Mak. Indomie Taiwan

14
Makalah PBL Blok 2 Modul 1 Penarikan Indomie oleh Taiwan Oleh: Raymond Edwin Lubis 10.2010.142 Kelompok: C1 11 November 2010 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Transcript of Mak. Indomie Taiwan

Page 1: Mak. Indomie Taiwan

Makalah PBL Blok 2 Modul 1

Penarikan Indomie oleh Taiwan

Oleh:

Raymond Edwin Lubis

10.2010.142

Kelompok: C1

11 November 2010

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Page 2: Mak. Indomie Taiwan

Pendahuluan

Dokter merupakan profesi yang kompleks. Profesi ini memerlukan beberapa hal yang

harus dicapai untuk kelangsungannya. Kemampuan tersebut adalah kemampuan kognitif,

perilaku yang baik, keterampilan, dan analisis. Kemampuan analisis yang tepat juga

diperlukan karena profesi dokter menangani manusia yang merupakan mahluk yang kompleks

yaitu makhluk biopsikososial. Makalah ini disusun bertujuan untuk penerapan analisis

terhadap suatu permasalahan dalam dunia kedokteran. Analisa yang dipakai adalah berpikir

kritis dan nalar. Kemampuan berpikir kritis dan nalar diperlukan agar dokter mengurangi

kemungkinan-kemungkinan yang dapat menyebabkan kesalahan analisa. Untuk lebih

lanjutnya diperlukan suatu skenario untuk membantu penerapan kemampuan berpikir kritis

dan nalar. Berpikir kritis juga mensistemasi suatu permasalahan secara runtut agar ditemukan

solusi yang cocok dengan masalah yang dikemukakan. Di makalah ini akan dijelaskan

terlebih dahulu tentang apa yang dibahas, kronologi kasus, dan tindak lanjut dalam menangani

kasus tersebut.

Skenario yang dipakai berupa masalah dalam kesehatan masyarakat. Masalah tersebut

adalah penarikan mie instan bermerek Indomie oleh Taiwan karena ditemukannya bahan

pengawet terlarang yang seharusnya tidak dikonsumsi manusia. Skenario ini akan dianalisa

seperlunya agar ditemukan pokok permasalahan dan kemungkinan-kemungkinan yang

menjadi pemicu masalah tersebut.

Sekilas tentang Mie Instan

Kemajuan zaman membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat, tidak terkecuali

dalam menyiapkan makanan. Salah satu makanan alternatif yang digemari masyarakat adalah

mie instan. Mie instan memiliki rasa yang lezat serta proses penyajian yang mudah dan cepat,

harganya yang murah membuat mie instan berpotensi sebagai salah satu bahan makanan

pilihan selain beras. Namun, mie instan belum dianggap sebagai makanan utama karena

belum mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang bagi tubuh. Mie yang terbuat dari tepung

terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar, tetapi kandungan protein, vitamin dan

mineralnya hanya sedikit.1

Mie instan terdiri dari mie, bumbu dan bubuk cabe, minyak sayur, solid ingredients,

kecap dan chili sauce. Pada bumbu terdapat bahan penyedap rasa MSG (Mono Sodium

Glutamat), gula, garam, dan bahan-bahan pelengkap bumbu seperti bahan-bahan penggurih,

2

Page 3: Mak. Indomie Taiwan

yeast extract, rempah-rempah dan bahan penambah rasa atau flavour yang memberi rasa mie

seperti rasa kari ayam, ayam bawang, soto ayam, dan lain sebagainya.2

Sebagai salah satu makanan populer yang memiliki daya simpan yang baik dan digemari

oleh berbagai kalangan, tentu saja mie instan mengunakan bahan pengawet dalam proses

pembuatannya. Pengawetan mie instan dilakukan dengan deep frying yaitu penggorengan

dengan minyak goreng nabati pada suhu 120–160 oC selama 60-90 detik sampai kering

sehingga diperoleh kadar airnya kurang dari 4 % sehingga mikroorganisme tidak dapat

berkembang biak.3

Perdagangan Mie Instan di Asia

Mie instan pertama kali berasal dari Jepang dan dikenal pada tahun 1950-an. Mie instan

yang kita konsumsi saat ini telah diproduksi di lebih dari 80 negara di seluruh dunia. Pada

tahun 2001, lebih dari satu juta mie instan diproduksi di Cina, sekitar 700.000 mie instan di

Jepang dan Indonesia, 270.000 mie instan di Korea Selatan, 200.000 mie instan di Vietnam,

80.000 mie instan di Thailand, 50.000 mie instan di Taiwan, dan 40.000 mie instan di

Filipina. Kemudahan dan keterjangkauan merupakan faktor penting berpengaruh untuk

meningkatkan popularitas mie instan. Konsumsi mie instan semakin meningkat sejak tahun

1995 di beberapa negara Asia, kecuali untuk Jepang yang tetap stabil konsumsinya.

