Majalah Druzhba No. 43-44 edisi Agustus-September 2010

36

Click here to load reader

description

Majalah Druzhba No. 43-44 edisi Agustus-September 2010

Transcript of Majalah Druzhba No. 43-44 edisi Agustus-September 2010

Page 1: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

DR

UZ

HB

A N

o. 4

3-4

4, a

gu

stus-se

pte

mb

ar 2

010

Andre Rublev “Michelangelo” Rusia

Misi dagang ke Rusia dan Belarusia

65 Tahun PD II

Pohon Jati di Jawa

Page 2: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

3 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Masih dalam suasana perayaan 65 tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang sepatutnya meriah, kita dibawa ke dalam bulan suci Ramadhan yang sepatutnya penuh

kehikmatan. Meriah dan hikmat adalah impian seluruh bangsa, terutama kaum miskin. Dan di negeri tercinta yang masih kaya raya ini jumlah kaum miskinnya makin bertambah dan kadar kemiskinannya pun terus meningkat, kendati realita ini tidak mampu dilihat oleh penguasa negeri.Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya peringatan HUT ke-65 RI tahun ini memang tidak meriah. Tidak nampak

panjat pinang yang sudah menjadi “trade mark” pesta rakyat merayakan HUT Kemerdekaannya. Di sekolah dan kampung-kampung juga tidak nampak perayaan selain umbul-umbul aneka warna. Suasana bulan puasa tidak kalah keprihatinannya. Harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi di balik daya beli rakyat yang merosot terus. Dan, kembali lagi penguasa negeri menyatakan persediaan kebutuhan Lebaran cukup dan harga terkendali. Sebagai bagian dari rakyat, Druzhba berada juga dalam suasana yang sama, prihatin. Tapi tidak boleh putus asa. Karena itu Druzhba 43 kembali hadir untuk kita semua, kendati dalam bentuk terbatas, softcopy. Misi penguatan persahabatan dan peningkatan hubungan sosial budaya ekonomi politik dan pertahanan keamanan Indonesia – Rusia perlu terus menjadi fokus berita, terutama demi pembangunan kembali Indonesia meraih kejayaan. Artikel-artikel bernuansa sejarah yang diangkat Druzhba tidak dimaksudkan untuk bernostalgia, melainkan agar kita tidak lupa pada sejarah kita sendiri dalam berbagai aspeknya, menyaringnya, dan menangkap maknanya bagi langkah ke depan menuju Indonesia Jaya.Idul Fitri 1431H kiranya membawa suasana hati yang damai dan tenteram, kendati dalam kondisi social ekonomi politik bangsa yang memprihatinkan. Marilah kita bermaaf-maafan dengan tulus dan erat bergandengan tangan membangun masa depan yang cerah.Minal Aidhin wal Faidzin. Mohon maaf lahir dan batin! (gad)

E d i t o r i a l

d a f t a r i s i

Denting gamelan di Bali...........................3

Andrei Rublev...........................................4

Misi Dagang ke Rusia.............................. 6

65 Tahun PD II........................................10

Pertemuan dengan Soekarno....................12

PLTN Terapung.......................................17

Pohon Jati...............................................20

Sastra.......................................................25

Membangun Bersama.............................30

Sang Perintis...........................................32

Karya tari farida oetoyo............................33

membangun semangat.............................34

kulit mukaAndrei Rublev

Page 3: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

B E R I T A A K T U A L

3 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 3

Di dalam gedung pilharmonia y a n g t e r l e t a k 2 0 0 k m dari Moskow, terdengar d e n t i n g a n i r a m a i n d a h gamelan Bali yang mampu

membuat publik Rusia terbuai dengan keindahannya. Tim kesenian Institut Seni Indonesia (ISI) dari Denpasar itu, sukses mengawali acara pagelaran yang bertemakan ”the colour of Indonesia” yang merupakan bagian dari rangkaian peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia yang digelar atas kerjasama dengan KBRI Moskow. ISI Denpasar Bali yang didukung oleh Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan Nasional, menampilkan pertunjukan gamelan dan tari Nusantara yang membuat 750 pengunjung yang memenuhi gedung pertunjukan itu berdecak kagum. Hingga akhir acara pun, para pengunjung terus memberikan tepuk tangan tanpa henti, sampai dituntut keluar kembali untuk memberikan pertunjukan tambahan atau bonus.Pertunjukan yang dilakoni para seniman Bali ini mengomposisikan tabuhan gamelan yang mengiringi tari-tarian Nusantara, seperti tarian Oleg Tambulinan dan Selat Segara dari Bali. Kemudian tari Padang Bulan dari daerah Jawa Timur, tari Pakarena dari daerah Sulawesi, dan tari Mandau, Garuda, Berburu dari daerah Papua. Semua diiringi dengan alat musik tradisional secara live, dengan dukungan akustik ruangan yang kuat, membuat acara ini tampil sangat apik. Dan yang lebih hebat lagi pertunjukan

dilakukan tanpa pengeras suara atau sound system, terkecuali tari Saman dari Aceh. Momentum 60 tahun hubungan diplomatik ini bisa dijadikan sebagai jembatan untuk lebih meningkatkan hubungan dan persahabatan kedua negara, karena seperti yang dikatakan Hamid Awaludin sebagai duta besar RI di Moskow, Rusia, pertunjukan budaya Indonesia yang merupakan diplomasi seni dan budaya keberadaannya sangat berpotensi untuk mengembangkan kepariwisataan Indonesia. Karena masyarakat Rusia yang sejak lama mengenal Bali dan menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata, diharapkan melalui Bali mereka bisa mengenal Indonesia secara keseluruhan dan lebih jauh lagi.Keberhasilan ISI Denpasar dalam merebut perhatian publik Rusia ini disambut baik oleh Departemen Hubungan Internasional Moscow Tchaikovsky Conservatory karena bisa mendorong mahasiswa musik Rusia untuk mendalami lebih jauh lagi seni musik Timur, khususnya gamelan dari Indonesia. Masyarakat Rusia sendiri sangat tinggi dalam memberikan apresiasi untuk seni, karena sama dengan Indonesia, Rusia juga termasuk salah satu negara yang kaya akan seni dan budaya sehingga kedua bangsa ini bisa mengembangkan kerjasama di bidang seni dan budaya sebagai hubungan diplomatik Indonesia dan Rusia. (sumber internet:antara news) (cm)

Denting Gamelan Bali Di Rusia

Page 4: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

B E R I T A A K T U A L

4 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 05 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Adalah Andre Rublev maestro fresco ala Rusia (1360-1430) yang melukis beragam ikon orang suci dalam Gereja Ortodoks Rusia yang menjadi pelopor seni yang kerap diasosiasikan dengan Eropa Barat itu. Olga Portnyagina, seorang guru di Pusat Kebudayaan

Rusia di Jakarta, menjelaskan, Senin (27/9), seni lukis ala fresco di Rusia berkembang luas sebelum zaman pencerahan, Renaisans. Belasan lukisan ikon karya Andre Rublev dipamerkan di Pusat Kebudayaan Rusia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Andre Rublev, sang pelopor fresco Rusia, berkarya sebelum Michelangelo (1475-1564). Mereka hidup pada zaman pertengahan (Medieval Age) sebelum era Renaisans tiba. Michelangelo dikenal karena mahakarya penghakiman terakhir yang dilukis di Kapel Sistine, Vatikan. Andre Rublev dikenang karena karya bertajuk ”Tritunggal” (1410) yang kini disimpan di Galeri Tretyakov di Moskwa. Seni ikon merupakan bagian penting dari Gereja Ortodoks Rusia yang mulai berkembang sejak tahun 988 Masehi. Masyarakat Slavik, yang menjadi cikal bakal Rusia, Ukraina, Rusia Putih (Belarusia), dan Skandinavia, membangun beragam gereja dengan mengacu kepada Haga Sophia di Konstantinopel (kini Masjid Biru di Istambul). Salah satu bangunan indah yang dibangun adalah Katedral Santo Sofia di Kiev (1037). Bangunan serupa dibangun di Novgorod (1045). Para ahli lukis ikon dan fresco pun bermunculan. Namun tidak ada yang dapat mengalahkan Andre Rublev yang karyanya mulai dikenal tahun 1405 saat menghias Katedral Annunciation (Pertemuan Malaikat Jibril dengan Santa Maria). Karya Rublev mengacu pada Theophanes, maestro Yunani dan Prokhor seorang Rusia dari Gorodets. Setelah itu, Andre Rublev mulai berkarya sendiri dan

Seni fresco, atau lukisan di langit-langit gereja atau bangunan, biasanya dikenal sebagai produk budaya Eropa Barat. Padahal, sebelum maestro Michelangelo melukis atap Gereja Santo Petrus di Roma, seni fresco lebih dahulu berkembang di Eropa Timur. Tepatnya di Kekaisaran Rusia.

Andre Rublev “Michelangelo” Rusia

EROPA TIMUR

(dikutip dari Koran Kompas 29 September 2010 – Iwan Santoso)

Page 5: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

4 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

B E R I T A A K T U A L

5 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 5

memperoleh pengakuan luas di Kekaisaran Rusia. Karya Rublev memiliki kekhasan, yakni estetik tinggi dan memadukan gaya lukis era Byzantium yang damai dan teduh. Pelukis ikon dan fresco Rusia lainnya yang mengacu pada Rublev adalah Dionisy di Stoglavi Sobor (1551). Mengingat jasa-jasanya, pada tahun 1988, Gereja Ortodoks Rusia menjadikan Andre Rublev sebagai seorang santo.

”Fresco” masjid Perkembangan seni lukisan dan dekorasi atap bangunan berkembang pula di Asia Tengah yang sempat menjadi bagian Uni Soviet seperti di Uzbekistan. Daerah tersebut memiliki penduduk penganut agama Islam. Olga Portnyagina, yang memiliki keluarga beragam dari Kristen Ortodoks hingga Muslim Kaukasus, mengatakan, seni menghiasi langit-langit bangunan juga berkembang di masyarakat Muslim Rusia kala itu. ”Masjid-masjid di Bukhara memiliki lukisan dan dekorasi langit-langit yang indah. Bukhara di Uzbekistan itu tempat kelahiran Imam Bukhari”, ujar Olga. Bukhari, yang menyusun Hadis Bukhari yang terkenal salah satu rujukan penting dalam dunia Islam, hidup dalam salah satu era keemasan peradaban Islam. Pada zaman kekuasaan Kesultanan Ottoman, seni lukis di Asia Tengah yang berbatasan dengan Rusia berkembang di bawah Maestro yang disebut Ustaz Behzad. Behzad menjadi pelukis Kesultanan Ottoman yang menjadi acuan para seniman pada zamannya. Anhar Setijadibrata, seorang kolektor dan pencinta seni, mengatakan, sebagian besar karya Behzad dihancurkan rezim Taliban saat menguasai Afganistan. Seni fresco dan ikon Eropa Timur merupakan salah satu karya kemanusiaan yang belum banyak dikenal di Indonesia.

the old testamenthe nativity of

the baptism of jesus

theotokos of vladimir

Page 6: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

B E R I T A A K T U A L

6 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 07 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Moskwa, 15 September 2010 - Indonesia turut berpartisipasi dalam pameran World Food Moscow yang diselenggarakan Expocentre Moskwa-Rusia pada 14-17 September 2010. Peninjauan pameran tersebut serta pemantapan kerjasama perdagangan dengan

Rusia merupakan agenda penting dalam Misi Dagang kali ini.

World Food Moscow merupakan pameran dagang internasional yang diselenggarakan secara rutin di kota Moskwa oleh ITE Group Plc dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah kota Moskwa. Pameran ini merupakan pameran makanan dan minuman terbesar dan bergengsi di Rusia dan diyakini akan dapat menyerap banyak buyers untuk bertransaksi.

Pada penyelenggaraan tahun 2009, pameran World Food Moscow dikunjungi oleh 53.988 pedagang dan pengunjung (meningkat 15% dibandingkan tahun 2008), dengan jumlah peserta pameran sebanyak 11.000 perusahaan dari 55 negara. Dengan partisipasi Indonesia pada pameran World Food Moscow 2010 diharapkan meningkatkan kontak dan kontrak dagang antara pelaku usaha di Indonesia dan Rusia sehingga akan meningkatkan ekspor non-migas Indonesia serta memantapkan pangsa pasar makanan olahan Indonesia di Rusia.

Booth Indonesia pada pameran World Food Moscow 2010 berada di tempat yang strategis, dengan luas area sebesar 136 m2 dan ditempati oleh 10 partisipasi yang telah melalui proses seleksi. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah: (1) PT. Jaya Internasional, (2) PT. Maesindo Indonesia, (3) Niramas Utama, (4). PT. Sekawan Karsa Mulia, (5) PT. Aneka Tuna Indonesia, (6) PT. Fortunium

Misi Dagang Ke Rusia:

Mantapkan Pasar Rusia, Produk Makanan dan Minuman serta Kerjasama Lainnya

Page 7: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

6 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

B E R I T A A K T U A L

7 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 7

(7) AEKI, (8) PT. Citra Orion, (9) PT. Comexindo International, dan (10) PT. Muara Manggalindo. Sementara PT. Djarum, yang berpartisipasi secara mandiri menempati area seluas 36 m2 dan terletak berdekatan dengan paviliun BPEN.

MoU Perdagangan Indonesia - Rusia

Misi Dagang ke Rusia ini juga ditandai dengan keberhasilan beberapa pengusaha untuk mengadakan kerjasama kontak dagang dengan beberapa perusahaan di Rusia. Terdapat 3 MoU senilai kurang lebih US$ 20 juta yang berhasil disepakati untuk ditindaklanjuti para pengusaha Indonesia dan Rusia.

MoU tersebut masing-masing adalah kerjasama di bidang pengembangan sistem keamanan melalui pengenalan anatomi wajah dan tubuh manusia, k e r j a s a m a i m p o r k e n d a r a a n berat dan alat-alat berat dengan target assembling di Indonesia, dan kerjasama fabrikasi alat-alat komunikasi berbasis satelit.

MenDag berharap keberhasilan p e r u s a h a a n m e n g g a r a p p a s a r Rusia bisa diikuti oleh perusahaan-perusahaan Indonesia la innya, mengingat pasar Rusia adalah pasar yang cukup potensial.

