Makalah Agama Islam

38
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat dan anugerahnya kepada kita, sehingga kita bisa melaksanakan kegiatan kita dengan semestinya dan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang menuntun kita dari jaman kebodohan menuju masa yang penuh dengan perkembangan ilmu Pengetahuan. Sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah tentang Agama Islam ini dengan tepat waktu. Kita sudah mengenal apa itu agama islam karena dari sejak lahir kita berada disekitar orang – orang muslim. Tapi pertanyaannya sekarang adalah apakah kita sudah berprilaku atau bertindak selayaknya seorang muslim atau apakah kita sudah menjalankan apa yang diperintahkan kepada kita sebagai seorang muslim? Marilah kita sama – sama merenungkan kembali makna dari agama yang sudah lama kita anut ini, agar kita bisa memahami dan menjalankan kewajiban kita sebagai ummat islam dengan sebenar – benarnya. Penulisa menyadari bahwa makalah ini sekiranya sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar pada makalah selanjutnya bisa lebih baik dan memiliki kualitas yang kita harapkan bersama. Makalah | Agama Islam i

Transcript of Makalah Agama Islam

Page 1: Makalah Agama Islam

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat dan anugerahnya

kepada kita, sehingga kita bisa melaksanakan kegiatan kita dengan semestinya dan shalawat serta

salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang menuntun kita dari jaman

kebodohan menuju masa yang penuh dengan perkembangan ilmu Pengetahuan. Sehingga penulis

bisa menyelesaikan makalah tentang Agama Islam ini dengan tepat waktu.

Kita sudah mengenal apa itu agama islam karena dari sejak lahir kita berada disekitar

orang – orang muslim. Tapi pertanyaannya sekarang adalah apakah kita sudah berprilaku atau

bertindak selayaknya seorang muslim atau apakah kita sudah menjalankan apa yang

diperintahkan kepada kita sebagai seorang muslim? Marilah kita sama – sama merenungkan

kembali makna dari agama yang sudah lama kita anut ini, agar kita bisa memahami dan

menjalankan kewajiban kita sebagai ummat islam dengan sebenar – benarnya.

Penulisa menyadari bahwa makalah ini sekiranya sangat jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar pada makalah

selanjutnya bisa lebih baik dan memiliki kualitas yang kita harapkan bersama.

Selong, 03 Nopember 2010

Penulis

| Agama Islam i

Page 2: Makalah Agama Islam

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................................1

A. Kata Pengantar ........................................................................................................1

B. Tujuan .....................................................................................................................2

C. Rumusan Masalah ...................................................................................................2

BAB II : AGAMA ISLAM .......................................................................................................3

A. PENGERTIAN ISLAM ..........................................................................................3

B. LANDASAN AGAMA ISLAM .............................................................................4

C. RUKUN IMAN .......................................................................................................5

D. RUKUN ISLAM .....................................................................................................8

E. MAKNA IMAN DAN ISLAM ...............................................................................10

F. AKIDAH ISLAM ...................................................................................................16

BAB III : PENUTUP ..................................................................................................................23

A. KESIMPULAN .......................................................................................................23

B. SARAN ...................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 25

| Agama Islam ii

Page 3: Makalah Agama Islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah syari’at Allah terakhir yang diturunkan-Nya kepada penutup para nabi dan

rasul-Nya, Muhammad bin Abdullah SAW. Ia merupakan satu-satunya agama yang benar.

Allah tidak menerima agama dari siapapun selainnya. Dia telah menjadikannya sebagai

agama yang mudah, tidak ada kesulitan dan kesusahan di dalamnya. Allah tidak mewajibkan

dan tidak pula membebankan kepada para pemeluknya apa-apa yang mereka tidak sanggup

melakukannya. Islam adalah agama yang dasarnya tauhid, syi’arnya kejujuran, porosnya

keadilan, tiangnya kebenaran, ruhnya kasih sayang. Ia merupakan agama agung yang

mengarahkan manusia kepada seluruh hal yang bermanfa’at, serta melarang dari segala hal

yang membahayakan bagi agama dan kehidupan mereka di dunia.

Dengan islam Allah meluruskan ’aqidah dan akhlak, serta memperbaiki kehidupan dunia

dan akhirat. Dengannya pula Allah menyatukan hati yang bercerai-berai, dan hawa nafsu

yang berpecah-belah, dengan membebaskannya dari kegelapan kebatilan, dan mengarahkan

serta menunjukinya kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Islam adalah agama yang lurus,

yang sangat bijaksana dan sempurna dalam segala berita dan hukum-hukumnya. Ia tidak

memberitakan kecuali dengan jujur dan benar, dan tidak menghukum kecuali dengan yang

baik dan adil, yaitu: ’aqidah yang benar, amalan yang tepat, akhlak yang utama dan etika

yang mulia.

Syari’ah Islam bertujuan untuk mewujudkan hal-hal berikut:

1. Memperkenalkan manusia dengan Tuhan dan Pencipta mereka, melalui nama-nama-Nya

yang mulia dan sifat-sifat-Nya yang agung, serta perbuatan-perbuatan-Nya yang

sempurna.

2. Menyeru manusia untuk beribadah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya;

dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya, yang

merupakan kemaslahatan bagi mereka di dunia dan akhirat.

3. Mengingatkan mereka akan keadaan dan tempat kembali mereka setelah mati, dan apa

yang akan mereka hadapi di dalam kubur, serta ketika dibangkitkan dan dihisab.

Kemudian tempat kembali mereka surga atau neraka.

Makalah | Agama Islam 1

Page 4: Makalah Agama Islam

B. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah :

1. Untuk lebih meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT agar sebagai ummatnya

kita lebih memahami makna dari islam.

