MAKALAH - aku · PDF fileMAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar...
Transcript of MAKALAH - aku · PDF fileMAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar...
PENERAPAN SYARIAT ISLAM PADA EKONOMI
SEKTOR MAKRO
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar
Akuntansi Syariah
Dosen : Euis Rosidah,S.E,M.Ak
Oleh,:
Mutiara Widiasari 133403253
Firda Aulia 133403229
Reynaldi Eka Putra 133403273
Muhammad Ramdan 133403255
Anggraeny Gusindra F 133403226 (Zero
Contribution/No Effort)
PROGRAM STUDI EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS SILIWANGI
2015 – 2016
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan
Syariat Islam Pada Ekonomi Sektor Makro”. Penulisan makalah seminar
akuntansi syariah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah seminar akuntansi syariah yang ada di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Siliwangi. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah seminar
akuntansi syariah ini terlaksana dengan adanya bantuan, bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Euis Rosidah,S.E,M.Ak, selaku dosen pengajar yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan
makalah seminar akuntansi syariah ini.
2. Agung Fatwa Maulana F, yang telah bersedia menyediakan waktu, tenaga
dan pikiran untuk menjadi mentor penulis dalam menyusun makalah pada
mata kuliah seminar akuntansi syariah ini.
3. Keluarga dan sahabat atas dukungannya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah pada mata kuliah seminar akuntansi syariah ini
dengan baik.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga seminar akuntansi syariah ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Tasikmalaya,Desember 2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
ABSTRAK ................................................................................................... 1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 2
B. Rumusan Masalah .................................................................... 6
C. Tujuan Makalah ....................................................................... 6
D. Manfaat Makalah ...................................................................... 6
E. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 7
BAB 2 LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori......................................................................... 8
BAB 3 PEMBAHASAN
A. Konsep Ideal Pasar Dalam Ekonomi Makro Islam ................... 10
1. Konsep Pasar Dalam konomi Islam .................................... 11
2. Uang Dalam Prespektif Islam .............................................. 13
3. Kebijakan Fiskal Dalam Ekonomi Islam .............................. 15
4. Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam ........................... 26
5. Instrumen Kebijakan Moneter ............................................. 27
6. Posisi Bank Sentral Dalam Islam ........................................ 29
7. Manajemen Moneter Dalam Islam ...................................... 31
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................... 33
Saran ............................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 35
1
Abstract: This paper describes the concept and function of macroeconomic or
macro-economic in the view of Islam. Macroeconomic explain the economic
changes that affect many households (household), companies and markets.
Macroeconomics can be used to analyze how best to influence the targets of
wisdom such as economic growth, price stability, employment and the
achievement of sustainable balance sheet. Islam describes various business rules
of ethics that must be done by a Muslim businessman and the business is expected
to be developed and expanded rapidly due to always get a blessing from Allah
SWT. Business ethics Islam guarantees, both businessmen, business partners,
and customers, each of which will mutually benefit. In writing a paper on
macroeconomic used literature data collection methods that are based on literature
references and literature related to this discussion is about the macroeconomic
Islam. One solution is important to be aware of government in restoring Indonesia's
economy is the economic application of Shari'ah. Economic Shari'ah has a strong
commitment to poverty alleviation, economic growth justice, elimination of usury,
and a prohibition on currency speculation, creating economic stability.
Keywords: islam business, macro, Islamic economics
Abstrak: Tulisan ini mendeskripsikan tentang konsep dan fungsi ekonomi makro
atau makro ekonomi dalam pandangan islam. Makro ekonomi menjelaskan
perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household),
perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara
terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan
ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca
yang berkesinambungan. Aturan bisnis Islam menjelaskan berbagai etika yang
harus dilakukan oleh para pembisnis muslim dan diharapkan bisnis tersebut akan
maju dan berkembang pesat lantaran selalu mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Etika bisnis Islam menjamin, baik pebisnis, mitra bisnis, maupun konsumen,
masing-masing akan saling mendapatkan keuntungan. Dalam penulisan makalah
tentang ekonomi makro ini digunakan metode pengumpulan data kepustakaan
yang didasarkan pada referensi literature dan pustaka yang terkait dengan
pembahasan ini yaitu tentang ekonomi makro islam. Salah satu solusi penting
yang harus diperhatikan pemerintahan dalam memulihkan ekonomi Indonesia
adalah penerapan ekonomi syari’ah. Ekonomi syari’ah memiliki komitmen yang
kuat pada pengentasan kemiskinan, penegakan keadilan pertumbuhan ekonomi,
penghapusan riba, dan pelarangan spekulasi mata uang sehingga menciptakan
stabilitas perekonomian.
Kata Kunci: bisnis islam, makro, ekonomi Syariah
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian seakan menjadi nyawa bagi setiap manusia,
masyarakat, bangsa dan negara. Disadari atau tidak bahwa setiap
manusia di dunia ini tidak akan bisa lepas dari yang namanya dunia
perekonomian karena hal ini merupakan salah satu fitrah manusia
dalam menjalani kehidupannya. Praktek atau aktivitas hidup yang
dijalani umat manusia di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada
khususnya, menunjukkan kecenderungan pada aktivitas yang
banyak menanggalkan nilai-nilai atau etika ke-Islaman, terutama
dalam dunia bisnis.
Secara umum, bisnis merupakan suatu kegiatan usaha individu yang
terorganisir untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapat keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat,
atau sebagai penghasil barang atau jasa sebagai pemenuhan hidup
masyarakat. Keterlibatan kaum muslimin di dalam dunia bisnis tentu
saja bukanlah suatu hal yang baru. Sejak abad 14 Masehi kenyataan
tersebut telah ada dan berlangsung hingga sekarang, dan tidaklah
mengejutkan karena Islam menganjurkan umatnya untuk berbisnis.
Salah satu yang terlibat adalah Rasullullah SAW.
