Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

94
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 42/PHPU.D-VIII/2010 PERKARA NOMOR 43/PHPU.D-VIII/2010 PERKARA NOMOR 44/PHPU.D-VIII/2010 PERKARA NOMOR 45/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS, KABUPATEN TOJO UNA-UNA, KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR DAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT ACARA PENGUCAPAN PUTUSAN J A K A R T A RABU, 7 JULI 2010

Transcript of Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

Page 1: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

   

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA ---------------------

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 42/PHPU.D-VIII/2010 PERKARA NOMOR 43/PHPU.D-VIII/2010 PERKARA NOMOR 44/PHPU.D-VIII/2010 PERKARA NOMOR 45/PHPU.D-VIII/2010

PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS, KABUPATEN

TOJO UNA-UNA, KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR DAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

ACARA PENGUCAPAN PUTUSAN

J A K A R T A RABU, 7 JULI 2010

Page 2: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

1

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

-------------- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 42, 43, 44, 45/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL Permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten Tojo Una-Una, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat.

PEMOHON - Wan Zuhendra dan Irwan Djamaluddin (Perkara 42/PHPU.D-VIII/2010) - Mohammad Lahay dan Syaiful Bahri Tandjumbulu (Perkara 43/PHPU.D-VIII/2010) - H. Supriadi MT dan H. Yiendri Irawanto (Perkara 44/PHPU.D-VIII/2010) - H. Ujang Iskandar dan Bambang Purwanto (Perkara 45/PHPU.D-VIII/2010)

TERMOHON

- KPU Kabupaten Kepulauan Anambas, KPU Kabupaten Tojo Una-Una, KPU Kabupaten

Kotawaringin Timur dan KPU Kabupaten Kotawaringin Barat.

ACARA Pengucapan Putusan

Rabu, 7 Juli 2010 Pukul 16.30 – 18.10 WIB Ruang Sidang Panel Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Moh. Mahfud MD (Ketua) 2) Achmad Sodiki (Anggota) 3) Muhammad Alim (Anggota) 4) Maria Farida Indrati (Anggota) 5) Harjono (Anggota) 6) M. Arsyad Sanusi (Anggota) 7) M. Akil Mochtar (Anggota) 8) Hamdan Zoelva (Anggota) 9) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota) Sunardi Panitera Pengganti Lutfi Widagdo Eddyono Panitera Pengganti Eddy Purwanto Panitera Pengganti Saiful Anwar Panitera Pengganti

Page 3: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

2

Pihak yang Hadir: Pemohon (Perkara 42/PHPU.D-VIII/2010): - Wan Zuhendra - Irwan Djamaluddin Pemohon (perkara 44/PHPU.D-VIII.2010):

- H. Supriadi MT

Kuasa Hukum Pemohon (Perkara 42/PHPU.D-VIII/2010): - Hermawanto - Hendrayana

Kuasa Hukum Pemohon (Perkara 43/PHPU.D-VIII/2010): - Tajwin Ibrahim - Himawan Budi Sasongko

Kuasa Hukum Pemohon (Perkara 44/PHPU.D-VIII/2010): - Teguh Subagyo - Teza Yudhistira - Robert Setianegara - Dono Bintoro Kuasa Hukum Pemohon (Perkara 45/PHPU.D-VIII/2010): - Iskandar Sonhadji Termohon (Perkara 42/PHPU.D-VIII/2010): - Marzuki (Ketua KPU) Termohon (Perkara 43/PHPU.D-VIII/2010): - Ishak Adam (Ketua KPU) - Moh. Abdan (Anggota KPU)

Page 4: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

3

Termohon (Perkara 44/PHPU.D-VIII/2010):

- Firdaus (Ketua KPU) - Sahlin (Anggota KPU) - Forisini Aprilista (Anggota KPU) - Dewi Ratih Kartika Sari (Anggota KPU) - Abdul Hafis (Anggota KPU) Termohon (Perkara 45/PHPU.D-VIII/2010): - Oscar Viyarisa Kuasa Hukum Termohon (Perkara 42/PHPU.D-VIII/2010): - Rusli - Tatang Suprayoga - Asep Rukhiyat - Ramli - Mukhori - Zainuri Kuasa Hukum Termohon (Perkara 43/PHPU.D-VIII/2010): - Sabrina Datuk Kuasa Hukum Termohon (Perkara 44/PHPU.D-VIII/2010): - Atria Dahlan Kuasa Hukum Termohon (Perkara 45/PHPU.D-VIII/2010): - Awaludin - M. Jali Nur - Radiansyah - Toni Pandiangan Pihak Terkait (Perkara 42/PHPU.D-VIII/2010): - Tengku Mukhtaruddin - Abdul Haris

Page 5: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

4

Pihak Terkait (Perkara 43/PHPU.D-VIII/2010): - Syahrul Pihak Terkait (Perkara 44/PHPU.D-VIII/2010): - Said Muhammad Muliadi

Page 6: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

5

1. KETUA: MOH. MAHFUD MD Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi untuk pengucapan putusan dalam perkara Nomor 42, 43, 44 dan 45-PHPU.D-VIII.2010, dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. Silakan Pemohon Nomor 42, untuk memperkenalkan diri.

2. KUASA HUKUM PEMOHON (PERKARA NO. 42): HERMAWANTO Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr.wb, kami para Pemohon hadir pasangan Prinsipal Wan Zuhendra dan Irwan Djamaluddin dan Kuasa Hukum kami Hermawanto dan rekan kami Hendrayana. Terima kasih, Yang Mulia.

3. KETUA: MOH. MAHFUD MD 43, Pemohon dulu ya.

4. KUASA HUKUM PEMOHON (PERKARA NO.43): TAJWIN IBRAHIM Terima kasih, Majelis Hakim. Yang hadir pada saat ini adalah para Kuasa Pemohon pertama saya sendiri Tajwin Ibrahim, S.H. dan Himawan Budi Sasongko, SH. Terima kasih.

5. KETUA: MOH. MAHFUD MD Nomor 43? Silakan, oh, ya nomor 44.

6. KUASA HUKUM PEMOHON (PERKARA NO.44): TEGUH SUBAGYO Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr.wb. kami dari pasangan nomor urut 4 hadir Prinsipal kami H. Supriadi MT., S.Sos dan Kuasa Hukumnya kami sendiri

KETUK PALU 3X

SIDANG DIBUKA PUKUL 16.30 WIB

Page 7: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

6

Teguh Subagyo dan Teza Yudhistira serta Robert Setianegara dan Dono Bintoro. Terima kasih, Yang Mulia.

7. KETUA: MOH. MAHFUD MD 45.

8. KUASA HUKUM PEMOHON (PERKARA NO.45): ISKANDAR SON HAJI Yang Mulia Pemohon 45 yang hadir Kuasa Hukum Iskandar Son Haji.

9. KETUA: MOH. MAHFUD MD Baik, Pihak Termohon nomor 42?

10. KUASA HUKUM TERMOHON (PERKARA NO. 42): RUSLI Terima kasih, Majelis Yang Mulia. Dari Pihak Termohon dari KPU Provinsi Kepulauan Anambas yang hadir adalah Kuasa Hukum sekaligus Termohon sendiri kami selaku kuasa hukum saya sendiri Rusli, Tatang Suprayoga, Asep Rukhiyat, Ramli, Mukhori dan Zainuri serta Pihak Terkait dihadiri oleh Bupati terpilih Bapak Tengku Mukhtaruddin dan Abdul Haris. Terima kasih.

11. KETUA: MOH. MAHFUD MD 43, Termohon?

12. KUASA HUKUM TERMOHON (PERKARA NO. 43): SABRINA DATUK Terima kasih, Yang Mulia. Yang hadir kami Sabrina Datuk, SH, selaku Kuasa Hukum Termohon KPUD Kabupaten Tojo Una-Una kemudian hadir pula di samping kanan saya Bapak Ishak SH selaku ketua KPUD Tojo Una-Una samping kiri saya anggota KPUD Bapak Abdan Lasawudi SE. Terima kasih, Yang Mulia.

13. KETUA : MOH. MAHFUD MD

Page 8: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

7

44.

14. KUASA HUKUM TERMOHON (PERKARA NO.44 & NO.45): ARTERIA DAHLAN Assalamualaikum wr.wb. Salam sejahtera bagi kita semua, selamat sore, Yang Mulia mohon izin perkenalkan diri nama saya Arteria Dahlan Kuasa Hukum Perkara Nomor 44 pada saat ini hadir ketua KPU Kota Waringin Timur Bapak H.M Firdaus kemudian hadir juga Bapak Sahlin di belakang, Yang Mulia Ibu Forisni Aprilista, Ibu Dewi Ratih Kartika Sari juga di belakang sama Bapak Abdul Hafis, Yang Mulia kemudian kami juga kuasa hukum perkara Nomor 45 KPU Kota Waringin Barat di sebelah kiri saya hadir ketua KPU Kota Waringin Barat Bapak Oscar Viyarisa kemudian Bapak Awaludin kemudian Bapak M. Jali Nur, Bapak Radiansyah dan Bapak Toni Pandiangan. Terima kasih, Yang Mulia.

15. KETUA: MOH. MAHFUD MD Pihak Terkait perkara Nomor 42? Hadir? Silakan, Pak.

16. PIHAK TERKAIT (PERKARA NO.42): TENGKU MUKHTARUDDIN Bismillahirrahmanirrahim, assalamualaikum wr.wb. Terima kasih, Yang Mulia kami Pihak Terkait saya sendiri Drs. Tengku Mukhtaruddin Bupati terpilih dan di sebelah kiri saya adalah Saudara Abdul Haris SH wakil Bupati terpilih Kabupaten Kepulauan Anambas. Terima kasih, Yang Mulia.

17. KETUA: MOH. MAHFUD MD Nomor 43.

18. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT (PERKARA NO.43): SAHRUL Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualikum wr.wb, yang hadir pada saat ini adalah saya sendiri Syahrul SH selaku Kuasa dari Pihak Terkait pasangan nomor urut 1 selaku, hadir Prinsipal wakil Bupati terpilih. Terima kasih, Yang Mulia.

19. KETUA: MOH. MAHFUD MD

Page 9: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

8

Ya, 44.

20. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT (PERKARA NO.44 ): SAID MUHAMMAD MULYADI Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr.wb, kami Pihak Terkait dari Nomor urut 6 pasangan dari H. Sofyan Hadi Si. Kom dan Drs. HM, Taufik Mukri, saya selaku Kuasa Hukum Said Muhammad Mulyadi, S.H. di lembaga Hukum swadek. Terima kasih, Yang Mulia.

21. KETUA: MOH. MAHFUD MD Oke, 45 tidak ada Pihak Terkait yang hadir? Tidak ada. Baik, ini putusannya panjang tapi kita akan baca sebagian-sebagian yang bisa menggambarkan logika bangunan logika dan putusan sedangkan yang detail nanti dibaca sendiri. Putusan nomor 42.

PUTUSAN Nomor 42/PHPU.D-VIII/2010

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

[1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010, Provinsi Kepulauan Riau yang diajukan oleh: [1.2] 1. Nama : WAN ZUHENDRA Pekerjaan : Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan, Anambas Provinsi Kepulauan Riau; Alamat : Jalan Patimura RT.003 RW.001 Desa Terempa, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau; 2. Nama : IRWAN DJAMALUDDIN Pekerjaan : Swasta; Alamat : Desa Sinduharjo RT.03 RW.25 Kecamatan Ngaglik, Kecamatan Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta;

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 dengan Nomor Urut 5;

Page 10: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

9

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 14 Juni 2010 memberikan kuasa kepada Hendrayana, S.H., Soleh Ali, S.H., I. Joni Priyana, S.H., dan Hermawanto, S.H., masing-masing sebagai Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor Konsultan Hukum Law Firm “HDS PARTNERSHIP”, berkedudukan di 30/F Menara Standard Chartered Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. 164 Jakarta Selatan 12930 yang bertindak baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri untuk dan atas nama Pemberi Kuasa; Selanjutnya disebut --------------------------------------------------- Pemohon; Terhadap: [1.3] Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau, berkedudukan di Jalan Pelantar Tanjung Nomor 8 Tarempa. Berdasarkan Surat Kuasa Ketua Komisi Pemilihan Umum tanggal 19 Juni 2010 memberikan kuasa kepada Rosli, S.H., M.H., Tatang Suprayoga, S.H, MH, Asep Ruhiat, S.H., MH., Ramli, S.H., Muheri, S.H., dan Zenuri Makhrodji, S.H., para Advokat yang bergabung pada Kantor Hukum Rosli, S.H., MH., & Rekan di Komplek Graha Kadin Blok C Nomor 7 Batam Center Kota Batam yang bertindak baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri untuk dan atas nama pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai ---------------------------------------- Termohon; 1. Nama : Drs. Mukhtaruddin; 2. Nama : Abdul Haris, S.H. Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 dengan Nomor Urut 3; Selanjutnya disebut sebagai ----------------------------------- Pihak Terkait; [1.5] Membaca permohonan dari Pemohon; Mendengar keterangan dari Pemohon; Mendengar keterangan dan membaca jawaban tertulis dari Termohon; Mendengar keterangan Pihak Terkait; Memeriksa bukti-bukti dari Pemohon dan Termohon; Mendengar keterangan saksi dan ahli dari Pemohon serta saksi dari Termohon; Membaca kesimpulan dari Pemohon dan Termohon;

22. HAKIM ANGGOTA: ACHMAD SODIKI Pendapat Mahkamah Dalam Eksepsi [3.21] Menimbang bahwa sebelum mempertimbangkan mengenai pokok permohonan Pemohon, Mahkamah terlebih dahulu akan mempertimbangkan mengenai eksepsi Termohon;

Page 11: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

10

[3.21.1] Termohon pada pokoknya mendalilkan 4 alasan dalam eksepsi, namun setelah dikelompokkan, ternyata dalil eksepsi Termohon hanya terdiri dari 3 alasan dalil eksepsi, pertama terkait kewenangan Mahkamah, kedua permohonan Pemohon kabur (obscuur libel) yang mencakup 2 hal, yaitu: (i) permohonan Pemohon kontradiktif antara petitum satu dengan petitum lainnya dan (ii) Pemohon tidak menguraikan dengan jelas mengenai kesalahan penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon, serta tidak pula menguraikan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh Termohon, dan mengenai pelanggaran hukum sebagaimana yang didalilkan Pemohon hanya merupakan asumsi Pemohon saja yang menentukan sendiri hasil penghitungan perolehan suaranya; [3.21.2] Terkait eksepsi Termohon mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi telah dipertimbangkan dalam paragraf [3.4] dan paragraf [3.7] dalam Kewenangan Mahkamah yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pertimbangan a quo; [3.21.3] Terkait eksepsi Termohon mengenai permohonan Pemohon kabur (obscuur libel) karena tidak menguraikan dengan jelas mengenai kesalahan penghitungan dan tidak pula menguraikan pelanggaran hukum, Mahkamah berpendapat bahwa Pemohon dalam permohonan a quo telah secara rinci menguraikan mengenai bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh Termohon dan pelanggaran yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut 3. Sekalipun dalam permohonan a quo ada beberapa pelanggaran yang tidak disebutkan tempat (locus) dan waktu (tempus) terjadinya pelanggaran dimaksud serta nama pelakunya, tetapi karena sebagian besar pelanggaran dimaksud telah diuraikan oleh Pemohon dalam Pokok Permohonan, maka eksepsi Termohon demikian adalah tidak beralasan hukum; [3.21.4] Terkait eksepsi Termohon mengenai permohonan Pemohon kabur (obscuur libel) karena petitum Pemohon kontradiktif satu dengan lainnya dan pelanggaran hukum yang didalilkan oleh Pemohon hanya merupakan asumsi Pemohon saja, Mahkamah berpendapat bahwa kedua eksepsi Termohon tersebut, sudah memasuki ranah Pokok Permohonan. Oleh karena itu eksepsi demikian akan dipertimbangkan dan diputus bersama-sama dalam Pokok Permohonan; [3.22] Menimbang bahwa dari fakta hukum, baik dalil Pemohon, jawaban Termohon, bukti-bukti surat dan keterangan saksi Pemohon, bukti-bukti surat dan keterangan saksi Termohon, serta kesimpulan Pemohon dan kesimpulan Termohon, Mahkamah menemukan fakta hukum yang diakui maupun yang menjadi perselisihan hukum para pihak, sebagai berikut: [3.22.1] Bahwa di persidangan terdapat fakta hukum yang diakui dan tidak dibantah oleh Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait karenanya fakta tersebut menurut hukum telah menjadi hukum bagi Pemohon dan Termohon serta Pihak Terkait yang tidak perlu dibuktikan lagi, yaitu:

Page 12: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

11

1. Kedudukan hukum (legal standing) Pemohon karena Pemohon adalah Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas sebagaimana Keputusan KPU Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 19/SK/KPU-KKA/IV/2010 bertanggal 21 April 2010;

2. Tenggang waktu pengajuan permohonan; 3. Pelaksanaan Pemilukada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2010 tanggal 26 Mei 2010; [3.22.2] Bahwa di samping fakta hukum atau hal-hal yang diakui para pihak, terdapat pula fakta hukum atau hal-hal yang menjadi perselisihan hukum para pihak, yaitu tentang: 1. Termohon dalam Pemilukada Kabupaten Kepulauan Anambas tidak

membuat kartu undangan kepada pemilih untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010;

2. Adanya praktik money politic yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut 3 berupa pemberian uang dan barang;

3. Pembukaan kotak suara yang tidak sesuai mekanisme yang ditentukan dalam undang-undang;

4. Termohon telah mengambil alih Rapat Pleno penghitungan suara untuk PPK Kecamatan Palmatak;

5. Rapat Pleno penghitungan suara di tingkat kabupaten hanya dihadiri satu Panwas dan tidak dihadiri saksi, serta tidak dihadiri pasangan calon;

6. Adanya pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dapat memilih dengan menggunakan hak pilih atas nama orang lain;

7. Termohon telah menghilangkan hak suara 70 pemilih dalam DPT di Batu Tambun Kelurahan Tarempa Kecamatan Siantan;

8. Termohon telah memberikan ijin kepada pemilih yang tidak mempunyai KTP di Kabupaten Kepulauan Anambas untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010;

9. Termohon telah melaksanakan rapat pleno rekapitulasi suara di tingkat kabupaten melebihi waktu 7 hari yang ditentukan oleh undang-undang;

10. Termohon telah melanggar asas tertib penyelenggara pemilu, kepastian hukum, adil, dan profesional; [3.23] Menimbang bahwa terhadap hal-hal yang menjadi perselisihan hukum di atas, Mahkamah akan memberikan pertimbangan dan penilaian hukum sebagai berikut:

[3.23.1] Bahwa terhadap dalil Pemohon yang menyatakan Termohon dalam Pemilukada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 tidak mengundang pemilih berjumlah 2.016 [sic!] untuk memberikan hak suaranya. Ketiadaan undangan tersebut telah menyebabkan pemilih ragu dan bingung, sehingga mengakibatkan 5.056

Page 13: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

12

pemilih di 7 kecamatan se Kabupaten Kepulauan Anambas tidak menggunakan hak pilihnya. Termohon dalam Pemilukada Kabupaten Kepulauan Anambas hanya memberikan undangan untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010. Oleh karena itu, tindakan Termohon tersebut telah melanggar Peraturan KPU Nomor 72 Tahun 2009; Bahwa untuk mendukung dalil-dalilnya, Pemohon mengajukan bukti surat/tulisan yang diberi tanda Bukti P-2a sampai dengan Bukti P-2c, Bukti P-2e, Bukti P-3a sampai dengan Bukti P-3d, Bukti P-4, Bukti P-29, dan 2 (dua) orang saksi bernama Samsul Umri dan Prof. Dr. Mohammad Zen, serta seorang ahli bernama Topo Santoso, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: Saksi Samsul Umri • Kapasitas saksi dalam Pemilukada Kabupaten Kepulauan Anambas

adalah sebagai Ketua Tim Pasangan Calon Nomor Urut 5. Tugas saksi adalah meneruskan laporan-laporan yang masuk kepada Panwascam dengan tembusan Panswalu. Laporan saksi ke Panwascam tersebut antara lain mengenai tidak adanya kartu undangan untuk pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, melainkan hanya memberikan undangan untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau;

• Tim saksi (Feri Hidayat) pernah menanyakan kepada KPU terkait tidak adanya undangan tersebut. KPU menjelaskan bahwa pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau dan pemilihan Bupati dan Wakil Kabupaten Kepulauan Anambas dilaksanakan secara simultan, sehingga kartu undangan untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur digunakan juga untuk memilih Bupati/Wakil Bupati;

• Saksi memilih bupati dan wakil bupati dengan menggunakan kartu undangan untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau; Saksi Prof. Mohammad Zen

• Saksi melihat bahwa KPU membuat undangan untuk memilih Gubernur dan Wakil Gunernur dan dalam kartu undangan tersebut tidak ada kata-kata lain untuk memilih Bupati/Wakil Bupati;

• Saksi pernah menanyakan kepada KPU, mengapa hanya membuat kartu undangan untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur dan tidak pula membuat kartu undangan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, apa tidak ada dana? Ketua KPU menjelaskan bahwa kartu undangan tersebut memang dicetak seperti itu, karena perintah KPU Pusat untuk mencetak 1 kartu undangan; Ahli Topo Santoso

• Dalam konteks Pemilukada bahwa penggunaan hak seseorang memilih, termasuk juga mengundang warga yang terdaftar dalam

Page 14: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

13

DPT untuk memilih merupakan tugas dan kewajiban dari KPUD. Apabila kewajiban KPUD yang tercantum dalam Peraturan KPU Nomor 72 Tahun 2009 tidak dilaksanakan, hal demikian sudah termasuk pelanggaran;

• Perbuatan yang tidak melakukan kewajiban untuk mengumumkan dan memberitahukan kepada pemilih merupakan pelanggaran administrasi yang berakibat serius yang dapat menyebabkan dibatalkannya Pemilukada berupa pemungutan suara ulang dan/atau penghitungan suara ulang; Terhadap dalil Pemohon tersebut, Termohon membantahnya dengan menyatakan bahwa pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada Kabupaten Kepulauan Anambas berjumlah 5.056 adalah bukan karena kesalahan dari Termohon, hal demikian merupakan hak asasi mereka apakah akan menggunakan hak pilihnya atau tidak. Undangan untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur secara otomatis merupakan undangan untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati. Ketentuan demikian diatur dalam Pasal 33 ayat (5), ayat (6), dan ayat (7) Peraturan Pemerintah 49/2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah 6/2005. Berdasarkan analisa Termohon bahwa partisipasi masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas dalam Pemilukada cukup baik, hal demikian didasarkan pada penghitungan jumlah DPT 26.061 pemilih, masyarakat yang menggunakan hak pilihnya berjumlah 21.024 pemilih atau 80,81 % (delapan puluh koma delapan puluh satu perseratus). Untuk mendukung dalil bantahannya, Termohon mengajukan bukti T-11 = T14 dan Bukti T-26; Bahwa setelah Mahkamah mencermati Bukti Pemohon (Bukti P-2e, Bukti P-3a sampai dengan Bukti P-3d) menemukan fakta hukum sebagai berikut:

• Bukti P-2e berupa Sertifikat Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau Tahun 2010 Tingkat KPU Kabupaten/Kota (Model DB-1 KWK KPU). Berdasarkan bukti tersebut, Pemohon telah membuat anologi hukum yang membandingkan perbedaan perolehan suara pasangan calon pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dengan perolehan suara Pemohon pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati yang sama-sama didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Indonesia Baru (PIB), dimana para TIM pasangan calon tersebut telah bekerja menggunakan metode yang sama dan simultan. Analogi hukum Pemohon tersebut, sangat tidak berlasan menurut hukum, penentuan perolehan suara masing-masing calon dalam Pemilihan Gubenur dan Wakil Gubernur dan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati tidak semata-mata didasarkan oleh partai pengusung dari pasangan calon yang bersangkutan, namun pemilih dapat menentukan sendiri

Page 15: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

14

pilihan dengan tidak terikat pada partai pengusung pasangan calon tersebut dengan memperhatikan visi dan misi serta keseriusan pasangan calon untuk membangun daerahnya pada umumnya dan mensejahterakan masyarakatnya pada khususnya jikalau pasangan pasangan calon tersebut terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur ataupun terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati;