2. Untuk memperdalam pengetahuan kita tentang apa itu islam, karena sekarang ini banyak

sekali Paham – Paham yang menyimpang dari agama islam meski terkadang mereka

mengaku beragama islam.

3. Agar kita mengetahui apa saja yang bisa membatalkan keislaman kita, sehingga bisa

menghindari kita dari kesesatan akidah dengan berbagai banyak Paham yang

berkembang di Masyarakat sekitar kita.

C. Rumusan Permasalahan

Permasalahan yang ada dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana Aqidah Islam yang sesungguhnya, agar kita bisa memahami Agama Islam?

2. Apakah Islam itu dan bagaimana meng-aplikasikannya dalam kehidupan kita sehari –

hari? Sebagai muslim tentunya kita harus berbuat selayaknya seorang muslim sejati.

Makalah | Agama Islam 2

Page 5: Makalah Agama Islam

BAB II

AGAMA ISLAM

A. PENGERTIAN ISLAM

Islam berasal dari bahasa arab artinya sejahtera , aman, harmoni dan sedangkan

menurut istilah adalah menyerah diri kepada Allah SWT yang Maha Berkuasa dengan

mentauhidkannya dengan penuh kenyakinan serta melaksanakan segala perintah-Nya dan

meninggalkan segala bentuk larangan-Nya.

Maksud Islam adalah , Agama yang diciptakan oleh Allah SWT yang sempurna dengan

segala peraturan yang mengatur kehidupan manusia , baik yang mengenai orang

perorangan , kekeluargaan, kemasyarakatan dan kenegaraan sekaligus menghubungkan

manusia dengan Tuhan dan manusia dengan alam dengan menjamin kesejahteraan ,

keselamatan , kesempurnaan dan kebahgiaan di dunia dan di akhirat .

Islam sbagai “Ad-Dinn” mengajarkan dan menyuruh umatnya berpandangan jauh

dengan mengambil kepentingan dunia dan akhirat secara seimbang dan selaras. Islam

memberi perhatian kepada kepentingan jasmani dan kepentingan rohani, agama dan

kemajuan di dunia dan akhirat.

Perkataan “Ad-Dinn”dalam bahasa arab membawa pengertian kepada agama.

Maksudnya suatu cara hidup atau atau bentuk hidup atau peraturan hidup atau suatu

pegangan hidup . Islam ialah agama dan tidak semua agama itu Islam . Maka jika dua

perkataan itu digandingan , ia menjadi  Agama Islam yang memabwa maksud suatu

pegangan hidup atau cara hidup yang menjamin segala keselamatan di dunia dan akhirat .

Firman Allah ;

Makalah | Agama Islam 3

Page 6: Makalah Agama Islam

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-

orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,

karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-

ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Al Imran : 19)

B. LANDASAN AGAMA ISLAM

Wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah yaitu :

1. Ilmu, ialah mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam

berdasarkan dalil-dalil.

2. Amal yaitu menerapkan ilmunya

3. Dakwah yaitu mengajak orang kepada kebajikan

4. Sabar, ialah tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu,

mengamalkannya dan berda'wah kepadanya.

Firman Allah SWT :

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-

orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya

mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr

: 1-3)

Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan

mengamalkan ketiga perkara ini :

1. Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan yang memberi rizki kepada kita. Allah

tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita

seorang rasul, maka barangsiapa mentaati rasul tersebut pasti akan masuk surga dan

barangsiapa menyalahinya pasti akan masuk neraka.

Allah SWT berfirman :"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu seorang

rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus kepada

Makalah | Agama Islam 4

Page 7: Makalah Agama Islam

Fir'aun seorang rasul, tetapi Fir'aun mendurhakai rasul itu, maka Kami siksa ia

dengan siksaan yang berat". ( QS. Al-Muzammil : 15-16)

2. Bahwa Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia

dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekat

atau dengan seorang nabi yang diutus manjadi rasul. Allah Ta'ala berfirman :"Dan

sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu

menyembah seorang-pun di dalamnya disamping (menyembah) Allah". (Al-Jinn : 18)

3. Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah, tidak boleh

bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun

mereka itu keluarga dekat.

C. RUKUN IMAN

Ada beberapa hal yang diserukan pertama kali oleh islam yaitu “Rukun Iman” yang

menjadi syarat keimanan kita yang harus kita percaya. Apa saja rukun iman? Rukun iman

ada 6 perkara :

1. Beriman Kepada Allah SWT

Beriman kepada Allah SWT adalah hal yang paling utama kita yakini, ini dapat kita

wujudkan dengan hal – hal sebagai berikut :

a. Satu: Beriman kepada rububiyyah Allah Ta’ala, maksudnya: Allah adalah Tuhan,

Pencipta, Pemilik dan Pengatur segala urusan.

b. Beriman kepada uluhiyyah Allah Ta’ala, maksudnya: Allah Ta’ala sajalah Tuhan

yang berhak disembah, dan semua sesembahan selain-Nya adalah batil.

c. Beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat-Nya, maksudnya: bahwasanya Allah

Ta’ala memiliki nama-nama yang mulia, dan sifat-sifat yang sempurna serta agung

sesuai dengan yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi

wasallam .

Makalah | Agama Islam 5

Page 8: Makalah Agama Islam

2. Beriman Kepada Malaikat

Malaikat adalah hamba-hamba yang mulia. Mereka diciptakan oleh Allah untuk

beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-Nya. Allah telah membebankan

kepada mereka berbagai tugas. Sebagai muslim kita wajib mengetahui dan menyakini

mereka, ada 10 malaikat yang wajib kita ketahui yaitu :

- Malaikat Jibril yang ditugaskan untuk menyampaikan wahyu yang diturunkan oleh

Allah kepada para Nabi dan Rasul-Nya.

