Makalah Akidah Akhlak

37
MALAIKAT DAN MAKHLUK GHAIB ALLOH SWT Disampaikan Untuk Memenuhi Tugas: Mata Kuliah: Aqidah Akhlak Tsanawiyah Dosen: Wida Datul Ulya, S.Ag., M.Pd.I. Disusun Oleh: Fanji Alfadilah ( 132320100) Uzillah Rahmah (132320117) FAKULTAS TARBIYAH

Transcript of Makalah Akidah Akhlak

Page 1: Makalah Akidah Akhlak

MALAIKAT DAN MAKHLUK GHAIB ALLOH SWT

Disampaikan Untuk Memenuhi Tugas:

Mata Kuliah: Aqidah Akhlak Tsanawiyah

Dosen: Wida Datul Ulya, S.Ag., M.Pd.I.

Disusun Oleh:

Fanji Alfadilah ( 132320100)

Uzillah Rahmah (132320117)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)

CILACAP

2015

Page 2: Makalah Akidah Akhlak

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan

makalah dengan judul “Malaikat Alloh Swt dan Makhluk Ghaib Lainnya”.

Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata Akidah

Akhlak Tsanawiyah.

Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Penyusun berharap semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca

umumnya.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun

hadapi. Namun, penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan

makalah ini mendapat bimbingan dari Dosen mata kuliah Akidah Akhlak

Tsanawiyah , serta rekan satu kelompok yang telah berkerja sama.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Cilacap, 17 September 2015

Penyusun

Page 3: Makalah Akidah Akhlak

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. I

DAFTAR ISI ........................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ IIIB. Rumusan Masalah ...................................................................... IVC. Tujuan Penulisan ....................................................................... IVD. Manfaat Penulisan ..................................................................... IV

BAB II PEMBAHASAN

A. Makhluk Ghaib ............................................................................ 1B. Malaikat ....................................................................................... 2C. Jin, Iblis dan Syaiton .................................................................. 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 18B. Saran .......................................................................................... 18

DAFTAR PUSAKA .............................................................................. 19

Page 4: Makalah Akidah Akhlak

iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pengetahuan tentang agama sedikit banyak mulai luntur dari

kalangan umat islam sendiri, khususnya kaula muda. Mereka yang megaku islam,

justru kebanyakan tidak tahu mengenai ajaran ( Syari’at ) Islam. Hal semacam ini

tentu membuat hati semakin miris. Apalagi kita yang notabene sebagai mahasiswa

muslim yang sepautnya mengenal lebih dalam sebagai pedoman hidup, malah

tidak mengerti bahkan tidak peduli sama sekali terhadapnya. Banyak sekali

sebenarnya persoalan dalam islam yang memang seharusnya patut untuk kita

ketahui sebagai umat islam. Berkaitan mengenai asasnya, Agama Islam memiliki

dua asas yaitu, Islam dan Iman yang tertuang dalam rukun Islam dan 6 rukun

iman.

Syiar islam yang berbunyi “ asy-hadu an laa illaaha illa Allah, wa asy-

hadu anna Muhammad Ar-Rosulullah”. Kesaksian yang satu ini tidak dapat

diwakilkan oleh yang lainnya. Akal dan hati manusia meyakini bahwa tidak ada

illah yang berhak diibadahi melainkan Allah  SWT dan Muhammad SAW adalah

Rosul-Nya, kemudian ia mengucapkan dengan lisannya dan mengamalkan

berbagai konsekuensinya dengan penuh keikhlasan dan kesadaran.

Keimanan dan pengucapan dua kalimat syahadat mengharuskan adanya

keimanan pada hal ghaib yang diinformasikan Allah melalui Rosul-Nya. Maka

dari sinilah muncul istilah rukun iman, yang semuanya bersifat ghaib, atau

mempunyai unsur ghaib. iman kepada jin adalah cabang keimanan kepada Al-

Qur’an. Iman kepada tujuh langit, yang didalamnya terdapat malaikat, baitul

ma’mur, di tingkat ketujuh ada syurga, atapnya adalah ‘Arsy, ruh- ruh kaum

mukminiin naik padanya, semuanya adalah bagian dari keimanan kepada Al-

Page 5: Makalah Akidah Akhlak

iv

Qur’an. Iman dengan adanya alam barzah setelah kematian adalah cabang dari

keimanan kepada hari akhir, begitu seterusnya, tidak ada satupun perkara yang

ghaib yang tidak merujuk kepada enam rukun.