• Bukti P-3a sampai dengan Bukti P-3d berupa Surat Pemberitahuan Waktu dan Tempat Pemungutan Suara Pemilihan Umum Gubernur Kepulauan Riau Tahun 2010 [Model C6-KWK (Untuk Pemilih)] dan Kartu Pemilih. Alat bukti inilah yang dijadikan dasar Pemohon untuk mempersoalkan tidak adanya undangan untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas; Untuk membantah dalil Pemohon mengenai adanya 5.056 pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya sebagai akibat tidak adanya undangan untuk memilih, Termohon mengajukan Bukti T-11 = Bukti T-14 berupa Berita Acara Nomor 34/BA/VI/2010 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Bupati Dan Wakil Bupati Kepulauan Anambas Tingkat Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 (Model DB BWB-KPU), dimana di dalam Bukti T-11 = T-14 tersebut, tercantum jumlah DPT Pemilukada Kabupaten Kepulauan Anambas sebanyak 26.016 pemilih dan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 21.024 pemilih. Sedangkan untuk membantah dalil Pemohon mengenai tidak adanya undangan untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, Termohon telah membantahnya dengan mengajukan Bukti T-26 berupa Kutipan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (PP 49/2008); Setelah Mahkamah mencermati Bukti Termohon (Bukti T-26) menemukan fakta hukum bahwa mekanisme penggunaan kartu pemilih diatur dalam Pasal 33 ayat (5) dan ayat (6) PP 49/2008 yang menyatakan: Ayat (5) “Dalam hal pemilihan gubernur/wakil gubernur dilaksanakan

bersamaan dengan pemilihan bupati/wakil bupadi dan/atau walikota/wakil walikota, dapat menggunakan 1 (satu) jenis kartu pemilih”;

Ayat (6) “Dalam hal adanya penambahan jumlah pemilih di Kabupaten/kota, KPUD membuat kartu pemilih kabupaten/kota sesuai dengan penambahan jumlah pemilih”;

Sekalipun Pasal 33 ayat (5) dan ayat (6) PP 49/2008 tidak menyebutkan mengenai “kartu undangan” sebagaimana yang didalilkan

Page 16: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

15

Pemohon, namun dengan tercantumnya “kartu pemilih” dalam pasal a quo, maka pemilih dapat menggunakan hak pilihnya dengan menggunakan kartu pemilih. Pasal 7 ayat (1) Peraturan KPU Nomor 72 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara yang menyatakan, “Pemilih terdaftar yang karena sesuatu hal terpaksa tidak dapat menggunakan hak pilihnya di TPS yang sudah ditetapkan, dapat menggunakan hak pilihnya di TPS lain dengan menunjukkan kartu pemilih atau surat keterangan dari PPS/KPPS”. Ketentuan pasal a quo membuktikan bahwa betapa pentingnya kartu pemilih dibandingkan dengan kartu undangan. Permasalahan yang sering terjadi di masyarakat bahwa pemilih tidak menggunakan hak pilihnya bukan semata-mata disebabkan karena tidak adanya undangan, tetapi dapat juga disebabkan kurangnya kesadaran pemilih itu sendiri dalam Pemilukada;

Meskipun Termohon untuk membantah dalil Pemohon tersebut tidak mengajukan saksi, namun Bukti Termohon (Bukti T-26) telah cukup bagi Mahkamah untuk menilai bahwa tindakan Termohon yang tidak menyampaikan undangan untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan karena undangan untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau dapat juga digunakan untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Kebupaten Kepulauan Anambas; Bahwa terlepas dari pertimbangan di atas, Pasal 33 ayat (5) PP 49/2008 merupakan ketentuan yang bersifat pilihan, dimana pasal a quo menggunakan kalimat “dapat” yang mengandung makna bahwa apabila pelaksanaan Pemilukada Gubernur dan Wakil Gubernur dan Pemilukada Bupati dan Wakil Bupati tersebut bersamaan, Termohon dapat membuat 2 undangan/kartu pemilih untuk masing-masing Pemilukada. Jika permasalahan tidak dibuatnya masing-masing undangan/kartu pemilih tersebut, dikarenakan terbatasnya anggaran, maka Termohon dapat membuat 1 undangan/kartu pemilih dengan menyebutkan dua macam Pemilukada yang akan dilaksanakan;

Bahwa dari dalil-dalil Pemohon beserta bukti-bukti yang diajukan, telah ternyata Pemohon tidak dapat membuktikan adanya pelanggaran oleh Termohon sebagaimana yang didalilkan. Dengan demikian, dalil Pemohon demikian tidak beralasan menurut hukum;

23. HAKIM ANGGOTA: HARJONO [3.23.2] Bahwa terhadap dalil Pemohon yang menyatakan Pasangan Calon Nomor Urut 3 telah melakukan praktik money politic berupa:

Page 17: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

16

1. pemberian uang di sejumlah TPS di Kecamatan Palmatak, yaitu di TPS Pian Pasir, TPS Ladan 1, 2, dan 3, TPS Matak, serta TPS Telaga Kecil Kecamatan Siantan;

2. pemberian barang dalam bentuk kain untuk bahan pakaian sebanyak 4 sampai dengan 6 gulung yang dilakukan pada hari “H” pemilihan berlangsung dan setelah pemilihan yang dilakukan di Kecamatan Siantan Selatan, yaitu di TPS II Desa Telaga Kecil dan TPS I Telaga Besar yang dilakukan pada hari Rabu, tanggal 26 Mei 2010, TPS Desa Lingai, TPS Batu Tambun Desa Perintis Kelurahan Tarempa Wilayah Gudang Tengah; Untuk mendukung dalilnya tersebut, Pemohon mengajukan alat bukti (Bukti P-15a sampai dengan Bukti P-15c, Bukti P-16a sampai dengan Bukti P-16d, Bukti P-23, Bukti P-25a sampai dengan P-25e, Bukti P-26, Bukti P-34), dan 7 (tujuh) orang saksi, masing-masing bernama Jakfar, Sukaria, Andika, Musa, Alzeri, Aryani, dan Fahri Hidayat serta seorang ahli bernama Topo Santoso yang memberikan keterangan di bawah Sumpah dalam persidangan tanggal 28 Juni 2010, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

1. Saksi Jakfar • Pada saat pemilihan, saksi didatangi oleh Imran (Tim Sukses Pasangan

Nomor Urut 3) di Desa Telaga Kecil untuk menyerahkan uang honor. Uang tersebut diserahkan Imran kepada saksi di lokasi TPS 2 Desa Telaga Kecil;

• Selain saksi, 3 orang lainnya bernama Taulini, Mety, dan Sarina yang merupakan saksi dari pasangan calon nomor urut 3, juga menerima amplop yang per amplopnya berisi uang sebanyak Rp.300.000,- sehingga berjumlah Rp. 900.000,-

2. Saksi Sukaria • Pada tanggal 20 Mei 2010 jam 15.00 WIB, saksi melihat Tim Sukses

Pasangan Calon Nomor Urut 3 bernama Ibu Tetty, Zulfahmi dan Laihin datang ke rumah makan Sahabat;

• Setelah selesai makan, Ibu Tetty mengeluarkan uang dan menyuruh Bapak Tar untuk membagikan uang kepada 40 orang yang berada di rumah makan tersebut yang per orangnya menerima Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dengan pesan “jangan lupa nomor 3”;

• Warga masyarakat datang ke rumah makan sahabat diundang oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 3;

3. Saksi Nurdin • Kapasitas saksi dalam Pemilukada di Kabupaten Kepulauan Anambas

adalah sebagai TIM Sukses Pasangan Calon Nomor 2; • Pada tanggal 27 Mei 2010, saksi menerima laporan dari Musa bahwa

telah menerima uang dari Andika sebanyak Rp. 100.00,- (seratus ribu) dengan pesan untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 3;

Page 18: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

17

• Saksi melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 2 dan atas perintah Ketua Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 2, saksi diminta untuk melaporkan kejadian tersebut kepada Panwaslu Kabupaten;

• Saksi melaporkan adanya money politic kepada Panwaslu Kabupaten dengan disertai bukti uang sebanyak Rp.100.00,- dengan pecahan Rp. 50.000,- 2 lembar);

• Laporan saksi kepada Panwaslu Kabupaten telah ditindaklanjuti dengan meneruskan ke Polsek Kecamatan Palmatak;

4. Saksi Musa • Saksi membenarkan keterangan Nurdin, bahwa saksi pada tanggal 26

Mei 2010 jam 07.00 WIB telah menerima uang dari Andika untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 3;

5. Saksi Alzeri • Pada hari Rabu, tanggal 26 Mei 2010, saksi akan beli rokok di rumah

Andika. Andika bertanya kepada saksi, “Alzeri, tujuan kamu apa hari ini” saksi jawab “nggak tahu”. Selanjutnya Andika mengatakan kepada saksi “kamu tolong bantu nomor 3” dan dijawab “nggak tahu lah”. Kemudian Andika memberi uang kepada saksi sebanyak Rp.50.000,- dengan pesan agar memilih Tengku pasangan nomor 3;

6. Saksi Aryani • Pada waktu hari H pemilihan, saksi menerima baju sebanyak 9 lembar

dari Bapak Herman (Sekertaris Camat). Menurut Bapak Harman bahwa baju tersebut diberikan kepada saksi untuk menepati janji Ibu Tetty sebagimana yang disampaikan pada waktu kampanye;

• Saksi juga menerima 4 gulung bahan baju kurung dari Ibu Tetty, Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 3;

• Pada waktu saksi menerima 9 lembar baju dan 4 gulung kain, Ibu Tetty hadir dan di ruangan itu ada sekitar 50 orang;

• Saksi membagikan baju tersebut kepada kader-kader posyandu dan 1 bahan baju kurung, saksi bagikan kepada Ibu-Ibu Kampung;

• Bahwa benar saksi telah meminta bahan baju kurung dan bahan baju posyandu kepada Ibu Tetty;

• Bahan baju posyandu, bahan baju kurung kompang dibagikan pada hari “H” pencoblosan jam 18.00 WIB

• Saksi menerima bahan baju posyandu pada tanggal 26 Mei 2010 atau saat pencoblosan dengan pesan “jangan lupa coblos pak Tengku”, sedangkan pemberian bahan baju kurung dibagikan setelah pencoblosan tanggal 27 Mei 2010;

• Pada hari “H” pencoblosan sekitar jam 09.30 WIB, datang rombongan Bapak Camat membawakan bahan baju posyandu dan dibagikan pada hari itu juga;

7. Saksi Fahri Hidayat

Page 19: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

18

• Kapasitas saksi dalam Pemilukada Kabupaten Kepulauan Anambas adalah sebagai Wakil Ketua Tim pencari fakta dari Pasangan Calon Nomor Urut 5 (Irwan Suhendra dan Iwan Jamaludin);

• Pada tanggal 27 Mei 2010, saksi berangkat menuju Desa Telaga Kecil Kecamatan Siantan Selatan untuk mengecek kebenaran mengenai adanya pembagian kain. Berdasarkan wawancara dengan Aryani, saksi memperoleh informasi bahwa memang benar telah terjadi money politic berupa pembagian kain untuk posyandu oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 3;

• Pada hari yang sama (tanggal 27 Mei 2010), saksi melanjutkan perjalanan menuju Pulau Desa Lingai dan menemukan 4 gulung kain potong untuk bahan baju kurung di rumah Mazlan, anggota BDP Desa Lingai. Saksi minta keterangan dari Mazlan dengan merekamnya melalui Handycam yang menerangkan bahwa kain tersebut diperoleh dari Tim Pasangan Calon Nomor Urut 3 untuk dibagikan kepada masyarakat;

• Pada tanggal 28 Mei 2010, saksi melanjutkan perjalanan menuju Desa Pian Pasir Kecamatan Palmatak, tepatnya di rumah Bapak Haidir (Ketua KPPS) yang menerangkan bahwa benar Andika merupakan saksi dari Pasangan Calon Nomor Urut 3;

• Saksi melanjutkan perjalanan menuju Desa Ladan Kecamatan Palmatak dan memperoleh informasi bahwa benar telah terjadi money politic berupa pemberian uang kepada 40 warga masyarakat yang dilakukan oleh Tetty (Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 3);

• Saksi melanjutkan perjalanan menuju Desa Candi Kecamatan Palmatak dan menemukan 6 gulung kain potong untuk baju kurung di rumah Ibu Hendra yang akan dibagikan kepada masyarakat. Menurut keterangan Asban (pengangkat barang Ibu Hendra) bahwa benar Ibu Hendra merupakan orangnya Pasangan Calon Nomor Urut 3; Ahli Topo Santoso

• Tindakan mempengaruhi pemilih dengan memberi uang/barang (money politic) merupakan pelanggaran Pemilukada yang serius yang dapat mempengaruhi hasil Pemilukada yang menyebabkan dibatalkannya Pemilu atau diulangnya Pemilu. Pelarangan adanya money politic demikian diatur dalam Pasal 82 UU 32/2004 yang menyatakan bahwa “Pasangan calon dan/atau tim kampanye dilarang menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi pemilih”; Terhadap dalil Pemohon tersebut, Termohon membantah yang menyatakan bahwa tidak benar telah terjadi praktek money politic dalam Pemilukada Kabupaten Kepulauan Anambas, karena sampai saat ini Termohon tidak menerima informasi mengenai pelanggaran dimaksud. Lagi pula pelanggaran Pemilukada demikian merupakan

Page 20: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

19

kewenangan Panwaslukada untuk menyelesaikannya. Terkait dalil Pemohon tersebut, Termohon tidak mengajukan alat bukti surat/tulisan tetapi menghadirkan 2 (dua) orang saksi bernama Andika dan Tetty Hadiyati yang telah menyampaikan keterangan di bawah sumpah pada persidangan tanggal 28 Juni 2010, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

1. Saksi Andika • Saksi membatah keterangan Musa bahwa telah memberi uang

sebanyak Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 3;

• Bahwa benar saksi memberi uang kepada Musa sebanyak Rp. 100.000.- (seratus ribu rupiah), tetapi uang tersebut untuk membayar upah yang bersangkutan yang bekerja sebagai tukang batu di rumah saksi;

• Pendengarannya Musa kurang bagus, sehingga tidak dapat menangkap apa yang saksi katakan;

2. Saksi Tetty Hadiyati • Pada tanggal 20, saksi bersama Tim mengunjungi seluruh posko yang

ada di Kecamatan Palmatak, dimana di depan posko induk tersebut ada rumah makan sahabat;

• Saksi mengakui bahwa memang benar membagikan kain kepada majelis taklim, dimana saksi sebagai Wakil Ketua Badan Kontak Majelis Taklim;

• Pada waktu saksi datang di tempat-tempat majelis taklim, mereka meminta dengan mengatakan, “Bu, kami ada 60 orang majelis taklim bisa nggak”;

• Semua desa-desa yang ada di Kabupaten Anambas pernah saksi kunjungi dan Aryani datang ke rumah saksi untuk minta kain. Tetapi saksi tidak mengetahui mengenai pembagian baju posyandu; Setelah mencermati alat-alat bukti Pemohon, alat bukti Termohon, keterangan saksi Pemohon dan keterangan saksi Termohon, Mahkamah menemukan fakta hukum sebagai berikut:

• Sepanjang dalil Pemohon mengenai money politic berupa pemberian uang di sejumlah TPS di Kecamatan Palmatak, yaitu TPS Pian Pasir, TPS Ladan 1, 2 dan 3, TPS Matak, serta TPS Telaga Kecil Kecamatan Siantan, Pemohon mengajukan alat bukti yang diberi tanda Bukti P-15b, Bukti P-15c, Bukti P-16a, dan Bukti P-23 berupa surat pernyataan mengenai adanya money politic berupa pemberian uang. Apabila alat bukti Pemohon tersebut dikaitkan dengan keterangan saksi Pemohon sebagaimana diuraikan di atas, maka alat bukti Pemohon (Bukti P-15b, Bukti P-15c dan Bukti P-16a), mempunyai kekuatan pembuktian apabila di dukung dengan alat bukti yang lain. Bahwa Bukti P-15b, Bukti P-15c dan Bukti P-16, dan Bukti P-23 merupakan pernyataan

Page 21: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

20

yang dibuat oleh Musa, Khaidir, Alzeri, Suparmi, dan Sukaria, Samsudin Hasan alias Sam Garam, Darius, Refi Sumardi, Doni, dan Awaludin yang pada pokoknya menyatakan telah terjadi money politic berupa pemberian uang yang dilakukan oleh Tim Pasangan Calon Nomor Urut 3. Bukti P-26 berupa foto seseorang yang menunjukkan uang sebanyak Rp. 100.000,- Bukti P-30 berupa Gambar Uang sebanyak Rp. 100.000,- (Rp. 50.000,- sebanyak 2 lembar). Mahkamah berpendapat bahwa alat bukti Pemohon (Bukti P-26, Bukti P-30) tidak relevan dijadikan bukti untuk membuktikan adanya money politic berupa pemberian uang sebagaimana yang didalilkan oleh Pemohon. Bahwa Alzeri dan Musa selain membuat surat pernyataan (Bukti P-15b dan Bukti P-15c), juga menyampaikan keterangan di bawah sumpah pada persidangan tanggal 28 Juni 2010 yang pada pokoknya menerangkan telah menerima uang dari Andika sebanyak Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dengan pesan untuk memilih pasangan Calon Nomor Urut 3. Saksi Termohon (Andika) tidak menyampaikan bantahan terhadap keterangan saksi Pemohon (Alzeri dan Jakfar). Saksi Termohon (Andika) hanya menyampaikan bantahan terhadap keterangan saksi Pemohon (Musa). Selain itu, saksi Termohon juga tidak membantah keterangan saksi Jakfar yang telah menerima uang dari Imran di Desa Telaga Kecil. Meskipun keterangan saksi Pemohon (Alzeri dan Jakfar) tidak dibantah oleh saksi Termohon (Andika), 2 orang yang terbukti menerima uang dari Tim Pemenangan Pasangan Calon Nomor Urut 3, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perolehan suara Pemohon dan tidak terbukti dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masive;

• Sepanjang dalil Pemohon mengenai money politic berupa pemberian bahan pakaian sebanyak 6 gulung di TPS II Desa Telaga Kecil, TPS I Telaga Besar Kecamatan Siantan Selatan, TPS Desa Lingai, TPS Batu Tambun Desa Perintis Kelurahan Tarempa Wilayah Gudang Tengah dan pembagian uang sebanyak Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) di TPS Ladan 1, 2, dan 3, Pemohon mengajukan alat bukti yang diberi tanda Bukti P-15a berupa pernyataan Asban, Bukti P-16b berupa Surat Keputusan Nomor BERTUAH/ 007.1/B/Kpts/K-S/001/2010 tentang Penetapan Susunan Personalia TIM Kampaye/Pemenangan Kabupaten Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Drs. Mukhtarudin dan Abdul Haris, S.H, tanggal 06 April 2010 yang dalam lampiran surat tersebut menyatakan H. Tetty Hadiyati, S.H., M.Hum, adalah Bendahara Umum Pasangan Calon Nomor Urut 3, Bukti P-16c dan Bukti P16d berupa laporan Tim Kampanye Wan – Irwan kepada Panwaslu. Apabila alat Bukti Pemohon (Bukti P-16b dikaitkan dengan keterangan saksi Pemohon (Sukaria, Aryani, dan Fahri Hidayat), maka ada hubungan dan keterkaitan antara Saksi Termohon (Tetty Hadiyati) dengan

Page 22: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

21

Pasangan Calon Nomor Urut 3, sehingga apabila saksi Termohon (Tetty Hadiyati) tersebut membagikan barang berupa kain gulung sebagai bahan baju kurung dan pembagian uang di rumah makan sahabat Desa Ladan Kecamatan Palmatak, Mahkamah berpendapat jikapun benar terjadi adanya money politic berupa pembagian uang kepada 40 warga masyarakat di TPS Ladan dan pembagian kain di TPS II Desa Telaga Kecil dan TPS I Telaga Besar Kecamatan Siantan Selatan, TPS Desa Lingai, TPS Batu Tambun Desa Perintis Kelurahan Tarempa Wilayah Gudang Tengah, hal demikian merupakan kewenangan Panwaslu Kabupaten Kepulauan Anambas untuk menyelesaikannya. Lagi pula menurut Mahkamah jumlah pelanggaran yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut 3 sebagaimana yang didalilkan oleh Pemohon tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perolehan suara Pemohon; 3.23.3] Bahwa terhadap dalil Pemohon yang menyatakan pembukaan kotak suara di tingkat PPK Kecamatan Palmatak tidak melalui Rapat Pleno, sehingga pembukaan kotak demikian tidak sesuai mekanisme yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Pasal 104 ayat (2) huruf a UU 32/2004 bahwa pembukaan kotak yang tidak sesuai mekanisme yang ditentukan dapat dilakukan pemungutan suara ulang; Untuk mendukung dalilnya, Pemohon mengajukan alat bukti surat/tulisan dan bukti rekaman video (Bukti P-7a, Bukti P-7b, Bukti P-34, Bukti P-28) dan menghadirkan 5 (lima) orang saksi, masing-masing bernama Indrayana, Pardan, Asmirwan, Hasbullah, dan Wahyudi, serta menghadirkan seorang ahli bernama Topo Santoso yang menyampaikan keterangan di bawah sumpah pada persidangan tanggal 28 Juni 2010, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

1. Indrayana • Pada tanggal 31 Mei 2010, sekitar jam 21.39 – 22.30 WIB, saksi

melihat 24 tong suara di Kantor DPRD, 2 kotak suara telah dibuka dan lainnya belum dibuka;

• Tong suara yang di buka adalah TPS 3 Payamaram dan TPS 4 Mubur Kecil, Kecamatan Palmatak;

• Untuk membuktikan bahwa tong tersebut telah dibuka, peserta yang hadir minta agar Mahmur, Ketua PPK Kecamatan Palmatak dihadirkan dengan maksud untuk menjelaskan mengenai adanya pembukaan kotak suara tersebut;

2. Pardan • Pada tanggal 27 Mei 2010, sekitar jam 10.30 WIB, saksi melihat ada 6

orang, salah satunya adalah petugas polisi bernama Agus Sutono berada di dalam suatu ruangan. Menurut pengakuannya bahwa mereka terkurung di dalam ruangan penyimpanan kotak suara. Ada

Page 23: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

22

kecurigaan saksi mengenai adanya orang yang terkurung di dalam ruangan penyimpanan kotak suara, karena pada waktu saksi mengunci pintu ruangan itu, tidak ada orang di dalamnya. Saksi menggembok pintunya dengan maksud untuk mengamankan kotak suara;

• Selain menyimpan kotak suara kabupaten, gudang tersebut juga untuk menyimpan kotak suara provinsi. Atas persetujuan lisan antara para saksi pasangan calon dengan Ketua KPU bahwa para saksi calon mengijinkan kotak suara provinsi dihitung dan pada besok harinya, saksi bersama-sama dengan masyarakat membuka ruangan untuk mengeluarkan kotak suara provinsi;

• Ada niat KPU membawa kotak suara kabupaten yang tersimpan di PPK Kecamatan Palmatak untuk dibawa ke kabupaten, namun niat KPU tersebut diketahui oleh masyarakat;

• Saksi bersama-sama dengan masyarakat mendatangi tempat penyimpanan kotak suara yang menuntut untuk menuda pemindahan kotak suara provinsi ke kebupaten, karena ada kecurigaan di dalam kota suara provinsi diisi dengan surat suara kabupaten dan di dalam kotak suara kabupaten diisi dengan surat suara provinsi;

• Kecurigaan saksi muncul ketika pada tanggal 17 Mei 2010 sekitar jam 12.20 WIB yang diperintahkan oleh Polda Kepri untuk menyerahkan anak kunci. Atas koordinasi dengan 3 desa dan ijin Bapak Asmirwan, saksi memutuskan menyetujui menyerahkan anak kunci. Pada pagi harinya, saksi mencurigai isi tong suara telah ditukar, karena kunci tidak berada pada tangan saksi dan pada waktu pintu ruangan penyimpan kotak suara itu dibuka, ditemukan ada 6 orang yang berada di dalamnya, antara lain Bapak Ruslan (Panwascam), Bapak Wan Mahdar;

3. Asmirwan • Kejadian demonstrasi masyarakat di PPK Kecamatan Palmatak berawal

dari ditemukannya pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT menggunakan hak pilihnya atas nama orang lain. Kasus tersebut dilaporkan kepada Panwascam untuk diteruskan kepada Panwaslu Kabupaten, namun tidak ada penyelesaian. Kejadian itulah yang menimbulkan reaksi masyarakat untuk mengajukan demonstrasi di PPK Kecamatan Palmatak;

• Saksi tidak mendengar langsung pengakuan dari Mahmur mengenai pembukaan kotak suara, tetapi saksi mengetahui bahwa ada kotak suara yang telah dibuka;

• Saksi tidak mengetahui kotak suara TPS mana yang telah dibuka; • Saksi melaporkan adanya pengalihan hak pilihnya seseorang kepada

orang lain yang tidak terdaftar dalam DPT. Kejadian tersebut saksi laporkan kepada Panwaslu Kabupaten. Panwaslu Kabupaten menindaklanjuti laporan saksi dengan mengeluarkan rekomendasi

Page 24: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

23

yang isinya pada pokoknya adalah (i) menunda penghitungan sampai dengan kasus di proses, (ii) mempercepat proses kasus-kasus yang ada, dan (iii) mendukung untuk pemungutan ulang di Kabupaten Anambas. Rekomendasi Panwas tersebut tersebut ditolak oleh KPU Kabupaten Kepulauan Anambas dengan alasan yang berwenang melakukan pemungutan suara ulang adalah Panwas;

