Makalah Agama Islam

29
 MAKALAH AGAMA ISLAM PERNIKAHAN DI SUSUN OLEH : IMAM AFRIYADI SYAHRIAL RUBBAMA M. NIZOM KURNIAWAN INDRAYANI ANITA NURSANTI D3 MANAJEMEN INFORMTIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER BUMIGORA MATARAM 2011

Transcript of Makalah Agama Islam

Page 1: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 1/29

 

MAKALAH AGAMA ISLAM

PERNIKAHAN

DI SUSUN OLEH :

IMAM AFRIYADI

SYAHRIAL RUBBAMA

M. NIZOM KURNIAWAN

INDRAYANI

ANITA NURSANTI

D3 MANAJEMEN INFORMTIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER

BUMIGORA MATARAM

2011

Page 2: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 2/29

 

PENDAHULUAN

Makalah ini menyajikan secara sederhana mengenai islam tentang pernikahan.

Masalah di batasi pernikahan menurut segi etimologi dan dilaksanakan menurut agamaislam.

Jelas bagi kita bahwa pernikahan dilaksanakan untuk menyelematkan moral kebudayaan

sehingga prilaku seksual menyimpang dapat dikikis. Budaya freesex yang sedang

menjadi perhatian orang merupakan budaya barat yang sangat merugikan secara hukum

perempuan atau anak yang dikandungnya, karena pembelaan hak anak dan istri menurut

hukum diakui karena berdasarkan adanya pernikahan. Jika mereka tidak memiliki akta

pernikahan, maka akan hilang begitu saja hak-haknya. Menurut kajian ilmu hukum, hal ini

karena pencatatan menjadi alat pembuktian, yaitu pembuktian secara otentik.

Sedangkan menurut norma agama merupakan kesunatan, keberadaannya bukan menjadi

syarat sahnya perkawinan akan tetapi akan menjadi wajib apabila sudah menjadi

Undang-Undang.

I. PENGERTIAN PERNIKAHAN

Secara Bahasa Nikah berasal dari kata berarti (mengawini) atau (menggauli).[1] 

Page 3: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 3/29

 

Hal ini sesuai dengan firman Allah -subhaanahu wa ta’ala- ,

 

“Laki-laki yang berzina tidak menikah melainkan dengan perempuan yang berzina, atau 

perempuan yang musyrik, dan perempuan yang berzina tidak dinikahi melainkan oleh 

laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik…“ [2]

Ada juga yang mengatakan bahwa nikah secara bahasa bermakna (menggabungkan)

dan (mengumpulkan/menghimpun). Dikatakan pula artinya (saling

memasuki/mencampuri) sebagaimana dalam kalimat (mengawinkan tumbuhan)

apabila saling tarik menarik dan saling bergabung antara satu jenis tumbuhan dengan

lainya. [3]

Adapun al-Azhari mengatakan bahwa pada asalnya nikah dalam perkataan Arab

bermakna (al-wath’u )  yakni bersetubuh/berhubungan intim. Dikatakan pula bahwa

nikah bermakna yakni perkawinan yang menjadi sebab diperbolehkannya

berhubungan intim dengan cara yang halal.[4]

Atau sebagaimana yang dijelaskan oleh al-Faarisi[5] dan Muhammad bin Shalihal-‘Utsaimin -rahimahullaahu ta’ala - bahwa nikah secara bahasa mengandung dua

pengertian, yaitu akad dan jima’ (bersetubuh). Apabila dikatakan nakaha binta fulaanin ,

maksudnya melakukan akad nikah dengan wanita si fulan. Namun jika dikatakan, nakaha 

zaujatahu , maka maksudnya al-wath’u  (menyetubuhinya). Jadi kedua makna tersebut

memiliki kesamaan arti tergantung kata yang disandarkan kepadanya. Jika kata nikah

disandarkan kepada wanita asing, maka maksudnya adalah akad. Adapun jikadisandarkan kepada hal yang mubah  (diperbolehkan), maka maksudnya adalah  jima’ 

(bersetubuh).[6]

Adapun pengertian nikah secara istilah, maka ulama mengemukakan berbagai pendapat

mengenai hal ini. Namun pada dasarnya seluruh pengertian tersebut mengandung esensi

Page 4: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 4/29

 

 yang sama meskipun redaksionalnya berbeda. Perbedaan tersebut tidaklah

memperlihatkan adanya pertentangan akan makna yang terkandung dalam pernikahan

tersebut.

Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -rahimahullaahu ta’ala - menjelaskan bahwa

pengertian nikah menurut syar’i berarti melaksanakan akad dengan seorang wanita

dengan maksud untuk mendapatkan kenikmatan dengannya dan mendapatkan anak

(keturunan) serta manfaat-manfaat yang lain yang ada berhubungan dengan berbagai

kemaslahatan dilaksanakan nikah.[7]

Adapun Ibnu Qudamah -rahimahullaahu ta’ala - mengatakan bahwa nikah menurut istilah

syar’i adalah suatu akad perkawinan dan lafadz nikah secara mutlak mengandung

pengertian tersebut selama tidak ada dalil yang merubahnya. Al-Qadhi berkata tentang

adanya keserupaan dalam hakekat secara menyeluruh antara akad dan hubungan

intim[8], sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah -subhaanahu wa ta’al a-,

 

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayahmu.” [9]

Disebutkan dalam al-Majmuu’ Syarhu al-Muhadzdzab , bahwa nikah dalam istilah syar’i

berarti suatu akad (sebuah ikatan) yang menjadikan sebab diperbolehkannya

berhubungan intim dengan menggunakan lafadz nikah atau kawin. Adapun dalam masalah

akad ini terdapat banyak dalil, baik dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah. Bahkan ada yang

mengatakan bahwa kata nikah dalam al-Qur’an tidak ada maksud lain kecuali akad.

