makalah agroklimatologi kapulaga
-
Upload
heppinurjanati -
Category
Documents
-
view
133 -
download
17
description
Transcript of makalah agroklimatologi kapulaga
TUGAS TERSTRUKTUR
“Pengelolaan Iklim Pada Tanaman Kapulaga (Amomum cardamomum)”
PENDAHULUAN
Tanaman kapulaga merupakan tanaman herbal yang membentuk rumpun,
Kapulaga (Amomum cardamomum) selama ini dikenal sebagai rempah untuk
masakan dan juga lebih banyak digunakan untuk campuran jamu. Di beberapa
daerah kapulaga dikenal dengan nama kapol, palago, karkolaka, dan lain-lain.
Orang Tionghoa menyebutnya pai thou kou (bahasa Tionghoa). Orang Yunani
biasa menyebut cardamomom yang kemudian dilatinkan oleh orang Romawi
menjadi cardamomum. Dalam bahasa Inggris disebut cardamom. Dalam bahasa
Thai disebut krava, elaichi dalam bahasa Hindi, dan elakkaai dalam bahasa Tamil.
Kapulaga merupakan tanaman tahunan berupa perdu dengan tinggi 1,5 m,
berbatang semu, buahnya berbentuk bulat, membentuk anakan berwarna hijau.
Mempunyai daun tunggal yang tersebar, berbentuk lanset, ujung runcing dengan
tepi rata.Pangkal daun berbentuk runcing dengan panjang 25-35 cm dan lebar 10-
12 cm, pertulangan menyirip dan berwarna hijau (Maryani, 2003). Batang
kapulaga disebut batang semu, karena terbungkus oleh pelepah daun yang
berwarna hijau, bentuk batang bulat, tumbuh tegak, tingginya sekitar 1-3 m.
Batang tumbuh dari rizome yang berada di bawah permukaan tanah, satu rumpun
bisa mencapai 20-30 batang semu, batang tua akan mati dan diganti oleh batang
muda yang tumbuh dari rizoma lain (Sumardi, 1998).
Kapulaga berbunga majemuk, berbentuk bonggol yang terletak di pangkal
batang dengan panjang kelopak bunga 12,5 cm di kepala sari terbentuk elips
dengan panjang 2 mm, tangkai putik tidak berbulu, dan berbentuk mangkok.
Mahkota berbentuk tabung dengan panjang 12,5 mm, berwarna putih atau putih
kekuningan. Mahkota berbuah kotak dengan biji kecil berwarna hitam (Maryani,
2003).
Buahnya berupa buah kotak,terdapat dalam tandan kecil-kecil dan pendek.
Buah bulat memanjang, berlekuk, bersegi tiga, agak pipih, kadang-kadang
berbulu, berwarna putih kekuningan atau kuning kelabu.Buah beruang 3, setiap
ruang dipisahkan oleh selaput tipis setebal kertas.Tiap ruang berisi 5-7 biji kecil-
kecil, berwarna coklat atau hitam, beraroma harum yang khas. Dalam ruang biji-
biji ini tersusun memanjang 2 baris, melekat satu sama lain (Sinaga, 2008). Buah
tersusun rapat pada tandan, terdapat 5-8 buah pada setiap tandannya. Bentuk buah
bulat dan beruang tiga, setiap buah mengandung 14-16 biji dan kulit buah berbulu
halus. Panjang buah mencapai 10-16 mm (Sumardi, 1998). Kapulaga di daerah
Sumatra dikenal dengan nama roude cardemon (Aceh), kalpulaga (Melayu),
pelage puwar (Minangkabau), di Jawa dikenal dengan nama palago (Sunda),
kapulaga (Jawa), Kapulaga (Madura), dan kapolagha (Bali). Di Sulawesi dikenal
dengan nama kapulaga (Makassar) dan gandimong (Bugis), Gardamungu Pelaga
(Malaysia), Luk grawan (Thailand), Cardamom (Inggeris) (Maryani, 2003).