Keimanan kepada rukun-rukun iman merupakan satu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan. Barang siapa yang kufur dengan salah satu rukun, maka ia

dianggap kufur dengan semuanya. Maka dari itu, setiap manusia harus mengimani

ke-enam rukun iman secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa sajakah yang termasuk kepada kategori makhluk ghaib?

2. Bagaimana cara kita mengimani dan meyakininya?

3. Dan sudahkah kita melaksanakan rukun iman ini?

C. Tujuan Penulisan

Pada penulisan makalah ini sebenarnya ditujukan untuk:

1. Memenuhi tugas mata kuliah Akidah Akhlak Tsanawiyah.

2. Bagi pembaca, dengan tulisan yang kecil ini semoga dapat memberikan

dan menambahkan pengetahuan anda tentang semua hal yang berkaitan

dengan iman kepada yang ghaib.

3. Bagi penulis sendiri, yang nantinya akan menjadi bekal di kemudian hari

dan menjadi sebagai pembelajaran yang berharga.

D. Manfaat Penulisan

Dalam tulisan ini, banyak sekali yang diharapakan diantaranya adalah

untuk menambah pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya. Kemudian dari

sini juga kita akan sedikit banyak tahu tentang definisi iman kepada yang ghaib,

seperti malaikat, jin, syetan dan juga istilah yang biasa kita kenal dengan iblis,

selain itu bagaimana cara kita mengimaninya, dan yang paling penting yaitu

hikmah atau manfaat dari keimanan tersebut. Insya Allah dengan pengamalan

Page 6: Makalah Akidah Akhlak

v

yang baik dan benar, kita dapat belajar menumbuhkan iman sebagai sikap seorang

mukmin yang kaffah.

Page 7: Makalah Akidah Akhlak

1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Makhluk Ghaib

Semua makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dapat dibagi kepada dua

macam yaitu, yang ghaib (al-ghaib) dan yang nyata (as-syahadah). Yang

membedakan keduanya adalah bisa dan tidak bisanya dipantau oleh pancaindera

manusia.

Ghaib secara bahasa berarti sesuatu yang disamarkan, yang tidak terlihat

dan tidak jelas. Hal ini mengisyaratkan bahwa yang ghaib adalah segala sesuatu

yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak nampak, seperti jin, syetan, hantu,

malaikat, dan yang tidak nampak lainnya.

Percaya kepada hal yang ghaib merupakan rukun iman yang enam, oleh

karena itu iman kepada yang ghaib menjadi salah satu yang harus diyakini dan

dipedomani. Dan iman kepda yang ghaib merupakan sesuatu yang wajib diyakini

oleh setiap pemeluk Islam.

Rukun iman yang enam adalah 1) iman kepada Allah, 2) iman kepada

malaikat, 3) iman kepada kitab-kitab Allah, 4) iman kepada rasul-rasul Allah, 5)

iman kepada hari akhir, dan 6) iman kepada qadha dan qadhar Allah.

Alquran sendiri mengisyaratkan bahwa salah satu ciri orang yang beriman

salah satunya adalah mempercayai kepada hal yang ghaib.

Makhluq ghaib harus kita percayai keberadaannya karena dengan kita

meyakini atau mengimani keberadaan makhluq ghaib berarti kita iman kepada hal

yang ghaib. Iman kepada hal yang ghaib berarti meyakini ciptaan Allah SWT

yang berada diluar dunia nyata. Dan meyakini secara penuh tentang kekuasaan-

Nya. Namun percaya atau beriman kepada hal yang ghaib bukan berarti meyakini

Page 8: Makalah Akidah Akhlak

2

bahwa makhluk ghaib itu memiliki kekuatan penuh, karena jika hal ini sampai

terjadi maka akan mengakibatkan kemusyrikan atau menganggap ada sesuatu

kekuatan selain kekuatan Allah SWT.

Pada paragraph sebelumnya telah kita bahas tentang contoh-contoh

makluk ghaib. Setelah ini kami akan merinci beberapa makluk ghaib dan

kewajiban kita mengimaninya serta hikmah-hikmahnya. Diantara pembahasan

makhluk ghaib kita kali ini adalah malaikat, jin, iblis dan syaithan.