Sebelum diangkat menjadi Nabi, beliau adalah seorang pedagang
yang sukses. Masa kecil beliau dihabiskan dengan bekerja dan
mencari nafkah kerna orangtuanya sudah tiada. Seiring beranjaknya
usia, Rasulullah tetap bekerja bahkan semakin keras berusaha untuk
menghidupi keluarga dan sebagai pemimpin kaum Muslimin di dunia,
beliau memiliki tanggung jawab untuk membantu kemaslahatan
umat. Nabi Muhammad SAW telah melakukan perdagangan secara
jujur, adil, dan tidak pernah membuat pelanggannya kecewa. Ia
selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan dengan
3
kualitas sesuai permintaan pelanggan. Sejak muda ia telah dikenal
memiliki reputasi yang sangat jujur dalam berdagang. Lebih dari itu,
Muhammad meletakkan keadilan dalam prinsip
dasar perdagangannya. Keterbukaan dan kejujuran Muhammad
dalam melakukan transaksi perdagangan merupakan teladan abadi
bagi para pengusaha generasi selanjutnya. Dewasa ini kaum
muslimin mengalami masalah yang sangat dilematis karena dalam
pikirannya ada semacam keraguan apakah praktek – praktek bisnis
yang dilakukan telah benar menurut pandangan Islam, padahal
mereka telah berpartisipasi aktif di dalam dunia bisnis. Banyak yang
telah meninggalkan nilai – nilai atau etika keIslaman hanya untuk
mencari laba sebesar-besarnya. Seiring perkembangan zaman,
muncul bentuk-bentuk baru , institusi, teknis-teknis bisnis atau mode
yang sebelumnya tidak pernah terjadi juga menimbulkan
problematika baru yang berkaitan dengan sistem perekonomian
yang semakin maju, praktek bisnis yang mereka jalani belum tentu
sesuai dengan ajaran Islam meskipun itu menghasilkan profit yang
cukup besar. Fenomena ini menuntut peran dari hukum Islam untuk
menjawab permasalahan yang terjadi. Terutama bagaimana cara
menyikapi sistem ekonomi yang memegang peranan penting dalam
dunia bisnis. Salah satu ciri ajaran Islam adalah selalu menetapkan
secara global dalam masalah-masalah yang mengalami perubahan
karena lingkungan dan zaman, termasuk dalam masalah ekonomi
dan politik. Oleh karena itu, cukuplah dalam masalah ini, nash-nash
yang menetapkan prinsip dan dasar yang bersifat menyeluruhdan
arahan yang bersifat prinsip. Islam mempunyai suatu sistem yang
diyakini dapat menjawab permasalahan tersebut, yaitu sistem
ekonomi Islam. Secara sederhana ekonomi Islam adalah ilmu yang
berupaya untuk memandang, meninjau, dan meneliti yang bertujuan
untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut secara
Islami.
4
Cara Islami didasari oleh ajaran Islam. Pengusaha diperbolehkan
memiliki harta namun kepemilikannya bukanlah untuk dirinya saja,
karena seharusnya juga memperhitungkan kondisi lingkungan
sekitar yang perlu dibantu sehingga ada fungsi sosial didalamnya.
Juga selalu berpedoman pada segi tiga abadi, yang
menggambarkan hubungan antara Allah SWT sebagai penguasa
tunggal, dengan harta dan manusia. Islam menghalalkan jual beli
yang termasuk juga bisnis. Namun tentu saja orang yang
menjalankan bisnis secara Islam, harus menggunakan tatacara atau
aturan main bagaimana seharusnya seorang muslim berusaha
dalam dunia bisnis agar mendapatkan berkah dari Allah SWT di
dunia maupun akhirat. Aturan bisnis Islam menjelaskan berbagai
etika yang harus dilakukan oleh para
pembisnis muslim dan diharapkan bisnis tersebut akan maju dan
berkembang pesat lantaran selalu mendapatkan berkah dari Allah
SWT. Etika bisnis Islam menjamin, baik pebisnis, mitra bisnis,
maupun konsumen, masing-masing akan saling mendapatkan
keuntungan.
Fungsi fiskal menurut konvensional adalah sebuah fungsi
dalam tataran perekonomian yang sangat identik kemampuan yang
ada pada pemerintah dalam masalah menghasilkan pendapatan
untuk menutupi kebutuhanya dan lalu mengalokasikan anggarannya
yang ada, atau bisa disebut dengan anggaran belanja Negara dan
juga mendistribusikanya agar tercapai apa yan dinamakan dengan
efisiensi anggaran. Sedangkan instrument fiskal yang bisa
digunakan adalah pajak dan anggaran. Dalam pandangan ekonomi
islam pendapatan dan anggaran merupakan alat yang efektif dalam
rangka untuk mencapai tujuan ekonomi.
Kebijakan fiskal dan keuangan mendapat perhatian serius
dalam tata perekonomian Islam sejak awal. Dalam negara Islam,
kebijaksanaan fiskal merupakan salah satu perangkat untuk
mencapai tujuan syariah yang dijelaskan Imam Al-Ghazali termasuk
5
meningkatkan kesejahteraan dengan tentap menjaga keimanan,
kehidupan, intektualitas, kekayaan dan kepemilikan. Bentuk-bentuk
campur tangan pemerintah antara lain, Membuat peraturan-
peraturan, dengan maksud untuk menghindari praktek sehat dalam
perekonomian pasar, secara langsung ikut serta dalam kegiatan-
kegiatan ekonomi. Ikut serta pemerintah dilakukan dengan
mendirikan perusahaan-perusahaan yang menyediakan barang atau
jasa jasa dalam kehidupan masyarakat.
Pada dasarnya sebagian besar upaya stabilisasi makro
ekonomi berfokus pada pengendalian atau pemotongan anggaran
belanja pemerintah dalam rangka mencapai keseimbangan neraca
anggaran. Oleh karena itu, setiap upaya mobilisasi sumber daya
untuk membiayai pembangunan publik yang penting hendaknya
tidak hanya difokuskan pada sisi pengeluaran saja, tetapi juga pada
sisi penerimaan pemerintah.
Ekonomi makro atau makro ekonomi adalah studi tentang
ekonomi secara keseluruhan. Makro ekonomi menjelaskan
perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga
(household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat
digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi
target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas
harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang
berkesinambungan.
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi
secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain
: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran,
jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun
neraca pembayaran internasional. Sementara ilmu ekonomi mikro
mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya
perusahaan, rumah tangga.
Masalah-masalah makro ekonomi terjadi di setiap negara, baik
Negara maju dan juga negara berkembang. Oleh karena itu,
6
Pemerintah menciptakan kebijakan-kebijakan makro ekonomi agar
pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik. Makalah ini
akan membahas mengenai konsep dasar makro ekonomi serta
masalah dan kebijakan-kebijakan yang ada didalamnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan penulis dalam latar
belakang diatas, maka penulis juga sudah merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keseimbangan pasar dalam ekonomi makro
islam?
2. Bagaimana kebijakan fiskal dalam ekonomi islam?
3. Bagaimana kebijakan moneter dalam ekonomi islam?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun
untuk mengetahui dan mendiskripsikan :
1. Keseimbangan pasar dalam ekonomi makro islam.
2. Kebijakan fiskal dalam ekonomi islam.
3. Kebijakan moneter dalam ekonomi islam.
D. Manfaat Makalah
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis, untuk menambah pengetahuan khususnya tentang
sistem ekonomi menurut islam khususnya ekonomi sector makro.
2. Akademisi, bisa dijadikan referensi dalam penelitian-penelitian
selanjutnya disamping sebagai sarana untuk menambah
wawasan.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan makalah ini, perlu sekali pengumpulan data
serta sejumlah informasi aktual yang sesuai dengan
7
permasalahan yang akan dibahas. Sehubungan dengan masalah
tersebut dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak hanya
mengandalkan pengetahuan sendiri namun mengambil rujukan
dari beberapa literatur sebagaimana tertuang dalam Daftar
Pustaka.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
Sebelum kita mengkaji lebih jauh tentang hakikat ekonomi
islam,maka ada baiknya diberikan pengertian tentang ekonomi islam
yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi islam.
