Makala h

20
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau menggantikan dan mempertahankan struktur fungsi secara normal, ketahanan terhadap injury termasuk adanya infeksi (Paris Constantinides, 1994). Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya. Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20-30 tahun. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diterima. Proses menua merupakan proses yang 1

description

Proses menua adalah

Transcript of Makala h

Page 1: Makala h

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang

tidak dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah

suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri atau menggantikan dan mempertahankan

struktur fungsi secara normal, ketahanan terhadap injury termasuk adanya

infeksi (Paris Constantinides, 1994). Proses menua sudah mulai berlangsung

sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan

jaringan pada otot, susunan syaraf dan jaringan lain sehingga tubuh mati

sedikit demi sedikit. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat

berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya.

Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20-

30 tahun.

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-

lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap

infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diterima. Proses menua merupakan

proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Proses menua dimulai

sejak lahir dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup (Nugroho, 2008).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1. Bagaimana pengertian lanjut usia atau menua ?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan ?

3. Bagaimana teori-teori proses menua ?

4. Bagaimana proses perubahan kognitif pada lansia ?

1

Page 2: Makala h

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengertian lanjut usia atau menua.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan.

3. Untuk mengetahui teori-teori proses menua.

4. Untuk mengetahui proses perubahan kognitif pada lansia.

2

Page 3: Makala h

BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Usia Lanjut atau Menua

Usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Belum

ada kesepakatan tentang batasan umur lanjut usia disebabkan terlalu banyak

pendapat tentang batasan umur lanjut usia. Dibawah ini dikemukakan batasan

umur lansia (Nugroho 1999:19). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia,

Lanjut usia meliputi :

1. Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45 – 59 tahun.

2. Lanjut Usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun.

3. Lanjut Usia Tua (old) = antara 75 dan 90 tahun.

4. Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun

Saat ini yang berlaku Undang-Undang No.13/th. 1998 tentang

kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi sebagai berikut : BAB I pasal 1 ayat

2 yang berbunyi “ Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60

(enam puluh) tahun keatas. Dalam penelitian ini batasan umur untuk

menentukan lanjut usia, yaitu seseorang individu laki-laki maupun

perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. (Nugroho 1999:20)

Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang

tidak dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah

suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri atau menggantikan dan mempertahankan

struktur fungsi secara normal, ketahanan terhadap injury termasuk adanya

infeksi (Paris Constantinides, 1994). Proses menua sudah mulai berlangsung

sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan

jaringan pada otot, susunan syaraf dan jaringan lain sehingga tubuh mati

sedikit demi sedikit. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat

berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya.

Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur

20-30 tahun.

3

Page 4: Makala h

Menua adalah suatu proses menghilangkan secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

mempertahankan struktur dan  fungsi  normalnya  sehingga  tidak  dapat 

bertahan  terhadap  jejas  (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan

yang diderita (Darmojo,  R., 2000).

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penuaan

Menurut Miller (1995) dalam Tamher, S dan noorkasiani (2009) faktor yang

mempengaruhi penuaan antara lain:

1. Psikologis

Komponen yang beperan adalah kapasitas penyesuaian diri yang

terdiri atas pembelajaran, memory (daya ingat), perasaan kecerdasan, dan

motivasi. Selain hal-hal tersebut, dari aspek psikologis dikenal isu yang

erat hubungannya dengan lansia yaitu teori mengenai timbulnya depresi,

gangguan kognitif, stress serta koping.

2. Biologis

Sebagaimana layaknya manusia yang tumbuh nsemakin lama

semakin tua dan proses penuaannya bukan karena evolusi akan tetapi

karena proses biologis dan keausan pada tubuh

3. Sosial

Lingkungan sosial sangat mempengaruhi proses penuaan karena

lingkungan sosial yang nyaman dan bebas dari penyakit menular akan

meningkatkan derajat kesehatan.

C. Teori-Teori Proses Menua

Menurut Nugroho (2008) secara individual tahap proses menua terjadi

pada orang dengan usia berbeda karena masing-masing lansia mempunyai

kebiasaan yang berbeda-beda dan tidak ada satu faktor pun ditemukan untuk

mencegah proses menua.

