Makalah Agama Islam
-
Upload
-imam-afriyadi- -
Category
Documents
-
view
1.529 -
download
0
Transcript of Makalah Agama Islam
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 1/29
MAKALAH AGAMA ISLAM
PERNIKAHAN
DI SUSUN OLEH :
IMAM AFRIYADI
SYAHRIAL RUBBAMA
M. NIZOM KURNIAWAN
INDRAYANI
ANITA NURSANTI
D3 MANAJEMEN INFORMTIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER
BUMIGORA MATARAM
2011
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 2/29
PENDAHULUAN
Makalah ini menyajikan secara sederhana mengenai islam tentang pernikahan.
Masalah di batasi pernikahan menurut segi etimologi dan dilaksanakan menurut agamaislam.
Jelas bagi kita bahwa pernikahan dilaksanakan untuk menyelematkan moral kebudayaan
sehingga prilaku seksual menyimpang dapat dikikis. Budaya freesex yang sedang
menjadi perhatian orang merupakan budaya barat yang sangat merugikan secara hukum
perempuan atau anak yang dikandungnya, karena pembelaan hak anak dan istri menurut
hukum diakui karena berdasarkan adanya pernikahan. Jika mereka tidak memiliki akta
pernikahan, maka akan hilang begitu saja hak-haknya. Menurut kajian ilmu hukum, hal ini
karena pencatatan menjadi alat pembuktian, yaitu pembuktian secara otentik.
Sedangkan menurut norma agama merupakan kesunatan, keberadaannya bukan menjadi
syarat sahnya perkawinan akan tetapi akan menjadi wajib apabila sudah menjadi
Undang-Undang.
I. PENGERTIAN PERNIKAHAN
Secara Bahasa Nikah berasal dari kata berarti (mengawini) atau (menggauli).[1]
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 3/29
Hal ini sesuai dengan firman Allah -subhaanahu wa ta’ala- ,
“Laki-laki yang berzina tidak menikah melainkan dengan perempuan yang berzina, atau
perempuan yang musyrik, dan perempuan yang berzina tidak dinikahi melainkan oleh
laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik…“ [2]
Ada juga yang mengatakan bahwa nikah secara bahasa bermakna (menggabungkan)
dan (mengumpulkan/menghimpun). Dikatakan pula artinya (saling
memasuki/mencampuri) sebagaimana dalam kalimat (mengawinkan tumbuhan)
apabila saling tarik menarik dan saling bergabung antara satu jenis tumbuhan dengan
lainya. [3]
Adapun al-Azhari mengatakan bahwa pada asalnya nikah dalam perkataan Arab
bermakna (al-wath’u ) yakni bersetubuh/berhubungan intim. Dikatakan pula bahwa
nikah bermakna yakni perkawinan yang menjadi sebab diperbolehkannya
berhubungan intim dengan cara yang halal.[4]
Atau sebagaimana yang dijelaskan oleh al-Faarisi[5] dan Muhammad bin Shalihal-‘Utsaimin -rahimahullaahu ta’ala - bahwa nikah secara bahasa mengandung dua
pengertian, yaitu akad dan jima’ (bersetubuh). Apabila dikatakan nakaha binta fulaanin ,
maksudnya melakukan akad nikah dengan wanita si fulan. Namun jika dikatakan, nakaha
zaujatahu , maka maksudnya al-wath’u (menyetubuhinya). Jadi kedua makna tersebut
memiliki kesamaan arti tergantung kata yang disandarkan kepadanya. Jika kata nikah
disandarkan kepada wanita asing, maka maksudnya adalah akad. Adapun jikadisandarkan kepada hal yang mubah (diperbolehkan), maka maksudnya adalah jima’
(bersetubuh).[6]
Adapun pengertian nikah secara istilah, maka ulama mengemukakan berbagai pendapat
mengenai hal ini. Namun pada dasarnya seluruh pengertian tersebut mengandung esensi
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 4/29
yang sama meskipun redaksionalnya berbeda. Perbedaan tersebut tidaklah
memperlihatkan adanya pertentangan akan makna yang terkandung dalam pernikahan
tersebut.
Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -rahimahullaahu ta’ala - menjelaskan bahwa
pengertian nikah menurut syar’i berarti melaksanakan akad dengan seorang wanita
dengan maksud untuk mendapatkan kenikmatan dengannya dan mendapatkan anak
(keturunan) serta manfaat-manfaat yang lain yang ada berhubungan dengan berbagai
kemaslahatan dilaksanakan nikah.[7]
Adapun Ibnu Qudamah -rahimahullaahu ta’ala - mengatakan bahwa nikah menurut istilah
syar’i adalah suatu akad perkawinan dan lafadz nikah secara mutlak mengandung
pengertian tersebut selama tidak ada dalil yang merubahnya. Al-Qadhi berkata tentang
adanya keserupaan dalam hakekat secara menyeluruh antara akad dan hubungan
intim[8], sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah -subhaanahu wa ta’al a-,
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayahmu.” [9]
Disebutkan dalam al-Majmuu’ Syarhu al-Muhadzdzab , bahwa nikah dalam istilah syar’i
berarti suatu akad (sebuah ikatan) yang menjadikan sebab diperbolehkannya
berhubungan intim dengan menggunakan lafadz nikah atau kawin. Adapun dalam masalah
akad ini terdapat banyak dalil, baik dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah. Bahkan ada yang
mengatakan bahwa kata nikah dalam al-Qur’an tidak ada maksud lain kecuali akad.
[10]kecuali yang tercantum dalam firman Allah -subhaanahu wa ta’ala -,
“…hingga dia nikah dengan suami yang lain.“ [11]
Karena jika kata nikah dalam ayat ini dimaknai dengan makna selain al-wath’u
(bersetubuh), maka akan dikatakan sebagai perzinaan, bukan pernikahan.[12]
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 5/29
Dalam mendefinisikan makna nikah ini, maka ulama terbagi menjadi tiga[13], yakni:
1. Pada hakekatnya nikah adalah sebuah akad, adapun berhubungan intim sifatnya
majazi .[14] Sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.