[10]kecuali yang tercantum dalam firman Allah -subhaanahu wa ta’ala -,

 

“…hingga dia nikah dengan suami yang lain.“ [11]

Karena jika kata nikah dalam ayat ini dimaknai dengan makna selain al-wath’u 

(bersetubuh), maka akan dikatakan sebagai perzinaan, bukan pernikahan.[12]

Page 5: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 5/29

 

Dalam mendefinisikan makna nikah ini, maka ulama terbagi menjadi tiga[13], yakni:

1. Pada hakekatnya nikah adalah sebuah akad, adapun berhubungan intim sifatnya

majazi .[14] Sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.

2. Pada hakekatnya maksud dari nikah adalah berhubungan intim. Adapun akad

sifatnya majazi. Ini merupakan pendapat kalangan Syafi’iyah dan perkataan Abu

Hanifah. Dan pengertian ini lebih dekat kepada pengertian secara bahasa.

Adapun pendapat yang pertama lebih dekat kepada pengertian secara syar’i.

Imam az-Zamakhsyari[15] mengatakan, “Tidak ada maksud lain dari nikah dalam

al-Qur’an selain makna akad karena makna watha’  (bersetubuh) hanya sebagai

penjelas. Adapun jika ingin menggunakan lafadz kinayah  (kiasan), maka dapat

menggunakan kata al-mulaamasah atau al-mumaasah (saling bersentuhan).”

3. Pada hakekatnya maksud dari nikah adalah kedua pengertian di atas. Dan

pendapat ini dibenarkan oleh Ibnu Hajar -rahimahullaahu ta’ala -, walaupun kata

 yang banyak dipakai adalah kata akad.

Rukun Dan Syarat Pernikahan

Akad nikah mempunyai beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi. Rukun dan

syarat menentukan hukum suatu perbuatan, terutama yang menyangkut dengan sah atau

tidaknya perbuatan tersebut dari segi hukum. Kedua kata tersebut mengandung arti

 yang sama dalam hal bahwa keduanya merupakan sesuatu yang harus diadakan. Dalampernikahan misalnya, rukun dan syaratnya tidak boleh tertinggal. Artinya, pernikahan

tidak sah bila keduanya tidak ada atau tidak lengkap.

Perbedaan rukun dan syarat adalah kalau rukun itu harus ada dalam satu amalan dan ia

merupakan bagian yang hakiki dari amalan tersebut. Sementara syarat adalah sesuatu

Page 6: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 6/29

 

 yang harus ada dalam satu amalan namun ia bukan bagian dari amalan tersebut. Sebagai

misal adalah ruku’ termasuk rukun shalat. Ia harus ada dalam ibadah shalat dan

merupakan bagian dari amalan/tata cara shalat. Adapun wudhu merupakan syarat

shalat, ia harus dilakukan bila seseorang hendak shalat namun ia bukan bagian dariamalan/tata cara shalat.

Dalam masalah rukun dan syarat pernikahan ini kita dapati para ulama berselisih

pandang ketika menempatkan mana yang rukun dan mana yang syarat. (Raddul Mukhtar,

4/68, Al-Hawil Kabir, 9/57-59, 152, Al-Mu’tamad fi Fiqhil Imam Ahmad, 2/154)

Akan tetapi karena perselisihan yang ada panjang dan lebar, sementara ruang yang ada

terbatas, kita langsung pada kesimpulan akhir dalam permasalahan rukun dan syarat ini.

Rukun Nikah

Rukun nikah adalah sebagai berikut:

1. Adanya calon suami dan istri yang tidak terhalang dan terlarang secara syar’i

untuk menikah. Di antara perkara syar’i yang menghalangi keabsahan suatu pernikahan

misalnya si wanita yang akan dinikahi termasuk orang yang haram dinikahi oleh si lelakikarena adanya hubungan nasab atau hubungan penyusuan. Atau, si wanita sedang dalam

masa iddahnya dan selainnya. Penghalang lainnya misalnya si lelaki adalah orang kafir,

sementara wanita yang akan dinikahinya seorang muslimah.

2. Adanya ijab , yaitu lafadz yang diucapkan oleh wali atau yang menggantikan

posisi wali. Misalnya dengan si wali mengatakan, “Zawwajtuka Fulanah” (“Aku nikahkan

engkau dengan si Fulanah”) atau “Ankahtuka Fulanah”  (“Aku nikahkan engkau dengan

Fulanah”).

3. Adanya qabul , yaitu lafadz yang diucapkan oleh suami atau yang mewakilinya,

dengan menyatakan, “Qabiltu Hadzan Nikah”  atau “Qabiltu Hadzat Tazwij”  (“Aku

terima pernikahan ini”) atau “Qabiltuha.”

Page 7: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 7/29

 

Dalam ijab dan qabul dipakai lafadz inkah dan tazwij karena dua lafadz ini yang datang

dalam Al-Qur`an. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

 

“Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya),

zawwajnakaha1 (Kami nikahkan engkau dengan Zainab yang telah diceraikan Zaid).” (Al-

Ahzab: 37)

Dan firman-Nya:

 

“Janganlah kalian menikahi (tankihu2) wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayah-ayah 

kalian (ibu tiri).” (An-Nisa`: 22)

Namun penyebutan dua lafadz ini dalam Al-Qur`an bukanlah sebagai pembatasan, yakni

harus memakai lafadz ini dan tidak boleh lafadz yang lain. Syaikhul Islam Ibnu

Taimiyah rahimahullahu , demikian pula murid beliau Ibnul Qayyim rahimahullahu ,

memilih pendapat yang menyatakan akad nikah bisa terjalin dengan lafadz apa saja yang

menunjukkan ke sana, tanpa pembatasan harus dengan lafadz tertentu. Bahkan bisa

dengan menggunakan bahasa apa saja, selama yang diinginkan dengan lafadz tersebut

adalah penetapan akad. Ini merupakan pendapat jumhur ulama, seperti Malik, Abu

Hanifah, dan salah satu perkataan dari mazhab Ahmad. Akad nikah seorang yang bisu

tuli bisa dilakukan dengan menuliskan ijab   qabul  atau dengan isyarat yang dapat

dipahami. (Al-Ikhtiyarat, hal. 203, I’lamul Muwaqqi’in, 2/4-5, Asy-Syarhul Mumti’,

12/38-44, Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi, 2/283-284)

Adapun syarat nikah adalah sebagai berikut:

Syarat pertama: Kepastian siapa mempelai laki-laki dan siapa mempelai wanita dengan

isyarat (menunjuk) atau menyebutkan nama atau sifatnya yang khusus/khas. Sehingga

tidak cukup bila seorang wali hanya mengatakan, “Aku nikahkan engkau dengan putriku”,

Page 8: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 8/29

 

sementara ia memiliki beberapa orang putri.