Misi Dagang ke Belarusia:

Membuka Peluang Kerjasama Perdagangan , Inves tas i dan Teknologi

Minsk, 18 September 2010 - Masih dalam rangka merambah pasar nontradisional, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu melanjutkan lawatannya ke Belarusia bersama delegasi yang beranggotakan para pelaku usaha dari 14 perusahaan. Negara yang beribukota di Minsk tersebut menjadi tujuan Misi Dagang berikutnya setelah Moskwa, karena memiliki spesialisasi termasuk penguasaan teknologi baik teknologi p e r t a n i a n m a u p u n t e k n o l o g i militer.

“Belarusia memiliki spesialisasi sebagai produsen alat-alat berat, p e r a l a t a n p e r t a n i a n , b a h k a n penguasaan teknologi militer. Ini terutama saat Belarusia masih sebagai bagian dari Uni Soviet dulu”, ujar

Ministry Of TradeRepublic Of Indonesia

Page 8: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

B E R I T A A K T U A L

8 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 09 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

MenDag Mari Pangestu. “Hal ini membuat Belarusia menjadi negara yang cukup kuat sebagai pusat manufaktur, dengan demikian ekonomi Belarus sangat berorientasi pada ekspor dan tentunya menjadi sangat kompetitif”.

Ekspor Belarusia menyumbang 70% dari total GDP-nya”, tambah MenDag usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri merangkap Menteri Perdagangan Internasional Sergei Martinov, di kota Minsk hari Jumat (18/09).

Oleh karenanya, negara yang berpenduduk 10 juta jiwa ini tak hanya diharapkan dalam kerjasama perdagangannya saja. MenDag mengatakan, “Kita berharap agar kita juga bisa bekerjasama di bidang investasi dan juga bidang teknologi”, ujar MenDag. Neraca perdagangan Indonesia terhadap Belarusia, masih mengalami defisit. “Indonesia masih defisit, tapi memang itu dikarenakan oleh importasi barang-barang yang kita butuhkan”, kata MenDag. Impor terbesar Indonesia dari Belarus antara lain adalah potasium, yang merupakan bahan dasar pembuatan pupuk, dan ban. Sedangkan ekspor utama Indonesia

ke Belarusia antara lain adalah tembakau, karet dan alat instrumen musikal.

Total nilai perdagangan kedua negara adalah sebesar US$11,46 juta pada 2009. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia US$1,2 juta atau hanya 0,14% dari total impor Belarusia dari dunia.

Ekspor terbesar Indonesia lebih dari 60% diisi oleh produk tembakau, 17% lebih adalah instrumen musik, 10% karet serta sisanya terbagi antara coklat, kopi, teh hingga benang tekstil. Sementara nilai impor dari Belarusia mencapai US$10,2 juta yang didominasi oleh bahan baku pupuk seperti potasium chloride hingga lebih 76%, serta sisanya diisi dengan produk baja hingga pakaian tertentu (jas dan produk butik). Pada awal semester 2010 ini, ekspor nonmigas ke Belarus mencapai US$452,1 ribu, meningkat 38,2% dibanding periode tahun lalu di kisaran US$327 ribu.

Dalam kunjungan ini, delegasi Misi Dagang berhasil menyepakati kerjasama perdagangan untuk ban traktor, yang merupakan kebutuhan bagi sektor agribisnis dan belum diproduksi di Indonesia. Kerjasama yang kedua

adalah kerjasama untuk produksi alat-alat berat (heavy equipment).

Semangat untuk menjalin kerjasama dan memandang Indonesia sebagai mitra penting, membuat negara pecahan Uni Soviet itu berniat untuk membuka perwakilan setingkat Kedutaan Besar di Jakarta. Pihak Belarusia berharap hal ini dapat terealisir pada tahun 2011. Hingga saat ini, perwakilan Belarus di Asia antara lain hanya di RRT, India, Korea, Jepang, dan Vietnam. Dalam kaitan ini, Dubes RI untuk Rusia merangkap Belarusia, mengkonfirmasi bahwa niat tersebut akan disambut positif Pemerintah Indonesia, dan sebaliknya pemerintah Indonesia berencana untuk mengangkat secara khusus Konsul Kehormatan di Belarusia.

(Sumber berita: Siaran Pers Kementerian Perdagangan RI)

Page 9: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

8 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

B E R I T A A K T U A L

9 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 9

Да здравствует день независимости Индонезии - 17 августа 2010!

Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia - 17 Agustus 2010!

Redaksi Druzhba

Daftar Sumbangan Untuk bulan: Agustus 2010

1. Yan Vedo (Jakarta) 05/08/10 Rp. 50.000,- 2. Yulhasnir Tanjung (Jakarta) 20/08/10 Rp. 150.000,- 3. Sutoro Jatiman (Jakarta) 20/08/10 Rp. 500.000,- 4. Susiati/Iman Mintardjo (Jakarta) 23/08/10 Rp. 300.000,- 5. PPIR (Jakarta) 27/08/10 Rp. 1.500.000,-

Atas partisipasinya redaksi Druzhba mengucapkan

terima kasih. Redaksi Druzhba

Page 10: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

S E J A R A H

1 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 01 1 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Perang Dunia II diyakini berakhir setelah Amerika Serikat mengebom Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6-9 Agustus 1945. Di balik arus besar sejarah yang didominasi Amerika Serikat, peran Rusia (ketika itu Uni Soviet) menyerang Jepang di Manchuria hingga Pulau

Sakhalin nyaris dilupakan dalam sejarah Perang Dunia II.”Uni Soviet mengirim pasukan untuk menyerang bagian terkuat militer Jepang, yakni Pasukan Kwangtung yang berada di Manchuria,” kata Duta Besar Federasi Rusia Alexander Ivanov dalam seminar ”Makna Sejarah Penyelesaian Perang Dunia Kedua di Asia-Pasifik”, Selasa (31/8) di Jakarta.Serangan Rusia pada tanggal 9 Agustus itu menindaklanjuti Konferensi Yalta di Semenanjung Krimea antara Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt dan pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin (Iosiv Vissarionovitch Dougashvilli).Serangan Rusia membuat Kaisar Jepang Hirohito langsung meminta pertimbangan untuk menyerah dan mengakhiri perang. Akhirnya perangpun berakhir tanggal 2 Septembr 1945 dengan ditandatanganinya penyerahan tanpa syarat di atas kapal perang (battle ship) USS Missouri di Teluk Tokyo.Direktur Pusat Kebudayaan Rusia Yuri N. Zozulya menjelaskan, pasukan Rusia yang dikirim menggempur pasukan Jepang baru saja memenangi perang atas Nazi Jerman di mandala Eropa. ”Pasukan Kwangtung milik

J e p a n g t e r d i r i d a r i 2 5 d i v i s i berkekuatan satu juta prajurit, 1.200 kendaraan lapis baja, dan 1.800 pesawat terbang. Kekuatan Soviet sebanyak 1,5 juta prajurit, 3.700 kendaraan lapis baja, dan 3.750 pesawat terbang,” kata Yuri.Serangan Soviet ke Manchuria, Kepulauan Kuril , dan Sakhalin (Jepang menyebutnya Karafuto) berlangsung selama 25 hari. Pasukan Soviet menemukan laboratorium senjata biologi tempat militer Jepang mengembangkan kuman dan bakteri untuk perang di Manchuria.

Awal Perang Pasifik Fakta lain yang terlupakan mengenai Perang Pasifik adalah pertempuran Jepang-Soviet tahun 1939 di Khalkin Goal. Ketika itu, Tentara Merah menghajar Jepang yang berambisi mengembangkan kekuasaan ke arah Siberia-Mongolia s e t e l a h m e n c a p l o k w i l a y a h Manchuria (kini disebut China sebagai wilayah Dong Bei).

65 TAHUN PD IISerangan Rusia mendorong Jepang Menyerah

(dikutip dari Kompas 2 September 2010 – IWAN SANTOSA).

Page 11: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

1 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

S E J A R A H

1 1 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 1 1

Setelah bertempur sejak 11 Mei 1939 dan berakhir dengan gencatan senjata 15 September 1939, tentara Jepang (Rikugun) yang berintikan pasukan Kwangtung yang terkenal akhirnya menyerah terhadap pasukan Soviet-Mongolia. Jepang menderita korban 50.00 tentara dengan 8.400 prajurit tewas. Pasukan Soviet menderita 23.499 terluka dan 8.248 terbunuh. Komandan Soviet Giorgi Zhukov, dipromosikan menjadi jenderal dan akhirnya mejadi salah satu pahlawan Soviet saat mengalahkan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Kekalahan Jepang di Khalkin Goal membuat Angkatan Laut Jepang (Kaigun) bermanuver dan meyakinkan pemerintah untuk mengembangan ekspansi ke Asia-Tenggara, yang akhirnya memicu Perang Pasifik dengan serangan ke Pearl Harbour tanggal 8 Desember 1941. Fakta peran penting Soviet pada tahun 1939 di Khalkin Goal dan serangan pada akhir perang di Manchuria, Kuril, dan Sakhalin pada tahun 1945 nyaris terlupakan begitu saja.

Info Druzhba - Дружба terbit dalam bentuk bulletin sejak 15 Desember 2006 sebagai wadah komunikasi tertulis antar alumni perguruan tinggi Uni Soviet dan Federasi Rusia yang diprakarsai kelompok lulusan Universitas Druzhbi Narodov ( UDN) Moskow dan selanjutnya menjadi “majalah informasi bulanan tentang Indonesia Dan Rusia” - “Ежемесячный информационный журнал об Иодонезии и России”, yang didukung Ikatan Alumni Insan Nauka dan PPIR.

Pimpinan Utama Gustav A. Dupe [email protected]

Wakil Pimpinan Umum I Sofyan Yamin [email protected]

Wakil Pimpinan Umum II Sunaryo N. Soenhadji [email protected]

Pimpinan Redaksi Koesalah S. Toer [email protected]

Wakil Pimpinan Redaksi Wahyu Wijaya [email protected] Sekretaris Syahbuddin Said [email protected]

Koresponden Federasi Rusia & Kazakhstan- Sunaryo N Soenhadji Jakarta - Buyung A Syafei Jakarta - Tatyana Sekarprijastina Surabaya - Subagyo Jakarta - Olga Portnyagina Jakarta - Haryo Setiadi

Photografer Mochammad Bagus Sotang

Graphic Designer Chandra Maulana [email protected]

Alamat Redaksi Jl. Mekar No.15 Rt 08/04 Kel. Tanjung Barat Jagakarsa, Jakarta 12530 IndonesiaTelp/fax +62 21 7890047 +62 81578057851Rekening Majalah DRUZHBA Bank Mandiri Cabang Falatehan A/C 126-00-9100254-2a/n Syahbuddin Said

Bank BCA KCP Pasar Minggu Center Rek. No. 5470296021 a/n Syahbuddin Said

Page 12: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

S E J A R A H

1 2 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 01 3 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Игорь Кашмадзе:Встречи с Сукарно в Индонезии

Продолжу рассказ о встречах с Сукарно. Неоднократно довелось встречаться с ним и в самой Индонезии. Первая встреча произошла в ноябре 1960 года в бытность мою заместителем директора по имформации советской промышленной выставки. Выставка проходила в самом центре Джакарты. Посещение президентом Советской выставки было большим событием. Сукарно не только детально ознакомился со многими экспонатами выставки, но имел продолжительную беседу с министром торговли СССР Патоличевым, послом Михайловым и руководством выставки. Выставка продолжалась более месяца. Более подробно о ней и вокруг нее я расскажу в следующей главе, которую озаглавил «Здравствуй, Индонезия!». После окончания выставки я совершил большую поездку по различным островам Индонезии с группой советских специалистов, в частности, на предмет строительства с помощью СССР Асаханского комплекса, включавшего в себя добычу бокситов на острове Бинтан недaлеко от Сингапура, сооружение на острове Суматра крупной гидроэлектростанции на реке Асахан и завода по прлоизводству алюминия. По окончании экспедиции нашу группу принял президент Сукарно. В беседе я рассказал президенту, что в курортном местечке Прапат на берегу красивейшего горного озера Тоба на севере Суматры я имел удовольствие побывать в той самой вилле, где Сукарно проживал, когда отбывал ссылку, правда, недолго. Seusai ekspedisi itu rombongan kami diterima oleh Sukarno. Dalam percakapan dengan presiden saya ceritakan kepadanya bahwa di tempat peristirahatan Prapat di tepi Danau Toba yang indah di Sumatra utara, saya berkesempatan tinggal di vila yang pernah ditinggali Sukarno waktu dibuang, walau tidak lama.

- Очень красивое место. Я бы с удовольствием провел там остаток жизни, -

пошутил я.- Да, там красиво, - ответил Сукарно. - Но ты же изучал историю Индонезии и, наверное,знаешь, что, кроме Прапата, где и я готов провести остаток жизни, долгие годы я отбывал ссылку в малярийных районах острова Флорес, а затем в Бенгкулу на Южной Суматре. Там было пожалуй, не лучше, чем у вас в Сибире. Я вспомнил эти слова Сукарно через десять лет, когда с группой индонезийских журналистов, включая Якоба Утама и Росихана Анвара, побывал в Сибири и на собственной шкуре почувствовал, что токое сибирские комары. А в Братске нам рассказыиали, что сибирские сорокаградусные морозы просто ничто по сравнению с летними комарами.Следующая моя встреча с Сукарно состоялась через два года в ноябре 1963 года, когда в Джакарте проходили так называемые Спортвные игры Новых Нарождающихся Сил, сокращенно ГАНЕФО, как бы сейчас сказали, - проект Сукарно.Под «Новыми Нарождающими Силами» Сукарно имел в виду страны, освободившиеся от колонялизма, социалистические государства и прогрессивные движения в странах капитала. Спортивные игры ГАНЕФО замышлялись Сукарно с явного одобрения Пекина как альтернатива Олимпийским играм. Незадолго до этого Сукарно вывел свою страну из Олимпийского движения. У него явно чесались руки: простаивал первоклассный спортивнный комплекс «Слава Сукарно» недавно возведенный в Джакарте с помощью СССР. В начале 1965 года Сукарно объявил о выходе Индонезии из ООН и начал создавать альтернативную ООН, которую он назвал «Конференцией Новых Нарождающихся Сил», сокращенно КОНЕФО, со штаб-квартирой в Джакарте. Сукарно был мастером придумывать громкие сокращения.Все эти шаги предпринимались Сукарно в рамках претворения в жизнь его концепции о примате в ядерный век государств третьего мира, когда идеологические и все другие разногласия между сверхдержавами могут решаться исключительно мирным путем. Великие державы как бы стали заложниками своей ядерной