Kemudian pada tahun 2001 konsumsi per kapita tahunan mie instan berkisar dari sekitar 5,5

kilogram di Korea Selatan dan Jepang. Filipina menempati urutan terakhir dalam konsumsi

per kapita tahunan yaitu 0,57 kilogram.4

Tabel 1. Konsumsi Mie Instan di Beberapa Negara Asia (kilogram per orang per

tahun).4

Negara 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001

Korea Selatan 4.016 4.137 4.266

4.965 5.213 5.385 5.537

Jepang 5.649 5.681 5.610

5.507 5.496 5.507 5.586

Indonesia 2.543 2.823 3.078

2.901 3.095 3.219 3.363

Vietnam 0.956 1.043 1.187

1.394 1.690 2.074 2.550

Taiwan 1.880 1.942 2.004

2.004 2.040 2.004 2.058

Thailand 0.758 0.849 0.994

1.042 1.138 1.244 1.362

China 0.512 0.534 0.57 0.692 0.822 0.898 0.988

3

Page 4: Mak. Indomie Taiwan

7

Filipina 0.278 0.316 0.358

0.403 0.452 0.506 0.570

Kronologi Penarikan Indomie oleh Taiwan

Pada bulan Oktober 2010, berbagai media sempat dihebohkan dengan adanya

pemberitaan bahwa terdapat bahan pengawet yang tidak sesuai pada produk Indomie yang

dipasarkan di Taiwan. Adanya kabar tersebut membuat produk-produk Indomie ditarik dari

pasaran di Taiwan dan mencemaskan konsumen yang berada di Taiwan dan konsumen di

negara lain secara tidak langsung. Bahkan akibat dari pemberitaan tersebut saham PT.

Infofood CBP Sukses Makmur di pasaran yang ikut anjlok sementara.5

Tepatnya pada tanggal 9 Juni 2010, kasus Indomie di Taiwan bermula datangnya surat

dari Food and Drugs Administration (FDA) Taiwan kepada Kantor Dagang dan Ekonomi

Indonesia di Taiwan. Dimana surat tersebut berisikan pemberitahuan bahwa produk mie

instan dari Indofoof tidak sesuai dengan persyaratan dari FDA. Dikatakan bahwa berdasarkan

pada pemeriksaan terhadap produk Indomie ditemukan bahan pengawet yang tidak diizinkan

oleh FDA, jenis pengawet tersebut adalah Methyl P-Hydoxybenzoate atau lebih dikenal

dengan nama Nipagin.5

Pada pertengahan Juni 2010, pihak Indofood telah merespon surat dari FDA tersebut

dengan menyatakan bahwa produk yang dikeluarkan oleh perusahaannya selalu menyesuaikan

persyaratan dan peraturan yang berlaku di Taiwan. Indofood memberikan respon seperti itu

karena Indofood mengekspor mie instan sesuai kesepakatan standar negara yang dituju.

Kemudian pada 2 Juli 2010, untuk menindaklanjuti permasalahan mengenai kasus Indomie

tersebut maka diadakan pertemuan antara Dirjen Perdagangan Luar Negeri dan Importir

tunggal Indomie di Taiwan. Dimana di dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai

perencanaan Nota Kesepahaman antara kedua belah pihak. Semenjak pertemuan tersebut

hingga awal Oktober 2010, pihak Indofood tidak mendengar lagi mengenai kasus

permasalahan yang mengenai salah satu produknya, yaitu Indomie. Kemudian pada 8 Oktober

2010, diumumkan melalui media Taiwan dan Hongkong mengenai pemberitahuan bahwa di

dalam kecap Indomie terdapat bahan pengawet yang tidak sesuai atau dilarang oleh negara

tersebut. Dari pemberitaan-pemberitaan tersebut menimbulkan kecemasan konsumen di

Taiwan serta negara lainnya. Selain itu terjadi penarikan Indomie di pasaran Taiwan dengan

4

Page 5: Mak. Indomie Taiwan

alasan Indomie menggunakan bahan pengawet yang diasumsi dapat mengganggu kesehatan

manusia.4

Nipagin pada Mie Instan

Nipagin memiliki nama lain, yakni methylparaben dengan rumus kimia 

CH3(C6H4(OH)COO). Jenis paraben lain yang juga banyak digunakan adalah propylparaben

dan butylparaben keduanya aman dipakai jika dalam kadar tertentu.

