makalah 25

26
Perdarahan pada Kehamilan Muda Dynastiani 10 2008 143 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 Email: [email protected] Skenario 4: Ny. B dan suaminya adalah pasangan yang baru menikah 6 bulan lalu. Suatu hari ketika suaminya sedang bekerja, perut Ny. M terasa mules dan keluar darah dari kemaluannya. Sebenarnya ia sudah terlambat bulan tetapi belum memberitahu suaminya karena akan memberi surprise pada suami tercinta. Haid terakhir tgl 1 April 2012. βHCG (+). Pada pemeriksaan didapat T 110/70. N 72/m, P 22/m. Dari vagina tampak bercak darah. Pendahuluan Kita tahu bahwa istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan. [PBL 25] Page 1

description

obgyn

Transcript of makalah 25

Perdarahan pada Kehamilan MudaDynastiani10 2008 143Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 Email: [email protected]

Skenario 4:

Ny. B dan suaminya adalah pasangan yang baru menikah 6 bulan lalu. Suatu hari ketika suaminya sedang bekerja, perut Ny. M terasa mules dan keluar darah dari kemaluannya. Sebenarnya ia sudah terlambat bulan tetapi belum memberitahu suaminya karena akan memberi surprise pada suami tercinta. Haid terakhir tgl 1 April 2012. HCG (+). Pada pemeriksaan didapat T 110/70. N 72/m, P 22/m. Dari vagina tampak bercak darah.

Pendahuluan

Kita tahu bahwa istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan.Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadi perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada usia kehamilan. Pada usia uda sering dikaitkan dengan kejadian abortus, miscariage, early pregnancy loss. Perdarahn yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutama setelah melewati trimester III disebut perdarahn antepartum.1

PEMBAHASAN

ANAMNESIS

1. Nama , alamat dan usia pasien dan suami pasien. 2. Pendidikan dan pekerjaan pasien dan suami pasien. 3. Agama, suku bangsa pasien dan suami pasien. 4. Hari pertama haid terakhir-HPHT ( last menstrual periode-LMP )5. Kehamilan yang ke berapa?6. Ada perdarahan?? Jika ada darah seperti apa cair atau menggumpal??7. Kehamilan sebelumnya pernah mengalami hal yang sama atau tidak?8. Riwayat keluarga 9. Riwayat obstetri: Usia kehamilan ,Proses persalinan ,Keadaan pasca persalinan, masa nifas dan laktasi. 10. Lama perkawinan? pernikahan yang keberapa? 11. Perkawinan terakhir ini sudah berlangsung berapa lama?

PEMERIKSAAN FISIK 2

Keadaan umum Tanda vital (tekanan darah) Berat badan tidak boleh turun > 2,5kg. Kepala dan leher Gambaran kloasma gravidarum merupakan keadaan normal. Gambaran ini terdiri atas bercak kecokelatan yang tidak teratur di sekeliling mata dan melintasi pangkal hidung. Rambut, yang meliputi tekstur, kelembapan dan distribusinya. Rambut yang kering, berminyak dan kadang-kadang sedikit rontok dengan distribusi yang menyeluruh dapat ditemukan. Mata, yang dilihat warna konjungtiva. Anemia pada kehamilan dapat menimbulkan gejala pucat. Mulut, khususnya gusi dan gigi. Pembesaran gingival yang disertai perdarahan sering ditemukan selama kehamilan. Kelenjar tiroid. Lakukan inspeksi dan palpasi pada kelenjar tersebut. Pembesaran yang simetris diperkirakan terjadi selama kehamilan. Pembesaran asimetrik atau mencolok bukan disebabkan karena kehamilan.2 Pemeriksaan toraks dan paru Lakukan inspeksi untuk menentukan pola pernapasan pasien. Meskipun para wanita dengan kehamilan yang lanjut kadang-kadang mengeluhkan kesulitan bernapas, biasanya mereka tidak mempunyai tanda-tanda fisik yang abnormal. Pemeriksaan Jantung Lakukan palpasi iktus kordis. Pada kehamilan yang lanjut, letak iktus kordis mungkin sedikit lebih tinggi dari lokasu yang normal dan keadaaan ini terjadi karena dekstrorotasi jantung akibat letak diafragma yang tinggi. Lakukan auskultasi jantung, bising seperti tiupan halus sering kedengaran selama masa kehamilan, menggambarkan adanya peningkatan aliran darah pada pembuluh darah yang normal. 2 Pemeriksaan payudara Lakukan inspeksi payudara dan putting untuk memeriksa kesimetrisan dan warnanya. Corakan pembuluh darah vena dapat terlihat lebih nyata, puting serta areola mammae berwarna lebih gelap, dan kelenjar Montgomery tampak menonjol. Lakukan palpasi untuk menemukan massa, selama kehamilan, payudara terasa nyeri ketika disentuk dan bersifat noduler (berbenjol-benjol). Lakukan kompresi pada tiap-tiap puting diantara jari telunjuk dan ibu jari. Maneuver ini dapat menyebabkan kolostrum keluar dari puting susu. Secret yang berdarah atau purulen dari putting susu bukan disebabkan oleh kehamilan. Pemeriksaan abdomen Inspeksi Bentuk dan ukuran abdomen Sikatriks, jika ada dapat memastikan tipe pembedahan sebelumnya, khususnya seksio sesarea. Gambaran stria yang berwarna keunguan dan linea nigra merupakan keadaan normal pada kehamilan. 2 Palpasi Tinggi fundus Punggung bayi Presentasi Sejauh mana bagian terbawah bayi masuk pintu atas panggul.1 Auskultasi 12 minggu dengan Dopton 18 minggu dengan fetoskop Pinard2

