Makala Ah

17
ANTISEPTIK PADA HEWAN DISUSUN OLEH : ANITAWATI UMAR SILVANA A ANDI TENRIGAU IMRAN ELPHAN AUGUSTA JANNE LORENS TRINI PURNAMASARI AINUN KARLINA ANDI AHMAD RIFALDI MUH. NOER ARRA ALFIONITA ARIF SRI WAHYUNI RISMAYANI ANNITA VURY N MUH. RIFKI RAJAB SUCI NURFITRIANI ANDI HISMAL GIFARI RINI AMRIANI IBNU ZIKRILLAH ANDI HUSNUL KHATIMAH WENDELINDIA INRIYANI SARI TRY AGUSTIANINGSIH HANUM LATIFA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

description

makalah silvana

Transcript of Makala Ah

ANTISEPTIK PADA HEWAN

DISUSUN OLEH :

ANITAWATI UMAR

SILVANA A

ANDI TENRIGAU

IMRAN

ELPHAN AUGUSTA

JANNE LORENS

TRINI PURNAMASARI

AINUN KARLINA

ANDI AHMAD RIFALDI

MUH. NOER ARRA

ALFIONITA ARIF

SRI WAHYUNI

RISMAYANI

ANNITA VURY N

MUH. RIFKI RAJAB

SUCI NURFITRIANI

ANDI HISMAL GIFARI

RINI AMRIANI

IBNU ZIKRILLAH ANDI HUSNUL KHATIMAH WENDELINDIA

INRIYANI SARI TRY AGUSTIANINGSIH

HANUM LATIFAPROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan izin dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Antiseptik Yang Biasa Digunakan Dalam Dunia Kedokteran Hewan. Sholawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.

Proposal Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas mandiri dari mata Kuliah Farmakologi Veteriner II. Dan terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu, dan teman-teman yang ikut serta dalam penyusunan makalah ini.

Kami berharap makalah ini sedikit banyaknya memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri umumnya bagi semuanya. Akhirnya kepada Allah jua penulis memohon ampun, kalau sampai terjadi kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Besar harapan kami atas masukan guna perbaikan isi materi dari makalah ini. Semoga apa yang kami susun bermanfaat. Amien ya Robalalamin.

Makassar, 19 Desember 2013

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahanantiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptiktersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifatkeras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satucara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahandalam proses sterilisasi.Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dansangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akandimatikan. Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik(pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan kimia). Dalam tulisan ini hanya difokuskan kepada cara kimia, khususnya jenis-jenis bahan kimia yang digunakan serta aplikasinya.Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapiumumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi,yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitusenyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus -X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam ammoniumkuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida.Telah dilakukan perbandingan koefisien fenol turunan aldehid (formalindan glutaraldehid) dan halogen (iodium dan hipoklorit) terhadap mikroorganismeStaphylococcus aureusdanSalmonella typhiyang resisten terhadap ampisilindengan tujuan untuk mengetahui keefektifan dari disinfektan turunan aldehid dan halogen yang dibandingkan dengan fenol dengan metode uji koefisien fenol .B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan antiseptic ?

2. Jenis-jenis antiseptic apa saja yang biasa digunakan dalam dunia kedokteran hewan ?C. TUJUAN PENULISAN

Untuk mengetahui yang dimaksud dengan antiseptic Untuk mengetahu antiseptic apa saja yang biasa digunakan dalam dunia kedokteran hewan.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANTISEPTIK

Pencegahan infeksi luka operasi (ILO) / surgical site infection (SSI) memerlukan perhatian yang besar karena luka yang terinfeksi bisa berlanjut menjadi masalah besar terhadap biaya yang dikeluarkan, morbiditas, bahkan kematian. Centers for disease control and prevention (CDC) membagi SSI atau ILO postoperatif menjadi infeksi luka insisional superfisial (melibatkan jaringan kulit dan subkutan) dan dalam ( meliputi fascia dan otot), dan infeksi organ. Data epidemiologi menunujukan bahwa SSI menempati urutan ketiga untuk kejadian infeksi nosokomial di Amerika, sekitar 14-16% infeksi nosokomial pada pasien rawat inap. Sekitar 40% infeksi nosokomial muncul pada pasien operasi adalah SSI, dua pertiga adalah infeksi luka insisi sedang sepertiganya adalah infeksi organ/space. Tiga perempat kematian pasien operasi dengan SSI berhubungan denga infeksinya, dan hampir semuanya infeksi organ/space. Luka infeksi didefinisikan oleh US Centre for Disease Control and Prevention (CDC) as surgical site infection (SSI) (Purnomo, 2009) :A. Superficial incisional SSI infeksi yang melibatkan kulit dan insisi jaringan subkutan

B. Deep incisional SSI Luka infeksi yang melibatkan jaringan yang lebih dalam seperti fascia dan lapisan otot

C. Organ/space SSI infeksi yang melibatkan bagian dari anatomi organ dan daerah yang terbuka.

Definisi dari antiseptik adalah bahan chemical yang digunakan dikulit atau jaringan hidup untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme sehigga dapat mengurangi ataupun menghilangkan jumlah bakteri, seperti Chlorhexidine gluconate Cetrimide, Alkohol, Povidone iodine dan lain sebagainya. Infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri, jamur, virus yang mungkin ditemukan pada kulit pasien, penggunaan antiseptik akan memutuskan transmisi kuman dan mengurangi ataupun menghilangkan jumlah kuman yang ada pada medan operasi (Purnomo, 2009).

Antiseptik merupakan bahan kimia yang digunakan untuk melaksanakan desinfeksi. Walaupun seringkali disinonimkan dengan antiseptik namun pengertian desinfeksi dan desinfektan biasanya ditujukan terhadap benda mati 7. Karenanya lebih tepat dipakai istilah antiseptic (Purnomo, 2009).B. JENIS-JENIS ANTISEPTIK

1. AntisepBentuk sediaan: Cairan

Komposisi

: Mengandung iodium 5%, kalium iodide 10% dan dapar B

Indikasi

: Unggas : cacar, luka, dan infeksi kulit dan membasmi kuman penyakit yang mudah menyebar di kandang. Sapi : membilas ambing sebelum diperah dan pencelupan ambing sesudah diperasDosis

: unggas : 1 sendok teh (3 ml) tiap 2 L air minum untuk mencegah korisa pada peralihan musim. Penularan penyakit kea yam yang sehat dalam satu kandang, dan membunuh kuman-kuman yang dapat menyebabkan ND (tetelo), korisa, kolera, typhoid, pullorum, dan koksidiosis. Untuk membunuh kuman dan menghilangkan bau di kandang : 1 sendok the (3 ml) tiap 1 L air. Sapi : 10 ml tiap 100 ml air untuk membilas ambing sebelum diperah dan 25 ml tiap 100 ml air untuk pencelupan putting ambing selama 1 menit setelah pemerahan.

Golongan

: Obat bebas terbatas2. Asaben

Bentuk sediaan: Cairan

Komposisi

: Mengandung Benzalkonium chloride 10%

Indikasi

: Antiseptika untuk sanitasi rutin. Mampu membasmi virus, bakteri, jamur, dan kuman-kuman penyebab penyakit.

Dosis

: Cuci tangan sebelum masuk kandang : 2 ml/10 L air. Sanitasi air minum : 5 ml/10 L airGolongan

: Obat bebas terbatas

3. Aseptic Solution Liquid

Bentuk sediaan: Cairan

Komposisi

: Mengandung povidone iondine

Indikasi

: Desinfeksi kulit pada pre- dan post-operasi. Juga digunakan pada luka bakar, trauma, frigorism, vaginitis, uterirtis dan infeksi kulit. Untuk desinfeksi ambing (pencegahan terhadap mastitis). Dosis

: Untuk infeksi kulit : encerkan larutan obat dengan air hingga 300 kali. Untuk desinfeksi ambing : encerkan larutan obat dengan air hingga 750 kali. Desinfeksi uterus dan vagina : encerkan larutan obat dengan air hingga 400 kali.

