MAJALAH Riestita Sintya R 125070400111016

download MAJALAH Riestita Sintya R 125070400111016

of 11

Transcript of MAJALAH Riestita Sintya R 125070400111016

  • 7/26/2019 MAJALAH Riestita Sintya R 125070400111016

    1/11

    PENGARUH GEL EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Americana mill.)TERHADAP JUMLAH LIMFOSIT PADA PROSES PENYEMBUHAN ULKUS TRAUMATIK

    MUKOSA LABIAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

    Riestita Sintya*, Miftakhul Cahyati*, Endang Asmaningsih**

    * Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

    ** Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

    ABSTRAK

    Di bidang kedokteran gigi, ulkus merupakan lesi umum yang sering dijumpai. Triamcinolone

    acetonide 0,1% yang biasanya digunakan untuk obat ulkus dapat menimbulkan efek sampingterjadinya oral candidiasis, hypersensitivitas, resistensi dan juga atrofi. Penggunaan gel ekstraketanol biji alpukat (Persea americana mill.)dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan ulkuskarena biji alpukat (Persea americana mill.) mengandung flavonoid dan saponin yang berperandalam meningkatkan proliferasi dan aktivasi limfosit sehingga mempercepat fase inflamasi.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian gel ekstrak etanol biji alpukat (Perseaamericana mill.) terhadap jumlah limfosit pada proses penyembuhan ulkus traumatik mukosa labialtikus putih (Rattus norvegicus)

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental menggunakan rancanganpenelitian Post Test Only Randomize Control Group Design untuk mengetahui pengaruh gel ekstraketanol biji alpukat (Persea americana mill.) terhadap jumlah limfosit pada proses penyembuhan ulkusmukosa labial tikus putih (Rattus norvegicus). Sampel dipilih dengan menggunakan teknik Simpe

    Random Samplingkemudian dibagi menjadi 9 kelompok, yaitu: 3 kelompok kontrol negatif (K-), 3kelompok kontrol positif (K+) dan 3 kelompok perlakuan (P). Variabel yang diteliti pada penelitian iniadalah jumlah limfosit pada jaringan ulkus mukosa labial tikus diukur dari sediaan HPA denganpengecatan HE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah limfosit dari hari ke3, 5 dan 7 dengan jumlah limfosit paling sedikit ada pada kelompok perlakuan. Analisis datamenggunakan one way ANOVA menunjukkan bahwa perubahan jumlah limfosit pada setiapperlakuan berbeda secara bermakna (p

  • 7/26/2019 MAJALAH Riestita Sintya R 125070400111016

    2/11

    Research used in this study is an experimental study using a study design Post Test OnlyRandomize Control Group Design to determine the effect of seed (Persea americana mill.) ethanol

    extract gel gel to increase the number of lymphocytes in the healing process of ulcers labial mucosaof rats (Rattus norvegicus) which is induced with heat. Samples were selected using simple randomsampling technique then divided into 9 groups: 3 negative control group (K-), 3 positive control group(K+) and 3 the treatment group (P). Variables examined in this study is the number of lymphocytesin mucosal ulceration labial tissue of mice as measured from HPA preparations with HE staining. Theresults showed a decrease in the number of lymphocytes in the negative control group, positivecontrol group and the treatment group. Data analysis using one-way ANOVA showed that the changein the number of lymphocytes in each treatment were significantly different (p

  • 7/26/2019 MAJALAH Riestita Sintya R 125070400111016

    3/11

    keduanya bermigrasi ke tempat radangdengan menggunakan beberapa pasangan

    molekul adhesi dan kemokin serupa yangmerekrut monosit. Limfosit T memilikihubungan timbal balik terhadap makrofagpada inflamasi kronik. Limfosit T padamulanya teraktivasi oleh interaksi denganmakrofag yang menyajikan fragmen antigenterproses pada permukaan selnya. Limfositteraktivasi kemudian menghasilkan berbagaimediator termasuk IFN-, suatu sitokin

    perangsang utama untuk mengatikvasimonosit dan makrofag. Makrofag teraktivasiselanjutnya melepaskan sitokinin yaitu IL-1

    dan TNF yang lebih jauh mengaktivasi limfositdan jenis sel lainnya. Hasil akhirnya adalahadanya suatu fokus radang, yaitu tempatmakrofag dan sel T secara persisten dapatsaling merangsang satu sama lain sampaiantigen pemicu hilang, atau terjadi beberapaproses pengaturan. Makrofag yang teraktivasimenghasilkan produk-produk yangberpengaruh terhadap cedera jaringan danfibrosis. Metabolit oksigen toksik, protease,faktor kemotaktik neutrofil dan nitrit oxide(NO) adalah produk makrofag yang

    menyebabkan terjadinya cedera jaringan.Sedangkan produk yang merangsangterjadinya fibrosis adalah faktor-faktorpertumbuhan seperti (PDGF, FGF, TGF-),faktor-faktor angiogenesis VEGF dan sitokinfibrogenik. 11