Kedudukan taksonomi kapulaga menurut Backer dkk. (1968), sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Amomum
Jenis : Amomum compactum Soland. ex Maton
Tanaman kapulaga berasal dari pegunungan Malabar, pantai barat
India.Tanaman ini laku di pasar dunia, sehingga banyak ditanam di Srilanka,
Thailand dan Guatemala, sedangkan di Indonesia, kapulaga mulai dibudidayakan
sejak tahun 1986. Tanaman kapulaga tergolong dalam herba dan membentuk
rumpun, sosoknya seperti tumbuhan jahe dan dapat mencapai ketinggian 2 - 3
meter dan tumbuh di hutan-hutan yang masih lebat (Anonim, 2011).Kapulaga
(Amomum compactum Soland. ex Maton) bersinonim dengan Amomum
cardamomum Willd dan Amomum kapulaga Sprague (Sinaga, 2008).
Kapulaga (A. Compactum) adalah tumbuhan asli dan endemik di wilayah
perbukitan di Jawa bagian barat. Kini ditanam dan mungkin meliar di berbagai
tempat, A. compactum terutama dihasilkan secara komersial dari Jawa Barat dan
Sumatra bagian selatan. Tanaman ini terutama menyenangi wilayah dengan
kelembaban yang tinggi, curah hujan antara 2.500-4.000 mm pertahun, suhu
tahunan yang kurang lebih hangat dan stabil (23-28 °C), dan banyak hari hujan
(sekurangnya 136 hari dalam setahun). Kapulaga juga menghendaki tempat yang
setengah ternaungi, pada tanah-tanah yang terdrainase dengan baik, pH 5-6,8, dan
memiliki kandungan bahan organik yang cukup tinggi.
Sinonim Kapulaga
• Amomum kapulaga Sprague
• Amomum compactum Solad ex Maton
• Alpinia striata Horst.
• Cardamomum minum Rumph
• Elettaria cardamomum Maton
• Elettaria major Smith
Deskripsi tumbuhan
Tumbuhan berupa herba tahunan, tingginya dapat mencapai 1 - 5 meter.
Tumbuh bergerombol, membentuk banyak anakan. Batang semu yang tersusun
oleh pelepah- pelepah daun, berbentuk silindris, berwarna hijau. Umbi batang
agak besar dan gemuk. Daun tunggal, tersebar, berwarna hijau.tua. Helai daun
licin atau agak berbulu, berbentuk lanset atau tombak, dengan pangkal dan ujung
runcing, dan tepi daun rata. Panjang daun sekitar 30- 60 cm, dan lebarnya 10-12
cm. Pertulangan menyirip. Tangkai daun sangat pendek. Panjang pelepah dan
tangkai daun sekitar 1-1,5 meter. Antara palepah dan helai daun terdapat lidah
yang ujungnya tumpul, panjang sekitar 0,5 cm. Perbungaan berupa bulir
(bongkol) yang kecil terletak di ujung batang, berwarna putih atau putih
kekuningan. Tangkai bunga muncul dari umbi batang, menjuntai, ramping.
Kelopak panjang, lebih kurang 1-1,5 cm, berbulu, berwarna hijau. Bunga
berwarna putih.bergaris-garis lembayung, dengan warna kemerah-merahan di
bagian tengahnya. Mahkota berbentuk tabung, panjang 1-1,5 cm, berwarna putih
atau putih kekuningan. Taju biasanya lebih panjang dari tabungnya. Bibir bunga
berwarna biru berlajur putih, tepinya kuning. Benang sari panjangnya 1-1,5 cm,
kepala sari bentuk elips, panjang sekitar 2 mm. Tangkai putik tidak berbulu,
kepala putik berbulu, berbentuk mangkok. Buahnya berupa buah kotak, terdapat,
dalam tandan kecil-kecil dan pendek. Buah bulat memanjang, berlekuk, bersegi
tiga, agak pipih, kadang-kadang berbulu, berwarna putih kekuningan atau kuning
kelabu. Buah beruang 3, setiap ruang dipisahkan oleh selaput tipis setebal kertas.