Page 13: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

1 2 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

S E J A R A H

1 3 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 1 3

мощи, и конфликт между ними в силу этих причин уже носит второстепенный характер. На первый же план выходит конфликт между национально-освободительным движением и империализмом. Отсюда и особая роль, и особая значимость государств третъего мира. По существу это было попыткой Сукарно претворить в международном масштабе свою эклектическую теорию о союзе трех «измов»: национализма, исламизма и марксизма. Впервые Сукарно обнародовал эту теорию в 1926 году в газете «Сулух Индонесия муда» (факел индонезийской молодежи). Придя к власти в 1945 году, Сукарно начал создавать союз приверженцев национализма, исламизма (а позднее - всех религиозных кругов) и коммунизма. Эклектическая система Сукарно имела в своей основе яванскую философию жизни «мушаварах дан мупакат», то есть принятие решений не путем голосования, а через консенсус после тщательного обсуждения. На определенных этапах Сукарно удавалось создать союз трех сил, который как бы вращался вокруг него, подчиняясь силе притяжения, которой обладал этот человек с его потрясающей харизмой. Но стоило силе притяжения Сукарно уменьшиться, как вся эта система распалась. В рамках спортивных игр ГАНЕФО в Джакарте был организован художественный фестиваль, в котором участвовали артисты и музыканты из более чем шестидесяти стран мира. Мне предложили поехать на игры ГАНЕФО в Джакарте в качестве переводчика и ведущего программы выступлений советских артистов. Группа почти сплошь состояла из народных артистов СССР и союзных республик, включая великого баритона Павла Лисициана. Более подробно об этом я пасскажу чуть позже.Накануне открытия ГАНЕФО 9 ноября 1963 года в саду президентского дворца «Мердека» в Джакарте состоялся гала-концерт мастеров искусств стран-участниц художественного фестиваля ГАНЕФО. Честь открытия концерта была предоставлена советской деленации, чем, несомненно, было продемонстрировано особое расположение президента Сукарно к СССР. Я объявлял номера выступлений советских артистов и вел конферанс. Сидевший в первом ряду Сукарно заметил меня и дал знак подойти к нему. Я подошел. Сукарно поинтересовался, когда я приехал в Джакарту и

пригласил к себе в гости во дворец на следующий день. Руководитель объединенной советской делегации, секретарь ЦК Комсомола Торсуев, узнав, что я приглашен в гости к президенту, попросил меня спросить у Сукарно, не мог ли бы он вместе со мною принять еще нескольких членов советского контингента. Сукарно согласился, но с условием, что в гости к нему придут и девушки-спортсменки. Вернее, это было не условие, а пожелание. К этому времени разногласия между Москвою и Пекином достигли своего апогея. Джакарта же тем временем, в первую очередь благодаря усилям руководства КПИ, все более склонялось в сторону Пекина.Руководитель объединенной советской делегации, секретарь ЦК Комсомола Торсуев, узнав, что я приглашен в гости к президенту, попросил меня спросить у Сукарно, не мог ли бы он вместе со мною принять еще нескольких членов советского контингента. Сукарно согласился, но с условием, что в гости к нему придут и девушки-спортсменки. Вернее, это было не условие, а пожелание. К этому времени разногласия между Москвою и Пекином достигли своего апогея. Джакарта же тем временем, в первую очередь благодаря усилям руководства КПИ, все более склонялось в сторону Пекина. У Москвы возникли опасения, что и в вопросе о ГАНЕФО Сукарно может отдать предпочтение Пекину, тем более, что мы не хотели, чтобы наше участие в ГАНЕФО было расценено как шаг в сторону ослабления Олимпийского движения. Именно с целью обсуждения комплекса этих проблем Торсуев и хотел встретиться с Сукарно. Посол Михайлов на гала-концерте демонстративно не присутствовал. Он как бы бойкотировал Сукарно за то, что его симпатии все больше склонялись в сторону молодой жены-красавицы японки, которая, выйдя замуж за Сукарно, получила имя Сари Ратна Дэви, что примерно означает: «вершина, цветок или бриллиант божественной красоты». Она действительно была прелестна, как, впрочем, и все остальные жены Сукарно. Я был знаком со всеми его женами, за исключением первой - Утари. Правда, когда я познакомился со второй женой Сукарно, Инггит Гарнасих, ей было за восемьдесят, но следы былой красоты все равно были видны на ее лице. Инггит умерла в 1984 году в возрасте 96 лет.

Page 14: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

S E J A R A H

1 4 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 01 5 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Но не одна красота привлекала Сукарно в женщинах. Он выбирал себе в жены таких, которые были не только красивы, но и могли стать его друзьями, помощниками, соратниками. Та же Инггит пожертвовала всем своим состоянием ради борьбы Сукарно за национальную независимость. У Инггит не было детей, и это послужило причиной того, что Сукарно решил взять себе в жены еще одну женщину. Но Инггит не согласилась, и они развелись. Сукарно женился на Фатмавати, которая родила ему пятерых детей, включая будущего президента Индонезии Мегавати. Но этим заслуги Фатмавати не исчерпываются.Именно она собственными руками сшила красно-белое знамя, которое Сукарно водрузил 17 августа 1945 года как символ независимости Индонезии. Фатмавати - единсвенная из жен Сукарно, которая воспротивилась намерению Сукарно взять себе на жены еще одну женщину, в данном случае Хартини, пожалуй, самую очаровательную. Когда же Сукарно, следуя мусульманскому обычаю, все же женился в четвертый раз, Фатмавати в знак протеста ушла из президентского дворца, так и оставшись единственной «первой леди». Уйдя от Сукарно, Фатмавати тем самым выступила в защиту всех женщин Индонезии против полигами. Четверо следующих жен Сукарно не считались супругами президента, а только женами Сукарно. Они не жили в президентом дворце, не сопровождaли Сукарно на торжественных церемониях и в заграничных поездках. (есть продолжение).

Berita DukacitaInnalillahi wa innailahi rajiun

Telah berpulang kerahmatullah, rekan kita Ir. Toto Tugimin pada hari Jumat tanggal 1 Oktober 2010 jam 14.15 di Rumah Sakit Sanatorium Cisarua Bogor. Almarhum, alumni Institut Politechnik Leningrad Kalinin, lulus tahun 1970. Alamat rumah duka Jl. Mayasela No. 24 Villa Duta Housing Bogor 16143. Almarhum dikebumikan Sabtu 2 Oktober 2010 di Pemakaman Ciparigi Pomad Bogor berangkat dari rumah duka jam 9.00 pagi. (Berita dari Helen, HP. 087870734228). Redaksi Druzhba dan segenap alumni Rusia/Uni Soviet turut berbelangsungkawa mendalam, mengharapkan semoga arwah alamarhum diterima disisiNya dan keluarga yang ditingalkan diberikan kesabaran dan ketabahan, amin!

Penggunaannya di Indonesia?Bisakah PLTN tidak usah di beli, tetapi di bayar listriknya saja?PLTN saja masih kontroversial, apalagi PLTN-Terapung!tetapi, sebelum tidak suka, kenali dahulu apanya yang tidak disukai!

Penerbit Suara BebasJl. Gelong Baru Utara IID/11 Tomang, jakarta 11440telp. 0812-965-9511Email: [email protected]: www.psbebas.tk

Page 15: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

1 4 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

S E J A R A H

1 5 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 1 5

Kunjungan presiden atas pameran Sovyet itu merupakan peristiwa besar. Sukarno tidak hanya secara rinci berkenalan dengan banyak barang pameran, tetapi juga melakukan percakapan panjang dengan Menteri Pedagangan URSS Patolichev, dengan Dutabesar Mikhailov dan dengan

pimpinan pameran. Pameran berlangsung lebih dari sebulan. Lebih rinci tentang pameran itu akan saya ceritakan dalam bab berikut yang berjudul “Selamat pagi, Indonesia!”Sesudah selesai pameran saya melakukan perjalanan besar ke berbagai pulau Indonesia dengan rombongan spesialis Sovyet, antara lain dengan tema pembangunan dengan bantuan URSS kompleks Asahan, yang mencakup penggalian boksit di Pulau Bintan tidak jauh dari Singapura, pembangunan PLTA besar di Sungai Asahan, dan pabrik pengolahan aluminium.“Tempat yang sangat indah. Mau rasanya saya tinggal di sana untuk menghabiskan hari tua,” demikiankelakar saya. “Ya, dis sana indah,” jawab Sukarno. “Tapi kamu kan belajar sejarah Indonesia, dan barangkali tahu, bahwa selain di Prapat di mana saya mau menghabiskan umur tua saya, bertahun-tahun lamanya saya juga mengalami pembuangan di daerah malaria di Pulau Flores, kemudian di Bengkulu di Sumatra Selatan. Di sana barangkali tidak lebih baik dari di Siberia kalian. Saya ingat kata-kata Sukarno itu sepuluh tahun kemudian, ketika sekelompok wartawan Indonesia, termasuk Yacob Oetama dan Rosihan Anwar, berkunjung ke Siberia dan dapat merasakan sendiri apa itu nyamuk Siberia. Dan di Bratsk mereka bercerita bahwa suhu 40 derajat di bawah nol di Siberia bukan apa-apa dibandingkan dengan nyamuk musim panas.Pertemuan saya berikutnya dengan Soekarno terjadi dua tahun kemudian bulan Nopember 1963, ketika di Jakarta berlangsung apa yang dinamakan Games of the New Emerging Forces, disingkat GANEFO, yang sekarang orang namakan kiranya proyek Soekarno.Yang dimaksudkan dengan New Emerging Forces adalah negeri-negeri yang baru bebas dari kolonialisme, negara-negara sosialis, dan gerakan-gerakan progresif di negeri-negeri kapitalis. Pesta olahraga GANEFO digagas

oleh Soekarno dengan persetujuan jelas dari Peking sebagai alternatif Olimpiade. Belum lama sebelumnya Soekarno menyatakan negerinya keluar dari gerakan Olimpiade. Tangan Soekarno jelas sudah gatal: kompleks olahraga kelas satu “Gelora Bung Karno” yang belum lama dibangun di Jakarta dengan bantuan URSS sudah berdiri. Tahun 1965 Soekarno mengumumkan tentang keluarnya Indonesia dar i PBB dan mulai menciptakan alternatif untuk PBB yang dinamakannya “Conference of the New Emerging Forces” disingkat CONEFO dengan markas besar di Jakarta. Soekarno memang ahli dalam menggagas singkatan-singkatan yang seru.

Semua langkah ini diambil Soekarno d a l a m r a n g k a m e w u j u d k a n konsepsinya tentang keunggulan negara-negara dunia ketiga di abad nuklir, ketika perbedaan pendapat mengenai ideologi dl l . antara superpower dapa t d ipecahkan semata-mata dengan jalan damai. Negara-negara adidaya seolah-oleh menjadi sandra kekuatan nuklirnya, dan konflik di antara mereka akibt alasan itu sudah berciri kedua. Di latar pertama tampil konflik antara gerakan pembebasan nasional melawan imperlisme. Dari sinilah peranan khusus dan arti husus negara-negara dunia ketiga. Pada hakekatnya ini adalah usaha Seokarno untuk merealisasikan teori eklektiknya tentang bersatunya tiga isme dalam skala internasional: n a s i o n a l i s m e , I s l a m i s m e d a n Marxisme. Untuk pertama kali Soekarno mengumumkan teorinya itu tahun 1926 dalam koran “Soeloeh Indonesia Moeda”. Ketika berkuasa t a h u n 1 9 4 5 S o e k a r n o m u l a i menciptakan persatuan para penganut nasionalisme, Islamisme (belakangan

Saya lanjutkan cerita tentang pertemuan dengan Sukarno. Tidak hanya sekali terjadi pertemuan saya dengannya di Indonesia sendiri. Pertemuan pertama terjadi Nopember 1960 ketika saya menjadi wakil direktur informasi pameran industri Sovyet. Pameran itu berlangsung di pusat kota Jakarta.

(Pertemuan dengan Soekarno di Indonesia)

Penerbit Suara Bebas

Igor Kashmadze

Page 16: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

S E J A R A H

1 6 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

semua kelompok agama) dan komunisme. Sistem eklektik Soekarno ini berdasar pada filsafat hidup Jawa “musyawarah dan mufakat”, artinya pengambilan keputusan bukan dengan voting melainkan lewat konsensus sesudah pembahasan yang saksama.Dalam tahap-tahap tertentu Soekarno berhasil menciptakan persatuan ketiga kekuatan yang seolah berputar di sekeliling dirinya, tunduk pada daya tarik yang dimilikinya dengan kharismenya yang mengagumkan. Tapi begitu daya tarik Soekarno susut, maka sistem ini pun ambruk. Dalam rangka pesta olahraga GANEFO di Jakarta diadakan festival seni di mana ambil bagian artis dan musisi lebih dari enam puluh negeri di dunia. Kepada saya diusulkan pergi ke pesta olahraga GANEFO di Jakarta sebagai penterjemah dan penyelenggara program pertunjukan artis Sovyet. Rombongan ini hampir seluruhnya terdiri dari artis-artis rakyat URSS dan republik-republik Uni, termasuk penyanyi bariton besar Pavel Lisitsian. Lebih rinci tentang ini akan saya ceritakan sebentar lagi.

Menjelang pembukaan GANEFO 9 Nopember 1963 di pekarangan istana presiden “Merdeka” di Jakarta berlangsung gala-konser para master seni negeri-negeri peserta festival seni GANEFO. Kehormatan untuk membuka konser diberikan kepada delegasi Sovyet, yang tidak sangsi lagi menunjukkan sikap khusus Presiden Soekarno terhadap URSS. Saya mengumumkan nomor-nomor penampilan para artis Sovyet, dan mengadakan wawancara. Soekarno yang duduk di deretan pertama melihat saya dan memberikan isyarat untuk mendekat kepadanya. Saya mendekat. Soekarno ingin tahu kapan saya datang di Jakarta, dan mengundang saya bertamu ke istana keesokan harinya.Pemimpin delegasi Serikat Pemuda Komunis, sekretaris CC Komsomol Torsuyev, ketika mengetahui bahwa saya diundang bertamu oleh presiden, meminta saya bertanya kepada Soekarno apakah tidak bisa ia bersama dengan saya menerima juga beberapa anggota kontingen Sovyet. Soekarno setuju dengan syarat bahwa yang akan datang bertamu adalah olahragawati-olahragawati Sovyet. Sebetulnya itu bukan syarat, tapi keinginan. Waktu itu perbedaan pendapat antara Moskow dan Peking sudah mencapai puncaknya. Jakarta sementara itu semakin cenderung kepada Peking, terutama berkat usaha pimpinan PKI.