    Pemberian ekstrak etanol bijialpukat (Persea americana mill) yangmengandung flavonoid merangsangpeningkatan proliferasi dan aktivasi limfosit.Setelah limfosit teraktivasi kemudian

    menghasilkan berbagai mediator termasukIFN-, suatu sitokin perangsang utama untuk

    mengatikvasi monosit dan makrofag. sertasaponin meningkatkan reseptor TGF-.Saponin juga mampu meningkatkan sintesisfibronektin. Gumpalan fibrin yang terbentukoleh peningkatan aktivitas fibronektin akanmenjadi kerangka bagi re-epitelisasi danproliferasi fibroblas. Dengan demikian bilagumpalan fibrin cepat terbentuk dan prosespenyembuhan luka berlangsung lebihcepat.12Ekstrak etanol biji buah alpukat akandiformulasikan dalam bentuk gel karena

    sediaan gel mengandung banyak air danbersifat mendinginkan.13

    Berdasarkan uraian di atas, penelitiingin mengetahui pengaruh pemberian gelekstrak etanol biji buah alpukat (Perseaamericana mill) terhadap jumlah sel limfositpada ulkus mukosa labial tikus putih (Rattusnorvegicus).

    B. Metode Penelitian1. Rancangan Penelitian. Jenis penelitianyang digunakan adalah penelitianeksperimental menggunakan desainpenelitian Post Test Only Randomized

    Control Group Design di laboratorium secarain-vivountuk mengetahui efek pemberian gelekstrak etanol biji alpukat (Persea americanamill)terhadap jumlah sel limfosit pada prosespenyembuhan luka ulkus mukosa labial tikusputih galur wistar jantan (Rattus norvegicus).

    2. Sampel Penelitian. Sampel dalampenelitian ini adalah tikus putih (Rattusnorvegicus) yang dipelihara di LaboratoriumFarmakologi Fakultas Kedokteran UniversitasBrawijaya Malang.

    3. Variabel Penelitian.Variabel bebas padapenelitian ini adalah gel ekstrak etanol bijialpukat (Persea americana mill). Variabelterikat pada penelitian ini adalah jumlahlimfosit pada ulkus. Variabel bebas padapenelitian ini adalah nutrisi makanan hewancoba, minuman hewan coba, kebersihankandang hewan coba, jenis hewan coba,umur hewan coba, dan berat badan hewancoba.

    4. Lokasi dan Waktu Penelitian.Penelitiandilakukan di Laboratorium Teknik KimiaPoliteknik Negeri Malang, LaboratoriumFarmasi, Laboratorium Farmakologi danLaboratorium Patologi Anatomi FakultasKedokteran Universitas Brawijaya Malangdalam jangka waktu 3 bulan.

    5. Prosedur Penelitiana) Perawatan Hewan Coba. Pada hewancoba dilakukan aklimatisasi selama 7 hari,

    dipelihara di kandang yang terbuat dari bak

  • 7/26/2019 MAJALAH Riestita Sintya R 125070400111016

    4/11

    plastik bersih ukuran 45 cm x 35,5 cm x 14,5cm dengan tutup kandang dibuat dari

    anyaman kawat. Hewan coba dipelihara disuhu ruangan yang berkisar antara 18C -27C, ventilasi kandang harus baik. Satukandang berisi 3 ekor tikus. Setiap haridilakukan penggantian sekam, pemberianminum dengan air mineral (15-30 ml/hari) danpemberian makan dengan pellet (10%-15%dari berat badan/hari).

    b) Pembentukan Ulkus Traumatik. Dalampenelitian ini, agar terbentuk ulkus hinggamencapai lamina propia, sebelumnya

    mukosa labial bawah tikus putih (Rattusnovergicus) kelompok kontrol dan kelompokeksperimental diberi povidon iodin dan chloretil, lalu dilukai atau diberi trauma 3 detikmenggunakan cement stopper kecil dengandiameter 2 mm yang sebelumnya telahdipanasi dengan menggunakan bunsenselama 10 detik.

    c) Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Alpukat(Persea americana mill). Biji alpukat (Perseaamericana mill.) dicuci dengan air hingga

    bersih. Setelah dicuci, biji buah alpukatdikeringkan di panas matahari selama 3 haridibawah kain berwarna hitam agarkandungan aktif di dalamnya tidak rusak..Kemudian biji buah alpukat (inti) dikeluarkandari kulit biji. Biji buah alpukat (inti) dipotongkecil-kecil kemudian ditimbang dan diiambilsebanyak 200 gram. Kemudian biji alpukatdihaluskan dengan cara blender lalu diayak.Biji buah alpukat (Persea americana mill.)tersebut dimasukkan ke dalam tabungerlenmeyer. Kemudian ditambahkan 600 mletanol 70%. Tabung erlenmeyer ditutup rapatdan dikocok perlahan dan disimpan padasuhu kamar selama 24 jam. Setelah 24 jam,campuran disaring dengan kertas filter. Hasilfiltrat selanjutnya dievaporasi untukmemisahkan pelarut etanol dengan ekstraketanol biji buah alpukat (Persea americanamill.)dengan menggunakan alat evaporator.Filtrat dievaporasi agar filtrat menjadi kental,menggunakan pengurangan tekanan padasuhu 40-50 C hingga semua pelarut

    terpisah. Kemudian akan didapatkan hasil

    akhir yang akan digunakan dalam percobaanyaitu ekstrak etanol biji buah alpukat (Persea

    americana mill.) dengan konsentrasi 100%yang telah dipisahkan dengan pelarut etanol.Untuk mendapatkan konsentrasi 10% maka0,1 ml ekstrak etanol.