4. Hasbullah • Saksi melihat gudang penyimpanan kotak suara tidak digembok dan

saksi melihat di dalam gudang ada bayang-bayang orang; • Saksi menyuruh Pardan untuk mengecek kebenaran adanya banyang-

bayang orang yang ada di gudang penyimpanan kotak suara tersebut; 5. Wahyudi • Saksi membawa tong suara pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Kepulauan Anambas yang tersimpan di PPK Kecamatan Palmatak bersama-sama dengan Kapolres, Ketua DPRD, Panwas KPUD;

• Saksi membujuk masyarakat Palmatak agar tong suara di Kecamatan Palmatak boleh di bawa ke kabupaten. Setelah sampai di kabupaten, saksi mendapat telepon dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 2 yang menyatakan tong suara sudah dibongkar dan diambil dokumennya;

• Saksi tidak mengetahui jumlah tong suara yang telah dibuka; • Saksi melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua DPRD; • Atas permintaan masyarakat, 24 tong suara Kecamatan Palmatak yang

sudah dibawa di kabupaten supaya diamankan di rumah rakyat (Gedung DPRD);

• Saksi tidak mendengar secara langsung pengakuan Mahmur yang disampaikan dalam rapat yang telah mengakui membuka 4 tong suara; Ahli Topo Santoso

• Pembukaan kotak suara tanpa melalui mekanisme yang ditentukan dalam UU 32/2004 adalah mengancam kemurnian hasil pemungutan suara yang dapat menyebabkan hasil pemungutan suara diragukan. Pasal 104 ayat (2) huruf a UU 32/2004, Peraturan KPU 72/2009 dan Peraturan KPU 73/2009 pada pokoknya menyatakan bahwa “Membuka kotak suara seharusnya dilakukan melalui rapat pleno”. Apabila berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan pengawas Pemilu telah terjadi pembukaan kotak suara tanpa melalui mekanisme yang diatur dalam peraturan, maka berikabat dapat diulangnya pemungutan suara;

24. HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI

Page 25: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

24

Terhadap dalil Pemohon tersebut, Termohon membantahnya dengan menyatakan pembukaan kotak suara di tingkat PPK Kecamatan Palmatak atas perintah KPU Kabupaten Kepulauan Anambas untuk mengamankan dan menyelamatkan berita acara yang ada di dalam kotak tersebut dari orang-orang yang akan mengacaukan dan merusak kotak suara pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010. Lagi pula pembukaan kotak suara tersebut dilakukan di hadapan anggota Polisi (Agus), Ketua Panwaslu Kecamatan Palmatak (Ruslan), Ketua PPS Ladan, Ketua PPK Palmatak (Mahmuri, S.Pd) Sekretaris PPK Kecamatan Palmatak (Hamka), dan Hansip PPK Kecamatan Palmatak (Ran) yang tidak ada protes dari pihak manapun karena memang tidak mengubah isi berita acara rekapitulasi penghitungan suara di tingkat TPS, hal ini dibuktikan di tingkat PPK ternyata tidak ada perubahan suara. Terkait rekomendasi Panwaslu bertanggal 1 Juni 2010 perihal diadakan pemungutan suara ulang, hal tersebut merupakan bentuk ketidakpahaman Panwaslu Kabupaten Kepulauan Anambas tentang peraturan yang berlaku dan alasan Panwaslu mengeluarkan rekomendasi tersebut karena ditekan oleh sekelompok masyarakat; Untuk mendukung dalil bantahannya, Termohon mengajukan alat bukti surat/tulisan berupa Bukti T-4, Bukti T-24, Bukti T-30, dan Bukti P-T31 serta 2 (dua) orang saksi bernama Mahmur dan Wan Mahdar yang telah memberikan keterangan di bawah sumpah pada persidangan tanggal 28 Juni 2010, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Mahmur • Kapasitas saksi dalam Pemilukada Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2010 adalah sebagai Ketua PPK Kecamatan Palmatak; • Saksi membenarkan keterangan saksi Pemohon (Indrayana) mengenai

adanya pembukaan kotak suara di tingkat PPK Palmatak, namun kotak suara yang dibuka tersebut bukanlah kotak suara di TPS sebagaimana yang diterangkan oleh saksi Pemohon tersebut (TPS 3 Payamaram dan TPS 4 Mubur Kecil), melainkan kotak suara di TPS lain;

• Rekapitulasi suara di Kecamatan Palmatak dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2010, dimana pada waktu melakukan rekapitulasi suara datang masa pendukung Pasangan Calon Nomor Urut 1, 2, 4, dan 5 untuk melakukan demonstrasi yang menuntut agar rekapitulasi suara dihentikan;

• Saksi melaporkan aksi demonstrasi tersebut kepada Ketua KPU (Bapak Marzuki) dengan mengatakan, “Tak apa-apa hentikan dulu, waktu kita masih masih lama. Hentikan dulu, nanti kita negosiasi bisa kita lanjutkan.” Kemudian saksi mengatakan kepada Ketua KPU bahwa “massa tidak hanya minta dihentikan rekapitulasi suara, tetapi juga akan menyegel atau menambah kunci sekretariat yang di dalamnya

Page 26: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

25

ada logistic”. Atas intsruksi Ketua KPU, saksi menghentikan rekapitulasi suara;

• Pada Sabtu sore, saksi ditelepon oleh Ketua KPU yang mengatakan, “Pak Mahmur, karena kondisi-kondisi demo kemarin, Pak Mahmur siap-siap, nanti akan dijemput kotak suara sama bapak Kapolres beserta anggota Kapolres”;

• Pada hari minggu jam 08.30 WIB, saksi menuju sekretariat PPK Palmatak dan melihat massa sudah berkumpul di jalan-jalan. Kejadian tersebut, saksi laporkan kepada Ketua KPU melalui telepon dan Ketua KPU mengatakan, “Kalau memang kondisi kurang memungkinkan, sangat mengkhawatirkan, tolong bapak selamatkan berita acara, selamatkan surat suara, minimal berita acaranya yang bapak selamatkan”;

• Atas perintah Ketua KPU tersebut, saksi memanggil PPS agar menyelamatkan kartu suara yang tersimpan di kotak suara di TPS-nya masing-masing, minimal berita acaranya. Kemudian saksi memanggil Panwascam dan seorang petugas kepolisian untuk menyaksikan pembukaan kotak suara oleh PPS untuk menyelamatkan berita acara dan surat suara;

• Saksi mendapat informasi dari Panwaslu bahwa Ketua Panwaslu memerintahkan supaya pembukaan kotak suara dihentikan. Saksi bertanya kepada Panwaslu berapa jumlah kotak suara yang telah dibuka. Panwaslu menjelaskan bahwa ada 4 kotak suara yang telah dibuka dan diselamatkan (diambil) berita acaranya. Setelah itu kotak suara tersebut dikunci kembali;

• Setelah 2 hari kejadian, saksi berunding dengan Pardan yang menggembok pintu ruangan tempat penyimpanan kotak suara supaya diizinkan melanjutkan rekapitulasi suara untuk Pemilu Gubernur. Pardan memberi ijin kepada saksi untuk melakukan penghitungan suara untuk Pemilu Gubernur;

• Pada waktu akan mengambil kotak suara Pemilu Gubernur, teman-teman yang membuka kotak suara yaitu Panwaslu, petugas kepolisian, hansip, dan 2 PPS terkunci di dalam;

• Kejadian mengenai terkuncinya beberapa orang di dalam ruangan penyimpanan kotak suara, telah menyebabkan kecurigaan masyarakat mengenai adanya perubahan berita acara;

• Saksi menyilakan kepada Panwas untuk mencocokkan kembali berita acara di TPS dengan rekapitulasi di PPK yang diambil alih oleh KPU. Setelah dicocokkan dengan Berita Acara di TPS dengan rekap di PPK, ternyata angka yang tercantum dalam rekapitulasi di PPK sama dengan angka yang tercantum dalam Berita Acara di TPS; 2. Wan Mahdar

Page 27: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

26

• Kapasitas saksi dalam Pemilukada Kabupaten Kepulauan Anambas adalah sebagai PPS Desa Payalaman;

• Jumlah TPS di Desa Payalaman adalah ada 6; • Saksi mengakui telah membuka 2 kotak suara di TPS 5 Mata Kecil dan

TPS 6 Desa Panya Laman untuk menyelamatkan berita acara; • Setelah membuka 2 kotak suara, saksi menutup dan mengunci kembali

kotak suara tersebut; Berdasarkan alat bukti surat/tulisan, alat bukti rekaman video, dan saksi yang diajukan oleh Pemohon, alat bukti dan saksi yang diajukan oleh Termohon sebagaimana diuraikan di atas, Mahkamah akan mempertimbangkan apakah pembukaan kotak suara merupakan pelanggaran hukum. Pembukaan kotak suara dapat menyebabkan dilakukannya pemungutan suara ulang di TPS mana kotak suara tersebut dibuka. Ketentuan pemungutan suara tersebut diatur dalam Pasal 104 UU 32/2004 yang menyatakan:

Ayat (1) ”Pemungutan suara di TPS dapat di ulang apabila terjadi kerusuhan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat digunakan atau penghitungan suara tidak dapat dilakukan”;

Ayat (2) ”Pemungutan suara di TPS dapat diulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan pengawas pemilu lapangan terbukti terdapat satu atau lebih keadaan sebagai berikut:

a. pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara tidak dilakukan menurut tatacara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;

b. dst ... “ Pasal 104 ayat (1) UU 32/2004 mengenai “pemungutan ulang”

tidak menekankan kepada “terjadinya kerusuhan”, melainkan lebih menekankan kepada “tidak dapat digunakannya surat suara itu” atau “penghitungan suara tidak dapat dilakukan”. Dengan demikian permasalahan utama yang menyebabkan dilakukannya pemungutan suara ulang di TPS bukanlah karena pembukaan kotak suaranya, melainkan akibat dari pembukaan kotak itu, sehingga menyebabkan surat suara tidak dapat digunakan lagi. Untuk dapat menjawab permasalahan hukum tersebut, pertanyaan hukumnya adalah: 1. Apakah pembukaan kotak suara itu mengakibatkan berubahnya

perolehan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010?

2. Apakah pembukaan kotak suara tersebut dilakukan karena terpaksa atau adanya kondisi yang mengkhawatirkan?

Terhadap permasalahan hukum pertama, apakah pembukaan kotak suara itu mengakibatkan berubahnya perolehan Pasangan Calon Bupati

Page 28: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

27

dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010, terkait hal tersebut Mahkamah harus meneliti bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon dan Termohon. Bahwa terkait pembukaan kotak suara terdapat perbedaan kesaksian antara Saksi Pemohon (Indrayana) dengan saksi Termohon (Wan Mahdar). Saksi Pemohon (Indrayana) menerangkan bahwa “Kotak suara yang dibuka adalah TPS 3 Payamaram (Desa Payalaman) dan TPS 4 Mubur Kecil”, sedangkan saksi Termohon (Wan Mahdar) menyatakan bahwa, “Saksi telah membuka 2 kotak suara, yaitu di TPS 5 Mata Kecil, dan TPS 6 Desa Payalaman Kecamatan Palmatak”. Keterangan saksi Termohon tersebut telah dikuatkan oleh saksi Termohon (Mahmur, Ketua PPK Palmatak) yang menerangkan bahwa, “Kotak suara yang telah dibuka bukanlah kotak suara di TPS sebagaimana keterangan saksi Pemohon (Indrayana)”. Jika mencermati keterangan tersebut, maka keterangan saksi Pemohon berbeda dengan keterangan saksi Termohon. Untuk dapat menilai kebenaran saksi tersebut, Mahkamah akan meneliti mengenai nama-nama desa dan nomor TPS sebagaimana yang diterangkan oleh saksi-saksi tersebut. Setelah Mahkamah meneliti Bukti T-30 dan Bukti T-31 tidak ditemukan adanya “TPS 6 Desa Panyalaman sebagaimana keterangan saksi Termohon (Wan Mahdar). Berdasarkan Bukti T-30 dan Bukti T-31 bahwa Desa Mubur hanya ada 4 TPS, sehingga keterangan saksi Termohon (Wan Mahdar) harus dikesampingkan. Untuk membuktikan ada atau tidaknya perubahan data di TPS sebagai akibat dibukanya kotak suara oleh PPS sebagaimana keterangan saksi Pemohon, maka Mahkamah akan meneliti TPS-TPS sebagaimana yang disebutkan oleh saksi Pemohon dan saksi Termohon, yaitu “TPS 3 Payamaram Desa Payalaman, TPS 6 Payalaman, dan TPS 5 Mata Kecil”. Setelah Mahkamah memeriksa alat bukti Termohon berupa Bukti T-30 yaitu Berita Acara Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Anambas Tahun 2010 di Tempat Pemungutan Suara (Model C BWB-KPU) dan Bukti T-31 yaitu Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Anambas Tahun 2010 di Tempat Pemilihan Kecamatan (Model DA BWB-KPU) menemukan fakta hukum sebagai sebagai: • Bukti T-30 (Lampiran Model C1 BWB-KPU) perolehan suara

masing-masing calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 untuk TPS 3 Payamaran Desa Payalaman Kecamatan Palmatak adalah sebagai berikut:

1. Drs. H. Ibnu Maja, M.Pd dan H. Nur Adnan Nala memperoleh 12 suara; 2. Ir. H. Herdi Usman dan H. Noor Setiawan memperoleh 132 suara; 3. Drs. T. Mukhtaruddin dan Abdul Haris, S.H. memperoleh 99 suara; 4. Prof. Dr. H. Muhammad Zen dan H. Syamsuki Syukur memperoleh 15

suara;

Page 29: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

28

5. Wan Zuhendra dan Irwan Djamaluddin memperoleh 153 suara; • Bukti T-31 (Lampiran Model DA-B BWK-KPU) perolehan masing-

masing pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 untuk TPS 3 Desa Payalaman Kecamatan Palmatak adalah sebagai berikut:

1. Drs. H. Ibnu Maja, M.Pd dan H. Nur Adnan Nala memperoleh 12 suara; 2. Ir. H. Herdi Usman dan H. Noor Setiawan memperoleh 132 suara; 3. Drs. T. Mukhtaruddin dan Abdul Haris, S.H. memperoleh 99 suara; 4. Prof. Dr. H. Muhammad Zen dan H. Syamsuki Syukur memperoleh 15

suara; 5. Wan Zuhendra dan Irwan Djamaluddin memperoleh 153 suara; • Bukti T-30 (Lampiran Model C1 BWB-KPU) perolehan suara

masing-masing calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 untuk TPS 6 Payalaman Kecamatan Palmatak adalah sebagai berikut:

1. Drs. H. Ibnu Maja, M.Pd dan H. Nur Adnan Nala memperoleh 14 suara; 2. Ir. H. Herdi Usman dan H. Noor Setiawan memperoleh 41 suara; 3. Drs. T. Mukhtaruddin dan Abdul Haris, S.H. memperoleh 60 suara; 4. Prof. Dr. H. Muhammad Zen dan H. Syamsuki Syukur memperoleh 1

suara; 5. Wan Zuhendra dan Irwan Djamaluddin memperoleh 31 suara; • Menurut Bukti T-31 (Lampiran Model DA-B BWK-KPU) perolehan

masing-masing pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 untuk TPS 64 Payalaman Kecamatan Palmatak adalah sebagai berikut:

1. Drs. H. Ibnu Maja, M.Pd dan H. Nur Adnan Nala memperoleh 14 suara; 2. Ir. H. Herdi Usman dan H. Noor Setiawan memperoleh 41 suara; 3. Drs. T. Mukhtaruddin dan Abdul Haris, S.H. memperoleh 60 suara; 4. Prof. Dr. H. Muhammad Zen dan H. Syamsuki Syukur memperoleh 1

suara; 5. Wan Zuhendra dan Irwan Djamaluddin memperoleh 31 suara; • Bukti T-30 (Lampiran Model C1 BWB-KPU) perolehan suara

masing-masing calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 untuk TPS 4 Mubur Kecil Desa Mubur Kecamatan Palmatak adalah sebagai berikut:

1. Drs. H. Ibnu Maja, M.Pd dan H. Nur Adnan Nala memperoleh 3 suara; 2. Ir. H. Herdi Usman dan H. Noor Setiawan memperoleh 36 suara; 3. Drs. T. Mukhtaruddin dan Abdul Haris, S.H. memperoleh 42 suara; 4. Prof. Dr. H. Muhammad Zen dan H. Syamsuki Syukur memperoleh 1

suara; 5. Wan Zuhendra dan Irwan Djamaluddin memperoleh 12 suara; • Menurut Bukti T-31 (Lampiran Model DA-B BWK-KPU) perolehan

masing-masing pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Page 30: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

29

Kepulauan Anambas Tahun 2010 untuk TPS 4 Desa Mubur Kecamatan Palmatak adalah sebagai berikut:

1. Drs. H. Ibnu Maja, M.Pd dan H. Nur Adnan Nala memperoleh 3 suara; 2. Ir. H. Herdi Usman dan H. Noor Setiawan memperoleh 36 suara; 3. Drs. T. Mukhtaruddin dan Abdul Haris, S.H. memperoleh 42 suara; 4. Prof. Dr. H. Muhammad Zen dan H. Syamsuki Syukur memperoleh 1

suara; 5. Wan Zuhendra dan Irwan Djamaluddin memperoleh 12 suara; Berdasarkan persandingan alat bukti Termohon tersebut, Mahkamah berpendapat tidak ada perubahan perolehan suara dari masing-masing pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010, baik rekap di tingkat PPS maupun rekap di tingkat PPK untuk TPS 3 Payamaram Desa Payalaman, TPS 6 Payalaman, dan TPS 5 Mata Kecil;

25. HAKIM ANGGOTA: ARSYAD SANUSI Permasalahan hukum yang kedua adalah apakah pembukaan kotak suara tersebut dilakukan dalam keadaan terpaksa atau adanya kondisi yang mengkhawatirkan? Terhadap permasalahan hukum tersebut, Mahkamah akan menjawabnya dengan menghubungkan alat bukti surat/tulisan dan keterangan saksi Pemohon dan Termohon. Saksi Termohon (Mahmur) pada persidangan tanggal 28 Juni 2010 menerangkan bahwa “pembukaan kotak suara dilakukan karena adanya demonstrasi dari Pasangan Calon Nomor Urut 1, 2, 4, dan 5 yang menuntut untuk menghentikan rekapitulasi suara di tingkat PPK Kecamatan Palmatak. Untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, saksi Termohon (Mahmur) atas instruksi Ketua KPU Kabupaten Kepulauan Anambas memerintahkan kepada PPS untuk menyelamatkan kartu suara atau setidak-tidaknya berita acara yang ada di dalam kotak suara tersebut”. Terjadinya demonstrasi di PPK Kecamatan Palmatak telah dibenarkan oleh saksi Pemohon (Pardan) yang menyatakan, “saksi bersama-sama dengan masyarakat mendatangi tempat penyimpanan kotak suara untuk menunda pengangkatan kotak suara provinsi karena ada kecurigaan di dalam kota suara provinsi diisi dengan surat suara kabupaten dan di dalam kotak suara kabupaten diisi oleh surat suara provinsi”. Terkait adanya demonstrasi tersebut, Panwaslu Kabupaten Kepulauan Anambas menerbitkan Berita Acara Pemilihan Umum Kabupaten Kepulauan Anambas tanggal 28 Mei 2010 (vide Bukti P-8) yang pada pokoknya sebagaimana keterangan saksi Pemohon (Asmirwan) yang pada angka 3 menyatakan, “Panwaslu Kada Kab. Kep. Anambas mendukung aspirasi masyarakat untuk mengadakan Pemilu Kada ulang di Kab. Kep. Anambas sesuai dengan permintaan dari masyarakat, dan

Page 31: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

30

sesuai dengan Undang-Undang dan Peraturan Pemilu Kada yang berlaku”. Surat Panwaslu Kabupaten Kepulauan Anambas tersebut ditanggapi oleh KPU Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 116/KPU-KKA-V-2010, bertanggal 30 Mei 2010 (vide Bukti P-10 = Bukti P-19) yang pada huruf B angka 2 menyatakan, ”menolak rekomendasi Panwaslu Kabupaten Kepulauan Anambas mengenai pemungutan suara ulang berdasarkan aspirasi masyarakat”. Terhadap penolakan KPU Kabupaten Kepulauan Anambas tersebut, Panwaslu menyampaikan tanggapan dengan Surat ”tanpa nomor” /PANWASLU-KKA/VI/2010 tertanggal 1 Juni 2010; Setelah mencermati dan meneliti alat bukti Pemohon a quo, Mahkamah menyatakan telah terbukti menurut hukum menyakini bahwa telah terjadi demonstrasi di PPK Palmatak. Oleh karena itu, Mahkamah berpendapat bahwa pembukaan kotak dapat dibenarkan apabila terdapat hal-hal mengkhawatirkan yang dapat merusak kartu suara dan/atau berita acara dan pembukaan kotak suara dengan maksud untuk menyelamatkan, sedangkan pembukaan kotak tersebut tidak mengubah perolehan suara masing-masing pasangan calon; [3.23.4] Bahwa terhadap dalil Pemohon yang menyatakan Termohon telah mengambil alih Rapat Pleno penghitungan suara untuk PPK Kecamatan Palmatak. Rapat Pleno tersebut tidak dihadiri oleh seluruh PPK Palmatak, Panwas Palmatak, saksi seluruh pasangan calon, dan dilakukan di dalam gedung tertutup pada tengah malam. Untuk mendukung dalilnya tersebut, Pemohon mengajukan Bukti P-37a; Terhadap dalil Pemohon tersebut, Termohon memberikan penjelasan bahwa Termohon mempunyai kewenangan untuk mengambil alih Rapat Pleno Tingkat Kecamatan Palmatak. Kewenangan Termohon demikian diatur dalam Pasal 66 ayat (1) UU 32/2004, Pasal 117 UU 22/2007, Pasal 19 ayat (3) Peraturan KPU 73/2009; Berdasarkan penjelasan Termohon tersebut, Mahkamah menilai bahwa Termohon telah mengakui telah mengambil alih rekapitulasi suara di tingkat PPK Kecamatan Palmatak. Pengambil alihan rekapitulasi tersebut sesuai Bukti P-37a = Bukti T-31 berupa Berita Acara Rekapitulasi Penghitungan Suara Perolehan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 di Panitia Pemilihan Kecamatan (Model DA BWB-KPU) untuk Kecamatan Palmatak. Adapun alasan Termohon mengambil alih rekapitulasi suara di tingkat PPK Kecamatan Palmatak karena diberikan kewenangan oleh Pasal 66 ayat (1) UU 32/2004, Pasal 117 UU 22/2007, Pasal 19 ayat (3) Peraturan KPU 73/2009 yang menyatakan: • Pasal 66 ayat (1) UU 32/2004, “Tugas dan wewenang KPUD dalam penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah:

Page 32: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

31

a. merencanakan penyelanggaraan pemilihan kepala daerah dan dan Wakil Kepala Daerah;

b. menetapkan tatacara pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam perundang-undangan yang berlaku;

c. mengoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah;

d. menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah;

e. … l. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku”. • Pasal 117 ayat (3) UU 22/2007,

“Untuk Penyelenggaraan Pemilu, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota membentuk Keputusan dengan mengacu kepada pedoman yang ditetapkan oleh KPU”;

• Pasal 19 ayat (3) Peraturan KPU 73/2009, “Apabila dalam waktu yang ditentukan KPU Kabupaten/Kota belum dapat menyelesaikan rekapitulasi penghitungan hasil perolehan suara pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah tetap harus menyelesaikan rekapitulasi seluruh kecamatan dalam wilayah kerja KPU Kabupaten/Kota”; Setelah mencermati Pasal 66 ayat (1) UU 32/2004, Pasal 117 UU 22/2007, Pasal 19 ayat (3) Peraturan KPU 73/2009 yang dijadikan dasar alasan pembenar oleh Termohon untuk mengambil alih rekapitulasi di tingkat PPK tersebut, Mahkamah berpendapat bahwa benar, pasal-pasal a quo mengatur mengenai tugas dan kewenangan Termohon, namun pasal-pasal a quo sama sekali tidak mengatur mengenai pemberian kewenangan kepada Termohon untuk mengambil alih rekapitulasi suara di tingkat PPK. Ketentuan yang sama diatur dalam Pasal 7 ayat (3) Peraturan KPU 73/2009 yang menyatakan, “Apabila dalam waktu yang ditentukan PPK belum dapat menyelesaikan rekapitulasi hasil penghitungan hasil perolehan suara pasangan calon Kepala daerah dan Wakil Kepala daerah, PPK tetap harus menyelesaikan rekapitulasi seluruh desa/kelurahan dalam wilayah kerja PPK”. Perbedaan Pasal 19 ayat (3) dengan Pasal 7 ayat (3) Peraturan KPU 73/2009 terletak pada kewenangan dalam melakukan rekapitulasi suara. PPK melakukan rekapitulasi untuk tingkat kecamatan berdasarkan hasil pemungutan suara di TPS, sedangkan KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapapitulasi suara berdasarkan rekapitulasi suara dari tingkat kecamatan; Terlepas dari penilaian hukum di atas, Mahkamah perlu mengkaji lebih lanjut alasan pengambil alihan rekapitulasi suara oleh Termohon