2. Pada hakekatnya maksud dari nikah adalah berhubungan intim. Adapun akad
sifatnya majazi. Ini merupakan pendapat kalangan Syafi’iyah dan perkataan Abu
Hanifah. Dan pengertian ini lebih dekat kepada pengertian secara bahasa.
Adapun pendapat yang pertama lebih dekat kepada pengertian secara syar’i.
Imam az-Zamakhsyari[15] mengatakan, “Tidak ada maksud lain dari nikah dalam
al-Qur’an selain makna akad karena makna watha’ (bersetubuh) hanya sebagai
penjelas. Adapun jika ingin menggunakan lafadz kinayah (kiasan), maka dapat
menggunakan kata al-mulaamasah atau al-mumaasah (saling bersentuhan).”
3. Pada hakekatnya maksud dari nikah adalah kedua pengertian di atas. Dan
pendapat ini dibenarkan oleh Ibnu Hajar -rahimahullaahu ta’ala -, walaupun kata
yang banyak dipakai adalah kata akad.
Rukun Dan Syarat Pernikahan
Akad nikah mempunyai beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi. Rukun dan
syarat menentukan hukum suatu perbuatan, terutama yang menyangkut dengan sah atau
tidaknya perbuatan tersebut dari segi hukum. Kedua kata tersebut mengandung arti
yang sama dalam hal bahwa keduanya merupakan sesuatu yang harus diadakan. Dalampernikahan misalnya, rukun dan syaratnya tidak boleh tertinggal. Artinya, pernikahan
tidak sah bila keduanya tidak ada atau tidak lengkap.
Perbedaan rukun dan syarat adalah kalau rukun itu harus ada dalam satu amalan dan ia
merupakan bagian yang hakiki dari amalan tersebut. Sementara syarat adalah sesuatu
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 6/29
yang harus ada dalam satu amalan namun ia bukan bagian dari amalan tersebut. Sebagai
misal adalah ruku’ termasuk rukun shalat. Ia harus ada dalam ibadah shalat dan
merupakan bagian dari amalan/tata cara shalat. Adapun wudhu merupakan syarat
shalat, ia harus dilakukan bila seseorang hendak shalat namun ia bukan bagian dariamalan/tata cara shalat.
Dalam masalah rukun dan syarat pernikahan ini kita dapati para ulama berselisih
pandang ketika menempatkan mana yang rukun dan mana yang syarat. (Raddul Mukhtar,
4/68, Al-Hawil Kabir, 9/57-59, 152, Al-Mu’tamad fi Fiqhil Imam Ahmad, 2/154)
Akan tetapi karena perselisihan yang ada panjang dan lebar, sementara ruang yang ada
terbatas, kita langsung pada kesimpulan akhir dalam permasalahan rukun dan syarat ini.
Rukun Nikah
Rukun nikah adalah sebagai berikut:
1. Adanya calon suami dan istri yang tidak terhalang dan terlarang secara syar’i
untuk menikah. Di antara perkara syar’i yang menghalangi keabsahan suatu pernikahan
misalnya si wanita yang akan dinikahi termasuk orang yang haram dinikahi oleh si lelakikarena adanya hubungan nasab atau hubungan penyusuan. Atau, si wanita sedang dalam
masa iddahnya dan selainnya. Penghalang lainnya misalnya si lelaki adalah orang kafir,
sementara wanita yang akan dinikahinya seorang muslimah.
2. Adanya ijab , yaitu lafadz yang diucapkan oleh wali atau yang menggantikan
posisi wali. Misalnya dengan si wali mengatakan, “Zawwajtuka Fulanah” (“Aku nikahkan
engkau dengan si Fulanah”) atau “Ankahtuka Fulanah” (“Aku nikahkan engkau dengan
Fulanah”).
3. Adanya qabul , yaitu lafadz yang diucapkan oleh suami atau yang mewakilinya,
dengan menyatakan, “Qabiltu Hadzan Nikah” atau “Qabiltu Hadzat Tazwij” (“Aku
terima pernikahan ini”) atau “Qabiltuha.”
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 7/29
Dalam ijab dan qabul dipakai lafadz inkah dan tazwij karena dua lafadz ini yang datang
dalam Al-Qur`an. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya),
zawwajnakaha1 (Kami nikahkan engkau dengan Zainab yang telah diceraikan Zaid).” (Al-
Ahzab: 37)
Dan firman-Nya:
“Janganlah kalian menikahi (tankihu2) wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayah-ayah
kalian (ibu tiri).” (An-Nisa`: 22)
Namun penyebutan dua lafadz ini dalam Al-Qur`an bukanlah sebagai pembatasan, yakni
harus memakai lafadz ini dan tidak boleh lafadz yang lain. Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah rahimahullahu , demikian pula murid beliau Ibnul Qayyim rahimahullahu ,
memilih pendapat yang menyatakan akad nikah bisa terjalin dengan lafadz apa saja yang
menunjukkan ke sana, tanpa pembatasan harus dengan lafadz tertentu. Bahkan bisa
dengan menggunakan bahasa apa saja, selama yang diinginkan dengan lafadz tersebut
adalah penetapan akad. Ini merupakan pendapat jumhur ulama, seperti Malik, Abu
Hanifah, dan salah satu perkataan dari mazhab Ahmad. Akad nikah seorang yang bisu
tuli bisa dilakukan dengan menuliskan ijab qabul atau dengan isyarat yang dapat
dipahami. (Al-Ikhtiyarat, hal. 203, I’lamul Muwaqqi’in, 2/4-5, Asy-Syarhul Mumti’,
12/38-44, Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi, 2/283-284)
Adapun syarat nikah adalah sebagai berikut:
Syarat pertama: Kepastian siapa mempelai laki-laki dan siapa mempelai wanita dengan
isyarat (menunjuk) atau menyebutkan nama atau sifatnya yang khusus/khas. Sehingga
tidak cukup bila seorang wali hanya mengatakan, “Aku nikahkan engkau dengan putriku”,
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 8/29
sementara ia memiliki beberapa orang putri.