Pemeriksaan Ginekologia. Inspeksi vulva: perdarahan pervaginam, ada tidaknya jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva.b. Inspekulo: perdarahan dari cavum uteri: ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan yang berbau busuk.c. Colok vagina: portio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat portio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.

Menentukan usia kehamilanMenentukan usia hamilsangat penting untuk memperkirakanpersalinan. usiakehamilandapat ditentukan dengan:1. Rumus Naegle2. Gerakan pertamafetus3. Palpasiabdomen4. Perkiraantinggi fundus uteri5. Ultrasonografi

Penunjang1. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati 2. Pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup 3. Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion

DIAGNOSIS BANDINGI. Abortus Abortus adalah berkhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup didunia luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya.bayi baru mungkin hidup didunia luar bila beratnya telah mencapai >500 gr atau umur kehamilan >20 minggu.KehamilanBerat anakIstilah

< 20 minggu20-28 minggu28-37 minggu37-42 minggu>42 minggu2500 g

Abortus Partus imatur Partus prematur Partus matur Partus serotin Persalinan kurang bulan Persalinan cukup bulanPersalinan lewat waktu

Klasifikasi abortus :1. Abortus iminens (threatened abortion)Apabila terjadi perdarahan atau rabas (dischange) pervaginam pada paruh pertama kehamilan. Hal ini sangat sering di jumpai, dan satu dari empat atau lima wanita mengalami bercak (spotting) atau perdarahan per vaginam yang lebih banyak pada awal gestasi. Perdarahan pada abortus iminens umumnya sedikit, tetapi dapat menetap selama beberapa hari sampai beberapa minggu.3Tata Laksana Tirah baring sampai perdarahan berhenti Spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi Hormon progesteron atau derivatnya untuk mencegah abortus Jika perdarahan setelah beberapa minggu masih berlangsung, maka perlu ditentukan apakah kehamilan masih baik.4

2. Abortus insipien (inevitable abortion)Terjadi apabila telah ada pembukaan serviks uterus tetapi jaringan fetus maupun jaringan plasenta masih intrauterin. Tanda klinis: perdarahan banyak, ostium terbuka, ketuban teraba, berlangsung beberapa jam, nyeri perut. Pada pemeriksaan USG didapati pembesaran uterus masih sesuai umur kehamilan, gerak janin dan gerak jantung janin masih jelas, dan terlihat penipisan serviks uterus atau pembukaannya. Komplikasi: kematian ibu, infeksi

Tata LaksanaBila ada tanda syok , atasi dengan pemberian cairan dan transfusi darah, lalu segera lakukan tindakan evakuasi disusul kuretase bila perdarahan banyak. Pada umur kehamilan > 12 minggu, evakuasi dengan cara digital disusukl kuretase dan pemberian uterotonika untuk mencegah terjadinya perforasi pada dinding uterus. Pasca tindakan, perbaiki keadaan umum, pemberian uterotonika, dan antibiotika profilaksis.4

3. Abortus inkompletusPada abortus yang terjadi sebelum usia gestasi 10 minggu, janin dan plasenta biasanya keluar bersama-sama, tetapi setelah waktu ini keluar secara terpisah. Terjadi apabila abortus ini telah mengeluarkan sebagian dari hasil konsepsi sedangkan sisanya masih berada intrauterin.3

Tanda klinis: amenore, nyeri perut, perut mules, pedarahan sedikit/ banyak, serviks terbuka, fetus/keluar jaringan. Pasien dapat mengalami anemia atau syok hemoragik.