Syarat kedua: Keridhaan dari masing-masing pihak, dengan dalil hadits Abu Hurairah

radhiyallahu ‘anhu secara marfu’:

 

“Tidak boleh seorang janda dinikahkan hingga ia diajak musyawarah/dimintai pendapat,

dan tidak boleh seorang gadis dinikahkan sampai dimintai izinnya.” (HR. Al-Bukhari no.

5136 dan Muslim no. 3458)

Terkecuali bila si wanita masih kecil, belum baligh, maka boleh bagi walinya

menikahkannya tanpa seizinnya.

Syarat ketiga: Adanya wali bagi calon mempelai wanita, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi 

wa sallam bersabda:

 

“Tidak ada nikah kecuali dengan adanya wali.”  (HR. Al-Khamsah  kecuali An-Nasa`i,

dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa` no. 1839)

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

 

“Wanita mana saja yang menikah tanpa izin wali-walinya maka nikahnya batil, nikahnya 

batil, nikahnya batil.”  (HR. Abu Dawud no. 2083, dishahihkan Al-Imam Al-Albani

rahimahullahu dalam Shahih Abi Dawud)

Apabila seorang wanita menikahkan dirinya sendiri tanpa adanya wali maka nikahnya

batil, tidak sah. Demikian pula bila ia menikahkan wanita lain. Ini merupakan pendapat

 jumhur ulama dan inilah pendapat yang rajih. Diriwayatkan hal ini dari ‘Umar, ‘Ali, Ibnu

Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Abu Hurairah dan Aisyah radhiyallahu ‘anhum . Demikian pula

pendapat yang dipegangi oleh Sa’id ibnul Musayyab, Al-Hasan Al-Bashri, ‘Umar bin Abdil

Page 9: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 9/29

 

‘Aziz, Jabir bin Zaid, Ats-Tsauri, Ibnu Abi Laila, Ibnu Syubrumah, Ibnul Mubarak,

Ubaidullah Al-’Anbari, Asy-Syafi’i, Ahmad, Ishaq, dan Abu ‘Ubaid rahimahumullah . Al-

Imam Malik juga berpendapat seperti ini dalam riwayat Asyhab. Adapun Abu Hanifah

menyelisihi pendapat yang ada, karena beliau berpandangan boleh bagi seorang wanitamenikahkan dirinya sendiri ataupun menikahkan wanita lain, sebagaimana ia boleh

menyerahkan urusan nikahnya kepada selain walinya. (Mausu’ah Masa`ilil Jumhur fil

Fiqhil Islami, 2/673, Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi, 2/284-285)

II. HUKUM PERNIKAHAN DALAM ISLAM

1.pernikahan yang wajib hukumnya

2.menikah itu wajib hukumnya bagi seorang yang sudah mampu secara finansial dan juga

sangat beresiko jatuh ke dalam perzinaan. Hal itu disebabkan bahwa menjaga diri dari

zina adalah wajib. Maka bila jalan keluarnya hanyalah dengan cara menikahm tentu saja

menikah bagi tentu saja menikah bagi seseorang yang hampir jatuh kedalam jurang zina

wajib hukumnya.

Imam Al-Qurtubi berkata bahwa para ulama tidak berbeda pendapat tentang wajibnya

seorang untuk menikah bila dia adalah orang yang mampu dan takut tertimpa resiko zina

pada dirinya. Dan bila dia tidak mampu, maka Allah SET pasti akan membuatnya cukup

dalam masalah rezekinya, sebagaimana firma-Nya :

dan yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal

binatang ternak yang kamu tunggangi. (QS. An-Nur : 33)

3.Pernikahan Yang Sunnah Hukumnya

sedangkan yang tidak sampai diwajibkan untuk menikah adalah mereka yang sudah

mampu namun tidak merasa takut jatuh kepada zina. Barangkali karena memang usianya

 yang masih muda atau pun lingkungannya yang cukup baik dan kondusif.

Page 10: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 10/29

 

Orang yang seperti kondisi seperti ini hanyalah disunnahkan untuk menikah, namun

tidak sampai wajib. Sebab masih ada jarak tertentu yang menghalanginya untuk bisa

 jatuh ke dalam zina yang diharamkan Allah SWT.

Bila dia menikah, tentu dia akan mendapatkan keutamaan yang lebih dibandingkan

dengan dia diam tidak menikahi wanita. Paling tidak, dia telah melaksanakan anjuran

Rasulullah SAW untuk memperbanyak jumlah kuaantitas umat Islam.

Dari Abi Umamah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Menikahlah karena Aku berlomba

dengan umat lain dalam jumlah umat. Dan janganlah menjadi seperti para rahib

nasrani.“(HR. Al-Baihaqi 7/78)

bahkan ibnu Abbas ra pernah berkomentar tentang orang yang tidak mau menikah

sebab orang yang tidak sempurna ibadahnya.

4.Pernikahan Yang Haram Hukumnya

secara normal, ada dua hal utama yang membuat seseorang menjadi haram untuk

menikah. , Pertama tidak mampu memberi nafkah. Kedua, tidak mampu melakukan

hubungan seksual. Kecuali bila dia telah berterus terang sebelumnya dan calon istrinyaitu mengetahui dan menerima keadaannya. Selain itu juga bila dalam dirinya ada cacat

fisik lainnya yang secara umum tidak akan diterima oleh pasangannya. Maka untuk bisa

menjadi halal dan dibolehkan menikah, haruslah sejak awal ia berterus terang atas

kondisinya itu dan harus ada persetujuan dari calon pasangannya.