Syarat kedua: Keridhaan dari masing-masing pihak, dengan dalil hadits Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu secara marfu’:
“Tidak boleh seorang janda dinikahkan hingga ia diajak musyawarah/dimintai pendapat,
dan tidak boleh seorang gadis dinikahkan sampai dimintai izinnya.” (HR. Al-Bukhari no.
5136 dan Muslim no. 3458)
Terkecuali bila si wanita masih kecil, belum baligh, maka boleh bagi walinya
menikahkannya tanpa seizinnya.
Syarat ketiga: Adanya wali bagi calon mempelai wanita, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
“Tidak ada nikah kecuali dengan adanya wali.” (HR. Al-Khamsah kecuali An-Nasa`i,
dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa` no. 1839)
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Wanita mana saja yang menikah tanpa izin wali-walinya maka nikahnya batil, nikahnya
batil, nikahnya batil.” (HR. Abu Dawud no. 2083, dishahihkan Al-Imam Al-Albani
rahimahullahu dalam Shahih Abi Dawud)
Apabila seorang wanita menikahkan dirinya sendiri tanpa adanya wali maka nikahnya
batil, tidak sah. Demikian pula bila ia menikahkan wanita lain. Ini merupakan pendapat
jumhur ulama dan inilah pendapat yang rajih. Diriwayatkan hal ini dari ‘Umar, ‘Ali, Ibnu
Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Abu Hurairah dan Aisyah radhiyallahu ‘anhum . Demikian pula
pendapat yang dipegangi oleh Sa’id ibnul Musayyab, Al-Hasan Al-Bashri, ‘Umar bin Abdil
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 9/29
‘Aziz, Jabir bin Zaid, Ats-Tsauri, Ibnu Abi Laila, Ibnu Syubrumah, Ibnul Mubarak,
Ubaidullah Al-’Anbari, Asy-Syafi’i, Ahmad, Ishaq, dan Abu ‘Ubaid rahimahumullah . Al-
Imam Malik juga berpendapat seperti ini dalam riwayat Asyhab. Adapun Abu Hanifah
menyelisihi pendapat yang ada, karena beliau berpandangan boleh bagi seorang wanitamenikahkan dirinya sendiri ataupun menikahkan wanita lain, sebagaimana ia boleh
menyerahkan urusan nikahnya kepada selain walinya. (Mausu’ah Masa`ilil Jumhur fil
Fiqhil Islami, 2/673, Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi, 2/284-285)
II. HUKUM PERNIKAHAN DALAM ISLAM
1.pernikahan yang wajib hukumnya
2.menikah itu wajib hukumnya bagi seorang yang sudah mampu secara finansial dan juga
sangat beresiko jatuh ke dalam perzinaan. Hal itu disebabkan bahwa menjaga diri dari
zina adalah wajib. Maka bila jalan keluarnya hanyalah dengan cara menikahm tentu saja
menikah bagi tentu saja menikah bagi seseorang yang hampir jatuh kedalam jurang zina
wajib hukumnya.
Imam Al-Qurtubi berkata bahwa para ulama tidak berbeda pendapat tentang wajibnya
seorang untuk menikah bila dia adalah orang yang mampu dan takut tertimpa resiko zina
pada dirinya. Dan bila dia tidak mampu, maka Allah SET pasti akan membuatnya cukup
dalam masalah rezekinya, sebagaimana firma-Nya :
dan yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal
binatang ternak yang kamu tunggangi. (QS. An-Nur : 33)
3.Pernikahan Yang Sunnah Hukumnya
sedangkan yang tidak sampai diwajibkan untuk menikah adalah mereka yang sudah
mampu namun tidak merasa takut jatuh kepada zina. Barangkali karena memang usianya
yang masih muda atau pun lingkungannya yang cukup baik dan kondusif.
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 10/29
Orang yang seperti kondisi seperti ini hanyalah disunnahkan untuk menikah, namun
tidak sampai wajib. Sebab masih ada jarak tertentu yang menghalanginya untuk bisa
jatuh ke dalam zina yang diharamkan Allah SWT.
Bila dia menikah, tentu dia akan mendapatkan keutamaan yang lebih dibandingkan
dengan dia diam tidak menikahi wanita. Paling tidak, dia telah melaksanakan anjuran
Rasulullah SAW untuk memperbanyak jumlah kuaantitas umat Islam.
Dari Abi Umamah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Menikahlah karena Aku berlomba
dengan umat lain dalam jumlah umat. Dan janganlah menjadi seperti para rahib
nasrani.“(HR. Al-Baihaqi 7/78)
bahkan ibnu Abbas ra pernah berkomentar tentang orang yang tidak mau menikah
sebab orang yang tidak sempurna ibadahnya.
4.Pernikahan Yang Haram Hukumnya
secara normal, ada dua hal utama yang membuat seseorang menjadi haram untuk
menikah. , Pertama tidak mampu memberi nafkah. Kedua, tidak mampu melakukan
hubungan seksual. Kecuali bila dia telah berterus terang sebelumnya dan calon istrinyaitu mengetahui dan menerima keadaannya. Selain itu juga bila dalam dirinya ada cacat
fisik lainnya yang secara umum tidak akan diterima oleh pasangannya. Maka untuk bisa
menjadi halal dan dibolehkan menikah, haruslah sejak awal ia berterus terang atas
kondisinya itu dan harus ada persetujuan dari calon pasangannya.