B. Malaikat

Pada bagian ini kami akan membahas tentang pengertian malaikat,

eksistensi malaikat, nama dan tugas malaikat, Sifat-sifat dasar malaikat,

perbedaan malaikat dengan jin, setan/syetan dan iblis, hikmah beriman kepada

malaikat allah swt dan cara untuk meyakini dan mengimani keberadaan malaikat.

1. Pengertian Malaikat

Secara etimologis (lughawi), kata malaikah yang dalam bahasa Indonesia

disebut malaikat, adalah bentuk jamak dari kata malak, berasal dari mashdar al-

alukah yang berarti ar-risalah (misi atau pesan). Yang membawa misi disebut 

ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Qur`an, malaikat juga disebut

dengan rusul (utusan-utusan), misalnya pada surat Huud ayat 69. Bentuk jamak

lainnya dari kata malak adalah mala`ik. Dalam bahasa Indonesia, kata malaikat

bermakna tunggal (satu malaikat), bentuk jamaknya menjadi malaikat-

malaikat.

Secara terminologis (isthilahi), makaikat adalah makhluk gaib yang

diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya (nur) dengan wujud dan sifat-sifat

tertentu. Tentang penciptaan malaikat, Rasulullah SAW menginformasikan

bahwa malaikat diciptakan dari cahaya (nur), berbeda dengan jin yang

diciptakan dari api (nar)

Page 9: Makalah Akidah Akhlak

3

”Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam

diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepadamu semua”. (HR. Muslim)

Tentang kapan waktu penciptaannya, tidak ada penjelasan yang rinci. Tapi

secara  jelasnya, malaikat diciptakan lebih dahulu dari manusia pertama,

Adam As. sebagaimana yang disebutkan oleh Allah SWT dalam surat Al-

Baqarah ayat 30 yang artinya:

” Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya

Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi…”.

2. Eksistensi  Malaikat

Semua makhluk ciptaan Allah SWT dapat dibagi kepada dua macam,

yaitu: makhluk yang gaib (al ghaib) dan makhluk yang nyata (as syahadah).

Yang bisa membedakan keduanya adalah panca indera manusia. Segala

sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh salah satu panca indera manusia

digolongkan kepada al ghaib, sedangkan yang bisa dijangkau oleh salah satu

panca indera manusia digolongkan kepada as syahadah.

Untuk mengetahui dan mengimani wujud makhluk ghaib tersebut,

seseorang dapat menempuh dua cara. Pertama, melalui berita atau informasi

yang diberikan oleh sumber tertentu (bil-Akhbar). Kedua, melalui bukti bukti

nyata yang menunjukkan makhluk gaib itu ada (bil atsar).

Salah satu makhluk ghaib Allah adalah malaikat. Allah menciptakan

mahkluk-makhluk untuk menjalankan alam semesta ini. Di antara makhluk-

makhluk Allah, ada yang diciptakan nyata (yaitu meliputi seluruh zat dan

energi fisik, termasuk makhluk-makhluk biologis), dan ada yang diciptakan

ghaib . Hukum fisik real berlaku untuk mahkluk nyata, dan hukum ghaib

berlaku untuk makhluk ghaib. Tidak banyak yang dapat diketahui manusia

tentang keghaiban, kecuali yang diinformasikan Allah melalui rosul dan kitab-

Nya.

Page 10: Makalah Akidah Akhlak

4

Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar,

diraba, dicium dan dicicipi (dirasakan) oleh manusia. Dengan kata lain tidak

dapat dijangkau oleh panca indera, kecuali jika malaikat menampilkan diri

dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Dalam beberapa ayat dan hadits

disebutkan beberapa peristiwa malaikat menjelma sebagai manusia seperti

terdapat dalam surat Huud ayat 69-70:

”Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah

datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka

mengucapkan: Selamat. Ibrahim menjawab: Selamatlah, maka tidak lama

kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka

tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang

aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu

berkata: Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat)

yang diutus kepada kaum Luth.

3. Nama Dan Tugas Malaikat

Salah satu jenis makhluk ghaib adalah malaikat. Malaikat mengemban

tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Jumlah malaikat sangat

banyak. Beberapa nama malaikat yang perlu dikenal adalah:

a). Jibril – Menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul Allah.