Seperti orang yang terkena penyakit menular yang bila dia menikah dengan seseorang

akan bersiko menulari pasangannya itu dengan penyakit. Maka hukumnya haram baginya

untuk menikah kecuali pasangannya itu tahu kondisinya dan siap menerima resikonya.

Selain dua hal di atas, masih ada lagi sebab-sebab tertentu yang mengharamkan untuk

menikah. Misalnya wanita muslimah yang menikah dengan laki-laki yang berlainan agama

atai atheis. Juga menikahi wanita pezina dan pelacur. Termasuk menikahi wanita yang

Page 11: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 11/29

 

haram dinikahi (mahram), wanita yang punya suami, wnita yang berada dalam masa

iddah.

Ada juga pernikahan yang haram dari sisi lain lagi seperti pernikahan yang tidak

memenuhi syarat dan rukun. Seperti menikah tanpa wali atau tanpa saksi. Atau menikah

dengan niat untuk mentalak, sehingga menjadi nikah untuk sementara waktu yang kita

kenal dengan nikah kontrak.

5.Pernikahahan Yang Makruh Hukumnya

orang yang tidak punya penghasilan sama sekali dan tidak sempurna kemampuan untuk

berhubungan seksual, hukumnya makruh bila menikah. Namun bila calon istrinya rela dan

punya harta yang bisa mencukupi hidup mereka, maka masih dibolehkan bagi mereka

untuk menikaah meski dengan karahiyah.

Sebab idealnya bukan wanita yang menanggung beban dan nafkah suami, melainkan

menjadi tanggung jawab pihak suami.

Maka pernikahan itu makruh hukumnya sebab berdampak dharar bagi pihak wanita.

Apalagi bila kondisi demikian berpengaruh kepada ketaatan dan ketundukan isterikepada suamim maka tingkat kemakruhanya menjadi lebih besar.

6.Pernikahan Yang Mubah Hukumnya

orang yang berada pada posisi tengah-tengah antara hal-hal yang mendorong

keharusannya untuk menikah dengan hal-hal yang mencegahnya untuk menikah, maka

bagi hukum menikah itu menjadi mubah atau boleh. Tidak dianjurkan untuk segera

menikah namun juga tidak ada larangan atu anjuran untuk mengakhirkanya.

Pada kondisi tengah-tengah seperti ini, maka hukum nikah baginya adalah mubah.

Page 12: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 12/29

 

III. TUJUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM

Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin dapat hidup sendiri. Ia pasti

membutuhkan orang lain untuk berkomunikasi, melaksanakan tugas dan memenuhi segala

kebutuhanya. Selain itu manusia juga dikaruniai nafsu berupa kecenderungan tabiat

kepada sesuatu yang dirasa cocok. Kecenderungan ini merupakan satu bentuk ciptaan

 yang ada pada diri manusia, sebagai urgensi kelangsungan hidupnya. Seperti makan,

minum dan menikah.

Lebih spesifik, Islam adalah agama kehidupan yang menghargai insting biologis (seks)

 yang merupakan bagian penting dari kehidupan ini. Sudah menjadi sunatullah, bahwa

Islam mampu menangani semua itu secara seimbang, menarik dan obyektif, selama

manusia masih menganggap perkawinan merupakan elemen penting dalam kehidupan ini.

Syari’at yang ditentukan Islam mengajak pasangan suami-istri untuk selalu berusaha

menemukan kebaikan, keteguhan dan perjuangan pasangannya disamping hanya sekedar

kenikmatan berhubungan badan.

Maka Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- memberikan anjuran kepada para pemuda

 yang belum menikah agar segera menikah, karena begitu besarnya faedah dan tujuan

 yang ada padanya. Diantaranya faedah dan tujuan yang utama adalah:

1. Menjalankan perintah Allah -subhaanahu wa ta’ala- , sebagaimana hal ini tertuang

dalam  

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak 

(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang 

perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.

Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.“ [16]

2. Meneladani Sunnah Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- .

Sebagaimana dikisahkan dalam hadits bahwa suatu ketika Rasulullah -shallalaahu ‘alahi 

Page 13: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 13/29

 

wa sallaam-  didatangi oleh tiga orang. Yang pertama mengatakan bahwa dirinya akan

melaksanakan shalat malam secara terus menerus, yang kedua mengatakan bahwa

dirinya akan melaksanakan shaum sepanjang masa (shaum Dhahr ). Adapun yang ketiga

mengatakan bahwa dirinya akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Maka seketika itu, Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam-  marah dan

mengatakan bahwa barangsiapa yang membenci sunnah beliau -shallalaahu ‘alahi wa 

sallaam- , maka ia bukan dari golongan beliau.[17]

3. Agar orang yang beriman mengetahui kenikmatan di dunia berupa berhubungan badan

dan membandingkannya dengan kenikmatan di akhirat nanti.

Dengan mengetahui nikmat yang telah Allah -subhaanahu wa ta’ala- anugerahkan kepada

seorang yang beriman, berupa kenikmatan berhubungan badan, maka seorang yang

beriman akan membandingkannya dengan kenikmatan yang akan diperoleh orang-orang

 yang senantiasa taat terhadap perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-

Nya, yang akan Allah berikan pada kehidupan yang kekal di Surga. Kenikmatan yang

berlipat ganda yang belum pernah seorangpun merasakannya. Sehingga hal itu akan

menambah keimanan dan ketakwaan seseorang kepada Allah -subhaanahu wa ta’ala- .

Seperti disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas RA, bahwa

Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- bersabda

“Orang beriman kelak di Surga diberi kekuatan bersetubuh sekain dan sekian.” Ada 

shahabat yang bertanya, “Wahai Rasulullah apakah mampu seperti itu?“ Beliau 

menjawab, “Mereka diberi kekuatan jima’ sampai seratus kali lipat. “ [18]

4. Menciptakan ketenangan jiwa dan rasa kasih sayang antara suami-isteri.

Allah SWT berfirman,

.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan -Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri  

Page 14: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 14/29

 

dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan Dia  

 jadikan di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- 

benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfi kir.  “[19]

5. Melestarikan keturunan, dan mendapatkan generasi yang shalih yang siap berjuang di

 jalan Allah -subhaanahu wa ta’ala- demi menegakkan kalimatullah di muka bumi ini.