1. M. Akram Khan
Islamic economic aims the study of the human falah
(well-being) achieved by organizing the resources of the earth
on the basic of cooperation and participation. Secara lepas
dapat diartikan bahwa ilmu ekonomi makro Islam bertujuan
untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia
yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam
atas dasar bekerja sama dan partisipasi.
2. Muhammad Abdul Manan
Islamic economics is a social science which studies the
economics problems of a people imbued with the values of
Islam. Jadi, menurut Manan ilmu ekonomi makro Islam adalah
ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah
ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai islam.
3. M. Umar Chapra
Islamic economics was defined as that branch of
knowledge which helps realize human well-being through an
allocation and distribution of scarce resources that is in
conformity with Islamic teaching without unduly curbing
individual freedom or creating continued macro economics
and ecological imbalances. Jadi, menurut Chapra ekomi
makro Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu
upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan
9
distribusi sumber daya yang terbatas yang berada dalam
koridor yang mengacu pada pengajaran islam tanpa
memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro-
ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa
ketidakseimbangan lingkungan.
Dari definisi -definisi yang dikemukakan di atas, kita
dapat memunculkan suatu pertanyaan apakah ilmu ekonomi
makro islam bersifat positif atau normatif ? Menurut Chapra,
ekonomi Islam jangan terjebak oleh pendekatan positif dan
normatif. Karena sesungguhnya pendekatan itu saling
melengkapi dan bukan saling menafikan.
10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Konsep ideal pasar dalam ekonomi makro islam.
Manusia merupakan makhluk sosial, yang artinya manusia
tidak bisa hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhan untuk
mempertahankan hidupnya. Oleh sebab itu, sudah seharusnya
manusia saling tolong menolong. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman
“Dan Tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan
takwa…” (QS. 5:2). Disadari atau tidak, dalam hidup bermasyarakat
manusia selalu berhubungan satu dengan yang lainnya.
Kesejahteraan merupakan suatu kondisi yang diidamkan
seluruh umat manusia. Tidak ada manusia yang tidak
mengingikannya karena di dalamnya terkandung segala kenikmatan
hidup, seperti kebahagiaan, ketentraman, kamakmuran, dan
keadilan. Lantas bagaimana untuk mendapatkan kesejahteraan
tersebut? Karena itu tidak heran jika manusia menguras semua
energi pemikirannya dalam mencari ‘petunjuk’ yang paling tepat
untuk mencapai kondisi tersebut. Sehingga dalam peradaban
manusia lahirlah ideologi-ideologi yang berfungsi sebagai petunjuk,
seperti kapitalisme dan sosialisme yang banyak dianut oleh Negara-
negara di dunia.
Kapitalisme dan sosialisme dibentuk di atas landasan nilai
(value) yang sama yaitu materialisme-hedonisme yaitu segala
kegiatan manusia dilatarbelakangi dan diorientasikan kepada segala
sesuatu yang bersifat duniawi, dan dibangun di atas pandangan
dunia yang sekuler yaitu memisahkan hal-hal yang bersifat spiritual
dan material (agama dengan dunia). Sosialisme bahkan memiliki
pandangan yang negatif terhadap agama. Menurut mereka agama
adalah sesuatu yang tidak realistis, berwujud material. Bahkan
11
agama sesungguhnya adalah rekayasa kelompok yang berkuasa
untuk memperkokoh kepentingan mereka sendiri. Salah satu
ungkapan Marx yang populer adalah, “Kritik terhadap agama adalah
syarat yang pertama atas segala kritik”(Hendrie Anto, 2003; 356).
Tidak ada keraguan bahwa sistem pasar telah
merealisasikan kemakmuran dalam perekonomian barat seperti
yang bisa kita saksikan saat ini. Laju pertumbuhan ekonomi yang
tinggi secara umum telah terwujud dan telah terjadi ekspansi
kekayaan yang begitu luas. Ciri utama keseluruhan logika sistem
pasar adalah adanya anggapan simetri antara kepentingan umum
dan individu. Akan tetapi sejarah dan pengalaman tidak
menunjukkan kebenarana adanya simetri antara kepentingan sosial
dan individu.
Berdasarkan uraian singkat ini timbul pertanyaan, apakah
sistem kapitalisme dan sosialisme berhasil membawa
masyarakatnya mendapatkan kesejahteraan. Berangkat dari
penjelasan yang telah penulis paparkan di atas inilah penulis tertarik
untuk menggali lebih dalam lagi mengenai kegagalan sistem
kapitalisme dan sosialisme dalam mewujudkan kesejahteraan bagi
masyarakatnya melalui konsep pasar. Penulis juga akan membahas
konsep pasar dalam ekonomi islam. Apakah ekonomi islam yang
melalui konsep pasarnya akan mampu mewujudkan kesejahteraan
bagi masyaraktanya?
1. Konsep pasar dalam ekonomi islam
Seleteh mengetahui kegagalan sistem kapitalisme dan
sosialisme dalam mewujudkan kesejahteraan, lantas sistem
apa yang harus kita terapkan untuk mencapai kesejahteraan?
Ekonomi Islam adalah solusinya. Rasullah telah membuktikan
keberhasilan system ekonomi islam pada masa
pemerintahannya. Lantas kita sebagai Negara yang
mayoritas penduduknya adalah muslim malah tidak
12
menerapkan apa yang diterapkan oleh Rasullah dan
parahnya kita tetap bertahan dengan sistem yang penuh
dengan kebobrokan ini. Ironis memang, karena pada saat ini
tidak satupun negara muslim atau yang mayoritas
penduduknya muslim benar-benar menerapkan syariat
Islam termasuk sistem ekonominya. Sistem ekonomi Islam
tidak berlaku di manapun di dunia muslim. Ideologi yang
dominan di negara-negara muslim bukanlah Islam, melainkan
sekulerisme yang dicampur dengan feodalisme,
kapitalisme, dan sosialisme.
Islam adalah agama universal yang mengatur seluruh
dimensi kehidupan umatnya baik dunia maupun akhirat. Islam
sudah mengatur masalah ekonomi semenjak Islam itu
diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW. Karena rujukan
utama pemikiran ekonomi Islam adalah al-Qur’an dan al-
Hadits. Termasuk di dalamnya adalah masalah pasar. Pasar
mendapat kedudukan yang penting dalam ekonomi Islam.