Menurut FDA, untuk suatu produk biasanya paraben yang digunakan berjumlah lebih dari

satu jenis. Pengawet ini biasanya digabung dengan pengawet lain untuk memberikan

perlindungan terhadap berbagai jenis mikroorganisme yang dapat merusak mie instan.

Methylparaben adalah jenis paraben yang dapat dihasilkan secara alami dan ditemukan dalam

sejumlah buah-buahan, terutama blueberry dan jenis paraben lainnya. Sejauh ini, belum ada

bukti bahwa methylparaben dapat menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan pada

konsentrasi tertentu dalam penggunaan perawatan tubuh atau kosmetik.

FDA menilai, methylparaben sebagai pengawet yang aman atau generally regarded as safe

(GRAS) untuk kosmetik. Di Eropa, methylparaben digunakan sebagai pengawet makanan

yang mendapat persetujuan Uni Eropa dengan kode E-218.

Methylparaben juga dapat dimetabolisme oleh bakteri tanah sehingga benar-benar terurai.

Methylparaben mudah diserap dari saluran pencernaan atau melalui kulit. Hal ini

dihidroliskan menjadi asam p-hidroksibenzoat dan cepat dikeluarkan tanpa akumulasi dalam

tubuh. Di setiap negara, batas maksimum pemakaian nipagin berbeda. Di Amerika Serikat,

Kanada, dan Singapura, kadar maksimum nipagin adalah 1.000 mg per kg. Adapun nipagin di

Hongkong 550 mg per kg. Di Indonesia, Badan POM telah menetapkan batas maksimal

penggunaan nipagin 250 mg per kg.6

Tanggapan Pihak Indofood dan BPOM

Dalam menanggapi permasalahan tersebut, pihak Indofood dengan tegas menyatakan

bahwa produk Indomie yang diproduksi oleh perusahaannya sesuai dengan standar

internasional yang ditetapkan oleh CODEX Alimentarius Commision. Indomie sudah beredar

hingga ke luar negeri sudah hampir 20 tahun belakangan ini dan selama itu pula Indomie

selalu mematuhi regulasi kesehatan makanan negara yang akan disasar.7

5

Page 6: Mak. Indomie Taiwan

Tidak hanya dari pihak Indofood yang menanggapi kasus di Taiwan tersebut, pihak

BPOM sebagai badan pengawas standar makanan di Indonesia juga turut memberikan

pernyataan bahwa produk Indomie yang diproduksi oleh Indofood layak untuk dikonsumsi

oleh masyarakat. Pihak BPOM memanfaatkan media komunikasi berupa press release untuk

menyatakan kepada masyarakat mengenai layaknya produk Indomie untuk dikonsumsi.

Dalam press release yang dikeluarkan oleh pihak BPOM berisikan pernyataan bahwa bahan

pengawet yang dipergunakan dalam produk Indomie sudah sesuai dengan batas pemakaian

maksimal bahan pengawet nipagin dalam makanan.7 Bahkan dalam press release tersebut juga

dinyatakan bahwa pihak BPOM turut menjamin keamanan produk Indomie untuk dikonsumsi

oleh pasar dan siap bertanggung jawab akan pernyataan tersebut.