Suatu hal yang lebih urgen pada pernikahan bukan hanya sekedar untuk memperoleh

anak, akan tetapi berusaha mencari dan membentuk generasi yang berkualitas, yaitu

mencari anak yang shalih dan bertaqwa kepada Allah SWT yang siap mengemban

dakwah dan berjihad di jalan-Nya demi menegakkan kalimatullah  di muka bumi ini.

Generasi seperti inilah yang sangat diharapkan kelahirannya di muka bumi ini oleh

Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- .

Dikisahkan dalam hadits, bahwa suatu ketika Sulaiman bin Daud AS berkata, “Sungguh

pada malam hari ini aku akan menggilir seratus isteri (atau dikatakan, sembilan puluh

sembilan). Setiap dari mereka akan melahirkan para penunggang kuda yang siap

berjuang di jalan Allah.” Maka shahabatnya berkata kepadanya, “Ucapkanlah insyaAllah

(jika Allah menghendaki).” (Akan tetapi) dia lupa untuk mengucapkan insyaAllah, maka

tidak ada seorangpun dari isterinya yang hamil melainkan hanya satu saja yang

kemudian melahirkan separuh orang. Maka Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- 

bersabda, “Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya, seandainya dia (Sulaiman)

mengucapkan insyaAllah, sungguh (anak-anaknya) akan menjadi penunggang kuda yang

siap berjihad di jalan Allah.”[20]

Keturunan yang shalih tidak akan diperoleh melainkan dengan pendidikan Islam yang

benar. Oleh karena itu suami-istri bertanggung jawab dalam mendidik, mengajarkan,

dan mengarahkan anak-anaknya ke jalan yang benar yang diridhai oleh Allah

-subhaanahu wa ta’ala- . Maka Rasulullah SAW menganjurkan kepada seorang muslim

Page 15: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 15/29

 

agar menikah dengan wanita yang memiliki rasa sayang, baik kepada suaminya ataupun

kepada anaknya disamping harus subur (yang mampu melahirkan banyak anak).

Beliau -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- bersabda,

.

“Nikahilah wanita yang subur dan penyayang. Sesungguhnya aku bangga dengan 

banyaknya umatku (pada hari kiamat).” [21]

6. Menjaga kemaluan, menundukkan pandangan dan memelihara kehormatan wanita.

Islam memandang pernikahan dan pembentukan keluarga sebagai sarana efefktif untuk

memelihara pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan melindungi masyarakat dari

kekacauan. Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- bersabda yang artinya:

“Wahai para pemuda! Barangsiapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka 

nikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan, dan lebih membentengi farji 

(kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum, karena shaum 

itu dapat membentengi dirinya.“ [22]

Rasulullah SAW juga bersabda bahwa sesuatu yang banyak menyebabkan manusia

tergelincir ke dalam neraka, adalah mulut dan kemaluan.[23]

7. Meredam syahwat dan menyalurkannya kepada sesuatu yang halal demi mengharapkan

pahala dan ridha Allah -subhaanahu wa ta’ala- .

Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- bersabda,

.

“Dan hubungan badan diantara kalian adalah shadaqah.“ Para sahabat bertanya, “Wahai

Rasulullah mengapa seseorang yang menyalurkan syahwatnya mendapatkan pahala?”

Beliau bersabda, “Tidakkah kalian ketahui, jika ia menyalurkannya pada sesuatu yang 

haram, maka ia akan mendapatkan dosa? Adapun jika ia menyalurkanya pada yang 

Page 16: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 16/29

 

sesuatu yang halal, maka ia akan mendapatkan pahala.“ [24]

8. Mencegah tersebarnya perzinaan dan penyakit menular di kalangan umat Islam.

Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya,

“Wahai kaum Muhajirin, ada lima perkara, jika telah menimpa kalian, maka tidak ada 

kebaikan lagi bagi kalian. Dan aku berlindung kepada Allah, semoga kalian terhindar 

darinya. Lima perkara itu ialah (1) Tidak merajalela praktek perzinaan pada suatu kaum 

sampai mereka berani berterus-terang melakukannya, melainkan akan terjangkit 

penyakit menular dengan cepat, dan mereka akan ditimpa penyakit-penyakit yang belum 

pernah menimpa umat-umat yang lalu…..“ [25]

Sungguh mendidik tabiat biologis dan mensucikanya serta mengarahkanya kepada jalan

 yang benar merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Sebab,

keselamatan dan kebangkitan umat tergantung padanya.

Oleh karena itulah kaum Muslimin tidak berselisih pendapat tentang disyariatkannya

pernikahan. Bahkan hukumnya wajib bagi orang yang takut terjebak dalam kemaksiatan

dan kemungkaran, apalagi jika pemahaman agamanya lemah dan banyaknya godaan.

Tujuan-tujuan pernikahan sebagaimana yang telah dijelaskan dalam al-Qur’an dan as-

Sunnah di atas menunjukkan bahwa perlunya kematangan dan kesiapan mental bagi yang

ingin melaksanakan pernikahan. Kematangan dan persiapan menunjukkan bahwa

pernikahan yang dilakukan berada pada tataran yang sangat serius yang tidak hanya

memperhatikan aspek biologis akan tetapi sesuatu yang tidak kalah penting adalah

memperhatikan aspek psikologi dan dengan berdasarkan inilah diduga kuat bahwa

pernikahan dimasukkan ke dalam kategori ibadah.

