MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

13
i Hak Cipta dilindungi undang-undang, 2019 JURNAL PENCERAHAN Volume 14, Nomor 1, April-Juni 2019 MAJELIS PENDIDIKAN ACEH Alamat Redaksi: Gedung Majelis Pendidikan Aceh Jalan T. Nyak Arief No. 221, Jeulingke, Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Aceh 24415 Telp. (0651) 7555792; email: [email protected]

Transcript of MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

Page 1: MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

i

Hak Cipta dilindungi undang-undang, 2019

JURNAL PENCERAHAN Volume 14, Nomor 1, April-Juni 2019

MAJELIS PENDIDIKAN ACEH

Alamat Redaksi:

Gedung Majelis Pendidikan Aceh

Jalan T. Nyak Arief No. 221, Jeulingke, Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Aceh 24415

Telp. (0651) 7555792; email: [email protected]

Page 2: MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

Vol 14, No. 2, Juli – Desember 2019

Hak Cipta dilindungi undang-undang, 2019

DEWAN REDAKSI

Penanggung Jawab : Ketua Majelis Pendidikan Aceh

Pengelola Jurnal : 1. Kepala Sekretariat Majelis Pendidikan Aceh

2. Drs. Muzakir

3. Cut Rizka Safrianti, SE,MM

4. Ns. Ledya Hayati, S. Kep

Redaktur Pelaksana : 1. Prof. Dr. Abdi A. Wahab, M.Sc

2. Dr. Nazamuddin, S.E.,M.A

3. Dr. Mukhlisuddin, S.Pd., M.Pd

4. Dr. A. Halim, M.Si

5. Dr. Sulaiman Tripa, S.H,M.A

Setting Layout : 1. Dr. Asmawati Husaini, MA

2. Wahyu Rinaldi, ST, M.Sc

Alamat Redaksi:

Gedung Majelis Pendidikan Aceh

Jalan T. Nyak Arief No. 221, Jeulingke, Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Aceh 24415

Telp. (0651) 7555792; email: [email protected]

Page 3: MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

iii

Hak Cipta dilindungi undang-undang, 2019

DAFTAR ISI

Halaman Redaksi .............................................................................................................. iii

Pedoman Penulisan Jurnal ......................................................................................... iv

Daftar Isi ................................................................................................................................. vi

1. Analisis Kinerja Dosen Kebidanan berdasarkan Iklim Kerja

Akademi Kebidanan Kota Medan.

Salim Aktar ....................................................................................................... ....................... 97

2. Efikasi Guru Bimbingan dan Konseling terhadap Kompetensinya

Syaiful Bahri, Nurbaity, Mutiara Sari Tobing........................................... 105

3. Keterampilan Sosial Berhubungan Dengan Ide Bunuh Diri Studi

Kasus di Bener Meriah, Aceh

Julistya Fernanda , Marty Mawarpury ........................................................................ 114

4. Transformasi Madrasah Menjadi Lembaga Pendidikan Modern

Masa Orde Baru, Institut Agama Islam Langsa

Basri ........................................................................................................................................... 124

5. Peran Sekolah Dalam Pendidikan Migitasi Bencana di Sekolah

Menengah Atas, SMA Negeri 9 Banda Aceh

Siti Zahara ............................................................................................................................... 144

6. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Indeks Kemiskinan dan

Kelaparan di Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala,

Fakultas Ekonomi Universitas Jabal Ghafur

B.S. Nazamuddin, Ery Jayanti ......................................................................................... 155

ISSN: 1693-7775

JURNAL PENCERAHAN Media Kajian Pendidikan Majelis Pendidikan Aceh

Page 4: MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

Vol 14, No. 2, Juli – Desember 2019

Hak Cipta dilindungi undang-undang, 2019

PEDOMAN PENULISAN JURNAL

1. Jurnal Pencerahan merupakan jurnal kajian Pendidikan menerbitkan artikel yang

bersubstansikan pendidikan baik berupa konsep pemikiran, hasil kajian, maupun hasil penelitian yang memberi konstribusi pada pemahaman, pengembangan, dan penerapan pendidikan di Indonesia.