Tata LaksanaBila ada tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan atau transfusi darah. Bila perdarahan hebat, segera evakuasi secara manual agar kontraksi uterus baik dan perdarahan berhenti, lalu segera lakukan kuretase. Pasca tindakan, berikan uterotonika (parenteral atau per oral), dan antibiotik. 4

4. Abortus kompletusSeluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri, sehingga rongga rahim kosong. Diagnosisnya semua hasil konsepsi telah keluar, ostium uteri telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit. Besar uterus tidak sesuai umur kehamilan. Tes urin masih positif sampai 7-10 hari setelah abortus. Tidak ada pengobatan khusus, hanya roboransia atau hematenik bila keadaan pasien memerlukan.4

5. Missed Abortion (abortus tertunda)Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi masih tertahan dalam kandungan. DiagnosaPasien tidak ada keluhan kecuali merasakan pertumbuhan kehamilannya tidak seperti harapan. Bila kehamilan 14-20 minggu, pasien merasa rahim semakin mengecil dan tanda-tanda kehamilan sekunder pada payudara mulai menghilang. Pada pemeriksaan USG didapatkan uterus mengecil, kantong gestasi mengecil, dan bentuknya tidak beraturan disertai gambaran fetus dengan tidak adanya tanda kehidupan. Pada pemeriksaan tes urin, hasilnya negatif setelah 1 minggu dari terhentinya pertumbuhan kehamilan.4

6. Abortus spontan berulang (abortus habitualis)Apabila terjadi abortus berturut-turut sebanyak 3 kali atau lebih pada umur kehamilan kurang dari 22 minggu.1

ETIOLOGI

Faktor yang menyebabkan abortus :1. faktor janin : gangguan pertumbuhan zigot, embrio, janin, atau plasenta, kelainan tersebut menyebabkan abortus pada trimester pertama kelinan telur: telur kosong (blighted ovum), kerusakan embrio atau kelainan kromosom (monosomi,trisomi,atau poliploidi) embrio dengan kelainan lokal abnormalitas pembentukan plasenta (hipoplasi trofoblast)2. faktor maternal virus : misalnya rubella,sitomegalovirus,virus herpes simpleks,varicell zooster, vacinia, campak, heptitis, polio dan nsafalomielitis baktery misalnya salmonella typhi parasit misalnya toxoplasma gondii, plasmodium penyakit vcaskular : hipertensi vaskular kelinan endrokin : abortus spontan dapat terjadi bila progesteron tidak mencukupi atau pada penyakit disfungsi tiroid, def insulin faktor imunologis : ketidakcocokan (inkopatibilitas) sistem HLA (human leukoscyte antigen) trauma : kasusnya jarang terjadi misalnya trauma pembedahan. Pengngkatan ovarium yang mengandung korpus luteum graviditatum sebelum minggu ke-8,pembedahan intraabdominal dan operasi pada uterus saat hamil kelainan uterus : hipoplasia uterus, mioma (terutama mioma submukosa), serviks inkompeten faktor psikosomatik : masih ditanyakan