Seperti orang yang terkena penyakit menular yang bila dia menikah dengan seseorang
akan bersiko menulari pasangannya itu dengan penyakit. Maka hukumnya haram baginya
untuk menikah kecuali pasangannya itu tahu kondisinya dan siap menerima resikonya.
Selain dua hal di atas, masih ada lagi sebab-sebab tertentu yang mengharamkan untuk
menikah. Misalnya wanita muslimah yang menikah dengan laki-laki yang berlainan agama
atai atheis. Juga menikahi wanita pezina dan pelacur. Termasuk menikahi wanita yang
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 11/29
haram dinikahi (mahram), wanita yang punya suami, wnita yang berada dalam masa
iddah.
Ada juga pernikahan yang haram dari sisi lain lagi seperti pernikahan yang tidak
memenuhi syarat dan rukun. Seperti menikah tanpa wali atau tanpa saksi. Atau menikah
dengan niat untuk mentalak, sehingga menjadi nikah untuk sementara waktu yang kita
kenal dengan nikah kontrak.
5.Pernikahahan Yang Makruh Hukumnya
orang yang tidak punya penghasilan sama sekali dan tidak sempurna kemampuan untuk
berhubungan seksual, hukumnya makruh bila menikah. Namun bila calon istrinya rela dan
punya harta yang bisa mencukupi hidup mereka, maka masih dibolehkan bagi mereka
untuk menikaah meski dengan karahiyah.
Sebab idealnya bukan wanita yang menanggung beban dan nafkah suami, melainkan
menjadi tanggung jawab pihak suami.
Maka pernikahan itu makruh hukumnya sebab berdampak dharar bagi pihak wanita.
Apalagi bila kondisi demikian berpengaruh kepada ketaatan dan ketundukan isterikepada suamim maka tingkat kemakruhanya menjadi lebih besar.
6.Pernikahan Yang Mubah Hukumnya
orang yang berada pada posisi tengah-tengah antara hal-hal yang mendorong
keharusannya untuk menikah dengan hal-hal yang mencegahnya untuk menikah, maka
bagi hukum menikah itu menjadi mubah atau boleh. Tidak dianjurkan untuk segera
menikah namun juga tidak ada larangan atu anjuran untuk mengakhirkanya.
Pada kondisi tengah-tengah seperti ini, maka hukum nikah baginya adalah mubah.
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 12/29
III. TUJUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM
Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin dapat hidup sendiri. Ia pasti
membutuhkan orang lain untuk berkomunikasi, melaksanakan tugas dan memenuhi segala
kebutuhanya. Selain itu manusia juga dikaruniai nafsu berupa kecenderungan tabiat
kepada sesuatu yang dirasa cocok. Kecenderungan ini merupakan satu bentuk ciptaan
yang ada pada diri manusia, sebagai urgensi kelangsungan hidupnya. Seperti makan,
minum dan menikah.
Lebih spesifik, Islam adalah agama kehidupan yang menghargai insting biologis (seks)
yang merupakan bagian penting dari kehidupan ini. Sudah menjadi sunatullah, bahwa
Islam mampu menangani semua itu secara seimbang, menarik dan obyektif, selama
manusia masih menganggap perkawinan merupakan elemen penting dalam kehidupan ini.
Syari’at yang ditentukan Islam mengajak pasangan suami-istri untuk selalu berusaha
menemukan kebaikan, keteguhan dan perjuangan pasangannya disamping hanya sekedar
kenikmatan berhubungan badan.
Maka Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- memberikan anjuran kepada para pemuda
yang belum menikah agar segera menikah, karena begitu besarnya faedah dan tujuan
yang ada padanya. Diantaranya faedah dan tujuan yang utama adalah:
1. Menjalankan perintah Allah -subhaanahu wa ta’ala- , sebagaimana hal ini tertuang
dalam
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.
Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.“ [16]
2. Meneladani Sunnah Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- .
Sebagaimana dikisahkan dalam hadits bahwa suatu ketika Rasulullah -shallalaahu ‘alahi
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 13/29
wa sallaam- didatangi oleh tiga orang. Yang pertama mengatakan bahwa dirinya akan
melaksanakan shalat malam secara terus menerus, yang kedua mengatakan bahwa
dirinya akan melaksanakan shaum sepanjang masa (shaum Dhahr ). Adapun yang ketiga
mengatakan bahwa dirinya akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Maka seketika itu, Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- marah dan
mengatakan bahwa barangsiapa yang membenci sunnah beliau -shallalaahu ‘alahi wa
sallaam- , maka ia bukan dari golongan beliau.[17]
3. Agar orang yang beriman mengetahui kenikmatan di dunia berupa berhubungan badan
dan membandingkannya dengan kenikmatan di akhirat nanti.
Dengan mengetahui nikmat yang telah Allah -subhaanahu wa ta’ala- anugerahkan kepada
seorang yang beriman, berupa kenikmatan berhubungan badan, maka seorang yang
beriman akan membandingkannya dengan kenikmatan yang akan diperoleh orang-orang
yang senantiasa taat terhadap perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-
Nya, yang akan Allah berikan pada kehidupan yang kekal di Surga. Kenikmatan yang
berlipat ganda yang belum pernah seorangpun merasakannya. Sehingga hal itu akan
menambah keimanan dan ketakwaan seseorang kepada Allah -subhaanahu wa ta’ala- .
Seperti disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas RA, bahwa
Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- bersabda
“Orang beriman kelak di Surga diberi kekuatan bersetubuh sekain dan sekian.” Ada
shahabat yang bertanya, “Wahai Rasulullah apakah mampu seperti itu?“ Beliau
menjawab, “Mereka diberi kekuatan jima’ sampai seratus kali lipat. “ [18]
4. Menciptakan ketenangan jiwa dan rasa kasih sayang antara suami-isteri.
Allah SWT berfirman,
.