Golongan

: Obat bebas terbatas

4. BenzaklinBentuk sediaan: Cairan

Komposisi

: Mengandung Dimethyl cocobenzyl ammonium chloride 10%

Indikasi

: Pengobatan local pododermatitis yang disebabkan oleh jamur pada ternak dan hewan kesayangan. Untuk dipping putting dan cuci ambing.Dosis

: Untuk dipping putting : 2 ml/1 L air. Untuk pengobatan local pododermatitis : 15 ml/1 L air.Golongan

: Obat bebas terbatas

5. Biocid 30

Bentuk sediaan: Cairan

Komposisi

: Mengandung iodine 3% dan surfaktan 25%

Indikasi

: Desinfeksi dan membersihkan tangan, ambing sebelum diperah, bagian yang akan dioperasi dan luka terbuka

Dosis

: Encerkan larutan obat dalam 1 L air hingga 300 kali

Golongan

: Obat bebas terbatas

6. Biodes-100

Bentuk sediaan: Cairan

Komposisi

: Setiap ml mengandung benzalkonium chloride 12%

Indikasi

: Desinfeksi ambing sapi

Dosis

: 20 ml/10 L air

Golongan

: Obat keras

7. Biodes Forte

Bentuk sediaan: Cairan

Komposisi

: Mengandung Benzalkonium chloride 50%

Indikasi

: Desinfeksi ambing sapi sebelum dan sesudah diperah

Dosis

: 5 ml/100 L air.Golongan

: Obat bebas terbatas

8. Dermaseptiode gel

Bentuk sediaan: Gel

Komposisi

: Mengandung PVPI (polyvidone iodine), thickener (xanthum-gum) dan glycerin.

Indikasi

: Membentuk lapisan transparan untuk melindungi putting susu tanpa mewarnai kulit putting susu dan sangat mudah untuk dibersihkan. Melembabkan putting, menjaga putting dalam kondisi baik sepanjang tahun. Menghasilkan iodin organic yang dapat mengontrol miroorganisme berspektrum luas, temasuk Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Enterococcus faecalis dan Streptococcus agalactiae.

Dosis

: Gunakan setelah proses pemerahan, siap untuk digunakan dan selalu menggunakan produk yang masih bagus. Gunakan cup pencelup yang bersih, isi sebanyak cup pencelup kemudian celupkan pada setiap putting serta jaringan di lap. Cuci cup pencelup dengan sebelum proses pemerahan berikutnya.

Golongan

: Obat bebas terbatas

9. Destan

Bentuk sediaan: Cairan

Komposisi

: Mengandung Benzalkonium chloride (alkyl dimethyl benzyl ammonium chloride)

Indikasi

: Digunakan sebagai antiseptic pada peternakan

Dosis

: 2 ml/1 L air untuk dipping putting.Golongan

: Obat bebas terbatas

10. Glutacid

Bentuk sediaan: Cairan

Komposisi

: Setiap 1 L mengandung glutaraldehyde 30% dan benzalkonium chloride 20%

Indikasi

: Dapat membunuh virus envelope dan non envelope (avian influenza, IBD, ND, IB, ILT, EDS dll), bakterisidal (E.coli, Salmonella sp., Pasteurella sp., Haemophyllus sp., Mycoplasma sp., dll), fungisidal (Aspergillus sp., dll) serta sporosidal

Dosis

: Foot dipping/wheel bath : 5 ml/1 L air

Golongan

: Obat bebas terbatas

11. Intercide

Bentuk sediaan: Cairan

Komposisi

: Mengandung povidone iodine 10%

Indikasi

: untuk mecuci tangan, ambing, dipping putting, antiseptika luka dan bagian yang akan dioperasi