Tiap ruang berisi 5-7 biji kecil-kecil, berwarna coklat atau hitam, beraroma harum
yang khas. Dalam ruang biji-biji ini tersusun memanjang 2 baris, melekat satu
sama lain. Akar serabut, berwarna putih kotor. Rimpang bulat panjang, bercabang
simpodial, berwarna putih kekuningan. Pada awalnya cabang-cabang rimpang ini
dibungkus oleh sisik-sisik yang pendek. Semua bagian dari tumbuhan ini berbau
harum (Sinaga, 2012).
I. PENGELOLAAN IKLIM
Pengelolaan iklim adalah suatu proses perencanaan dan implementasi
kegiatan yang bersifat manipulasi unsur iklim untuk memperoleh manfaat tanpa
menyebabkan kerusakan sumber daya. Tujuannya adalah menurunkan
ketergantungan usaha pertanian terhadap cuaca (iklim), untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, untuk mencegah kekuranagn unsur
hara dan zat makanan akibat iklim yang tidak baik dan mencegah berkembangnya
penyakit tanaman (Kartasapoetro,2008). Sehingga pengelolaan iklim sangatlah
penting dalam berbudidaya, berikut pengelolaan iklim tanaman kapulaga atau cara
untuk mencapai tujuan tersebut dalam budidaya kapulaga adalah sebagai berikut :
A. Penyesuaian (Adaptasi)
Penyesuaian adalah pengelolaan iklim pada suatuusaha pertanian yang
dilaksanakan sesuai dengan iklim suatu wilayah. Sehingga dengan pengertian
tersebut dalam berbudi daya atau melakukan usaha pertanian di suatu wilayah kita
harus mengetahui atau mengamati dengan cermat iklim diwilayah tersebut, baru
kemudian kita tentukan tanaman apa yang cocok dengan iklim tersebut,
pengelolaaniklim ini biasanya dilakukan pada pembukaan lahan baru, mengingat
pentingnya peran dan pengaruh iklim bagi tanaman. Dalam berbudi daya kapulaga
harus menyesuaikan syarat tumbuh dalam hal iklim misalnya suhu, pencahayaan,
curah hujan,dan lain-lain. Maka dari itu penyesuaian perlu dilakukan dengan cara
mengamati hingga didapat keadaan iklim seperti yang dikehendaki tanaman
kapulaga, maka dengan begitu tanaman kapulaga akan berproduksi dengan baik.
Tanah yang cocok untuk ditanami kapulaga adalah tanah latosol, andosol,
alluvial, podsolik merah kuning dan mediteran, yang memiliki humus tebal,
berdrainase baik selain itu bertekstur lempung berliat atau lempung berpasir dan
tanamna kapulaga tidak tahan terhadap kekeringan. Pada tanah bertekstur liat
pertumbuhan kapulaga tidak mengecewakan asal diadakan pengolahan tanah
terlebih dahulu. Tanaman ini tidak tahan terhadap genangan air, tanah yang
memiliki topografi rata sampai miring dapat ditanami tanaman ini. Di lahan yang
berlereng curam, rumpun tanaman yang terbentuk akan berfungsi mengurangi
atau menghambat aliran air permukaan yang berlebihan sehingga erosi permukaan
dapat ditekan. Kandungan Bahan organik tanah harus tinggi dengan derajat
kemasaman atau pH 5-6,8 (Santoso, 1988).
Kapulaga dapat tumbuh pada ketinggian 200-1000 m dari permukaan laut
dan optimalnya 300-500 m dari permukaan laut. Namun, kapulaga tidak dapat
tumbuh dengan baik apabila ditanam di lahan dengan ketinggian kurang dari 500
m. Pada dasarnya kapulaga dapat tumbuh pada dataran rendah maupun pada
dataran tinggi. Ketinggian tempat berkaitan erat denagn kondisi suhu udara
setempat (Santoso, 1988).
Kapulaga memerlukan suhu 10-35ºC dengan udara yang sedikit lembab.