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan -Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 14/29
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan Dia
jadikan di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfi kir. “[19]
5. Melestarikan keturunan, dan mendapatkan generasi yang shalih yang siap berjuang di
jalan Allah -subhaanahu wa ta’ala- demi menegakkan kalimatullah di muka bumi ini.
Suatu hal yang lebih urgen pada pernikahan bukan hanya sekedar untuk memperoleh
anak, akan tetapi berusaha mencari dan membentuk generasi yang berkualitas, yaitu
mencari anak yang shalih dan bertaqwa kepada Allah SWT yang siap mengemban
dakwah dan berjihad di jalan-Nya demi menegakkan kalimatullah di muka bumi ini.
Generasi seperti inilah yang sangat diharapkan kelahirannya di muka bumi ini oleh
Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- .
Dikisahkan dalam hadits, bahwa suatu ketika Sulaiman bin Daud AS berkata, “Sungguh
pada malam hari ini aku akan menggilir seratus isteri (atau dikatakan, sembilan puluh
sembilan). Setiap dari mereka akan melahirkan para penunggang kuda yang siap
berjuang di jalan Allah.” Maka shahabatnya berkata kepadanya, “Ucapkanlah insyaAllah
(jika Allah menghendaki).” (Akan tetapi) dia lupa untuk mengucapkan insyaAllah, maka
tidak ada seorangpun dari isterinya yang hamil melainkan hanya satu saja yang
kemudian melahirkan separuh orang. Maka Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam-
bersabda, “Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya, seandainya dia (Sulaiman)
mengucapkan insyaAllah, sungguh (anak-anaknya) akan menjadi penunggang kuda yang
siap berjihad di jalan Allah.”[20]
Keturunan yang shalih tidak akan diperoleh melainkan dengan pendidikan Islam yang
benar. Oleh karena itu suami-istri bertanggung jawab dalam mendidik, mengajarkan,
dan mengarahkan anak-anaknya ke jalan yang benar yang diridhai oleh Allah
-subhaanahu wa ta’ala- . Maka Rasulullah SAW menganjurkan kepada seorang muslim
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 15/29
agar menikah dengan wanita yang memiliki rasa sayang, baik kepada suaminya ataupun
kepada anaknya disamping harus subur (yang mampu melahirkan banyak anak).
Beliau -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- bersabda,
.
“Nikahilah wanita yang subur dan penyayang. Sesungguhnya aku bangga dengan
banyaknya umatku (pada hari kiamat).” [21]
6. Menjaga kemaluan, menundukkan pandangan dan memelihara kehormatan wanita.
Islam memandang pernikahan dan pembentukan keluarga sebagai sarana efefktif untuk
memelihara pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan melindungi masyarakat dari
kekacauan. Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- bersabda yang artinya:
“Wahai para pemuda! Barangsiapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka
nikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan, dan lebih membentengi farji
(kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum, karena shaum
itu dapat membentengi dirinya.“ [22]
Rasulullah SAW juga bersabda bahwa sesuatu yang banyak menyebabkan manusia
tergelincir ke dalam neraka, adalah mulut dan kemaluan.[23]
7. Meredam syahwat dan menyalurkannya kepada sesuatu yang halal demi mengharapkan
pahala dan ridha Allah -subhaanahu wa ta’ala- .
Rasulullah -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- bersabda,
.
“Dan hubungan badan diantara kalian adalah shadaqah.“ Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah mengapa seseorang yang menyalurkan syahwatnya mendapatkan pahala?”
Beliau bersabda, “Tidakkah kalian ketahui, jika ia menyalurkannya pada sesuatu yang
haram, maka ia akan mendapatkan dosa? Adapun jika ia menyalurkanya pada yang
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 16/29
sesuatu yang halal, maka ia akan mendapatkan pahala.“ [24]
8. Mencegah tersebarnya perzinaan dan penyakit menular di kalangan umat Islam.
Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya,
“Wahai kaum Muhajirin, ada lima perkara, jika telah menimpa kalian, maka tidak ada
kebaikan lagi bagi kalian. Dan aku berlindung kepada Allah, semoga kalian terhindar
darinya. Lima perkara itu ialah (1) Tidak merajalela praktek perzinaan pada suatu kaum
sampai mereka berani berterus-terang melakukannya, melainkan akan terjangkit
penyakit menular dengan cepat, dan mereka akan ditimpa penyakit-penyakit yang belum
pernah menimpa umat-umat yang lalu…..“ [25]
Sungguh mendidik tabiat biologis dan mensucikanya serta mengarahkanya kepada jalan
yang benar merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Sebab,
keselamatan dan kebangkitan umat tergantung padanya.
Oleh karena itulah kaum Muslimin tidak berselisih pendapat tentang disyariatkannya
pernikahan. Bahkan hukumnya wajib bagi orang yang takut terjebak dalam kemaksiatan
dan kemungkaran, apalagi jika pemahaman agamanya lemah dan banyaknya godaan.
Tujuan-tujuan pernikahan sebagaimana yang telah dijelaskan dalam al-Qur’an dan as-
Sunnah di atas menunjukkan bahwa perlunya kematangan dan kesiapan mental bagi yang
ingin melaksanakan pernikahan. Kematangan dan persiapan menunjukkan bahwa
pernikahan yang dilakukan berada pada tataran yang sangat serius yang tidak hanya
memperhatikan aspek biologis akan tetapi sesuatu yang tidak kalah penting adalah
memperhatikan aspek psikologi dan dengan berdasarkan inilah diduga kuat bahwa
pernikahan dimasukkan ke dalam kategori ibadah.
IV.TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM
•Pra-Nikah
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 17/29
Menurut hadis wanita dinikahi karena 4 hal, yaitu : pertama, hartanya, karena
dengan harta yang cukup lelaki tidak terbebani dengan nafkah dan lainnya yang
berada diatas kemampuannya. Kedua, kemuliaan, pada dasarnnya kemuliaan ini
terletak pada kemuliaan orang tua dan keluarganya. Ketiga, kecantikan. Salahsatu factor yang dicari dalam segala hal termasuk wanita sebagai teman
pendamping, teman berbaring (Muhammad Fuad al-Baqi, 1994 : 392). Keempat,
agama. Karena agama dapat mempengaruhi ahklak orang yang menganutnya
-termasuk dalam pernikahan (Muhammad Fuad al-Baqi : 392).