Dosis

: Cuci tangan, ambing, dan dipping putting : 1 ml/1 L air. Antiseptika luka dan bagian yang akan dioperasi : 1 ml/1 L air

Golongan

: Obat bebas terbatas

12. Iodophore 11,5%

Bentuk sediaan: Cairan

Komposisi

: Mengandung povidone iodine

Indikasi

: Sebagai antiseptic untuk infeksi kulit pada hewan

Dosis

: Berbeda-beda sesuai dengan dosis pada kemasan obatnya13. Klorin Gard

Bentuk sediaan: Tablet effervescent

Komposisi

: Mengandung sodium dichloroisocyanurate 5.000 mg

Indikasi

: Efektif sebagai antiseptic saat pemerahan susu. Bersifat spectrum luas, mampu membunuh mikoplasma, bakteri, virus, jamur, kapang, protozoa seperti AI, ND, gumboro, hog colera, PRRS, E.coli, Salmonella sp., dll

Dosis

: 1 tablet per 20 L air

14. Medisep

Bentuk sediaan: Cairan

Komposisi

: Setiap ml mengandung cetyl pyridinium chloride (CPC) 1% b/v, cetyl trimethyl ammonium bromide (CTAB) 2% b/v, dan benzalkonium chloride (BKC) 2% b/vIndikasi

: desinfeksi tangan atau bagian yang akan dioperasi dan luka dan mengobati luka terbakar atau luka bekas cacar atau diadu.Dosis

: mengobati bekas luka cacar atau diadu : 6 ml tiap 1 L air. Desinfeksi tangan atau bagian yang akan dioperasi atau luka terbuka : 2 ml tiap 1 L airGolongan

: Obat bebas terbatas

15. Neo Antisep

Bentuk sediaan: Cairan

Komposisi

: Mengandung 3% iodium aktif

Indikasi

: Mencegah mastitis pada sapi

Dosis

: Mencegah mastitis dipakai untuk membersihkan ambing sebelum dan sesudah diperah : 18 ml tiap 100 ml air

Golongan

: Obat bebas terbatas

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Definisi dari antiseptik adalah bahan chemical yang digunakan dikulit atau jaringan hidup untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme sehigga dapat mengurangi ataupun menghilangkan jumlah bakteri, seperti Chlorhexidine gluconate Cetrimide, Alkohol, Povidone iodine dan lain sebagainya. Ada beberapa contoh antiseptic yang biasa digunakan dalam dunia kedokteran hewan yaitu antisep, asaben, asadin, aseptic solution liquid, benzaklin benzalkonium chloride 10%, biocid 30, biodes-100, biodes forte, dermaseptiode gel, destan, glutacid,intercede, iodophore 11,5%, klorin-gard, medisep, dan neo antisep.

B. SARAN

Perbanyak membaca referensi mengenai ilmu farmakologi veteriner sehingga nantinya akan terbiasa dengan nama obat-obat untuk suatu penyakit pada hewan. DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, Wahyu. 2009. PERBANDINGAN EFEKTIVITAS KOMBINASI CHLORHEXIDINE GLUCONATE CETRIMIDE-ALKOHOL 70%- POVIDONE IODINE 10% DENGAN CHLORHEXIDINE GLUCONATE CETRIMIDE - POVIDONE IODINE 10% SEBAGAI ANTISEPTIK TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN KUMAN PADA OPERASI FRAKTUR TERTUTUP ELEKTIF SIMPLE DI IBS RSO.PROF DR.R. SOEHARSOSURAKARTA. FK Universitas Sebelas Maret : Surakarta.

Asosiasi Obat Hewan Indonesia. 2013. Indeks Obat Hewan Indonesia IOHI Edisi IX. Gita Pustaka : Jakarta