Pada Moskow timbul kekhawatiran bahwa dalam masalah GANEFO pun Soekarno bisa lebih menyukai Peking, lebih-lebih karena kita tidak ingin bahwa keikutsertaan kita dalam GANEFO dinilai sebagai langkah untuk melemahkan gerakan Olimpiade. Dubes Mikhailov secara demonstratif tidak hadir dalam gala konser. Ia sepertinya memboikot Soekarno karena simpatinya semakin cenderung kepada istri mudanya wanita cantik Jepang, yang sesudah kawin dengan Soekarno mendapat nama Sari Ratna Dewi yang kira-kira berarti: “puncak, bunga atau berlian kecantikan dewi”. Ia memang menarik, seperti semua istri Soekarno yang lain. Saya kenal dengan semua istrinya, terkecuali dengan istri pertama – Oetari. Memang, ketika saya berkenalan dengan istri kedua Soekarno, Inggit Garnasih, ia sudah berumur menjelang delapan puluh, tapi jejak-jejak kecantikannya tetap saja tampak pada wajahnya. Inggit meninggal tahun 1984 pada umur 96 tahun. Tetapi bukan hanya kecantikan yang memikat Soekarno pada wanita. Ia memilih sebagaii istrinya wanita yang tidak hanya cantik tapi juga bias menjadi sahabatnya, pembantunya, teman seperjuangannya. Inggit pun telah mengorbankan seluruh hargtanya demi perjuangan Soekarno untuk kemerdekaan nasional. Pada Inggit tidak ada anak, dan ini menjadi alasan Soekarno memutuskan memperistri seorang lagi wanita. Tapi Inggit tidak setuju, dan mereka pun bercerai. Soekarno kawin dengan Fatmawati yang memberikan lima anak, termasuk yang nantinya menjadi presiden Indonesia, Megawati. Tetapi bukan hanya itu jasa Fatmawati. Justru dia yang dengan tangan sendiri menjahit bendera merah-putih yang oleh Soekarno dikibarkan pada 17 Agustus 1945 sebagai lambang kemerdekaan Indonesia. Fatmawati satu-satunya di antara istri Soekarno yang menentang maksud Soekarno untuk memperistri seorang lagi wanita, dalam hal ini Hartini, yang barangkali paling memikat. Ketika Soekarno sesuai dengan kebiasaan Muslim tetap kawin untuk keempat kalinya, Fatmawati sebagai tanda protes meninggalkan istana presiden, dengan demikian menjadi “first lady” satu-satunya. Dengan meninggalkan Soekarno, Fatmawati tampil membela semua wanita Indonesia terhadap poligami. Keempat istri Soekarno berikutnya tidak dianggap sebagai pendamping presiden, hanya sebagai istri Soekarno. Mereka tidak tinggal di istana presiden, tidak mendampingi Soekarno dalam upacara-upacara resmi dan dalam perjalanan-perjalanan ke luar negeri. (terj. KST; bersambung)

Page 17: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

1 6 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

I P T E K

PLTN-TERAPUNGUNTUK PRODUKSI LISTRIK DAN AIR BERSIHSEBUAH OPSI BAGI WILAYAH KEPULAUAN(sambungan edisi yang lalu) Mursid Djokolelono

Selanjutnya gambaran yang lebih menyeluruh akan sama dengan yang tertera pada keterangan gambar 2-3 sampai 2-6 di depan, dan khusus tentang uraian dari segi keselamatan dijelaskan dalam bab 5. Informasi yang diperoleh tahun 2002* menunjukkan data yang disajikan dalam tabel 3-2 sampai dengan tabel 3-5 berikut.

Tabel 3-2: Data Tongkang PLTN-Terapung *Karakteristik Besaran Satuan

Klas dalam registrasi PerkapalanMaritim Rusia

KE*[2]A2

Panjang tongkang 144,2 m

Lebar tongkang 30,0 mTinggi lambung (hull height) 10,0 mBagian di bawah air (draught) 5,6 mBobot mati (displacement) 21.500 tonJumlah kabin: untuk personil tetapsementara

5826

Umur bakti PLTN 35 - 40 tahunUmur bakti s/d reparasi di pabrik 10-12 tahunMasa operasi antara naik dok < 12 tahunOperasi antara pengisian ulang 2,5 - 3 tahun

Tabel 3-3 : Data KLT-40S*Karakteristik Besaran Satuan

Jumlah unit reaktor KLT-40S 2 Unit/tongkangDaya termal 150 MWtTekanan sistem primer 12,7 MPa

Suhu air masuk ke reaktor 280 °C

Suhu air keluar dari reaktor 317 °CDebit uap 240 ton/jamTekanan uap superheat suhu uapsuperheat

5,7290

Mpa°C

Suhu air-umpan (feedwater) 170 °CCadangan energi teras ≤ 2.10 MWt.jamLaju kenaikan daya, kondisi normal 0,1 %/sekMassa modul reaktor ≤ 2000 tonPanjang 12 mLebar 7,92 m

D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 1 7

Page 18: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

I P T E K

Tabel 3-4: Data Turbin-generator KLT-40S* Karakteristik Besaran Satuan

Turbin-generator uap TK-35/38-3,4 2 Unit/tongkang

Daya listrik pada kutub generator 35,0 MWe

Daya panas untuk pemanasan 25,0 Gcal/jam

Debit uap ke turbin, daya nominal 220 ton/jam

Tekanan uap sebelum turbin 3,4 MPa

Suhu uap sebelum turbin 285 °C

Tekanan kondensorSuhu pendingin kondensor

0,00510

Mpa°C

Kadar O2 dalam air-umpan 0,5 Mg/L

Tabel 3-5 : Data Sistem Listrik KLT-40S*Karakteristik Jumlah Keterangan

Generator turbin, sinkron, 3 fasa 2 Daya nominal 2x35 MW

Jaringan distribusi utama 2 Tegangan nom. 10,5 KV

Transformator, 10,5/0,4 KV 2 2x1600 KVA

Transmisi listrik 2

Sistem pasokan keperluan sendiri

Generator diesel 4 Daya nom. 950 KW

Jaringan distribusi sendiriJaringan tegangan rendah

44

Tegangan 400 VTegangan nom.230 V

Transformator, 400/230 V 8 100 KVA

Sistem pasokan listrik darurat

Generator diesel darurat 4 4x300 KW

Jaringan generator darurat 4 Tegangan 400/230 V

Jaringan unit reaktor 4 Tegangan 400 V

Trasformator 8 Daya nominal 8x16 KVA

Agregat Pemasok tanpa-putus(UPS), alat pengisian

4 8x2 KW, kap. baterai24 jam

(*)”Proyek Teknologi 20870: Blok Energi Terapung untuk PLTN Daya Kecil,” Perusahaan Konstruksi Aisberg, Saint Peterburg, 2002.(Технический проект 20870: Плавучий Энергоблок (ПЭБ) для атомных теплоэлектростанций малой мощности, ОАО ЦКБ “Айсберг”, Санкт-Петербург, 2002 год).

Pada Tabel 3-5 tertera Sistem Listrik KLT-40S yang terdiri atas tiga kelompok utama: sistem produksi dan transmisi elektroenergi; sistem pasokan listrik untuk penggunaan sendiri pada operasi normal; dan sistem pasokan listrik untuk keadaan darurat. Pada sistem produksi yang bertegangan 10,5 KV tersedia dua buah generator-turbin (jadi 2x35 MW), sedangkan untuk memberikan energi listrik untuk kebutuhan sendiri tersedia 8 buah trafo 10,5/0,4 KV. Sistem pasokan listrik untuk keperluan sendiri pada operasi normal ini didukung pula (standby) oleh 4 buah generator diesel unit (jadi 4x950 KW). Karena motor-motor penggerak bertegangan 400 V dan 230 V, maka di sini juga tersedia 8 trafo 400/230V. Selanjutnya pada kelompok yang dinamakan sistem pasokan listrik darurat, masih terdapat lagi 4 buah generator diesel 400V (jadi 4x300 KW) dan sejumlah (12) trafo, sejumlah penyearah dan pengisi akumulator, serta sejumlah akumulator, bagi pasokan arus searah Instrumentasi & Kendali (I&C) serta pasokan tak terputus (UPS – Uninterruptable Power Supply). Kompleks ruangan peralatan yang menangani bahan bakar nuklir dapat dipilih menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu penyimpanan bahan bakar bekas dan limbah padat; sistem penyimpanan sementara dan penanganan bahan-bakar baru; dan peralatan isi-ulang (refuelling). Dalam hal penyimpanan bahan bakar bekas, terlaksana dalam dua tahap penyimpanan. Pertama adalah penyimpanan basah (dalam 3 kolam yang otonom) dan berikutnya adalah penyimpanan kering dalam 4 kontener-bak otonom. Setiap kolam/kontener-bak dapat menampung bahan bakar bekas satu teras reaktor

1 8 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Page 19: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

I P T E K

(zona aktif), sedangkan untuk penyimpanan limbah cair tersedia sejumlah kontener dalam jumlah yang cukup untuk operasi sampai dengan penarikan/helaan kembali tongkang ke pabrik asalnya. Tersedianya tempat tinggal bagi para operator di atas tongkang memerlukan daya tambahan peralatan dan utilitas yang lebih lengkap, di luar yang diperlukan untuk operasi PLTN. Perlengkapan ini semua tertampung pada kompartemen bantuan (auxilliary), yang kendalinya dapat dilakukan pula pada ruang kendali pusat (untuk seluruh tongkang PLTN). Termasuk peralatan auxilliary ini antara lain adalah:- 2 pembangkit uap (boiler) uap jenuh bertekanan rendah, 0,5 Mpa, berkapasitas masing-masing 10 ton/jam;- 2 pemurnian air berkapasitas masing-masing 120 m³/hari;- 2 unit kondensor berkapasitas 24 ton/jam;- 1 boiler tambahan dengan tekanan uap jenuh bertekanan 0,7 MPa, berkapasitas 10 ton/jam.Varian untuk penempatan di Rusia adalah untuk produksi listrik dan pemanasan perumahan, skema alirannya dapat dilihat pada Gambar 3-4. Dalam hal ini dapat diperoleh dari ekstraksi turbin atau langsung dari live steam dialirkan ke HX perantara (HX kopling). Setelah uap ekstraksi ini memberikan panas, uap berkondensi dan kondensatnya kembali ke deaerator. HX yang memberikan panas ke luar PLTN ini didesain khusus, agar dalam kondisi PLTN seperti apapun tidak ada kontaminasi keluar PLTN. Untuk ini dipasanglah HX perantara, yang disebut kopling yang akan diterangkan tersendiri dalam Bab 6.c.

Gambar 3-4: Skema aliran PLTN-Terapung KLT-405 untuk varian produksi listrik dan pemanasan perumahan.

Keterangan Gambar:1.- reaktor, 2 – pompa sirkulasi pendingin primer, 3 – pembangkit uap, 4 - filter mekanik, 5 – Turbin-generator (no. 5 di bawah mestinya filter mekanik), 6 – kondensor, 7 – HX perantara (kopling), 8 – pompa kondensat, 9 – filter penukar ion 10 – feedwater heater, 11 – deaerator.

Dari Gambar 3-4 itu, uap yang ke turbin-generator (live steam) bertekanan 3,5 MPa dan bersuhu 285º C, sedangkan uap untuk kogenerasi diambil dari ekstraksi turbin yang bersuhu 140º C bertekanan 0,35 MPa, juga dari reduksi live steam sehingga bertekanan 0,82 MPa bersuhu 285º C. (Bersambung ... 3.b. KLT-20,20 MWe...).

D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 1 91 8 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Page 20: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

I P T E K

Pohon jati (Tectona Grandis L) Sebagai saksi Perkembangan Ilmu Pertanian di Indonesia masih berlandaskan alur pemikiran para perintisnya sarjana dari lingkungan sub –tropis

Perintis perkembangan Ilmu Pertanian tropik di Hindia Belanda mengikuti falsafah ilmu yang diterima secara luas saat itu terutama sesudah era Renaissance, kebangkitan dari zaman gelap, yaitu objectivitas penelitian yang sudah banyak terbebas dari takhayul/prasangka, metoda ini berkembang sangat pesat

dan membuahkan banyak penemuan untuk pedoman praktek budidaya tanaman maupun hewan, terutama setelah ditemukannya microscope, meskipun, hingga dua abad terakhir setelah teori Evolusi yang dengan gamblang ditegaskan oleh karya-karya dari hasil expedisi dan penelitian Charles Darwin masih dilempar ke sana ke sini seperti kentang panas. Dampak keraguan terhadap teori Darwin yang melihat kehidupan dan alam lingkungan hidup saling bertaut seperti apa adanya yang tersirat dalam teori Evolusi sangat menghambat perkembangan ilmu-ilmu yang sangat dekat dengan ilmu Pertanian, Sedangkan pengetahuan nenek moyang kita yang selamanya bertani di suasana tropis adalah hasil pengamatan sangat panjang turun- temurun yang pokok nalarnya dimulai dari lingkungan makro kosmos, padi dimulai dari Dewi Sri, serangan hama mulai dari posisi rasi bintang Wuluh terhadap rasi bintang Waluku dsb. Mungkin banyak mengena tapi sulit dirunut hubungannya. Sebaliknya, tentang tinjauan kembali pengaruh ekology yang membentuk species liar yang telah jutaan tahun - terhadap pendekatan agroteknik species-species tersebut setelah menjelma menjadi species budi daya yang sekilas sudah jauh berbeda dari nenek moyangnya, tidak selalu konsisten secara sistimatis dilakukan.Begitu juga yang terjadi di bidang peternakan, tumbuhan hamparan, padang rerumputan semak atau perdu atau pohon dari kawasan tropik. Misalnya, lingkungan tropis memberikan temperature dan kelembaban, hujan dan penyinaran matahari, mendukung kehidupan tumbuh-tumbuhan sepanjang tahun, pasti setiap jengkal tanah dengan seberkas sinar matahari

2 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Page 21: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

I P T E K

Pohon jati (Tectona Grandis L) ditempati oleh tumbuhan apapun, silih berganti, jadi setiap individu species selalu punya tetangga species lain secara acak dan alami.Tumbuhan/organisme apa saja yang bisa menjadi simbion-simbion masing-masing budidaya tropik, dan tumbuhan / organisme apa yang tidak cocok saling mengganggu?Sedangkan di wilayah dari sub tropic hingga ke sub arctic hamparan baik padang-padang dan hutan, bisa hanya ditumbuhi beberapa species yang dominan saja secara alami.