Hal – Hal Yang Perlu Dilakukan Sebelum Menikah :
• Minta pertimbangan
Bagi seorang lelaki sebelum ia memutuskan untuk mempersunting seorang
wanita untuk menjadi isterinya, hendaklah ia juga meminta pertimbangan dari
kerabat wanita tersebut yang baik baik agamanya. Mereka hendaknya yang
tau benar tentang hal ihwal wanita yang akan dilamar oleh lelaki tersebut,
agar ia dapat memberikan pertimbangan dengan jujur dan adil. Begitu pula
dengan wanita yang akan dilamar oleh seorang lelaki, sebaiknya ia meminta
pertimbangan kerabat dekatnya yang baik agamanya.
• Shalat istikharah
Setelah mendapat pertimbangan tentang calon isterinya, hendaknya ia
melakukan shalat istikharah sampai hatinya deberi kemantapan oleh Allah
taala dalam mengambil keputusan. Shalat istikharah adalah shalat untuk
meminta kepada Allah taala agar di beri ini tidak hanya dilakukan untuk
keperluan mencari jodoh saja, akan tetapi dalam segala urusan jika seseorang
mengalami rasa bimbang untuk mengambil suatu keputusan tentang urusan
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 18/29
yang penting hal ini untuk menjauhkan diri dari kemungkinan terjatuh dalam
hidup. Insyallah akan mendapatkan kemudahan dalam menetapkan suatu
pilihan.
• Khithbah(peminangan)
Setelah seseorang telah mendapatkan kemantapan dalam menentukan wanita
pilihanya, maka hendaklah segera meminangnya. Laki-laki tersebut harus
menghadap orang tua/wali dari wanita pilihanya itu untuk menyampaikan
kehendak hatinya, yaitu meminta agar ia direstui untuk menikahi anaknya.
Adapun wanita yang boleh dipinang bilamana pada waktu dipinang tidak ada
halangan-halangan syar’I yang menyebabkan laki-laki dilarang memperistrinya
saat itu.
• Melihat wanita yang dipinang
Islam adalah agama yang hanif yang mensyariatkan pelamar untuk melihat
wanita yang dilamar dan mensyariatkan wanita yang dilamar untuk melihat
laki-laki yang meminangnya agar masing-masing pihak mendapat kejelasan
tatkala menjatuhkan pilihan pasangan hidupnya.
Adapun ketentuan hokum yang diletakkan islam dalam masalah melihat
pinangan ini di antaranya adalah:
• Dilarang berkhalwat dengan laki-laki peminang tanpa disertai mahram.
• Wanita yang dipinang tidak boleh berjabat tangan dengan laki-laki yang
meminangnya.
(http://taaruf.multiply.com : 2008)
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 19/29
• Proses pernikahan menurut islam
• Adannya suka sama suka dari kedua calon mempelai
• Aqad nikah
• Adanya ijab qabul
Ijab artinya mengemukakan atau menyatakan suatu perkataan. Qabul artinya
menerima.
Jadi ijab qabul itu artinya seseorang menyatakan sesuatu kepada lawan
bicaranya, kemudian lawan bicaranya menyatakan menerima. Didalamperkawinan yang dimaksud ‘ijab qabul’ adalah seorang wali atau wakil dari
mempelai perempuan mengemukakan kepada calon suami anak perempuanya/
perempuan di bawah perwaliannya, untuk menikahkanya dengan lelaki yang
mengambil perempuan tersebut sebagai isterinya. Lalu lelaki bersangkutan
menyatakan menerima pernikahannya itu
• Adanya mahar(mas kawin)
Islam memuliakan wanita dengan mewajibkan laki-laki yang hendak
menikahinya menyerahkan mahar (mas kawin). Islam tidak menetapkan
batasan nilai tertentu untuk mas kawin ini, tetapi atas kesepakatan kedua
belah pihak dan menuruk kadar kemampuan. Islam juga menyukai yang mudah
dan sederhana serta tidak berlebih-lebihan memintanya (Al-Albani,Shahilh
Al-Jamius shaghir : 3279)
• Adanya wali
Wali yang mendapat prioritas pertama diantara sekalian wali-wali yang ada
adalah ayah dari pengantin wanita. Kalau tidak ada barulah kakeknya (ayah
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 20/29
dari ayahnya), kemudian saudara lelaki dari seayah seibu atau seayah,
kemudian anak saudara lelaki, setelah itu barulah kerabat-kerabat terdekat
yang lainnya atau hakim (Syaikh Al-Albani, Shahih Sunan Abi Dawud : 1836)
• Adanya saksi-saksi
Rasulullah SAW bersabda :
“Tidak sah suatu pernikahan tanpa seorang wali dan dua orang saksi adil”(HR.
Al-Baihaqi dari Imran dan Aisyah).
Menurut sunnah rasul shallallahu alaihi wa sallam, sebelum aqad nikah
diadakan khutbah lebih dahulu yang dinamakan khutbahtun nikah atau
khutbatul hajat (Al-Albani, Shahih Al-Jamius Saghir : 7557).
• Walimah
Walimatul urus hukumnya wajib. Dasarnya adalah sabda Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam kepada Abdurrahman bin Auf :
“… adakanlah walimah walau hanya dengan seekor kambing.”(HR. Abu Dawud).
Adapun sunnah yang harus diperhatikan ketika mengadakan walimah adalah
sebagai berikut :
• Dilakukan selama 3 (tiga) hari setelah hari dukhul (masuknya).