4

Page 5: Makala h

1. Teori kejiwaan social

a. Aktivitas atau kegiatan

a) Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan

secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia

yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam

kegiatan social.

b) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu

agar tetap stabil dari usia pertengahan dan ke lanjut usia.

c) Lansia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan aktivitas

dan mempertahankan aktivitas selama mungkin dan secara

mandiri.

b. Kepribadian berlanjut

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut

usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori atas, pada teori ini

menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang

lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personaliti yang dimilikinya.

c. Teori pembebasan

Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan

kemunduran individu dengan individu lainnya, pada lanjut usia

pertama diajukan oleh Cumming dan Henry, teori ini menyatakan

bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-

angsur mulai melepas diri dari kehidupan sosialnya tahu menarik diri

dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi

sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas

sehingga sering terjadi kehilangan ganda (triple loss), yakni:

kehilangan peran, hambatan kontak sosial, berkurangnya komitmen.

Triple loss akan mempengaruhi konsep diri karena lansia merasa

tidak berarti karena kehilangan peran dan cendeung menarik diri dari

lingkungan yang menyebabkan lansia menjadi memiliki harga diri

rendah.

5

Page 6: Makala h

D. Proses Perubahan Kognitif Pada Lansia

Kognitif adalah : Kemampuan berpikir dan memberikan rasional,termasuk

proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan

(Stuart&Sundeen,1987).

Perkembangan Intelektual

Menurut david Wechsler(desmita)kemunduran kemampuan mental

merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir

sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada

usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus

menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia.

Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai

menurun, kemunduran tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan

memori tertentu. Misalnya seseorang yang memasuki masa pensiun, yang

tidak menghadapi tantangan-tantangan penyesuaian intelektual sehubungan

dengan masalah pekerjaan, dan di mungkinkan lebih sedikit menggunakan

memori atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas

akan mengalami kemunduran memorinya.

Menurut Ratner et.al(desmita)penggunaan bermacam-macam strategi

penghafalan bagi orang tua , tidak hanya memungkinkan dapat mencegah

kemunduran intelektualitas, melinkan dapat menigkatkan kekuatan memori

pada lansia tersebut. Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya

merupakan sesuatau yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai

faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan

intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu

faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah

dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih

ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya

kepikunan.

Fungsi kognitif adalah kemampuan mental yang terdiri dari atensi,

kemampuan berbahasa, daya ingat, kemampuan visuospasial, kemampuan

membuat konsep dan intelegensi (Kaplan, 1997; American Psychology

Assosiation, 2007). Kemampuan kognitif berubah secara bermakna

6

Page 7: Makala h

bersamaan dengan lajunya proses penuaan, tetapi perubahan tersebut tidak

seragam. Sekitar 50% dari seluruh populasi lansia menunjukkan penurunan

kognitif sedangkan sisanya tetap memiliki kemampuan kognitif sama seperti

usia muda. Penurunan kognitif tidak hanya terjadi pada individu yang

mengalami penyakit yang berpengaruh terhadap proses penurunan kognitif

tersebut, namun juga terjadi pada individu lansia yang sehat. Pada beberapa

individu, proses penurunan fungsi kognitif tersebut dapat berlanjut

sedemikian hingga terjadi gangguan kognitif atau demensia (Pramanta dkk,

2002).

Perubahan kognitif pada lansia : memory (daya ingat/ ingatan) mengalami

penurunan baik ingatan jangka panjang (long term memory) maupun ingatan

jangka pendek (short term memory), IQ (intellegent Quocient) tidak

mengalami perubahan pada informasi matematika (analitis, linier, sekuensial)

dan perkataan verbal, namun persepsi dan daya membayangkan (fantasi

menurun).