Page 33: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

32

terhadap rekapitulasi suara di tingkat PPK Kecamatan Palmatak. Merujuk pertimbangan hukum pada paragraf [3.24.3] bahwa rekapitulasi suara di tingkat PPK Kecamatan Palmatak mengalami kendala karena adanya demonstrasi yang melakukan penyegelan terhadap penyimpanan kotak suara dan menuntut penghentian penghitungan suara di PPK Palmatak. Apabila keadaan tersebut dibiarkan berlangsung lama tentu akan sangat menggangu proses demokrasi yang berjalan. Berdasarkan alasan dan kondisi yang demikian, Mahkamah berpendapat bahwa tindakan Termohon mengambil alih rekapitulasi suara di tingkat PPK Kecamatan Palmatak telah tepat dan dibenarkan menurut hukum; [3.23.5] Bahwa sepanjang dalil Pemohon mengenai Termohon telah melakukan Rapat Pleno penghitungan suara di tingkat kabupaten tidak dihadiri oleh saksi dan tidak dihadiri oleh pasangan calon, faktanya rapat pleno rekapitulasi suara tanggal 12 Juni 2010 berdasarkan Berita Acara Nomor 34/BA/VI/2010 hanya ditandatangi oleh seorang saksi, namun saksi itupun mengajukan keberatan. Dalil Pemohon yang menyatakan rapat pleno Rekapitulasi di tingkat Kabupaten Kepulauan Anambas tidak dihadiri saksi, tidak dihadiri pasangan calon, dibantah oleh Termohon karena saudara Azam Basir (saksi dari pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 3) hadir dalam rapat pleno tersebut. Berdasarkan Pasal 26 ayat (3) Peraturan KPU 73/2009 yang menyatakan, “Dalam hal terdapat anggota KPU Kabupaten/Kota dan saksi yang hadir, tetapi tidak bersedia menandatangani sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditandatangani oleh anggota KPU Kabupaten/Kota dan saksi yang hadir yang bersedia menandatangani”. Setelah mencermati dalil permohonan a quo, Pemohon tidak konsisten terhadap dalilnya, dimana pada satu sisi mengatakan rekapitulasi suara di tingkat kabupaten tidak dihadiri oleh saksi, namun dalil yang lain Pemohon mengatakan rekapitulasi suara di tingkat kabupaten hanya dihadiri oleh 1 (satu) saksi; Terlepas dari pendapat tersebut dan setelah Mahkamah memeriksa alat bukti Temohon (Bukti T-11) berupa Berita Acara Nomor 34/BA/VI/2010 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Anambas Tingkat Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 tanggal 12 Juni 2010 (Model DB BWB-KPU), dimana dalam bukti tersebut telah pula dilampirkan Model DB2 BWK-KPU (Pernyataan Keberatan/Saksi/ Kejadian Khusus Yang Berhubungan Dengan Penghitungan Suara Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Anambas Tahun 2010 di Tingkat Kabupaten Kepulauan Anambas) ditemukan fakta hukum bahwa dalam catatan keberatan tertulis “NIHIL”. Berdasarkan bukti Termohon tersebut, Mahkamah berpendapat bahwa

Page 34: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

33

tidak benar dalil Pemohon mengenai adanya pernyataan keberatan dari saksi Azam Bazir; [3.23.6] Bahwa sepanjang dalil Pemohon mengenai Termohon telah melanggar asas tertib penyelenggaraan pemilu, kepastian hukum, adil, dan profesional, yaitu: (i) tidak memberikan salinan hasil Rapat Pleno penetapan pasangan calon kepada empat Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Anambas Tahun 2010, (ii) salah mencantumkan dalam diktum “Memperhatikan” dalam Keputusan Nomor 23/SK/KPU-KKA/VI/2010, (iii) merubah beberapa Surat Keputusannya, yaitu Surat Keputusan Nomor 05 Tahun 2010, Surat Keputusan Nomor 15/SK/KPU-KKA/VI/2010, Surat Keputusan Nomor 16/SK/KPU-KKA/IV/ 2010, Surat Keputusan Nomor 17/SK/KPU-KKA/IV/2010, Surat Keputusan Nomor 18/SK/KPU-KKA/IV/ 2010, Surat Keputusan 19/SK/KPU-KKA/IV/ 2010, Mahkamah berpendapat bahwa seandainyapun benar – quod non - dalil Pemohon tersebut, hal demikian tidak berkait dengan sengketa pemilukada yang dapat berpengaruh terhadap perolehan suara Pemohon; [3.23.7] Bahwa terhadap dalil Pemohon mengenai Termohon telah menghilangkan hak suara 70 pemilih dalam DPT, dalil Pemohon demikian telah dibantah oleh Termohon yang menyatakan bahwa dalil tersebut tidaklah berdasar karena Termohon telah melakukan perbaikan dan validasi data tersebut diperoleh dari tingkat PPS. Kesalahan dalam mencantumkan Nomor Urut 153 yang seharusnya Nomor Urut 154 tertulis 222 (bukan 221 versi Pemohon) sama sekali tidak mengurangi jumlah pemilih tetap; Bahwa menurut Mahkamah, pendataan pemilih untuk didaftar dalam DPT telah melalui proses panjang, yaitu dimulai adanya penyerahan data pemilih (DP) kepada KPU oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, kemudian DP4 diproses menjadi DPS dan menjadi DPT. Dalam proses penyusunan DPT masyarakat telah diberikan kesempatan untuk mengecek apakah namanya sudah terdaftar dalam DPS atau belum, jika belum terdaftar dalam waktu yang telah ditentukan dapat mengajukan usul untuk di catat dalam DPS. Ketentuan demikian diatur dalam Pasal 15 ayat (1) dan ayat (3) Peraturan KPU Nomor 67 Tahun 2009 yang menyatakan: (1) “Dalam jangka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 1 (satu),

pemilih atau anggota keluarga dapat mengajukan usul perbaikan mengenai penulisan nama dan/atau identitas lainya”;

(3) “Apabila usul perbaikan dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) dan ayat 2 diterima, PPS segera mengadakan perbaikan Daftar Pemilih Sementara (DPS) dengan menggunakan formulir Model A.2.KWK”;

Berdasarkan peraturan KPU tersebut menjadi jelas bahwa pemilih harus berperan aktif melaporkan kepada PPS di Kelurahan melalui pengurus rukun tetangga/rukun warga apabila terdapat anggota keluarganya yang

Page 35: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

34

belum terdaftar untuk dicatat sebagai pemilih tambahan, sehingga apabila terdapat masyarakat yang tidak terdaftarnya dalam DPT, kesalahan demikian tidak semata-mata dibebankan kepada Termohon; [3.23.8] Bahwa Pemohon mendalikan adanya 2 pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT atas nama Duazan dan Novi memilih di TPS 2 Payamaran Desa Payalaman Kecamatan Palmatak dengan menggunakan kartu pemilih dan undangan milik Maranto dan Rapizah. Untuk mendukung dalilnya tersebut, Pemohon mengajukan saksi bernama Sunardi yang menyampaikan keterangan di bawah sumpah pada persidangan tanggal 28 Juni 2010 yang pada pokoknya menerangkan saksi mendapat informasi dari Dahman bahwa di TPS 3 Desa Payalaman, Kecamatan Palmatak ditemukan adanya pemindahan kartu pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT kepada orang lain (pengalihan hak pilih kepada orang lain) yaitu kartu pemilih dan undangan Maranto diberikan kepada saudara Dauzan dan kartu pemilih dan undangan Rafizah diberikan kepada Saudari Novi; Terhadap dalil Pemohon tersebut, Termohon menjelaskan bahwa kasus a quo telah diselesaikan di tingkat KPPS di TPS 3 Payamaram Desa Payalaman Kecamatan Palmatak tanggal 26 Mei 2010; Setelah Mahkamah meneliti alat bukti Pemohon yang diberi tanda Bukti P-9 berupa Surat Panwaslu Nomor 01/Panwaslu/2010 perihal penerusan laporan pelanggaran Pemilu (Model A-6 KWK) menemukan fakta bahwa benar penjelasan dari Termohon tersebut, dimana kasus a quo telah diproses dan dilanjutkan Panwaslu ke tingkat kepolisian, sehingga dengan telah diprosesnya kasus tersebut, permasalahan a quo tidak relevan untuk dipersoalkan di Mahkamah; [3.23.9] Bahwa terhadap dalil Pemohon mengenai: (i) adanya pemilih yang tidak terdaftar di TPS VIII SD Negeri 007 Bukit Tambun Kecamatan Siantan tetapi dapat memilih, dan (ii) adanya 11 (sebelas Pemilih) bernama Sariman, Muktar, Kartika, Wiwi, Muhdi, Sukiman, Arfat, Martianti, Muslim, Nelawati, dan Suharja tidak terdaftar dalam DPT dapat memilih. Untuk mendukung dalilnya tersebut, Pemohon mengajukan alat bukti yang diberi tanda Bukti P-24 berupa Surat Tim Kampanye Wan-Irwan Nomor 02/PK/WAN-IRWAN/V/2010 tanggal 28 Mei 2010 perihal Permohonan Klarifikasi dan seorang saksi bernama Samsul Umri yang menyampaikan keterangan di bawah sumpah pada persidangan tanggal 28 Juni 2010 yang pada pokoknya menerangkan bahwa saksi menerima laporan dari Martinus mengenai adanya 11 pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT Kelurahan Tarempa Kecamatan Siantan tetapi dapat memilih; Terhadap dalil Pemohon tersebut, Termohon telah mengajukan bantahan yang menyatakan tidak benar ada 11 orang tidak diberi kesempatan untuk memilih, selain itu dalil Pemohon tersebut tidak jelas karena Pemohon tidak menyebutkan TPS terjadinya peristiwa itu;

Page 36: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

35

Bahwa setelah Mahkamah mencermati alat bukti yang diajukan oleh Pemohon (Bukti P-24) tidak cukup bagi Mahkamah untuk menilai bahwa telah terjadi adanya pelanggaran dimaksud. Saksi Pemohon Samsul Umri merupakan saksi yang hanya mendengar dari orang lain, sehingga Bukti P-24 dan saksi yang diajukan oleh Pemohon tidak relevan untuk dipertimbangkan; [3.23.10] Bahwa dalil Pemohon yang menyatakan Termohon telah berlaku diskriminasi yaitu membiarkan Calon Bupati Nomor Urut 3 (Drs. Tengku Mukhtaruddin beserta istrinya Yeni Farida [sic!]) memilih di TPS I Kelurahan Tarempa Kecamatan Siantan, padahal yang bersangkutan memiliki KTP di luar Kabupaten Kepulauan Anambas, yaitu beralamat di Jalan Siantan Nomor 52 Perumnas Sei Jang, RT. 006 RW. 006, Desa/Kelurahan Sei Jang, Kecamatan Bukit Bestari, Tanjung Pinang. Untuk membuktikan dalilnya tersebut, Pemohon mengajukan alat Bukti P-14a sampai dengan Bukti P-14e, dan Bukti P-27; Terhadap dalil Pemohon tersebut, Termohon mengajukan bantahan yang menyatakan bahwa tidak benar Calon Terpilih Drs. Tengku Mukhtaruddin dan Istrinya (Yeni Fatra [sic!]) mempunyai KTP yang berbeda dengan alamat pemilihan, karena yang bersangkutan sudah mengikuti pemilihan legislatif Tahun 2009, pemilihan Presiden Tahun 2009 dan Pemilukada Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010. Berdasarkan Pasal 7 Peraturan KPU 67/2009 pada “Data Pemilih yang digunakan untuk menyusun daftar pemilih dalam pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berdasarkan data kependudukan yang disampaikan pemerintah daerah dan dapat disandingkan dengan data pemilih pemilu terakhir”; Namun demikian Termohon tidak mengajukan bukti mengenai apakah Mukhtaruddin dan istrinya telah pernah terdaftar dan ikut Pemilu sebagaimana dalil bantahan Termohon; Untuk membuktikan kebenaran dalil Pemohon, Mahkamah meneliti alat bukti yang diajukan oleh Pemohon, yaitu: • Bukti P-14a berupa Fotokopi KTP atas nama Drs. Mukhtaruddin yang

beralamat di Jalan Siantan Nomor 52 Perumnas Sei Jang, RT. 006 RW. 006, Desa/Kelurahan Sei Jang, Kecamatan Bukit Bestari, Tanjung Pinang, dimana fotokopi KTP tersebut telah mendapat pengesahan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjung Pinang;

• Bukti P-14b berupa Surat Keterangan dari Lurah Tanjung Jang Nomor 338/SK/III/2010 tanggal 24 Maret 2010 yang menerangkan bahwa benar Drs. Mukhtaruddin mempunyai alamat sebagaimana Bukti P-14a;

• Bukti P-14c yaitu Model C6-KWK (untuk pemilih) tentang Surat Pemberitahuan Waktu dan Tempat Pemungutan Suara Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Tahun 2010 tanggal 21 Mei 2010 kepada T. Mukhtaruddin untuk memilih di TPS 1 Nomor 284;

Page 37: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

36

• Bukti P-14d yaitu Model C6-KWK (untuk pemilih) tentang Surat Pemberitahuan Waktu dan Tempat Pemungutan Suara Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Tahun 2010 tanggal 21 Mei 2010 kepada Yeni Farida untuk memilih di TPS 1 Nomor 285;

• Bukti P-27 berupa foto Mukhtaruddin dan istri yang sedang mendaftar di TPS pada saat pemilihan, memasukkan kartu suara ke kotak suara, menunjukkan jari kelingking yang ada tinta sebagai bukti telah memilih; Setelah meneliti alat bukti Pemohon tersebut, Mahkamah berpendapat ternyata telah benar dalil Pemohon mengenai Tengku Mukhtaruddin (Calon Bupati Nomor Urut 3) dan istrinya menggunakan hak pilihnya. Karena Termohon tidak membuktikan sebaliknya mengenai telah ikutnya yang bersangkutan dalam Pemilu Presiden, Pemilu Legislatif, maka dalil Pemohon demikian harus dianggap benar. Namun demikian yang perlu mendapat perhatian dari Mahkamah adalah jika perolehan suara Pemohon dengan perolehan suara Termohon disandingkan, maka perolehan suara Pemohon jauh lebih sedikit dibanding dengan perolehan suara Pasangan Calon Nomor Urut 3 yaitu mempunyai selisih sebanyak 1.030 suara.Berdasarkan kenyataan, Mahkamah berpendapat bahwa apabila pelanggaran yang didalilkan oleh Pemohon dikumulasikan, maka tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perolehan suara Pemohon;

[3.23.11] Bahwa dalil Pemohon yang menyatakan bahwa Termohon telah melaksanakan Rapat Pleno rekapitulasi suara tingkat kabupaten melebihi waktu 7 hari yang ditentukan oleh undang-undang. Untuk membuktikan dalilnya tersebut, Pemohon mengajukan alat bukti yang diberi tanda Bukti P-21a berupa Surat Pengantar KPU yang dilampiri dengan Berita Acara Rapat Pleno KPU Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 30 Pleno KPU-KKA/VI/2010 tentang Penundaan Sementara Penghitungan dan Rekapitulasi Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010; Terhadap dalil Pemohon tersebut, Termohon mengajukan bantahan yang menyatakan bahwa rapat pleno rekapitulasi suara yang dilaksanakan oleh Termohon tidak melebihi tenggat yang ditentukan. Untuk mendukung dalilnya tersebut, Termohon mengajukan bukti yang diberi tanda Bukti T-27 berupa Berita Acara Pleno KPU Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 32/Pleno KPU-KKA/VI/2010 tentang Pencabutan Berita Acara Pleno Nomor 31/Pleno KPU-KKA/VI/2010 dan Perubahan Tahapan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Anambas Tahun 2010 tertanggal 5 Juni 2010, dimana dalam lampirannya pada huruf d bahwa jadwal rekapitulasi suara sebelum perubahan adalah dimulai tanggal 30 Mei 2010 sampai dengan tanggal 5 Juni 2010, diubah menjadi tanggal 6 Juni 2010 sampai dengan tanggal 13 Juni 2010. Perubahan jadwal pelaksanaan program merupakan

Page 38: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

37

kewenangan KPU Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai penyelenggara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Anambas berdasarkan Pasal 66 ayat (1) huruf c, huruf j, dan i UU 32/2004; Bahwa Terlepas dari bantahan Termohon tersebut, Mahkamah berpendapat bahwa KPU merupakan institusi penyelenggara Pemilu. Ketentuan demikian dinyatakan dalam Pasal 1 angka 6 dan angka 7 UU 22/2007 yang menyatakan: • Angka 6, “Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disebut KPU, adalah

lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri”;

• Angka 7, “Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, adalah Penyelenggara Pemilu di provinsi dan kabupaten/kota”.

KPU sebagai penyelenggara Pemilukada oleh Pasal 8 ayat (3) huruf f UU 22/2007 diberikan kewenangan yaitu “menyusun dan menetapkan pedoman tata cara penyelenggaraan sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan”. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, Mahkamah berpendapat bahwa KPU dapat melakukan perubahan terhadap jadwal penyelanggaraan Pemilukada. Oleh karena itu berdasarkan bukti Termohon (Bukti T-27), maka rekapitulasi suara di tingkat kabupaten Kepulauan Anambas tidaklah melewati waktu 7 (tujuh) hari yang ditentukan oleh undang-undang;

26. KETUA: MOH. MAHFUD MD [3.24] Menimbang, berdasarkan seluruh uraian dalam pertimbangan di atas, Mahkamah berpendapat permohonan Pemohon tidak beralasan menurut hukum;

4. KONKLUSI Berdasarkan atas penilaian fakta dan hukum sebagaimana diuraikan di atas, Mahkamah berkesimpulan bahwa: [4.1] Mahkamah berwenang untuk memeriksa, mengadili, dan

memutus permohonan a quo; [4.2] Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk

mengajukan permohonan; [4.3] Permohonan diajukan dalam tenggang waktu yang ditentukan; [4.4] Eksepsi Temohon tidak beralasan menurut hukum; [4.5] Pokok Permohonan tidak beralasan hukum; Dengan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mengingat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 39: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

38

Nomor 4316) dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844).

5. AMAR PUTUSAN Mengadili,

Menyatakan: Dalam Eksepsi Menolak eksepsi Termohon; Dalam Pokok Perkara • Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya; Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Hakim oleh sembilan Hakim Konstitusi pada hari Rabu tanggal tujuh bulan Juli tahun dua ribu sepuluh dan diucapkan dalam Sidang Pleno Terbuka untuk umum pada hari yang sama oleh kami, Moh. Mahfud MD selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, Harjono, Ahmad Fadlil Sumadi, M. Arsyad Sanusi, M. Akil Mochtar, Muhammad Alim, Maria Farida Indrati, dan Hamdan Zoelva masing-masing sebagai Anggota, dibantu oleh Sunardi sebagai Panitera Pengganti, serta dihadiri oleh Pemohon/Kuasanya, Termohon/Kuasanya, dan Pihak Terkait/Kuasanya. Demikian Putusan Perkara Nomor 30, eh, 42 sekarang Perkara Nomor 43.

PUTUSAN Nomor 43/PHPU.D-VIII/2010

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

[1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2010, yang diajukan oleh: [1.2] 1. Nama : Mohammad Lahay, S.E. Tempat, Tanggal Lahir : Ampana, 24 Oktober 1961 Pekerjaan : Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Alamat : Jalan Lapasere Nomor 11, Kabupaten Tojo Una-Una 2. Nama : Syaiful Bahri Tandjumbulu Tempat, Tanggal Lahir : Poso, 21 Maret 1960

KETUK PALU 1X

Page 40: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

39

Pekerjaan : Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Alamat : Jalan Mohammad Hatta Nomor 74, Kabupaten Tojo Una-Una Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tojo Una-Una, Pasangan Nomor Urut 5 dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2010;

Dalam hal ini diwakili oleh Tajwin Ibrahim, S.H., Muhtar, S.H., dan Himawan Budi Sasongko, S.H., ketiganya adalah Advokat, berkantor di Jalan Anoa I Nomor 126 Palu, Sulawesi Tengah, Telepon (0451) 481400, Faks. (0451) 481400, baik secara bersama-sama, maupun sendiri-sendiri, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 12 Juni 2010; Selanjutnya disebut sebagai ----------------------------------------- Pemohon;

Terhadap

[1.3] Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tojo Una-Una, berkedudukan di Desa Sansarino, Kecamatan Ampana Kota, Kabupaten Tojo Una-Una, Telepon (0464) 21554; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Ishak P. Adan, S.H., Ketua KPU Kabupaten Tojo Una-Una bertanggal 21 Juni 2010, dalam hal ini telah memberikan kuasa kepada Syafruddin A. Datu, S.H., Advokat beralamat di Jalan Miangas Irg. V Nomor 16, Palu; Selanjutnya disebut sebagai ----------------------------------------Termohon; [1.4] 1. Nama : Drs. H. Damsik Ladjalani Umur : 61 Tahun Pekerjaan : Bupati Kabupaten Tojo Una-Una Alamat : Jalan Kelapa Nomor 7, Kabupaten Tojo Una-Una

2. Nama : Jamal Juraejo, S.Sos., M.Si Umur : 45 Tahun Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Alamat : Jalan Burung Maleo Nomor 9, Kabupaten Tojo Una-Una Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tojo Una-Una, Pasangan Nomor Urut 1 (Pasangan Calon Terpilih) dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2010; Berdasarkan surat kuasa bertanggal 22 Juni 2010 memberikan kuasa kepada Sahrul, S.H.; Advokat/Penasehat Hukum/Pembela Umum, pada Kantor Hukum Sahrul & Rekan beralamat di Jalan Sutoyo Nomor 19, Palu, Telepon/Faks. (0451) 452650; Selanjutnya disebut sebagai ----------------------------------- Pihak Terkait; [1.5] Membaca permohonan Pemohon;

Page 41: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

40

Mendengar keterangan Pemohon; Mendengar dan membaca Jawaban tertulis Termohon; Mendengar dan membaca Keterangan Pihak Terkait; Mendengar keterangan saksi-saksi dari Pemohon; Memeriksa bukti-bukti yang diajukan oleh para pihak; Membaca Kesimpulan Tertulis dari para pihak;

27. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI

3. PERTIMBANGAN HUKUM [3.1] Menimbang bahwa Pemohon telah mengajukan permohonan dengan surat permohonannya bertanggal 15 Juni 2010 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah pada tanggal 15 Juni 2010. Permohonan tersebut kemudian diperbaiki dengan permohonan bertanggal 24 Juni 2010, akan tetapi diserahkan dalam persidangan tanggal 28 Juni 2010 melewati batas waktu penyerahan tanggal 25 Juni 2010 yang telah ditentukan Mahkamah dalam persidangan tanggal 23 Juni 2010, sehingga perbaikan permohonan tersebut dikesampingkan. Dengan demikian, permohonan yang dipertimbangkan adalah permohonan bertanggal 15 Juni 2010 [3.2] Menimbang bahwa permasalahan hukum permohonan Pemohon adalah keberatan terhadap Berita Acara Nomor: 270/316/BA/KPU-TU/VI/2010 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2010, bertanggal 12 Juni 2010; [3.3] Menimbang bahwa sebelum Mahkamah melanjutkan pemeriksaan terhadap pokok permohonan, terlebih dulu Mahkamah akan mempertimbangkan mengenai kewenangan Mahkamah dan Eksepsi Pihak Terkait, sebagai berikut; Kewenangan Mahkamah [3.4] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945) dan Pasal 10 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316, selanjutnya disebut UU MK) junctis Pasal 29 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437, selanjutnya disebut UU 32/2004) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Page 42: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

41

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844, selanjutnya disebut UU 12/2008), salah satu kewenangan konstitusional Mahkamah adalah memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum; Semula, berdasarkan ketentuan Pasal 106 ayat (1) dan ayat (2) UU 32/2004 keberatan berkenaan dengan hasil penghitungan suara yang mempengaruhi terpilihnya Pasangan Calon diajukan ke Mahkamah Agung. Kewenangan Mahkamah Agung tersebut, dicantumkan lagi dalam Pasal 94 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; Dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721) ditentukan, ”Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah pemilihan umum untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”; UU 12/2008, dalam Pasal 236C menetapkan, ”Penanganan sengketa hasil penghitungan suara pemilihan kepala daerah oleh Mahkamah Agung dialihkan kepada Mahkamah Konstitusi paling lama 18 (delapan belas) bulan sejak undang-undang ini diundangkan”; Pada tanggal 29 Oktober 2008, Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Mahkamah Konstitusi bersama-sama telah menandatangani Berita Acara Pengalihan Wewenang Mengadili, sebagai pelaksanaan Pasal 236C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 di atas; Dalam Eksepsi [3.5] Menimbang bahwa Pihak Terkait dalam keterangannya telah mengajukan Eksepsi yang pada pokoknya menyatakan: (i) formulasi permohonan Pemohon sangat rancu karena menentukan Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Pihak Terkait) sebagai Turut Termohon dalam perkara a quo; dan (ii) antara posita dan petitum permohonan tidak terdapat kesesuaian, yaitu posita menyebutkan persoalan kesalahan penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon dan penghitungan suara yang benar menurut Pemohon, tetapi dalam Petitum Pemohon tidak meminta penetapan hasil penghitungan suara yang benar menurut Pemohon; [3.6] Menimbang bahwa terkait eksepsi tentang tidak terdapat kesesuaian antara posita dan petitum permohonan, yang mana terdapat posita yang menyebutkan persoalan kesalahan penghitungan yang