    d) Pembuatan Gel Ekstrak Etanol BijiAlpukat (Persea americana mil).Pembuatan gel ekstrak biji alpukat (Perseaamericana mill.) diawali denganmengembangkan 2 gram gelling agent (Na-CMC)dalam 20 ml air pada suhu 70oC. Na-CMC terus diaduk hingga membentuk gel dan

    jangan sampai ada yang menggumpal. Metilparaben sebanyak 0,06 gram dilarutkandalam gliserin sebanyak 4 gram, kemudiantambahkan 2 gram propilenglikol dan adukhingga homogen. Masukkan campurantersebut kedalam basis gel, kemudiantambahkan ekstrak biji alpukat 4 gram(Persea americana mill.) dan air kedalambasis gel yang telah terbentuk dan adukhingga homogen. Lakukan pengecekan pHpada sediaan gel sampai mendekati 7 (pHnormal untuk basis Na-CMC berkisar 4,5-

    6,5).

    e) Prosedur Eksisi.Pada hari ke-3, ke-5, danke-7, hewan coba dieuthanasia denganmenggunakan eter pada kelompok kontrolnegatif, kontrol positif dan perlakuan. Setelahproses euthanasia selesai, kemudian padajaringan ulser diusap dengan menggunakanalkohol 70% lalu dibuat eksisi untuk dijadikanpreparat.

    f) Prosedur Pembuatan Preparat. Padatahap fiksasi, dilakukan perendaman jaringanulser pada larutan formalin 10% selama 18-24 jam. Kemudian jaringan dicuci denganaquadest selama 15 menit. Jaringan ulserdimasukkan pada beberapa cairan yaituacetonselama 1 jam x 3, xylolselama jamx 3, paraffin cair selama 1 x 3, danpenanaman jaringan kulit padaparaffinblok.Blok yang sudah tertanam jaringan ulserdiletakkan pada blok es selama kurang lebih15 menit kemudian blok ditempelkan pada

    cakram mikrotom rotary kemudian sayat

  • 7/26/2019 MAJALAH Riestita Sintya R 125070400111016

    5/11

    jaringan ulser secara vertikal dengan ukuran4 mikron. Sayatan jaringan ulser yang

    berbentuk pita diambil dengan menggunakankuas kecil, kemudian letakkan pada waterbathyang mengandung gelatin dengan suhu36C. Setelah sayatan jaringan ulsermerentang, sayatan diambil denganmenggunakan object glass dan didiamkanselama 24 jam. Object glass dimasukkandalamXylolselama 15 menit x 3, alkohol 96%selama 15 menit x 3, kemudian dicuci denganair mengalir selama 15 menit. Setelah ituobject glass dimasukkan pada pewarnaHaematoxylin selama 15 menit dan dicuci

    dengan air mengalir selama 15 menit. Objectglass dimasukkan pada Lithium carbonatselama 20 detik dan dicuci dengan airmengalir selama 15 menit. Selanjutnya objectglass dimasukkan pada pewarna Eosinselama 15 menit, alkohol 96% selama 15menit x 3 danXylolselama 15 menit x 3. Danyang terakhir, preparat ditutup denganmenggunakan deck glass Entellan. Hasilpewarnaan dapat dilihat di bawah mikroskop.

    g) Pengukuran Jumlah Limfosit pada

    Daerah Luka dan PersentasePenyembuhan Luka. Jumlah limfosit padadaerah luka dapat dihitung dalam beberapalapangan pandang dengan menggunakanmikroskop. Sementara, presentasepercepatan penyembuhan luka didapatkandari perbandingan antara hitungan hari danjumlah limfosit antara kelompok kontrolnegatif, kelompok kontrol positif dan dengankelompok perlakuan.

    6. Analisis Data

    Analisis data yang digunakan adalah ujinormalitas data, uji homogenitas varian, ujione way ANOVA, uji Pos Hoc, dan uji regresisederhana. Uji normalitas data bertujuanuntuk menginterpretasikan apakah suatu datamemiliki sebaran normal atau tidak. Karenapemilihan penyajian data dan uji hipotesistergantung normal tidaknya distribusi data. Ujihomogenitas varian bertujuan untuk mengujiberlaku atau tidaknya asumsi ANOVA, yaituapakah data yang diperoleh dari setiap

    perlakuan memiliki varian yang homogen.Jika didapatkan varian yang homogen, maka

    analisa dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA.Uji One-Way ANOVA bertujuan untuk

    membandingkan nilai rata-rata dari masing-masing kelompok perlakuan dan mengetahuibahwa minimal ada dua kelompok yangberbeda signifikan. Post Hoc Tes (Uji LeastSignificant Difference): bertujuan untukmengetahui kelompok mana yang berbedasecara signifikan dari hasil tes ANOVA. UjiPost Hoc yang digunakan adalah uji Tukeydengan tingkat kemaknaan 95% (p=0,05). Ujikorelasi Pearson untuk mengetahui besarnyaperbedaan secara kualitatif kelompok yangberbeda secara signifikan yang telah

    ditentukan sebelumnya dari hasil Uji Post Hoc(LSD). Selanjutnya untuk menunjukkanapakah ada pengaruh pemberian ekstrakcacing tanah (Pheretima aspergillum)denganjumlah limfosit pada proses penyembuhanulkus karena trauma termal dan mengetahuikekuatan hubungan dari kedua variabeldilakukan uji korelasi Pearsondan dilakukanuji regresi sederhana untuk mengetahuikekuatan hubungan antar variabel penelitian.

    C. Hasil Penelitian

    1. Hasil Pengamatan LimfositHasil pengamatan secara

    mikroskopis terhadap proses penyembuhanluka hewan coba melalui preparat jaringanmukosa labial tikus putih (Rattus norvegicus)dengan pewarnaan Haematoxylin-Eosindidapatkan gambaran limfosit dengan bentukbulat atau oval dengan sitoplasma sempitberwarna biru keunguan. Pengamatandilakukan dengan menggunakan softwareOlyVIA (Olympus Viewer for ImagingApplications) dengan perbesaran 20x.

    Gambar 1. Limfosit Kelompok Kontrol Negatif

    Hari ke-3

  • 7/26/2019 MAJALAH Riestita Sintya R 125070400111016

    6/11

    Gambar 2. Limfosit Kelompok Kontrol PositifHari ke-3

    Gambar 3. Limfosit Kelompok PerlakuanHari ke-3

    Berdasarkan gambar 1, 2 dan 3 hasilpewarnaan Haematoxylin-Eosin jaringanulser mukosa tikus putih (Rattus norvegicus)pada kelompok kontrol negatif, kelompokkontrol positif dan kelompok perlakuan harike-3 tampak gambaran limfosit yang ditunjukdengan panah merah, kelompok kontrolnegatif memiliki jumlah limfosit yang lebihbanyak dibandingkan kelompok perlakuan.

    Gambar 4. Limfosit Kelompok Kontrol NegatifHari ke-5

    Gambar 5. Limfosit Kelompok Kontrol PositifHari ke-5

    Gambar 6. Limfosit Kelompok PerlakuanHari ke-5

    Berdasarkan gambar 4, 5 dan 6 hasilpewarnaan Haematoxylin-Eosin jaringanulser mukosa tikus putih (Rattus norvegicus)pada kelompok kontrol negatif, kelompok

    kontol positif dan kelompok perlakuan hari ke-5 tampak gambaran limfosit yang ditunjukdengan panah merah, kelompok kontrolmemiliki jumlah limfosit lebih banyakdibandingkan dengan kelompok pelakuan.Jumlah limfosit pada kelompok kontrol harike-5 meningkat dibandingkan dengan hari ke-3. Sedangkan pada kelompok perlakuan harike-5 jumlah limfosit lebih sedikit daripada harike-3 atau mengalami penurunan jumlahlimfosit.

    Gambar 7. Limfosit Kelompok Kontrol NegatifHari ke-7

    Gambar 8. Limfosit Kelompok Kontrol PositifHari ke-7

  • 7/26/2019 MAJALAH Riestita Sintya R 125070400111016

    7/11

    Gambar 9. Limfosit Kelompok Perlakuan

    Hari ke-7

    Berdasarkan gambar 7,8 dan 9 hasilpewarnaan Haematoxylin-Eosin jaringanulser mukosa tikus putih (Rattus norvegicus)pada kelompok kontrol dan kelompokperlakuan hari ke-7 tampak gambaran limfosityang ditunjuk dengan panah merah,kelompok kontrol memiliki jumlah limfositlebih banyak dibandingkan kelompokperlakuan. Kelompok kontrol hari ke-7mengalami penurunan jumlah limfositdibandingkan dengan kelompok kontrol harike-5. Pada kelompok perlakuan jumlahlimfosit mengalami penurunan dari hari kehari.

    Grafik 1. Perhitungan Rata-rata Limfosit

    2. Hasil Analisis DataUji yang digunakan untuk

    menentukan normalitas data dalam penelitianini menggunakan uji Saphiro-Wilk.Berdasarkan hasil pengujian, didapatkanbahwa data untuk semua kelompok memiliki

    sebaran normal yaitu, koefisien Saphiro-Wilk

    sebesar 0,981 dengan signifikansi sebesar0,879. Nilai signifikansi lebih besar daripada

    p=0,05 (0,879>0,05) sehingga, dapatdisimpulkan bahwa data terdistribusi normalatau dengan kata lain uji normalitas telahterpenuhi.

    Pada uji homogenitas Levene,didapatkan koefisien Levene statistic sebesar1,436 dengan nilai signifikansi sebesar 0,248.Jika nilai signifikansi dibandingkan denganp=0,05 maka nilai signifikansi lebih besardaripada 0,05. Sehingga, dapat disimpulkanbahwa varian dari penelitian ini adalah samaatau homogen. Dengan demikian uji

    homogenitas varian telah terpenuhi.Hasil uji One Way ANOVA,

    didapatkan sumber keragaman (SK)perlakuan memiliki nilai F-hitung sebesar115.132 dengan signifikansi sebesar 0,000.Nilai F-hitung tersebut lebih besar daripada F-tabel pada taraf 5% serta nilai signifikansiyang didapatkan dari proses perhitunganlebih kecil daripada p=0,05. Sehingga daripengujian ini dapat diketahui bahwa terdapatpengaruh penggunaan gel ekstrak etanol bijialpukat (Persea americana mill.) terhadap

    jumlah limfosit pada proses penyembuhanluka ulkus traumatik mukosa labial tikus putih(Rattus norvegicus).

    Menurut hasil uji Pos Hoc LSD,didapatkan hasil perbedaan yang bermaknadari perbandingan antara kelompok kontrolnegatif hari ke-3, ke-5, ke-7, kelompok kontrolpositif hari ke-3, ke-5, ke-7 dengan kelompokperlakuan hari ke-3, ke-5 dan ke-7. Haltersebut mengindikasikan bahwa terdapatpengaruh pemberian gel ekstrak etanol bijialpukat (Persea americana mill.) terhadapjumlah sel limfosit pada proses penyembuhanluka ulkus traumatik pada mukosa labial tikusputih (Rattus norvegicus) kelompokperlakuan.

    Hasil uji regresi sederhana dapatdiinterpretasi dengan melihat nilai koefesienR pada tabel. Nilai R berkisar antara (+1)sampai (-1). Berdasarkan uji regresisederhana yang dilakukan, nilai koefesien Ryaitu sebesar 0,953. Hal ini menunjukkanhubungan yang cukup kuat diantara variabel

    yang terlibat karena angka koefesien R di

    0

    20

    40

    60

    Hari Ke-

    3

    Hari Ke-

    5

    Hari Ke-

    7

    Rata-Rata Jumlah

    Limfosit

    Kontrol Negatif Kontrol Positif

    Perlakuan

  • 7/26/2019 MAJALAH Riestita Sintya R 125070400111016

    8/11

    atas 0,5 menunjukkan hubungan yang cukupkuat, sedangkan di bawah 0,5 menunjukkan

    hubungan yang lemah. Sehingga dapatdisimpulkan semakin lama pemberian gelekstrak etanol biji alpukat (Persea americanamill.) dapat mempengaruhi jumlah sel limfositpada proses penyembuhan luka ulkustraumatik mukosa labial tikus putih (Rattusnorvegicus).

    D. PembahasanPengamatan pada penelitian ini

    dilakukan di hari ke-3, ke-5 dan ke-7 setelahsemua hewan coba kelompok sampel

    diulserasi. Lesi yang timbul dari trauma padamukosa labial tikus menunjukkan gambaranklinis ulkus traumatik dalam waktu 1 hari.Pada 24 jam berikutnya tampak gambaranklinis ulkus, berbentuk bulat sampai denganoval, dasar lesi berwarna putih kekuningankarena nekrosis jaringan dan dikelilingi batastepi yang eritema. Hal ini dikarenakan pada24 jam pertama setelah pemberian jejas,terjadi proses peradangan akut yang ditandaidengan terjadinya proliferasi sel radang sertapembuluh darah. Pembuluh darah pada

    daerah tersebut juga mengalami penurunanpermeabilitas sehingga banyak protein daneritrosit yang keluar pada daerah tersebut.Hal ini mengakibatkan jaringan disekitar jejastampak edema. Respon inflamasi ini bergunauntuk mengeliminasi etiologi awal,menghilangkan jaringan yang terkena jejasdan memulai pengendapan matriks ekstrasel.

    Penyembuhan luka secarabermakna pada beberapa parameter yaitupenurunan infltrasi sel infamasi, peningkatanjumlah dan maturasi protein kolagen, jugapeningkatan epitelialisasi, neovaskularisasi,peningkatan jumlah fbroblas, danmempercepat kontraksi luka. Pada penelitiantersebut terdapat zat aktif seperti saponin danflavonoid yang berperan dalam membantuproses penyembuhan luka.14

    Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui pengaruh pemberianekstrak etanol biji alpukat (Persea americanaMill)teraktivasi terhadap jumlah limfosit padaproses penyembuhan luka ulkus traumatik

    mukosa labial tikus putih (Rattus norvegicus).

    Ekstrak etanol biji alpukat (Persea americanaMill) yang sudah terbentuk kemudian

    difomulasikan dalam bentuk gelmenggunakan gelling agentNa-CMC..Hasil analisis data dari penelitian ini

    berdasarkan uji one way Anova yang telahdilakukan, menunjukkan rata-rata jumlahlimfosit pada kelompok kontrol dan kelompokperlakuan memiliki perbedaan. Padakelompok perlakuan, rata-rata jumlah limfositlebih rendah dibandingkan rata-rata jumlahlimfosit kelompok control positif dan kontrolnegatif. Jumlah limfosit terbanyak padakelompok kontrol terjadi pada hari ke-3 pasca

    ulserasi kemudian mengalami penurunanpada hari ke-5 dan ke-7. Hal ini sesuaidengan pernyataan Robbins11, bahwa limfositakan muncul bersamaan dengan makrofagdan jumlah bermakna pada hari ketiga.Sedangkan jumlah limfosit paling sedikit padakelompok perlakuan terjadi pada hari ke-3dan semakin lama jumlah limfosit mengalamipenurunan sampai hari ke-7. Hal inimenandakan pada kelompok perlakuan,proses penyembuhan luka berjalan lebihcepat dibandingkan dengan kelompok kontrol

    negatif dan kontrol positif karena limfosit padakelompok perlakuan yang diberi gel ekstraketanol biji alpukat (Persea americana Mill)teraktivasi terlebih dahulu.

    Penurunan jumlah limfosit padasemua kelompok kemungkinan disebabkanjumlah limfosit yang mengalami kenaikanpada hari kedua, sehingga pada hari ketigadan hari kelima jumlahnya mulai menurunkarena keberadaan limfosit digantikan olehadanya fibroblas yang membentuk jaringanbaru. Hal tersebut sesuai dengan pernyataanCookbill, bahwa pada proses penyembuhanjumlah limfosit yang ada akan mengalamipenurunan. Hal tersebut diduga karena selradang yang ada termasuk limfositmengalami apoptosis karena tugasnyasebagai agen fagositosis telah selesai dantergantikan oleh adanya fibroblas yangmembentuk jaringan baru (regenerasi).15Jumlah limfosit kelompok kontrol negatifmemiliki rata-rata jumlah limfosit lebih banyakdibandingkan dengan kelompok kontrol positif

    dan kelompok perlakuan. Hal tersebut

  • 7/26/2019 MAJALAH Riestita Sintya R 125070400111016

    9/11

    dikarenakan pada kelompok kontrol negatifpasca ulserasi tidak diberi triamcinolone

    acetonide0,1% ataupun gel ekstrak etanol bijialpukat (Persea americana Mill) sehinggaproses peradangan tidak ditekan, akhirnyamenyebabkan jumlah limfosit lebih tinggidibandingkan kelompok kontrol positifmaupun kelompok perlakuan. Hal ini sesuaipernyataan Tizard16 bahwa apabila terjadiperadangan kemudian diberikan suatu bahantertentu maka akan mengurangi reaksi yangmemperparah inflamasi itu sendiri sehinggaproses penyembuhan berlangsung cepat.

    Berdasarkan uji Post Hoc yang telah

    dilakukan untuk mengetahui kelompok yangberbeda secara signifikan sebagai lanjutan ujione wayAnova, didapatkan rata-rata jumlahlimfosit kelompok kontrol positf, kelompokkontrol negatif dan kelompok perlakuan harike-3 berbeda secara signifikan. Jumlahlimfosit kelompok kontrol positf, kelompokkontrol negatif dan kelompok perlakuanmengalami penurunan mulai hari ke-3. Hal inimenandakan daerah luka pada kelompokperlakuan sudah memasuki fase proliferasidalam tahap penyembuhan luka. Rata-rata

    jumlah limfosit kelompok kontrol negatifpaling banyak pada hari ke-3 dibandingkandengan kelompok kontrol positif dankelompok perlakuan hari ke-3. Perbedaan inidapat dikatakan sebagai respon imun lokalyang ditandai dengan masih adanya partikelasing, sehingga lebih tingginya jumlah limfositpada kelompok kontrol dibandingkan denganjumlah limfosit kelompok perlakuanmenunjukkan bahwa antigen masih banyakterdapat pada kelompok kontrol sehinggatubuh akan merespon dengan keluarnyalimfosit lebih banyak untuk membentuklimfokin yang berfungsi mengaktifkanmakrofag. Jika daerah luka terdapat banyakantigen, maka tubuh akan merespon limfositkeluar untuk menghasilkan antibody.17

    Hasil penafisan fitokimia ekstrak bijialpukat menunjukkan bahwa biji alpukatmengandung polifenol, flavonoid, triterpenoid,kuinon, saponin, tanin dan monoterpenoiddan seskuiterpenoid.8Flavonoid merangsangpeningkatan proliferasi dan aktivasi limfosit.