”Sesungguhnya Al Qur’aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa

oleh) utusan yang mulia (Jibril)” (QS. At-Takwiir: 19)

”Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-

rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh

orang-orang kafir.”(QS.Al-Baqarah: 98).

b) Mikail – Membagi rezeki kepada seluruh makhluk, di antaranya

menurunkanhujan [QS. Al-Baqarah: 98]

Page 11: Makalah Akidah Akhlak

5

c) Israfil – Meniup sangkakala (terompet) pada hari kiamat (HR An

Nasaa’i)

d) Maut – Mencabut nyawa seluruh makhluk (QS. As-Sajdah: 11)

”Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu

akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan

dikembalikan.” (QS. As-Sajdah: 11)

e) Munkar – Memeriksa amal perbuatan manusia di alam kubur

(HR Ibnu Abi ‘Ashim)

f) Nakir – Memeriksa amal perbuatan manusia di alam kubur

(HR Ibnu Abi ‘Ashim)

g) Raqib – Mencatat amal baik manusia ketika hidup di dunia (QS. Qaf:

18)

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya

malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf: 18)

h) Atid – Mencatat amal buruk manusia ketika hidup di dunia (QS. Qaf:

18)

i) Malik / Zabaniyah- Menjaga neraka dengan bengis dan kejam.

“Mereka berseru: “Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja.”

Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal di neraka.” (QS. Az-Zukhruf:

77)

”kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah” (Al-’Alaq: 18)

j) Ridwan, Penjaga Surga – Menjaga sorga dengan lemah lembut

(QS Az-Zumar: 73)

Page 12: Makalah Akidah Akhlak

6

”Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga

berombong-rombongan. Sesampai di surga dan pintu-pintunya telah terbuka

berkatalah penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan dilimpahkan atasmu.

Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di

dalamnya.” (QS Az-Zumar: 73)

4. Sifat- Sifat Dasar Malaikat Allah Swt

a)      Pasti selalu patuh pada segala perintah Allah dan selalu tidak melaksanakan

apa yang dilarang Allah SWT.

b)      Tidak sombong, tidak memiliki nafsu dan selalu bertasbih.

c)       Dapat berubah wujud dan menjelma menjadi yang dia kehendaki.

d)      Memohon ampunan bagi orang-orang yang beriman.

e)       Ikut bahagia ketika seseorang mendapatkan Lailatul Qadar.

f)        Malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu.

g)      Tidak memiliki keinginan seperti manusia.

h)       Tidak berjenis lelaki atau perempuan.

i)        Tidak berkeluarga.

j)  Hidup dalam alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang kita

saksikan ini.

k)      Yang mengetahui hakikat wujudnya hanyalah Allah Swt semata.

Page 13: Makalah Akidah Akhlak

7

5. Perbedaan Malaikat dengan Jin, Syaitan dan Iblis

Malaikat terbuat dari cahaya atau nur sedangkan jin berasal dari api atau

nar. Malaikat selalu tunduk dan taat kepada Allah sedangkan jin ada yang muslim

dan ada yang kafir. Yang kafir adalah syetan dan iblis yang akan terus menggona

manusia hingga hari kiamat agar bisa menemani mereka di neraka.

Malaikat tidak memiliki hawa nafsu sebagaimana yang dipunyai jin. Jin

yang jahat akan selalu senantiasa menentang dan menjalankan apa yang dilarang

oleh Tuhan Allah SWT.

Malaikat adalah makhluk yang baik dan tidak akan mencelakakan manusia

selama berbuat kebajikan, sedangkan syetan dan iblik akan selalu mencelakakan

manusia hingga hari akhir.

6. Hikmah Beriman Kepada Malaikat

Iman kepada Malaikat adalah yakin dan membenarkan bahwa Malaikat itu

ada, diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya/nur. Beriman kepada Malaikat adalah

rukun Iman yang kedua. ”Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan

kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya

beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-

Nya…” (QS. Al-Baqarah: 285)

”Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan

Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab

yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,

malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,

maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisaa’: 136)

a. Malaikat diciptakan Allah dari Nur/Cahaya [HR Muslim] dan merupakan

makhluk ghaib yang tidak dapat dilihat oleh manusia kecuali jika Allah

mengizinkan.