Sejak perpindahan bangsa-bangsa zaman batu halus, zaman perunggu, dari benua Asia sudah datang puak-puak suku Dravida, Khmer, Burma, yang mungkin membawa benih dan hewan piaraan mereka termasuk biji dan kegunaan kayu jati. Penanaman kayu ini dilakukan di bekas lahan huma, kemudian ditinggalkan untuk tumbuh sendiri; ini bisa terjadi sudah ribuan tahun jang lalu. Sepanjang perjalanan sejarah mulai masa itu, kegunaan kayu jati makin disadari dan makin dibutuhkan karena ternyata kayu jati sangat tahan air laut, dan sangat bagus untuk lunas dan lambung perahu-perahu besar yang selalu terendam air laut, sehingga kerang-kerangan dan semacamnya cacing laut yang bisa mengebor dan menghancurkan lunas dan lambung perahu dalam waktu yang singkat, adalah musuh para Juragan dan nakhoda perahu-perahu besar yang berlayar menyeberang samudra berbulan-bulan mengangkut muatan yang bernilai sangat tinggi, bisa tiba-tiba hancur di tengah pelayaran di luar perhitungan, kecuali bila lunas dan lambung perahu itu dibuat dari kayu jati, atau di cat dengan cat yang baru ada pada jaman industrial. Sejarah kerajaan di Jawa menunjukkan bahwa kayu jati merupakan komoditas export yang ada dongengnya sendiri sehingga ada ribuan nama tempat di pulau Jawa dengan nama “Jati” dirangkai dengan kata sifat yang lain, “jati” apa saja ada, bahkan ada puluhan nama tempat di Ibu Kota RI memakai nama “jati” hingga kini. Yang paling terkenal adalah “Linggarjati” tempat Perundingan antara Van Mook dan Syahrir, pada era perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, dan tiga tahun yang lalu “Jatinangor” jadi sangat terkenal, tempat APDN - Akademi Pemerintahan Dalam Negeri mencetak calon Camat dan Sekda zaman Orde Baru

digembleng jadi tukang pukul – ketahuan selalu ada yang mati dipukuli setiap tahun ajaran baru. Ya maklum, kekerasan adalah ikon zaman militerisme. Begitulah sebenarnya di pulau Jawa tegakan jati di hutan manapun adalah tanaman orang, bukan tumbuh secara acak sebagai kayu rimba. Di Kalimantan pembalak liar maupun perampok resmi jutaan hectare rimba raya tropic kadang hutan rimba primer – tidak pernah ‘nemu’ pokok jati. Di Lampung dan Bengkulu ada tapi tanaman Perhutani/Inhutani (Badan Usaha Milik Negara), begitu pula di Bali dan Sulawesi/ kep. Muna dan P. Buton.Di India belakang, populasi tegakan pohon jati alami paling hanya ada lima sangat jarang sampai sepuluh pohon setiap hectare hutan tropis, yang umurnya sampai ratusan tahun, itupun dari hamparan hutan tropis dengan elevasi sampai maximum 500 m di atas muka laut dan type tanah yang berkembang di atas batuan kapur atau sand stone karena jati tidak suka tanah becek. Akhirnya Hidalgo Portugis, Don Spanyol tahu tentang kehebatan kayu jati untuk lunas dan lambung galleon-galleon mereka, kemudian baru para Edelheer Belanda dari VOC yang diajari oleh pembuat “Jung” dari Tiga Bukit Naga nama Indonesianya San Pao Lung - (sekarang Semarang) dulu semua penduduknya adalah Cina mayoritas Islam tukang kayu pembuat “jung” yang berlunas datar dan layar dibentangkan dengan “kerai” batang -batang bamboo yang khas.Walhasil, sesudah perang Diponegoro, tuan besar Houtvester mulai membuat rencana “penanaman” hutan jati secara besar-besaran, memanfaatkan kemiskinan petani di Pegunungan Kendeng utara pulau Jawa antara lain di wilayah Blora yang kurus, dijadikan “pesanggem”. Artinya sekeluarga petani yang diizinkan menanam jagung, padi gogo dan palawija lainnya di tanah Kanjeng Gubermen gratis, asal sanggem (sanggup) pada tahun itu juga harus menanaminya dengan semaian pohon jati sebanyak 10 000 bibit per hektar juga tanpa diupah, semaian itu harus dipelihara hingga sela-selanya tidak mungkin ditanami apapun karena sudah terlalu naung, keluarga petani pesanggem itu harus pindah ke tempat yang baru yang berasal dari rimba atau hutan jati yang telah gundul dipanen, begitulah bergenerasi-generasi, menanam hutan jati punya Kanjeng Gubermen,Sering dikerahkan tenaganya untuk memelihara tanaman jati yang umurnya di atas sepuluh tahun, “ndarung”/ mendirikan gubug di tempat itu beberapa bulan.

D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 2 12 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Page 22: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

I P T E K

Hingga Tuan Besar Houtvester ke V (yang Kelima) “hutan jati” sudah mencapai jutaan hectare, sedangkan panen yang ditebangi dan dijual selama seratus lima puluh tahun pertama penjajahan adalah tanaman-nya para Kiageng, Lurah Pangalasan dan para Wali pulau Jawa, Sunan “Gunung Jati” di Cirebon – Beliau Penguasa setara Sultan, beliau juga Penyebar Agama Islam tahap pertama di Pulau Jawa dan penanam jati di HPH-nya sendiri mungkin juga saudagar gelondong/ log jati. Bedanya dengan tuan Besar Houtvester van Holland, waktu itu pohon jati ditanam di antara tegakan pohon yang lain di kebun-kebun buah-buahan dan kelapa, dibiarkan bertetangga dengan kayu dan semak-semak yang lain, seolah-olah seperti hutan. Tidak ada problem apa-apa hingga ditebang oleh Meneer VOC gelondong berdiameter antara 80 cm sepanjang 12 m lurus tidak ada cacat dan lubang.rongga, dan “kebun” ini kemudiasn dirampas Pemerintah Hindia Belanda, dianggap hutan milik Kanjeng Gubermen. Tuan Houtvester berunding dengan tuan Landbouw Ingenieurs di Wageningen dihadiri Der Majesteit memutuskan menggunakan “monocultuur” hutan jati, kenapa tidak, kan hutan “beryoza”/birch, hutan “sosna”/Pinus silvestris L juga monocultuur?Sejak itu Sultan, Wali, Ki Ageng, Lurah, Rakyat dilarang menanam kayu jati, bahkan hingga Republik Indonesia detik ini, rakyat harus mohon izin Bupati bila akan menebang pohon jati yang tumbuh dari tanaman di halaman atau kebunnya sendiri! Ini ada dongengnya sendiri, pokoknya tegakan jati bisa dipanen usia mulai 60 tahun bila untung bisa mencapai seratus batang setiap hectare, karena hasil tanaman ala Baron Sekeber (mungkin maksudnya Houtvester) tegakan jati yang sepanjang usianya lebih dari 60 tahun selalu dijaga dari hama pembuat lubang dan rongga di batang kayu jati dijadikan sarang koloninya Neotermes tectonae – satu familia dengan rayap, hama ini ganas sekali di hutan jati sang Baron Sekeber, saban tahun ada “laron” yang jumlahnya hampir ribuan dari setiap pohon yang terserang, terbang untuk mencari rumah baru, begitu pohon jati terserang begitu harus ditebang, bila ketahuan. Sedangkan zaman sebelumnya pohon jati ada di antara pepohonan yang lain, mungkin bisa lebih menarik laron Neotermes tectonae dan di sana ada binatang

musuh alami maupun cendawan musuh bebuyutan bangsa serangga, sehingga meskipun populasi jati setiap luasan lebih sedikit, tapi tanpa pemeliharaan, selamat ndak ada yang diserang hama “inger-inger”/ Neotermes tectonae, hama ini mungkin, “di hutan” campuran sudah sangat sedikit populasinya karena tertekan oleh cendawan “pemangsa” serangga, atau si Neothermes lebih senang kayu lain, kan ada pilihan.

2 2 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Page 23: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

I P T E KSelanjutnya, karena ada murid dari school Vavilov, Dokucayev dan Micurin yang baru tahun 1965 tamat belajar ilmu pertanian dengan dasar Falsafah Hukum Alam adanya kesatuan antara kehidupan dan alam maka dia mulai merasa bahwa falsafah agroteknik secara monoculture adalah hasil pemikiran para cikal bakal – Guru-guru sarjana pertanian dari

semua fakultas atau institute Pertanian di Republik yang masih muda ini, berasal dari kawasan empat musim, dan jalan pikiran mereka ini banyak menimbulkan kesulitan di lapangan kawasan tropis. Malah sekarang, ternyata tanaman lombok (Capsicum spp) ditanam secara monoculture dalam luasan sampai berhektar-hektar mengikutkan banyak problem, terutama hama, penyakit segala macam yang sebelumnya sewaktu lombok/cabe merah/cabe rawit (Capsicum spp) ini ditanam di petak-petak tanah yang ditinggikan di tengah sawah dekat saung/gubug (Jawa: stren-pasetren - tempat para istri bertanam kebutuhan dapur) bercampur baur dengan tanaman sayur lainnya, terpencar-pencar di hamparan sawah, selamanya ya aman- aman saja, setiap pekan dipanen dan dibawa ke pasar. Tanaman kopi yang diminum sebagai “kahwo” dalam bahasa Jawa, adalah hasil introduksi oleh pedagang Arab kerabat Sinbad si Pelaut, ke Nusantara, di sana minuman kopi namanya ya “kahwa”. Di kebun Pak Suto, Pak Bo’im (mungkin Ibrahim) java coffee ini dengan sendirinya ditanam di bawah naungan segala tanaman yang posture-nya lebih tinggi dari perdu Java coffee ( Coffea Arabica L ), bisa di bawah tanaman pete, jengkol, bisa pauh, bisa cempedak, yang di kebun-kebun Petani tumbuh meninggi menggapai langit seperti tegakan hutan tropis, karena asal nenek moyang kopi ini adalah daerah Afrika yang berbatasan dengan teluk Aden, yang juga hutan tropis, kebun Pak Suto dan Pak Bo’im langsung cocok, saat tuan VOC datang tidak ada problem apapun pada budidaya kopi di Jawa, oleh Cultuur Stelsel kopi diperluas, dengan tergesa-gesa, memang diberi pohon naungan tapi asal-asalan, turi ( Sesbania grandiflora L ) dan gude (Cajanus spp) pun jadi, akhirnya fungsi naungan tidak awet/ umurnya lebih pendek dari yang dinaungi, timbullah wabah cendawan yang menghancurkan semua tanaman kopi (Coffea Arabica L) di dataran rendah, tertinggal di dataran tinggi, misalnya di Takengon, di Dataran tinggi Ijen, di Tanah Toraja begitu dingin sehingga mungkin spora cendawan Hemelea vestatrix L/karat daun, tidak mampu menginveksi daun kopi.Akhirnya didatangkan benih kopi asal Uganda dan Kongo yaitu kopi Robusta yang hidup di dataran rendah dan tahan terhadap penyakit karat daun pada seratus lima puluh tahun yang lalu. Kebun kopi Robusta di dataran rendah dinaungi dengan Lamtoro var. L19 (Leuceana spp cultivar L 19, L21 tanpa buah)- tidak pernah ada problem hama.Perkebunan besar kopi milik Negara (BUMN) di Jawa Timur, karena hutang kepada Bank Dunia, tahun delapan puluhan “dinasihati” oleh Consultant Bank Dunia untuk membabat seluruh naungan lamtoro dan memupuk berat,

D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 2 32 2 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Page 24: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

S A S T R A

disiram dengan pengairan “sprinkler”/ percikan dari atas, hasilnya meningkat selama dua tahun hampir dua kali lipat dari biasanya, sesudah itu diserang hama kutu putih (Planodococcus citri Risso / dompolan luis - Belanda) dan akhirnya pada mati karena sebab yang bagi Consultant bule ndak jelas. Ternyata banyak budidaya hamparan (tanaman semusim) yang memang harus dicarikan tetangga yang bisa saling melindungi dan bersimbiose sebagaimana hidup nenek moyang mereka yang liar di hutan-hutan dan padang-padang rumput campuran segala macam tumbuhan khas suasana tropis. Cara bercocok taman dengan monoculture masih bisa dilaksanakan asal ada pergiliran tanaman (bisa pada tanaman musiman). Maksudnya agar pengambilan hara tanah tidak yang itu-itu saja sepanjang waktu, perakaran akan lebih sehat karena ada tenggang waktu digilir oleh perakaran budidaya species lain, sedangkan di kondisi

musim dingin di kawasan subtropik memang ada waktu istiahat tapi di bawah tanah masih ada kegiatan bacteria, cendawan selama musim dingin masih menguraikan segala sisa dan racun yang terbentuk pada musim semi dan musim panas yang baru lewat. Multiple cropping atau tumpang sari adalah keadaan ideal untuk pertanian di lahan tropis, kurang mendapat perhatian dalam program pendalaman pengembangannya di Ilmu Pertanian di Negeri ini. Apalagi pencarian simbion-simbion tanaman budi daya tropis yang berupa species-species bakteri, cendawan, tumbuhan liar, tumbuhan budidaya, agar pas dengan suasana asal tanaman budidaya tropis.Ya maklum.Guru dari Guru-guru mereka tidak mengilhami tentang ini. Begitulah pokok kayu jati bisa menjadi saksi

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 HMOHON MAAF LAHIR BATIN

ПОЗДРАВЛЯЕМ С ИДУЛЬ ФИТРИ И ПРОСИМ ПРОЩЕНИЯ Redaksi Druzhba

Page 25: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

S A S T R A

ПОДА́РОК ИЗ ГВИНЕ́И

Дми́трий Па́влович На́йдин, профе́ссор Моско́вского университе́та, побыва́л в стали́це Гвине́йской Респу́блики - Конакри́. На одно́й из у́лиц к нему́ подошё́л молодо́й гвине́ец. В рука́х он держа́л ма́ленького зверька́. Гвине́ец с больши́м внима́нием стал рассма́тривать значо́к с изображе́нием МГУ, кото́рый он уви́дел на пиджаке́ На́йдина. Пото́м гвине́ец улыбну́лся и зна́ками объясни́л, что он гото́в отда́ть зверька́ в обме́н на значо́к. Профе́ссор с удово́льствием согласи́лся. Он дал гвине́йцу свой значо́к, а получи́л ма́ленького зверька́. Э́то была́ мангу́ста - хи́трый, сме́лый и ло́вкий зверё́к. Он хра́бро всту́пает в единобо́рство с любо́й змее́й и всегда́ побежда́ет. Профе́ссор На́йдин реши́л увести́ мангу́сту в Москву́ в пода́рок свое́й до́чери.На парохо́де все о́чень полюби́ли мангу́сту и да́ли ей и́мя Ри́кки-Ти́кки-Та́ви. Она́ игра́ла с матро́сами и бе́гала за ни́ми. Ри́кки бы́ло около го́да, когда́ она́ прие́хала в Москву́. В кварти́ре На́йдина зверё́к стал полнопра́вным чле́ном семьи́ и больши́м дру́гом до́чери профе́ссора. Когда́ к ней прихо́дят подру́ги, мангу́ста явля́ется гла́вным уча́стником де́тских игр. Она́ бе́гает за детьми́ и хвата́ет их за́ ноги. В кварти́ре тепе́рь все ста́ли о́чень оккура́тными: уже́ никто́ не ве́шает оде́жду на сту́лья, её́ сра́зу убира́ют в шкаф. Ина́че Ри́кки иссле́дует всё свои́м о́стрым но́сом, доста́нет ве́щи из карма́нов и спря́чет их. Пото́м их быва́ет тру́дно найти́. Ри́кки о́чень лю́бит купа́ться. У́тром она́ вме́сте с хозя́евами обяза́тельно идё́т в ва́нную, а в холо́дные дни мангу́ста лю́бит гре́ться на ку́хне.Есть у Ри́кки си́льный враг, с кото́рым она́ не мо́жет ничего́ сде́лать, несмотря́ на о́стрые зу́бы. Это просто́й ве́ник. В рука́х челове́ка он шурши́т, и мангу́ста бои́тся его́, как живо́го зве́ря.