Page 43: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

42

ditetapkan oleh Termohon dan penghitungan suara yang benar menurut Pemohon, tetapi dalam petitum Pemohon tidak meminta penetapan hasil penghitungan suara yang benar menurut Pemohon, ternyata Pemohon juga mempermasalahkan pelanggaran administrasi Pemilukada; Terkait dengan itu, wewenang Mahkamah dalam mengadili perselisihan Pemilukada pada pokoknya adalah berkaitan dengan keberatan dari Pasangan Calon Peserta Pemilukada mengenai hasil penghitungan suara Pemilukada yang ditetapkan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota (vide PMK 15/2008). Sementara itu, mengenai berbagai pelanggaran dalam proses Pemilukada, baik pelanggaran administrasi maupun pelanggaran pidana sebagaimana yang didalilkan oleh Pemohon merupakan wewenang Pengawas Pemilukada, Penyelenggara Pemilukada, dan aparatur penegak hukum lainnya, yakni kepolisian, kejaksaan, dan peradilan umum, apabila fakta hukum dalam proses penyelenggaraan Pemilukada terjadi pelanggaran serius, baik pelanggaran administrasi maupun pelanggaran pidana yang bersifat sistematis, terstruktur, dan masif yang merusak sendi-sendi Pemilukada yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Luber dan Jurdil) sehingga memengaruhi hasil Pemilukada maka Mahkamah dapat mempertimbangkan dan menilai apakah proses penyelenggaraan Pemilukada tersebut telah berlangsung sesuai dengan asas Luber dan Jurdil sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 22E ayat (1) UUD 1945 dan UU 32/2004 juncto UU 12/2008 (vide Putusan Mahkamah Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 bertanggal 2 Desember 2008). Terlepas dari apapun isi putusan dalam perkara a quo, persoalan-persoalan pidana dan administrasi masih dapat diadili oleh peradilan umum dan Peradilan Tata Usaha Negara menurut kewenangannya masing-masing; [3.7] Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana diuraikan di atas, Mahkamah berpendapat eksepsi Pihak Terkait tersebut di atas tidak tepat menurut hukum karena isi eksepsi berkaitan dengan pokok permohonan, demikian juga dengan eksepsi mengenai formulasi permohonan, sehingga eksepsi Pihak Terkait harus dikesampingkan; [3.8] Menimbang bahwa Pasal 106 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menentukan “Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berkenaan dengan hasil penghitungan suara yang mempengaruhi terpilihnya pasangan calon.” Demikian pula Pasal 4 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Beracara dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (PMK 15/2008) menentukan bahwa “Objek perselisihan Pemilukada adalah hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon yang mempengaruhi: a. penentuan Pasangan Calon yang dapat mengikuti putaran kedua

Pemilukada;

Page 44: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

43

atau b. terpilihnya Pasangan Calon sebagai kepala daerah dan wakil kepala

daerah.” [3.9] Menimbang bahwa keberatan Pemohon adalah terhadap Berita Acara Nomor: 270/316/BA/KPU-TU/VI/2010 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2010 bertanggal 12 Juni 2010 (vide Bukti P-2); [3.10] Menimbang bahwa keberatan yang diajukan Pemohon adalah terhadap keputusan yang bukan merupakan ketetapan atas hasil penghitungan suara, melainkan ketetapan mengenai pasangan calon terpilih yang berdasarkan kronologis senyatanya ditentukan berdasarkan ketetapan atas hasil penghitungan suara. Menurut Mahkamah, keberatan yang diajukan Pemohon seharusnya adalah terhadap Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tojo Una-Una Nomor: 270/313.a/SK/Kpts/KPU-TU/VI/2010 tentang Penetapan Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2010 bertanggal 10 Juni 2010 (vide Bukti T-16). Dalam lampiran Keputusan tersebut (Model DB 2 –KWK), Saksi Pasangan Calon Nomor Urut 5 (Pemohon) atas nama Ferry Edward Laito mengajukan keberatan terhadap rekapitulasi (vide keterangan Saksi Ferry Edward Laito pada 29 Juni 2010). Dengan adanya keberatan tersebut, berarti Pemohon telah mengetahui proses penghitungan suara yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tojo Una-Una. Selain itu, Pemohon mengajukan Bukti P-4 berupa Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tojo Una-Una Nomor 02 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tojo Una-Una Nomor 01 Tahun 2009 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2010 bertanggal 17 Desember 2009 yang menentukan penyusunan berita acara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat kabupaten dilakukan pada tanggal 10 Juni 2010 sampai 11 Juni 2010 dan penetapan pasangan calon terpilih untuk pemilihan umum bupati dan wakil bupati oleh KPU kabupaten dilakukan pada tanggal 12 Juni 2010 (vide Bukti T-1); Dengan demikian, Mahkamah menilai, permohonan Pemohon telah salah objek dan tidak memenuhi syarat permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juncto Pasal 4 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun

Page 45: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

44

2008 tentang Pedoman Beracara dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah; [3.11] Menimbang bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, permohonan harus dinyatakan tidak dapat diterima dan pokok permohonan tidak akan dipertimbangkan;

28. KETUA: MOH. MAHFUD MD

4. KONKLUSI Berdasarkan penilaian fakta dan hukum sebagaimana diuraikan di

atas, Mahkamah berkesimpulan: [4.1] Eksepsi Pihak Terkait tidak beralasan hukum; [4.2] Objek permohonan bukan ketetapan atas hasil penghitungan suara,

sehingga Mahkamah tidak berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus permohonan a quo;

[4.3] Pokok permohonan Pemohon tidak dipertimbangkan; Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mengingat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) serta Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. AMAR PUTUSAN Mengadili,

Menyatakan: Dalam Eksepsi:

Menolak eksepsi Pihak Terkait. Dalam Pokok Perkara:

Menyatakan permohonan Pemohon tidak dapat diterima.

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Hakim oleh sembilan Hakim Konstitusi yaitu Moh. Mahfud MD, selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, Ahmad Fadlil Sumadi, Maria Farida Indrati, Harjono, Hamdan Zoelva, M. Arsyad Sanusi, M. Akil Mochtar, dan Muhammad Alim, masing-masing sebagai Anggota pada hari Rabu tanggal tujuh bulan Juli tahun dua ribu sepuluh yang diucapkan dalam Sidang Pleno terbuka untuk umum oleh sembilan Hakim Konstitusi pada Rabu

KETUK PALU 1X

Page 46: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

45

tanggal tujuh bulan Juli tahun dua ribu sepuluh yaitu Moh. Mahfud MD, selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, Ahmad Fadlil Sumadi, Maria Farida Indrati, Harjono, Hamdan Zoelva, M. Arsyad Sanusi, M. Akil Mochtar, dan Muhammad Alim, masing-masing sebagai Anggota, dengan didampingi oleh Luthfi Widagdo Eddyono sebagai Panitera Pengganti, serta dihadiri oleh Pemohon atau Kuasanya, Termohon atau Kuasanya, dan Pihak Terkait atau Kuasanya. Karena waktu tanggung untuk solat magrib, bagi yang muslim maka sidang di skors jam 18.30 WIB untuk mengucapkan Pengucapan Putusan, 2 putusan berikutnya. Sidang dinyatakan di skors.

Sidang untuk Pengucapan Putusan dalam Perkara Nomor 44 sekarang dan 45 dinyatakan dibuka kembali. Baik, langsung mulai.

PUTUSAN Nomor 44/PHPU.D-VIII/2010

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

[1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur 2010, yang diajukan oleh: [1.2] 1. Nama : H. SUPRIADI MT.,S.Sos Tempat/Tanggal Lahir : Ramban, 08 Agustus 1968 Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jalan Tambun Bungai Nomor 8 Sampit RT/RW 20.C/VIII, Mentawa Baru, Kecamatan Mentawa Baru/Ketapang Kotawaringin Timur NIK/NIKS : 62.0206.080868.2499 2. Nama : Dr. H. YUENDRI IRAWANTO, M.Kes Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 02 Juni 1964 Kewarganegaraan : Indonesia

KETUK PALU 3X

KETUK PALU 3X

Page 47: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

46

Alamat : Jalan A. Yani Nomor 132, Sampit RT/RW. 23/10, Mentawa Baru Hulu, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kotawaringin Timur NIK/NIKS : 62.0206.020664.0002

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 14 Juni 2010, memberikan kuasa kepada Teguh Subagyo,S.H.; Tezar Yudhistira, S.H.; Soraya, S.M.,S.H.; Robert Setianegara, S.H.; dan Dono Bintoro, S.H, seluruhnya adalah Advokat dan Konsultan Hukum yang tergabung pada Kantor Hukum Teguh S & Partners, berkantor di Jalan H. Sulaeman Nomor 41 b, Arteri Kelapa Dua, Jakarta Barat. bertindak baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri untuk dan atas nama para Pemohon; Selanjutnya disebut sebagai ----------------------------------------- Pemohon;

Terhadap:

[1.3] Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kotawaringin Timur, berkedudukan di Jalan M.T. Haryono Nomor 104, Sampit; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 21 Juni 2010, memberikan kuasa kepada 1. Arteria Dahlan, S.T., S.H; 2. Risa Mariska, S.H., 3. Adzah Luthan, S.H., 4. Ayudi Rusmanita, S.H, 5. Novia Putri Primanda, S.H., 6. Yonna Ayunani Kusmayadi Maubanu, S.H., 7. Moechammad Amiroel Bachry, S.H, dan 8. Ayudya Harfianti, S.H, kesemuanya adalah Advokat yang tergabung pada Kantor Hukum Arteria Dahlan Lawyers, beralamat Kantor di Wisma 46 Kota BNI, 44 th Floor-Suite 4405, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 1 Jakarta, baik bersama-sama maupun dengan sendiri-sendiri dan atas nama pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai ---------------------------------------- Termohon; Nama : H. SUPIAN HADI, S.Ikom Tempat/Tanggal Lahir : Kota Baru, 21 Februari 1976 Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia Alamat : Jalan M.T. Haryono Nomor 70 RT 017/007 Desa/Kel Mentawa Baru Hulu, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Sampit, Kalimantan Tengah; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 20 Juni 2010 memberikan kuasa kepada Sayed Muhammad Muliady, SH, adalah Advokat dan Penasihat Hukum dari Kantor Advokat dan Konsultan Hukum Lembaga Hukum SWADEK, beralamat di Jalan Kebon Sirih Nomor 61 Jakarta Pusat, bertindak atas nama pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai ----------------------------------- Pihak Terkait; [1.5] Membaca permohonan dari Pemohon; Mendengar keterangan dari Pemohon;

Page 48: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

47

Mendengar keterangan dan membaca Jawaban Tertulis Termohon; Mendengar keterangan dan membaca tanggapan tertulis Pihak

Terkait; Memeriksa bukti-bukti dari Pemohon dan Termohon; Mendengar keterangan saksi dari Pemohon, Termohon, dan Pihak

Terkait; Membaca Kesimpulan Tertulis Pemohon, Termohon, dan Pihak

Terkait;

29. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA Pendapat Mahkamah Dalam Eksepsi [3.12] Menimbang bahwa terhadap pokok permohonan, Termohon telah mengajukan eksepsi yang pada pokoknya adalah: 1. Permohonan Pemohon tidak jelas (obscuur libel); 2. Permohonan Pemohon error in persona; 3. Permohonan Pemohon error in objecto; 4. Surat gugatan tidak berdasar, tidak memenuhi kualitas dan formalitas

pengajuan gugatan; 5. Permohonan keberatan Pemohon bersifat manipulatif, jauh dari fakta

hukum dan bersifat ilusionis; 6. Kewenangan mengadili; 7. Dalil keberatan Pemohon bukan merupakan objek perselisihan

Pemilukada; 8. Permohonan Pemohon kontradiktif; [3.13] Menimbang bahwa terhadap eksepsi-eksepsi Termohon tersebut, Mahkamah berpendapat: • bahwa terhadap eksepsi Termohon angka 1, sesuai dengan Bukti P-10

= Bukti T-3 permohonan Pemohon adalah berkenaan dengan sengketa perselisihan hasil suara Pemilukada Kabupaten Kotawaringin Timur, yaitu Berita Acara Nomor 06/KPU-KOTIM/BA/VI/2010 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2010 tanggal 12 Juni 2010, sehingga permohonan Pemohon telah tepat dan sesuai dengan Pasal 4 PMK 15/2008. Dengan demikian, menurut Mahkamah, eksepsi Termohon tidak beralasan hukum;

• bahwa terhadap eksepsi Termohon angka 2, berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10 PMK 15/2008 yang menyatakan, “Termohon adalah KPU/KIP Provinsi atau KPU/KIP Kabupaten/Kota sebagai penyelenggara Pemilukada“, dan Pasal 3 ayat (1) PMK 15/2008 yang

Page 49: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

48

menyatakan, “Para pihak yang mempunyai kepentingan langsung dalam perselisihan hasil Pemilukada adalah: a. Pasangan Calon sebagai Pemohon; b. KPU/KIP Provinsi atau KPU/KIP Kabupaten/Kota sebagai Termohon.”

Dari ketentuan tersebut di atas, yang dapat mengajukan keberatan adalah Pemohon/Penggugat terhadap Komisi Pemilihan Umum yang menetapkan hasil perolehan suara tersebut selaku (Tergugat). Dalam perkara a quo maka yang menjadi pihak berdasarkan ketentuan tersebut adalah Pasangan Calon Peserta Pemilukada sebagai Pemohon dan Komisi Pemilihan Umum sebagai Termohon, oleh karena itu menurut Mahkamah permohonan Pemohon telah tepat dan benar, dan eksepsi Termohon tidak beralasan hukum; • bahwa terhadap eksepsi Termohon angka 3, di dalam permohonan

Pemohon mendalilkan keberatan terhadap Berita Acara Nomor 06/KPU-KOTIM/BA/VI/2010 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2010, tanggal 12 Juni 2010, dengan demikian sesuai ketentuan Pasal 106 ayat (2) UU 32/2004 dan Pasal 4 PMK 15/2008, objek perselisihan Pemilukada adalah hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon yang mempengaruhi terpilihnya pasangan calon. Oleh karena itu, menurut Mahkamah, objek permohonan Pemohon telah tepat dan sesuai dengan ketentuan Pasal 106 ayat (2) UU 32/2004 dan Pasal 4 PMK 15/2008, menurut Mahkamah, eksepsi Termohon, tidak beralasan hukum;

• bahwa terhadap eksepsi Termohon angka 4, secara umum permohonan Pemohon memiliki dasar dan telah mememuhi syarat formal suatu gugatan, yaitu Pemohon dan Termohon, objek yang menjadi sengketa, posita, dan petitum. Dengan demikian, menurut Mahkamah, eksepsi Termohon tidak beralasan hukum;

• bahwa terhadap eksepsi Termohon angka 5, angka 6, angka 7, dan angka 8, menurut Mahkamah berkait erat dengan pokok permohonan sehingga akan diputus bersama-sama dengan pokok permohonan;

Pokok Permohonan [3.14] Menimbang bahwa selanjutnya Mahkamah akan mempertimbangkan pokok permohonan berdasarkan keterangan dan penjelasan para pihak (Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait), bukti-bukti surat dari Pemohon dan Termohon, serta keterangan para saksi dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait sebagai berikut: [3.14.1] Bahwa sesuai Bukti T-5 sampai dengan T-18 berupa Dokumen Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2010 di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (Model DA1-KWK), yang meliputi 15

Page 50: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

49

Kecamatan dalam lingkup Kabupaten Kotawaringin Timur tidak terdapat keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon; [3.14.2] Bahwa Pemohon dalam permohonannya tidak menyebutkan kesalahan hasil penghitungan suara yang dilakukan oleh Termohon pada tingkatan mana kesalahan hasil penghitungan suara terjadi, oleh karena itu Mahkamah akan mendasarkan pertimbangan pada bukti-bukti yang diajukan oleh Termohon, yaitu: - Bahwa sesuai Bukti T-20.1 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran

Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Teluk Sampit;

- Bahwa sesuai Bukti T-20.2 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Bukit Santuei;

- Bahwa sesuai Bukti T-20.3 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Telawang;

- Bahwa sesuai Bukti T-20.4 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan;

- Bahwa sesuai Bukti T-20.5 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Mentaya Hilir Utara (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK);

- Bahwa sesuai Bukti T-20.6 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Pulau Hanaut;

- Bahwa sesuai Bukti T-20.7 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang;

- Bahwa sesuai Bukti T-20.8 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Bamang;

- Bahwa sesuai Bukti T-20.9 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun

Page 51: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

50

keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Mentawa Baru Seranau;

- Bahwa sesuai Bukti T-20.10 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Kota Besi;

- Bahwa sesuai Bukti T-20.11 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Cempaga;

- Bahwa sesuai Bukti T-20.12 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Cempaga Hulu;

- Bahwa sesuai Bukti T-20.13 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Parenggean;

- Bahwa sesuai Bukti T-20.14 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Mentaya Hulu;

- Bahwa sesuai Bukti T-20.15 (Model C-KWK, Model C1-KWK, Lampiran Model C1-KWK, Lampiran Model C-3 KWK) tidak terdapat satu pun keberatan dari saksi-saksi masing-masing Pasangan Calon di Kecamatan Antang Kalang;

Bahwa terhadap bukti-bukti Termohon tersebut, Pemohon tidak mengajukan bukti tandingan yang dapat membantah bukti tersebut. Oleh karena itu dengan memperhatikan bukti-bukti tersebut, Mahkamah berpendapat, Pemohon tidak dapat membuktikan adanya kesalahan hasil penghitungan suara yang dilakukan oleh Termohon, sehingga dalil Pemohon terkait dengan kesalahan hasil pengitungan suara tidak beralasan menurut hukum;

30. HAKIM ANGGOTA: MUHAMMAD ALIM [3.14.3] Bahwa terhadap dalil Pemohon terkait dengan DPT, Pemohon telah mengajukan saksi yaitu Yusran Bin Dullah dan Shonhadji Ahmad, tanpa mengajukan bukti surat/tulisan. Terhadap dalil dan keterangan saksi Pemohon tersebut, Termohon mengajukan bukti surat/tulisan yaitu Bukti T-21, sampai dengan Bukti T-36, serta keterangan Anggota PPK Kecamatan Mentawa Baru Ketapang bernama Hadi Utama dan Ketua KPPS TPS 20 bernama Jerien Derovi Ngantung.

Page 52: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

51

Terhadap hal tersebut, Mahkamah berpendapat bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 10 PMK 15/2008, maka yang utama dalam perselisihan hasil Pemilukada adalah alat bukti surat/tulisan berupa berita acara dan salinan pengumuman hasil pemungutan suara secara berjenjang, sedangkan saksi adalah memperkuat bukti surat tulisan. Dalam perkara a quo, setelah Mahkamah memeriksa bukti dan keterangan saksi dari para pihak, Mahkamah berkesimpulan bahwa dalil Pemohon tersebut tidak didukung oleh bukti surat dan hanya mengajukan dua orang saksi, sehingga menurut Mahkamah dalil Pemohon tidak didukung oleh bukti yang cukup meyakinkan Mahkamah bahwa telah terjadi adanya pelanggaran terkait dengan DPT, sehingga dalil tersebut harus dikesampingkan; [3.14.4] Bahwa terhadap dalil Pemohon yang menyatakan pada saat pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Kotawaringin Timur telah terjadi pelanggaran-pelanggaran dan kecurangan-kecurangan yang bersifat massive, yang di dukung oleh keterangan saksi Johansyah dan tidak mengajukan bukti surat. Dalil dan keterangan saksi Pemohon tersebut telah dibantah oleh Termohon dalam jawabannya. Terhadap permasalahan tersebut, Mahkamah berpendapat, meskipun dalil Pemohon didukung oleh keterangan saksi, namun Mahkamah belum sampai pada kesimpulan bahwa pelanggaran-pelanggaran tersebut adalah pelanggaran yang massive, karena terkait dengan pelanggaran yang massive Mahkamah telah memberikan penjelasan apa yang dimaksud dengan pelanggaran atau kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan massive, yaitu dalam Putusan Nomor 21/PHPU.D-VIII/2010, tanggal 14 Juni 2010, sebagai berikut “Bahwa mengenai pelanggaran yang bersifat sistematis, terstruktur, dan masif, Mahkamah menilainya sebagai pelanggaran yang melibatkan sedemikian banyak orang, direncanakan secara matang, dan melibatkan pejabat serta penyelenggara pemilu secara berjenjang, (vide Putusan Mahkamah Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 bertanggal 2 Desember 2008 dan Putusan Mahkamah Nomor 17/PHPU.D-VIII/2010 bertanggal 11 Juni 2010)...dst; Dengan demikian, merujuk pada pertimbangan hukum dimaksud menurut Mahkamah dalil Pemohon tersebut tidak beralasan hukum; [3.14.5] Bahwa terhadap dalil Pemohon yang menyatakan banyak warga masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur yang tidak memperoleh undangan untuk memilih pada hari pemilihan, walaupun sudah terdaftar sebagai pemilih dalam Daftar Pemilihan Tetap (DPT), terhadap hal tersebut Mahkamah berpendapat, dengan tidak mendapat undangan untuk memilih bukan merupakan alasan yang tepat untuk melakukan pemungutan suara ulang, karena Mahkamah sejak Putusan Nomor 102/PUU-VII/2009 tanggal 6 Juli 2009 telah menyatakan pemilih dapat menggunakan Kartu Tanda Penduduk atau Paspor untuk memilih,

Page 53: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

52

sehingga menurut Mahkamah, pemilih yang tidak mendapatkan undangan dapat menggunakan KTP/Paspor untuk menggunakan hak memilihnya. Dengan demikian, dalil Pemohon tersebut menurut Mahkamah tidak beralasan menurut hukum; [3.14.6] Bahwa terhadap dalil Pemohon mengenai adanya pemindahan lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) V, Tempat Pemungutan Suara (TPS) VI, Tempat Pemungutan Suara (TPS) VII, Tempat Pemungutan Suara (TPS) VIII, dari Desa Sebungsu ke Desa Cempaka Putih, tanpa adanya kesepakatan dan pemberitahuan yang mengakibatkan para pemilih banyak yang tidak hadir untuk menggunakan hak suara, dan saksi-saksi dari pasangan calon terlambat datang, karena harus terlebih dahulu mencari lokasinya.”, sesuai Bukti T-39, hal tersebut dilakukan karena permintaan dari PT. Tunas Agro Subur Kencana dengan Surat Nomor 015/KTU/PEM/TASK/V/2010, tanggal 27 Mei 2010, dan sesuai Bukti T-40, bahwa PT. Tunas Agro Subur Kencana siap membantu kelancaran hak para pemilih yang memberikan suaranya di TPS V, TPS VI, TPS VII dan TPS VIII Desa Sebungu yang dipindahkan ke Desa Cempaka Putih, serta menjamin dan berusaha semaksimal mungkin mengangkut para pemilih yang terdaftar di DPT ke TPS yang telah ditentukan. Namun, pemindahan TPS tersebut terdapat keberatan dari Tim Kampanye Jadinor Surat Nomor 007/Jadinor/VI/2010, tanggal, 7 Juni 2010, tentang keberatan pemindahan lokasi TPS V, TPS VI, TPS VII dan TPS VIII Kebun PT. TASK di Desa Sebungsu. Terhadap hal tersebut, PPK Parenggean memberikan penjelasan terkait pemindahan TPS V sampai dengan TPS VIII dalam suratnya Nomor 13/PPK-PRG/PK/5/10 tertanggal 08 Juni 2010. Terkait dengan hal dimaksud, Panwaslukada Kecamatan Parenggean melakukan investigasi dan meminta klarifikasi kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Parenggean, yang pada akhirnya dilakukan rapat yang dihadiri oleh Termohon, Pihak Terkait, Panitia Pengawas Pemilukada dan hasilnya telah disepakati oleh seluruh pasangan calon untuk dilakukan pemindahan lokasi TPS dimaksud. Hasil pemeriksaan Panwaslu tidak mengidentifikasi telah terjadinya pelanggaran. Sesuai dengan fakta tersebut di atas, Mahkamah berpendapat hal tersebut tidak terkait dengan perselisihan hasil Pemilukada, sehingga dalil tersebut harus dikesampingkan; [3.14.7] Bahwa terhadap dalil adanya intimidasi yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan Calon dengan Nomor Urut 6, menurut Mahkamah, dalil tersebut tidak didukung oleh bukti yang kuat, terlebih lagi dalil tersebut dibantah oleh saksi pihak Terkait yang bernama M. Ali Natadilaga (vide, Persidangan tanggal 29 Juni 2010), dan Termohon. Terlebih lagi sesuai fakta yang terungkap di persidangan Pemohon tidak mampu menjelaskan secara rinci dimana, siapa dan kapan tepatnya perbuatan

Page 54: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

53

intimidasi tersebut dilakukan, sehingga dalil tersebut tidak beralasan hukum; [3.14.8] Bahwa terhadap dalil Pemohon terdapat pemilih ganda, salah satunya adalah kejadian pemungutan suara di TPS 20 di Kelurahan Mentawa Hulu, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kotawaringin Timur, yang dilakukan oleh seseorang yang menjabat sebagai Bupati di wilayah lain bernama Darwan Ali, yang diperkuat dengan keterangan saksi Pemohon yaitu Shonhadji Ahmad, tetapi telah dibantah oleh Termohon dengan diperkuat keterangan Ketua KPPS bernama Jerien Derovi Ngantung. Terhadap hal tersebut, menurut Mahkamah, sesuai fakta dan bukti yang terungkap dipersidangan tanggal 29 Juni 2010 ternyata Darwan Ali bertempat tinggal di Kabupaten Kotawaringin Timur dan memiliki KTP di Kabupaten Kotawaringin Timur dan terdaftar di DPT, dan sesuai Surat Nomor 97/Panwaslu Kada/Kotim/VI/2010, tanggal 7 Juni 2010 (Bukti T-40) telah meyatakan, ”nama Darwan Ali terdaftar dengan nomor urut 428, dengan demikian Darwan Ali mempunyai hak untuk memberikan suaranya dan hal tersebut bukanlah pelanggaran pemilukada.” Menurut Mahkamah, dalil Pemohon, tidak tepat dan keliru sehingga tidak beralasan hukum; [3.14.9] Bahwa terhadap dalil Pemohon yang menyatakan seluruh saksi-saksi Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (terkecuali saksi dari Pasangan Calon Nomor Urut 6), telah menolak untuk menandatangani Berita Acara Nomor 06/KPU-KOTIM/BA/VI/2010, tanggal 12 Juni 2010, tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2010, menurut Mahkamah, dengan tidak ditandatanganinya Berita Acara Nomor 06/KPU-KOTIM/BA/VI/2010, tanggal 12 Juni 2010 oleh Anggota Termohon yang lain atau saksi pasangan calon tidak menyebabkan Berita Acara KPU menjadi cacat hukum, karena hal tersebut tidak wajib sebagaimana ditentukan dalam Pasal 26 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan KPU Nomor 73 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Oleh Panitia Pemilihan Kecamatan, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Serta Penetapan Calon Terpilih, Pengesahan dan Pengangkatan dan Pelantikan, menyatakan: “(2) Berita Acara dan Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditandatangani oleh seluruh anggota KPU Kabupaten/Kota serta saksi yang hadir dan dibubuhi cap KPU Kabupaten/Kota kemudian dimasukkan ke dalam sampul dan disegel.