Page 14: Makalah Akidah Akhlak

8

b. Malaikat tidak memiliki hawa nafsu dan selalu taat dan melaksanakan perintah

Allah:

”Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan

apa yang diperintahkan (kepada mereka).” [QS. An-Nahl: 50)

c. Para Malaikat tidak lalai dalam menjalankan kewajiban:

”Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya,

dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila

datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh

malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan

kewajibannya.” [QS. Al-An’aam: 61)

d. Malaikat merupakan hamba Allah yang dimuliakan:

”Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil

(mempunyai) anak”, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu),

adalah hamba-hamba yang dimuliakan” (QS. Al Anbiyaa’: 26)

e. Malaikat senantiasa beribadah kepada Allah dan bertasbih:

”Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa

enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-

Nya-lah mereka bersujud” (QS. Al-A’raaf: 206)

f. Para Malaikat mengerjakan berbagai urusan yang diberikan Allah kepada

mereka:

”Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat

sebagai utusan-utusan untuk mengurus berbagai macam urusan yang

mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah

menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Faathir: 1)

”Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin

Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (QS. Al-Qadr: 4)

Page 15: Makalah Akidah Akhlak

9

g. Para malaikat senantiasa berdoa untuk orang-orang yang beriman:

”(Malaikat-malaikat) yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di

sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya

serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya

mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala

sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan

mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang

menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga

Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh

di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka

semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,

dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang

Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka

sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah

kemenangan yang besar”. (QS. Al-Mu’min: 7-9)

7. Fungsi Iman Kepada Malaikat

a)  Selalu melakukan perbuatan baik dan merasa najis serta anti melakukan

perbuatan buruk karena dirinya selalu diawasi oleh malaikat.

b)  Berupaya masuk ke dalam surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan dengan

bertakwa dan beriman kepada Allah SWT serta berlomba-lomba

mendapatkan Lailatul Qodar.

c) Meningkatkan keikhlasan, keimanan dan kedisiplinan kita untuk

mengikuti/meniru sifat dan perbuatan malaikat.

d)    Selalu berfikir dan berhati-hati dalam melaksanakan setiap perbuatan karena

tiap perbuatan baik yang baik maupun yang buruk akan

dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Page 16: Makalah Akidah Akhlak

10

e)  Hikmah dari beriman kepada malaikat cukup banyak. Misalnya dengan

menyadari adanya malaikat Roqib dan ’Atid yang selalu mencatat amal

baik/buruk kita, maka kita akan lebih hati-hati dalam berbuat. Kita malu

berbuat dosa.

”Padahal sesungguhnya bagi kamu ada malaikat-malaikat yang mengawasi

pekerjaanmu, yang mulia di sisi Allah dan mencatat pekerjaan-pekerjaanmu,

mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Infithaar: 10-12)

f)  Dengan meyakini adanya malaikat Maut yang mencabut nyawa kita, Munkar

dan Nakir yang memeriksa kita di alam kubur serta malaikat Malik yang

menyiksa para pendosa di neraka, niscaya kita takut berbuat dosa. Kita juga

bisa meniru ketaatan dan kerajinan malaikat dalam beribadah.

”Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-

malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk

menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.” (QS. Al-Anbiyaa’: 19)

8. Cara Untuk Meyakini Dan Mengimani Keberadaan Malaikat

Cara untuk meyakini dan mengimani keberadaan malaikat ada 2 cara:

Pertama, melalui berita (akhbar) yang disampaikan oleh firman Allah

dalam Al-Quran maupun sabda Rasulullah SAW dalam Hadits. Banyak sekali

ayat-ayat Al-Quran dan hadits yang menjelaskan perihal malaikat. Karena kita

mengimani kebenaran sumber (Al-Quran dan Hadits), maka berita tentang

malaikat pun kita imani.

Kedua, kita dapat mengetahui dan mengimani wujud malaikat melalui

bukti-bukti nyata yang ada di alam semesta yang menunjukkan bahwa malaikat itu

benar-benar ada. Misalnya, Malaikat Maut yang bertugas mencabut nyawa

manusia, dapat dibuktikan secara nyata dengan adanya peristiwa kematian

manusia. Demikian pula dengan keberadaan Malaikat Jibril, bisa dibuktikan

Page 17: Makalah Akidah Akhlak

11

secara nyata dengan adanya Al-Quran yang disampaikannya kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai pedoman.

C. Jin, Iblis dan Syaitan

Beriman kepada yang ghaib adalah termasuk salah satu asas dari akidah

Islam, bahkan ianya merupakan sifat yang pertama dan utama yang dimiliki oleh

Allah SWT Justru itu, bagi setiap orang Muslim, mereka wajib beriman kepada

yang ghaib, tanpa sedikitpun ada rasa ragu. Dalam perkara ini Ibn Mas’ud

mengatakan: Yang dimaksudkan dengan yang ghaib itu ialah segala apa saja yang

ghaib dari kita dan perkara itu diberitahukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Begitu

juga jin. Jin termasuk makhluk ghaib yang wajib kita imani, kerana banyak ayat-

ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang menerangkan tentang wujudnya.