- Malaikat Mikail yaitu malaikat yang bertugas membagi / mengatur rezeki dan

menurunkan hujan.

- Malaikat Izrail yaitu melaikat yang ditugaskan untuk mencabut nyawa

- Malaikat Israfil yang bertugas meniup sangkakala di hari kiamat.

- Malaikat Rakib dan Atib bertugas untuk mencatat amal baik dan perbuatan buruk

manusia selama hidup di dunia.

- Malaikat Munkar dan Nakir bertugas untuk menanyai (mengadili) manusia di alam

kubur dengan pertanyaan : Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu? Apa

Kitabmu? dan Siapa Saudaramu? Maka agar manusia selamat dari siksa kubur, kita

harus menjawab “ Allah Tuhanku, Islam Agamaku, Nabi Muhammad Nabiku,

Alqur’an sebagai kitabku dan Kaum Muslimin adalah Saudaraku” .

Bisa atau tidaknya kita menjawab pertanyaan kedua malaikat tersebut tergantung

dari Amal perbuatan kita selama masih hidup di dunia, jika kita memiliki amal

shaleh yang lebih banyak maka insya Allah kita akan menjawab dengan sempurna,

apa bila sebaliknya maka siksa kubur akan menanti kita.

- Malaikat Malik dan Ridwan ditugaskan sebagai penjaga pintu syurga yang

dijanjikan oleh Allah kepada orang – orang yang beriman kepadanya dan menjaga

pintu neraka bagi mereka yang tidak meyakini keberadaan Allah SWT.

3. Beriman Kepada Kitab – Kitab Allah

Allah SWT yang maha agung telah menurunkan kitab – kitab-Nya kepada para Nabi dan

Rasul-Nya yang mengandung petunjuk dan kebaikan. diantara kitab – kitab yang kita

kethui diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya yaitu :

Makalah | Agama Islam 6

Page 9: Makalah Agama Islam

a. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa Alaihis salam menjadi kitab bagi kaum

Bani Israil.

b. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud Alaihis Salam

c. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa Alaihis Salam

d. Kitab Shuhuf diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa Alaihis Salam

e. Kitab Al Qur’an diturnkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi pedoman

hidup seluruh ummat. Dengan diturunkannya maka Allah SWT telah menghapus

kitab – kitab sebelumnya dan Allah SWT telah menjamin untuk menjaganya karena

menjadi hujjah bagi seluruh ummat sampai hari kiamat .

4. Beriman Kepada Nabi dan Rasul

Allah telah mengutus para rasul kepada makhluk-Nya. Nabi pertama adalah Nabi

Adam Alaihis Salam dan yang terakhir adalah Muhammad SAW. Dan semua nabi dan

rasul itu adalah manusia biasa, tidak memiliki sedikitpun sifat-sifat ketuhanan. Mereka

adalah hamba-hamba Allah yang telah dimuliakan dengan kerasulan. Dan Allah telah

mengakhiri semua syari’at dengan syari’at Muhammad SAW. Beliau diutus untuk

seluruh manusia. Maka tidak ada lagi nabi sesudahnya.

5. Beriman Kepada Hari Akhirat

Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, Ketika Allah membangkitkan

manusia dalam keadaan hidup untuk kekal di tempat yang penuh kenikmatan atau di

tempat siksaan yang amat pedih.

Beriman kepada Hari Akhir meliputi beriman kepada semua yang akan terjadi

setelah mati, yaitu: ujian kubur, kenikmatan dan siksaannya, serta apa yang akan terjadi

setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian surga atau neraka.

6. Beriman Kepada Takdir

Takdir artinya: beriman bahwasanya Allah telah mentaqdirkan semua yang ada dan

menciptakan seluruh makhluk sesuai dengan ilmu-Nya yang terdahulu, dan menurut

Makalah | Agama Islam 7

Page 10: Makalah Agama Islam

kebijaksanaan-Nya. Maka segala sesuatu telah diketahui oleh Allah, serta telah pula

tertulis disisi-Nya, dan Dialah yang telah menghendaki dan menciptakannya.

D. RUKUN ISLAM

Selain rukun iman ada juga rukun islam yang menjadi pilar – pilar islam, sehingga seorang

belum menjadi seorang muslim sebelum mengimani dan melaksanakn kelima rukun islam

tersebut.

1. Syahadat (Bersaksi)

Syahadat (bersaksi) bahwa, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan

bahwasanya Muhammad itu adalah Rasulullah. Syahadat ini merupakan kunci Islam

dan pondasi bangunannya.

2. Mendirikan Shalat lima waktu

Allah syari’atkan sebagai hubungan antara seorang muslim dengan Tuhannya. Di

dalamnya dia bermunajat dan berdo’a kepada-Nya, di samping agar menjadi pencegah

bagi muslim dari perbuatan keji dan munkar.

3. Membayar Zakat

Zakat Itu ada 2 yaitu Zakat Fitrah dan Zakat Mal.

a. Zakat Fitrah yakni zakat yang dikeluarkan oleh setiap muslim yang memiliki

kelebihan harta dari sejak lahir di Bulan Ramadhan. Zakat fitrah ini wajib

hukumnya bagi orang yang wajib mengelurkannya untuk menyempurnakan ibadah

puasanya.

b. Zakat Mal

Makalah | Agama Islam 8

Page 11: Makalah Agama Islam

Yaitu: sedekah yang dibayar oleh orang yang memiliki harta sampai nisab (kadar

tertentu) setiap tahun, kepada yang berhak menerimanya seperti orang-orang fakir dan

lainnya, di antara yang berhak menerima zakat.