PatologiAbortus biasanya disertai oleh perdarahan ke dalam desidua basalis dan nekrosis di jaringan dekat tempat perdarahan. Ovum menjadi terlepas, dan hal ini memicu kontraksi uterus yang menyebabkan ekspulsi. Apabila kantung dibuka, biasanya dijumpai janin kecil yang mengalami maserasi dan dikelilingi oleh cairan. Pada kehamilan awal sering tidak terlihat fetus yang dinamakan blighted ovum.Pada abortus tahap lebih lanjut, janin yang tertahan dapat mengalami maserasi. Tulang-tulang tengkorak kolaps dan abdomen kembung oleh cairan yang mengandung darah. Kulit melunak dan terkelupas in utero, janin mengering dan cairan amnion berkurang sehingga menjadi gepeng membentuk fetus kompresus.3MEKANISME ABORTUS :Mekanisme awal abortus : lepasnya sebagian atau seluruh embrio akibat perdarahan minimal pada desidua. Kehamilan < 8 minggu: :Kehamilan < 8 minggu: Embrio rusak atau cacat yang masih terbungkus dengan sebagian desidua dan villi chorialis cenderung dikeluarkan secara in toto , meskipun sebagian dari hasil konsepsi masih tertahan dalam cavum uteri atau di kanalis servikalis. Perdarahan pervaginam terjadi saat proses pengeluaran hasil konsepsi. kehamilan 8 14 minggu :kehamilan 8 14 minggu Mekanisme diatas juga terjadi atau diawali dengan pecahnya selaput ketuban lebih dulu dan diikuti dengan pengeluaran janin yang cacat namun plasenta masih tertinggal dalam cavum uteri. Plasenta mungkin sudah berada dalam kanalis servikalis atau masih melekat pada dinding cavum uteri. Jenis ini sering menyebabkan perdarahan pervaginam berlebihan. kehamilan 14 22 minggu :kehamilan minggu ke 14 22 Janin biasanya sudah dikeluarkan dan diikuti dengan keluarnya plasenta beberapa saat kemudian. Kadang-kadang plasenta masih tertinggal dalam uterus sehingga menyebabkan gangguan kontraksi uterus dan terjadi perdarahan pervaginam yang banyak. Perdarahan umumnya tidak terlalu banyak namun rasa nyeri lebih menonjol.

Komplikasi AbortusKomplikasi abortus antara lain:1. Perdarahan (hemorrhage);2. Perforasi3. Infeksi 4. ShockII. Kehamilan ektopikMerupakan kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uterus.

Kehamilan TubaSebagian besar kehamilan tuba akan terganggu pada umur 6-10 minggu kemudian, dan nasib hasil konsepsi :Abortus tubaBiasanya terjadi pada kehamilan dalam ampulla, dimana telur tertanam Columner sehingga telur akan tumbuh kearah rongga tuba danmenembus pseudokapsularis (desiduakapsularis) dan menyebabkan perdarahan dalam lumen tuba.

Ruptur tubaBiasanya terjadi pada kehamilan dalam isthmus, dimana telur tertanam intercolumner sehingga telur akan tumbuh menembus dinding tuba ke arah rongga perut (karena rongga tuba kecil) dan menyebabkan luka pada dinding tuba dan perdarahan dalam rongga perut.3

Jenis kehamilan ektopik : Kehamilan ovariumKehamilan di ovarium lebih sering dikaitkan dengan perdarahan dalam jumlah banyak dan pasien sering mengalami ruptur kista korpus luteum secara klinis. Kriteria diagnosis termasuk tuba ipsilateral utuh, jelas terpisah dari ovarium, kantong gestasi berada di ovarium, kantong kehamilan berhubungan dengan uterus melalui ligamentum ovarium. Kehamilan servikalKehamilan servik merupakan kehamilan dengan nidasi di kanalis servikalis, dinding servik menjadi tipis dan membesar. Kehamilan di servikalis ini jarang dijumpai. Tanda dari kehamilan ini adalah: kehamilan terganggu, perdarahan pervaginam tanpa disertai nyeri, hiperemis, sianosis. Terapinya adalah histerektomi dianjurkan jika kehamilan telah memasuki trimester ke-2 atau ke-3.1

Kehamilan abdomenJika hanya janin yang mengalami ekstruksi saat ruptur, efek pada kehamilannya akan bervariasi tergantung pada luasnya cedera yang dialami plasenta. Janin akan mati bila plasenta rusak cukup besar, tetapi jika bagian plasenta yang bertahan untuk melekat di tuba lebih besar, dapat terjadi perkembangan janin lebih lanjut.Terapi kehamilan abdominal adalah: laparotomi, plasenta dibiarkan (teresorbsi).3

Faktor-faktor resiko: Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya Pembedahan pada saluran telur / sterilisasi Pemaparan oleh/ terkena pengaruh DES dalam kehidupan intrauterin Pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim Pernah terkena infeksi genitalia/pelvis Infertilitas Merokok Pada usia dini (< 18tahun) terjadi hubungan seksual pertama