Selain memanfaatkan media press release, pihak Indofood dan BPOM juga

memanfaatkan media pemberitaan yang ada dengan mengadakan konferensi pers guna

klarifikasi mengenai kasus penarikan Indomie di Taiwan. Dengan banyaknya pemberitaan di

media mengenai klarifikasi kasus tersebut akan semakin meyakini konsumen bahwa produk

Indomie merupakan makanan yang layak untuk dikonsumsi. Pihak Indofood dan BPOM juga

siap untuk selalu sedia memberikan pernyataan selama pernyataan tersebut diperlukan, dan

kedua pihak tersebut siap diperiksa oleh badan pengawas standar makanan Internasional.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur mengalami awal krisis sejak surat dari pihak Food

and Drugs Administration Taiwan dikirim ke pemerintah Indonesia. Puncak krisis ditandai

dengan ditariknya produk Indomie dari pasaran di Taiwan dan mulai anjloknya saham

Indofood di bursa saham. Untuk menangani krisis yang terjadi guna mengembalikan

kepercayaan publik akan produk Indomie, maka pihak Indofood dan BPOM melakukan

rangkaian kegiatan klarifikasi melalui media. Kegiatan klarifikasi yang dilakukan oleh pihak

Indofood dan BPOM disertai dengan bukti bahwa memang benar adanya produk Indomie

merupakan produk yang aman untuk dikonsumsi masyarakat.

Penanganan krisis yang dilakukan oleh Indofood dan BPOM dapat dikatakan berhasil

dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi produk Indomie, baik di

Indonesia maupun di negara lain. Untuk di Taiwan sendiri masih ada pedagang yang menjual

dan konsumen yang membeli produk Indomie.5 Pernyataan dari BPOM dan Dinas Kesehatan

yang menyatakan bahwa Indomie aman untuk dikonsumsi membuat pihak Indofood yakin

bahwa kasus penarikan Indomie di Taiwan tidak akan berimbas besar terhadap angka

penjualan Indomie tersebut.

6

Page 7: Mak. Indomie Taiwan

Analisa Pengaruh yang Ditimbulkan Akibat Penarikan Mie Instan oleh Taiwan

Di Indonesia, perusahaan mie instan terbesar adalah PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk yang memiliki kapasitas produksi mencapai 11 miliar bungkus per tahun. Produk

Indofood dengan berbagai merek menguasai 55-60 persen pasar di tingkat nasional dengan

produk mie instan menguasai 35 persennya. Menyusul Wings Group (Mie Sedaap) dengan

menguasai 25-30 persen pasar. Produksi utama Indofood masih kalah jauh dengan jumlah

ekspor ke Taiwan yang hanya mencapai dua hingga lima juta bungkus per tahunnya. Ekspor

mie instan nasional pada 2010 diperkirakan sanggup menembus 240 miliar rupiah atau naik

sekitar 15% dibandingkan tahun 2009. Kasus penarikan mie instan oleh Taiwan diyakini tidak

akan menggangu kinerja ekspor produk ini karena aksi paralel impor. Jika total omzet mie

instan tahun 2010 diprediksi mencapai 2,4 triliun maka sekitar sepuluh persen di antaranya

merupakan nilai ekspor. Secara volume, konsumsi tahun 2010 diperkirakan 16-17 miliar

bungkus. Kemudian ditambahkan bahwa konsumsi mie instan nasional tergantung pada

kinerja panen produksi bahan kebutuhan pokok yaitu beras. Jika kondisi perdagangan dan

distribusi beras berjalan biasanya berpengaruh pada berkurangnya konsumsi mie instan.

Hubungannya adalah jika panen berasnya bagus, masyarakat akan tetap mengonsumsi nasi.9

Kasus Indomie di Taiwan bukan merupakan perang dagang. Sebab produk mie instan

Indonesia membidik kelas pasar berbeda dengan produk mie instan asal negara lain.

Pengakuan dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mengatakan bahwa tidak ada kendala

ekspor atau penjualan ketika kasus penarikan produk mereka di Taiwan. Data ini diperkuat

oleh pernyataan dari Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman (Pipim) yang

mengatakan pada tahun 2006 nilai ekspor mie instan Indonesia mencapai USD 36,5 juta

kemudian melonjak pada tahun 2009 menjadi USD 95 juta. Target akan tercapai jika kasus di

Taiwan bisa diselesaikan secepatnya. Hal ini membuktikan bahwa Indofood masih ingin

mempertahankan kerjasama dengan Taiwan walaupun tidak terlalu menguntungkan. Indofood

melakukannya untuk membuktikan bahwa produk mie instan mereka tidak seperti yang

Taiwan buktikan.9

Langkah Nyata dari Pemerintah

Pemerintah mengaku telah melakukan upaya nyata untuk menyelesaikan kasus Indomie

di Taiwan. Telah dilakukan komunikasi secara langsung untuk meyepakati beberapa langkah

yang harus ditempuh agar hubungan bisnis tetap berjalan. Taiwan telah memahami pokok

permasalahan dan berjanji memberikan kerjasama sepenuh hati untuk mencari solusi bersama.