Dan zakat itu tidak diwajibkan atas orang fakir yang tidak memiliki nisab, tapi hanya

diwajibkan atas orang-orang kaya untuk menyempurnakan agama dan islam mereka,

meningkatkan kondisi dan akhlak mereka, menolak segala bala dari mereka dan harta

mereka, mensucikan mereka dari dosa, di samping sebagai bantuan bagi orang-orang

yang membutuhkan dan fakir di antara mereka, serta untuk memenuhi kebutuhan

keseharian mereka, sementara zakat hanyalah merupakan bagian kecil sekali dari

jumlah harta dan rizki yang diberikan Allah kepada mereka.

4. Berpuasa

Yaitu selama satu bulan saja setiap tahun, pada bulan Ramadhan yang mulia, yakni

bulan kesembilan dari bulan-bulan Hijriah. Kaum muslimin secara keseluruhan

serempak meninggalkan kebutuhan-kebutuhan pokok mereka; makan, minum dan

jima’, di siang hari; mulai dari terbit fajar sampai matahari terbenam.

Dan semua itu akan diganti oleh Allah bagi mereka -berkat karunia dan kemurahannya-

dengan penyempurnaan agama dan iman mereka, serta peningkatan kesempurnaan diri,

dan banyak lagi ganjaran dan kebaikan lainnya; baik, di dunia maupun di akhirat yang

telah dijanjikan Allah bagi orang-orang yang berpuasa.

5. Haji bagi Orang yang Mampu

Yaitu menuju Masjidil haram untuk melakukan ibadah tertentu. Allah

mewajibkannya atas orang yang mampu sekali seumur hidup. Pada waktu itu kaum

muslimin dari segala penjuru berkumpul di tempat yang paling mulia di muka bumi ini,

menyembah Tuhan Yang Satu, memakai pakaian yang sama, tidak ada perbedaan

antara pemimpin dan yang dipimpin, antara si kaya dan si fakir dan antara yang berkulit

Makalah | Agama Islam 9

Page 12: Makalah Agama Islam

putih dan berkulit hitam. Mereka semua melaksanakan bentuk-bentuk ibadah tertentu,

yang terpenting di antaranya adalah: Wukuf di padang Arafah, thawaf di Ka’bah yang

mulia, kiblatnya kaum muslimin, dan sa’i antara bukit Shafa dan Marwah.

Dan di dalam pelaksanan haji itu terdapat manfaat-manfaat yang tidak terhingga

banyaknya, baik dari segi agama maupun dunia.

E. MAKNA IMAN DAN ISLAM

Tidak ada keberuntungan bagi umat manusia di dunia dan akhirat kecuali dengan Islam.

Kebutuhan mereka terhadapnya melebihi kebutuhan terhadap makanan, minuman, dan

udara. Setiap manusia membutuhkan syari'at. Maka, dia berada di antara dua gerakan:

gerakan yang menarik kepada perkara yang berguna dan gerakan yang menolak mara

bahaya. Islam adalah penerang yang menjelaskan perkara yang bermanfaat dan berbahaya.

Agama Islam ada tiga tingkatan: Islam, iman dan ihsan. Dan setiap tingkatan

mempunyai rukun.

C.1. Perbedaan diantara Iman, Islam dan Ihsan

Islam dan iman bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud dengan

Islam adalah amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima, dan

pengertian iman adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman yang

enam. Dan bila hanya salah satunya (yang disebutkan) maka maksudnya adalah makna

dan hukum keduanya.

Ruang lingkup ihsan lebih umum daripada iman, dan iman lebih umum daripada

Islam. Ihsan lebih umum dari sisi maknanya; karena ia mengandung makna iman.

Seorang hamba tidak akan bisa menuju martabat ihsan kecuali apabila ia telah

merealisasikan iman dan ihsan lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli ihsan

adalah segolongan ahli iman. Maka, setiap muhsin adalah mukmin dan tidak setiap

mukmin adalah muhsin.

Makalah | Agama Islam 10

Page 13: Makalah Agama Islam

Iman lebih umum daripada Islam dari maknanya; karena ia mengandung Islam.

Maka, seorang hamba tidak akan sampai kepada tingkatan iman kecuali apabila telah

merealisasikan Islam dan iman lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli iman

adalah segolongan dari ahli Islam (muslim), bukan semuanya. Maka, setiap mukmin

adalah muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin.

C.2. Islam

Islam adalah berserah diri kepada Allah SWT dengan tauhid dan tunduk kepada-

Nya dengan taat dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya. Barangsiapa

yang berserah diri kepada Allah SWT saja, maka dia adalah seorang muslim. Dan

barangsiapa yang berserah diri kepada Allah SWT dan yang lainnya, maka dia adalah

seorang musyrik. Dan barangsiapa yang tidak berserah diri kepada Allah SWT, maka

dia seorang kafir yang sombong.

C.3. Iman

Iman: Engkau beriman kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-

rasul-Nya, hari kiamat, dan engkau beriman kepada qadar (ketentuan) baik dan

buruknya.

Iman adalah ucapan dan perbuatan. Ucapan hati dan lisan, dan amal hati, lisan dan

anggota tubuh, iman itu bertambah dengan taat dan berkurang dengan maksiat.

Cabang-cabang iman:

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, “Iman terbagi

lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah ucapan

laailaa ha illallah dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan

sifat malu termasuk satu cabang dari iman." (HR. Muslim).

Tingkatan-tingkatan Iman:

Iman itu memiliki rasa, manis dan hakekat.