• Hendaklah mengundang orang-orang shalih, baik miskin atau kaya.
• Sedapat mungkin untuk memotong seekor kambing atau lebih, sesuai
dengan taraf ekonominya.
(Al-Albani, Shahih Sunan Abi Dawud : 1854)
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 21/29
VI. PERCERAIAN DALAM ISLAM
Talak
Talak menurut bahasa bermaksud melepaskan ikatan dan menurut syarak pula, talak
membawa maksud melepaskan ikatan perkawinan dengan lafaz talak dan seumpamanya.
Talak merupakan suatu jalan penyelesaian yang terakhir sekiranya suami dan isteri
tidak dapat hidup bersama dan mencari kata sepakat untuk mecari kebahagian
berumahtangga. Talak merupakan perkara yang dibenci Allah s.w.t tetapi dibenarkan.
Hukum talak
Wajib
a) Jika perbalahan suami isteri tidak dapat didamaikan lagi
b) Dua orang wakil daripada pihak suami dan isteri gagal membuat kata sepakat untuk
perdamaian rumahtangga mereka
c) Apabila pihak kadi berpendapat bahawa talak adalah lebih baik
d) Jika tidak diceraikan keadaan sedemikian, maka berdosalah suami
Haram
a) Menceraikan isteri ketika sedang haid atau nifas
b) Ketika keadaan suci yang telah disetubuhi
c) Ketika suami sedang sakit yang bertujuan menghalang isterinya daripada menuntut
harta pusakanya
d) Menceraikan isterinya dengan talak tiga sekali gus atau talak satu tetapi disebut
berulang kali sehingga cukup tiga kali atau lebih
Sunat
a) Suami tidak mampu menanggung nafkah isterinya
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 22/29
b) Isterinya tidak menjaga maruah dirinya
Makruh
Suami menjatuhkan talak kepada isterinya yang baik, berakhlak mulia dan mempunyai
pengetahuan agama
Harus Suami yang lemah keinginan nafsunya atau isterinya belum datang haid atau
telah putus haidnya
Rukun Talak
Suami
•Berakal
•Baligh
•Dengan kerelaan sendiri
Isteri
•
Akad nikah sah
•Belum diceraikan dengan talak tiga oleh suaminya
Lafaz
•Ucapan yang jelas menyatakan penceraiannya
Dengan sengaja dan bukan paksaaan
Contoh Lafaz Talak
• Talak sarih
Lafaz yang jelas dengan bahasa yang berterus-terang seperti “Saya talak awak” atau
“Saya ceraikan awak” atau “Saya lepaskan awak daripada menjadi isteri saya” dan
sebagainya.
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 23/29
• Talak kinayah
Lafaz yang digunakan secara sindiran oleh suami seperti “Pergilah awak ke rumah mak
awak” atau “Pergilah awak dari sini” atau “Saya benci melihat muka awak” dan
sebagainya. Namun, lafaz kinayah memerlukan niat suaminya iaitu jika berniat talak,
maka jatuhlah talak tetapi jika tidak berniat talak, maka tidak berlaku talak.
Jenis talak
•Talak raj’i
Suami melafazkan talak satu atau talak dua kepada isterinya. Suami boleh
merujuk kembali isterinya ketika masih dalam idah. Jika tempoh idah telah tamat, maka
suami tidak dibenarkan merujuk melainkan dengan akad nikah baru.
•Talak bain
Suami melafazkan talak tiga atau melafazkan talak yang ketiga kepada isterinya.
Isterinya tidak boleh dirujuk kembali. Si suami hanya boleh merujuk setelah isterinya
berkahwin lelaki lain, suami barunya menyetubuhinya, setelah diceraikan suami barunya
dan telah habis idah dengan suami barunya.
•Talak sunni
Suami melafazkan talak kepada isterinya yang masih suci dan tidak disetubuhinya
ketika dalam tempoh suci
•Talak bid’i
Suami melafazkan talak kepada isterinya ketika dalam haid atau ketika suci yang
disetubuhinya.
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 24/29
•Talak taklik
Talak taklik ialah suami menceraikan isterinya bersyarat dengan sesuatu sebab atau
syarat. Apabila syarat atau sebab itu dilakukan atau berlaku, maka terjadilah
penceraian atau talak.
Contohnya suami berkata kepada isteri, “Jika awak keluar rumah tanpa izin saya, maka
jatuhlah talak satu.” Apabila isterinya keluar dari rumah tanpa izin suaminya, maka
jatuhlah talak satu secara automatik.
Ia juga boleh berlaku selepas akad nikah (ia dipraktikkan di Malaysia dan wajib oleh
semua pengantin lelaki untuk melafaznya), berkata, “Jika saya menyeksa isteri saya
dengan sengaja, atau saya meninggalkan isteri saya selama empat bulan berterusan
dengan sengaja tanpa kerelaannya, dan jika ia mengadu kepada kadi atau naib kadi,
apabila disabitkan oleh kadi atau naib kadi maka jatuhlah talak satu ke atas isteri
saya.”
Ia juga boleh berlaku dengan cara, “Jika saya menyeksa isteri saya dengan sengaja,
atau saya meninggalkannya selama empat bulan berterusan tanpa kerelaannya, dan jika
ia mengadu kepada kadi atau naib kadi serta membayar RM 1.00 sebagai tebus talak,
apabila disabitkan oleh kadi atau naib kadi maka jatuhlah talak satu ke atas isteri saya
dengan nilai tebus talak tersebut.”