Walaupun jin itu tidak dapat dilihat, maka bukanlah bererti ia tidak ada.

Sebab berapa banyaknya sesuatu yang tidak dapat kita lihat di dunia ini, akan

tetapi benda itu ada. Angin misalnya, kita tidak dapat melihatnya, tetapi

hembusannya dapat kita rasakan. Begitu juga roh yang merupakan hakikat dari

kehidupan kita, kita tidak dapat melihatnya serta tidak dapat mengetahui tentang

hakikatnya akan tetapi kita tetap meyakini wujudnya.

1. Pengertian Jin, Iblis dan Syaitan

Jin adalah nama jenis, bentuk tunggalnya adalah Jiniy (dalam bahasa arab

dahulu kala, dan Genie dalam bahasa Inggris) artinya “yang tersembunyi” atau

“yang tertutup” atau “yang tak terlihat”. Hal itulah yang memungkinkan kita

mengaitkannya dengan sifat yang umum “alam tersembunyi”, sekalipun

akidah Islam memaksudkannya dengan makhluk-makhluk berakal,

berkehendak, sadar dan punya kewajiban, berjasad halus dan hidup bersama-

Page 18: Makalah Akidah Akhlak

12

sama kita di bumi ini. Dalam sebuah hadits dari Abu Tha’labah yang

bermaksud : “Jin itu ada tiga jenis yaitu: Jenis yang mempunyai sayap dan

terbang di udara, Jenis ular dan jengking dan Jenis yang menetap dan

berpindah-pindah.”

Kata Iblis menurut sebagian ahli bahasa berasal dari ablasa artinya putus

asa. Dinamai iblis karena dia putus asa dari rahmat atau kasaih saying Allah

SWT. (Sayid Sabiq, 1986, hal. 219).

Kata Syaitan berasal dari kata syatana artinya menjauh. Dinamai Syaitan

karena jauhnya dari kebenaran. (Shabuni, 1977, hal. 17)

Bangsa jin itu ada yang patuh dan ada yang durhaka kepada Allah SWT

tatkala Allah SWT memerintahkan kepada bangsa jin untuk sujud kepada

Adam bersama dengan para malaikat, salah satu dari mereka menentang. Yang

menentang itulah dikenal dengan iblis. Iblis itulah nenek moyang seluruh

syaitan, yang seluruhnya selalu durhaka kepada Allah SWT dan bertekad

untuk menggoda umat mausia (anak cucu Adam) mengikuti langkah mereka

menentang perintah Allah SWT.

2. Cara-cara Syaitan Mengganggu Manusia

Syaitan adalah musuh besar bagi manusia seperti yang telah di katakana

didalam Al-Quran. Dan cara-cara syaitan mengganggu manusia untuk

mengikuti langkah-langkahnya dengan 2 cara: pertama, Tadhil

(menyesatkan), yang kedua, takhwif (menakut-nakuti). Berikut ini kami akan

menjelaskan kedua cara tersebut secara terperinci:

a)  Tadhil

Allah SWT sudah menjelaskan melalui para rasul yang Dia utus, mana

yang hak dan mana yang batil, mana yang baik dan mana yang buruk,

Page 19: Makalah Akidah Akhlak

13

mana yang terpuji dan mana yang tidak terpuji, mana yang boleh

dikerjakan dan mana yang tidak boleh dikerjakan. Allah SWT sudah

memberikan hidayah kepada umat manusia bagaimana menempuh

kehidupan di dunia supaya mendapatkan kebaikan didunia maupun

kebaikan di akhirat. Akan tetapi syaithan berusaha memutar balikkan,

sehingga manusia akan mudah tersesat dan mengikutinya. Langkah-

langkah syaitan untuk menyesatkan manusia paling kurang ada delapan

yaitu:

1)   Waswashah (Bisikan).

Syaithan membisikkan keraguan, kebimbangan dan keinginan

untuk melakukan kejahatan ke dalam hati manusia. Firman Allah

SWT:

Artinya: “Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang

memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan

manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi.

Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari

(golongan) jin dan manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.” (QS.

