Makala Ah
description
Transcript of Makala Ah
ANTISEPTIK PADA HEWAN
DISUSUN OLEH :
ANITAWATI UMAR
SILVANA A
ANDI TENRIGAU
IMRAN
ELPHAN AUGUSTA
JANNE LORENS
TRINI PURNAMASARI
AINUN KARLINA
ANDI AHMAD RIFALDI
MUH. NOER ARRA
ALFIONITA ARIF
SRI WAHYUNI
RISMAYANI
ANNITA VURY N
MUH. RIFKI RAJAB
SUCI NURFITRIANI
ANDI HISMAL GIFARI
RINI AMRIANI
IBNU ZIKRILLAH ANDI HUSNUL KHATIMAH WENDELINDIA
INRIYANI SARI TRY AGUSTIANINGSIH
HANUM LATIFAPROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan izin dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Antiseptik Yang Biasa Digunakan Dalam Dunia Kedokteran Hewan. Sholawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.
Proposal Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas mandiri dari mata Kuliah Farmakologi Veteriner II. Dan terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu, dan teman-teman yang ikut serta dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini sedikit banyaknya memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri umumnya bagi semuanya. Akhirnya kepada Allah jua penulis memohon ampun, kalau sampai terjadi kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Besar harapan kami atas masukan guna perbaikan isi materi dari makalah ini. Semoga apa yang kami susun bermanfaat. Amien ya Robalalamin.
Makassar, 19 Desember 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahanantiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptiktersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifatkeras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satucara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahandalam proses sterilisasi.Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dansangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akandimatikan. Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik(pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan kimia). Dalam tulisan ini hanya difokuskan kepada cara kimia, khususnya jenis-jenis bahan kimia yang digunakan serta aplikasinya.Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapiumumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi,yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitusenyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus -X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam ammoniumkuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida.Telah dilakukan perbandingan koefisien fenol turunan aldehid (formalindan glutaraldehid) dan halogen (iodium dan hipoklorit) terhadap mikroorganismeStaphylococcus aureusdanSalmonella typhiyang resisten terhadap ampisilindengan tujuan untuk mengetahui keefektifan dari disinfektan turunan aldehid dan halogen yang dibandingkan dengan fenol dengan metode uji koefisien fenol .B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan antiseptic ?
2. Jenis-jenis antiseptic apa saja yang biasa digunakan dalam dunia kedokteran hewan ?C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui yang dimaksud dengan antiseptic Untuk mengetahu antiseptic apa saja yang biasa digunakan dalam dunia kedokteran hewan.BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANTISEPTIK
Pencegahan infeksi luka operasi (ILO) / surgical site infection (SSI) memerlukan perhatian yang besar karena luka yang terinfeksi bisa berlanjut menjadi masalah besar terhadap biaya yang dikeluarkan, morbiditas, bahkan kematian. Centers for disease control and prevention (CDC) membagi SSI atau ILO postoperatif menjadi infeksi luka insisional superfisial (melibatkan jaringan kulit dan subkutan) dan dalam ( meliputi fascia dan otot), dan infeksi organ. Data epidemiologi menunujukan bahwa SSI menempati urutan ketiga untuk kejadian infeksi nosokomial di Amerika, sekitar 14-16% infeksi nosokomial pada pasien rawat inap. Sekitar 40% infeksi nosokomial muncul pada pasien operasi adalah SSI, dua pertiga adalah infeksi luka insisi sedang sepertiganya adalah infeksi organ/space. Tiga perempat kematian pasien operasi dengan SSI berhubungan denga infeksinya, dan hampir semuanya infeksi organ/space. Luka infeksi didefinisikan oleh US Centre for Disease Control and Prevention (CDC) as surgical site infection (SSI) (Purnomo, 2009) :A. Superficial incisional SSI infeksi yang melibatkan kulit dan insisi jaringan subkutan
B. Deep incisional SSI Luka infeksi yang melibatkan jaringan yang lebih dalam seperti fascia dan lapisan otot
C. Organ/space SSI infeksi yang melibatkan bagian dari anatomi organ dan daerah yang terbuka.
Definisi dari antiseptik adalah bahan chemical yang digunakan dikulit atau jaringan hidup untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme sehigga dapat mengurangi ataupun menghilangkan jumlah bakteri, seperti Chlorhexidine gluconate Cetrimide, Alkohol, Povidone iodine dan lain sebagainya. Infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri, jamur, virus yang mungkin ditemukan pada kulit pasien, penggunaan antiseptik akan memutuskan transmisi kuman dan mengurangi ataupun menghilangkan jumlah kuman yang ada pada medan operasi (Purnomo, 2009).