Makalah | Agama Islam 11

Page 14: Makalah Agama Islam

1. Adapun rasanya iman, maka Nabi Muhammad SAW menjelaskan dengan sabda-

Nya: "Yang merasakan nikmatnya iman adalah orang yang ridha kepada Allah

SWT sebagai Rabb (Tuhan), Islam sebagai agama, dan Muhammad SAW sebagai

rasul." (HR. Muslim)

2. Adapun manisnya iman, maka Nabi Muhammad SAW menjelaskan dengan

sabdanya: "Ada tiga perkara, jika terdapat dalam diri seseorang, niscaya dia

merasakan nikmatnya iman: bahwa Allah SWT dan Rasul-Nya SAW lebih

dicintainya dari apapun selain keduanya, dia tidak mencintai seseorang kecuali

karena Allah SWT, dan dia benci kembali kepada kekafiran sebagaimana dia benci

dilemparkan dalam api neraka." Muttafaqun 'alaih.

3. Adapun hakekat iman, maka bisa didapatkan oleh orang yang memiliki hakekat

agama. Berdiri tegak memperjuangkan agama, dalam ibadah dan dakwah, berhijrah

dan menolong, berjihad dan berinfak.

Allah SWT Berfirman dalam Kitab-Nya:

Artinya :

2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

4. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.

Makalah | Agama Islam 12

Page 15: Makalah Agama Islam

Seorang hamba tidak bisa mencapai hakekat iman sehingga dia mengetahui bahwa

apapun yang menimpanya tidak akan luput darinya dan apapun yang luput darinya

pasti tidak akan menimpanya.

Kesempurnaan Iman:

Cinta yang sempurna kepada Allah SWT Rasul-Nya memberikan konsekuensi

adanya sesuatu yang dicintainya. Apabila cinta dan bencinya hanya karena Allah

SWT, yang keduanya adalah amal ibadah hati, dan pemberian dan tidak memberinya

hanya karena Allah, yang keduanya adalah amal ibadah badan, niscaya hal itu

menunjukkan kesempurnaan iman dan kesempurnaan cinta kepada Allah SWT.

Dari Abu Umamah R.A, dari Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa cinta karena

Allah, memberi karena Allah, dan melarang karena Allah SWT, niscaya dia telah

menyempurnakan iman." (HR: Abu Daud)

Termasuk Perkara-Perkara Keimanan

Cinta kepada Rasulullah SAW:

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak beriman

(sempurna) seseorang di antara kamu sehingga aku lebih dicintainya dari pada

ayahnya, anaknya, dan menusia sekalian." Muttafaqun 'alaih.

Mencintai kaum anshar:

Dari Anas RA, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, "Tanda iman

adalah mencintai kaum anshar dan tanda kemunafikan adalah membenci kaum

anshar."Muttafaqun 'alaih

Mencintai orang-orang yang beriman:

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Kamu tidak bisa

masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman sehingga kaum saling

mencintai. Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang apabila kaum lakukan niscaya

kalian saling mencintai, tebarkanlah salam di antara kamu." (HR. Muslim)

Makalah | Agama Islam 13

Page 16: Makalah Agama Islam

Mencintai saudaranya sesama Islam:

Dari Anas bin Malik RA, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, "Tidak

beriman (sempurna) seseorang kamu sehingga dia mencintai saudaranya –atau

tetangganya- apa yang dia cintai untuknya dirinya." Muttafaqun a'alaih

Mencintai tetangga dan tamu, serta tidak bicara kecuali tentang yang baik:

Dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Barang siapa

beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam.

Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah ia

memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,

hendaklah dia memuliakan tamunya." Muttafaqun 'Alaih.

Memerintahkan yang ma'ruf dan melarang yang mungkar:

Dari Abu Sa'id al-Khudri RA, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,

'Barang siapa di antara kalian melihat yang mungkar (yang dilarang agama)

hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah

dia merubahnya) dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah dia

merubahnya dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim)

Nasehat:

Dari Tamim ad-Darimi RA, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda, " Agama

adalah nasehat.' Kami bertanya, 'Untuk siapa?' Beliau menjawab, 'Untuk Allah SWT

kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan umat Islam secara umum."

HR. Muslim.

Iman adalah amalan yang paling utama:

Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW ditanya: 'Apakah amalan yang

paling utama?' Beliau menjawab, 'Iman kepada Allah SAW dan Rasul-Nya.' Beliau

ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'Jihad di jalan Allah SAW.' Beliau

ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'Haji yang mabrur." Muttafaqun

'Alaih.

Makalah | Agama Islam 14

Page 17: Makalah Agama Islam

Iman bertambah dengan taat dan berkurang dengan perbuatan maksiat:

1, Firman Allah SWT:

Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min

supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).

(QS. Al-Fath :4)

2, Dari Anas bin Malik RA, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, "Akan

keluar dari neraka orang yang pernah berkata: 'Tiada Ilah (yang berhak disembah)

selain Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat rambut. Akan keluar dari

neraka orang yang pernah berkata: 'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah'

dan di hatinya ada kebaikan seberat biji gandum. Dan akan keluar dari neraka orang

yang pernah berkata:'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di dalam

hatinya ada kebaikan seberat biji sawi (atom)." Dan dalam satu riwayat: 'iman' di

tempat 'kebaikan'.

Amal perbuatan orang kafir yang dilakukannya sebelum Islam:

1, Apabila orang kafir masuk Islam, kemudian ia berbuat baik, maka segala keburukan

diampuni untuknya, karena firman Allah SWT:

Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu :"Jika mereka berhenti (dari

kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka

yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada

mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu". (QS. Al-Anfaal :38)

Makalah | Agama Islam 15

Page 18: Makalah Agama Islam

2, Dan segala amal kebaikan (yang dilakukannya semasa kufur) diberikan pahala

kepadanya, berdasarkan riwayat bahwa Hakim bin Hizam RA bertanya kepada

Rasulullah SAW: 'Bagaimana pendapatmu terhadap beberapa perkara (kebaikan) yang

pernah saya lakukan di masa jahiliyah, apakah ada balasannya untuk saya?' Rasulullah

SAW bersabda kepadanya:'Kamu masuk Islam bersama kebaikan yang pernah kamu

lakukan." Muttafaqun 'Alaih.