Tanda dan gejala Gejala kehamilan ektopik paling sering dialami adalah nyeri panggul dan abdomen Amenore disertai spottingPeriode amenorea umumnya 6-8 minggu, tetapi dapat lebih lama jika implantasi terjadi di pars interstisial atau kehamilan abdominal. Pemeriksaan klinik ditandai dengan hipotensi, bahkan sampai syok, takikardi, dan gejala peritonism seperti distensi abdomen dan rebound tenderness.1Diagnosis Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit serial setiap 1 jam selama 3 kali berturut-turut, pemeriksaan leukosit menunjukkan leukositosis. Pemeriksaan vaginal : nyeri goyang (+) dengan menggerakkan serviks menimbulkan nyeri kavum douglasi menonjol dan nyeri pada perabaan karena terisi darah teraba tumor di samping uterus denganm konsistensi lunak pada abortus tuba Pada palpasi perut dan pada perkusi ada tanda perdarahan intraabdominal (shifting dullness). Pemeriksaan USG bila sudah terganggu (ruptur): kantong gestasi tidak jelas, massa hiperekoik tidak beraturan, tidak berbatas tegas, dan di sekitarnya didapati cairan bebas (gambaran darah intraabdominal). 3 Kuldosentesis (douglas pungsi) untuk mengetahui adakah darah dalam kavum douglasi3 Laparoskopi merupakan alat bantu diagnostik pilihan terakhir jira yang lain meragukan. 4Pengelolaan rawat inap pemberian cairan pada pasien yang mengalami syok laparatomi atau salpingektomi kemoterapi dengan metotreksat 1mg/kg i.v dan factor sitrovorum 0,1 mg/kg i.m berselang seling tiap hari selama 8 hari. 4Indikasi tindakan: 1) kehamilan di pars ampularis tuba2) diameter kantong gestasi 4cm3) perdarahan dalam rongga perut 100 ml4) tanda vital baik dan stabil.4

Komplikasi Tanpa intervensi bedah, kehamilan ektopik yang ruptur dapat menyebabkan perdarahan yang dapat mengancam nyawa (0,1 % mengakibatkan kematian ibu). Infeksi sering terjadi setelah ruptur kehamilan ektopik yang terabaikan. Sterilitas atau gagal reproduksi lainnya dapat terjadi setelah atau akibat kehamilan ektopik (pada 30%-50%).III. Mola hidatidosaAdalah kelainan vili korionik yang terdiri dari proliferasi trofoblas dengan derajat bervariasi dan edema vilus. Kehamilan mola hidatidosa ditemukan pada wanita dalam masa reproduksi dan multiparitas. Kejadian kehamilan mola hidatidosa di rumah sakit besar Indonesia berkisar 1 dari 80 kehamilan. Sedangkan di negara barat prevalensinya adalah 1 : 200 atau 2000 kehamilan.Macam-Macam Mola hidatidosaMola hidatidosa terbagi menjadi dua yaitu:1. Mola hidatidosa komplitHasil kehamilan tidak normal tanpa adanya embrio-janin, dengan pembengkakan hidropik vili plasenta dan seringkali memiliki hiperplasia trofoblastik pada kedua lapisan. Pembengkakan vili menyebabkan pembentukan sisterna sentral disertai penekanan jaringan penghubung matur yang mengalami kerusakan pembuluh darah.12. Mola hidatidosa parsialHasil kehamilan tidak normal dengan adanya embrio-fetus yang cenderung mati pada kehamilan dini, dengan pembentukan sisterna sentral pada plasenta akibat pembengkakan fokal vili korialis, dan disertai hiperplasia trofoblastik fokal yang seringkali hanya melibatkan sinsitiotrofoblas. Vili yang tidak terpengaruh memberi gambaran normal dan pembuluh darah vili korialis menghilang bersamaan dengan kematian janin.1

PatofisiologiPenyakit trofoblastik gestasional (GTD) terjadi ketika diferensiasi sel normal dalam blastokis berhenti dan sel trofoblastik berpoliferasi. Poliferasi trofoblas mengakibatkan peningkatan kadar hCG. Mola hidatidosa komplit terjadi ketika ovum tidak mengandung kromosom dan sperma mereplikasi kromosomnya sendiri ke dalam zigot abnormal. Gambaran mikroskopik kehamilan mola hidatidosa antara lain proliferasi trofoblas, degenerasi hidopik dari stroma villi, serta terlambatnya pembuluh darah dan stroma.Diagnosis Amenorea Perdarahan pervaginam Uterus lebih besar dari usia kehamilan, dan tidak ditemukan tanda kehamilan pasti, seperti balotement dan detak jantung janin Peninggian kadar HCG Gambaran khas USG berupa badai salju atau sarang lebah Keluarnya gelembung mola (diagnosa paling tepat) Pemeriksaan histologik : vili edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan di tempat lain tampak vili normal.4Tanda dan gejala :Kebanyakan wanita dengan kehamilan mola juga mengalami reaksi kehamilan seperti wanita hamil normal. Wanita dengan GTD mengalami perdarahan bercak coklat gelap pada akhir trimester pertama. Hipertensi dan hiperemesis akibat kehamilan sebelum umur kehamilan 20 minggu. Inspeksi pada muka dan badan tampak pucat kekuning-kuningan atau disebut muka mola (mola face).Pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan, tidak ditemukan ballotemen dan denyut jantung janin, keluar jaringan mola.Kadar hCG tinggi dan tiroksin plasma juga mengalami peningkatan. Pemeriksaan USG terdapat gambaran vesikular (badai salju) dan tidak terlihat janin.