Fasakh
Erti fasakh menurut bahasa ialah rosak atau putus. Manakala menurut syarak pula,
pembatalan nikah disebabkan oleh sesuatu sifat yang dibenarkan syarak, misalnya,
perkahwinan suami isteri yang difasakhkan oleh kadi disebabkan oleh suaminya tidak
mempu memberi nafkah kepada isterinya. Fasakh tidak boleh mengurangkan bilangan
talaknya. Fasakh hanya boleh dituntut oleh isteri sekiranya terdapat beberapa sebab
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 25/29
atau kecacatan yang terdapat pada pihak suaminya. Mengikut mazhab Shafie, seorang
isteri boleh menuntut fasakh melalui kadi atau mahkamah disebabkan oleh kekurangan
suaminya seperti gila (berkekalan atau sekejab); penyakit kusta; penyakit sopak;
penyakit yang menghalang mereka daripada melakukan persetubuhan; suami tidakmampu memberi nafkah belanja kepada isterinya seperti makan dan minum serta
tempat tinggal, pakaian, memberi mahar dengan cara tunai sebelum bersetubuh kerana
kepapaan atau muflis atau sebagainya; suami tidak bertanggungjawab dengan
meninggalkan isterinya terlalu lama dan tidak memberi khabar berita; suami yang
menzalimi dan memudaratkan isterinya; suami yang fasik serta melakukan maksiat
terhadap Allah dan tidak menunaikan kewajipan kepada Allah; dan murtad salah seorang(suami atau isteri).
Cara melakukan fasakh
• Jika suami atau isteri mempunyai sebab yang megharuskan fasakh
• Membuat aduan kepada pihak kadi supaya membatalkan perkahwinan mereka
• Jika dapat dibuktikan pengaduan yang diberikan adalah betul, pihak kadi boleh
mengambil tindakan membatalkannya
• Pembatalan perkahwinan dengan cara fasakh tidak boleh dirujuk kembali
melainkan dengan akad nikah yang baru.
Khuluk (tebus talak)
Perpisahan antara suami dan isteri melalui tebus talak sama ada dengan menggunakan
lafaz talak atau khuluk. Pihak isteri boleh melepaskan dirinya daripada ikatan
perkahwinan mereka jika ia tidak berpuas hati atau lain-lain sebab. Pihak isteri
hendaklah membayar sejumlah wang atau harta yang dipersetujui bersama dengan
suaminya, maka suaminya hendaklah menceraikan isterinya dngan jumlah atau harta
yang ditentukan.
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 26/29
Hukum khuluk adalah berdasarkan surah al-Baqarah ayat 229 : “Tidak halal bagi kamu
mengambil apa-apa yang telah kamu berikan kepada mereka suatu jua pun, kecuali jika
takut kedua-duanya tidak akan mengikut peraturan Allah s.w.t.. Jika kamu takut
bahawa tidak akan mengikut peraturan Allah maka tiadalah berdosa kedua-duanya tentang barang yang jadi tebus oleh perempuan .”
Talak boleh jatuh dengan menyebut “Saya menceraikan kamu dengan bayaran RM
10,000,” dan isterinya menjawab, “Saya menerimanya.” Apabila suami melafazkan
demikian, dan isterinya menyahut tawaran itu, dengan serta-merta jatuhlah talak
dengan khuluk dan isterinya wajiblah beridah. Suami isteri hanya boleh merujuk dengan
akad nikah baru sahaja.
Tujuan khuluk
• Memelihara hak wanita
• Menolak bahaya kemudaratan yang menimpanya
• Memberi keadilan kepada wanita yang cukup umurnya melalui keputusan
mahkamah.
Rujuk
Menurut bahasa rujuk boleh didefinisikan sebagai kembali. Manakala menurut syarak, ia
membawa maksud suami kembali semula kepada isterinya yang diceraikan dengan ikatan
pernikahan asal (dalam masa idah) dengan lafaz rujuk.
Hukum rujuk
Wajib
Bagi suami yang menceraikan isterinya yang belum menyempurnakan gilirannya dari
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 27/29
isteri-isterinya yang lain
Haram
Suami merujuk isterinya dengan tujuan untuk menyakiti atau memudaratkan isterinya
itu
Makruh
Apabila penceraian lebih baik antara suami dan isteri Harus Sekirannya rujuk boleh
membawa kebaikan bersama
Rukun rujuk
Suami
•Berakal
•Baligh
•Dengan kerelaan sendiri
Isteri
•Telah disetubuhi
•Berkeadaan talak raj’i
•Bukan dengan talak tiga
•Bukan cerai secara khuluk
•Masih dalam idah
Lafaz
•Ucapan yang jelas menyatakan rujuk
•Tiada disyaratkan dengan khiar atau pilihan
•Disegerakan tanpa dikaitkan dengan taklik atau bersyarat
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 28/29
•Dengan sengaja dan bukan paksaan
Lafaz sarih
Lafaz terang dan jelas menunjukkan rujuk. Contoh: “Saya rujuk awak kembali” atau“Saya kembali semula awak sebagai isteri saya.”
Lafaz kinayah
Lafaz kiasan atau sindiran. Contoh: “Saya jadikan awak milik saya semula” atau “Saya
pegang awak semula”. Lafaz kinayah perlu dengan niat suami untuk merujuk kerana jika
dengan niat rujuk, maka jadilah rujuk. Namun jika tiada niat rujuk, maka tidak sahlah
rujuknya.
PENUTUP
Agama pada umumnya dan islam pada khususnya dewasa ini semakin
di tuntun peranannya untuk menjadi pemandu dan pengarah kehidupan
manusia agar tidak terperosok kepada keadaan yang merugikan dan
menjatuhkan martabatnya sebagai mahkluk yang mulia.
Demikianlah makalah ini saya buat yang membahas mengenai syariat
islam tentang pernikahan. Semoga Allah taala memberikan kelapangan bagi
orang-orang yang ikhlas untuk mengikuti petunjuk yang benar dalam
5/16/2018 Makalah Agama Islam - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-islam-55ab4f81af92b 29/29
memulai hidup berumah tangga dengan mengikuti sunnah Rasullullah
shallallahu alaihi wa sallam. Mudah mudahan mereka digolongkan kedalam
hamba-hamba yang bertaqwa.