3, Dan (sebaliknya) barang siapa yang masuk Islam, kemudian melakukan dosa, maka

dia disiksa dengan (dosa) pertama dan yang terakhir. Berdasarkan sabda Nabi

Muhammad SAW: 'Barang siapa yang berbuat di masa Islam, niscaya tidak disiksa

karena perbuatan buruk yang dia lakukan di masa jahiliyah. Dan barang siapa yang

berbuat kejahatan di masa sesudah Islam, niscaya dia disiksa karena (dosa) yang

pertama dan terakhir." Muttafaqun 'Alaih.

F. AKIDAH ISLAM

Akidah secara bahasa artinya ikatan. Sedangkan secara istilah akidah artinya

keyakinan hati dan pembenarannya terhadap sesuatu. Dalam pengertian agama maka

pengertian akidah adalah kandungan rukun iman, yaitu Beriman kepada Allah, Malaikat-

Nya, Kitab – Kitab-Nya, Nabi dan Rasul-Nya, Hari Kiamat dan Beriman kepada Takdir.

Sehingga akidah ini juga bisa diartikan dengan keimanan yang mantap tanpa disertai

keraguan di dalam hati seseorang (lihat At Tauhid lis Shaffil Awwal Al ‘Aali hal. 9, Mujmal

Ushul hal. 5)

1. Kedudukan Akidah Yang Benar

Akidah yang benar merupakan landasan tegaknya agama dan kunci diterimanya

amalan. Hal ini sebagaimana ditetapkan oleh Allah SWT di dalam firman-Nya:

Makalah | Agama Islam 16

Page 19: Makalah Agama Islam

“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya

hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya

dalam beribadah kepada-Nya.” (QS. Al Kahfi: 110)

Allah SWT juga berfirman :

“Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu: Sungguh,

apabila kamu berbuat syirik pasti akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-benar

akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65)

Ayat-ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa amalan tidak akan diterima apabila

tercampuri dengan kesyirikan. Oleh sebab itulah para Rasul sangat memperhatikan

perbaikan akidah sebagai prioritas pertama dakwah mereka. Inilah dakwah pertama yang

diserukan oleh para Rasul kepada kaum mereka; menyembah kepada Allah saja dan

meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya.

Hal ini telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya :

“Dan sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul yang menyerukan

‘Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut (sesembahan selain Allah)’” (QS. An Nahl: 36)

Bahkan setiap Rasul mengajak kepada kaumnya dengan seruan yang serupa yaitu,

“Wahai kaumku, sembahlah Allah. Tiada sesembahan (yang benar) bagi kalian selain

Dia.” (lihat QS. Al A’raaf: 59, 65, 73 dan 85). Inilah seruan yang diucapkan oleh Nabi

Nuh, Hud, Shalih, Syu’aib dan seluruh Nabi-Nabi kepada kaum mereka.

Makalah | Agama Islam 17

Page 20: Makalah Agama Islam

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menetap di Mekkah sesudah beliau diutus sebagai

Rasul selama 13 tahun mengajak orang-orang supaya mau bertauhid (mengesakan Allah

dalam beribadah) dan demi memperbaiki akidah. Hal itu dikarenakan akidah adalah

fondasi tegaknya bangunan agama. Para dai penyeru kebaikan telah menempuh jalan

sebagaimana jalannya para nabi dan Rasul dari jaman ke jaman. Mereka selalu memulai

dakwah dengan ajaran tauhid dan perbaikan akidah kemudian sesudah itu mereka

menyampaikan berbagai permasalahan agama yang lainnya (lihat At Tauhid Li Shaffil

Awwal Al ‘Aali, hal. 9-10).

2. Sebab – Sebab Penyimpangan Akidah

Penyimpangan dari akidah yang benar adalah sumber petaka dan bencana. Seseorang yang tidak

mempunyai akidah yang benar maka sangat rawan termakan oleh berbagai macam keraguan dan

kerancuan pemikiran, sampai-sampai apabila mereka telah berputus asa maka mereka pun

mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat mengenaskan yaitu dengan bunuh diri.

Sebagaimana pernah kita dengar ada remaja atau pemuda yang gantung diri gara-gara diputus

pacarnya.

Begitu pula sebuah masyarakat yang tidak dibangun di atas fondasi akidah yang benar akan

sangat rawan terbius berbagai kotoran pemikiran materialisme (segala-galanya diukur dengan

materi), sehingga apabila mereka diajak untuk menghadiri pengajian-pengajian yang membahas

ilmu agama mereka pun malas karena menurut mereka hal itu tidak bisa menghasilkan

keuntungan materi. Jadilah mereka budak-budak dunia, shalat pun mereka tinggalkan, masjid-

masjid pun sepi seolah-olah kampung di mana masjid itu berada bukan kampungnya umat Islam.