IV.TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM

•Pra-Nikah

Page 17: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 17/29

 

Menurut hadis wanita dinikahi karena 4 hal, yaitu : pertama, hartanya, karena

dengan harta yang cukup lelaki tidak terbebani dengan nafkah dan lainnya yang

berada diatas kemampuannya. Kedua, kemuliaan, pada dasarnnya kemuliaan ini

terletak pada kemuliaan orang tua dan keluarganya. Ketiga, kecantikan. Salahsatu factor yang dicari dalam segala hal termasuk wanita sebagai teman

pendamping, teman berbaring (Muhammad Fuad al-Baqi, 1994 : 392). Keempat,

agama. Karena agama dapat mempengaruhi ahklak orang yang menganutnya

-termasuk dalam pernikahan (Muhammad Fuad al-Baqi : 392).

Hal – Hal Yang Perlu Dilakukan Sebelum Menikah :

• Minta pertimbangan

Bagi seorang lelaki sebelum ia memutuskan untuk mempersunting seorang

wanita untuk menjadi isterinya, hendaklah ia juga meminta pertimbangan dari

kerabat wanita tersebut yang baik baik agamanya. Mereka hendaknya yang

tau benar tentang hal ihwal wanita yang akan dilamar oleh lelaki tersebut,

agar ia dapat memberikan pertimbangan dengan jujur dan adil. Begitu pula

dengan wanita yang akan dilamar oleh seorang lelaki, sebaiknya ia meminta

pertimbangan kerabat dekatnya yang baik agamanya.

• Shalat istikharah

Setelah mendapat pertimbangan tentang calon isterinya, hendaknya ia

melakukan shalat istikharah sampai hatinya deberi kemantapan oleh Allah

taala dalam mengambil keputusan. Shalat istikharah adalah shalat untuk

meminta kepada Allah taala agar di beri ini tidak hanya dilakukan untuk

keperluan mencari jodoh saja, akan tetapi dalam segala urusan jika seseorang

mengalami rasa bimbang untuk mengambil suatu keputusan tentang urusan

Page 18: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 18/29

 

 yang penting hal ini untuk menjauhkan diri dari kemungkinan terjatuh dalam

hidup. Insyallah akan mendapatkan kemudahan dalam menetapkan suatu

pilihan.

• Khithbah(peminangan)

Setelah seseorang telah mendapatkan kemantapan dalam menentukan wanita

pilihanya, maka hendaklah segera meminangnya. Laki-laki tersebut harus

menghadap orang tua/wali dari wanita pilihanya itu untuk menyampaikan

kehendak hatinya, yaitu meminta agar ia direstui untuk menikahi anaknya.

Adapun wanita yang boleh dipinang bilamana pada waktu dipinang tidak ada

halangan-halangan syar’I yang menyebabkan laki-laki dilarang memperistrinya

saat itu.

• Melihat wanita yang dipinang

Islam adalah agama yang hanif yang mensyariatkan pelamar untuk melihat

wanita yang dilamar dan mensyariatkan wanita yang dilamar untuk melihat

laki-laki yang meminangnya agar masing-masing pihak mendapat kejelasan

tatkala menjatuhkan pilihan pasangan hidupnya.

Adapun ketentuan hokum yang diletakkan islam dalam masalah melihat

pinangan ini di antaranya adalah:

• Dilarang berkhalwat dengan laki-laki peminang tanpa disertai mahram.

• Wanita yang dipinang tidak boleh berjabat tangan dengan laki-laki yang

meminangnya.

(http://taaruf.multiply.com : 2008)

Page 19: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 19/29

 

• Proses pernikahan menurut islam

• Adannya suka sama suka dari kedua calon mempelai

• Aqad nikah

• Adanya ijab qabul

Ijab artinya mengemukakan atau menyatakan suatu perkataan. Qabul artinya

menerima.

Jadi ijab qabul itu artinya seseorang menyatakan sesuatu kepada lawan

bicaranya, kemudian lawan bicaranya menyatakan menerima. Didalamperkawinan yang dimaksud ‘ijab qabul’ adalah seorang wali atau wakil dari

mempelai perempuan mengemukakan kepada calon suami anak perempuanya/

perempuan di bawah perwaliannya, untuk menikahkanya dengan lelaki yang

mengambil perempuan tersebut sebagai isterinya. Lalu lelaki bersangkutan

menyatakan menerima pernikahannya itu

• Adanya mahar(mas kawin)

Islam memuliakan wanita dengan mewajibkan laki-laki yang hendak

menikahinya menyerahkan mahar (mas kawin). Islam tidak menetapkan

batasan nilai tertentu untuk mas kawin ini, tetapi atas kesepakatan kedua

belah pihak dan menuruk kadar kemampuan. Islam juga menyukai yang mudah

dan sederhana serta tidak berlebih-lebihan memintanya (Al-Albani,Shahilh

Al-Jamius shaghir : 3279)

• Adanya wali

Wali yang mendapat prioritas pertama diantara sekalian wali-wali yang ada

adalah ayah dari pengantin wanita. Kalau tidak ada barulah kakeknya (ayah

Page 20: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 20/29

 

dari ayahnya), kemudian saudara lelaki dari seayah seibu atau seayah,

kemudian anak saudara lelaki, setelah itu barulah kerabat-kerabat terdekat

 yang lainnya atau hakim (Syaikh Al-Albani, Shahih Sunan Abi Dawud : 1836)

• Adanya saksi-saksi

Rasulullah SAW bersabda :

“Tidak sah suatu pernikahan tanpa seorang wali dan dua orang saksi adil”(HR.

Al-Baihaqi dari Imran dan Aisyah).

Menurut sunnah rasul shallallahu alaihi wa sallam, sebelum aqad nikah

diadakan khutbah lebih dahulu yang dinamakan khutbahtun nikah atau

khutbatul hajat (Al-Albani, Shahih Al-Jamius Saghir : 7557).

• Walimah

Walimatul urus hukumnya wajib. Dasarnya adalah sabda Rasulullah shallallahu

alaihi wa sallam kepada Abdurrahman bin Auf :

“… adakanlah walimah walau hanya dengan seekor kambing.”(HR. Abu Dawud).

