Mak Bio Klin

12
Judul : Pengaruh Konsumsi Tomat terhadap SGOT SGPT Mahasiswa Farmasi Universitas Padjadjaran Nama/NPM : Ilyas Nur F / 260110120171 Dewi Lutfiani / 260110120179 USULAN PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Hati merupakan organ padat terbesar dalam tubuh manusia yang terletak di rongga perut bagian kanan atas. Adapun peran hati adalah sebagai regulator untuk semua metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Selain itu hati juga meupakan tempat pembentukan dari darah, kolesterol, ureum, zat vital lain dan juga sebagai peyalur empedu dan pusat pendetoksifikasi racun serta menghancurkan hormon- hormon steroid seperti esterogen. Salah satu penyakit yang paling sering menyerang hati adalah hepatitis. Indonesia menempati peringkat ketiga

description

bioklin

Transcript of Mak Bio Klin

USULAN PENELITIAN

BAB I

PENDAHULUANI. Latar BelakangHati merupakan organ padat terbesar dalam tubuh manusia yang terletak di rongga perut bagian kanan atas. Adapun peran hati adalah sebagai regulator untuk semua metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Selain itu hati juga meupakan tempat pembentukan dari darah, kolesterol, ureum, zat vital lain dan juga sebagai peyalur empedu dan pusat pendetoksifikasi racun serta menghancurkan hormon-hormon steroid seperti esterogen. Salah satu penyakit yang paling sering menyerang hati adalah hepatitis. Indonesia menempati peringkat ketiga dunia dalam jumlah penderita hepatitis setelah China dan India. Diperkirakan sebanyak 13 juta jiwa penduduk Indonesia mengindap hepatitis B dan C. Sedangkan diperkirakan di seluruh dunia sebanyak 400 juta penduduk terinfeksi oleh hepatitis B dan 170 juta penduduk menderita hepatitis C (Luthfita, 2013) . Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) merupakan enzim yang diproduksi oleh hati yang dalam keadaan normal akan diam di dalam sel hati, sedangkan dalam keadaan tidak stabil hati akan mengeluarkan enzimnya sehingga jumlah enzim dalam plasma lebih besar dari normal contohnya adalah jika terjadi kerusakan pada hati atau gangguan pada jantung. Kadar SGOT normal adalah 5-60 unit/L serum sedangkan SGPT 7-56 unit/L serum. Adapun kadar SGOT/SGPT dipengaruhi oleh infeksi virus, makanan yang dikonsumsi, obat-obatan yang digunakan, proses pengolahan makanan, dan keracunan zat kimia. Untuk itu diperlukan gaya hidup yang baik untuk mencegah kerusakannya dengan mengkonsumsi makan makanan yang bersifat hepatoprotektif seperti tomat (Syaharudi, 2013). Top of FormTomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu sayuran utama yang dibudidayakan di Indonesia yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi berupa antaranya solanin (0,007 %), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk likopen, dan -karoten), protein, lemak, vitamin, mineral dan histamin (Sulistyowati, 2013). Likopen merupakan salah satu kandungan kimia paling banyak dalam tomat, dalam 100 gram tomat rata-rata mengandung likopen sebanyak 3-5 mg. Likopen tidak hanya terletak dalam tomat, tetapi senyawa ini memiliki kadar yang tinggi dalam tomat jika dibandingkan dengan sayuran lainnya. Adapun fungsi dari likopen adalah sebagai antioksidan yang menghancurkan radikal bebas dalam tubuh sehingga bisa menurunkan berbagai penyakit hati dan menurunkan kadar SGOT dan SGPT (Bahreisy, 2011).II. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi maslah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh tomat terhadap kadar SGOT dan SGPT pada hati?

2. Berapa kadar rata-rata SGOT dan SGPT hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT Mahasiswa Fakultas Farmasi, Universitas PadjadjaranIII. Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh konsumsi tomat terhadap kadar SGOT dan SGPT. IV. Kegunaan Bagi masyarakatMeningkatkan pengetahuan para pembaca tentang pengertian dan fungsi SGOT dan SGPT serta pengaruh konsumsi tomat terhadap kadar SGOT dan SGPT. Bagi peneliti

Menambah pengalaman berharga bagi peneliti dalam menerapkan ilmu metode penelitian.V. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 di Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Biokimia Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat.