An-Nas: 1-6)

2)   Nisyan (Lupa)

Lupa memang sesuatu yang manusiawi. Tapi syaitan

berusaha membuat manusia lupa engan Allah SWT, atau paling

kurang membuat manusia menjadikan lupa sebagai alas an untuk

menutupi kesalahn atau menghindari tanggung jawab. Firman Allah

SWT:

Artinya: “Dan apabila kamu melihat orang-orang

memperolok-olokkan ayat-ayat kami, Maka tinggalkanlah mereka

sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. dan jika

Page 20: Makalah Akidah Akhlak

14

syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), Maka janganlah

kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat

(akan larangan itu).” (QS. Al-An’am: 68)

3)   Tamani (Angan-angan)

Syaitan berusaha memperdayakan pikiran manusia dengan

khayalan yang mustahil terjadi dan dengan angan-angan kosong, Allah

mengingatkan kita akan tekad Syaitan untuk membangkitkan angan-

angan kosong pada diri manusia. Firman Allah SWT:

Artinya: “Dan Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan

akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh

mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka

benar-benar memotongnya, dan akan Aku suruh mereka (mengubah

ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya”. barangsiapa

yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka

Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (QS. An-Nisa: 119)

4)   Tazyin (Memandang Baik Perbuatan Maksiat)

Syaitan berusaha dengan segala macam cara menutupi

keadaan yang sebenarnya sehingga yang batil keliatan terpuji dan

sebagainya. Allah SWT mengingatkan tekad syaitan untuk melakukan

tazyin tersebut:

Artinya: “Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau

Telah memutuskan bahwa Aku sesat, pasti Aku akan menjadikan

mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti

Page 21: Makalah Akidah Akhlak

15

Aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba

Engkau yang mukhlis di antara mereka”.” (QS. Al-Hijr: 39-40)

5)   Wa’dun (Janji Palsu)

Syaitan berusaha membujuk umat manusia supaya mau

mengikutinya dengan memberikan janji-janji yang menggiurkan yaitu

keuntungan yang akan peroleh jika mau menuruti ajakannya. Di

akhirat nanti syaitan akan mengakui bahwa janji-janji yang

diberikannya kepada umat manusia dahulu di dunia adalah janji-janji

palsu yang pasti tidak mampu menepatinya. Firman Allah SWT:

Artinya: “Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab)

Telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah Telah menjanjikan

kepadamu janji yang benar, dan akupun Telah menjanjikan kepadamu

tetapi Aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku

terhadapmu, melainkan (sekedar) Aku menyeru kamu lalu kamu

mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca Aku

akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat

menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku.

Sesungguhnya Aku tidak membenarkan perbuatanmu

mempersekutukan Aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya

orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (QS.

Ibrahim: 22).

6)   Kaidun (Tipu Daya)

Syaitan berusaha dengan segala macam tipu daya untuk

menyesatkan umat manusia. Akan tetapi sebenarnya tipu daya syaitan

itu tidak aka nada pengaruhnya bagi orang-orang yang benar-benar

beriman kepada Allah SWT. Firman Allah SWT:

Page 22: Makalah Akidah Akhlak

16

Artinya: “Orang-orang yang beriman berperang di jalan

Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab

itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu

daya syaitan itu adalah lemah.” (QS. An-Nisa: 76)

7)   Shaddun (Hambatan)

Syaitan berusaha untuk menghalang-halangi umat manusia

menjalankan perintah-Nya dengan menggunakan segala cara macam

hambatan. Firman Allah SWT:

Artinya: “  Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah

matahari, selain Allah; dan syaitan Telah menjadikan mereka

memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi

mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,” (QS.

An-Naml: 24)

8)   ‘Adawah (Permusuhan)

Syatan berusaha menimbulkan permusuhan dan rasa saling

membenci di antara sesame manusia, karena dengan permusuhan tiu

manusia akan lupa diri dan melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan

oleh Allah untuk membinasakan musuh-musuhnya. Firman Allah

SWT:

Artinya: “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak

menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran

(meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari

mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari

mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al-Maidah: 91)

Demikianlah delapan langkah syaitan memperdaya,

menyesatkan manusia untuk mengikuti segla langkahnya, yaitu kufur.