Rasulullah SAW menghargai harga yang dibentuk oleh pasar
sebagai harga yang setara. Beliau menolak adanya price
intervention seandainya perubahan harga terjadi
karena mekanisme pasar yang wajar. Tetapi pasar disini
mengharuskan adanya moralitas, antara lain: persaingan
yang sehat (fair play), kejujuran (honesty), keterbukaan
(transparancy), dan keadilan (justice). Jika nilai- nilai ini
telah ditegakkan tidak ada alasan untuk menolak harga
pasar. Implementasi nilai-nilai moralitas dalam pasar
merupakan tugas personal bagi setiap pelaku pasar. Bagi
seorang muslim ia merupakan refleksi keimanan kepada Allah
SWT. Penghargaan ajaran Islam terhadap mekanisme pasar
dari ketentuan Allah bahwa perniagaan harus dilakukan
secara baik dengan rasa suka sama suka (antaradin
minkum/mutual goodwill).
13
Pada umumnya kegiatan ekonomi diperbolehkan,
kecuali apa yang secara tegas dilarang oleh syariah. Dalam
pandangan Islam, pasar merupakan wahana transaksi
ekonomi yang ideal, tetapi memiliki berbagai kelemahan,
yang tidak cukup memadai pencapaian tujuan ekonomi yang
Islami. Secara teoritik maupun praktikal, pasar memiliki
beberapa kelemahan. Oleh karenanya, perlu menempatkan
pasar secara propersional dalam perekonomian dan
kemudian memperbaiki dan melengkapi kekurangan-
kekurangannya.
Berbicara mengenai pasar, ajaran Islam berusaha
untuk menciptakan suatu keadaan pasar yang dibingkai oleh
nilai-nilai syariah, meskipun tetap dalam suasana yang
bersaing. Dengan kata lain, konsep Islam tentang pasar yang
ideal adalah perfect competition market plus, yaitu plus nilai-
nilai syariah Islam.
Secara garis besar, pandangan islam tentang pasar
adalah sebagai berikut:
1. Pasar memiliki kelebihan sekaligus kekurangannya. Dengan
kata lain, mekanisme pasar tidak dianggap sebagai sesuatu
yang telah sempurna atau baku sehingga tidak perlu ada
intervensi dan rekayasa apapun (taken for granted).
Intervensi yang tidak berlebihan diperlukan agar mekanisme
pasar berjalan sesuai dengan kepentingan perekonomian
yang Islami. Jadi pasar bebas yang Islami tidak berarti
sebebas-bebasnya.
2. Pasar tidak ditempatkan sebagai satu-satunya mekanisme
distribusi yang utama dalam perekonomian, tetapi hanya
merupakan salah satu dari berbagai mekanisme yang
diajarkan syariah Islam. Oleh karenanya, perekonomian yang
Islami akan mengkombinasikan pendekatan pasar dengan
non pasar.
14
Uang dalam perspektif islam
Dalam konsep ekonomi Islam uang adalah milik
masyarakat (money is goods public). Barang siapa yang
menimbun uang atau dibiarkan tidak produktif berarti
mengurangi jumlah uang beredar yang dapat mengakibatkan
tidak jalannya perekonomian. Jika seseorang sengaja
menumpuk uangnya tidak dibelanjakan, sama artinya dengan
menghalangi proses atau kelancaran jual beli. Implikasinya
proses pertukaran dalam perekonomian terhambat.
Disamping itu penumpukan uang/harta juga dapat mendorong
manusia cenderung pada sifat-sifat tidak baik seperti tamak,
rakus dan malas beramal (zakat, infak dan sadaqah). Sifat-
sifat tidak baik ini juga mempunyai imbas yang tidak baik
terhadap kelangsungan perekonomian. Oleh karenanya Islam
melarang penumpukan / penimbunan harta, memonopoli
kekayaan, “al kanzu” sebagaimana telah disebutkan dalam
QS:At Taubah 34-35 berikut:
”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian
besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani
benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan
mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan
orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah
kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih”
Disamping itu uang yang disimpan dan tidak
dimanfatkan disektor produktif (idle asset) maka jumlahnya
akan semakin berkurang karena adanya kewajiban zakat bagi
umat Islam. Oleh karena itu uang harus berputar (Money as
flow consept). Islam sangat menganjurkan
bisnis/perdagangan, investasi disektor riil.. Uang yang
15
berputar untuk produksi akan dapat menimbulkan
kemakmuran dan kesehatan ekonomi masyarakat.Teori
konvensional meyakini bahwa uang saat ini lebih bernilai
dibanding uang di masa depan (Economic value of time vs
time value of money). Teori ini berangkat dari pemahaman
bahwa uang adalah sesuatu yang sangat berharga dan dapat
berkembang dalam suatu waktu tertentu. Dengan memegang
uang orang dihadapkan pada risiko berkurangnya nilai uang
akibat inflasi. Sedangkan jika menyimpan uang dalam bentuk
surat berharga ,maka pemilik uang akan mendapatkan bunga
yang diperkirakan diatas inflasi yang terjadi .
Teori time value of money tampak tidak akurat, karena
setiap investasi selalu mempunyai kemungkinan mendapat
hasil positif, negatif bahkan tidak mendapat apa-apa. Dalam
teori keuangan hal ini dikenal dengan istilah risk-return
relation. Disamping itu kondisi ekonomi tidak selalu
menghadapi masalah inflasi. Keberadaan deflasi yang
seharusnya menjadi alasan munculnya negative time value of
money diabaikan oleh teory ekonomi konvensional.
Ekonomi Islam memandang waktulah yang memiliki
nilai ekonomis (penting).Pentingnya waktu disebutkan Allah
dalam QS.Al Ashr :1-3 “Demi masa. Sesungguhnya manusia
itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran”
3. Kebijakan fiskal dalam ekonomi islam
a. Pengertian
Kebijakan Fiskal merupakan sebuah kebijakan
ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengelola
perekonomian kekondisi yang lebih baik dengan cara
16
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan fiskal dapat juga diartikan sebagai tindakan
yang diambil oleh pemerintah dalam bidang anggaran
belanja Negara dengan maksud untuk mempengaruhi
jalanya perekonomian. Menurut Islam, sistem ekonomi
Islam pada dasarnya dibagi kedalam tiga sector yang
utama, yaitu sektor public, sektor swasta dan juga
sektor keadilan sosial. Fungsi daripada sektor fiskal
menurut Islam:
Memelihara terhadap hukum, keadilan dan juga
pertahanan
Perumusan dan pelaksanaan terhadap
kebijakan eonomi
Manajemen kekayaan pemerintah yang ada di
dalam BUMN
Intervensi ekonomi oleh pemerintah jika
diperlukan
Fungsi fiskal menurut konvensional adalah
sebuah fungsi dalam tataran perekonomian yang
sangat identik kemampuan yang ada pada pemerintah
dalam masalah menghasilkan pendapatan untuk
menutupi kebutuhanya dan lalu mengalokasikan
anggarannya yang ada, atau bisa disebut dengan
anggaran belanja Negara dan juga mendistribusikanya
agar tercapai apa yan dinamakan dengan efisiensi
anggaran. Sedangkan instrument fiskal yang bisa
digunakan adalah pajak dan anggaran. Dalam
pandangan ekonomi islam pendapatan dan anggaran
merupakan alat yang efektif dalam rangka untuk
mencapai tujuan ekonomi.