(3) Dalam hal terdapat anggota KPU Kabupaten/Kota dan saksi yang hadir, tetapi tidak bersedia menandatangani sebagaimana dimaksud

Page 55: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

54

pada ayat (2) berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditandatangani oleh anggota KPU Kabupaten/Kota dan saksi yang bersedia menandatangani.”

[3.14.10] Bahwa terhadap dalil Pemohon yang menyatakan Termohon tidak menerbitkan Surat Keputusan terhadap Berita Acara Nomor 06/KPU-KOTIM/BA/VI/2010, tertanggal 12 Juni 2010 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2010, sesuai Bukti T-2, ternyata Termohon telah menerbitkan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 23 Tahun 2010 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2010, tanggal 12 Juni 2010 yang kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kotawaringing Timur Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penetapan Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2010 tanggal 13 Juni 2010 (Bukti T-4). Dengan demikian, menurut Mahkamah dalil Pemohon tersebut tidak beralasan hukum; [3.14.11] Bahwa terhadap dalil Pemohon yang menyatakan adanya pelanggaran-pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, dan massive, sesuai dengan fakta yang terungkap di persidangan baik bukti surat maupun keterangan saksi Pemohon yaitu Rudi, Hardedi A. Rahman, Salman Gani, Johansyah, Saleh Mansyah, Suwardi, SH, dan Burhan K, belum memberikan keyakinan kepada Mahkamah bahwa terjadi pelanggaran-pelanggaran bersifat terstruktur, sistematis, dan massive, seandainya pun ada pelanggaran, quod non, pelanggaran tersebut belum dapat dikategorikan bersifat terstruktur, sistematis, dan massive karena hanya terjadi secara sporadis dibeberapa tempat tidak dapat mengakibatkan pemungutan suara ulang di Kabupaten Kotawaringin Timur, oleh karena itu menurut Mahkamah dalil Pemohon tersebut tidak beralasan hukum; [3.15] Menimbang bahwa berdasarkan seluruh uraian pertimbangan di atas, Mahkamah berpendapat permohonan Pemohon tidak terbukti dan tidak beralasan menurut hukum;

31. KETUA: MOH. MAHFUD MD

4. KONKLUSI

Page 56: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

55

Berdasarkan penilaian atas fakta dan hukum sebagaimana diuraikan di atas, Mahkamah berkesimpulan: [4.1] Mahkamah berwenang untuk memeriksa, mengadili, dan memutus

permohonan a quo; [4.2] Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk

mengajukan permohonan a quo; [4.3] Permohonan diajukan masih dalam tenggang waktu yang

ditentukan; [4.4] Eksepsi Termohon tidak beralasan hukum; [4.5] Pokok permohonan Pemohon tidak terbukti dan tidak beralasan

hukum; Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mengingat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316), Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. AMAR PUTUSAN Mengadili,

Menyatakan: Dalam Eksepsi Menolak Eksepsi Termohon Dalam Pokok Permohonan Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya; Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Hakim oleh sembilan Hakim Konstitusi yaitu Moh. Mahfud MD, selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, M. Akil Mochtar, Muhammad Alim, Hamdan Zoelva, Ahmad Fadlil Sumadi, Harjono, Maria Farida Indrati, dan M. Arsyad Sanusi, masing-masing sebagai Anggota, pada hari Rabu tanggal tujuh bulan Juli tahun dua ribu sepuluh yang diucapkan dalam Sidang Pleno terbuka untuk umum oleh sembilan Hakim Konstitusi pada hari yang sama yaitu Moh. Mahfud MD, selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, M. Akil Mochtar, Muhammad Alim, Hamdan Zoelva, Ahmad Fadlil Sumadi, Harjono, Maria Farida Indrati, dan M. Arsyad Sanusi, masing-masing sebagai Anggota dengan didampingi oleh Eddy Purwanto sebagai Panitera Pengganti, serta dihadiri oleh Pemohon/Kuasanya, Termohon/Kuasanya, dan Pihak Terkait/Kuasanya.

KETUK PALU 1X

Page 57: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

56

Demikian untuk Perkara, baik berikutnya terakhir. Putusan Nomor 45.

PUTUSAN

Nomor 45/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2010, yang diajukan oleh:

[1.2] 1. Nama : Dr. H. Ujang Iskandar, ST., M.Si; Pekerjaan : Bupati Kotawaringin Barat;

Alamat : Jalan Sutan Syahrir Nomor 2 Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah

2. Nama : Bambang Purwanto, S.ST.; Alamat : Komplek BTN Beringin Rindang Gg. Mangga Nomor 17, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah;

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2010, Nomor Urut 2; Dalam hal ini memberikan kuasa kepada DR. Bambang Widjojanto, SH., MH., Iskandar Sonhadji, SH., Diana Fauziah, SH., dan Hermawanto, SH., kesemuanya adalah Advokat dari Kantor Widjojanto, Sonhadji, & Associates, beralamat kantor di City Lofts Sudirman 21st Floor Suite 2108, Jalan K.H. Mas Mansyur, Nomor 121, Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 8 Juni 2010, bertindak untuk dan atas nama Pemohon; Selanjutnya disebut sebagai ----------------------------------------Pemohon;

Terhadap: [1.3] Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kotawaringin Barat, berkedudukan di Jalan Bayangkara Perum Pinang Merah III, Kotawaringin Barat; Berdasarkan surat kuasa Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kotawaringin Barat tanggal 21 Juni 2010, memberikan kuasa kepada Arteria Dahlan, S.T., S.H., Risa Mariska, S.H., Adzah Luthan, S.H., Ayudi Rusmanita, S.H., Novia Putri Primanda, S.H., Yonna Ayunani Kusmayadi Maubanu, SH., Moechammad Amiroel Bachry, SH., dan Ayudya Harfianti, SH., Advokat pada Kantor Hukum

Page 58: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

57

Arteria Dahlan Lawyers, beralamat kantor di Wisma 46-Kota BNI, 44th Floor-Suite 4405, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 1 Jakarta 10220, bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai ---------------------------------------Termohon; [1.4] Membaca permohonan dari Pemohon; Mendengar keterangan dari Pemohon; Mendengar keterangan dan membaca Jawaban Tertulis dari Termohon; Memeriksa bukti-bukti dari Pemohon dan Termohon; Mendengar keterangan saksi-saksi dari Pemohon, dan Termohon; Membaca kesimpulan tertulis dari Pemohon, dan Termohon;

32. HAKIM ANGGOTA: M. AKIL MOCHTAR Pokok Permohonan [3.13] Menimbang bahwa terhadap pokok permohohonan, Termohon mengajukan eksepsi yang pada pokoknya mendalilkan bahwa dasar hukum permohonan Pemohon tidak jelas dan kabur (exception obscurri lebelli), hanya mengklaim secara sepihak dan tanpa dasar serta jauh dari fakta sebenarnya maupun logika hukum (error in persona), tidak memenuhi kualitas dan formalitas pengajuan gugatan, bersifat manipulatif, jauh dari fakta hukum dan bersifat ilusionis, materi permohonan Pemohon bukan kewenangan absolute Mahkamah Konstitusi, dan Menurut Termohon permohonan Pemohon juga salah objek. Terhadap dalil-dalil tersebut Mahkamah berpendapat bahwa dalil Termohon sangat berkaitan erat dengan pokok permohonan, sehingga eksepsi dimaksud akan dipertimbangkan bersama pokok permohonan; [3.14] Menimbang bahwa selanjutnya Mahkamah akan mempertimbangkan pokok permohonan berdasarkan keterangan dan penjelasan para pihak (Pemohon, Termohon, dan Panwaslu), bukti-bukti surat dari Pemohon dan Termohon, serta keterangan para saksi dari Pemohon dan Termohon, sebagai berikut: [3.15] Menimbang bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea Keempat menyatakan “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab,

Page 59: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

58

Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.” Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menyatakan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar dan Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Oleh karena Undang-Undang Dasar adalah hukum yang paling tinggi tingkatannya dalam negara, maka tujuan hukum tertinggi itu juga untuk mencapai dan mewujudkan tujuan yang paling tinggi yaitu : keadilan (justice), ketertiban (order), mewujudkan nilai-nilai kemerdekaan dan kebebasan (freedom), kemakmuran dan kesejahteraan bersama (prosperity and welfare). Sebagaimana tujuan bernegara yang telah dirumuskan oleh pendiri negara (the founding state). Oleh karena tujuan demokrasi yang ideal itu haruslah diletakkan atas dasar hukum, sehingga Indonesia sebagai negara hukum (the rule of law) harus terus menerus menegakkan kedaulatan hukum dan mengakui bahwa konsep demokrasi yang ideal adalah demokrasi yang berdasarkan atas hukum (nomokrasi) dan harus terus-menerus ditegakkan dengan menjauhi prinsip-prinsip yang merusak sendi-sendi demokrasi (mobokrasi). [3.16] Menimbang bahwa Pemilukada sebagai salah satu sarana perwujudan demokrasi di Indonesia dalam rangka tegaknya sistim politik demokrasi merupakan sarana untuk memilih dan menentukan kepemimpinan daerah secara konstitusional yang dilakukan dengan mengikutsertakan rakyat dalam kehidupan bernegara. Pemilukada merupakan salah satu sarana yang sangat strategis dalam melaksanakan tujuan tersebut. Oleh sebab itu Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan Pemilu harus dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Sebagai lembaga negara pengawal konstitusi dan penegak demokrasi, Mahkamah dalam menegakkan negara hukum yang demokratis, harus mendorong dan menjamin agar konstitusi dihormati dan dilaksanakan oleh semua komponen negara secara konsisten dan bertanggung jawab; [3.17] Menimbang bahwa sebagaimana telah menjadi jurisprudensi Mahkamah dalam memutus perselisihan hasil Pemilukada, Mahkamah tidak hanya menghitung kembali hasil penghitungan suara tetapi juga harus menggali keadilan dengan menilai dan mengadili proses Pemilukada yang dapat mempengaruhi hasil penghitungan suara yang diperselisihkan. Oleh sebab itu, meskipun menurut Undang-Undang yang dapat diadili oleh Mahkamah adalah hasil penghitungan suara, namun pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan terjadinya hasil penghitungan suara yang kemudian dipersengketakan itu harus pula dinilai untuk menegakkan keadilan, dengan syarat pelanggaran-pelanggaran tersebut dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan

Page 60: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

59

massive. Dengan demikian apabila Mahkamah menilai dalam proses penyelenggaraan Pemilukada telah terjadi berbagai pelanggaran serius, baik pelanggaran administrasi maupun pelanggaran pidana, yang bersifat terstruktur, sistematis, dan massive yang merusak sendi-sendi Pemilukada yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (asas “luber dan jurdil”) yang diamanatkan oleh UUD 1945 dan UU 32/2004 juncto UU 12/2008 yang mempengaruhi hasil Pemilukada maka Mahkamah dapat mempertimbangkan dan menilai proses penyelenggaraan Pemilukada yang harus berlangsung sesuai dengan asas “luber dan jurdil” (vide Putusan Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 tanggal 2 Desember 2008); [3.18] Menimbang bahwa selanjutnya Mahkamah akan menilai apakah proses penyelenggaraan Pemilukada di Kabupaten Kotawaringin Barat telah terjadi pelanggaran yang bersifat sistematis, terstruktur, dan masif yang merusak sendi-sendi Pemilukada yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil yang diamanatkan oleh UUD 1945 dan UU 32/2004 juncto UU 12/2008 dan apakah telah terjadi intimidasi kepada masyarakat sebagai pemilih yang melanggar salah satu prinsip Pemilu yaitu “bebas” dalam menentukan hak pilihnya, dan apakah hal tersebut melanggar hak warga negara yang dijamin dalam Pasal 28G ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.” Ketentuan di atas bersesuaian pula dengan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas rasa aman dan tentram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu” ; [3.19] Menimbang bahwa dalil-dalil permohonan Pemohon pada pokonya sebagai berikut: - Bahwa dalam pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah di Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2010 telah terjadi pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, dan massive hampir pada seluruh wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat yang meliputi 6 wilayah kecamatan, yaitu di Kecamatan Arut Selatan, Kecamatan Arut Utara, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kecamatan Kumai, Kecamatan Pangkalan Lada dan di Kecamatan Pangkalan Banteng.

- Bahwa sifat-sifat pelanggaran Pemilukada di Kabupaten Kotawaringin Barat sebagai berikut:

a. Bersifat sistematis yaitu adanya perencanaan yang sistematis yang dirancang oleh sutau Lembaga yang bergerak dalam konsultan

Page 61: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

60

pemenang Pemilu yang termuat dalam buku yang berjudul “Bagaimana memenangkan Pasangan ‘SUGESTI” (Bukti P-6), dimana dalam buku tersebut pada intinya mengemukakan, ada beberapa prinsip utama yang harus dipenuhi oleh team pemenangan di dalam melakukan pertempuran gerilya ini: perencanaan matang, sasaran yang jelas, siapa yang akan dibidik (terutama melakukan money politic), menyerang diam-diam tanpa terlihat lawan dan SDM yang handal, bahwa yang paling efektif dan sangat mungkin digunakan ialah pertempuran gerilya dan pertempuran melambung dengan membentuk pleton-pleton (sukarelawan) pada setiap RT yang bertugas mendata pemilih serta menyampaikan isu, propaganda juga membagikan merchandise atau uang. Sebagai pelaksanaan dari strategi tersebut Tim Sukses Pasangan Calon H. Sugianto-H. Eko Somarno, SH., telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor KEP-01/TIM KAM/KOBAR/III/2010, tanggal 10 Maret 2010 tentang Penetapan Tim Relawan Kampanye Pemenangan Pasangan Calon Bupati dan Calon Bupati H. Sugianto-H. Eko Somarno SH., sebanyak 78.238 orang atau 62,09% dari pemilih yang menggunakan hak pilihnya, di enam kecamatan yaitu di Kecamatan Arut Selatan, Kecamatan Arut Utara, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kecamatan Kumai, Kecamatan Pangkalan Lada dan di Kecamatan Pangkalan Banteng (vide bukti P-7, bukti P-7-1, bukti P-7-2, bukti P-7-3,bukti P-7-4, bukti P-7-5, bukti P-7-6, bukti P-7-7,bukti P-7-8, bukti P-7-9, bukti P-7-10, bukti P-7-11);

b. Bersifat Terstruktur yaitu bahwa dari jumlah relawan 78.238 terdapat nama-nama Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara/KPPS sebagai relawan yang terlibat atau setidaknya masuk di dalam daftar relawan Pasangan Calon Nomor Urut 1 diantaranya di Kecamatan Arut Selatan sebanyak 17 orang Ketua KPPS, di Kecamatan Arut Utara sebanyak 6 orang Ketua KPPS, di Kecamatan Kotawaringin Lama sebanyak 7 orang Ketua KPPS, di Kecamatan Kumai sebanyak 17 orang Ketua KPPS, di Kecamatan Pangkalan Banteng sebanyak 21 orang Ketua KPPS dan di Kecamatan Pangkalan Lada sebanyak 17 orang Ketua KPPS (vide Bukti P-8);

c. Bersifat Masif yaitu bahwa pengangkatan relawan sejumlah 78.238 orang tersebut dapat dikualifikasi sebagai bagian dari tindakan kejahatan politik uang atau setidaknya dapat dinyatakan sebagai kedok untuk melakukan politik uang. Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 memberikan Surat Keputusan/Sertifikat/Surat Keterangan sebagai relawan pasangan Sugianto-Eko dengan disertai uang dengan besaran diantara Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) perorang (vide Bukti P-12), dan adanya pelanggaran politik uang

Page 62: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

61

tersebut telah dilaporkan oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 2 (Pemohon) kepada seluruh Panwas khusunya kepada Panwas Kecamatan Pangkalan Banteng, Panwas Kecamatan Arut Selatan, dan Panwas Kabupaten Kotawaringin Barat (vide Bukti P-13, Bukti P-13-1, dan Bukti P-13-2). Pemohon juga banyak menemukan politik uang yang disampaikan kepada Panwas Lapangan di Kecamatan Kumai khususnya di Desa Kubu, Teluk Bogam, Sei Kapitan, Kelurahan Candi, Batu Belaman yang berjumlah 19 kasus penerimaan politik uang dan terhadap laporan tersebut Pemohon belum mengetahui tindak lanjutnya (vide Bukti P-14). Selain itu Pemohon juga banyak menemukan politik uang yang dilakukan Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 yang disertai ancaman yang tersebar disebagian besar kecamatan yaitu di Kecamatan Pangkalan Banteng sebanyak 136 orang, di Kecamatan Arut Selatan sebanyak 96 orang, di Kecamatan Arut Utara sebanyak 2 orang, di Kecamatan Kumai sebanyak 26 orang, di Kecamatan Kotawaringin Lama sebanyak 27 orang, dan di Kecamatan Pangkalan Lada sebanyak 73 orang (vide Bukti P-15). Sebagai bukti adanya ancaman kekerasan terhadap para pemilih yang tidak memilih pasangan tertentu maka pada tanggal 3 Juni 2010 para Kepala Desa Kubu, Desa Sei Bakau, Teluk Bogam, Keraya, Teluk Pulai, Sei Cabang dan Desa Sabuai membuat surat Kepada Bupati Kotawaringin Barat untuk meminta diberikan Petugas Keamanan dari Aparat TNI/POLRI selama Pelaksanaan Pemilukada yang ditugaskan di desa-desa tersebut sebanyak 2 orang Anggota TNI/POLRI Per-Desa, terhadap permohonan tersebut Bupati Kotawaringin Barat telah menindak lanjutinya dengan Surat Nomor 061/91/ORG tanggal 4 Juni 2010 Kepada Komandan KODIM 1014 Pangkalan Bun, KAPOLRES KOBAR dan Komandan LANUD Iskandar Pangkalan Bun, Perihal : Bantuan Petugas Keamanan PEMILU KADA Tahun 2010 (vide Bukti P-16 dan Bukti P-17) namun pada kenyataannya permohonan a quo tidak ditangani dan tidak dijalankan secara efektif, karena praktek politik uang masih terjadi dan dilakukan begitu kimassive dan berjalan sangat efektif.

[3.20] Menimbang bahwa untuk menguatkan dalil-dalilnya tersebut, Pemohon telah mengajukan bukti surat/tulisan (Bukti P-1 sampai dengan Bukti P-19), serta 68 orang saksi masing-masing 1) M. Suherman, 2) Ratna Mutiara, 3) M. Baedowi, 4) Yohanes Luther, 5) Kusniyadi, 6) Ahmad Ruslan, 7) Sudirman Anwar, 8) Sunardi, 9) Didi Wahyudi, 10) Rahmat Giyono, 11) Musripan, 12) Komarudin, 13) Rohmat Basuki, 14) Suwandi, 15) Sumardi, 16) M. Syahrin, 17) Anang Aspan, 18) Marsianto, 19) Yanto Wijoyo, 20) Pdt. Dedi Supusena, 21) Jariah, 22) Ismail, 23) Gufrani, 24) Edi Sulistya, 25) Remo, SJ., 26) M. Yani, 27) Yakin, 28) Kahfi, 29) Mat

Page 63: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

62

Hudah, 30) Syahrial, 31) Sahwani, 32) A. Hamim Musyadad, 33) M. Husin Nafarin, 34) Gusti Syahrudin, 35) Eson, 36) M. Rusdi, 37) Jugah, 38) Dedy Suhendar, 39) M. Zaenuri, 40) Abdul Maki, 41) Mulyadi, 42) Gapur, 43) Amininsyah, 44) Johar Songkar, 45) David Dino, 46) Yulianus Yoker, 47) Tani Unus, 48) Berita Jelun, 49) Durani, 50) Ternama, 51) Tengau, 52) Nirmansyah, 53) Aceng, 54) M. Salamun, 55) Sabri, 56) Supeno, 57) Safari, 58) Nono Darsono, 59) Dewi Susanti, 60) Edi S., 61) Sugianti, 62) Siti Mukaromah, 63) Sumaji, 64) Masri, 65) Juhari, 66) Saleh, 67) Dahni, dan 68) M. Noor, yang telah didengar keterangannya di bawah sumpah di persidangan tanggal 28 Juni 2010, 29 Juni 2010, dan tanggal 30 Juni 2010 yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. M. Suherman: • Bahwa saksi tinggal di Desa Marga Mulia, Kecamatan Pangkalan

Banteng; • Bahwa saksi menangkap Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1

(Sugianto-Eko) yang sedang membagi-bagikan uang kepada masyarakat sebanyak 36 amplop, setiap amplop berisi uang sebanyak Rp. 150. 000, - (seratus lima puluh ribu rupiah) dan sertifikat untuk relawan;

• Bahwa saksi memanggil PPL yang bernama Agus, namun PPL meneruskan laporan ke Pasangan Calon Terpilih;

• Bahwa warga disuruh untuk menandatangani kertas kosong; • Bahwa saksi melapor kepada Panwas Kecamatan namun tidak ada

tanggapan; • Bahwa bukti yang dimiliki oleh saksi diminta oleh Tessi (preman); • Bahwa setelah kejadian tersebut saksi dan keluarga merasa terancam

dan terintimidasi; • Bahwa saksi dimintai keterangan oleh Panwas Kabupaten, namun

tanggapan Panwas Kabupaten, jika laporan saksi diproses, maka harus mengungsikan keluarga karena takut ancaman;

2. Ratna Mutiara: • Bahwa saksi tinggal di Desa Kebun Agung, Kecamatan Pangkalan

Banteng; • Bahwa saksi adalah Ketua Yasinan (tokoh masyarakat); • Bahwa pada tanggal 4 April 2010, saksi didatangi oleh Tim Sukses

Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) diminta untuk bergabung menjadi Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko), namun saksi menolak;

• Bahwa saksi dijanjikan akan diberikan uang lebih jika mau bergabung dengan Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

Page 64: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

63

• Bahwa Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) membagi-bagikan uang kepada masyarakat;

3. M. Baedowi: • Bahwa saksi tinggal di Desa Sumber Agung Pangkalan Lada; • Bahwa saksi diberikan uang sebanyak Rp. 600.000,- (enam ratus ribu

rupiah) dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko); • Saksi diminta untuk memilih pasangan Sugianto-Eko; • Bahwa saksi merasa ketakutan; 4. Pdt. Yohanes Luther: • Bahwa saksi adalah seorang Pendeta; • Bahwa saksi tinggal Desa Lada Mandala Jaya, Kecamatan Pangkalan