Page 23: Makalah Akidah Akhlak

17

Dan sebagai seorang manusia kita jangan sampai mengikutinya

karena syaitan adalah musuh bagi kita (manusia).

b)  Takhwif

Jika syaitan tidak berhasil dengan delapan cara tersebut,

syaitan masih mempunyai cara lain yaitu takhwif (menakut-nakuti).

Takut yang dimaksud disini bukan takut yang tabi’I (alami). Seperti

takut dengan binatang buas, atau takut mengerjakan kemaksiatan.

Akan tetapi taku disini adalah takut melaksanakan kebenaran. Takut

melakukan amar ma’ruf nahi munkar karena khawatir dengan segala

risiko dan konsekwensinya. Misalnya risiko jatuh miskin, turun

jabatan, dipecat atau lainnya. Allah berfirman:

Artinya:  “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah

syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-

orang musyrik Quraisy), Karena itu janganlah kamu takut kepada

mereka, tetapi takutlah kepadaku, jika kamu benar-benar orang yang

beriman.” (QS. Ali-Imran: 175)

Itulah cara syaitan yang tanpa lelah selalu mengajak manusia kepada kesesatan

dan kita sebagai seorang muslim jangn lelah juga untuk selalu mendekatkan diri

kita kepada Allah SWT.

Inilah beberapa langkah agar kita terhindar dari tipu daya syaitan:

Masuk Islam secara kaffah (utuh).

Selalu menyadari bahwa syaitan adalah musuh yang utama.

Mengikuti ajaran-ajaran nabi Muhammad.

Mengikuti hal-hal yang diajarkan nabi untuk melawan syaitan.

o Membaca Al-Isti’adzah

o Membaca Al-Ma’uzatain (surat Al-Falaq dan Surat An-naas)

o Membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah ayat 255)

Page 24: Makalah Akidah Akhlak

18

o Membaca surat Al-Baqarah Lengkap

o Membaca zikir 100 kali sehari ( Laa Ilaha Illalloh Wahdahu Laa

Syarikalah Lahul Mulku Walahul Hamdu Wa Huwa ‘ala Kulli Syai’in

Qodir )

o Berwudhu tatkala marah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seperti yang telah kita tahu bahwa iman adalah sesuatu yang kita percayai atau

yakini dalam hati, dan kita ucapkan atau ikrarkan dengan lisan dan kita wujudkan

dalam bentuk amal perbuatan dengan anggota tubuh. Dan rukun iman yang enam

itu haruslah kita percayai keberadaannya.

Beriman kepada yang ghaib merupakan rukun iman yang enam tersebut. itu

artinya kita mempercayai dan meyakini bahwa segala sesuatu yang ghaib atau

yang tidak bisa kita lihat dengan kasat mata itu benar ada. Contohnya seperti

malaikat, syetan/ iblis dan jin. Jika kita meyakini dan mengimani dengan sebenar-

benarnya keimanan, insya Allah kita bisa menjadi muslim yang kaffah (utuh)

keimanannya. Amin.

B. Saran

Page 25: Makalah Akidah Akhlak

19

Kita sebagai seorang muslim yang baik, wajiblah bagi kita untuk mengimani

semua rukun iman yang enam. salah satunya adalah beriman kepada yang ghaib.

Banyak cara untuk kita mengimani dan meyakininya, seperti melalui berita

(akhbar) yang disampaikan oleh firman Allah dalam Al-Quran maupun sabda

Rasulullah SAW dalam Hadits. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan hadits yang

menjelaskan perihal tentang makhluk ghaib. Karena kita mengimani kebenaran

sumber (Al-Quran dan Hadits), maka berita tentang makhluk ghaib pun kita

imani. kemudian kita dapat mengetahui dan mengimani keberadaan yang ghaib

melalui bukti-bukti nyata yang ada di alam semesta yang menunjukkan bahwa

makhluk ghaib itu benar-benar ada.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. 1998. Minhajul Muslim, Madinah: Maktabatul “Ulum

Wal hikam.

Departemen Agama RI. 2005. AL-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: PT

Syamil Media Cipta

Ilyas, Yunahar. 1995. Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan

Pengamalan Islam (LPPI)

Shihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran – Tafsir Maudhu’I atas Barbagai

Persoalan Umat, Bandung: Penerbit Mizan

https://nurdiansyah89.wordpress.com/2009/12/02/iman-kepada-makhkuk-ghaib/

http://www.academia.edu/9354498/Makalah_Iman_Kepada_Malaikat

Page 26: Makalah Akidah Akhlak

20