Suhu rata-rata yang dikehendaki berkisar antara 20-300 C, sedangkan di dataran
rendah denga pohon pelindung yang cukup rimbun suhunya 23-30o C. Sedangkan
iklim yang cocok untuk tanaman kapulaga adalah daerah – daerah yang bertipe
iklim A, B, dan C (sistim schidt dan ferguson). Kelembaban udara cukup tinggi
yaitu 40 – 75%, dengan curah hujan optimal 2.500-4.000 mm per tahun. Curah
hujan yang terlalu tinggi berpengaruh buruk sehingga tangkai bunganya pendek
dan bunga banyak yang busuk. Musim kemarau yang panjang mengakibatkan
pembentukan anakan sedikit, sehingga bunga yang dihasilkan berkurang. Pada
daerah dengan rata-rata curah hujan 2.500-4000 mm/tahun diperlukan 136 hari
hujan per tahun dengan bulan kering tidak lebih dari 2,5 bln, bulan basah 8 bln
dan bulan lembab 1,5 bln. Dan intensitas cahaya yang baik untuk pertumbuhan
kapulaga berkisar 30-70 % (Santoso, 1988)
B. Peramalan (Prediksi)
Peramalan (prediksi) adalah pengelolaan iklim suatu ussaha pertanian
dengan menduga cuaca / iklim yang akan terjadi disuatu wilayah. Peramalan
dalam budidaya kapulaga penting dilakukan, diantaranya dilakukan dengan
perhitungan data cuaca dalam jangka panjang dan jangka pendek, ataupun dengan
informasi dari media masa. Aplikasinya terhadap pemupukan, dan pengendalian
terhadap hama dan penyakit seperti hama penggerek buah serta untuk
menghindari kerusakan tanaman kapulaga. Hama ini menyerang dimusim
kemarau sehingga dengan peramalan iklim dapat dilakukan pencegahan atau
pengendalian.
Penanaman kapulaga sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau
sekitar Bulan Oktober – Desember, atau pada mangsa kanem (istilah jawa).
Dengan demikian, pada pertumbuhan awal tanaman tidak kekurangan air dan
tidak terkena cahaya matahari yang terlalu panas, mengingat tanaman ini sangat
rentan terhadap kekeringan. Meskipun demikian menurut keterangan responden
penanaman diluar musim penghujan dapat saja dilakukan namun harus disertai
dengan penyiraman setiap pagi dan sore untuk menjaga kelembaban tanahnya.
C. Pengubahsuaian (Modifikasi)
Pengubahsuaian (modifikasi) adalah pengelolaan suatu uasaha pertanian
dengan mengubah cuaca/iklim supayamendekati kebutuhan cuaca / iklim suatu
tanaman. Kapulaga dapat tumbuh subur di tempat teduh atau di bawah kayu
tegakan Perhutani, yang sebagian besar berupa tanaman pinus. Kapulaga hanya
dapat tumbuh baik di bawah naungan. Komoditas ini cocok untuk dikembangkan
sebagai tanaman tumpangsari pada kebun-kebun tanaman keras. Misalnya di
hutan jati, kebun kopi, kakao, petai, jeruk dan lain-lain yang bagian bawah
tegakannya masih menerima sedikit sinar matahari dengan perbandingan 1 : 2 (1
penaung – 2 kapulaga).
Bagi tanaman kapulaga, pohon naungan merupakan syarat mutlak, sebab,
tanaman kapulaga menghendaki intensitas cahaya yang tidak terlalu tinggi, yaitu
berkisar antara 30-70 %. Oleh sebab itu sebelum penanaman kapulaga harus
menanam pohon naungan terlebih dahulu. Pohon naungan yang biasanya
digunakan adalah kelapa, aren, duku, durian, lamtoro, sengon, kopi, pisang,
nangka, kedawung, dan kenanga ( Santoso, 1988).