HADIAH DARI GUINEA

Dmitrii Pavlovich Naidin, professor Universitas Moskow, pernah tinggal di ibukota Republik Guinea, Konakri. Di salah satu jalan datang padanya seorang pemuda Guinea. Ia memegang binatang kecil. Pemuda Guinea itu dengan penuh perhatian mulai mengamati lencana bergambar MGU yang diihatnya pada jas Naidin. Lalu pemuda Guinea tersenyum dan dengan isyarat menjelaskan bahwa ia bersedia menyerahkan bintang itu untuk pengganti lencana. Profesir dengan senanghati menyetujui. Ia berikan lencana, dan sebaliknya ia menerima binatang. Bintang itu adalah mangusta, binatang kecil yang cerdik, berani dan lincah. Dia dengan berani bertarung dengan ular apa saja, dan selalu menang. Profesor Naidin memutuskan membawa mangusta itu ke Moskow sebagai hadiah untuk putrinya.Di kapal semua orang jatuh cinta pada mangusta itu dan memberinya nama Rikki-Tikki-Tavi. Ia bermain dengan para matros dan mengejar-ngejar mereka. Rikki berumur sekitar setahun, ketika tiba di Moskow.Di apartemen Nidin, bintang itu menjadi anggota keluarga yang setara dan sahabata akrab putrid professor. Apabila para sahabat dating berkunjung padanya, mangusta menjadi peserta utama permainan anak-anak. Ia mengejar-ngejar anak-anak itu dan menangkap kakinya. Di apartemen itu sekaragn semuanya bersikap akurat: tak seorang pun menyampirkan pakaian di kursi, tapi seketika menyimpannya dalam

D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 2 5

Page 26: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

S A S T R A

SEJUTA SAHABAT

Di daerah tempat saya dibesarkan banyak kebiasaan yang dibanggakan oleh rakyat kami. Sayang saya jarang berada di desa saya, dan banyak kebiasaan itu berangsur dilupakan. Tapi kalau saya datang ke

almari. Kalau tidak, Rikki akan menyelidiki dengan daya ciumnya yang tajam, mengambil barang-barang dari kantongnya dan menyembunyikannya. Kemudian kadang-kadang sukar menemukannya lagi. Rikki suka sekali mandi. Pagihari, bersama dengan para tuan rumah, ia tentu pergi ke kamar mandi, dan pada waktu udara dingin mangusta suka memanaskan diri di dapur.Ada pada Rikki musuh besar, terhadap siapa ia tak bias berbuat apa-apa, walau gigi-giginya tajam, yaitu sapu biasa. Di tangan manusia, sapu itu mendesir, dan mangusta takut kepadanya, seperti kepada binatang yang hidup. (terj. KST)

МИЛЛИО́Н ДЛУЗЕ́Й

В краю́, где я вы́рос, есть мно́го обы́чаев, кото́рыми горди́тся наш наро́д. К сожале́нию я ре́дко быва́ю в свое́й дере́вне, и мно́гие обы́чаи постепе́нно забыва́ются. Но когда́ я приезжа́ю в родны́е места́, я нево́льно вспомина́ю их. Однажды я пое́хал на ро́дину с дру́гом. Он был здесь впервы́е. По доро́ге я расска́зывал ему́ о на́ших обы́чаях, что при́нято у нас, а что не при́нято. Одна́ко я не мог рассказа́ть ему́ обо всём. Когда́ мы сошли́ с по́езда, я на́чал здоро́ваться со все́ми, кого́ мы встреча́ли: с дежу́рным по ста́нции, с носи́льщиком, с ма́ленькой де́вочкой. - Мы что, прие́хали? - спраси́л меня́ прия́тель. - Да нет, нам ещё́ ну́жно пересе́сть на рабо́чий по́езд, и че́рез часа́ два мы бу́дем до́ма. - Отку́да же у тебя́ здесь миллио́н друзе́й и знако́мых? И мне пришло́сь объясни́ть ещё́ оди́н наш обы́чай - здоро́ваться со все́ми, да́жес незнако́мыми людьми́. Э́то хоро́ший обы́чай: идё́шь по родно́й земле́, встреча́ешь люде́й, и они́ здоро́ваются с тобо́й, как бу́дто сама́ Ро́дина говори́т тебе́: «Здра́вствуй!».

ЗИ́МНИЙ ДУБ

О́коло шоссе́ стоя́ла шко́ла, а за шко́лой начина́лся лес. В шко́ле учи́лись де́ти из сосе́дник сёл. Зи́мним у́тром в пя́том кла́ссе начался́ уро́к ру́сского языка́. Молода́яучи́тельница Анна Ввси́льевна, кото́рая прие́хала сюда́ из Москвы́ два го́да назад, вошла́ в класс. Ребя́та дру́жно вста́ли, поздоро́вались и се́ли на свои́ места́. - Сего́дня мы бу́дем изуча́ть и́мя существи́тельное, - сказа́ла Анна Васи́льевна и вспо́мнила, как она́ волнова́лась в про́шлом году́ пе́ред пе́рвым уро́ком. - И́менем существи́тельным называ́ется чась ре́чи, кото́рая обознача́ет предме́т. Предме́том в грамма́тике называ́ется всё то, о чём мо́жно спроси́ть: кто это? и́ли что это? Наприме́р, «Кто это?» - «Учени́к». И́ли: «Что это?» - «Кни́га». В э́то вре́мя откры́лась дверь, и со сло́вом «мо́жно?» в класс вошё́л ма́льчик. Лицо́ его́ горе́ло от моро́за, а бро́ви бы́ли покры́ты и́неем. - Ты опя́ть опожда́л, Са́вушкин! - стро́го сказа́ла

tempat-tempat di tanahair, tanpa disengaja saya pun ingat kepadanya.Pada suatu kali saya berkunjung ke tanahair bersama seorang sahabat. Ini untuk pertama kali dia berkunjung ke sini. Di jalan saya ceritakan kepadanya tentang kebiasaan-kebiasaan kami, yang diterima dengan baik, dan apa yang tidak. Namun saya tak bisa menceritakan semuanya padanya. Ketika kami turun dari kereta api, saya mulai menyapa semua orang yang kami temui: petugas di stasiun, kuli, gadis kecil. “Apa sudah sampai kita?” tanya teman saya pada saya. “Belum, kita masih hari ganti dengan kereta pekerja, dan sejam kemudian kita akan sampai.”“Dari mana kamu dapat sejuta sahabat dan kenalan di sini?” Dan saya terpaksa menjelaskan satu lagi kebiasaan kami, yaitu bersapa dengan semua orang, bahkan dengan orang yang tak dikenal. Ini kebiasaan yang baik: kita berjalan di bumi tanahair, bertemu orang banyak, dan mereka bersapa dengan kita, seolah Tanahair sendiri berkata kepada kita:“Selamat siang!” (terj. KST)

2 6 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Page 27: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

S A S T R A

учи́тельница. Са́вушкин при́нял слова́ учи́тельницы за разре́шение войти́ в класс и бы́стро сел на своё́ ме́сто. Анну Васи́льевну огорчи́ло опозда́ние Са́вушкина, он ча́сто опа́здывал и на други́е уро́ки. - Всё поня́тно? - обрати́лась учи́тельница к кла́ссу - Поня́тно! - хо́ром отве́тили ученики́. - Хорошо́, тогда́ приду́маете приме́ры, - сказа́ла учи́тельница. На не́сколько секу́нд в кла́ссе ста́ло о́чень ти́хо, заче́м кто́-то неуве́ренно произнё́с: «Ко́шка». - Пра́вильно, - сказа́ла Анна Васи́льевна и сра́зу вспо́мнила, что в про́шлом году́ пе́рвой то́же была́ «ко́шка». Пото́м ребя́та друг за дру́гом бы́стро ста́ли называ́ть други́е слова́: Окно́! Стол! Доро́га! Го́род! Тра́ктор! Вдруг Са́вушкин встал и гро́мкo сказа́л: - Зи́мний дуб! Он сказа́л э́то не так, как други́е ребя́та. Слова́ вы́рвались из его́ души́ как призна́ние, как счастли́вая та́йна. Ребя́та засмея́лись, а учи́тельница сказа́ла: - Почему́ зи́мний? Про́сто дуб. - Про́сто дуб - что! Зи́мний дуб - вот э́то существи́тельное. - Сади́сь, Са́вушкин. Вот что зна́чит опа́здывать. «Дуб» - и́мя существи́тельное, а что тако́е «зи́мний», - мы ещё́ не проходи́ли. По́сле уро́ков прово́дишь меня́, я хочу́ поговори́ть с твое́й ма́мой. Мать Са́вушкина рабо́тала «ня́нечкой» в санато́рии, кото́рый находи́лся ря́дом в лесу́. Её́ муж поги́б в Оте́чественную войну́, и она́ одна́ корми́ла и расти́ла, кро́ме Ко́ли, ещё́ троих дете́й. По́сле уро́ков Са́вушкин повё́л учи́тельницу домо́й коро́тким пучё́м че́рез лес. Они́ сра́зу попа́ли в друго́й мир. В лесу́ бы́ло ти́хо, споко́йно, все дере́вья бы́ли покрыты сне́гом. Они́ шли по у́зкой тропи́нке, впереди́ - Ко́ля, а за ним - Анна Васи́льевна. По доро́ге Са́вушкин расска́зывал ей о зверя́х, кото́рые живу́т зимо́й в лесу́, о ручье́, кото́рый не замерза́ет да́же в си́льный моро́з, потому́ что на дне его́ есть тё́плые ключи́. Анна

Васи́льевна любова́лась зи́мним ле́сом и удивля́лась тому́, как мно́го зна́ет Са́вушкин о ле́се. Неожи́данно на поля́не они́ уви́дели огро́мный дуб. Он был покры́ть сне́гом и стоя́л среди́ поля́ны оди́н, высо́кий и могу́чий. - Вот он, зи́мний дуб! - сказа́л Са́вушкин. Они́ подошли́ к ду́бу. Ко́ля раскопа́л под ду́бом снег, и Анна Васи́льевна уви́дела в я́мке ежа́. Са́вушкин осторо́жно закры́л его́ сне́гом. Ма́льчик с удово́лствием и ра́достью пока́зывал учи́тельнице свой мир. А молода́я учи́тельница интере́сом знако́милась с жи́знью зи́мнего де́са. Тепе́рь она́ понима́ла, почему́ Са́вушкин ча́сто опа́здывал в шко́лу, хотя́ выходи́л из до́ма о́чень ра́но. Вдруг Ко́ля воскли́кнул: - Ой! Мы уже́ опозда́ли: ма́ма ушла́ на рабо́ту, она́ сего́дня рабо́тает ве́чером. - Вот ви́дишь, - сказа́ла учи́тельница, - коро́ткий путь не всегда́ са́мый бы́стрый. Но ты мо́жешь, коне́чно, ходи́ть и э́той доро́гой, е́сли не бу́дешь бо́льше опа́здывать в шко́лу. Са́вушкин покрасне́л: ему́ хоте́лось сказа́ть учи́тельнице, что он никогда́ бо́льше не бу́дет опа́здывать, но он побоя́лся совра́ть. - Ну, Са́вушкин, спаси́бо тебе́ за прогу́лку. Уже́ по́здно. Я приду́ к вам в сле́дующий раз. - Я провожу́ вас, сказа́л Ко́ля. - Нет, не ну́жно, я одна́ дойду́.Анна Васи́льевна и́здали огляну́лась на зи́мний дуб. Он стоя́л высо́кий и могу́чий. А под ним она уви́дела ма́ленькую фигу́рку. Са́вушкин не ушё́л: он и́здали охраня́л свою́ учи́тельницу. И вдруг Анна Васи́льевна поняла́, что са́мым удиви́тельным в э́том лесу́ был не зи́мний дуб, а э́тот ма́ленький челове́к, сын поги́бшего за ро́дину солда́та, чуде́сный граждани́н бу́дущего. Она́ помаха́ла ему́ руко́й и пошла́ в шко́лу.

D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 2 72 6 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Page 28: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

S A S T R A

EIK MUSIM DINGIN

Di dekat jalan raya berdiri sekolah, dan di belakang sekolah dimulai hutan. Di sekolah itu belajar anak-anak dari desa-desa sekitar. Pada suatu pagi di musim dingin di kelas lima dimulai pelajaran bahasa Rusia. Guru muda Anna Vasilyevna yang datang ke sini dari Moskow dua tahu yang lalu, masuk kelas. Anak-anak serentak berdiri, mengucapkan salam dan duduk di tempat masing-masing.“Hari ini kita akan belajar kata benda,” kata Anna Vasilyevna, dan ingat betapa ia gelisah tahuan lalu menjelang pelajaran pertama. “Kata benda adalah jenis kata yang menunjukkan benda. Benda dalam tatabahasa adalah semua yang dapat kita tanyakan dengan: siapa ini? atau apa ini? Contoh: “Siapa ini?” “Murid.” Atau: “Apa ini?” “Buku.” Waktu itu pintu terbuka, dan dengan kata “bolehkah?” seorang anak lelaki masuk kelas. Wajahnya merah padam karena dingin, alisnya terselimut embun beku. “Kamu terlambat lagi, Savushkin!” kata guru kereng. Savushkin memahami kata-kata guru itu sebagia ijin masuk kelas, dan dengan cepat duduk di tempatnya.Anna Vasilyevna kecewa dengan terlambatnya Savushkin. Savushkin sering terlambat di pelajaran-pelajaran lain.“Semua jelas?” kata guru kepada murid-murid. “Jelas!” jawab murid-murid serentak. “Baik, kalau demikian berikan contoh,” kata guru. Untuk beberapa detik lamanya di kelas itu sangat hening, kemudian seseorang dengan tak yakin mengatakan: “Kucing”.