Adapun tujuan dari kebijakan pemerintah
menurut Sukirno, yaitu dilihat berdasarkan dua tujuan
17
yakni tujuan yang berifat ekonomi dan tujuan yang
bersifat sosial dan politik.
Tujuan yang bersifat ekonomi, Ada tiga faktor yang
menjadi pertimbangan utama, yakni:
Menyediakan lapangan pekerjaan yang layak
bagi masyarakat
Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.
Memperbaiki distribusi pendpatan masyarakat
serta mengurangi ketimpangan dalam
masyarakat.
Tujuan yang bersifat sosial politik:
Meningkatkan kemakmuran keluarga dan
kestabilan keluarga.
Menghindari masalah-masalah sosial, keamanan,
dan perlindungan hukum bagi masyarakat.
Mewujudkan kesetabilan politik.
Sementara menurut Siddiq (1988),
mengklasifikasikan fungsi Negara islami dalam tiga
kategori, yaitu :
Fungsi yang dinamakan syariah secara permanen,
meliputi :
Pertahanan
Hukum dan ketertiban
Keadilan
Pemenuhan kebutuhan
Dakwah
Amar ma’ruf nahi mungkar
Administrasi sipil
Pemenuhan kewajiban-kewajiban sosial jika
sektor swasta gagal memenuhinya
18
Fungsi turunan syariah yang berbasis ijtihad sesuai
kondisi sosial dan ekonomi pada waktu tertentu,
meliputi:
Perlindungan lingkungan
Penyediaan sarana kepentingan umum
Penelitian ilmiah
Pengumpulan modal dan pembangunan ekonomi
Menyediakan subsidi pada kegiatan swasta
tertentu
Pembelanjaan yang diperukan untuk stabilisasi
kebijakan.
Fungsi yang diamanahkan secara kontekstual
berdasarkan proses musyawarah, meliputi semua
kegiatan yang dipercayakan masyarakat kepada
sebuah proses musyawarah. Inilah yang menurut
Siddiqi terbuka dan berbeda kepada setiap Negara
tergantung situasi dan kondisi Negara masing-masing.
Pandangan berbeda tentang fungsi dan
tanggungjawab Negara disampaikan oleh Khaf (1989).
Negara tidak bebas menentukan prioritas pilitik dan
ekonomi, ataupun memaksakan pola pembelanjaan
Negara, politik dan ekonomi yang membatasi
kebebasan dan hak individu yang diberikan Allah
SWT. Sasaran utama Negara Islami melindungi
agama dan supermasi kalimatullah. Negara harus
membantu kaum muslimin melaksanakan kewajiban
agamanya. Selanjutnya Negara islam harus
bertanggungjawab menyampaikan kalimatullah ke
kalangan non muslim melalui kegiatan dakwah.
19
b. Bentuk kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal dapat dibedakan dalam dua
golongan, yaitu:
1. Penstabil otomatik
Pensetabil otomatik adalah bentuk-bentuk
sistem fiskal sedang berlaku yang secara otomatik
cenderung untuk menimbulkan kestabilan dalam
kegiatan ekonomi.
Sistem perpajakan yang progresif dan proporsional
Sitem pajak progresif adalah suatu sistem
perpajakan yang mengenakan persentase lebih
tinggi seiring dengan semakin tinggi jumlah
pendapatan, sistem pajak ini biasanya digunakan
dalam memungut pajak pendapatan individu dan
dipraktekan hampir di semua Negara. Sementara
pajak proporsional adalah suatu sistem perpajakan
yang mengenakan persentase yang sama
terhadap seluruh tingkat pendapatan. Di beberapa
Negara, sitem pajak porposional biasanya
digunakan untuk memungut pajak atas keuntungan
perusahaan korporat, yaitu pajak yang harus
dibayar adalah porposional dengan keuntungan
yang diperoleh, misalkan 30% dari keuntungan
adalah pajak yang harus dibayarkan.
Kebijakan harga minimum
Kebijakan harga minimum merupakan suatu
sistem pengendalian harga yang bertujuan
menstabilkan pendapatan para petani dan pada
20
waktu yang sama menjaga agar mendapatkanya
cukup tinggi. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk
menstabilkan harga dan pendapatan serta
membantu mengurangi fluktuasi kegiatan seluruh
ekonomi.
Sistem asuransi pengangguran
Sistem ini adalah suatu bentuk jaminan sosial yang
diberikan kepada penganggur. Sistem ini pada
dasarnya menghruskan (I) tenaga kerja yang
sedang bekerja untuk membayar asuransi
pendapatan. (II) menerima jumlah pendapatan
yang ditentukan pada saat menganggur.
2. Kebijakan Fiskal Diskresioner
Kebijakan fiskal diskresioner merupakan
langkah-langkah dalam bidang pengeluaran
pemerintah dan perpajakan yang secara khusus
membuat perubahan ke atas sistem yang ada, yang
bertujuan untuk mengatasi masalah ekonomi yang
dihadapi. Karena ternyata penstabil otomatik belum
dapat mengatasai masalah pengangguran atau inflasi
dalam perekonomian.
Secara umum kebijakan diskresioner
digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu:
Kebijakan Fiskal Ekspansif (expansionary Fiscal
Policy)
Maksudnya adalah pola kondisi perekonomian
yang rendah ketika menghadapi masalah
pengangguran. Bentuk kebijakan ini adalah
dengan menambah pengeluaran pemerintah, yang
biasanya digunakan untuk perbaikan infrastruktur
dan kegiatan ekonomi. Dan juga mengurangi
tingkat persentase pengenaan pajak.
21
Kebijakan FIskal Kontraksi (contractionary fiscal
Policy)
Kebijakan yang kedua ini dilakukan ketika
maslah inflasi yang dihadapi atau perekonomian
telah mencapai kesempatan kerja penuh dan
tingkat pengangguran sangat rendah. Tujuanya
adalah agar inflasi kembali normal dengan tetap
menjamin agar kesempatan kerja penuh tercapai.
Namun kebijakan yang mengurangi pengeluaran
pemerintah merupakan kebijakan fiskal
diskresioner yang paling efektif dalam menekan
tingkat inflasi.
Kebijakan fiskal memiliki beberapa
kelemahan,yaitu:
Adanya jed waktu (time lag)
Recognition lag, yaitu periode di antara
bermulanya masalah yang dihadapi dengan
masanya disadari bahwa kebijakan perlu
dijalankan untuk mengatasi masalah tersebut.
Dicision lag atau inside lag, yaitu perbedaan
waktu di antara menyadari maslah yang dihadapi
dengan waktu dimana kebijakan-kebijakan
ekonomi mulai dilaksanakan atau berfungsi.