    Setelah limfosit teraktivasi kemudian

    menghasilkan berbagai mediator termasukIFN-, suatu sitokin perangsang utama untuk

    mengatikvasi monosit dan makrofag.Makrofag teraktivasi selanjutnya melepaskansitokinin yaitu IL-1 dan TNF yang lebih jauhmengaktivasi limfosit dan jenis sel lainnya.Hasil akhirnya adalah makrofag dan sellimfosit secara persisten dapat salingmerangsang satu sama lain sampai antigenpemicu hilang. Makrofag yang teraktivasimenghasilkan produk-produk yangberpengaruh terhadap cedera jaringan danfibrosis. Metabolit oksigen toksik, protease,faktor kemotaktik neutrofil dan nitrit oxide

    (NO) adalah produk makrofag yangmenyebabkan terjadinya cedera jaringan.Sedangkan produk yang merangsangterjadinya fibrosis adalah faktor-faktorpertumbuhan seperti (PDGF, FGF, TGF-),faktor-faktor angiogenesis VEGF dan sitokinfibrogenik.11 TGF- selain berfungsimerangsang proliferasi osteoblast dankondosit, merangsang dan memobilisasifibroblast dalam penyembuhan luka,fibronektin, merangsang matriks ekstraselulerdan jaringan kolagen serta kolagenase

    ternyata juga mepunyai korelasi denganaktivitas mitosis sel, berperan dalam induksiterjadinya apoptosis, dan berperan menariksel radang seperti limfosit dan makrofag.18

    Selain itu saponin dan flavonoidberkerja dengan menghambat enzimsiklooksigenase dan lipooksigenase padareaksi inflamasi yang menyebabkan produksiprostglandin berkurang. Penekananprostaglandin sebagai mediator inflamasi danmenyebabnya berkurangnya nyeri danpembengkakan, mengurangi terjadinyavasodilatasi pembuluh darah dan aliran darahlokal sehingga migrasi sel radang pada arearadang akan menurun. Penurunan jumlah selradang menandakan bahwa penyembuhanmasuk ke tahap berikutnya, sehingga dapatmempercepat proses inflamasi. 19

    Berdasarkan hasil penelitian yangtelah dilakukan, maka dapat dikatakan bahwagel ekstrak etanol biji alpukat (Perseaamericana Mill) berpengaruh menurunkanjumlah limfosit serta mempercepat proses

    penyembuhan luka ulkus traumatik mukosa

  • 7/26/2019 MAJALAH Riestita Sintya R 125070400111016

    10/11

    labial tikus putih (Rattus norvegicus). Hal inimenunjukkan bahwa hipotesis penelitian

    yang telah disusun tidak diterima atau ditolak..E. Kesimpulan dan Saran1. Kesimpulana. Pemberian gel ekstrak etanol biji alpukat

    (Persea americana mill.) berpengaruhterhadap jumlah limfosit pada prosespenyembuhan ulkus mukosa labial tikusputih (Rattus norvegicus) .

    b. Jumlah limfosit pada prosespenyembuhan ulkus mukosa labial tikusputih (Rattus norvegicus) pada hari ke-3

    ke-5 dan ke-7 yang tidak diberikanperlakuan memiliki rata-rata tertinggipada hari ke-3 dan menurun hingga harike-7.

    c.

    Jumlah limfosit pada prosespenyembuhan ulkus mukosa labial tikusputih (Rattus norvegicus) pada hari ke-3ke-5 dan ke-7 setelah aplikasiTriamcinolone acetonide0,1% memilikirata-rata tertinggi pada hari ke-3 danmenurun hingga hari ke-7.

    d.

    Jumlah limfosit pada proses

    penyembuhan ulkus mukosa labial tikusputih (Rattus norvegicus) pada hari ke-3ke-5 dan ke-7 setelah aplikasi gelekstrak etanol biji alpukat (Perseaamericana Mill) memiliki rata-ratatertinggi pada hari ke-3 dan menurunhingga hari ke-7.

    e. Jumlah limfosit pada prosespenyembuhan luka ulkus traumatikmukosa labial tikus putih (Rattusnorvegicus) kelompok perlakuan yangdiberi gel ekstrak etanol biji alpukat(Persea americana mill) pasca ulserasimemiliki jumlah lebih sedikitdibandingkan dengan kelompok kontrolnegatif yang tidak diberi gel ekstraketanol biji alpukat (Persea americanamill) pasca ulserasi dan kelompokkontrol positif yang diberi Triamcinoloneacetonide0,1% pasca ulserasi.

    2. SaranDiperlukan penelitian lanjutan

    mengenai beberapa dosis untuk mengetahuidosis yang paling efektif dari gel biji alpukat

    (Persea americana mill.) terhadap jumlahlimfosit pada proses penyembuhan luka ulkus

    traumatik mukosa labial tikus putih (Rattusnorvegicus). Dan diperlukan penelitian padatingkatan hewan coba yang lebih tinggisehingga semakin mendekati aplikasi padapengobatan manusia.

