kita.

2. Penyebab keberhasilan atau kegagalan seseorang dapat berupa stabil atau

tidak stabil. Maksudnya, jika kita percaya penyebab stabil maka hasilnya

mungkin akan sama jika melakukan perilaku yang sama pada kesempatan

lain.

3. Penyebab keberhasilan atau kegagalan dapat berupa dikontrol atau tidak

terkendali. Faktor terkendali adalah salah satu yang kami yakin kami dapat

mengubah diri kita sendiri jika kita ingin melakukannya. Adapun factor

tak terkendali adalah salah satu yang kita tidak percaya kita dengan mudah

dapat mengubahnya.

22

Page 23: makalah Analisa Diri

Merupakan factor internal yang dapat dikontrol, yakni kita dapat

mengendalikan usaha dengan mencoba lebih keras. Demikian juga factor

eksternal dapat dikontrol , misalnya seseorang gagal dalam suatu lembaga

pelatihan , namun dapat berhasil jika dapat mengambil pelatihan yang lebih

mudah. Atau dapat disebut sebagai factor tidak terkendali apabila kalkulus

dianggap sulit kareba bersifat abstrak, akan tetap abstrak, tidak akan

terpengaruh terhadap apa yang kita lakukan.

Secara umum, ini berarti bahwa ketika peserta didik berhasil di tugas

akademik, mereka cenderung ingin atribut keberhasilan ini untuk usaha

mereka sendiri, tetapi ketika mereka gagal, mereka ingin atribut kegagalan

mereka untuk factor-faktor dimana mereka tidak memiliki kendali, sepeti

mengajarkan hal buruk atau bernasib buruk.

Menurut Weiner, factor paling penting yang mempengaruhi atribusi

ada empat factor yakni antara lain :

1. Ability yakni kemampuan, adalah factor internal dan relative stabil dimana

peserta didik tidak banyak latihan control langsung.

2. Task difficulty yakni kesulitan tugas dan stabil merupakan factor eksternal

yang sebgaian besar di luar pembelajaran control.

3. Effort yakni upaya, adalah factor internal dan tidak stabil dimana peserta

didik dapat latihan banyak control.

4. Luck yakni factor eksternal dan tidak stabil dimana peserta didik latihan

control sangat kecil.

Untuk memahami seseorang dalam kaitannya dengan suatu kejadian,

Weiner menunjuk dua dimensi yaitu :

a. Dimensi internal-eksternal sebagai sumber kausalitas

b. Dimensi stabil-tidak stabil sebagai sifat kausalitas

Dimensi-dimensi menurut Weiner

STABILIT LOCUS OF CONTROL

23

Page 24: makalah Analisa Diri

Y

INTERNAL EKSTERNAL

STABIL KEMAMAMPUAN,INTELEGENSI,KARAKTE

RISTIK-KARAKTERISTIK FISIK

KESULITAN

TUGAS

HAMBATAN

LINGKUNGAN

TIDAK

STABIL

EFFORT,MOOD,FATIQUE KEBERUNTUNG

AN (LUCK)

KEBETULAN

(CHANCE)

KESEMPATAN

(OPORTUNITY)

4. ATRIBUSI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN menurut Weiner

Ada dua macam dimensi pokok:

a. Keberhasilan dan kegagalan memiliki penyebab internal maupun eksternal

b. Stabilitas penyebab, stabil atau tidak stabil

Kestabilan

(locus of CTRL)

Tidak stabil

(Temporer)

Stabil

(Permanen)

Internal Usaha,mood,kelelahan Bakat, kecerdasan,

karakteristik fisik

Eksternal Nasib, ketidaksengajaan,

kesempatan

Tingkat kesukaran

Tugas

c. Implementasi Teori Atribusi Dalam Pembelajaran

Teori atribusi yang dikembangkan oleh Bernard Weiner dalam

lingkungan pendidikan menitik beratkan pada :

24

Page 25: makalah Analisa Diri

1. Pengaruh hasil perbuatan berupa keberhasilan dan kegagalan.

2. Memberikan suatu kerangka kerja untuk melakukan analisa terhadap

interaksi guru dan peserta didik di kelas.