METODE PENELITIAN

I. Rancangan penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 di Laboratorium Biokimia Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

II. Perhitungan Sampel:

Pasien yang digunakan dalam penilitian sejumlah 26 orang. Masing-masing pasien akan diambil darahnya sebanyak 2-3 ml yang akan diproses menjadi serum. Serum tersebut akan dilakukan 2 pemeriksaan yaitu pemeriksaan Glutamate Pyruvat Transaminase (GPT), dan pemeriksaan Glutamate Oxaloacetate Transaminase (GOT). Total serum yang digunakan tiap pasien untuk pemeriksaan pada penelitian adalah 1 ml serum.III. Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran angkatan 2012 Shift C2 kelas praktikum Biokimia Klinik hari Rabu pukul 13.00-16.00

2. Sehat jasmani dan rohani

3. Bersedia mengkonsumsi tomat secara 1 minggu secara rutin

IV. Kriteria Eksklusi

1. Tidak bersedia mengikuti penelitian.2. Pada saat dilakukan penelitian kondisi badan subjek sedang tidak dalam kondisi yang sehat.

3. Sedang mengkonsumsi obat- obatan dalam jangka waktu penilitian.V. Parameter Pemeriksaan

Parameter pemeriksaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kadar enzim GOT (Glutamat Oxaloacetate Transaminase)

SGOT singkatan dariSerum Glutamic Oxaloacetic Transaminase atau juga dinamakan ALT (Alanin Aminotransferase) merupakan sebuah enzim yang secara normal berada disel hati dan organ lain (Poedjiadi, 1994). Enzim itu dilepaskan ke dalam serum sebagai akibat dari cedera jaringan, oleh karena itu konsentrasi dalam serum (SGOT) dapat meningkat pada penyakit infark miokard atau kerusakan aku pada sel-sel hati (Dorland, 1998). Nilai rujukan untukSGOT / AST yaitu ( Joyce, 1997) :Dewasa

: Laki-laki : 0 37 U/L dan perempuan : 0 31 U/LAnak

: Bayi baru lahir empat kali dari nilai normal

Lansia

: Sedikit lebih tinggi dari orang dewasa2. Kadar enzim GPT (Glutamat Piruvate Transaminase)

SGPT adalah singkatan dariSerum Glutamik Piruvat Transaminase, SGPT atau juga dinamakan ALT (Alanin Aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoselular. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya ( Joyce, 1997). Nilai rujukan SGPT / ALT yaitu ( Joyce, 1997) :

Dewasa

: Laki-laki : 0 42 U/L dan perempuan : 0 32 U/L

Anak

: Bayi dua kali dari nilai normal orang dewasa

Lansia

: Agak lebih tinggi daripada dewasaVI. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel darah dilakukan oleh analis laboratorium Biokimia Klinik Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran dengan menggunakan spuit disposable 10 mL. VII. Pengujian SampelPengujian sampel dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:

Pengambilan Sampel Darah

1. Pengambilan darah sebelum dan setelah intervensi dilakukan pada jam 13.0016.00.2. Bersihkan kulit diatas lokasi tusuk dengan alkohol 70% dan biarkan sampai kering.3. Lokasi penusukan harus bebas dari luka dan bekas luka/sikatrik.4. Darah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat siku.5. Pasang ikatan pembendungan (Torniquet) pada lengan atas dan responden diminta untuk mengepal dan membuka telapak tangan berulang kali agar vena jelas terlihat.6. Lokasi penusukan di desinfeksi dengan kapas alkohol 70% dengan cara berputar dari dalam keluar.7. Spuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan penutupnya.8. Setelah itu vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi sudut 45 derajat dengan jarum menghadap keatas.9. Darah dibiarkan mengalir kedalam jarum kemudian jarum diputar menghadap kebawah. Agar aliran bebas responden diminta untuk membuka kepalan tangannya, darah kemudian dihisap sebanyak 10 ml.10. Torniquet dilepas, kemudian jarum ditarik dengan tetap menekan lubang penusukan dengan kapas alkohol (agar tidak sakit).11. Tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alkohol sampai tidak keluar darah lagi.12. Setelah itu bekas tusukan ditutup dengan plester.Mengambil Serum Darah1. Dimasukkan 2 ml darah ke dalam wadah (tabung) yang bersih dan kering (tanpa antikoagulan) kemudian didiamkan selama 15 menit