2. Artikel harus asli dan belum pernah dipubliskan. Artikel yang pernah disajikan dalam suatu forum, misalnya seminar, harus disebutkan forumnya.

3. Penulisan naskah antara 15-20 halaman, kertas ukuran A4, diketik satu setengah spasi, program Microsoft Word, tipe huruf Cambria, font size 11.

4. Artikel ditulis dengan sistematika dan ketentuan sebagai berikut: (a) Judul: ditulis dengan singkat padat, maksimum 12 kata, dan harus mencerminkan

substansi pendidikan yang diuraikan pada batang tubuh artikel; (b) Nama Penulis: ditulis tanpa gelar, letaknya di bawah judul; penulis dapat di individu

atau tim dan semua penulis dicantumkan; (c) Instansi Penulis: ditulis nama instansi tempat penulis berasal, letaknya di bawah

nama penulis; (d) Abstrak: ditulis dalam dua Bahasa. Yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan

panjang berkisar antara 120-150 kata dalam satu alinea. Abstrak artikel kajian dan penelitian berisi memuat tujuan, metode penelitian, dan hasil penelitian;

(e) Kata Kunci: diisi kata atau istilah yang mencerminkan esensi konsep dalam cakupan permasalahan, dapat terdiri dari beberapa buah kata/istilah dan terdapat dalam abstrak. Kata kunci ditulis di bawah abstrak dicetak miring;

(f) Batang Tubuh Artikel: (i) Artikel kajian dan konsep pemikiran terdiri atas pendahuluan yang berisi permasalahan dan kerangka pikir dana atau kerangka analisis, sub-subjudul yang pembahasan, dan penutup, (ii) Artkel hasil penelitian terdiri atas pendahuluan yang memuat latar belakang permasalahan termasuk tujuan, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta kesimpulan. Dibawah kesimpulan dicantumkan;

(g) – Daftar Pustaka: hanya mencantumkan sumber-sumber yang ditunjuk di dalam batang tubuh artikel. Sebaliknya, nama-nama dirujuk dalam batang tubuh harus ada daftar pustakanya. Penulisan daftar pustaka harus konsisten mengikuti APA Style (dari buku): nama pengarang (jika lebih dari satu kata, nama belakang yang dijadikan entri), tahun, judul buku (cetak miring), kota penerbit, dan penerbit. Untuk rujukan dari buku/artikel internet – Daftar pustaka dari jurnal: nama jurnal (cetak miring), halaman. Untuk rujukan yang bersumber dari internet ditambah situs web dan tanggal mengunduh. – Pustaka yang dirujuk diutamakan dari pustaka primer (jurnal dan laporan hasil penelitian) mutakhir dan bukan merupakan tulisan sendiri.

5. Cara merujuk pengarang didalam batang tubuh artikel harus menyebutkan nama belakang pengarang, tahun, dan halaman. Contoh: (Tabrani, 2016:53), atau Tabrani (2016;53).

6. Artikel yang masuk ke meja redaksi diseleksi oleh tim penyunting, Artikel dapat diterima tanpa perbaikan, diterima dengan perbaikan, atau ditolak. Artikel ini di kirim via email: [email protected]

Page 5: MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

Copyright © 2019 Hak cipta dilindungi undang-undang

105

ISSN: 1693 – 1775

Jurnal Pencerahan

Volume 14, Nomor 2, Tahun 2019

Majelis Pendidikan Aceh

EFIKASI DIRI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

TERHADAP KOMPETENSINYA

Syaiful Bahri, Nurbaity, Mutiara Sari Tobing

1, 2 Jurusan Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Syiah Kuala 3Pascasarjana Bimbingan dan Konseling, FIP, Universitas Negeri Padang

Penulis korespondensi: Syaiful Bahri ([email protected]) ________________________________________________________________________________________________________

Abstract: Self-efficacy is an aspect of knowledge about oneself or an attitude of feeling confident about

one's own abilities in carrying out a task, which can develop self-awareness, positive thinking and to

achieve goals including in facing all obstacles. This study aims to seek the self-efficacy of Guidance and

Counseling teachers on their competencies. Subjects in this study were 105 Guidance and Counseling

teachers in Aceh who were willing to respond and fill out questionnaires. 75.2% of the respondens had

counseling and 25% had non-counseling educational background; 25% are male and 75.2% are female.