Model pembelajaran langsung dalam teori ini merupakan model

pembelajaran yang sering digunakan oleh sebagian besar Guru. Menurut

Arends(1997), pembelajaran langsung disajikan dalam lima

tahap,yaitu:”(1)penyampaian tujuan pembelajaran,(2)mendemonstrasikan

pengetahuan dan keterampilan,(3)pemberian latihan terbimbing,(4)

mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik,(5)pemberian

perluasan latihan dan pemindahan ilmu. Penerapan Teori Atribusi Weiner

dalam pembelajaran langsung dimaksudkan untuk memberikan kesempatan

yang lebih luas kepada peserta didik agar mengembangkan lingkungan

proaktif yang positif. Dengan kata lain suasana pembelajaran menjadi

berpusat pada peserta didik (student oriented).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ke beberapa sekolah,

yang sengaja difokuskan pada pembelajaran ( materi matematika ).

Sementara hasil observasi menunjukan proses pembelajaran umumnya

masih didominasi oleh guru, sehinga komunikasi antara guru dengan

peserta didik belum optimal. Selain itu, dalam menanggapi hasil pekerjaan

siswa, guru hanya menyatakan benar atau salah tanpa menanyakan alas an

dan penyebab jawaban siswa. Kebiasaan inilah yang dapat mengakibatkan

ketuntasan belajar dan pencapaian hasil belajar peserta didik tidak

mencapai tujuan yang diharapkan.

Untuk mengatasi masalah diatas, Soedjadi (1998/1999) mengatakan

perlunya diupayakan pembelajaran yang memberi kesempatan luas pada

peserta didik untuk aktif belajar dengan merubah pola pembelajaran yang

semula berpusat pada guru ( teacher oriented ) hendaknya berubah menjadi

terpusat pada peserta didik (student oriented). Dalam hal ini, dipilih sebuah

alternative pola pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik dan

25

Page 26: makalah Analisa Diri

meningkatkan komunikasi antara guru dan peserta didik, dengan

menerapkan teori atribusi dari Bernard Weiner.

Ada 3 langkah penerapan teori atribusi dalam pembelajaran terdiri

dari :

1. Membangun konsep

2. Menanggapi hasil kerja peserta didik

3. Memantapkan pemahaman konsep

Terdapat 3 faktor yang dapat ditemukan di kelas, yang mendukung

perlunya teori Weiner:

a. Tingkah laku guru yang berlainan yang ditujukan kepada peserta didik

yang diyakini tak akan bisa berhasil

b. Penggunaan pujian dan celaan yang berbeda-beda di kelas

c. Ciri siswa/peserta didik

Tingkah laku guru terhadap peserta didik yang rendah prestasi

belajarnya tentu mendapat bimbingan yang berbada dengan peserta didik

yang lain. Contohnya ialah, mendudukkan peserta didik yang berprestasi

rendah jauh dari guru dan atau didalam kelompok, menuntut kerja dan

usaha yang semula jauh dari perhatian guru dikarenakan kurangnya

kesempatan untuk menjawab pertanyaan ataupun bertanya.

Sementara penggunaan pujian dan celaan yang berbeda, dimaksudkan

kedalam bentuk pemberian reward dan punishman yang berkaitan dengan

bentuk penugasan. Pujian secara khas diberikan untuk usaha yang

membuahkan hasil baik. Dalam sebuah penelitian, peserta didik yang

mendapat pujian karena sukses ternyata kemampuannya dinilai lebih

rendah daripada peserta didik yang menerima celaan.

Adapun pada ciri peserta didik, terdapat tiga ciri yang berfungsi di

dalam kelas terkait mengenai keberhasilan atau kegagakan peserta didik.

Ketiga cirri tersebut adalah tingkat perkembangan, rasa harga didi peserta

didik dan jenis kelamin.

26

Page 27: makalah Analisa Diri

Yang perlu diperhatikan pada teori Weiner dalam pembelajaran yang

terkait dengan keberhasilan dan kegagalan peserta didik, lebih menekankan

pada unsure kesiapan peserta didik untuk menerima materi pelajaran, dan

didukung oleh serangkain motivasi belajar peserta didik dengan

memandang pada iklim kelas yang lebih menekankan pada proses belajar

dari pada hasil belajar yang kompetitif. Dengan kata lain, kondisi kelas

disusun untuk memperkuat kepercayaan bahwa keberhasilan belajar dapat

dicapai dengan jalan usaha yang konstruktif dengan mengembangkan

lingkungan proaktif yang positif.

BAB III

DAFTAR PUSTAKA

27

Page 28: makalah Analisa Diri

Nasir, Abdul dkk. 2009. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

28