Fungsi intelektual dapat stabil (crystallized intelligent) ataupun menurun

(fluid intelligent), kemampuan belajar (learning) terganggu dengan adanya

demensia, kemampuan pemahaman (comprehension) atau menangkap

pengertian pada lansia menurun, pemecahan masalah (problem solving)

mengalami penurunan, pengambilan keputusan (decission making) lambat,

kebijaksanaan (wisdom) semakin matang, kinerja (performance) mengalami

penurunan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, motivasi cukup besar.

Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah

mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang

(tension), cemas dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri

karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual serta mereka merasa tidak

dibutuhkan oleh keluarganya,

Beberapa keluhan psikologis yang terjadi pada proses menua:

1. Ingatan Menurun

Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat

mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause

7

Page 8: Makala h

terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal

yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.

2. Kecemasan

Kecemasan yang timbul  sering dihubungkan dengan adanya

kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak

pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa pergi ke luar kota

sendirian, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu sering

juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada lansia

umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas  dan dapat

tenang kembali, setelah mendapatkan semangat atau dukungan dari

orang di sekitarnya; namun ada juga yang terus-menerus cemas,

meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan.

3. Mudah Tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Lansia

lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang

sebelumnya dianggap tidak menggangu. Perasaannya menjadi sangat

sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya,

terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai

menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.

4. Stress

Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan

cemas, termasuk para lansia. Ketegangan perasaan atau stress selalu

beredar dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan

rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur.

5. Depresi

Simptom-simptom psikologis adanya depresi bila ditinjau dari

beberapa aspek, menurut Marie Blakburn dan Kate Davidson (1990:5)

adalah sebagai berikut :

a. Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah

marah.

8

Page 9: Makala h

b. Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan

kacau dalam berpikir, menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga

diri rendah.

c. Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni

hobi, menghindari kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri,

ketergantungan tinggi pada orang lain.

d. Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering

mondar-mandir, menangis, mengeluh.

e. Simptom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu

makan bertambah, hilang hasrat sesksual, tidur terganggu, 

gelisah.

Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak. Diantara

kemampuan yang menurun secara linier atau seiring dengan proses

penuaan adalah Daya Ingat (memori), berupa penurunan kemampuan

penamaan (naming) dan kecepatan mencari kembali informasi yang telah

tersimpan dalam pusat memori (speed of information retrieval from

memory). Intelegensia Dasar (fluid intelligence) yang berarti penurunan

fungsi otak bagian kanan yang antara lain berupa kesulitan dalam

komunikasi non verbal, pemecahan masalah, mengenal wajah orang,

kesulitan dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi.

Salah satu gangguan kognitif pada lansia adalah Demensia, Demensia

adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara

perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan

kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran

kepribadian. Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara mendadak jika

cedera hebat, penyakit atau zat-zat racun (misalnya karbon monoksida)

menyebabkan hancurnya sel-sel otak.

Demensia merupakan kumpulan gejala (sindrom) yang meliputi

penurunan daya ingat atau memori, disertai penurunan kemampuan paling

sedikit dua dari domain intelektual berikut yaitu orientasi, atensi,

9

Page 10: Makala h

ketrampilan verbal, kemampuan visuospasial, kalkulasi, fungsi eksekutif,

kontrol motorik, praksis, abstraksi dan judgement. Berdasar kriteria

internasional untuk sindrom demensia, keseluruhan dari gejala tersebut

juga harus menyebabkan gangguan fungsi independen dalam kehidupan

sehari-hari (WHO, 1991 cit de Leeuw and van. Gijn, 2003).

Kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan berbagai jenis

gangguan seperti mudah lupa yang konsisten, disorientasi terutama dalam

hal waktu, gangguan pada kemampuan pendapat dan pemecahan masalah,

gangguan dalam hubungan dengan masyarakat, gangguan dalam aktivitas

di rumah dan minat intelektual serta gangguan dalam pemeliharaan diri.

Tanda Dan Gejala :

1. Kesukaran dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.

2. Pelupa.

3. Sering mengulang kata-kata.

4. Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makan.