The data collected through questionnaires with a scale of 11 for level dimension and a scale of 5 for of

strength and generality dimension. Data analysis techniques used descriptive statistics. The results

showed that guidance and counseling teachers in Aceh have predominantly considered the difficulty level

of guidance and counseling competencies in easy category. Respondents are also dominantly convinced

that they are capable of implementing guidance and counseling competence. Among the four sub-

competencies, professional competence in general considered more difficult, weaker and smaller coverage

of self-efficacy compared with other competencies such as pedagogic competence, personal and social.

Kata Kunci: Efikasi diri, Bimbingan dan Konseling, Kompetensi Profesional

_____________________________________________________________________________________

Pendahuluan Tantangan pendidikan dalam dunia yang terus berkembang semakin lama semakin besar. Guru dituntut untuk dapat mendidik manusia-manusia yang memiliki kemampuan menghadapi hidup dalam dunia yang semakin maju. Diperlukan guru professional, memiliki kompetensi dan siap membimbing peserta didik menjadi beradab, produktif, kreatif, inovatif dan efektif (Sulfemi, 2019). Termasuk dalam hal ini adalah guru Bimbingan dan Konseling (guru BK). Pemerintah telah menerbitkan berbagai peraturan untuk mengatur dan menjaga kualitas guru. Dalam peraturan-peraturan tersebut guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan mendidik secara profesional. Dalam konteks guru BK, Permendiknas nomor 27 tahun 2008 mengenai

Page 6: MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

Copyright © 2019 Hak cipta dilindungi undang-undang

106

ISSN: 1693 – 1775

Jurnal Pencerahan

Volume 14, Nomor 2, Tahun 2019

Majelis Pendidikan Aceh

rumusan standar kompetensi konselor secara jelas mengatur bahwa guru BK atau konselor diharapkan untuk memiliki empat kompetensi sebagai dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja (Efendi, 2013). Empat kompetensi tersebut yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional dengan butir-butir kompetensi mencapai 77 butir. Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik secara umum adalah kemampuan pemahaman dan pengelolaan pembelajaran peserta didik (Sulfemi, 2019). Kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali serta masyarakat sekitar (UU RI. No. 14 tahun 2005). Kompetensi kepribadian merupakan suatu hal yang harus melekat pada diri pendidik meliputi pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia serta dapat dijadikan teladan bagi peserta didik (Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008; Aslamuddin, 2017). Sedangkan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik sesuai yang ditetapkan dalam standar nasional (Pratama, Martunis & A’Yuna, 2018). Dalam konteks kinerja guru BK, kemampuan pengelolaan pembelajaran dan penguasaan materi pembelajaran menjadi kemampuan pengelolaan layanan dan penguasaan seluruh materi dan metode dalam memberikan layanan. Temuan tentang kinerja dan kompetensi guru BK telah banyak diungkapkan dalam penelitian-penelitian terdahulu seperti yang disimpulkan dalam Arief (2019), Hadi, (2018), Hartini, Bhakti & Hartanto (2017), Pratama, Martunis & A’yuna (2018), dalam hal kompetensi TIK (Cahyawulan, dkk., 2018) dan lain-lain. Secara umum kompetensi yang dimiliki oleh guru BK tidak dapat dikatakan menggembirakan, sehingga perlu terus dilakukan peningkatan. Pemerintah tentu memiliki perhatian terhadap pengembangan kompetensi guru termasuk juga guru BK. Setiap tahun pelatihan-pelatihan baik yang dilakukan oleh dinas-dinas terkait maupun melalui penelitian-penelitian universitas telah banyak berkaitan dengan masalah peningkatan kompetensi ini. Untuk dapat berhasil meningkatkan kompetensi guru, perlu diperhatikan secara komprehensif segala hal yang mempengaruhi kompetensi guru ini, sehingga perhatian dari segala sisi dapat diberikan. Penelitian ini berfokus memberikan perhatian terhadap kompetensi guru BK berdasarkan efikasi dirinya. Seperti pendapat Bandura dan Locke (2003) dan Adicondro (Sari, Muhsin & Rozi, 2017), efikasi diri adalah keyakinan diri seseorang akan kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu hal. Santrock (Sasmita & Rustika, 2015; Al-Fariqi, 2015; Rahayu & Suroso, 2016) juga