Alangkah memprihatinkan, wallaahul musta’aan (disadur dari At Tauhid Li Shaffil Awwal Al

‘Aali, hal. 12)

Oleh karena peranannya yang sangat penting ini maka kita juga harus mengetahui sebab-sebab

penyimpangan dari akidah yang benar. Di antara penyebab itu adalah:

1. Bodoh terhadap prinsip-prinsip akidah yang benar. Hal ini bisa terjadi karena sikap

tidak mau mempelajarinya, tidak mau mengajarkannya, atau karena begitu sedikitnya

perhatian yang dicurahkan untuknya. Ini mengakibatkan tumbuhnya sebuah generasi

Makalah | Agama Islam 18

Page 21: Makalah Agama Islam

yang tidak memahami akidah yang benar dan tidak mengerti perkara-perkara yang

bertentangan dengannya, sehingga yang benar dianggap batil dan yang batil pun

dianggap benar. Hal ini sebagaimana pernah disinggung oleh Umar bin Khaththab

radhiyallahu ‘anhu, “Jalinan agama Islam itu akan terurai satu persatu, apabila di

kalangan umat Islam tumbuh sebuah generasi yang tidak mengerti hakikat

jahiliyah.”

2. Ta’ashshub (fanatik) kepada nenek moyang dan tetap mempertahankannya meskipun

hal itu termasuk kebatilan, dan meninggalkan semua ajaran yang bertentangan

dengan ajaran nenek moyang walaupun hal itu termasuk kebenaran. Keadaan ini

seperti keadaan orang-orang kafir yang dikisahkan Allah di dalam ayat-Nya,

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Ikutilah wahyu yang diturunkan Tuhan

kepada kalian!’ Mereka justru mengatakan, ‘Tidak, tetapi kami tetap akan mengikuti

apa yang kami dapatkan dari nenek-nenek moyang kami’ (Allah katakan) Apakah

mereka akan tetap mengikutinya meskipun nenek moyang mereka itu tidak memiliki

pemahaman sedikit pun dan juga tidak mendapatkan hidayah?” (QS. Al Baqarah:

170)

3. Taklid buta (mengikuti tanpa landasan dalil). Hal ini terjadi dengan mengambil

pendapat-pendapat orang dalam permasalahan akidah tanpa mengetahui landasan

dalil dan kebenarannya. Inilah kenyataan yang menimpa sekian banyak kelompok-

kelompok sempalan seperti kaum Jahmiyah, Mu’tazilah dan lain sebagainya. Mereka

mengikuti saja perkataan tokoh-tokoh sebelum mereka padahal mereka itu sesat.

Maka mereka juga ikut-ikutan menjadi tersesat, jauh dari pemahaman akidah yang

benar.

4. Berlebih-lebihan dalam menghormati para wali dan orang-orang saleh. Mereka

mengangkatnya melebihi kedudukannya sebagai manusia. Hal ini benar-benar terjadi

hingga ada di antara mereka yang meyakini bahwa tokoh yang dikaguminya bisa

mengetahui perkara gaib, padahal ilmu gaib hanya Allah yang mengetahuinya. Ada

Makalah | Agama Islam 19

Page 22: Makalah Agama Islam

juga di antara mereka yang berkeyakinan bahwa wali yang sudah mati bisa

mendatangkan manfaat, melancarkan rezeki dan bisa juga menolak bala dan

musibah. Jadilah kubur-kubur wali ramai dikunjungi orang untuk meminta-minta

berbagai hajat mereka. Mereka beralasan hal itu mereka lakukan karena mereka

merasa sebagai orang-orang yang banyak dosanya, sehingga tidak pantas menghadap

Allah sendirian. Karena itulah mereka menjadikan wali-wali yang telah mati itu

sebagai perantara. Padahal perbuatan semacam ini jelas-jelas dilarang oleh

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Allah melaknat kaum

Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kubur-kubur Nabi mereka sebagai

tempat ibadah.” (HR. Bukhari). Beliau memperingatkan umat agar tidak melakukan

sebagaimana apa yang mereka lakukan Kalau kubur nabi-nabi saja tidak boleh lalu

bagaimana lagi dengan kubur orang selain Nabi ?

5. Lalai dari merenungkan ayat-ayat Allah, baik ayat kauniyah maupun qur’aniyah. Ini

terjadi karena terlalu mengagumi perkembangan kebudayaan materialistik yang

digembar-gemborkan orang barat. Sampai-sampai masyarakat mengira bahwa

kemajuan itu diukur dengan sejauh mana kita bisa meniru gaya hidup mereka.

Mereka menyangka kecanggihan dan kekayaan materi adalah ukuran kehebatan,

sampai-sampai mereka terheran-heran atas kecerdasan mereka. Mereka lupa akan

kekuasaan dan keluasan ilmu Allah yang telah menciptakan mereka dan

memudahkan berbagai perkara untuk mencapai kemajuan fisik semacam itu. Ini

sebagaimana perkataan Qarun yang menyombongkan dirinya di hadapan manusia.

“Sesungguhnya aku mendapatkan hartaku ini hanya karena pengetahuan yang

kumiliki.” (QS. Al Qashash: 78). Padahal apa yang bisa dicapai oleh manusia itu

tidaklah seberapa apabila dibandingkan kebesaran alam semesta yang diciptakan

Allah SWT berfirman ,

“Allah lah yang menciptakan kamu dan perbuatanmu.” (QS. Ash Shaffaat: 96)

Makalah | Agama Islam 20

Page 23: Makalah Agama Islam

6. Kebanyakan rumah tangga telah kehilangan bimbingan agama yang benar. Padahal

peranan orang tua sebagai pembina putra-putrinya sangatlah besar. Hal ini

sebagaimana telah digariskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Setiap bayi

dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya

Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Bukhari). Kita dapatkan anak-anak telah besar

di bawah asuhan sebuah mesin yang disebut televisi. Mereka tiru busana artis idola,

padahal busana sebagian mereka itu ketat, tipis dan menonjolkan aurat yang harusnya

ditutupi. Setelah itu mereka pun lalai dari membaca Al Qur’an, merenungkan makna-

maknanya dan malas menuntut ilmu agama.