Penatalaksanaan Mola Hidatidosa1. Perbaikan umumPengeluaran gelembung mola yang disertai pendarahan memerlukan transfusi sehingga penderita tidak jatuh syok. Disamping itu setiap evakuasi jaringan mola dapat diikuti pendarahan. Hingga persiapan darah menjadi program vital pada waktu mengeluarkan mola dengan kuretase dipasang infus dan uteronika dulu sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarahan.4,52. Pengeluaran jaringan mola hidatidosa a. Evakuasi jaringan mola hidatidosaDilakukan dengan vakum curettage yaitu alat penghisap listrik yang kuat hingga dapat menghisap jaringan mola yang cepat. Penggunaan alat listrik mempunyai keuntungan cepat menghisap dan mengurangi perdarahan. Evakuasi jaringan mola hidatidosa dilakukan dua kali dengan interval satu minggu. 4,5 b. HisterektomiDengan pertimbangan umur (diatas 35 tahun) paritas diatas 3 maka penderita mola hidatidosa dilakukan tindakan radikal histerektomi. 4,53. Pengobatan profilaksis dengan sitostatikaMola hidatidosa merupakan penyulut trofoblas yang berkelanjutan menjadi korio korsinoma. Untuk menghindari terjadinya degenerasi ganas diberikan profilaksis dengan sitostatika metotrexate atau aktinomicyn D. Pengobatan profilaksis sitostatika memerlukan perawatan rumah sakit. 4,54. Pengawasan lanjutPengawasan lanjutan pada wanita dengan mola hidatidosa yang uterusnya dikosongkan sangat penting karena mungkin timbul tumor ganas. Penentuan kadar kuantitatif HCG sub unit beta dilakukan tiap minggu. 4,5Prognosis Kematian pada mola hidatidosa disebabkan oleh perdarahan, infeksi, payah jantung atau tirotosikosis. Dinegara maju kematian karena mola hampir tidak ada lagi. Akan tetapi, dinegara berkembang masih cukup tinggi sekitar antara 2,2% dan 5,7%. Sebagian dari pasien mola akan segera sehat kembali setelah jaringannya dikeluarkan, tetapi ada sekelompok perempuan yang kemudian menderita degenerasi keganasan menjadi koriokarsinoma.

IV. Kanker serviksMerupakan penyakit kanker perempuan yang menimbulkan kematian terbanyak di negara berkembang. Penyebabnya adalah karena infeksi human papilloma virus (HPV) yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks.1

Gejala dan tandaTanda-tanda dini kanker serviks mungkin tidak menimbulkan gejala, tidak spesifik seperti sekret vagina yang agak berlebihan dan kadang-kadang disetai bercak perdarahan. Gejala umum yang sering terjadi berupa perdarahan pervaginam (pascasanggama, perdarahan di luar haid) dan keputihan.1Pada penyakit lanjut keluhan berupa keluar cairan pervaginam yang berbau busuk,nyeri panggul, nyeri pinggang dan pinggul, sering berkemih, BAB dan BAK yang sakit, edema kaki, unilateral, dan obstruksi ureter.1Pengobatan 1 Pembedahan: (pengangkatan leher rahim, indung telur dan seluruh jaringan di sekitarnya). Radioterapi Kemoterapi: Diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapi ajuvan atau untuk terapi paliatif pada kasus residif. Kemoterapi yang paling aktif adalah cisplatin, carboplatin. Jenis kemoterapi lain adalah ifosfamid dan paclitaxel.

KesimpulanAbortus merupakan keluarnya hasil konsepsi dari uterus sebelum usia kehamilan 20 minggu dengan berat janin