Page 7: MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

Copyright © 2019 Hak cipta dilindungi undang-undang

107

ISSN: 1693 – 1775

Jurnal Pencerahan

Volume 14, Nomor 2, Tahun 2019

Majelis Pendidikan Aceh

menyatakan efikasi diri merupakan suatu keyakinan atau kepercayaan diri individu mengenai kemampuannya untuk mengorganisasi, melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, menghasilkan sesuatu dan mengimplementasi tindakan untuk mencapai kecakapan tertentu seperti dalam sebuah pekerjaan, untuk dapat yakin bahwa hal yang kita lakukan akan berhasil dan juga hasilnya memuaskan, diperlukan penanaman nilai sikap positif, kepercayaan diri, dan optimisme. Orang-orang yang yakin bahwa ia dapat berhasil melakukan sesuatu dengan sukses akan lebih mungkin terlibat dalam melakukan hal tersebut (Amawidyati, Muhammad & Purwajto, 2017). Agar dapat menjalankan pekerjaan dan tugas-tugasnya dengan baik guru BK perlu memiliki keyakinan bahwa ia mampu melaksanakan tugasnya dan memiliki kompetensi untuk melakukannya. Kompetensi adalah hal utama dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa kompetensi seseorang tidak dapat disebut tenaga ahli profesi (Ismail, 2010). Namun kompetensi diri perlu didukung oleh efikasi diri, seseorang yang yakin bahwa ia memiliki kompetensi tertentu akan lebih berhasil menunjukkan kinerja berkualitas tinggi berdasarkan kompetensi yang dimiliki dibandingkan dengan orang yang tidak yakin. Bahkan dikatakan bahwa efikasi diri yang rendah dapat menyebabkan terjadinya stres dan burnout (Lauermann & König, 2016). Kurangnya efikasi diri dalam melakukan pekerjaan dapat membuat guru BK menghindari melakukan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan dengan alasan tidak sesuai dengan kondisi lapangan dan lain-lain. Ketika guru BK sendiri tidak yakin pada kemampuannya sendiri, maka ia akan tidak maksimal dalam melaksanakan tugas yang seharusnya dilakukan. Ketika guru BK itu tidak tahu tugasnya, maka muncullah tugas-tugas di luar profesinya, seperti umumnya menangani siswa sakit, menangani siswa bolos, merazia atribut sekolah dan pelanggaran kedisiplinan sekolah pada siswa lainya.Hal ini akan membuat guru dan siswa di sekolah memandang negatif guru BK, akan memunculkan kesalahpahaman terhadap BK, seperti Guru BK dianggap polisi sekolah atau anggapan-anggapan lain yang tidak sesuai dengan profesi BK itu sendiri (Prayitno, 2013; Nurindahsari, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa dan menggambarkan keyakinan diri guru BK terhadap kompetensinya. Penelitian diharapkan dapat memberi informasi mengenai persepsi guru BK mengenai tingkat kemudahan penerapan kompetensi dan tingkat keyakinan guru BK terhadap penguasaan kompetensinya, sehingga dapat menjadi sumber rujukan dan rekomendasi bagi pihak yang berkepentingan dalam peningkatan kompetensi dan kinerja guru BK di sekolah. Metode Penelitian

Berdasarkan tujuan, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Pendekatan penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan

Page 8: MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

Copyright © 2019 Hak cipta dilindungi undang-undang

108

ISSN: 1693 – 1775

Jurnal Pencerahan

Volume 14, Nomor 2, Tahun 2019

Majelis Pendidikan Aceh

untuk melihat gambaran efikasi diri guru BK di Aceh dengan menggunakan perhitungan yang bersedia serta selesai mengisi angket adalah sebanyak 105 orang. Pengumpulan statistika deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada guru BK di Aceh. Dari populasi 660 guru BK di Aceh, data dilakukan menggunakan angket online yang dibuat melalui aplikasi Google Form lalu disebarkan melalui sosial media WhatsApp maupun Facebook. Selain itu angket hard copy juga disebarkan pada forum kegiatan-kegiatan guru Bimbingan dan Konseling. Penelitian ini menggunakan angket tertutup dengan skala model Thurstone dengan 11 pilihan jawaban pada indikator level, dan skala model Likert dengan 5 pilihan jawaban pada indikator strength dan generality (Azwar, 2012) yaitu “sangat yakin, yakin, ragu-ragu, tidak yakin dan sangat tidak yakin”. Angket yang dibuat berdasarkan konstruk teori adalah sejumlah 77 item pernyataan untuk indikator level dan 77 pernyataan untuk indikator strength dan generality. Sebelum uji coba instrumen, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan validasi isi melalui penilaian oleh 3 orang ahli yaitu dosen pada program studi BK Universitas Syiah Kuala. Angket yang telah lulus uji ahli kemudian diuji lapangan untuk memeriksa validitas dan reliabilitasnya. Seluruh item pernyataan yang dilakukan uji coba instrumen, semua item dinyatakan valid. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistika deskriptif. Hasil perhitungan skor total dikategorikan menjadi 5 kelompok kategori tingkat keyakinan yaitu sangat mudah, mudah, sedang, sulit dan sangat sulit untuk indikator level dan sangat yakin, yakin, ragu-ragu, tidak yakin dan sangat tidak yakin untuk indikator strength dan generality. Pengkategorian dalam lima skala ini juga pernah digunakan Robiah dan Ferazona (2016). Pengkategorian skor ke dalam kelompok-kelompok efikasi diri dilakukan menggunakan pengkategorian hipotetik, yaitu menggunakan mean dan standar deviasi skor total hipotetik untuk masing-masing indikator dan sub variabel.

Hasil dan Pembahasan

Latar Belakang Responden

Guru BK yang terlibat menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah 105 orang. Dari jumlah tersebut dapat dideskripsikan bahwa 25% responden adalah guru BK berjenis kelamin laki-laki dan 75% berjenis kelamin perempuan. Setengah dari responden adalah PNS (54%), selebihnya adalah pegawai kontrak (10%), pegawai honor yang dibayar (26%), dan pegawai bakti yang tidak dibayar (10%). Pada umumnya responden telah bekerja antara 1-10 tahun (81%), selebihnya telah bekerja antara 11-20 tahun (17%) dan antara 21-30 tahun (2%). Selain itu juga diperoleh data bahwa 75% memiliki latar pendidikan Bimbingan dan Konseling dan 25% memiliki latar pendidikan non Bimbingan dan Konseling.