“Betul,” kata Anna Vasilyevna, dan sekaligus ingat bahwa tahun lalu contoh pertama juga “kucing”. Kemudian anak-anak berturut-turut dengan cepat mulai menyebutkan kata-kata lain: Jendela! Meja! Jalan! Koa! Traktor! Tiba-tiba Savushkin berdiri dan berkata

keras: “Eik musim dingin!” Dia mengatakan itu tidak seperti anak-anak lain. Kata-kata itu keluar dari jiwanya sebagai pengakuannya sebagai rahasia yang baik.Anak-anak ketawa, sedang guru berkata: “Kenapa musim dingin? Eik saja.”“Eik saja – apa! Eik musim dingin itu kata benda. „Duduklah, Savushkin. Nah, inilah artinya datang terlambat. „Eik“ itu kata benda, dan apa itu „musim dingin“ kita belum sampai ke itu. Sesudah pelajaran, nanti kamu antar saya; saya mau bicara dengan mamamu.“ Ibu Savushkin bekerja sebagai „bibi“di sanatorium yang terletak di dekat hutan. Suaminya gugur dalam Perang Patriotik, dan ia sendiri memberikan makan dan membesarkan tiga orang anak lagi selain Kolya.Sesudah pelajaran Savushkin mengantarkan guru pulang dengan jalan yang pendek lewat hutan. Mereka sekaligus sampai di dunia yang lain. Di hutan itu hening, tenang, semua pohon diselimuti salju. Mereka jalan mengikuti jalan setapak; di depan Kolya, di belakangnya Anna Vasilyevna. Sepanjang jalan itu Savushkin bercerita tentang binatang-binatang yang hidup musim dingin di hutan, tentang kali yang tidak membeku bahkan dalam suhu yang sangat dingin, karena di dasarnya terdapat beberapa sumber air hangat. Anna Vasilyevna menyenangi hutan musim dingin itu dan mengagumi banyaknya pengetahuan Savushkin tentang hutan. Tiba-tiba di tempat terbuka mereka melihat eik yang sangat besar. Pohon itu diselimuti salju, dan ia berdiri sendiri di tengah terbuka, tinggi dan besar.“Itu dia, eik musim dingin!” kata Savushkin. Mereka menghampiri eik itu. Kolya menggali salju di bawah eik itu, dan Anna Vsilyevna pun melihat landak di dalam lubang. Savushkin dengan hati-hati menimbuninya dengan salju. Anak itu dengan puas dan senang hati menunjukkan dunianya kepada gurunya. Dan guru muda itu berkenalan dengan kehidupan hutan di musim dingin. Sekarang ia mengerti, kenapa Savushkin sering terlambat datang ke sekolah, walau berangkat dari rumah pagi-pagi. Tiba-tiba Kolya berseru:“Oi! Kita sudah terlambat: mama sudah berangkat kerja, dia hari ini kerja malam.“Nah, kamu lihat,” kata guru, “jalan yang pendek tidak selalu yang paling cepat. Tapi tentu saja kamu bisa melewati jalan ini kalau kamu tak akan lagi terlambat datang ke sekolah.”

2 8 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Page 29: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

S A S T R A

Savushkin memerah mukanya: ia ingin mengatakan kepada guru bahwa ia akan pergi lagi terlambat, tapi ia takut berbohong. “Yah, Savushkin, terima kasih padamu atas acara jalan-jalan ini. Sudah larut. Saya akan datang ke tempat kalian lain kali.” “Akan saya antarkan Anda,” kata Kolya. “Tidak, tak perlu, saya akan sampai sendiri.”Anna Vasilyevna dari jauh menoleh ke pohon eik musim dingin. Pohon itu tinggi besar. Dan dib bawahnya ia lihat sosok mungil. Savushkin belum pergi: dari jauh ia menjaga gurunya.Dan tiba-tiba Anna Vasilyevna mengerti bahwa yang paling mengagumkan di hutan itu bukan eik musim dingin, tetapi manusia mungil itu, anak prajurit tanahair yang telah gugur, warganegara masa depan yang mengagumkan. Ia melambaikan tangannya dan jalan ke sekolah. (terj. KST)

65 th Kemerdekaan Indonesia Bhineka Tunggal IkaSumpah PemudaPanca Silahanya tinggal simbol belaka 65 th merdeka Rakyat menderitamelarat dan sengsaratak bisa bayar sekolah anak bunuh diritak bisa bayar ongkos bersalin jual bayi problim sara di mana-manadibakar gereja berita sehari-haridaerah kumuh jadi obyek wisataexport TKI ke berbagai negeri korupsi membudayahampir seluruh aparat negaratuding-menuding antara merekaproblim Century lenyap begitu saja Wakil Rakyat demonstrasi etikabolos sidang Paripurnaperkelaian di sidang tak terkendalistudi banding ke berbagai negeri Peristiwa 65 tak ada penyelesaiannyapara korban dijadikan tersangkasejarah dibalik di pihak penguasasiapa bertanggungjawab atas korban jutaan jiwa? Wahai Generasi Muda,Anda harapan Bangsaharus berlaku jujur terhadap sejarah Bangsadi tangan Anda nasib Rakyat IndonesiaKemerdekaan adalah milik seluruh Rakyat Indonesia. Dirgahayu Tanah Air tercinta Indonesia!

sulistiadewi

Jl. Sunan Kalijaga No.65, Kebayoran Baru, Jakarta 12160-Indonesia Tlp:+6221-7244565,fax:+6221-7398143, HP: +6281-399888669Email: [email protected]: ppir.net

PERHIMPUNAN PERSAHABATAN INDONESIA-RUSIA

PPIR

D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 2 92 8 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Page 30: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

3 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 03 1 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Warung pun terpaksa dibongkar agar muatan konstruksi baja panjang bisa lewat. Selain barang-barang ukuran panjang tidak jarang pula kami harus

berkoordinasi dengan petugas PLN saat barang yang kami angkut mengharuskan pembongkaran kabel listrik yang melintas di atas jalan. Kondisi jalan pada tahun 1964-1965 antara Jakarta-Tangerang tentunya bisa dibayangkan, tidak sebaik saat ini di mana sudah ada jalan toll dan cukup lebar.Semboyan kami tenaga-tenaga muda saat itu adalah: tidak ada tugas yang tidak bi- sa dilaksanakan! Kami bekerja dengan penuh semangat dan tidak mengenal waktu, begitu pula mitra kami para ahli Uni Soviet yang boleh dikata semuanya berusia di atas kami dan punya pengalaman lebih banyak.Mereka menuntun kami memasang alat angkat tower crane sejak keluar dari peti sampai tegak beroperasi dan kemudian mendidik tenaga-tenaga terampil untuk mengoperasikannya. Kami para tenaga muda Indonesia ingin mendapatkan pe- ngalaman-pengalaman baru dan ingin mencoba segala sesuatu sampai-sampai saat tiba lokomotif diesel kami pun penasaran dan ingin mengoperasikannya.Namun sialnya setelah lokomotif hidup dan berjalan kami tidak bisa menghentikannya karena lupa bahwa rem berfungsi setelah angin terisi penuh. Akibatnya: kami berlompatan keluar dari lokomotif dan akhirnya lokomotif berhenti sendiri sebelum sempat keluar wilayah proyek dan masuk ke jalur rel kereta api yang menuju stasiun Cilegon. Pengalaman lain yang cukup mendebarkan adalah saat harus menurunkan dan me- ngangkut muatan berat yang tidak bisa dipreteli. Sebuah mesin rolling

mill seberat 60 ton dan dibuat dari baja tuang jelas tidak bisa diangkut lewat darat dan harus lewat laut dengan tongkang. Saat tongkang tiba di pelabuhan Merak, semua orang memeras otak bagaimana menurunkan muatan dari tongkang. Kami bersama para ahli Uni Soviet mengambil langkah penuh risiko.Muatan diturunkan dengan 3 kran mobil berkapasitas masing-masing 20 ton. Pelaksanaanya harus ekstra hati-hati. Kalau salah perhitungan, barang bisa jatuh dan tercebur ke laut. Menyelamatkannya akan lebih sulit dan makan beaya. Saat mengangkat juga semua alat angkat harus bekerja serentak agar beban terbagi rata. Apabila beban tidak terbagi rata maka salah satu alat angkat bisa jatuh terjungkal akibat kelebihan beban.Setelah semua sling diikatkan dan alat angkat sudah dihidupkan, semua mata mengarah pada pemberi komando: Angkat! Kami yang berada di darat benar-benar tegang menyaksikan barang seberat 60 ton terangkat dari dasar tongkang dan perlahan-lahan diarahkan ke darat, ke atas sebuah truk trailer berkapasitas 40 ton. Operasi ini tidak bisa dilakukan sekaligus karena ketiga alat angkat tidak mungkin menggerakkan boom ke samping bersamaan. Perlu beberapa kali operasi sampai akhirnya benda berat bisa diletakkan di darat. Kalau saja saat benda terangkat dan sling putus, maka benda seberat 60 ton akan terhempas ke tongkang dan mungkin tongkangnya pun tidak sanggup menahan hentakan dan geladaknya pasti ambrol. Bagi para ahli Uni Soviet hal ini pasti juga pengalaman tersendiri karena fasilitas dan sarana jalan di negeri mereka pasti bisa dilalui muatan berat dan tidak masalah untuk menurunkan dan menaikkan beban berat. Masalah berikutnya adalah membawanya ke Cilegon yang jaraknya 13 km dari pelabuhan Merak. Seluruh ban trailer seolah-olah kempes oleh beban berat tsb dan tidak ada pemisah antara ban yang satu dengan ban yang lain pada persinggungan dengan aspal. Seluruh ban seperti dempet menyatu pada persinggungan dengan permukaan jalan. Dan saat trailer mulai berjalan kami harus menyiapkan drum berisi air dan setiap beberapa menit menyiram seluruh ban yang menjadi panas dan mengeluarkan asap karena gesekan. Yang kami khawatirkan: kalau ada ban yang mendadak meletus. Tetapi muatan berat tsb akhirnya bisa sampai di Cilegon

kesibukan angkutan barang-barang besar untuk proyek baja Trikora. Kami terpaksa m e m b o n g k a r w a r u n g saat sampai di jembatan m e n j e l a n g m a s u k k o t a Ta n g e r a n g d i m a n a a d a belokan tajam.

Membangun bersamaOleh: Ir. Djoko Sri Moeljono

S U R A T P E M B A C A

Page 31: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

3 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 03 1 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 3 1

setelah hampir seharian menempuh jarak yang hanya 13 km. Semua lega dan menurunkannya di Cilegon tidak terlalu mengkhawatirkan karena di darat. Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan memang tersedia dua orang penerjemah yang mahir berbahasa Indonesia, tetapi kadang mereka juga mengalami kesulitan dalam menerjemahkan hal-hal yang sifatnya teknis. Dua orang penerjemah yang tersedia memang harus diakui menguasai dengan baik bahasa Indonesia dan karena keduanya masih muda, mereka juga mempelajari beberapa ungkapan sehari-hari dalam bahasa Indonesia Betawi (seperti misalnya: brengsek lu!) Para ahli Uni Soviet tidak bisa berbahasa Inggris dan para tenaga muda Indonesia juga tidak semuanya menguasai bahasa Inggris apalagi bahasa Rusia. Penerjemah berfungsi penuh pada rapat-rapat koordinasi di kantor dan para ahli Rusia sering menyindir kami bahwa setiap habis rapat selalu ada makanit (kata kerja makan di-rusia-kan jadi makanit). Masalahnya di negara mereka tidak ada acara makan setelah rapat di proyek. Para ahli Uni Soviet tidak sedikit yang membawa keluarganya dan di perumahan mereka yang terpisah dari perumahan kami memang tersedia fasilitas pendukung seperti perpustakaan dan poliklinik. Kami yang bisa berbahasa Rusia bisa ikut memanfaatkan perpustakaan di mana tersedia surat kabar dan majalah terbaru (beberapa puluh tenaga kerja Indonesia dari tingkat sarjana maupun tenaga menengah pernah mengikuti pelatihan di Uni Soviet selama setahun). Untuk polikliniknya saya tidak pernah ikut memanfaatkan pelayanannya karena walaupun ada dua dokter (yang ada salah satunya adalah dokter gigi) jelas tidak memahami penyakit-penyakit tropis. Pergaulan antara para ahli Uni Soviet beserta keluarganya dengan para warga Indonesia memang sangat terbatas karena kendala bahasa. Saya sendiri tidak sempat menyampaikan ucapan Selamat berpisah dan tidak tahu kapan mereka meninggalkan Cilegon. Selama satu tahun bekerja sama, kami sesekali pergi bersama ke Jakarta bila ada keperluan dan mereka sangat menikmati perjalanan dan makan bersama kami. Makanan yang pasti tidak mereka lupakan adalah sate kambing dan buah durian di samping nasi goreng. Mereka sangat menikmatinya dan sering bertanya: kapan makanit sate kambing? Kapan makanit nasi goreng atau duren? Mereka mengagumi juga warung-warung pinggir jalan atau penjual makanan dengan gerobak dorong. Di Moskwa atau di kota-kota lain

Rusia tidak bakal mereka jumpai “warung berjalan” yang bisa dijumpai sepanjang hari dari pagi sampai pagi. Mereka juga menikmati wisata ke pantai dan bisa berjemur sepuasnya, menikmati sinar matahari sepanjang tahun. Para ahli Uni Soviet tidak bosan-bosannya mengingatkan pada kami bahwa barang-barang yang dikirim dari Uni Soviet adalah barang mahal yang diimpor karena itu harus diperlakukan dengan baik dan harus dirawat. Suatu ketika datang rombongan dari Uni Soviet yang mengabadikan pembangunan proyek Baja Trikora dalam bentuk film dokumenter. Kami-kami tenaga muda yang bekerja penuh semangat siang malam akhirnya harus meringkuk di penjara pada bulan September 1965 dan tidak bisa ikut menikmati bekerja di pabrik baja yang kami bangun karena penyelesaiannya terkatung-katung dan baru diselesaikan setelah tahun 1970 dengan masuknya modal asing dari Jerman Barat dan pabrik baja pertama tsb berada di bawah pengawasan Pertamina. Siapapun yang akhirnya berhasil membangun, sebagai seorang metallurg saya ikut bangga bahwa bangsa Indonesia sudah bisa melebur bajanya sendiri. Industri baja adalah induk industri-industri yang lain dan keberadaannya merupakan syarat utama bagi Negara Industri di samping tentunya elektrifikasi. Sekelumit pengalaman bekerja sama dengan para ahli Uni Soviet hanya saya rasakan selama satu tahun sejak kedatangan di bulan Oktober 1964 sampai di penjara di kota Serang Oktober 1965. Pengalaman seperti ini tentu pernah dialami banyak tenaga ahli Indonseia yang mendampingi tenaga ahli asing dengan kadar yang sangat pincang seperti yang kami alami di Cilegon sampai tingkat seimbang untuk pekerjaan=pekerjaan sipil di beberapa proyek seperti Waduk Jatiluhur dengan tenaga Perancis atau Proyek Pabrik Aluminium di Asahan dengan para tenaga ahli Jepang. Sekelumit pengalaman bekerja sama selama satu tahun ini tetap terekam dalam benak dan tidak bakal terlupakan.Jayalah bangsaku! Majulah negeriku!