Action lag atau outside lag, yaitu perbedaan
waktu di antara pelaksanaan kebijakan dan
pengaruh sepenuhnya yang dirasakan dalam
ekonomi.
22
Persaingan untuk memperoleh dana di antara
pemerintah dan sektor swasta. Persaingan ini akan
menimbulkan crowding out dan menyebabkan
kenaikan suku bunga dan menurunkan investasi.
Kebutuhan untuk membayar bunga dan mencicil
pembayaran kembali pinjaman di masa yang akan
datang. Bukan saja pinjaman pemerintah tersebut
akan meninggalkan beban kepada generasi yang
akan datang tetapi juga menyebabkan pengurangan
dana pembangunan.
c. Kebijakan fiskal pada Masa Rasulullah SAW
Pada zaman Rasulullah saw pemikiran dan
mekanisme kehidupan politik dinegara islam
bersumber dan berpijak pada nilai-nilai aqidah.
Lahirnya kebijakan fiskal di dalam dunia islam
dipengaruhi oleh banyak factor, salah satunya karena
fiskal merupakan bagaian dari instrument ekonomi
public. Untuk itu factor-faktor seperti social, budaya
dan politik termasuk di dalamnya. Tantangan
Rasulullah saw sangat besar dimana beliau
dihadapkan pada kehidupan yang tidak menentu baik
dari kelompok internal maupun eksternal, dalam
kelompok internal Rasulullah saw harus
menyelesaikan masalah bagaimana menyatukan
antara kaum ansar dan kaum muhajirin paska hijrah
dari mekkah ke madinah. Sementara tantangan dari
kelompo eksternal yaitu bagaimana Rasul bisa
mengimbangi ronrongan dari kaum kafir quraisy. Akan
tetapi Rasulullah saw dapat mengatasi semua
permasalahanya berkat pertolongan Allah swt.Di
dalam sejarah islam keuangan publik berkembang
bersamaan dengan pengembangan masyarakat
23
muslim dan pembentukan warga Negara islam oleh
Rasulullah saw paska hijrah.
d. Unsur-unsur kebijakan fiskal pada masa
pemerintahan Rasulullah SAW
Melihat kondisi yang tidak menentu seperti ini,
maka Rasulullah saw malakukan upya-upaya yang
dikenal dengan kebijakan fiskal . baliau sebagai
pemimpin di madinah yaitu dengan melakukan unsur-
unsur ekonomi. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Sistem ekonomi
Sistem ekonomi yang diterapkan Rasulullah
saw berakar dari prinsip-prinsip qur’ani. Prinsip islam
yang paling mendasar yaitu kekuasaan tertinggi
hanya milik Allah semata dan setiap manusia
diciptakan sebagai khalifahnya di muka bumi. Dan
disini ada beberapa prinsip-prinsip yang pokok
tentang kebijakan ekonomi islam yang dijelaskan Al-
qur’an sebagai berikut:
Kekuasaan tertinggi adalah milik Allah swt.
Manusia hanyalah khlifah Allah swt dimuka
bumi.
Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia
adalah atas rahmat Allah swt, oleh karena itu,
manusia yang kurang beruntung mampunyai
hak atas sebagian kekayaan yang dimiliki
saudaranya.
Kekayaan harus diputar dan tidak boleh
ditimbun.
Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya,
termasuk riba harus dihilangkan.
24
Menetapkan system warisan sebagai media
redistribusi kekayaan yang dapat melegimitasi
berbagai konflik individu.
Menghilagkan jurang pemisah antara golongan
miskin dan kaya.
Keuangan dan pajak
Pada tahun awal sejak dideklarasi sebagai
Negara, madinah hampir tidak memiiki sumber
pendapatan ataupun pengeluaran Negara. Seluruh
tugas Negara dilkukan secara gotong royong dan
sukarela. Rasulullah saw sendiri adalah seorang
kepala Negara yang juga merangkap sebagai ketua
mahkamah agung, mufti besar, panglima perang
tertinggi, serta penanggung jawab administrasi
Negara. Ia tidak memproleh gaji dari Negara
maupun masyarakat, kecuali hadiah-hadiah kecil
pada umumnya berupa bahan makanan. Dan pada
masa itu juga belum ada tentara dalam bentuk
formal maupun tetap. Setiap muslim yang memiliki
fisik yang kuat dan mampu berperang bisa menjadi
tentara. Mereka tidak memperoleh gaji tetap tapi
diperbolehkan mendapat harta dari hasil rampasan
perang, seperti senjata, kuda, unta, dan barang-
barang bergerak lainnya
e. Sumber-sumber pendapatan Negara di masa
Rasulullah SAW
Berdasarkan jenisnya
Pendapatan primer:
Ghanimah : pendapatan dari hasil perang.
Fa’i : harta peninggalan suku bani nadhir.
Kharaj : pajak atas tanah yang dipungut kepada non-
muslim ketika khaibar dilakukan pada tahun ke-7
25
hijriyah, jumlah kharaj dari tanah tetap, yaitu
setengah dari hasil produksi.
Waqf
Ushr : zakat dari hasil pertanian termasuk buah-
buahan
Jizyah : pajak perkepala yang dipungut oleh
pemerintah islam dari orang-orang yang bukan islam
sebagai imbalan bagi keamanan diri mereka.
Pendapatan skunder:
Uang tembusan
Pinjaman
Amwal fadhla
Nawaib
Shodaqoh lain seperti kurban dan kaffarat
Hadiah
Berdasarkan sumbernya
Muslim : zakat, ushr, zakat fitrah, waqf, amwal fadhl,
nawaib, shodaqoh lain, dan khums.
Non-muslim : jizyah, kharaj, ushr ( 5% )
Umum : ghanimah, fa’i, uang tebusan, pinjaman dari
muslim atau non-muslim, dan hadiah dari pemimpin
atau pemerintah
f. Pengeluaran Negara di masa Rasulullah SAW
Primer:
pembiayaan pertahanan, seperti persenjataan, unta,
kuda, dan persediaan.
Pembiayaan gaji untuk wali, qadi, guru, imam,
muadzin, dan pejabat Negara lainya.
Pembayaran upah kepada para sukarelawan.
26
Pembayaran utang Negara.
Skunder
Bantuan untuk orang belajar agama di madinah.
Hiburan untuk delegasi keagamaan.
Hiburan untuk para utusan suku dan Negara serta
biaya perjalanan mereka.
Pembayaran utang untuk orang yang meninggal
dalam keadaan miskin.
Pembayaran tunjangan untuk sanak saudara
Rasulullah saw.