Lada; • Bahwa saksi menerima laporan telah terjadi pembagian uang (money

politic) di desa tempat saksi tinggal kepada masyarakat dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 ( Sugianto-Eko);

• Bahwa saksi melaporkan kepada Panwas Lapangan, yang diteruskan ke Panwascam, dan benar ada pengakuan dari seorang yang bernama Arifin bahwa ada pembagian uang kepada masyarakat;

• Bahwa Ketua KPPS tidak ingin menindaklanjuti laporan tersebut, dengan alasan jika laporan tersebut diteruskan kepada Kepolisian maka Ketua KPPS mengundurkan diri dari tugasnya;

• Bahwa banyak masyarakat terintimidasi dan ada yang diberhentikan dari pekerjaannya;

5. Kusniyadi: • Bahwa saksi tinggal Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan; • Bahwa pada tanggal 4 Juni 2010 ada pembagian uang kepada

masyarakat dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko), dan masyarakat diminta untuk memilih Pasangan Calon Sugianto-Eko, dengan ancaman jika tidak memilih akan dijagal;

• Bahwa saksi dan keluarga mendapatkan amplop yang keseluruhan isinya berjumlah Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

6. Ahmad Ruslan: • Bahwa saksi tinggal di Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut

Selatan ; • Bahwa pada tanggal 15 Mei 2010 saksi didatangi Tim Sukses Pasangan

Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) diminta untuk tanda tangan mendukung Pasangan Sugianto-Eko dan dijanjikan akan diberikan uang dan sembako;

• Bahwa saksi menolak atas tawaran tersebut namun saksi mendapat pukulan dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

7. Sudirman Anwar:

Page 65: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

64

• Bahwa saksi tinggal di Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan ;

• Bahwa saksi menolak pemberian uang dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

• Bahwa saksi diancam oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) akan dibacok jika tidak memilih pasangan Sugianto-Eko;

8. Sunardi: • Bahwa saksi tinggal di Desa Sido Mulyo, Kecamatan Pangkalan

Banteng; • Bahwa di Pasar Sidomulyo Kecamatan Pangkalan Banteng ada

pembagian uang dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

9. Didi Wahyudi: • Bahwa saksi tinggal di Desa Sungai Bakau, Kecamatan Kumai; • Bahwa saksi diminta sesorang yang bernama Uwi untuk datang ke

rumahnya; • Bahwa Uwi memberikan uang sebanyak Rp. 1.600.000 (satu juta enam

ratus ribu rupiah) untuk dibagikan kepada 11 orang masing-masing Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah), dan untuk 3 orang masing-masing Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah), sisanya untuk transport saksi;

• Bahwa setelah uang dibagikan kepada masyarakat sesuai instruksi Uwi, ternyata pasangan Sugianto-Eko kalah dan saksi diminta untuk mengembalikan uang tersebut;

10. Rahmat Giyono: • Bahwa saksi adalah Kepala Desa Sebuai, Kecamatan Kumai; • Bahwa Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko),

meminta fotokopi KTP masyarakat dan meminta masyarakat untuk tanda tangan mendukung pasangan Sugianto-Eko;

• Saksi mendapat informasi bahwa ada pembagian uang kepada masyarakat dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

• Bahwa saksi mendapat ancaman, jika pasangan Sugianto-Eko menang, saksi akan dipecat dari jabatannya;

11. Muspiran: • Bahwa saksi tinggal di Desa Sungai Bengkuang Kecamatan Kumai; • Bahwa pada masa tenang tanggal 3 Juni 2010, jam 19.00 ada

pembagian uang kepada masyarakat dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

• Bahwa saksi menolak pemberian uang; 12. Komarudin:

Page 66: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

65

• Bahwa saksi tinggal di Kelurahan Kumai Hilir, Kecamatan Kumai; • Bahwa pada tanggal 31 Mei 2010 saksi mendengar informasi dari

seorang teman bahwa Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) membagi-bagikan uang kepada masyarakat;

• Bahwa pada hari pencoblosan, ada seseorang yang sudah tua, diarahkan untuk mencoblos Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Bahwa di Desa Subuai sudah ada yang menjadi tersangka, atas tuduhan money politic;

• Bahwa saksi di SMS oleh Ketua Panwas yang bernama Marjomo, yang isinya, “Sudah dipikirkan buntutnya, karena saya sudah dalam keadaan tertekan”;

13. Rohmat Basuki: • Bahwa saksi tinggal di Desa Tanjung Terantang, Kecamatan Arut

Selatan; • Bahwa saksi adalah Ketua PPS Desa Tanjung Terantang; • Bahwa pada tanggal 4 Juni 2010 di Desa Terantang ada pembagian

uang kepada masyarakat dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

14. Suwandi: • Bahwa saksi tinggal di Desa Natai Baru Kecamatan Arut Selatan; • Bahwa pada tanggal 21 Mei 2010 ada pertemuan di rumah Tim Sukses

Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko); • Bahwa ada laporan di dalam rumah tersebut ada pembagian uang

Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) kepada tamu yang datang;

• Bahwa ada ancaman pemecatan terhadap karyawan Perusahaan Tanjung Lingga jika tidak memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1, yang notabene yang memiliki perusahaan tersebut adalah Calon Nomor Urut 1;

• Bahwa pemecatan itu telah terjadi terhadap 2 orang karyawati; • Bahwa ada pembagian uang dari rumah ke rumah;

15. Sumardi: • Bahwa saksi adalah Kepala Desa Sagu Suka Mulya, Kecamatan

Kotawaringin Lama ; • Bahwa ada money politic untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut

1 dan intimidasi di Desa Sagu Suka Mulya; • Bahwa ada SK relawan yang terbit, namun nama-namanya tidak

dikenali oleh saksi; • Bahwa saksi ditelepon oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1

(Sugianto-Eko) untuk tidak berbuat macam-macam, dan saksi diancam akan dipecat jika pasangan Sugianto-Eko menang;

33. HAKIM ANGGOTA : MUHAMMAD ALIM

Page 67: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

66

16. M. Syahrin: • Bahwa saksi tinggal di Kelurahan Mendawai, Kecamatan Arut Selatan; • Bahwa ada dua orang yang belum cukup umur ikut memilih; • Bahwa banyak warga yang tidak mendapatkan undangan; • Bahwa ada tiga orang yang menggunakan hak pilih orang lain, hal ini

sudah dilaporkan ke Panwaslu, namun sampai sekarang belum ada tindakan;

• Bahwa pada saat ini pesta miras merajalela di Kotawaringin Barat; 17. Anang Aspan: • Bahwa saksi tinggal di Kelurahan Kumai Hilir, Kecamatan Kumai; • Bahwa pada tanggal 4 Juni 2010 ada laporan bahwa telah terjadi

perampasan kertas suara oleh Hj. Hatmah sebanyak 11 kertas suara; • Bahwa saksi mencoba menghubungi Panwas Kecamatan, namun

handphone-nya tidak ada yang aktif; • Bahwa saksi melapor ke Panwas Kabupaten, namun oleh Panwas

Kabupaten dikatakan bahwa hal tersebut bukan merupakan wewenang Panwas Kabupaten dan tidak berani melangkahi wewenang Panwas Kecamatan;

• Bahwa Panwas Kecamatan datang ke tempat kejadian, dan dikatakan bahwa pengambilan/perampasan kertas suara tidak jadi masalah;

• Bahwa ada pengembalian kertas suara yang dirampas, dan saksi melaporkan hal tersebut kepada Panwas Kecamatan secara resmi;

18. Marsianto: • Bahwa saksi adalah Kepala Desa Natai Kerbau, Kecamatan Pangkalan

Banteng; • Bahwa pada tanggal 24 Mei 2010 terjadi pendataan masyarakat oleh

Ketua RT yang dikoordinir oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

• Bahwa setelah pendataan, ada pembagian uang kepada masyarakat sebanyak 900 amplop;

• Bahwa pada tanggal 4 Juni 2010 (minggu tenang), kendaraan saksi dihentikan oleh seseorang dengan alasan akan memeriksa dokumen perusahaan yang hilang;

• Bahwa setelah kejadian tersebut saksi meminta Hansip untuk berjaga-jaga;

19. Yanti Wijoyo: • Bahwa saksi tinggal di Kelurahan Candi, Kecamatan Kumai; • Bahwa pada tanggl 4 Juni 2010 (minggu tenang) saksi didatangi oleh

Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) untuk memberikan uang kepada saksi sebanyak Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) asal saksi mau memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1;

20. Pdt. Dedi Supusepa:

Page 68: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

67

• Bahwa saksi tinggal di Kelurahan Raja, Kecamatan Arut Selatan; • Bahwa saksi menerima pemberitahuan ada kebaktian; • Bahwa di tempat kebaktian ternyata ada sosialisasi untuk mendukung

Pasangan Calon Nomor Urut 1; • Bahwa masyarakat tidak mampu dijanjikan akan diberikan uang dan

tanah seluas 2 ha; • Bahwa ada pembagian uang secara terang-terangan dari seseorang

yang bernama Jhon Untung untuk mendukung Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

• Bahwa di tempat pencoblosan masih terdapat pembagian uang, dan ada masyarakat yang protes, namun aparat keamanan malah melarikan diri;

• Bahwa saksi mendapat sms yang isinya agar saksi tidak berbuat macam-macam;

• Bahwa minuman keras sudah merajalela, namun aparat dirasakan lumpuh;

21. Jariah: • Bahwa saksi tinggal di Desa Marga Mulia Kecamatan Pangkalan

Banteng; • Bahwa pada tanggal 1 Juni 2010, rumah saksi didatangi preman yang

menanyakan keberadaan menantu saksi yang bernama Emen (Suherman);

• Bahwa banyak mobil yang mondar-mandir di depan rumah saksi untuk memantau rumah saksi ;

• Bahwa saking takutnya, saksi menyembunyikan anak dan cucu saksi di atas plafon rumah sampai tidak makan minum sehari semalam;

• Bahwa suami saksi tidak dapat berbuat apa-apa karena sedang sakit tekanan darah tinggi;

• Bahwa suami saksi juga ditanya mengenai keberadaan Emen; • Bahwa suami saksi diancam dengan perkataan, “Kalau sampeyan tidak

tahu benar sampai jam 15.00, entah apa yang terjadi di rumah dengan anak sampeyan dan istri sampeyan, semuanya!”;

• Bahwa dengan ancaman tersebut, suami saksi tidak dapat berkata apa-apa lagi, langsung jatuh pingsan;

• Bahwa saksi tidak tahu harus minta tolong ke mana, karena semua tetangga saksi adalah Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Bahwa dengan kejadian tersebut saksi merasa terancam dan terintimidasi;

22. Ismail: • Bahwa saksi adalah tokoh agama (imam masjid); • Bahwa saksi tinggal di Desa Sungai Kapitan, Kecamatan Kumai; • Bahwa banyak masyarakat yang melapor kepada saksi bahwa selama

Pilkada banyak kecurangan dan intimidasi;

Page 69: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

68

• Bahwa setelah Pasangan Calon Nomor Urut 1 dinyatakan menang, banyak pendukung pasangan calon terpilih yang melakukan pesta minuman keras;

• Bahwa saksi menerima laporan bahwa setelah pelaksanaan Pemilukada di tempat lokalisasi Kalimati, ada penawaran bagi siapa yang mau tidur dengan wanita di tempat tersebut digratiskan;

23. Gufrani: • Bahwa saksi tinggal di Desa Kotawaringin Hulu, Kecamatan

Kotawaringin Lama; • Bahwa ada money politic di Kecamatan Kotawaringin Lama; • Bahwa saksi memergoki seseorang yang membagi-bagikan uang

kepada masyarakat, masing-masing sebanyak Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dan juga memberikan SK Relawan, dengan janji mendapatkan kebun kelapa sawit;

• Bahwa Ibu Sana memaksa memberikan uang kepada warga yang bernama Bapak Syukri;

24. Edi Sulistya: • Bahwa saksi tinggal di Desa Ipuh Bangun Jaya, Kecamatan

Kotawaringin Lama; • Bahwa pada tanggal 1 Juni 2010 saksi menerima uang sebanyak

Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

• Bahwa saksi disuruh untuk menandatangani surat dukungan kepada Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Bahwa saksi mempunyai rekaman pengakuan Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) yang telah membagi-bagikan uang;

25. Remo SJ: • Bahwa saksi tinggal di Desa Panahan, Kecamatan Arut Utara; • Bahwa pada tanggal 24 Mei 2010 datang Tim Sukses Pasangan Calon

Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) ke desa tempat tinggal saksi untuk mengadakan tatap muka dengan warga;

• Bahwa di antara Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko), ada yang membagi-bagikan uang kepada warga dan disuruh untuk memilih Nomor Urut 1;

• Bahwa di desa saksi, pasangan Sugianto-Eko kalah, dan saksi diminta pertanggung-jawaban oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

26. M. Yani: • Bahwa saksi tinggal di Desa Tanjung Terantang Kecamatan Arut

Selatan; • Bahwa saksi adalah Ketua KPPS TPS 3 Desa Tanjung Terantang;

Page 70: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

69

• Bahwa pada tanggal 30 Mei 2010 saksi menyaksikan Ketua KPUD berbincang dengan Ketua PPS, bahwa Ketua KPUD dipanggil oleh Abdul Rosyid yang merupakan paman dari Sugianto (Calon Nomor Urut 1);

• Bahwa telah terjadi pendataan warga masyarakat; • Bahwa pada tanggal 3 Juni 2010 ada pembagian uang kepada

masyarakat dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

• Bahwa pada tanggal 5 Juni 2010, pukul 02.00 (dini hari), saksi dihadang di jalanan oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) untuk diminta mengembalikan surat tugas tim relawan, dengan alasan bahwa surat tugas tersebut tidak sah;

• Bahwa saksi mempertahankan surat tugas tersebut; • Bahwa saksi mendapatkan pengakuan dari Tim Sukses Pasangan Calon

Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) bahwa telah membagikan amplop sebanyak 405 amplop kepada masyarakat yang masing-masing amplop berisi Rp. 200.000,-

27. Yakin: • Bahwa saksi tinggal di Desa Pangkalan Satu, Kecamatan Kumai; • Bahwa pada pertengahan bulan Mei 2010 ada pendataan warga oleh

Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko); • Bahwa dalam pendataan tersebut, warga diminta untuk memilih

Pasangan Calon Nomor Urut 1 dan dijanjikan akan diberikan tanah satu hektar dan bibit kelapa sawit;

• Bahwa pada tanggal 31 Mei 2010 ada pembagian uang kepada masyarakat dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

• Bahwa kejadian tersebut telah dilaporkan saksi ke PPL, dan dari PPL dilaporkan kembali kepada Panwascam;

• Bahwa Panwascam datang ke desa saksi untuk meminta keterangan dan barang bukti;

• Bahwa Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) tidak terima atas laporan tersebut dan meminta kepada saksi untuk menyerahkan barang bukti yang diserahkan kepada Panwascam;

28. Kahfi: • Bahwa saksi tinggal di Kelurahan Kumai Hulu, Kecamatan Kumai; • Bahwa saksi beserta keluarga didatangi seseorang yang memberikan

enam amplop berisi uang masing-masing Rp.100.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah), dan enam lembar piagam;

• Bahwa saksi beserta keluarga diminta untuk tanda tangan dukungan kepada Pasangan Calon Nomor Urut 1 dan juga meminta KTP;

• Bahwa saksi diberitahukan bahwa pada malam hari akan ada yang datang untuk memberikan uang;

Page 71: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

70

29. Mat Hudah: • Bahwa saksi tinggal di Desa Sungai Kapitan, Kecamatan Kumai; • Bahwa saksi merupakan Linmas di TPS 9 Desa Sungai Kapitan; • Bahwa pada tanggal 5 Juni 2010, saksi menahan dua orang yang

telah membawa kertas suara orang lain masing-masing satu kertas suara;

• Bahwa saksi melapor kepada Ketua KPPS, namun pemilihan tetap dilanjutkan dan diminta untuk tidak meributkan hal kertas suara;

30. Syahrial: • Bahwa saksi tinggal di Kelurahan Kumai Hilir, Kecamatan Kumai; • Bahwa pada tanggal 2 Juni 2010, saksi didatangi Tim Sukses Pasangan

Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko); • Bahwa saksi diberikan uang sebanyak Rp. 150.000,- (seratus lima

puluh ribu rupiah) dan dipaksa untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Bahwa saksi diminta untuk bertandatangan sebagai dukungan kepada Pasangan Calon Nomor Urut 1;

31. Sahwani: • Bahwa saksi tinggal di Desa Rungun Kecamatan Kotawaringin Lama; • Bahwa pada tanggal 15 Mei 2010 Tim Sukses Pasangan Calon Nomor

Urut 1 (Sugianto-Eko) mendata masyarakat dari pintu ke pintu; • Bahwa pada tanggal 2 Juni 2010 sampai dengan tanggal 5 Juni 2010

Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) membagi-bagikan uang kepada warga sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

• Bahwa masyarakat dipaksa untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Bahwa masyarakat sangat ketakutan karena ada intimidasi; • Bahwa saksi dari Pasangan Calon Nomor Urut 2 melaporkan kepada

Panwaslu, namun tidak ditindaklanjuti; 32. A. Hamim Musyadad: • Bahwa saksi tinggal di Desa Riam Durian, Kecamatan Kotawaringin

Lama; • Bahwa saksi merupakan pemuka agama; • Bahwa saksi mendengar dari warga bahwa ada money politic dalam

Pemilukada di Kabupaten Kotawaringin Barat; 33. M. Husin Nafarin: • Bahwa saksi tinggal di Kelurahan Kotawaringin Hulu, Kecamatan

Kotawaringin Lama; • Bahwa pada tanggal 3 Juni 2010 saksi didatangi Tim Sukses Pasangan

Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) untuk memberikan SK Tim Relawan yang sudah bertuliskan nama saksi dan saksi diberikan

Page 72: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

71

amplop yang berisi uang sebanyak Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

• Bahwa saksi diminta untuk tanda tangan sebagai bentuk dukungan untuk Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Bahwa saksi ketika hendak pergi ke mesjid melihat seseorang membawa pistol, saksi merasa ketakutan;

34. Gusti Syahrudin: • Bahwa saksi tinggal di Kotawaringin Hilir, Kecamatan Kotawaringin

Lama; • Bahwa pada tanggal 2 Juni 2010 Tim Sukses Pasangan Calon Nomor

Urut 1 (Sugianto-Eko) membagi-bagikan uang kepada warga; • Bahwa money politic terjadi di desa-desa kotawaringin Lama;

35. Eson: • Bahwa saksi adalah Kepala Desa Tempayung, Kecamatan Kotawaringin

Lama; • Bahwa pada tanggal 4 April 2010 saksi menerima laporan telah terjadi

pendataan penduduk oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

• Bahwa pada tanggal 2 Juni 2010 sampai dengan tanggal 4 Juni 2010 ada pembagian uang kepada masyarakat oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) yang sesuai dengan laporan RT;

• Bahwa hal tersebut telah dilaporkan ke PPL dan diteruskan ke Panwascam, namun responnya tidak memuaskan, saksi malah diminta untuk bersikap biasa-biasa saja;

36. M. Rusdi: • Bahwa saksi tinggal di Desa Sagu Suka Mulya, Kecamatan

Kotawaringin Lama; • Bahwa saksi beserta keluarga merasa terancam karena tidak mau

menuruti Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) untuk menjadi Tim Relawan Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Bahwa saksi diberitahu kalau diberi uang diterima saja, karena Kapolresnya sudah dibayar;

37. Jugah: • Bahwa saksi tinggal di Desa Tempayung, Kecamatan Kotawaringin

Lama; • Bahwa saksi merupakan tokoh masyarakat; • Bahwa pada tanggal 1 Juni 2010 saksi didatangi oleh Tim Sukses

Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) untuk didata dan akan diberikan uang sebanyak Rp. 150.000,- jika memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Bahwa saksi menolak permintaan tersebut dan saksi tidak jadi diberi uang;

38. Dedi Sehendar:

Page 73: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

72

• Bahwa saksi tinggal di Desa Riam Durian, Kecamatan Kotawaringin Lama;

• Bahwa pada tanggal 1 Juni 2010 saksi menyaksikan adanya pembagian uang kepada masyarakat di RT 03 sampai dengan RT 08 dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

39. M. Zaenuri: • Bahwa saksi tinggal di Desa Kumpai Batu Bawah, Kecamatan Arut

Selatan; • Bahwa pada tanggal 1 Juni 2010 sampai dengan tanggal 2 Juni 2010

di RT 01 sampai dengan RT 14 terjadi pembagian uang kepada masyarakat dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko);

• Bahwa saksi menolak diberi uang; • Bahwa banyak warga diintimidasi; • Bahwa saksi tidak melapor, karena merasa takut;

40. Abdul Maki: • Bahwa saksi tinggal Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut

Selatan; • Bahwa pada tanggal 4 Juni 2010 Tim Sukses Pasangan Calon Nomor

Urut 1 (Sugianto-Eko) membagi-bagikan uang kepada masyarakat dari pintu ke pintu;

• Bahwa pada tanggal 5 Juni 2010 pukul 02.00 pintu rumah saksi diketuk oleh seseorang untuk memberi uang sebanyak Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) dan saksi disuruh untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Bahwa saksi diancam jika tidak memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1, saksi akan didatangi preman;

41. Mulyadi: • Bahwa saksi adalah Kepala Desa Tanjung Terantang, Kecamatan Arut

Selatan; • Bahwa pada bulan Mei 2010 ada laporan dari warga bahwa Ketua RT

01 telah mendata warga RT 3, RT 4, RT 5, dan RT 6; • Bahwa Badan Perwakilan Desa (BPD) ada yang menjadi Tim Sukses

Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko); • Bahwa saksi ditelpon oleh Eko Soewarno, Calon Wakil Bupati Nomor

Urut 1, dan diancam kalau Pasangan CalonSugianto-Eko menang, saksi akan dihabisi;

• Bahwa pada tanggal 3 Juni 2010 Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) membagikan uang kepada masyarakat;

42. Gapur: • Bahwa saksi tinggal Kelurahan Kumai Hilir, Kecamatan Kumai;

Page 74: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

73

• Bahwa saksi pada bulan Maret 2010 mendapat undangan dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 untuk pembentukan Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 di desa saksi;

• Bahwa pada bulan Mei 2010, saksi mendapat tugas mendata warga Kelurahan Kumai Hilir;

• Bahwa setiap Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 diperintahkan untuk mendapat target mencari massa 20 orang;

• Bahwa saksi mendapat tugas untuk membagikan amplop yang berjumlah 231 kepada warga, yang masing-masing amplop berisi uang sebanyak Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

• Bahwa setelah Pilkada, saksi mebagikan sertifikat relawan kepada warga yang mendapatkan uang;

43. Amininsyah: • Bahwa saksi adalah Kepala Desa Panahan Kecamatan Arut Utara; • Bahwa pada tanggal 24 Mei 2010, saksi melihat Tim Sukses Pasangan

Calon Nomor Urut 1 membagi-bagikan amplop yang berisi uang sebanyak Rp. 150.000,- kepada warga;

• Bahwa warga disuruh untuk menandatangani kertas sebagai bentuk dukungan untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Bahwa saksi juga mendapat laporan dari warga bahwa Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 membagi-bagikan uang;

44. Johan Songkar: • Bahwa saksi tinggal di Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara; • Bahwa saksi melihat seseorang memberikan uang kepada warga di

Desa Angkut Kecamtan Arut Utara sambil diperintahkan untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1;

45. David Dino: • Bahwa saksi tinggal di Desa Sambi Kecamatan Arut Utara; • Bahwa saksi pada tanggal 1 Juni 2010 mendapat laporan dari anak

kandung saksi yang menjabat sebagai Bendahara Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 2, bahwa ada Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 membagi-bagikan uang kepada warga;

• Bahwa pada tanggal 4 Juni 2010 Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 menawari uang kepada saksi sebanyak Rp. 2.000.000,-, namun saksi menolak;

• Bahwa situasi dan kondisi Pemilukada di desa saksi tidak aman; 46. Yulianus Yoker: • Bahwa saksi tinggal di Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara; • Bahwa pada tanggal 2 Juni 2010 Tim Sukses Pasangan Calon Nomor

Urut 1 membagi-bagikan uang dan sembako kepada warga Desa Pangkut;

• Bahwa ada ancaman kepada warga jika tidak memilih calon Pasangan Nomor Urut 1 maka tidak akan diberikan kebun kelapa sawit;

Page 75: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

74

47. Tani Unus: • Bahwa saksi tinggal di Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara; • Bahwa saksi merupakan Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 2; • Bahwa pada tanggal 4 Juni 2010 saksi melihat Tim Sukses Pasangan

Calon Nomor Urut 1 membagi-bagikan uang kepada karyawan PT. Astra, dan pada tanggal 5 Juni 2010 membagi-bagikan uang kepada masyarakat sebanyak Rp. 100.000,-;