Antiseptik merupakan bahan kimia yang digunakan untuk melaksanakan desinfeksi. Walaupun seringkali disinonimkan dengan antiseptik namun pengertian desinfeksi dan desinfektan biasanya ditujukan terhadap benda mati 7. Karenanya lebih tepat dipakai istilah antiseptic (Purnomo, 2009).B. JENIS-JENIS ANTISEPTIK
1. AntisepBentuk sediaan: Cairan
Komposisi
: Mengandung iodium 5%, kalium iodide 10% dan dapar B
Indikasi
: Unggas : cacar, luka, dan infeksi kulit dan membasmi kuman penyakit yang mudah menyebar di kandang. Sapi : membilas ambing sebelum diperah dan pencelupan ambing sesudah diperasDosis
: unggas : 1 sendok teh (3 ml) tiap 2 L air minum untuk mencegah korisa pada peralihan musim. Penularan penyakit kea yam yang sehat dalam satu kandang, dan membunuh kuman-kuman yang dapat menyebabkan ND (tetelo), korisa, kolera, typhoid, pullorum, dan koksidiosis. Untuk membunuh kuman dan menghilangkan bau di kandang : 1 sendok the (3 ml) tiap 1 L air. Sapi : 10 ml tiap 100 ml air untuk membilas ambing sebelum diperah dan 25 ml tiap 100 ml air untuk pencelupan putting ambing selama 1 menit setelah pemerahan.
Golongan
: Obat bebas terbatas2. Asaben
Bentuk sediaan: Cairan
Komposisi
: Mengandung Benzalkonium chloride 10%
Indikasi
: Antiseptika untuk sanitasi rutin. Mampu membasmi virus, bakteri, jamur, dan kuman-kuman penyebab penyakit.
Dosis
: Cuci tangan sebelum masuk kandang : 2 ml/10 L air. Sanitasi air minum : 5 ml/10 L airGolongan
: Obat bebas terbatas
3. Aseptic Solution Liquid
Bentuk sediaan: Cairan
Komposisi
: Mengandung povidone iondine
Indikasi
: Desinfeksi kulit pada pre- dan post-operasi. Juga digunakan pada luka bakar, trauma, frigorism, vaginitis, uterirtis dan infeksi kulit. Untuk desinfeksi ambing (pencegahan terhadap mastitis). Dosis
: Untuk infeksi kulit : encerkan larutan obat dengan air hingga 300 kali. Untuk desinfeksi ambing : encerkan larutan obat dengan air hingga 750 kali. Desinfeksi uterus dan vagina : encerkan larutan obat dengan air hingga 400 kali.
Golongan
: Obat bebas terbatas
4. BenzaklinBentuk sediaan: Cairan
Komposisi
: Mengandung Dimethyl cocobenzyl ammonium chloride 10%
Indikasi
: Pengobatan local pododermatitis yang disebabkan oleh jamur pada ternak dan hewan kesayangan. Untuk dipping putting dan cuci ambing.Dosis
: Untuk dipping putting : 2 ml/1 L air. Untuk pengobatan local pododermatitis : 15 ml/1 L air.Golongan
: Obat bebas terbatas
5. Biocid 30
Bentuk sediaan: Cairan
Komposisi
: Mengandung iodine 3% dan surfaktan 25%
Indikasi
: Desinfeksi dan membersihkan tangan, ambing sebelum diperah, bagian yang akan dioperasi dan luka terbuka
Dosis
: Encerkan larutan obat dalam 1 L air hingga 300 kali
Golongan
: Obat bebas terbatas
6. Biodes-100
Bentuk sediaan: Cairan
Komposisi
: Setiap ml mengandung benzalkonium chloride 12%
Indikasi
: Desinfeksi ambing sapi
Dosis
: 20 ml/10 L air
Golongan
: Obat keras
7. Biodes Forte
Bentuk sediaan: Cairan
Komposisi
: Mengandung Benzalkonium chloride 50%
Indikasi
: Desinfeksi ambing sapi sebelum dan sesudah diperah
Dosis
: 5 ml/100 L air.Golongan
: Obat bebas terbatas
8. Dermaseptiode gel
Bentuk sediaan: Gel
Komposisi
: Mengandung PVPI (polyvidone iodine), thickener (xanthum-gum) dan glycerin.
Indikasi
: Membentuk lapisan transparan untuk melindungi putting susu tanpa mewarnai kulit putting susu dan sangat mudah untuk dibersihkan. Melembabkan putting, menjaga putting dalam kondisi baik sepanjang tahun. Menghasilkan iodin organic yang dapat mengontrol miroorganisme berspektrum luas, temasuk Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Enterococcus faecalis dan Streptococcus agalactiae.
Dosis
: Gunakan setelah proses pemerahan, siap untuk digunakan dan selalu menggunakan produk yang masih bagus. Gunakan cup pencelup yang bersih, isi sebanyak cup pencelup kemudian celupkan pada setiap putting serta jaringan di lap. Cuci cup pencelup dengan sebelum proses pemerahan berikutnya.