Page 9: MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

Copyright © 2019 Hak cipta dilindungi undang-undang

109

ISSN: 1693 – 1775

Jurnal Pencerahan

Volume 14, Nomor 2, Tahun 2019

Majelis Pendidikan Aceh

Efikasi-diri Guru BK Terhadap Kompetensi

Berdasarkan hasil analisis skor efikasi-diri pada indikator level secara umum diperoleh hasil bahwa persepsi guru BK mengenai tingkat kemudahan tuntutan kompetensi menyebar dari Sangat Mudah (10%), Mudah (39%), Sedang (34.3%), Sulit (10%) sampai Sangat Sulit (5.7%). Rata-rata skor untuk tingkat kemudahan ini pada rentang 0 sampai 11 dimana 0 berarti sangat mudah dan 11 berarti sangat sulit adalah 4.4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden secara umum menganggap tuntutan kompetensi sebagai guru BK mudah untuk dilakukan. Data yang juga menarik ditampilkan adalah bahwa tingkat efikasi diri responden perempuan lebih bervariasi dibandingkan tingkat efikasi diri responden laki-laki. Responden laki-laki menganggap bahwa tuntutan kompetensi sedang, mudah dan sangat mudah untuk dilakukan, sementara ada responden perempuan yang menganggapnya sulit dan sangat sulit. Hal ini mengungkapkan responden laki-laki memiliki tingkat efikasi diri yang lebih kuat dibandingkan dengan responden perempuan. Sedangkan pada indikator keluasan dan kekuatan efikasi diri (generality and strength) respon menyebar dari Sangat Yakin (26.37%), Yakin (62.86%), Ragu-Ragu (9.5%) dan Tidak Yakin (0.95%). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa guru BK yakin dapat melaksanakan tuntutan kompetensi yang diharapkan. Hasil korelasi antara total skor tingkat kemudahan dengan besarnya keyakinan adalah sebesar 0.330. Angka korelasi ini berada pada kategori lemah, sehingga boleh dikatakan dua jenis efikasi diri guru BK ini tidak berhubungan. Perbandingan data empirik dan data hipotetik menunjukkan hasil bahwa pada indikator tingkat kemudahan mean empirik lebih rendah dari mean hipotetik. Sementara mean empirik untuk indikator besar dan luasnya keyakinan (strength and generality) lebih tinggi dari mean hipotetiknya. Hal ini mengkonfirmasi hasil sebelumnya yaitu secara umum guru BK memiliki keyakinan yang kuat bahwa mereka dapat melakukan tuntutan kompetensinya dalam cakupan kompetensi yang luas walapun tidak semua kompetensi ini mudah untuk dilakukan.

Efikasi-diri Berdasarkan Subkompetensi

Berdasarkan perhitungan hasil pada setiap sub kompetensi yaitu pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional diperoleh data bahwa guru BK memiliki efikasi diri paling tinggi dalam kompetensi kepribadian, diikuti kompetensi sosial, pedagogik dan profesional. Sehingga kompetensi profesional adalah yang dianggap paling sulit dan

Page 10: MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

Copyright © 2019 Hak cipta dilindungi undang-undang

110

ISSN: 1693 – 1775

Jurnal Pencerahan

Volume 14, Nomor 2, Tahun 2019

Majelis Pendidikan Aceh

yang paling kurang kuat dan luas cakupan keyakinan guru BK terhadap tuntutan kompetensi. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru BK Aceh memiliki efikasi-diri yang baik terhadap tuntutan kompetensinya ditinjau dari tiga indikator efikasi-diri yaitu level, strength dan generality. Perbedaan yang tampak pada presentase hasil antara dua skala tampaknya disebabkan oleh perbedaan unit pengukuran yang digunakan. Sehingga diperoleh hasil korelasi antar skala yang rendah. Retnawati (2015) mengatakan bahwa instrumen yang menggunakan skala Likert memiliki kelemahan berupa desirability bias yaitu responden cenderung menjawab sesuai dengan harapan masyarakat. Perbedaan hasil pengujian reliabilitas untuk kedua skala ini juga menunjukkan bahwa skala model Thurstone lebih reliabel dari skala model Likert (0.992 - 0.969). Kelemahan lain dari instrumen yang digunakan adalah jumlah butir soal yang sangat banyak karena mengukur empat kompetensi sekaligus. Sehingga untuk dua skala efikasi-diri responden harus menjawab 154 butir soal. Walaupun angket dapat dijawab tanpa batasan waktu, mungkin saja butir soal yang terlalu banyak ini menimbulkan kecenderungan untuk menjawab asal selesai. Namun begitu belum ada bukti yang dapat disampaikan berkaitan dengan hal ini. Walaupun ada perbedaan hasil dari dua skala efikasi diri, kesimpulan penelitian cenderung searah, yaitu tuntutan kompetensi dianggap mudah-sedang secara umum dan guru BK yakin dapat memenuhi tuntutan kompetensinya. Dapatlah diambil kesimpulan umum bahwa efikasi diri guru BK di Aceh berada pada kategori baik. Bandura (2010) menjelaskan bahwa persepsi individu mengenai efikasi dirinya (perceived self-efficacy) adalah keyakinan orang terhadap kemampuannya yang mempengaruhi kehidupan mereka. Orang akan memiliki sedikit dorongan untuk melakukan kegiatan atau bertahan menghadapi kesulitan, kecuali ia yakin bahwa mereka bisa memberikan pengaruh yang diinginkan terhadap hal tersebut. Pendapat Bandura ini dapat menjelaskan bahwa guru BK di Aceh tetap bertahan melakukan pekerjaannya sebagai guru BK karena mereka memiliki keyakinan bahwa mereka mampu melakukannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru BK di Aceh memiliki efikasi diri yang baik ditinjau dari tiga indikator yaitu tingkat kemudahan/kesulitan (level), kekuatan keyakinan (strength) dan luas bidang cakupan keyakinan (generality). Ini menandakan bahwa sebenarnya guru BK di Aceh siap dan mampu untuk menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini juga tampak dalam kegiatan-kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Aceh pada tahun 2019 ini. Pada umumnya guru BK memiliki semangat belajar yang tinggi dan mampu memberi

