Makala h

8
MAKALA TEKNIK TENAGA LISTRIK DISUSUN OLEH : 1. Risky Rahman Purba DBD 113 086 2. Nobel Praize Butar Butar DBD 113 093 3. Marlina Toguma DBD 113 096 4. Yanber Visensius DBD 113 111 5. Devi Lusiana DBD 113 142 6. Hunter Satrya Sidabutar DBD 113 146 7. Budi Lamhot Sinaga DBD 113 157 8. Sahat Ganda Tampubolon DBD 113 162 9. Amsal W.S Sinaga DBD 113 163 10. Herman Tamba Maju Silaban DBD 113 173 KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PALANGKARAYA FAKULTAS TEKNIK

description

Tugas Teknik Tenaga Listrik

Transcript of Makala h

MAKALA TEKNIK TENAGA LISTRIK

DISUSUN OLEH :

1. Risky Rahman Purba DBD 113 086

2. Nobel Praize Butar Butar DBD 113 093

3. Marlina Toguma DBD 113 096

4. Yanber Visensius DBD 113 111

5. Devi Lusiana DBD 113 142

6. Hunter Satrya Sidabutar DBD 113 146

7. Budi Lamhot Sinaga DBD 113 157

8. Sahat Ganda Tampubolon DBD 113 162

9. Amsal W.S Sinaga DBD 113 163

10. Herman Tamba Maju Silaban DBD 113 173

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

2015

PEMBAHASAN

1. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit

listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih

reaktor nuklir pembangkit listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau yang

lebih dikenal dengan singkatan PLTN, sudah digunakan teknologinya lebih

dari 50 tahun yang lalu. Keunggulan PLTN adalah tidak menghasilkan emisi

gas CO2 sama sekali. Selain itu PLTN juga mampu menghasilkan daya stabil

yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya.

2. Prinsip Kerja PLTN

Prinsip kerja PLTN hampir mirip dengan cara kerja pembangkit listrik

tenaga uap (PLTU) berbahan bakar fosil lainnya. Jika PLTU menggunakan

boiler untuk menghasilkan energi panasnya, PLTN menggantinya dengan

menggunakan reaktor nuklir. PLTN memiliki prinsip kerja yaitu di dalam

reaktor terjadi reaksi fisi bahan bakar uranium sehingga menghasilkan energi

panas, kemudian air di dalam reaktor dididihkan, energi kinetik uap air yang

didapat digunakan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan listrik untuk

diteruskan ke jaringan transmisi,.

Reaksi Fisi Uranium

Perlu diketahui bahwa reaksi fisi bisa terjadi disetiap inti atom dari suatu

unsur tanpa terkecuali. Namun reaksi fisi yang paling mudah terjadi adalah

reaksi pada inti atom Uranium. Uranium pun sama halnya, yang paling mudah

terjadi reaksi adalah Uranium-235, sedangkan Uranium-238 memerlukan

energi yang lebih  besar agar dapat terjadi reaksi fisi ini.

Reaksi fisi terjadi saat neutron menumbuk Uranium-235 dan saat itu pula

atom Uranium akan terbagi menjadi 2 buah atom Kr dan Br. Saat terjadi

reaksi fisi juga akan dihasilkan energi panas yang sangat besar. Dalam

aplikasinya di PLTN, energi hasil reaksi fisi ini dijadikan sumber panas untuk

menghasilkan uap air. Uap air yang dihasilkan digunakan untuk memutar

turbin dan membuat generator menghasilkan listrik.Pada saat Uranium-235

ditumbuk oleh neutron, akan muncul juga 2-3 neutron baru. Kemudian

neutron ini akan menumbuk lagi Uranium-235 lainnya dan muncul lagi 2-3

neutron baru lagi. Reaksi seperti ini akan terjadi terus menerus secara perlahan

di dalam reaktor nuklir.

Neutron yang terjadi akibat reaksi fisi sebenarnya bergerak terlalu cepat,

sehingga untuk menghasilkan reaksi fisi yang terjadi secara berantai

kecepatan neutron ini harus diredam dengan menggunakan suatu media

khusus. Ada berbagai macam media yang digunakan sampai saat ini antara

lain air ringan/tawar, air berat, atau pun grafit.  Secara umum kebanyakan

teknologi PLTN di dunia menggunakan air ringan (Light Water Reactor,

LWR).

3. Proses Distribusi PLTN

Jika diurut dari pembangkit sampai kepada pelanggan, urutannya

(sebagian besar) sebagai berikut yaitu Pembangkit (skala besar atau kecil),

jaringan transmisi, Garu Induk (GI), Jaringan Tegangan Menengah (JTM),

Gardu Distribusi, Jaringan Tegangan Rendah (JTR), Sambungan Rumah (SR),

Alat Pembatas dan Pengukur (APP) yang berupa kWhmeter dan MCB

(Miniature Circuit Breaker).

4. Lokasi PLTN di Indonesia

Di Indonesia, ide pertama untuk pembangunan dan pengoperasian

PLTN sudah dimulai pada tahun 1956 dalam bentuk pernyataan dalam

seminar-seminar yang diselenggarakan di beberapa universitas di Bandung

dan Yogyakarta. Meskipun demikian ide yang sudah mengkristal baru muncul

pada tahun 1972 bersamaan dengan dibentuknya Komisi Persiapan

Pembangunan PLTN (KP2PLTN) oleh Badan Tenaga Atom Nasional

(BATAN) dan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (Departemen

PUTL). Kemudian berlanjut dengan diselenggarakannya sebuah seminar di

Karangkates, Jawa Timur pada tahun 1975 oleh BATAN dan Departemen

PUTL, dimana salah satu hasilnya suatu keputusan bahwa PLTN akan

dikembangkan di Indonesia. Pada saat itu juga sudah diusulkan 14 tempat

yang memungkinkan di Pulau Jawa untuk digunakan sebagai lokasi PLTN,

dan kemudian hanya 5 tempat yang dinyatakan sebagai lokasi yang potensial

untuk pembangunan PLTN.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.alpensteel.com/article/124-111-energi-nuklir--pltn/777--sejarah-singkat-

program-pltn-di-indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_nuklir

https://indone5ia.wordpress.com/2012/02/17/prinsip-kerja-pembangkit-listrik-tenaga-

nuklir/