7

Page 8: Mak. Indomie Taiwan

Taiwan memberi klarifikasi untuk menjelaskan bahwa ada dua standar yang berbeda antara

Indonesia dan Taiwan terkait penggunaan bahan pengawet, tetapi keduanya diakui secara

internasional. Taiwan juga diminta menjelaskan bahwa produk yang masuk melalui jalur

distribusi Indofood sudah memenuhi standard Taiwan. Kemudian meminta otoritas setempat

meletakkan persoalan secara proporsional tidak menyamaratakan semua produk yang beredar

di Taiwan yang masuk dengan cara yang berbeda. Selanjutnya Taiwan diminta untuk

memperlakukan masalah ini sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam perdagangan

internasional dan melakukan komunikasi dengan otoritas yang berkompeten untuk bidang

ini.10

Pemerintah Indonesia siap bekerjasama dengan pihak terkait di luar negeri dalam

menangani hal ini. Pemerintah menginginkan mulai dari pemeriksaan suatu produk sampai

kepada komunikasi kepada publik, sebaiknya ditangani lembaga kompeten agar tidak

menimbulkan kebingungan konsumen. Usaha-usaha seperti ini dilakukan untuk menanamkan

kepercayaan kepada publik dan memupuk kerja sama dagang yang lebih baik dengan luar

negeri.10

Kesimpulan

Simpulan disusun berdasarkan kemampuan berpikir kritis yang telah dijelaskan di awal

dan berdasarkan berbagai data dan pemberitaan di media elektronik, disusun tiga simpulan

sebagai berikut:

a. Kasus penarikan Indomie di Taiwan terjadi karena perbedaan standar bahan pengawet

antara Taiwan dan dunia. Dalam hal ini Taiwan tidak mengikuti standar dari CODEX

Alimentarius Comission.

b. Ditemukan indikasi salah sasaran dalam ekspor produk mie instan ke Taiwan. Mie

instan yang dipermasalahkan oleh Taiwan adalah mie instan untuk negara lain dengan

standar yang berbeda. Ekspor mie instan dari Indofood disesuaikan dengan standar

dari masing-masing negara.

c. Tidak ada unsur persaingan dagang mie instan Taiwan dengan Indomie. Karena nilai

ekspor mie instan ke Taiwan hanya 8% dari seluruh ekspor mie instan ke negara-

negara lain.

8

Page 9: Mak. Indomie Taiwan

Daftar Pustaka

1. Irawan H. Efek mi instan bagi kesehatan. Diunduh dari

http://www.hendyirawan.com/efek-mi-instan-bagi-kesehatan/, 10 November 2010.

2. Republika Newsroom. Mi instan. Diunduh dari

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/info-halal/08/12/30/23620-mi-instan, 10

November 2010.

3. Manurung, Erikson H. Analisis bahan pengawet natrium benzoat pada bumbu dan

kecap mie instan secara spektrofotometer UV-Visible. Sumatera Utara: USU

Repository; 2010.h.1-2.

4. USAID (US). Fortification basics. Instant noodles: A potential vehicle for

micronutrient fotification. 2002.

5. Lismawati I, Kurniawan I. Kronologi penarikan Indomie di Taiwan. Diunduh dari

http://nasional.vivanews.com/news/read/182865-kronologis-penarikan-indomie-di-

taiwan, 9 November 2010.

6. Candra A, editor. Mengenal pengawet nipagin. Diunduh dari

http://health.kompas.com/lifestyle , 8 November 2010.

7. Poskota. Indofood tanggapi penarikan Indomie di Taiwan. Diunduh dari

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/10/11/indofood-tanggapi-penarikan-

indomie-di-taiwan , 8 November 2010.

8. Rani. Indomie masih bisa ditemui di Taiwan. Diunduh dari

http://news.id.msn.com/okezone/business/article.aspx?cp-documentid=4389731, 8

November 2010.

9. Jawa Pos. Tetap optimis ekspor tembus Rp 240 M. Diunduh dari

http://www.jpnn.com , 9 November 2010.

10. Jawa Pos. Taiwan siap klarifikasi indomie. http://www.jpnn.com, 9 November 2010.

9