7. Kebanyakan media informasi dan penyiaran melalaikan tugas penting yang mereka

emban. Sebagian besar siaran dan acara yang mereka tampilkan tidak memperhatikan

aturan agama. Ini menimbulkan fasilitas-fasilitas itu berubah menjadi sarana perusak

dan penghancur generasi umat Islam. Acara dan rubrik yang mereka suguhkan

sedikit sekali menyuguhkan bimbingan akhlak mulia dan ajaran untuk menanamkan

akidah yang benar. Hal itu muncul dalam bentuk siaran, bacaan maupun tayangan

yang merusak. Sehingga hal ini menghasilkan tumbuhnya generasi penerus yang

sangat asing dari ajaran Islam dan justru menjadi antek kebudayaan musuh-musuh

Islam. Mereka berpikir dengan cara pikir aneh, mereka agungkan akalnya yang

cupet, dan mereka jadikan dalil-dalil Al Qur’an dan Hadits menuruti kemauan

berpikir mereka. Mereka mengaku Islam akan tetapi menghancurkan Islam dari

dalam. (disadur dengan penambahan dari At Tauhid li Shaffil Awwal Al ‘Aali, hal. 12-

13).

Makalah | Agama Islam 21

Page 24: Makalah Agama Islam

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa tidak agama apapun yang diridhai

oleh Allah SWT sebagai pencipta kecuali agama islam. Sunnguh tidaklah benar apabila kita

membenarkan Paham – Paham sekarang yang berkembang di masyarakat yaitu paham

Pluralisme yang mengatakan “Semua Agama itu sama di Sisi Tuhan, perbedaan itu adalah

sebagai cara untuk menuju Tuhan”. Banyak tokoh – tokoh besar yang menganut paham

tersebut sehingga kita patut waspada terhadap paham itu. Karena itu jelaslah salah karena

dalam Al Qur’an sudah cukup tegas menjelaskan kepada kita bahwa “Sesungguhnya agama

yang diridhai oleh Allah adalah Islam.” (QS. Al Imron : 19).

Selanjutnya, Islam juga telah mengatur kehidupan pemeluknya secara individu dan

kelompok, dengan konsep yang menjamin kebahagiaan hidup mereka dunia dan akhirat.

Islam membolehkan bahkan mendorong mereka untuk nikah, dan sebaliknya mengharamkan

atau melarang perbuatan zina, sodomi dan segala bentuk prilaku kotor lainnya. Ia

mewajibkan menjalin hubungan antar kerabat, mengasihi orang-orang fakir dan miskin serta

menyantuni mereka, sebagaimana Islam juga mewajibkan dan mendorong untuk berakhlak

mulia, serta mengharamkan dan melarang segala bentuk moral yang hina.

Islam membolehkan bagi mereka usaha yang baik melalui perdagangan, persewaan dan

semacamnya, serta mengharamkan praktek riba, segala bentuk perdagangan yang terlarang

dan semua yang mengandung unsur penipuan atau pengelabuan.

Sebagaimana Islam juga memperhatikan perbedaan manusia dalam konsisten terhadap

ajarannya dan memelihara hak-hak orang lain, untuk itu ditetapkan sanksi-sanksi yang

mencegah untuk terjadinya berbagai pelanggaran terhadap hak-hak Allah seperti: murtad,

berzina, meminum khamar dan semacamnya, begitu juga ditetapkan sanksi-sanksi yang

mencegah akan terjadinya pelanggaran terhadap hak-hak sesama manusia, seperti

membunuh, mencuri, menuduh orang lain berbuat zina, atau menganiaya dengan memukul

atau menyakiti. Sanksi-sanksi tersebut sangat sesuai dengan bentuk kejahatannya tanpa

berlebih-lebihan.

Makalah | Agama Islam 22

Page 25: Makalah Agama Islam

Sebagaimana Islam juga telah mengatur dan memberi batasan terhadap hubungan antara

rakyat dan penguasa, dengan mewajibkan rakyat untuk ta’at selama bukan dalam maksiat

kepada Allah, dan mengharamkan kepada mereka memberontak atau menentang, karena bisa

menimbulkan kerusakan-kerusakan secara umum atau khusus.

Sebagai penutup, dapat kita katakan bahwa Islam telah merangkum ajaran yang

membangun dan menciptakan hubungan yang benar dan amalan yang tepat antara hamba dan

Tuhannya dan antara seseorang dengan masyarakatnya dalam segala urusan. Maka tak

satupun kebaikan, baik itu dari segi akhlak maupun mu’amalat, melainkan Islam telah

membimbing dan mendorong ummat untuk melaksanakannya, dan sebaliknya tak satupun

keburukan dalam hal akhlak ataupun mu’amalat melainkan Islam telah mencegah dan

melarang ummat untuk melakukannya. Ini semua membuktikan kesempurnaan dan

keindahan agama ini, dalam seluruh sisi dan bagiannya.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

2. SARAN

Sebagai seorang muslim kita diwajibkan untuk saling mengajak kepada kebajikan, oleh

karena itu marilah kita sama – sama introspeksi diri sejauh mana tingkat keimanan kita

kepada sang Pencipta Kita yaitu Allah SWT yang maha agung, agar kita termasuk golongan

orang – orang yang beriman yang telah dijanjikan syurga. Dengan menjalankan segala

perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Makalah | Agama Islam 23

Page 26: Makalah Agama Islam

DAFTAR PUSTAKA

http://islamhouse.com

http://muslim.or.id

http://helwaipj.tripod.com

http://mail-archive.com/[email protected]

http://myislam.blogspot.com

Makalah | Agama Islam 24