4. Kebijakan moneter dalam ekonomi islam
Seperti yang telah disebutkan dalam bab pendahuluan
diatas bahwa Kebijakan Moneter adalah suatu usaha
dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar
dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui
pengaturan jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian.Sasaran yang ingin dicapai adalah
memelihara kestabilan nilai uang baik terhadap factor
internal maupun eksternal. Stabilitas nilai uang
mencerminkan stabilitas harga yang pada akhirnya akan
mempengaruhi realisasi pencapaian tujuan pembangunan
suatu Negara, seperti pemenuhan kebutuhan dasar,
pemerataan distribusi,perluasan kesempatan kerja,
pertumbuhan ekonomi riil yang optimum dan stabilitas
ekonomi.
Secara prinsip, tujuan kebijakan moneter islam tidak
berbeda dengan tujuan kebijakan moneter konvensional
yaitu menjaga stabilitas dari mata uang (baik secara
internal maupun eksternal) sehingga pertumbuhan
ekonomi yang merata yang diharapkan dapat tercapai.
Stabilitas dalam nilai uang tidak terlepas dari tujuan
ketulusan dan keterbukaan dalam berhubungan dengan
27
manusia. Hal ini disebutkan AL Qur’an dalam
QS.Al.An’am:152
ل اوفوأ ك يل كو ل لل طللقلك كوال لل
“……. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan
dengan adil. …”
Mengenai stabilitas nilai uang juga ditegaskan
oleh M. Umar Chapra (Al Quran Menuju Sistem
Moneter yang Adil), kerangka kebijakan moneter dalam
perekonomian Islam adalah stok uang, sasarannya
haruslah menjamin bahwa pengembangan moneter yang
tidak berlebihan melainkan cukup untuk sepenuhnya
dapat mengeksploitasi kapasitas perekonomian untuk
menawarkan barang dan jasa bagi kesejahteraan Sosial
Umum.Pelaksanaan kebijakan moneter (operasi moneter)
yang dilakukan otoritas moneter sebagai pemegang
kendali money supply untuk mencapai tujuan kebijakan
moneter dilakukan dengan menetapkan target yang akan
dicapai dan dengan instrumen apa target tersebut akan
dicapai.
5. Instrument Kebijakan Moneter
Setiap kebijakan pastinya memerlukan instrument
dalam mencapai tujuan-tujuanya,adapun instrument
tersebut adalah:
a. Instrument Kebijakan Moneter Monvensional
Instrumen-instrumen pokok dari kebijakan moneter
dalam teori konvensional antara lain adalah:
Kebijakan Pasar Terbuka(Open Market Operation)
Kebijakan membeli atau menjual surat berharga
atau obligasi di pasar terbuka. Jika bank sentral
ingin menambah suplai uang maka bank sentral
akan membeli obligasi, dan sebaliknya bila akan
28
menurunkan jumlah uang beredar maka bank
sentral akan menjual obligasi.
Penentuan Cadangan Wajib Minimum(Reserve
Requirement)
Bank sentral umumnya menentukan angka rasio
minimum antara uang tunai (reserve) dengan
kewajiban giral bank (demand deposits), yang biasa
disebut minimum legal reserve ratio. Apabila bank
sentral menurunkan angka tersebut maka dengan
uang tunai yang sama, bank dapat menciptakan
uang dengan jumlah yang lebih banyak daripada
sebelumnya.
Penentuan Discount Rate
Bank sentral merupakan sumber dana bagi bank-
bank umum atau komersial dan sebagai sumber
dana yang terakhir (the last lender resort). Bank
komersial dapat meminjam dari bank sentral dengan
tingkat suku bunga sedikit di bawah tingkat suku
bunga kredit jangka pendek yang berlaku di pasar
bebas. Discount rate yang bank sentral kenakan
terhadap pinjaman ke bank komersial
mempengaruhi tingkat keuntungan bank komersial
tersebut dan keinginan meminjam dari bank sentral.
Ketika discount rate relatif rendah terhadap tingkat
bunga pinjaman, maka bank komersial akan
mempunyai kecendrungan untuk meminjam dari
bank sentral.
Moral Suasion Kebijakan Bank Sentral yang bersifat
persuasif berupa himbauan/bujukan moral kepada
bank
Instrumen-instrumen konvensional yang
mengandung unsur bunga (bank rates, discount
29
rate, open market operation dengan sekuritas bunga
yang ditetapkan didepan) tidak dapat digunakan
pada pelaksanaan kebijakan moneter berbasis
Islam.
b. Instrument Kebijakan Moneter Islam
Instrument yang di perlukan dalam kebijakan moneter
Islam diharapkan tidak hanya akan membantu
mengatur penawaran uang seirama terhadap
permintaan rill terhadap uang, tetapi juga memenuhi
kebutuhan untuk membiyayai deficit pemerintah yang
benar-benar rill dan mencapai sasaran sosioekonomi
masyarakat Islam lainnya. Terdapat sejumlah elemen
untuk mengatur hal ini. Diantaranya (chapra, 2000):
Saham public terhadap deposito unjuk (uang giral)
Cadangan wajib resmi
Pembatas kredit
Alokasi kredit(pembiayaan)yang beralokasi kepada
nilai
Instrument factory(anjang piutang)
6. Posisi Bank Sentral Dalam Islam
Dalam ekonomi konvensional, bank sentral berfungsi
sebagai lembaga yang bertanggung jawab mengatur
kelancaraan proses intermediasi, penyaluran mata uang
dan yang tidak kalah pentingnya, bank sntral merupakan
“ lender of the last resort”. Bank sentral mulai berfungsi
sebagai pengelola kebijakan moneter di mulai ketika uang
kertas mulai menggantikan uang emas dan uang yang di
keluarkan oleh bank sentral tidak lagi di dukung dengan
cadangan emas.
30
Konsep bank sentral dengan segala tanggung jawab
dan fungsinya ini, sesungguhnya tidak di kenal dalam
sejarah perekonomian Islam. Bahkan muhamad anwar
(dalam tamanni,2002) melihat keberadaan bank sentral
sebagai sesuatu yang tidak Islami, alasannya
pengeluaran vi’at money telah secara langsung
menciptakan seignorage kepada pemerintah dan proses
ini sekaligus mentransfer property rill dari masyarakat
kepada pihak berkuasa jelas ini sangat bertentangan
dengan apa yang di perintahkan oleh syariah,
sebagaimana firman Allah SWT:
“Dan jangalah sebahagian kamu memakan harta
sebahagian yang lain diantara kamu dengan jalan yang
bathil dan (jangalah) kamu membawa (urusan) harta itu
kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui.”
(Qa, Al-Baqarah ayat 188)
Tidak islaminya bank sentral ini terkait dengan
kegiatan pengedaran uang yang dilakukannya dimana
bank sentral sebagai tangan pemerintah, memperoleh
pendapatan yang tidak adil dari uang yang beredar, atau
seignorage. Seignorage adalah pendapatan yang di
terima dari mencetak uang di mana nilai nominal uang
yang di cetak jauh lebih besar dari pada nilai kertas dan
biaya pencetakannya.