48. Berita Jelun: • Bahwa saksi tinggal di Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara; • Bahwa seminggu sebelum pelaksanaan Pilkada, saksi melihat Ketua

PPK Kecamatan Arut Utara yang bernama Nasrun makan di warung makan bersama Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1;

49. Durani: • Bahwa saksi tinggal di Desa Gandis, Kecamatan Arut Utara; • Bahwa saksi melihat Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1

membagi-bagikan uang kepada masyarakat sebanyak Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah);

• Saksi tidak menerima uang dan tidak melapor karena takut; 50. Ternama: • Bahwa saksi adalah Kepala Desa Sukarami Kecamatan Arut Utara; • Bahwa seminggu sebelum pelaksanaan Pilkada Tim Sukses Pasangan

Calon Nomor Urut 1 datang ke desa untuk memberikan 10 amplop kepada Tim Relawan sebagai honor Tim Relawan;

• Bahwa pada tanggal 1 Juni 2010 ada pembagian sembako kepada warga dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Bahwa pada tanggal 4 Juni 2010 ada laporan dari masyarakat bahwa di rumah bapak Demang yang merupakan Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 ada pembagian uang sebanyak Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) kepada warga;

• Bahwa ada pernyataan dari Tim Relawan Pasangan Calon Nomor Urut 1 bahwa jika tidak memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1 maka warga akan melarat;

34. HAKIM ANGGOTA : HAMDANG ZOELVA

51. Tengau: • Bahwa saksi tinggal di Desa Sukarami, Kecamatan Arut Utara; • Bahwa pada tanggal 3 Juni 2010 saksi melihat ada pembagian uang di

Desa Sukarami dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1; • Bahwa istri dan adik saksi juga diberikan uang;

52. Nirmansyah: • Bahwa saksi tinggal di Desa Penyombaan, Kecamatan Arut Utara;

Page 76: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

75

• Bahwa pada tanggal 3 Juni 2010 datang Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 yang bernama Syahrial yang juga merupakan Ketua LKMD Kelurahan Pangkut menyerahkan uang kepada Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 yang ada di Kelurahan Pangkut sebanyak 70 amplop;

53. Aceng: • Bahwa saksi tinggal di Desa Kebun Agung, Kecamatan Pangkalan

Banteng; • Bahwa pada tanggal 3 Juni 2010 saksi didatangi Tim Sukses Pasangan

Calon Nomor Urut 1 untuk memberikan dua buah amplop yang masing-masing berisi Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu) untuk saksi dan istri saksi;

• Bahwa saksi diminta untuk menandatangani kertas kosong dan diberikan sertifikat relawan;

• Bahwa saksi dijanjikan akan diberikan ladang seluas dua hektar jika Pasangan Calon Nomor Urut 1 menang dalam Pilkada;

54. M. Salamun: • Bahwa saksi tinggal di Desa Sumber Agung, Kecamatan Pangkalan

Lada; • Bahwa pada tanggal 5 Juni 2010 ada pembagian uang kepada warga

Desa Sumber Agung; • Bahwa di Desa Sumber Agung, Pasangan Calon Nomor Urut 2 yang

menang dalam Pilkada; 55. Sabri: • Bahwa saksi tinggal di Desa Pangkalan Banteng, Kecamatan Pangkalan

Banteng; • Bahwa pada tanggal 3 Juni 2010 saksi didatangi Tim Sukses Pasangan

Calon Nomor Urut 1 untuk memberikan dua amplop yang masing-masing berisi Rp. 150.000,- untuk saksi dan istri saksi;

• Bahwa saksi diminta untuk menandatangani kertas kosong dan diberikan sertifikat relawan;

• Bahwa saksi akan diberikan bantuan jika Pasangan Calon Nomor Urut 1 menang dalam Pilkada;

56. Supeno: • Bahwa saksi tinggal di Desa Pandu Sanjaya, Kecamatan Pangkalan

Lada; • Bahwa pada tanggal 2 Juni 2010 jam 20.00 saksi didatangi Ketua RT

24 Desa Pandu Jaya, Pangkalan Lada untuk menawari uang, dan diberi kertas kosong untuk ditandatangani;

• Bahwa saksi diberi empat amplop yang masing-masing berisi Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dan diminta untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Bahwa tidak ada intimidasi;

Page 77: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

76

57. Safari: • Bahwa saksi tinggal di Desa Kadipi Atas, Kecamatan Pangkalan Lada; • Bahwa di desa saksi ada pembagian uang; • Bahwa saksi menerima 2 amplop yang masing-masing amplop berisi

sebanyak Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) untuk saksi dan isteri saksi dan diminta untuk memilih Pasangan calon Nomor Urut 1;

58. Nono Darsono: • Bahwa saksi tinggal di Desa Pangkalan Dewa, Kecamatan Pangkalan

Lada; • Bahwa pada tanggal 2 Juni 2010 saksi didatangi Tim Sukses Pasangan

Calon Nomor Urut 1 dan diberi dua amplop yang masing-masing berisi uang sebanyak Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dan diminta untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1;

59. Dewi Susanti: • Bahwa saksi tinggal di Desa Marga Mulya, Kecamatan Pangkalan

Banteng; • Bahwa pada tanggal 4 Juni 2010 saksi dipaksa oleh Tim Sukses

Pasangan Calon Nomor Urut 1 agar jangan mengikuti orang tua yang tidak mau terima uang;

• Bahwa saksi diberi uang sebanyak Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dan saksi diminta untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Bahwa pada tanggal 5 Juni 2010 di jalan saksi banyak melihat orang-orang preman;

60. Edi S.: • Bahwa saksi tinggal di Desa Runtu, kecamatan Arut Selatan; • Bahwa pada tanggal 3 Juni 2010 saksi melihat Tim Sukses Pasangan

Calon Nomor Urut 1 membagi-bagikan uang di Desa Runtu Kecamatan Arut Utara;

• Bahwa ada laporan dari warga, bahwa warga didatangi Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 untuk diberikan amplop yang berisi uang sebanyak Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

• Bahwa saksi tidak melapor, karena saksi merupakan korban tembak (senjata api) oleh preman;

61. Sugianti: • Bahwa saksi tinggal di Desa Makarti Jaya, Kecamatan Pangkalan Lada; • Bahwa pada tanggal 3 Juni 2010 saksi didatangi Ketua RT 19 yang

bernama Wandi memberikan uang sebanyak Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah), dan saksi diminta untuk bertandatangan;

• Bahwa ada ancaman, jika tidak memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1 maka di desa saksi yaitu Desa Makarti Jaya akan ada kerusuhan;

62. Siti Mukaromah:

Page 78: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

77

• Saksi adalah Kepala Desa Lada Mandala Jaya Kecamatan Pangkalan Lada;

• Bahwa saksi datang memberikan kesaksian atas inisiatif sendiri; • Bahwa pada awal bulan Mei 2010 ada laporan dari warga bahwa ada

pendataan warga oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 dan pengumpulan KTP;

• Bahwa ada laporan dari warga di RT 1 sampai dengan RT 24 Desa Lada Jaya tentang pembagian uang;

• Bahwa pada jam 21.00, Anggota KPPS yang bernama Arifin membagi-bagikan uang kepada warga;

• Bahwa saksi mengadakan rapat dengan PPS, PPL, untuk membahas laporan-laporan tersebut;

• Bahwa saksi telah melaporkan ke Polisi Masyarakat yang bernama Didik, namun tidak mendapat respons yang memuaskan;

63. Sumaji: • Bahwa saksi adalah Kepala Desa Pandu Sanjaya, Kecamatan

Pangkalan Lada;

• Bahwa pada tanggal 19 Mei 2010 warga melaporkan kepada saksi bahwa

ada pendataan masyarakat; • Bahwa pada tanggal 31 Mei 2010 ada pembagian uang kepada

masyarakat; • Bahwa pada tanggal 1 Juni 2010 saksi menelpon Panwascam yang

bernama Joko Susanto, namun Panwascam tidak berani untuk menindaklanjuti;

• Bahwa saksi juga sudah melaporkan kepada Kapolsek, dan laporan tersebut sudah dicatat;

64. Masri: • Bahwa saksi tinggal di Desa Sungai Tendang, Kecamatan Kumai; • Bahwa pada tanggal 2 Juni 2010, saksi dipanggil oleh seseorang yang

bernama Slamet, untuk diberikan uang sebanyak Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah). Saksi disuruh untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1;

65. Juhari: • Bahwa saksi tinggal di Desa Batu Belaman, Kecamatan Kumai; • Bahwa pada tanggal 4 Juni 2010, pukul 19.00, saksi ditelpon oleh Tim

Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 yang bernama Budi untuk diberi uang sebanyak Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah);

• Bahwa saksi diminta untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1, dengan alasan karena ia (Budi) akan dibunuh orang;

66. Saleh: • Bahwa saksi tinggal di Desa Kubu, Kecamatan Kumai;

Page 79: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

78

• Bahwa pada tanggal 1 Juni 2010 seseorang yang bernama Nurdin memberikan uang kepada saksi dan isteri saksi masing-masing sebanyak Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

• Bahwa uang saksi diambil oleh PPL yang bernama Maskur, namun saksi tidak mengerti maksud dari pengambilan uang tersebut;

67. Dahni: • Bahwa saksi tinggal di Desa Teluk Bogam, Kecamatan Kumai; • Bahwa pada tanggal 4 Juni 2010, saksi ditelpon oleh seseorang yang

bernama Syahrian diminta untuk mencari massa, dan diberi uang sebanyak Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) serta sertifikat/piagam relawan;

• Bahwa uang tersebut dibagikan untuk 10 orang; 68. M. Noor: • Bahwa saksi tinggal di Desa Kumpai, Kecamatan Arut Selatan; • Bahwa pada tanggal 31 Mei 2010 Tim Sukses Pasangan Calon Nomor

Urut 1 mendatangi saksi untuk memberikan kupon sembako dan sembakonya disuruh diambil di Balai Desa;

• Bahwa anak saksi dan suaminya didatangi Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 diberi uang sebanyak Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah); [3.21] Menimbang bahwa Termohon telah memberikan jawaban tertulis yang diserahkan dalam persidangan tanggal 28 Juni 2010 yang selengkapnya termuat dalam Duduk Perkara, pada pokoknya sebagai berikut:

• Bahwa terkait dengan hasil penghitungan suara Termohon telah mendasarkan hasil penghitungan perolehan suara para Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat kepada dokumen yang sah menurut hukum, yakni dengan mendasarkan pada dokumen Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat secara berjenjang di setiap tahapan rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat Kecamatan dalam lingkup Kabupaten Kotawaringin Barat, yakni di 6 Kecamatan dalam lingkup Kabupaten Kotawaringin Barat

• Bahwa tidak terdapat satupun keberatan-keberatan yang diajukan oleh satupun saksi pasangan calon terkait dengan kesalahan hasil penghitungan suara yang dilakukan oleh Termohon maupun hal-hal lain sebagaimana telah disangkakan secara sepihak dan tanpa dasar oleh Pemohon.

• Bahwa tidak benar telah terjadi pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, dan massive dimana Pemohon terkesan latah dengan hanya mendasarkan permohonan keberatannya pada

Page 80: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

79

pendapat sepihak Pemohon, dugaan Pemohon, keyakinan sepihak Pemohon, asumsi Pemohon, dan Informasi Lembaga Survey;

• Bahwa Termohon dalam mengontrol Para Anggota KPPS senantiasa menjaga independensi di dalam penyelenggaraan Pemilukada Kotawaringin Barat. Termohon tetap berkeyakinan bahwa KPPS di dalam menjalankan tugas dan fungsinya telah bersikap netral dan tidak berpihak.

• Bahwa Anggota PPK yang tersebar di 6 kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat, mampu menjalankan semua tugas dan fungsinya secara netral dalam rangka merekapitulasi perolehan suara di tingkat kecamatan. Pada kesempatan ini pula Termohon memberikan kepastian dan jaminannya bahwa tidak terdapat keberpihakan PPK terhadap salah satu pasangan calon di dalam Pemilukada Kotawaringin Barat.

• Bahwa terkait money politics sesungguhnya merupakan dalil sepihak Pemohon yang dibuat tanpa dasar dan cenderung manipulatif, bahkan jauh dari fakta serta kejadian sebenarnya. bahkan, sama sekali tidak ada relevansinya dengan obyek perselisihan Pemilikada aquo. Termohon sama sekali tidak pernah menerima laporan dan/atau temuan pelanggaran terkait dengan dalil sepihak Pemohon dimaksud, sehingga alasan pengajuan permohonan keberatan sama sekali tidak berdasar dan harus dikesampingkan.

[3.22] Menimbang bahwa untuk membuktikan dali-dalil bantahannya, Termohon mengajukan alat bukti surat/tulisan yang terdiri dari Bukti T-1 sampai dengan Bukti T-24, dan menghadirkan Ketua PPK Kecamatan Arut Selatan (Ernawati), Ketua PPK Kecamatan Arut Utara (Nasir), Ketua PPK Kecamatan Kotawaringin Lama (H. Gusti Sadikin), Ketua PPK Kecamatan Kumai (Jupriansyah), Ketua PPK Kecamatan Pangkalan Lada (Suwarno S.Pd.) dan Ketua PPK Kecamatan Pangkalan Banteng (Drs. Amirhansyah, M.Si), serta 6 orang saksi yaitu Aminullah, H. Adjema Abdullah, Serilus AMD, Alman Ryansyah, Ramadhan, dan Jones Simanungkalit yang didengar keterangannya di bawah sumpah di depan persidangan pada tanggal 2 Juli 2010 yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut; 1. Nasir:

• Bahwa Saksi adalah Ketua PPK Kecamatan Arut Utara; • Bahwa pelaksanaan Pilkada pada tanggal 5 Juni 2010 dalam keadaan

kondusif, terkendali dan aman; • Bahwa pada saat pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara, saksi

Pasangan Calon Nomor Urut 1 hadir, sedangkan saksi Pasangan Calon Nomor Urut 2 tidak hadir;

• Bahwa pada saat pembacaan hasil rekapitulasi penghitungan suara ditawarkan kepada semua yang hadir apakah ada sanggahan atau tidak terhadap hasil rekapitulasi penghitungan suara;

Page 81: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

80

• Bahwa tidak ada sanggahan dan keberatan terhadap hasil rekapitulasi penghitungan suara;

• Bahwa selama pelaksanaan Pilkada tidak pernah menerima rekomendasi dari Panwas;

• Bahwa saksi mendengar ada pembagian uang; 2. H. Gusti Sadikin: • Bahwa saksi adalah Ketua PPK Kecamatan Kotawaringin Lama; • Bahwa pada saat pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara

mengundang Panwascam dan seluruh saksi pasangan calon; • Bahwa pada saat pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara tanggal 7

Juni 2010 semua saksi pasangan calon hadir; • Bahwa selama pelaksanaan Pilkada tidak pernah menerima rekomendasi

dari Panwas; • Bahwa tidak ada sanggahan dan keberatan terhadap hasil rekapitulasi

penghitungan suara; • Bahwa saksi mendengar ada pembagian uang;

3. Suwarno, S.Pd: • Bahwa saksi adalah Ketua PPK Kecamatan Pangkalan Lada; • Bahwa pelaksanaan Pilkada berjalan lancar dan terkendali; • Bahwa pada saat rekapitulasi penghitungan suara semua saksi pasangan

calon hadir; • Bahwa tidak ada sanggahan dan keberatan terhadap hasil rekapitulasi

penghitungan suara baik lisan maupun tulisan; • Bahwa pada saat selesai rekapitulasi penghitungan suara saksi Pasangan

Calon Nomor Urut 2 sudah tidak ada, sudah dihubungi tetapi tidak bisa; • Bahwa saksi mendengar ada money politic; • Bahwa tidak ada laporan dari PPL bahwa ada yang membagi-bagikan

uang; 4. Drs. Amirhansyah, M.Si:

• Bahwa saksi adalah Ketua PPK Kecamatan Pangkalan Banteng; • Bahwa selama pelaksanaan Pilkada di Kecamatan Pangkalan Banteng

berjalan lancar; • Bahwa pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara pada tanggal 6 Juni

2010; • Bahwa tidak ada sanggahan terhadap hasil rekaputulasi penghitungan

suara; • Bahwa pada saat pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara saksi

Pasangan Calon Nomor Urut 1 hadir, namun saksi Pasangan Calon Nomor Urut 2 tidak hadir karena ada surat tembusan dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 2 yang menginstruksikan untuk tidak hadir dikarenakan adanya pelanggaran selama pelaksanaan Pilkada;

• Bahwa tidak ada laporan maupun temuan mengenai kecurangan selama pelaksanaan Pilkada;

Page 82: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

81

• Bahwa saksi mendengar ada pembagian uang kepada masyarakat; 5. Ernawati:

• Bahwa saksi adalah Ketua PPK Arut Selatan; • Bahwa pelaksanaan Pilkada berjalan lancar; • Bahwa pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara pada tanggal 7 Juni

2010; • Bahwa pada saat pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara saksi

Pasangan Calon Nomor Urut 1 hadir, namun saksi pasangan calon Nomor Urut 2 tidak hadir karena ada surat tembusan dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 2 yang menginstruksikan untuk tidak hadir dikarenakan adanya pelanggaran selama pelaksanaan Pilkada;

• Bahwa tidak ada yang mengajukan keberatan terhadap hasil rekapitulasi penghitungan suara;

• Bahwa tidak ada laporan dari Panwas adanya pelanggaran; • Bahwa saksi mendengar dari warga ada pembagian uang kepada

masyarakat; • Bahwa saksi tidak pernah mendengar ada intimidasi terhadap warga;

6. Jupriansyah: • Bahwa saksi adalah Ketua PPK Kecamatan Kumai; • Bahwa pada saat pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara saksi

Pasangan Calon Nomor Urut 1 hadir, namun saksi pasangan calon Nomor Urut 2 tidak hadir karena ada surat tembusan dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 2 yang menginstruksikan untuk tidak hadir dikarenakan adanya pelanggaran selama pelaksanaan Pilkada;

• Bahwa tidak ada sanggahan maupun keberatan terhadap hasil rekapitulasi penghitungan suara;

• Bahwa saksi tidak pernah mendengar adanya Anggota PPS menjadi relawan;

• Bahwa tidak pernah menerima laporan pelanggaran dari PPL maupun Panwascam;

• Bahwa saksi pernah mendengar ada seseorang mengambil kertas suara pemilih dari salah seorang calon pemilih yang tidak diketahui maksud dan tujuannya, saksi melakukan crosschek ke lapangan, dan berjanji akan mengembalikan kertas pemilih tersebut, namun tidak lama kemudian kertas pemilih sudah dikembalikan kepada calon pemilih lewat pintu belakang rumah pemilih;

• Bahwa tidak ada laporan mengenai pemilih ganda; • Bahwa saksi mendengar dari warga masyarakat ada pembagian uang

dari Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 dan tanah seluas 2 Hektar; 7. Aminullah :

• Bahwa saksi adalah Wakil Ketua Majelis Pemuda KNPI;

Page 83: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

82

• Bahwa keadaan di Kabupaten Kotawaringin Barat pada saat pelaksanaan Pemilukada sampai dengan selesai dalam keadaan aman dan terkendali;

• Bahwa tidak ada intimidasi; • Bahwa saksi mendengar dari pengurus kecamatan ada money politic; • Bahwa pada acara debat kandidat, Pasangan Calon Nomor Urut 1

mengatakan bahwa akan diberikan bibit sawit kepada rakyat miskin yang memiliki lahan tidur seluas 2 hektar; 8. H. Adjema Abdullah:

• Bahwa saksi adalah tokoh masyarakat; • Bahwa keadaan di Kabupaten Kotawaringin Barat pada saat

pelaksanaan Pemilukada sampai dengan selesai dalam keadaan aman dan terkendali;

• Bahwa saksi mengharapkan Bapak Ujang sebagai Pemohon kembali ke Pangkalan Bun;

• Bahwa saksi mengharapkan tidak menanggapi isu-isu money politic; 9. Serilus AMD:

• Bahwa saksi adalah Ketua Bagian Humas Majelis Adat Kabupaten Kotawaringin Barat;

• Bahwa keadaan di Kabupaten Kotawaringin Barat pada saat pelaksanaan Pemilukada sampai dengan selesai dalam keadaan aman dan terkendali, tidak ada money politic dan premanisme;

• Bahwa masyarakat antusias mengikuti pencoblosan dan tidak ada keributan; 10. Alman Ryansyah:

• Bahwa saksi adalah Kepala Desa Amin Jaya; • Bahwa pelaksanaan Pilkada di Desa Amin Jaya berjalan lancar dan

aman, tidak ada intimidasi, money politic, dan premanisme; • Bahwa pada tanggal 5 Maret 2010 saksi pernah dikumpulkan oleh Bapak

Ujang untuk komitmen melilih Bapak Ujang (Pemohon); • Bahwa ada program pemberian bibit kelapa sawit untuk rakyat miskin

yang mempunyai lahan 2 hektar; 11. Ramadhan:

• Bahwa saksi adalah Kepala Desa Semanggang, Kecamatan Pangkalan Banteng;

• Bahwa pelaksanaan Pilkada berjalan lancar, aman dan terkendali; 12. Jones Simanungkalit:

• Bahwa saksi adalah Kepala Desa Pangkalan Tiga, Kecamatan Pangkalan Lada;

• Bahwa pelaksanaan Pilkada berjalan lancar, aman dan terkendali; • Bahwa ada program pemberian bibit kelapa sawit untuk rakyat miskin

yang mempunyai lahan 2 hektar;

Page 84: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

83

• Bahwa saksi mendengar adanya pembagian uang dari kedua pasangan calon kepada warga; [3.23] Menimbang bahwa di persidangan Mahkamah tanggal 2 Juli 2010 telah didengar keterangan Ketua dan Anggota Panwaslu Kabupaten Kotawaringin Barat, yaitu Marjomo,S.E. dan Siti Wahidah yang pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut:

Marjomo, SE : • Bahwa ada laporan pelanggaran Pemilukada berupa money politic

sebanyak 11 laporan, 2 laporan tidak cukup bukti, dan 2 laporan ditarik kembali;

• Bahwa ada laporan mengenai money politic sebelum kampanye namun tidak cukup bukti dan tidak ada saksi;

• Bahwa saksi menerima sms dari Kasi Pidum, Kejari Pangkalan Bun, yang isinya, “sudah kamu pikirkan buntutnya…..”

• Bahwa ada laporan bahwa Pasangan Calon Nomor Urut 1 yang banyak melakukan money politc;

• Bahwa saksi mendengar ada pembagian uang untuk warga miskin; • Bahwa tidak pernah ada laporan mengenai pendataan warga dan

pemberian sertifikat relawan; 2. Siti Wahidah:

• Bahwa saksi membenarkan adanya SMS dari Kasi Pidum kepada saksi dan Ketua Panwas yang isinya, “Sudah kamu pikirkan buntutnya...”

• Bahwa saksi mendengar ada money politic; • Bahwa saksi ditelpon oleh Panwascam bahwa ada pembagian sembako

yang merupakan sedekah, namun setelah didatangi di tempat kejadian sudah tidak ada;

35. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI

[3.24] Menimbang bahwa terhadap dalil-dalil permohonan Pemohon, Jawaban Termohon, bukti-bukti surat dan saksi-saksi dari Pemohon dan bukti-bukti surat serta saksi-saksi dari Termohon, Mahkamah memberikan pertimbangan sebagai berikut:

Menimbang bahwa dari hal-hal yang diterangkan oleh keenampuluh delapan saksi Pemohon tersebut di atas, Mahkamah mengelompokkannya ke dalam: 1. Pendataan warga mayarakat oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor

Urut 1, sebagaimana yang diterangkan oleh ke-18 saksi. Marsianto; 26. M. Yani; 27. Yakin; 31. Sahwani; 35. Eson; 37. Jugah; 41. Mulyadi; 42. Gapur; 62. Siti Mukaromah; dan 63. Sumaji;

Page 85: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

84

2. Pemberian uang atau sembako (money politic) kepada masyarakat pemilih yang diterangkan oleh saksi ke-1. M. Suherman; 2. Ratna Mutiara; 3. M. Baedowi, 4. Yohanes Luther; 5. Kusniyadi; 6. Ahmad Ruslan; 7. Sudirman Anwar; 8. Sunardi; 9. Didi Wahyudi; 10. Rahmat Giyono; 11. Musripan; 12. Komarudin; 13. Rohmat Basuki; 14. Suwandi; 15. Sumardi; 18. Marsianto; 19. Yanto Wijoyo; 20. Pdt. Dedi Supusepa; 21. Jariah; 22. Ismail; 23. Gufrani; 24. Edi Sulistya; 25. Remo SJ.; 26. M. Yani; 27. Yakin; 28. Kahfi; 29. Mat Hudah; 30. Syahrial; 31. Sahwani; 32. A. Hamim Musyadad; 33. M. Husin Nafarin; 34. Gusti Syahrudin; 35. Eson; 36. M. Rusdi; 37. Jugah; 38. Dedy Suhendar; 39. M. Zaenuri; 40. