Majalah Hen

15
HUBUNGAN DUKUNGAN KELOMPOK SEBAYA DAN MOTIVASI MEMERIKSAKAN TEKANAN DARAH LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA_RW-05 DAN 06 PENANGGUNGAN MALANG Ns. Kumboyono, S.Kep, M.Kep, Sp.Kom Ns.Ika Setyo Rini S.Kep, M.Kep Hendri Edi Hermawan ABSTRAK Dukungan kelompok sebaya adalah suatu dukungan yang didapat maupun diberikan oleh individu atau kelompok yang terdiri dari orang yang pernah atau sedang memiliki permasalahan yang sama. Dengan adanya dukungan dari kelompok sebaya, dapat memberikan kekuatan yang positif pada lansia yang hipertensi yang sedang mengalami kemunduran motivasi dalam memeriksakan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan kelompok sebaya dan motivasi memeriksakan tekanan darah dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik proportional simple random sampling dengan kriteria inklusi dan didapatkan sampel sejumlah 77 orang. Berdasarkan hasil penelitian hubungan dukungan kelompok sebaya dan motivasi memeriksakan tekanan darah pada lansia Hipertensi di RW 05 dan RW 06 Penanggungan Kota Malang didapatkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,002 (p<0.05) dan nilai korelasi SPEARMEN (r) sebesar 0,343. Hal ini berarti menyatakan adanya hubungan antara dukungan kelompok sebaya dan motivasi memeriksakan tekanan darah pada lansia hipertensi di RW 05 dan RW 06 Penanggungan Kota Malang. Sehingga, disarankan pada lansia yang menderita Hipertensi untuk tidak mengabaikan dukungan kelompok sebaya dan selalu bersemangat untuk meningkatkannya agar lansia tetap sehat dan mencapai derajat kesehatan yang optimal.

description

Majalah Hen

Transcript of Majalah Hen

Page 1: Majalah Hen

HUBUNGAN DUKUNGAN KELOMPOK SEBAYA DAN MOTIVASI

MEMERIKSAKAN TEKANAN DARAH LANSIA HIPERTENSI

DI POSYANDU LANSIA_RW-05 DAN 06

PENANGGUNGAN MALANG

Ns. Kumboyono, S.Kep, M.Kep, Sp.Kom Ns.Ika Setyo Rini S.Kep, M.Kep Hendri Edi Hermawan

ABSTRAK

Dukungan kelompok sebaya adalah suatu dukungan yang didapat maupun diberikan oleh individu atau kelompok yang terdiri dari orang yang pernah atau sedang memiliki permasalahan yang sama. Dengan adanya dukungan dari kelompok sebaya, dapat memberikan kekuatan yang positif pada lansia yang hipertensi yang sedang mengalami kemunduran motivasi dalam memeriksakan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan kelompok sebaya dan motivasi memeriksakan tekanan darah dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik proportional simple random sampling dengan kriteria inklusi dan didapatkan sampel sejumlah 77 orang. Berdasarkan hasil penelitian hubungan dukungan kelompok sebaya dan motivasi memeriksakan tekanan darah pada lansia Hipertensi di RW 05 dan RW 06 Penanggungan Kota Malang didapatkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,002 (p<0.05) dan nilai korelasi SPEARMEN (r) sebesar 0,343. Hal ini berarti menyatakan adanya hubungan antara dukungan kelompok sebaya dan motivasi memeriksakan tekanan darah pada lansia hipertensi di RW 05 dan RW 06 Penanggungan Kota Malang. Sehingga, disarankan pada lansia yang menderita Hipertensi untuk tidak mengabaikan dukungan kelompok sebaya dan selalu bersemangat untuk meningkatkannya agar lansia tetap sehat dan mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Kata Kunci : Dukungan Kelompok Sebaya, Motivasi Memeriksakan Tekanan Darah, Lansia Dengan Hipertensi