Membangun bersamaOleh: Ir. Djoko Sri Moeljono

Kami-kami tenaga muda yang bekerja penuh semangat siang malam akhirnya harus meringkuk di penjara

S U R A T P E M B A C A

Page 32: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

3 2 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 03 3 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Ini adalah sebuah film tentang dua tokoh perintis pers nasional, Tirto Adhi Soerjo dan Rohana Koeddoes. Keduanya dipisahkan oleh tempat dan dekade yang

berbeda, namun mewakili spirit pembebasan bagi masyarakatnya. Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo (Blora, 1880?1918) adalah seorang tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia, dikenal juga sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia. Namanya sering disingkat T.A.S. Tirto menerbitkan surat kabar Soenda Berita (1903-1905), Medan Prijaji (1907) dan Putri Hindia (1908). Tirto juga mendirikan Sarikat Dagang Islam. Medan Prijaji dikenal sebagai surat kabar nasional pertama karena menggunakan bahasa Melayu (bahasa Indonesia), dan seluruh pekerja mulai dari pengasuhnya, percetakan, penerbitan dan wartawannya adalah pribumi Indonesia asli. Tirto adalah orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum. Dia juga berani menulis kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu. Akhirnya Tirto ditangkap dan disingkirkan dari Pulau Jawa dan dibuang ke Pulau Bacan, dekat Halmahera (Provinsi Maluku Utara). Setelah selesai masa pembuangannya, Tirto kembali ke Batavia , dan meninggal dunia pada 17 Agustus 1918. Di Sumatra Barat, hampir pada periode yang sama, Rohana Koeddoes (lahir di Koto Gadang, Sumatera Barat, 20 Desember 1884, meninggal di Jakarta, 17 Agustus 1972 pada umur 87 tahun) juga merintis karirnya sebagai jurnalis. Ia adalah pendiri surat kabar perempuan pertama di Indonesia. Rohana hidup di zaman yang sama dengan Kartini, di mana akses perempuan untuk mendapat pendidikan yang baik sangat dibatasi.

Pada zamannya Rohana termasuk salah satu dari segelintir perempuan yang percaya bahwa diskriminasi terhadap perempuan, termasuk kesempatan untuk mendapat pendidikan adalah tindakan semena-mena dan harus dilawan. Dengan kecerdasan, keberanian, pengorbanan serta perjuangannya Rohana melawan ketidakadilan untuk perubahan nasib kaum perempuan. Walaupun Rohana tidak bisa mendapat pendidikan secara formal namun ia rajin belajar dengan ayahnya, seorang pegawai pemerintah Belanda.

Keinginan untuk berbagi cerita tentang perjuangan memajukan pendidikan kaum perempuan di kampungnya ditunjang kebiasaannya menulis berujung dengan diterbitkannya surat kabar perempuan yang diberi nama Sunting Melayu pada tanggal 10 Juli 1912. Sunting Melayu merupakan surat kabar perempuan pertama di Indonesia yang pemimpin redaksi, redaktur dan penulisnya adalah perempuan. Di Bukittinggi Rohana mendirikan sekolah dengan nama Rohana School. Rohana School sangat terkenal muridnya banyak, tidak hanya dari Bukittinggi tapi juga dari daerah lain.Saat Belanda meningkatkan tekanan dan serangannya terhadap kaum pribumi, Rohana bahkan turut membantu pergerakan politik dengan tulisannya yang membakar semangat juang para pemuda. Rohana pun mempelopori berdirinya dapur umum dan badan sosial untuk membantu para gerilyawan. Dia juga mencetuskan ide bernas dalam penyelundupan senjata dari Kotogadang ke Bukittinggi melalui Ngarai Sianok dengan cara menyembunyikannya dalam sayuran dan buah-buahan yang kemudian dibawa ke Payakumbuh dengan kereta api.Hingga ajalnya menjemput, dia masih terus berjuang. Termasuk ketika merantau ke Lubuk Pakam dan Medan . Di sana dia mengajar dan memimpin surat kabar Perempuan Bergerak. Kembali ke Padang , ia menjadi redaktur surat kabar Radio yang diterbitkan Tionghoa-Melayu di Padang dan surat kabar Cahaya Sumatera. Perempuan yang wafat pada 17 Agustus 1972 itu mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara, serta menjadi kebanggaan bagi kaum hawa yang diperjuangkannya.

Sang PerintisMetro Files / Sabtu, 13 Februari 2010 20:36 WIB

S U R A T P E M B A C A

Page 33: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

3 2 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 03 3 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 3 3

Jakarta, 8 September 2010 — Dalam pembukaan Festival Schouwburg, yang merupakan perayaan ulang tahun Gedung Kesenian Jakarta, Farida Oetoyo akan mempersembahkan dua karya tarinya, yaitu "Serdtse" dan "Survival", pada hari Jumat, 17 September 2010 pukul 20.00 WIB.Sebagai pembuka akan ditampilkan karya tari kontemporer "Serdtse" dengan musik gubahan Aksan Sjuman, yang diaransemen ulang untuk woodwind dan string oleh Indra Perkasa Lie, dan akan dimainkan secara live oleh rekan-rekan musisinya. Karya ini mengambil inspirasi dari 'angioplasty', sebuah prosedur pelebaran pembuluh darah (arteri) dengan memasukkan kateter berupa kawat kecil lentur dengan ujung berbentuk balon ke dalam arteri yang mengalami penyempitan, dan dilanjutkan dengan pemasangan cincin baja anti karat untuk menyangga arteri agar tidak mengalami penyempitan ulang.Karya kedua sekaligus terakhir adalah “Survival”, sebuah karya tari neo-klasik yang dilatari musik ciptaan Sergei Prokofiev. Survival terdiri dari sepuluh bagian, termasuk di dalamnya sebuah bagian baru yang dibuat khusus untuk anak-anak berjudul “Mariposa” (musik oleh Dmitri Shoustakovich) yang diilhami oleh Miyake, cucu Farida Oetoyo. “Survival” ditarikan oleh dua puluh lima penari anak-anak, remaja, dan dewasa pilihan.Baik “Serdtse” maupun “Survival” sudah pernah ditampilkan sebelumnya di Gedung Kesenian Jakarta. “Serdtse” pertama kali ditarikan pada tahun 2006, dan “Survival” pada tahun 2007. Untuk pementasan kali ini,

dua karya tari tersebut telah dikoreografi ulang dalam beberapa bagiannya.Farida Oetoyo pernah menjabat sebagai General Manager Gedung Kesenian Jakarta selama 14 tahun. Hingga saat ini, beliau masih aktif mengajar dan membuat karya-karya baru untuk grup tari Kreativität Dance – Indonesia dan Sekolah Ballet Sumber Cipta yang dipimpin olehnya. Karya beliau yang terakhir berjudul “Kunti”, yand didasari kisah epik Mahabharata dan dipentaskan di Teater Salihara pada awal tahun 2010 yang lalu.HTM Rp 100.000,- dan Ro 75.000,- dapat dipesan melalui telepon ke Gedung Kesenian Jakarta di 021-380 8283.Untuk informasi lebih lanjut silakan menghubungi:Anindya FebrinaPublic Relations OfficerBallet Sumber CiptaJl. Ciputat Raya no.1, Pondok Pinang, Jakarta 12310

Artistic Director: Farida Oetoyo

Farida Oetoyo Mempersembahkan Karya Tari "Serdtse" dan "Survival"

S U R A T P E M B A C A

Page 34: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

3 4 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 03 5 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Mengembalikan Semangat Mahasiswa Indonesia di Rusia ke Era 60-anOleh: Enjay Diana/Moskow ([email protected])

Dalam beberapa tahun terakhir warga negara Indonesia, pelajar dan mahasiswa yang berminat belajar di Rusia

meningkat dengan signifikan. Kuota yang diberikan Pemerintah Rusia kepada Indonesia yang jumlahnya 35 beasiswa setiap tahun tidak dapat mengakomodir peminat yang begitu banyak.

Peningkatan peminat pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk menimba ilmu di Rusia dan mengetahui Rusia secara umum menunjukan bahwa telah terjadi perubahan yang pesat dalam pola pikir warga negara Indonesia. Rusia bukan lagi Uni Soviet. Rusia yang merupakan pewaris Uni Soviet, saat ini menjadi suatu negara yang eksotik dengan perubahan-perubahan yang ada.

Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar pada masa Uni Soviet di tahun 60-an tentunya memiliki cerita sejarah tersendiri dan begitu pula mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar di era akhir 90-an serta era saat ini. Jika dipadukan cerita tersebut tentunya

sangat menarik dan akan menjadi suatu catatan tersendiri yang dapat mengikat silaturahmi antara generasi terdahulu dengan generasi saat ini. Sebagai mana kita ketahui bahwa tidak ada generasi penyambung di antara itu, karena di akhir era 60-an, era 70-an, 80-an hingga awal 90-an tidak ada mahasiswa Indonesia yang pergi ke Uni Soviet (Rusia) untuk menimba ilmu.

Saat ini jumlah mahasiswa Indonesia di Rusia sekitar 100 orang dan tentunya jumlah tersebut tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan tetangga negara kita, seperti Malaysia yang jumlah mahasiswanya di Rusia sekitar 2500 orang dan Vietnam sekitar 4000 orang. Sebagai contoh, Pemerintah Malaysia memberikan dukungan besar mengirimkan mahasiswa-mahasiswanya ke Rusia dengan memberikan bantuan biaya kuliah. Tentunya hal inipun dapat dilakukan Pemerintah Indonesia sehingga akan lebih banyak lagi jumlah mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di Rusia.

Rusia masih dipandang sebagai salah satu negara yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Pada era tahun 50 dan 60-an mahasiswa Indonesia berduyun duyun pergi ke Uni Soviet untuk belajar yang jumlahnya

hingga ribuan orang. Dapat dibayangkan jika mereka kembali ke tanah air dan membaktikan dirinya bagi nusa dan bangsa dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh, seperti apa Bumi Pertiwi ini. Di antara mahasiswa itu tidak sedikit yang menjadi ahli teknologi tinggi, seperti militer, ruang angkasa, perkapalan, nuklir, konstruksi bangunan, dokter dan sebagainya.

S U R A T P E M B A C A

Page 35: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

3 4 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 03 5 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0 3 5

Mengembalikan Semangat Mahasiswa Indonesia di Rusia ke Era 60-anOleh: Enjay Diana/Moskow ([email protected])

Di era 50 dan 60-an selain belajar, mahasiswa-mahasiswa Indonesia juga aktif memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat setempat melalui

berbagai cara, seperti olah raga, pentas seni dan budaya atau perhimpunan-perhimpunan kemahasiswaan. Keberhasilan mahasiswa-mahasiswa Indonesia dalam belajar ikut memberikan citra positif bagi bangsa. Minat tinggi mahasiswa Indonesia untuk belajar di Rusia tidak hanya terlihat dari banyaknya yang mendaftar melalui program beasiswa Pemerintah Rusia, tetapi juga terdapat yang belajar dengan biaya sendiri. Selain itu, terdapat pula mahasiswa Indonesia yang belajar di Rusia melalui program kerjasama antar perguruan tinggi, seperti antara Universitas Indonesia dan Institut Negara-negara Asia Afrika (ISAA) Universitas Negeri Moskow (MGU).

Kerjasama di bidang pendidikan kedua negara diharapkan terus meningkat. Tidak sedikit perguruan tinggi di Rusia yang berkeinginan menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia. Dalam dua tahun terakhir sejumlah perguruan tinggi kedua negara telah menandatangani kerjasama, seperti:

a. Universitas Politeknik Negeri St. Petersburg dengan UI, ITB dan Unhas; b .Bauman Moscow State Technical University dengan UGM dan Undip; c. Peoples’ Friendship University of Russia (RUDN) dengan Undip; d. Universitas Islam Moskow, Universitas Islam Rusia (Kazan) dengan UIN Jakarta, UIN Yogyakarta dan UIN Malang; e. Samara Institute of Russian State University of Trade Economics dengan Universitas 45 Makassar.

Seorang mahasiswa Indonesia dan mahasiswa asing lainnya sedang belajar bahasa Rusia di RUDN (Desember 2006)

S U R A T P E M B A C A

Page 36: Majalah Druzhba No. 43-44  edisi Agustus-September 2010

3 6 D R U Z H B A E D I S I 4 3 - 4 4 , A G U S T - S E P T 2 0 1 0

Dalam acara peringatan ulang tahun ke 65 Kemerdekaan RI yang dilangsungkan oleh Persaudaraan di Amsterdam pada tanggal 15 Agustus 2010, disamping pidato peringatan juga telah disajikan

acara kesenian yang didukung oleh grup-grup kesenian antara lain: grup kesenian “Bineka Ria” Amsterdam, grup keroncong “Gema Nusantara” Amsterdam, grup tari Bali “Putri-Linda” kota Woerden, grup tari “Agustina-Asih” Amsterdam. Juga penyanyi-penyanyi persorangan dan pembacaan puisi. Pada kesempatan ini saya tampilkan beberapa foto dalam peringatan tsb.Slm : Chalik Hamid.

Perayaan 17 Agustus di Belanda