Golongan
: Obat bebas terbatas
9. Destan
Bentuk sediaan: Cairan
Komposisi
: Mengandung Benzalkonium chloride (alkyl dimethyl benzyl ammonium chloride)
Indikasi
: Digunakan sebagai antiseptic pada peternakan
Dosis
: 2 ml/1 L air untuk dipping putting.Golongan
: Obat bebas terbatas
10. Glutacid
Bentuk sediaan: Cairan
Komposisi
: Setiap 1 L mengandung glutaraldehyde 30% dan benzalkonium chloride 20%
Indikasi
: Dapat membunuh virus envelope dan non envelope (avian influenza, IBD, ND, IB, ILT, EDS dll), bakterisidal (E.coli, Salmonella sp., Pasteurella sp., Haemophyllus sp., Mycoplasma sp., dll), fungisidal (Aspergillus sp., dll) serta sporosidal
Dosis
: Foot dipping/wheel bath : 5 ml/1 L air
Golongan
: Obat bebas terbatas
11. Intercide
Bentuk sediaan: Cairan
Komposisi
: Mengandung povidone iodine 10%
Indikasi
: untuk mecuci tangan, ambing, dipping putting, antiseptika luka dan bagian yang akan dioperasi
Dosis
: Cuci tangan, ambing, dan dipping putting : 1 ml/1 L air. Antiseptika luka dan bagian yang akan dioperasi : 1 ml/1 L air
Golongan
: Obat bebas terbatas
12. Iodophore 11,5%
Bentuk sediaan: Cairan
Komposisi
: Mengandung povidone iodine
Indikasi
: Sebagai antiseptic untuk infeksi kulit pada hewan
Dosis
: Berbeda-beda sesuai dengan dosis pada kemasan obatnya13. Klorin Gard
Bentuk sediaan: Tablet effervescent
Komposisi
: Mengandung sodium dichloroisocyanurate 5.000 mg
Indikasi
: Efektif sebagai antiseptic saat pemerahan susu. Bersifat spectrum luas, mampu membunuh mikoplasma, bakteri, virus, jamur, kapang, protozoa seperti AI, ND, gumboro, hog colera, PRRS, E.coli, Salmonella sp., dll
Dosis
: 1 tablet per 20 L air
14. Medisep
Bentuk sediaan: Cairan
Komposisi
: Setiap ml mengandung cetyl pyridinium chloride (CPC) 1% b/v, cetyl trimethyl ammonium bromide (CTAB) 2% b/v, dan benzalkonium chloride (BKC) 2% b/vIndikasi
: desinfeksi tangan atau bagian yang akan dioperasi dan luka dan mengobati luka terbakar atau luka bekas cacar atau diadu.Dosis
: mengobati bekas luka cacar atau diadu : 6 ml tiap 1 L air. Desinfeksi tangan atau bagian yang akan dioperasi atau luka terbuka : 2 ml tiap 1 L airGolongan
: Obat bebas terbatas
15. Neo Antisep
Bentuk sediaan: Cairan
Komposisi
: Mengandung 3% iodium aktif
Indikasi
: Mencegah mastitis pada sapi
Dosis
: Mencegah mastitis dipakai untuk membersihkan ambing sebelum dan sesudah diperah : 18 ml tiap 100 ml air
Golongan
: Obat bebas terbatas
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Definisi dari antiseptik adalah bahan chemical yang digunakan dikulit atau jaringan hidup untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme sehigga dapat mengurangi ataupun menghilangkan jumlah bakteri, seperti Chlorhexidine gluconate Cetrimide, Alkohol, Povidone iodine dan lain sebagainya. Ada beberapa contoh antiseptic yang biasa digunakan dalam dunia kedokteran hewan yaitu antisep, asaben, asadin, aseptic solution liquid, benzaklin benzalkonium chloride 10%, biocid 30, biodes-100, biodes forte, dermaseptiode gel, destan, glutacid,intercede, iodophore 11,5%, klorin-gard, medisep, dan neo antisep.
B. SARAN
Perbanyak membaca referensi mengenai ilmu farmakologi veteriner sehingga nantinya akan terbiasa dengan nama obat-obat untuk suatu penyakit pada hewan. DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, Wahyu. 2009. PERBANDINGAN EFEKTIVITAS KOMBINASI CHLORHEXIDINE GLUCONATE CETRIMIDE-ALKOHOL 70%- POVIDONE IODINE 10% DENGAN CHLORHEXIDINE GLUCONATE CETRIMIDE - POVIDONE IODINE 10% SEBAGAI ANTISEPTIK TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN KUMAN PADA OPERASI FRAKTUR TERTUTUP ELEKTIF SIMPLE DI IBS RSO.PROF DR.R. SOEHARSOSURAKARTA. FK Universitas Sebelas Maret : Surakarta.
Asosiasi Obat Hewan Indonesia. 2013. Indeks Obat Hewan Indonesia IOHI Edisi IX. Gita Pustaka : Jakarta