D. Penyulihan (Substitusi)
Penyulihan adalah pengelolaan suatu usaha pertanian dengan mengganti
atau menambah unsur cuaca / iklim yang terbatas atau yang tidak ada. Pada
musim kemarau perlu di lakukan pengelolaan terhadap sistem irigasi lahan
tanaman kapulaga karena tanaman kapulaga tidak tahan terhadap kekeringan
misalnya seperti dibuat alat untuk menaglirkan air seperti de3nagn peralon dan
menggunakan diesel dan dibuat sumur untuk menyiram. Pada musim penghujan
harus dibuat drainase seperti dibuat selokan supaya tidak terjadi genangan air
karena walaupun kapulaga tidak tahan kekeringan namun juga tidak tahan pada
tempat yang menggenang air. Pada saat penanaman tanah pada lubang tanam
diusahakan gembur dan dengan aerasi yang baik sehingga setek yang ditanam
tidak terendam air. Penanaman setek ke dalam lubang tanam dilakukan sampai
batas rimpang dan tunas yang telah tumbuh tertimbun tanah setinggi 2-3 cm akan
mempercepat pertumbuhannya. Penanaman setek yang terlalu dalam atau lebih
dari 5 cm akan menghambat keluarnya tunas dari rimpang. Sebaliknya penanaman
yang terlalu dangkal akan memudahkan tanaman rebah maka daripada itu harus
menggunakan ajir. Dalam satu lubang ditanam 3 setek atau batang, arak tanam
yang diterapkan dan 1.5 m x 2 m atau per 14 m2 3 lubang untuk system tanam
tumpang sari.
II. KESIMPULAN
Tanaman kapulaga merupakan tanaman herbal yang membentuk rumpun,
Kapulaga (Amomum cardamomum) selama ini dikenal sebagai rempah untuk
masakan dan juga lebih banyak digunakan untuk campuran jamu. Tanaman
Kapulaga merupakan tanaman rempah yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan
berprospek cerah sebagai bahan “obat alam” tidak mempunyai efek samping
dibanding dengan menggunakan obat kimiawi. Kapulaga dapat tumbuh subur di
tempat teduh atau di bawah kayu tegakan Misalnya di hutan jati, kebun kopi,
kakao, petai, jeruk dan lain-lain yang bagian bawah tegakannya masih menerima
sedikit sinar matahari dengan perbandingan 1 : 2 (1 penaung – 2 kapulaga). Iklim
yang cocok untuk tanaman kapulaga adalah daerah – daerah yang bertipe iklim
A, B, dan C. Kelembaban udara cukup tinggi yaitu 40 – 75%, dengan curah hujan
optimal 2.500-4.000 mm. Derajat kemasaman atau pH optimal untuk
pertumbuhan kapulaga adalah 5-6,8. Ketinggian optimalnya 300-500 m dari
permukaan laut. Suhu rata-rata yang dikehendaki berkisar antara 20-300 C.
Intensitas cahaya yang baik untuk pertumbuhan kapulaga berkisar 30-70 %.
Tanaman kapulaga merupakan tanaman herbal yang membentuk rumpun,
Kapulaga (Amomum cardamomum) selama ini dikenal sebagai rempah untuk
masakan dan juga lebih banyak digunakan untuk campuran jamu. Tanaman
kapulaga memerlukan pohon naungan . Untuk mengatasi penanaman kapulaga
pada musim kering dan penghujan memerkulan irigasi dan drainase yang baik
supaya tanaman dapat tumbuh dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Backer, C. A., Bakhuizen, V. and Brink, R. C., 1968. Flora of Java. P. Noordhof
Groningen. The Netherlands.
Kartosapoetro, A G. 2008, Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman. Bumi Aksara, Jakarta.
Maryani, H. 2003. Tanaman Obat untuk Mengatasi Penyakit pada Usia Lanjut.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Santoso, H B. 1988, Kapulaga, Kanisius Yogyakarat
Sinaga, E. 2008. Amomum cardamomum Willd. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tumbuhan Obat. UNAS. Jakarta.
Sumardi . 1998. Isolasi dan identifikasi Minyak Atsiri dari Biji Kapulaga
( Amonium Cardamomum ). Undergraduate thesis, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro. Semarang.