Page 11: MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

Copyright © 2019 Hak cipta dilindungi undang-undang

111

ISSN: 1693 – 1775

Jurnal Pencerahan

Volume 14, Nomor 2, Tahun 2019

Majelis Pendidikan Aceh

pendapat mengenai materi pelatihan yang mereka perlukan untuk mendukung kinerja. Tinggal lagi diperkuat dengan pelatihan-pelatihan yang mengenai praktek layanan yang baik sesuai dengan keadaan lapangan yang dialami. Pihak-pihak yang bertanggung jawab pada peningkatan kualitas guru BK di Aceh perlu memperhatikan kebutuhan nyata dari guru BK di Aceh. Asesmen secara menyeluruh perlu dilakukan terhadap guru BK mengenai apa permasalahan sebenarnya yang terjadi sehingga kinerja guru BK belum begitu memuaskan (Alfandi, Bahri & Husen, 2016; Mauliza, Abdullah & Yahya, 2018; Pratama, Martunis & A’yuna, 2018; Wahyuni, 2018) padahal mereka memiliki efikasi diri yang baik. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efikasi diri guru BK terhadap kompetensinya dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, guru BK di Aceh secara dominan merasa bahwa tuntutan kompetensi yang harus mereka lakukan merupakan tugas yang mudah. Mereka juga dominan yakin dapat melakukan seluruh tuntutan kompetensi tersebut. Kedua, berdasarkan sub variabel kompetensi, tingkat keyakinan bahwa tuntutan kompetensi mudah untuk dilakukan berurutan dari yang paling mudah adalah kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik dan profesional. Demikian juga pada indikator kekuatan dan keluasan efikasi diri. Sesuai dengan kesimpulan dari hasil penelitian, maka disarankan sebagai berikut. Pertama, peneliti selanjutnya dapat menyelidiki secara lebih mendalam lebih diulas lagi atau diteliti lebih detail bagai mana kondisi efikasi diri guru bimbingan dan konseling, dan kompetensi bimbingan dan konseling. Kedua, Dinas Pendidikan Aceh dan pihak-pihak lain yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kompetensi guru BK di Aceh diharapkan dapat memberikan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan guru BK di lapangan agar keyakinan guru BK yang sudah baik ini dapat terwujud dalam kinerja yang mantap. Referensi

Al Faraqi, F. A. (2015). Pengaruh kelompok referensi dan efikasi diri terhadap pengambilan keputusan dalam memilih jurusan kedokteran siswa kelas XII IPA SMA N 1 Samarinda. Ejournal Psikologi, 4, 731-740.

Alfandi. Bahri, S., & Husen, M. (2016). Motivasi kerja guru BK di SMA Negeri Aceh Tengah. JIMBK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan & Konseling, 1(1).

Amawidyati, S. A. G., Muhammad, A., & Purwanto, E. (2017). Program psikoeduasi bullying untuk meningkatkan efikasi diri guru dalam menangani bullying di sekolah dasar. Intuisi: Jurnal Psikologi Ilmiah, 9(3), 258-266.

Page 12: MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

Copyright © 2019 Hak cipta dilindungi undang-undang

112

ISSN: 1693 – 1775

Jurnal Pencerahan

Volume 14, Nomor 2, Tahun 2019

Majelis Pendidikan Aceh

Arief, S. (2019). Penerapan supervisi klinis untuk meningkatkan kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan layanan bimbingan klasikal. DISERTASI dan TESIS Program Pascasarjana UM.