Fungsi bank sentral dan meninjaunya dengan
perspektif sejarah perekonomian islam. Pertama fungsi
mencetak uang atau currency . kedua, sebagai pengawas
lembaga-lembaga keuangan yang ada dan juga
mengelola sistem keuangan Negara agar senantiasa
setabil dan terarah.
31
Dilihat dari kacamata pertama maka aspek
pengawasan dan resulasi sector keuangan perbankan ini
akan jatuh ke dalam kewenangan para muhtasib, atau
pengawas pasar keuangan.Muhtasib dan lembaganya,
hisbah mempunyai tugas yang relative sempit dan
terbatas. Di antaranya menurut Essid (1995, halaman
188) dalam tamanni (2002) adalah mengawasi pasar,
mengontrol timbangan dan sukatan, menjaga dari
tindakan penipuan, mengaturharga, arbitrasi konflik
antara penjual dan pembeli dan bahkan termasuk juga
mengawasi jalan-jalan di perkotaan (urban roods).
7. Manajemen Moneter Islam
Dasar pemikiran ini adalah terciptanya stabilitas
permintaan uang dan mengarahkan pemerintahan uang
tersebut kepada tujuan yang penting dan produktif
sehingga, setiap instrument yang akan mengarahkan
kepada instabilitas dan pengalokasian sumber dana yang
tidak produktif akan di tinggalkan.Sesuai dengan ajaran
Islam, manajemen moneter yang efisien dan adil tidak
berdasarkan pada mekanisme bunga, melainkan dengan
menggunakan instrument utama yaitu:
Value Judgement yang dapat menciptakan suasana
yang memungkinkan alokasi dan distribusi sumber
yang sesuai dengan ajaran Islam. Pada dasarnya
sumber daya merupakan amanah dari Allah yang
pemanfaatannya dilakukan secara efisien dan
efektif. Berdasarkan nilai-nilai Islam, permintaan
uang harus dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan dasar dan investasi yang produktif bukan
untuk konsumsi yang berlebihan, pengeluaran-
pengeluaran non produktif dan spekulatif.
32
Kelembagaan yang berkaitan dengan kegiatan
social ekonomi dan politik yang salah satunya dapat
menciptakan mekanisme harga yang dapat
meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan sumber.
Kelembagaan yang berkaitan dengan kegiatan
social ekonomi dan politik yang salah satunya dapat
menciptakan mekanisme harga yang dapat
meningkatkan efisiensi dalam kesempatan kerja dan
pemenuhan kebutihan dasar.
Untuk menciptakan keseimbangan antara
money demand dan money supply banyak
pendekatan praktis yang dapat digunakan untuk
memperkirakan permintaan uang yang konsisten
dengan realisasi pencapaian tujuan sosio ekonomi
dengan kerangka stabilitas harga dan kemudian
memantapkan rentangan target pertumbuhan
penawaran uang yang akan membantu tercapainya
kecukupan permintaan ini secara memungkinkan.
Pentargetan moneter sebanding dengan perputaran
uang yang dapat diprediksikan secara nalar pada
periode yang tepat.
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu solusi penting yang harus diperhatikan
pemerintahan dalam memulihkan ekonomi Indonesia adalah
penerapan ekonomi syari’ah. Ekonomi syari’ah memiliki
komitmen yang kuat pada pengentasan kemiskinan,
penegakan keadilan pertumbuhan ekonomi, penghapusan
riba, dan pelarangan spekulasi mata uang sehingga
menciptakan stabilitas perekonomian. Ekonomi syari’ah
yang menekankan keadilan, mengajarkan konsep yang
unggul dalam menghadapi gejolak moneter dibanding sistem
konvesional. Ke depan pemerintah perlu memberikan
perhatian besar kepada sistem ekonomi Islam yang telah
terbukti ampuh dan lebih resisten di masa krisis.
Aplikasi ekonomi Islam bukanlah untuk kepentingan
ummat Islam saja. Penilaian sektarianisme bagi penerapan
ekonomi Islam seperti itu sangat keliru, sebab ekonomi Islam
yang konsen pada penegakan prinsip keadilan dan
membawa rahmat untuk semua orang tidak diperuntukkan
bagi ummat Islam saja, dan karena itu ekonomi Islam bersifat
inklusif. Pemerintah harus melihat ekonomi syari’ah dalam
konteks penyelamatan eknonomi nasional.
B. Saran
Ekonomi islam atau ekonomi syariah saat ini sedang ramai di
perbincangkaan, bahkan sudah banyak masyarakat
menginginkan penerapannya pada perekonomian indonesia.
Penerapan ekonomi islam sendiri menurut kelompok kami
34
merupakan perbaikan perekonomian Indonesia, dengan
segala prinsip-prinsip yang mengaturnya.
Oleh karena itu, pemerintah hendaknya bisa menyentakkan
dan membuka mata untuk melirik dan menerapkan ekonomi
syariah sebagai solusi perekonomian Indonesia. Pemerintah
harus melihat ekonomi syari’ah dalam konteks penyelamatan
ekonomi Nasional.
Sehubungan dengan itu, pembentukan Dewan Ekonomi
Nasional (DEN) perlu kembali diwujudkan dengan
memasukkan para pakar ekonomoi syariah di dalamnya.
Ekonomi syariah di Indonesia telah menunjukkan
ketangguhannya di masa krisis dan lagi pula dalam praktek
perekonomian di Indonesia selama ini, Indonesia sudah
menerapkan dual system, yakni konvensional dan sistem
ekonomi syari’ah, terutama yang berkaitan dengan lembaga
perbankan dan keuangan.
35
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Keseimbangan Ekonomi Tiga Sektor.
https://www.google.com/-
q=keseimbangan+sistem+perekonomian+tiga+sektor
Istanto, A. 2013. Ekonomi Makro.
http://syariah99.blogspot.com/2013/05/ekonomi-makro-ekonomi-3-
sektor.html
Novitasari, N. 2012. Perekonomian 3 Sektor.
http://homezwork.com/-143264.htm
Sadono Sukirno, Teori Pengantar Ekonomi Makro, Ed. 3, (Jakarta :
PT Rajawali Pers, 2010), Hal. 150 – 159.
Satrio, K. 2013. Makro Makalah 3 Sektor.
http://www.scribd.com/doc/105460815/Tgs-Makro-Makalah-3sektor
Wiliandri, R. 2012. Keseimbangan Ekonomi Tiga Sektor.
http://rulywiliandri.files.wordpress.com/2012/09/keseimbangan-
ekonomi-tiga-sektor4.pdf
http://henipratiwi33.blogspot.com/2013/12/makalah-perekonomian-
3-sektor.html
http://maknyus-
wwwstarangelcom.blogspot.com/2012/02/perekonomian-dan-
multiplier.html
http://kontencampuran.blogspot.com/2013/02/masalah-dan-
kebijakan-dalam-ekonomi.html