Adapun sunnah yang harus diperhatikan ketika mengadakan walimah adalah

sebagai berikut :

• Dilakukan selama 3 (tiga) hari setelah hari dukhul (masuknya).

• Hendaklah mengundang orang-orang shalih, baik miskin atau kaya.

• Sedapat mungkin untuk memotong seekor kambing atau lebih, sesuai

dengan taraf ekonominya.

(Al-Albani, Shahih Sunan Abi Dawud : 1854)

Page 21: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 21/29

 

VI. PERCERAIAN DALAM ISLAM

  Talak 

Talak menurut bahasa bermaksud melepaskan ikatan dan menurut syarak pula, talak

membawa maksud melepaskan ikatan perkawinan dengan lafaz talak dan seumpamanya.

Talak merupakan suatu jalan penyelesaian yang terakhir sekiranya suami dan isteri

tidak dapat hidup bersama dan mencari kata sepakat untuk mecari kebahagian

berumahtangga. Talak merupakan perkara yang dibenci Allah s.w.t tetapi dibenarkan.

Hukum talak

Wajib

a) Jika perbalahan suami isteri tidak dapat didamaikan lagi

b) Dua orang wakil daripada pihak suami dan isteri gagal membuat kata sepakat untuk

perdamaian rumahtangga mereka

c) Apabila pihak kadi berpendapat bahawa talak adalah lebih baik

d) Jika tidak diceraikan keadaan sedemikian, maka berdosalah suami

Haram

a) Menceraikan isteri ketika sedang haid atau nifas

b) Ketika keadaan suci yang telah disetubuhi

c) Ketika suami sedang sakit yang bertujuan menghalang isterinya daripada menuntut

harta pusakanya

d) Menceraikan isterinya dengan talak tiga sekali gus atau talak satu tetapi disebut

berulang kali sehingga cukup tiga kali atau lebih

Sunat

a) Suami tidak mampu menanggung nafkah isterinya

Page 22: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 22/29

 

b) Isterinya tidak menjaga maruah dirinya

Makruh

Suami menjatuhkan talak kepada isterinya yang baik, berakhlak mulia dan mempunyai

pengetahuan agama

Harus Suami yang lemah keinginan nafsunya atau isterinya belum datang haid atau

telah putus haidnya

Rukun Talak

Suami

•Berakal

•Baligh

•Dengan kerelaan sendiri

Isteri

Akad nikah sah

•Belum diceraikan dengan talak tiga oleh suaminya

Lafaz

•Ucapan yang jelas menyatakan penceraiannya

Dengan sengaja dan bukan paksaaan

Contoh Lafaz Talak

• Talak sarih

Lafaz yang jelas dengan bahasa yang berterus-terang seperti “Saya talak awak” atau

“Saya ceraikan awak” atau “Saya lepaskan awak daripada menjadi isteri saya” dan

sebagainya.

Page 23: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 23/29

 

• Talak kinayah

Lafaz yang digunakan secara sindiran oleh suami seperti “Pergilah awak ke rumah mak

awak” atau “Pergilah awak dari sini” atau “Saya benci melihat muka awak” dan

sebagainya. Namun, lafaz kinayah memerlukan niat suaminya iaitu jika berniat talak,

maka jatuhlah talak tetapi jika tidak berniat talak, maka tidak berlaku talak.

Jenis talak

•Talak raj’i

Suami melafazkan talak satu atau talak dua kepada isterinya. Suami boleh

merujuk kembali isterinya ketika masih dalam idah. Jika tempoh idah telah tamat, maka

suami tidak dibenarkan merujuk melainkan dengan akad nikah baru.

•Talak bain

Suami melafazkan talak tiga atau melafazkan talak yang ketiga kepada isterinya.

Isterinya tidak boleh dirujuk kembali. Si suami hanya boleh merujuk setelah isterinya

berkahwin lelaki lain, suami barunya menyetubuhinya, setelah diceraikan suami barunya

dan telah habis idah dengan suami barunya.

•Talak sunni

Suami melafazkan talak kepada isterinya yang masih suci dan tidak disetubuhinya

ketika dalam tempoh suci

•Talak bid’i

Suami melafazkan talak kepada isterinya ketika dalam haid atau ketika suci yang

disetubuhinya.

Page 24: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 24/29

 

•Talak taklik

Talak taklik ialah suami menceraikan isterinya bersyarat dengan sesuatu sebab atau

syarat. Apabila syarat atau sebab itu dilakukan atau berlaku, maka terjadilah

penceraian atau talak.

Contohnya suami berkata kepada isteri, “Jika awak keluar rumah tanpa izin saya, maka

 jatuhlah talak satu.” Apabila isterinya keluar dari rumah tanpa izin suaminya, maka

 jatuhlah talak satu secara automatik.

Ia juga boleh berlaku selepas akad nikah (ia dipraktikkan di Malaysia dan wajib oleh

semua pengantin lelaki untuk melafaznya), berkata, “Jika saya menyeksa isteri saya

dengan sengaja, atau saya meninggalkan isteri saya selama empat bulan berterusan

dengan sengaja tanpa kerelaannya, dan jika ia mengadu kepada kadi atau naib kadi,

apabila disabitkan oleh kadi atau naib kadi maka jatuhlah talak satu ke atas isteri

saya.”

Ia juga boleh berlaku dengan cara, “Jika saya menyeksa isteri saya dengan sengaja,

atau saya meninggalkannya selama empat bulan berterusan tanpa kerelaannya, dan jika

ia mengadu kepada kadi atau naib kadi serta membayar RM 1.00 sebagai tebus talak,

apabila disabitkan oleh kadi atau naib kadi maka jatuhlah talak satu ke atas isteri saya

dengan nilai tebus talak tersebut.”