Aslamuddin, M. N. (2017). Pengaruh kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru fisika terhadap perilaku sosial siswa SMP Negeri 1 Marioriawa Kabupaten Soppeng (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bandura, A. & Locke, E. A. (2003). Negative self-efficacy and goal effects revisited. Journal of

Applied Psychology. 88 (1): 87-99.

Bandura, A. (2010). Self‐efficacy. The Corsini encyclopedia of psychology, 1-3. Cahyawulan, W., Badrujaman, A., Fitriyani, H., Mamesah, M., Wahyuni, E., &

Djunaedi, D. (2019). Peningkatan kompetensi teknologi dan informasi guru bimbingan dan konseling. CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 195-199.

Efendi, G. (2013). Kompetensi sosial guru BK/konselor sekolah (studi deskriptif di SMA Negeri Kota Padang). Konselor, 2(1).

Hadi, S. (2018). Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional terhadap kinerja guru bimbingan dan konseling di SDLB Kota Bandung. Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume VIII No.

Hartini, S., Bhakti, C. P., & Hartanto, D. (2017). Penguatan kompetensi melakukan konseling individu guru bimbingan dan konseling dengan model job-embedded professional development. In Seminar Nasional Bimbingan Konseling Universitas Ahmad Dahlan (Vol. 2).

Ismail, M. I. (2010). Kinerja dan kompetensi guru dalam pembelajaran. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 13(1), 44-63.

Lauermann, F., & König, J. (2016). Teachers’ professional competence and wellbeing: Understanding the links between general pedagogical knowledge, self-efficacy and burnout. Learning and Instruction, 45, 9-19.

Mauliza, R., Abdullah, D., & Yahya, M. (2018). Profil guru BK tersertifikasi dalam penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri Banda Aceh. JIMBK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan & Konseling, 3(2).

Nurindahsari, F., & Nusantoro, E. (2015). Faktor penghambat proses layanan konseling individual di SMA se-Kota Cilacap. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application, 4(4).

Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang Guru dan Dosen Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (SKAKK) Pratama, K.E., Martunis, & A’yuna, Q. (2018). Profil kompetensi profesional guru BK

Se-Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling. 3 (1): 15-24. Prayitno & Amti, Erman. (2013). Dasar-Dasar BK. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 13: MAJELIS PENDIDIKAN ACEH - rp2u.unsyiah.ac.id

Copyright © 2019 Hak cipta dilindungi undang-undang

113

ISSN: 1693 – 1775

Jurnal Pencerahan

Volume 14, Nomor 2, Tahun 2019

Majelis Pendidikan Aceh

Rahayu, N., & Suroso. (2016). Perbedaan self efficacy dan motivasi berprestasi ditinjau dari gaya belajar. Jurnal Psikologi Indonesia. 5 (01): 39-47.

Retnawati, H. (2015). Perbandingan akurasi penggunaan skala likert dan pilihan ganda untuk mengukur self-regulated learning. Jurnal Kependidikan: Penelitian Inovasi Pembelajaran, 45(2).

Robiah, S. & Ferazona, S. (2016). Persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran guru biologi kelas XI IPA di SMA swasta Pekan Baru berdasarkan cluster sekolah tahun ajaran 2014/2015. Jurnal Bio-Natural. Vol. III (2): 40-51.

Sari, A. K., Muhsin, M., & Rozi, F. (2017). Pengaruh motivasi, sarana prasarana, efikasi diri, dan penyesuaian diri terhadap kemandirian belajar. Economic Education Analysis Journal. 6 (3) 923-935.

Sasmita, I. A. G. H. D., & Rustika, I. M. (2015). Peran efikasi diri dan dukungan sosial teman sebaya terhadap penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Jurnal Psikologi Udayana, 2(2), 280-289.

Sulfemi, W. B. (2019). Kompetensi profesionalisme guru Indonesia dalam menghadapi MEA. Prosiding Seminar Nasional STKIP Muhammadiyah Bogor. https://doi.org/10.31227/osf.io/czxus

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Wahyuni, S. (2018). Kinerja Guru BK dalam Mengatasi Kedisiplinan Peserta Didik di SMPN

10 Banda Aceh (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).