    DAFTAR PUSTAKA1. Scully C. 2008. Oral and Maxillofacial

    Medicine The Basis of Diagnosisand Treatment. 2nd ed. Edinburgh:Wright. p. 195-198.

    2. Harahap AO. 2006. Kesembuhan

    Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR)Minor dengan Pemberian DaunPegagan (Centella asiatica). JurnalIlmiah dan Teknologi KedokteranGigi FKG UPDM . Jakarta, hal.92-95.

    3. Langlais, R.P & Miller, C.S.2012. AtlasBerwarna Kelainan Rongga Mulutyang Lazim. Editor: Lilian Juwono,Hipokrates. Jakarta Hal 94-96

    4. Regezzi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK.2008. Oral Patologic Correlation 5th

    edition, St Louis: WB Saunders,p.21-24.

    5. Usri K, Riyanti E, Dwei TS, Aripin D,Rusminah N, Arwana AJ, SyiarudinI. 2007. Diagnosis dan TerapiPenyakit Gigi dan Mulut. Bandung:LSKI.

    6. Yuniarti, T. 2008. Ensiklopedia TanamanObat Tradisional.Yogyakarta: MediaPresindo. Hal: 325.

    7. BAPENNAS, 2000. Alpukat/Avokad(Persea americana mill / Perseagratissima Gaerth). Jakarta : SistimInformasiManajemen Pembangunandi Perdesaan. hal 1-3.

    8. Zuhrotun. 2007. Aktivitas AntidiabetesEkstrak Etanol Biji Buah Alpukat(Persea americana Mill.) BentukBulat. Karya Ilmiah. Tidakditerbitkan, Fakultas FarmasiUniversitas Padjajaran, Jatinagor.hal. 1.

  • 7/26/2019 MAJALAH Riestita Sintya R 125070400111016

    11/11

    9. Rahayu, Yani Corvianindya. 2005.Respons Antiinflamasi Serbuk Biji

    Alpukat (Persea americana mill)terhadap Jumlah PMN NeutrofilMencit yang Diinduksi Bakteri E. coli. Jember, Hal.1 .

    10.S.R.Dewi dan Sulistyowati. 2013.Penggunaan Ekstrak Biji BuahAlpukat (Persea americana Mill.)Sebagai Anti Bakteri Proteusmirabilis dan Aerobacter aerogenes.Stigma. Surabaya. Vol. 6. No.2. Hal:31-34

    11.Robbins dan Cotran, Mitchell, Richard

    N. et.all. 2008. Buku Saku DasarPatologis Penyakit. Ed.7. Jakarta:EGC. p.40-62.

    12.Nijveldt RJ. Nood EV. Hoorn DE. BoelensPG et al. Flavonoids: a review ofprobable mechanisms of action andpotential applications. AmericanJournal of clinical nutrition. 2001; 74(4) : 418-425

    13.

    Sudjono, T.A., Mimin Honniasih, YumitaRatna Pratimasari, 2012. PengaruhKonsentrasi Gelling Agent Carbomer

    934 dan HPMC Pada Formulasi GelLendir Bekicot (Achatina fulica)terhadap Kecepatan PenyembuhanLuka Bakar pada Punggung Kelinci,PHARMACON: Jurnal FarmasiIndonesia. Vol 1 (1).

    14.

    Nayak B.S, Sandiford S, Maxwell A. 2009.Evaluation of the Wound-HealingActivity of Ethanolic Extract ofMorinda citrifolia L. leaf. Evid BasedComplement Alternative Medicine; 6(3). p. 351-356

    15.

    Setyaningtyas Dwi. 2012. PengaruhPemberian Ekstrak GanggangCoklat (Phaeophyceae) JenisSargassum sp. Terhadap JumlahLimfosit Pada Ulkus Traumatikus.Fakultas Kedokteran Gigi HangTuah Surabaya.

    16.Tizard I. 2003. Veterinary Immunology.An

    Introduction, Ed ke-3. Saunders WB

    co, Masduki Partodirejo,

    Penerjemah, 1988, Airlangga

    University Press Surabaya.

    17.Guyton AC, JE Hall. 2006. Buku Ajar

    Fisiologi Kedokteran. Ed ke-11.

    Setiawan I, editor. Jakarta: PenerbitBuku Kedokteran EGC.

    18.Soeroso, & Admadi., 2007, Sitokin, Jurnal

    OftaImologi Indonesia, 5 (3), 171-

    180.

    19.Pratiwi M. 2011. Efek Ekstrak Lerak

    (Sapindus rarak DC) Terhadap

    Penurunan Sel-Sel Radang Pada

    Tikus Wistar Jantan (Penelitian in

    vivo). Paper. Fakultas Kedokteran

    Gigi Universitas Sumatera Utara.Hal. 6-9

    Mengetahui,Pembimbing I

    drg. Miftakhul Cahyati Sp, PMNIP. 19770803 201012 2 001