2. Kemudian di centrifugate dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit

3. Lapisan jernih berwarna kuning muda yang berada di bagian atas adalah serum, segera diambil dengan pipet dimasukkan pada tabung lain yang bersih dan kering.

Pemeriksaan Glutamat Piruvat Transaminase (GPT)Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Alat yang dibutuhkan adalah pipet piston, dua buah kuvet yang telah dibersihkan dan dikeringkan, karena percobaan ini dilakukan duplo, serta spektrofotometer UV.Ke dalam masing-masing kuvet dipipet sebanyak 100 l sampel dan 1000 l reagen 1. Larutan dalam masing-masing kuvet lalu dikocok secara perlahan agar tercampur dan diinkubasikan selama 5 menit. Setelah diinkubasikan selama 5 menit, kedua kuvet ditambahkan reagen 2 sebanyak 250 l, dikocok kembali hingga tercampur. Lalu diinkubasi selama 1 menit pada suhu ruangan, dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm (A1). Kemudian diukur kembali absorbansinya pada menit ke 2 (A2) dan ke 3 (A3). Setelah absorbansi diperoleh, aktivitas enzim ALT dapat dihitung.Pemeriksaan Glutamat Oxaloacetate Transaminase (GOT)

Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Alat yang dibutuhkan adalah pipet piston, dua buah kuvet yang telah dibersihkan dan dikeringkan, karena percobaan ini dilakukan duplo, serta spektrofotometer UV.Ke dalam masing-masing kuvet dipipet sebanyak 100 l sampel dan 1000 l reagen 1. Larutan dalam masing-masing kuvet lalu dikocok secara perlahan agar tercampur dan diinkubasikan selama 5 menit. Setelah diinkubasikan selama 5 menit, kedua kuvet ditambahkan reagen 2 sebanyak 250 l, dikocok kembali hingga tercampur. Lalu diinkubasi selama 1 menit pada suhu ruangan, dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm (A1). Kemudian diukur kembali absorbansinya pada menit ke 2 (A2) dan ke 3 (A3). Setelah absorbansi diperoleh, aktivitas enzim AST dapat dihitung.VIII. Alur Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Bahreisy, Firdaus. 2011. Pengaruh Pemberian Fraksi Non Polar Tomat (Lycopersicum esculentum) sebagai Hepatoprotektor Dengan Parameter Kadar SGOT-SGPT Tikus yang Diinduksi Parasetamol.Syaharudin. 2013. Penentuan Enzim SGOT dan SGPT pada Hewan Uji Kelinci yang Telah Diberikan Ekstrak Tiram Crassostrea iredalei Asal Pantai Takalar Sulawesi Selatan. Seminar Nasional Kefarmasian II oleh STIFA Makassar.

Sulistyowati, Ema, dkk. 2013. Diet Sambal Tomat Ranti pada Struktur dan Fungsi Hepar Tikus yang Diinduksi Tawas. Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol. 27, No. 3 , Februari 2013.

Joyce, L. 1997.Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. EGC : Jakarta.

Luthfita, Afiazka. 2013. Efek Hepatoprotektif Tomat (solanum lycopersicum) Terhadap Perubahan Kadar ALP Plasma Tikus Putih (Rattus novergius) yang Diinduksi Asap Rokok.

Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press: Jakarta.Judul: Pengaruh Konsumsi Tomat terhadap SGOT SGPT Mahasiswa Farmasi Universitas Padjadjaran

Nama/NPM: Ilyas Nur F/ 260110120171

Dewi Lutfiani/ 260110120179

Mentary Sonaya/ 260110120180

Msy. Puji Maharani/ 260110120181

Niken Dwi Larasati/ 260110120182