Page 2: Majalah Hen

ABSTRACT

Peer group support is a support obtained or provided by individual or group of people who have or are currently having the same problem. With the support of a group of peers can provide a positive force on the elderly Hypertension who are undergoing a motivation slowdownin checking blood pressure. This research aims to know the relation between peer group support and motivation in checking blood pressure by using cross sectional design. The sample was selected by using proportional simple random samplingtechnique withinclusion criteriaand obtained a sample of 77 people.Based on the results of research, the relation between peer group support and blood pressure checking motivation in elderly with hypertension in RW 05 and RW 06 Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Klojen, Malang City gained significance value (p) worth of 0.002 (p<0.05) and the value of SPEARMENcorrelation(r) worth of 0,343. It means that there isa relation between peer group support and blood pressure checkingmotivation in elderly in RW 05 and RW 06, Kelurahan Penanggungan,Kecamatan Klojen, Malang City. So, it is recommended tothe elderly with Hypertension not to ignore the peer group support and eager to raise it in order to the elderly keep on healthy and achieve the optimal health degrees.

Keywords: Peer group support, Blood pressure checking motivation,

Elderly with Hypertension

Page 3: Majalah Hen

PENDAHULUAN

Salah satu penyakit yang umum dan yang terus meningkat jumlah penderitanya adalah hipertensi. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) pada tahun 1995 yang mencatat kejadian hipertensi sebanyak 8,3% dari total penduduk Indonesia, angka tersebut naik menjadi 21% pada tahun 2000 (Depkes) . Pada riset kesehatan dasar Nasional pada tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah penderita hipertensi di Indonesia mencapai angka mencapai 31,7% dari seluruh total penduduk usia >18 tahun.

Penderita Penyakit hipertensi tersebut sebagian besar adalah lansia (Mansjoer, 1999). Pada lansia terdapat peningkatan plaque pada pembuluh darah arteri utama sehingga pembuluh darah semakin kaku dan kurang elastis, dengan demikian aliran darah menjadi tidak lancar. Hal ini akan mengakibatkan denyut yang tidak terputus dengan puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah yang dalam (diastolik) ini yang disebut hipertensi (Wolf, 2008).

Hipertensi pada lansia merupakan

faktor risiko utama insiden penyakit kardiovaskular, karenanya mengontrol tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang lanjut usia (Roesma, 2012). Pada lansia yang mengalami hipertensi akan menimbulkan berbagai dampak, yaitu dampak secara fisik, biologis, sosial, dan spiritual. Dari berbagai dampak tersebut yang sangat berpengaruh terhadap pengontrolan tekanan darah adalah dampak sosial. Dampak sosial dapat timbul karena adanya kemunduran fisik yang menuntut lansia untuk istirahat yang lebih dari biasanya, hal tersebut mengakibatkan aktivitas di luar rumah berkurang sehingga intensitas untuk bertemu dengan kelompok sebaya berkurang akhirnya dukungan dari kelompok sebaya pun juga berkurang.

Dukungan kelompok sebaya merupakan dukungan yang didapat dari

suatu kelompok yang terdiri dari orang orang yang memiliki permasalahan dan situasi yang sama (Kementrian Hukum dan HAM RI, 2011). Dukungan dari kelompok sebaya mempunyai beberapa peranan penting diantaranya adalah memberikan kesempatan untuk belajar dan menambah informasi, saling bertukar perasaan dan masalah, dapat mengontrol tingkah laku, dan memberikan kesempatan yang penting untuk memecahkan masalah (Yusuf, 2001), sehingga dari berbagai manfaat tersebut dapat menimbulkan dampak positif yaitu tumbuhnya motivasi untuk memeriksakan tekanan darah.

Pemeriksakan tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi menjadi hal yang sangat penting karena tekanan darahnya bersifat fluktuatif. Dengan memeriksakan tekanan darah secara rutin maka penderita hipertensi dapat mengetahui tekanan darahnya dalam keadaan tinggi atau rendah. Bila tekanan darahnya dalam keadaan tinggi maka lansia dapat segera berobat, sehingga resiko terjadinya penyakit-penyakit komplikasi dari hipertensi seperti penyakit jantung, stroke dan penyakit pembuluh darah lainnya dapat dicegah (Bangun, 2012). Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu di dunia. Data WHO menyebutkan bahwa 29% dari kematian global diakibatkan oleh penyakit jantung kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung di Indonesia saja mencapai 26,8% dan untuk kejadian cerebrovaskuler accident (CVA) 70,8 disebabkan oleh hipertensi. Semua kejadian tersebut dapat ditekan melalui banyak cara salah satunya yaitu dengan memeriksakan tekanan darah secara rutin dan teratur.

Berdasarkan fenomena tersebut menunjukkan bahwa dukungan kelompok sebaya sangat penting bagi lansia yang mengalami hipertensi. Oleh karena itu dalam tugas akhir ini penulis ingin mengetahui hubungan antara dukungan kelompok sebaya dan motivasi untuk memeriksakan tekanan

Page 4: Majalah Hen

darah pada lansia dengan hipertensi di Posyandu lansia -RW-05 dan RW 06-Kelurahan-Penanggungan-kecamatan-Klojen-Kota-Malang.

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 77 orang lansia yang menderita hipertensi di Posyandu Lansia RW 05 dan RW 06 Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah Proportional simple random sampling Variabel independen pada penelitian ini adalah dukungan kelompok sebaya dan variabel dependen pada penelitian ini adalah motivasi memeriksakan tekanan darah pada lansia Hipertensi. Dalam penelitian ini, peneliti mengukur dukungan kelompok sebaya dan motivasi memeriksakan tekanan darah lansia hipertensi dengan daftar isian kuesioner tertutup (dichotomis choice). Dukungan kelompok sebaya diukur dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 9 item pernyataan positif dan negatif tentang jumlah interaksi yang dijalin responden dengan kelompok sebayanya, frekuensi dukungan yang diterima responden dari kelompok sebayanya dan evaluasi subjektif dari responden tentang kualitas dukungan yang diterima atau didapatkanya. Untuk motivasi menggunakan kuisioner) yang terdiri dari 9 item pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatiif (unfavorable). Kemudian kedua variabel di kelompokkan dengan skala Guttman. Analisa data menggunakan Spearman rho pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).

HASIL PENELITIANGambaran Umum

Posyandu lansia RW 05 dan RW 06 Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang adalah adalah posyandu yang diperuntukkan bagi usia lanjut dibawah binaan UPT Puskesmas Arjuno Kota Malang.

Posyandu ini melakukan kegiatan rutin posyandu satu bulan sekali yaitu pada hari senin minggu pertama untuk RW 05 dan hari rabu minggu ke tiga untuk RW 06.

Karakteristik responden berdasarkan usia

Diagram Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan usia

Berdasarkan diagtam diatas dapat diketahuai bahwa mayoritas responden responden berada dalam rentang usia 65-69 tahun yaitu sebanyak 36 orang (46,8%). Sedangakan rentang usia 60-64 tahun sebanyak 34 orang (44,2%) dan sisanya dalam rentang usia 70-74 tahun yaitu 7 orang (9%) dari total 77 0rang responden.

Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin

Diagram Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahuai bahwa mayoritas responden responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 58 orang (75,3%) dan sisanya berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 19 orang (24,7%) dari total 77 orang responden.

Page 5: Majalah Hen

Gambaran Dukungan Kelompok Sebaya Lansia Hipertensi di Posyandu Lansia RW 05 dan RW 06 Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang.

Dukungan kelompok sebaya pada lansia hipertensi dari data yang didapat melalui pengisian kuesioner terhadap 77 responden dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :

Diagram Distribusi Frekuensi Dukungan Kelompok Sebaya.

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan frekuensi dukungan kelompok sebaya di posyandu lansia RW 05 dan RW 06 Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang sebagian adalah dubaik didapatkan frekuensi tertinggi pada dukungan kelompok sebaya kategori baik, yaitu kungan yang yaitu sebanyak 54 orang atau 70,1%.

Gambaran Motivasi Memeriksakan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Posyandu Lansia RW 05 dan RW 06 Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang

Dari data motivasi memeriksakan tekanan darah yang didapat melalui pengisian kuesioner terhadap 77 orang responden dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :

Diagram Distribusi Frekuensi Motivasi Memeriksakan Tekanan Darah

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan frekuensi motivasi lansia untuk memeriksakan tekanan darah di Penasun untuk mengikuti program terapi metadon di posyandu lansia RW 05 dan RW 06 Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang sebagian besar motivasi yang dimiliki dalam kategori tinggi yaitu sebanyak sebanyak 59 orang 76,6%.

Analisis Hubungan Hubungan antara Dukungan Kelompok Sebaya dan Motivasi Memeriksakan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi di Posyandu Lansia RW 05 dan RW 06 Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang.

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Antara Dukungan Kelompok Sebaya Dan Motivasi Memeriksakan Tekanan Darah

Berdasarkan tabel 5.5 di atas diperoleh frekuensi tertinggi pada kategori dukungan

Dukungan

Kelompok

Sebaya

Motivasi Memeriksakan Tekanan Darah

Baik Cukup Jumlah

-hitung

p-value

N % N % N %

Tinggi 45 58,4 14 18,1 59 76,6

0.343 0.002Sedang 7 9 11 14,2 18 23,4

Jumlah 52 67,5 25 32,5 77 100

Page 6: Majalah Hen

kelompok sebaya baik dengan motivasi memeriksakan tekanan darah tinggi yaitu sebanyak 58,4%. Disusul dukungan kelompok sebaya cukup dengan motivasi memeriksakan tekanan darah tinggi yaitu sebanyak 18,1%. Kemudian dukungan kelompok sebaya cukup dengan motivasi memeriksakan tekanan darah sedang yaitu sebanyak 14,2%.

ANALISA DATAPengujian hipotesis pada penelitian ini

menggunakan uji korelasi Spreaman, hal ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan kelompok sebaya dengan motivasi memeriksakan tekanan darah. Dengan taraf

signifikansi 0,05 dan menggunakan

aplikasi SPSS 16.0 for windows. Dari uji Korelasi Spreaman didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,343 dan nilai Sig 2 tailed = 0,002, dimana nilai sig < α (0,002 < 0,05) sehingga H0 ditolak yang artinya terdapat hubungan antara dukungan kelompok sebaya dengan motivasi memeriksakan tekanan darah, tetapi dari hasil hitung koefisien korelasi yang bernilai 0,343 tersebut menunjukkan hubungan yang lemah antara dukungan kelompok sebaya dan motivasi memeriksakan tekanan darah.

Nilai positif pada koefisien korelasi menunjukkan bahwa hubungan yang searah antara dukungan kelompok sebaya dengan motivasi memeriksakan tekanan darah, yang artinya semakin baik dukungan yang diberikan oleh kelompok sebaya maka motivasi memeriksakan tekanan darah semakin tinggi atau ke arah normal, sebaliknya apabila semakin kurang dukungan yang diberikan oleh kelompok sebaya maka mengakibatkan semakin rendah motivasi memeriksakan tekanan darah.

PEMBAHASANDukungan Kelompok Sebaya

Dukungan kelompok sebaya adalah suatu dukungan yang didapat atau diberikan oleh orang yang pernah atau juga sedang mengalami hal yang sama (Murni, 2009). Dengan adanya dukungan kelompok sebaya, lansia dengan hipertensi merasa tidak sendiri

dalam menghadapi masalah-masalahnya (Kementrian Hukum dan HAM).

Dari hasil penelitian dukungan kelompok sebaya yang dilakukan pada 77 responden lansia dengan hipertensi, menunjukkan bahwa sebagian besar dukungan kelompok sebaya yang diberikan termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 54 orang (70,1%), yang termasuk dalam kategori dukungan kelompok sebaya cukup sebanyak 23 orang (29,9%) dan tidak ada yang termasuk kategori dukungan kelompok sebaya kurang atau 0%, jadi mayoritas dukungan kelompok sebaya tergolong kategori baik. Dukungan kelompok sebaya penting diberikan karena dengan adanya dukungan dari kelompok sebaya berarti terdapat perhatian dari teman atau orang lain sehingga akan menumbuhkan rasa emosional yang lebih tinggi bagi lansia, dan hubungan yang terjalin antara dua individu dapat menunjukkan akan besarnya perhatian yang diberikan. Kehadiran teman dapat memberikan kekuatan positif pada seorang lansia yang mengalami kekurangan atau kemunduran motivasi untuk melakukan sesuatu dalam hal ini adalah memeriksakan tekanan darah. Hal ini senada dengan teori dari Kementrian Hukum dan HAM tahun 2011 dalam Buku Saku Dukungan Sebaya di Lapas dan Rutan yang menyatakan bahwa dengan adanya dukungan kelompok sebaya, maka lansia merasa tidak sendiri dalam menghadapi suatu masalah, masih ada orang lain yang mengalami nasib yang serupa sehingga lansia akan berhasil melewati masa-masa sulit yang dihadapinya.

Motivasi Memeriksakan Tekanan DarahMotivasi merupakan satu variabel

yang ikut digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu didalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju sasaran (Chaplin, 2002). Hal yang hampir sama disebutkan Notoatmodjo (2003) bahwa motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak dalam mencapai tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan

Page 7: Majalah Hen

gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa frekuensi tertinggi pada kategori motivasi tinggi yaitu 59 orang (76,6%) dan frekuensi terendah adalah motivasi sedang yaitu sebanyak 18 orang (23,4%). Hal ini sesuai dengan pendapat Widyatun (1999) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya motivasi adalah motivasi eksternal, motivasi eksternal adalah motivasi yang berasal dari luar diri seseorang baik itu dari orang lain maupun lingkungan yang ditempatinya.

Hubungan antara Dukungan Kelompok Sebaya dan Motivasi Memeriksakan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil uji statistik dari dukungan kelompok sebaya dan motivasi memeriksakan darah menunjukkan bahwa frekuensi tertinggi pada dukungan kelompok sebaya berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 54 orang (70,1%), yang termasuk dalam kategori dukungan kelompok sebaya cukup sebanyak 23 orang (29,9%) dan tidak ada yang termasuk kategori dukungan kelompok sebaya kurang atau 0%, dari total 77 responden. Untuk motivasi memeriksakan tekanan darah menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai motivasi tinggi dalam memeriksakan tekanan darahnya, yaitu sebanyak 73,6 % atau 59 orang dari total 77 reponden dan frekuensi terendah adalah motivasi memeriksakan tekanan darah pada kategori sedang, yaitu sebanyak 23,4% atau 18 orang dari total 77 responden.

Dari hasil yang diperoleh diatas sesuai dengan pendapat Kementrian Hukum dan HAM tahun 2011 dalam Buku Saku Dukungan Sebaya di Lapas dan Rutan yang menyatakan bahwa dengan adanya dukungan kelompok sebaya yang baik, individu merasa tidak sendiri dalam menghadapi suatu masalah sehingga akan timbul motivasi dalam diri individu tersebut untuk berbuat sesuatu yang baik pada dirinya

dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan. Seperti halnya pada lansia dengan Hipertensi yang mendapat dukungan yang baik dari kelompok sebayanya, mereka akan termotivasi untuk memeriksakan tekanan darah. Dengan memeriksaakan tekanan darah secara rutin maka dapat mencegah komplikasi dari penyakit Hipertensi dan lansia akan mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Keterbatasan Penelitian1) Pada penelitian ini peneliti hanya

menggunakan desain penelitian analisis korelasi dengan metode cross sectional dimana pengumpulan data dilakukan antar dua variabel penelitian yang ada dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan dinilai satu kali. Hasil yang didapat hanya menggambarkan kondisi pada saat itu saja. Untuk mengetahui hasil yang lebih baik, perlu dilakukan penelitian yang berkelanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang panjang untuk mengobservasi motivasi memeriksakan tekanan darah pada lansia hipertensi.

2) Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling yang memiliki kekurangan diantaranya peneliti harus melakukan stratifikasi dan diharuskan untuk mengenal tentang populasi terlebih dahulu untuk memperoleh keterangan yang rinci menyangkut subkategori kemudian dilakukan pengambilan secara acak sehingga pada populasi yang besar penggunaan sampling ini akan semakin rumit dan membutuhkan banyak waktu. Selain itu, tidak adanya jaminan bahwa setiap sampel yang diambil secara acak akan merepresentasikan populasi secara tepat.

3) Instrumen penelitian untuk mengidentifikasi dukungan kelompok sebaya dan motivasi memeriksakan tekanan darah hanya menggunakan lembar kuesioner yang dibuat oleh peneliti sendiri, sehingga masih ada

Page 8: Majalah Hen

kelemahan didalamnya. Pengambilan data dalam kuesioner bersifat subyektif sehingga kebenaran data sangat tergantung pada kejujuran responden. Selain itu kuesioner yang peneliti berikan tidak bersifat terbuka tapi tertutup sehingga kurang dapat menggali permasalahan yang ada.

4) Analisa data pada penelitian ini hanya menggunakan uji statistik korelasi sperman rho, statistik non parametrik dengan perhitungan yang sederhana sehingga hasil yang diperoleh tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan dan dengan jumlah data yang besar maka membutuhkan perhitungan yang relatif lebih lama

KESIMPULANBerdasarkan hasil dan pembahasan pada

penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Dukungan kelompok sebaya di Posyandu

Lansia RW 05 dan RW 06 Kelurahan Penanggunangan Kecamatan Klojen Kota Malang termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 54 orang (70,1%),

2. Motivasi memeriksakan tekanan darah pada lansia dengan Hipertensi di Posyandu Lansia RW 05 dan RW 06 Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 59 orang (76,6%).

3. Hasil Uji Spearman Rho, didapatkan hasil p-value (0.002) lebih kecil daripada α (0.05) sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pada selang kepercayaan 95% didapatkan adanya hubungan (korelasi) yang signifikan antara dukungan kelompok sebaya dan motivasi memeriksakan tekanan darah di Posyandu Lansia RW 05 dan RW 06 Kelurahan Penanggunangan Kecamatan Klojen Kota Malang.

SARAN1. Perawatan luka bakar derajat IIA secara

topikal water base dengan balutan tertutup harus lebih diperhatikan perawatannya,

baik dari pengawasan balutan kassa, kelembaban, kebersihan kandang secara kontinu dan mempertahankan perawatan luka secara moist wound healing untuk mempercepat penyembuhan luka bakar dan mencegah terjadinya jaringan parut.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat ekstrak kedelai (Glycine max) untuk perawatan luka bakar derajat IIA dan mencegah terjadinya komplikasi pada luka bakar, mengingat banyak sekali kandungan yang berman faat pada kedelai.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai ekstrak kedelai (Glycine max) sebagai perawatan luka bakar derajat IIA dalam bentuk sediaan yang lain seperti sediaan obat padat atau semi padat (salep, krim dan jel)

4. Aplikasi penelitian ini dalam praktik kepera watan sebagai upaya untuk perawatan luka bakar derajat IIA dengan ekstrak kedelai melalui program penyuluhan kese hatan masyarakat, keluarga, maupun indi vidu dalam memberikan terapi alternatif untuk mempercepat penyembuhan luka bakar derajat IIA.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, 2004. Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner, Tesis Tidak diterbitkan, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.

Armilawati, dkk. 2007. Hipertensi dan faktor risikonya dalam kajian epidemiologi, Bagian Epidemiologi FKM UNHAS, Makassar.

Bastable, 2002. Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-prinsip Pangajaran dan Pembelajaran, alih bahasa: Gerda Wulandari dan Gianto Widiyanto, EGC, Jakarta

Darmojo. R budi, Martono hadi. 2004. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Edisi Ke-3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Page 9: Majalah Hen

Dalimartha, S. et al. 2008. Care Your Self Hipertension, Penebar Plus, Jakarta.

De Laune, Sue and Ladner, Patricia K. 1998. Fundamental of Nursing, Conceps, Process, and Pratice. 7th edition, Pearson Education Inc.p, New Jersey.

Depkes. 2007. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

Fatimah, S. Setiawan, Ronny. 2010. Fisiologi Kardiovaskular Berbasis Masalah Keperawatan, EGC, Jakarta.

Hardywinoto, dkk. 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan dari Berbagai Aspek (Menjaga Keseimbangan Kwalitas Hidup pada Lanjut Usia), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hayens, B, dkk. 2003. Buku Pintar Menaklukan Hipertensi. Jakarta, Ladang Pustaka.

Irza S. 2009. Analisis Faktor Resiko Hipertensi pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat. Tugas Akhir. Tidak Diterbitkan, Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Imamah. 2010. Studi Kualitatif yang Memotivasi Tindakan Hemodialsa pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di ruang Hemodialisa RSUD Kota Semarang. Skripsi. Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang.

JurnalRachmadan.com:Bangun.dr (2012, 4 juni) Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi).http://www.rachmadan.com/2012/04/tekanan-darah-tinggi-hipertensi_ 25.html

Kementrian Hukum dan HAM RI. 2011. Buku Saku Dukungan Sebaya di Lapas dan Rutan, Direktorat Jendral Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan HAM RI, Jakarta

Kozier, B and Erb, G. 2004. Fundamentals of Nursing, Conceps, Process, and Pratice. 7th edition. Pearson Education Inc.p : New Jersey.

Kumar V., Abbas A., Fausto N. 2005. Hypertensive Vaskular Disease. Elsevier Saunders. p. 528-529.

Kusmana D. 2009. Hipertensi: Definisi, Prevalensi, Farmakoterapi dan Latihan Fisik. Tesis. Tidak diterbitkan. Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta.

Mansjoer, A. (1999), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, Jilid pertama, Jakarta: Carpenito, L. (), Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2, Jakarta:

Mubarak, Wahit Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2. Salemba Medika. Jakarta

Murni, Suzana. 2009. Hidup Dengan HIV/Aids. Yayasan Spiritia : Jakarta

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Penerbitan Salemba Medika: Jakarta.

Palmer, A & Williams, B. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.

Price A, Wilson M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit, Edisi 6, EGC, Jakarta.

Riskesdas 2007 : Hartono, Bambang (2012, 4 juni) Hipertensi Pembunuh Diam-diam,Kompas_(online).http://health.kompas.com/read/2011/05/16/02522321/Hipertensi.Pembunuh.Diam-diam

Page 10: Majalah Hen

Roesma, Jose., 2012. Hipertensi pada lansia,kontrol keat untuk cegah komplikasi, majalah Farmacia (online). http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=491

Santrock, John W., 2002, Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup) Jilid 2, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.

Saraswati, S. 2009. Diet Sehat Untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi, dan Stroke. Jogjakarta : A+Plus;

Sari, Nina Kemala 2008. pelatihan di kalangan kelompok peduli lansia , Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Schatell D, Stec P. 2008. How understanding motivation can improve dialysis practices.www.nephronline.com. Diakses tanggal 27 januari 2011 pukul 17.00 WIB.

Sheps, S.G., & Centhini, S. 2005. Klinik Pribadi (Mayo Clinic) Panduan Lengkap.

Siagian, S. 1995. Teori motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Smeltzer and Bare. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth. Alih bahasa: Agung Waluyo dkk Ed 8 vol 2. EGC: Jakarta.

Sutomo B., 2007. Pola Makan Sehat. http :// budiboga. blogspot.com/ 2007_05_01 _archive.html.

Travers, John F. 1979. Educational Psychology. Harper & Row, Publisher. New York.

Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Andi Yogyakarta: Yogyakarta.

Widayatun, T. 1999. Ilmu Perilaku, M. A. 104.

PT Fajar Interpratama: Jakarta.

Yundini. 2006. Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi. Diambil pada tanggal 24 Februari 2010 dari: http://www.mailarchive. com/[email protected]/msg00321.html. Universitas Sumatera Utara.

Telah disetujui oleh, Pembimbing I

Ns. Kumboyono S.Kep, M.Kep, Sp.KomNIP. 197905222005021005