Fasakh 

Erti fasakh menurut bahasa ialah rosak atau putus. Manakala menurut syarak pula,

pembatalan nikah disebabkan oleh sesuatu sifat yang dibenarkan syarak, misalnya,

perkahwinan suami isteri yang difasakhkan oleh kadi disebabkan oleh suaminya tidak

mempu memberi nafkah kepada isterinya. Fasakh tidak boleh mengurangkan bilangan

talaknya. Fasakh hanya boleh dituntut oleh isteri sekiranya terdapat beberapa sebab

Page 25: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 25/29

 

atau kecacatan yang terdapat pada pihak suaminya. Mengikut mazhab Shafie, seorang

isteri boleh menuntut fasakh melalui kadi atau mahkamah disebabkan oleh kekurangan

suaminya seperti gila (berkekalan atau sekejab); penyakit kusta; penyakit sopak;

penyakit yang menghalang mereka daripada melakukan persetubuhan; suami tidakmampu memberi nafkah belanja kepada isterinya seperti makan dan minum serta

tempat tinggal, pakaian, memberi mahar dengan cara tunai sebelum bersetubuh kerana

kepapaan atau muflis atau sebagainya; suami tidak bertanggungjawab dengan

meninggalkan isterinya terlalu lama dan tidak memberi khabar berita; suami yang

menzalimi dan memudaratkan isterinya; suami yang fasik serta melakukan maksiat

terhadap Allah dan tidak menunaikan kewajipan kepada Allah; dan murtad salah seorang(suami atau isteri).

Cara melakukan fasakh

• Jika suami atau isteri mempunyai sebab yang megharuskan fasakh

• Membuat aduan kepada pihak kadi supaya membatalkan perkahwinan mereka

• Jika dapat dibuktikan pengaduan yang diberikan adalah betul, pihak kadi boleh

mengambil tindakan membatalkannya

• Pembatalan perkahwinan dengan cara fasakh tidak boleh dirujuk kembali

melainkan dengan akad nikah yang baru.

Khuluk (tebus talak) 

Perpisahan antara suami dan isteri melalui tebus talak sama ada dengan menggunakan

lafaz talak atau khuluk. Pihak isteri boleh melepaskan dirinya daripada ikatan

perkahwinan mereka jika ia tidak berpuas hati atau lain-lain sebab. Pihak isteri

hendaklah membayar sejumlah wang atau harta yang dipersetujui bersama dengan

suaminya, maka suaminya hendaklah menceraikan isterinya dngan jumlah atau harta

 yang ditentukan.

Page 26: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 26/29

 

Hukum khuluk adalah berdasarkan surah al-Baqarah ayat 229 : “Tidak halal bagi kamu 

mengambil apa-apa yang telah kamu berikan kepada mereka suatu jua pun, kecuali jika 

takut kedua-duanya tidak akan mengikut peraturan Allah s.w.t.. Jika kamu takut 

bahawa tidak akan mengikut peraturan Allah maka tiadalah berdosa kedua-duanya tentang barang yang jadi tebus oleh perempuan .”

Talak boleh jatuh dengan menyebut “Saya menceraikan kamu dengan bayaran RM

10,000,” dan isterinya menjawab, “Saya menerimanya.” Apabila suami melafazkan

demikian, dan isterinya menyahut tawaran itu, dengan serta-merta jatuhlah talak

dengan khuluk dan isterinya wajiblah beridah. Suami isteri hanya boleh merujuk dengan

akad nikah baru sahaja.

Tujuan khuluk

• Memelihara hak wanita

• Menolak bahaya kemudaratan yang menimpanya

• Memberi keadilan kepada wanita yang cukup umurnya melalui keputusan

mahkamah.

Rujuk 

Menurut bahasa rujuk boleh didefinisikan sebagai kembali. Manakala menurut syarak, ia

membawa maksud suami kembali semula kepada isterinya yang diceraikan dengan ikatan

pernikahan asal (dalam masa idah) dengan lafaz rujuk.

Hukum rujuk

Wajib

Bagi suami yang menceraikan isterinya yang belum menyempurnakan gilirannya dari

Page 27: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 27/29

 

isteri-isterinya yang lain

Haram

Suami merujuk isterinya dengan tujuan untuk menyakiti atau memudaratkan isterinya

itu

Makruh

Apabila penceraian lebih baik antara suami dan isteri Harus Sekirannya rujuk boleh

membawa kebaikan bersama

Rukun rujuk

Suami

•Berakal

•Baligh

•Dengan kerelaan sendiri

Isteri

•Telah disetubuhi

•Berkeadaan talak raj’i

•Bukan dengan talak tiga

•Bukan cerai secara khuluk

•Masih dalam idah

Lafaz

•Ucapan yang jelas menyatakan rujuk

•Tiada disyaratkan dengan khiar atau pilihan

•Disegerakan tanpa dikaitkan dengan taklik atau bersyarat

Page 28: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 28/29

 

•Dengan sengaja dan bukan paksaan

Lafaz sarih

Lafaz terang dan jelas menunjukkan rujuk. Contoh: “Saya rujuk awak kembali” atau“Saya kembali semula awak sebagai isteri saya.”

Lafaz kinayah

Lafaz kiasan atau sindiran. Contoh: “Saya jadikan awak milik saya semula” atau “Saya

pegang awak semula”. Lafaz kinayah perlu dengan niat suami untuk merujuk kerana jika

dengan niat rujuk, maka jadilah rujuk. Namun jika tiada niat rujuk, maka tidak sahlah

rujuknya.

PENUTUP

Agama pada umumnya dan islam pada khususnya dewasa ini semakin

di tuntun peranannya untuk menjadi pemandu dan pengarah kehidupan

manusia agar tidak terperosok kepada keadaan yang merugikan dan

menjatuhkan martabatnya sebagai mahkluk yang mulia.

Demikianlah makalah ini saya buat yang membahas mengenai syariat

islam tentang pernikahan. Semoga Allah taala memberikan kelapangan bagi

orang-orang yang ikhlas untuk mengikuti petunjuk yang benar dalam

Page 29: Makalah Agama Islam

5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 29/29

 

memulai hidup berumah tangga dengan mengikuti sunnah Rasullullah

shallallahu alaihi wa sallam. Mudah mudahan mereka digolongkan kedalam

hamba-hamba yang bertaqwa.