5. Cepat marah dan sulit di atur.

6. Kehilangan daya ingat.

7. Kesulitan belajar dan mengingat informasi baru.

8. Kurang konsentrasi.

9. Kurang kebersihan diri.

10. Rentan terhadap kecelakaan: jatuh.

11. Mudah terangsang.

12. Tremor.

13. Kurang koordinasi gerakan.

Pengenalan dini demensia berarti mengenali :

1. Kondisi normal (mengidentifikasi BSF dan AAMI):  kondisi kognitif

pada lanjut usia yang terjadi dengan adanya penambahan usia dan

bersifat wajar. Contoh: keluhan mudah-lupa secara subyektif, tidak

ada gangguan kognitif ataupun demensia.

10

Page 11: Makala h

2. Kondisi pre-demensia (mengidentifikasi CIND dan MCI): kondisi

gangguan kognitif pada lanjut usia dengan ciri mudah lupa yang

makin nyata dan dikenali (diketahui dan diakui) oleh orang dekatnya.

Mudah lupa subyektif dan obyektif serta ditemukan performa kognitif

yang rendah tetapi belum ada tanda-tanda demensia.

3. Kondisi demensia : kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan

berbagai jenis gangguan seperti mudah lupa yang konsisten,

disorientasi terutama dalam hal waktu, gangguan pada kemampuan

pendapat dan pemecahan masalah, gangguan dalam hubungan dengan

masyarakat, gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual

serta gangguan dalam pemeliharaan diri.

Strategi Latihan Kognitif

1. Menurunkan cemas.

2. Tehnik relaksasi.

3. Biofeedback, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan

memodifikasi respon perilaku.

4. Systematic desenzatization. Dirancang untuk menurunkan perilaku

yang berhubungan dengan stimulus spesifik misalnya karena

ketinggian atau perjalanan melalui pesawat. Tehnik ini meliputi

relaksasi otot dengan membayangkan situasi yang menyebabkan

cemas.

5. Flooding. Klien segera diekspose pada stimuli yang paling memicu

cemas (tidak dilakukan secara berangsur – angsur) dengan

menggunakan bayangan/imajinasi.

6. Pencegahan respon klien. Klien didukung untuk menghadapi situasi

tanpa melakukan respon yang biasanya dilakukan.

Terapi Kognitif

1. Latihan kemampuan social meliputi : menanyakan pertanyaan,

memberikan salam, berbicara dengan suara jelas, menghindari kiritik

diri atau orang lain.

11

Page 12: Makala h

2. Aversion therapy : therapy ini menolong menurunkan perilaku yang

tidak diinginkan tapi terus dilakukan. Terapi ini memberikan stimulasi

yang membuat cemas atau penolakan pada saat tingkah laku

maladaptive dilakukan klien.

3. Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien dan terapis

tentang apa definisi perilaku yang akan dirubah atau konsekuensi

terhadap perilaku itu jika dilakukan. Meliputi konsekuensi positif

untuk perilaku yang diinginkan dan konsekuensi negative untuk

perilaku yang tidak diinginkan.

12

Page 13: Makala h

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Belum

ada kesepakatan tentang batasan umur lanjut usia disebabkan terlalu banyak

pendapat tentang batasan umur lanjut usia.

Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang

tidak dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah

suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri atau menggantikan dan mempertahankan

struktur fungsi secara normal, ketahanan terhadap injury termasuk adanya

infeksi (Paris Constantinides, 1994). Proses menua sudah mulai berlangsung

sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan

jaringan pada otot, susunan syaraf dan jaringan lain sehingga tubuh mati

sedikit demi sedikit. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat

berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya.

Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20-

30 tahun. Adapun perubahan yang terjadi pada lansia adalah perubahan

biologis (fisik), perubahan kognitif, perubahan psikososial, perubahan

spiritual.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, para perawat mampu mengetahui perubahan

kognitif pada lanjut usia dan mengaplikasikannya dengan baik.

13

Page 14: Makala h

DAFTAR PUSTAKA

Boedhi Darmojo, R. 2006. Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

R. Siti Maryam e, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut. Jakarta : Salemba Medika

Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu

Darmojo, Boedhi. 2006. Teori proses menua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

14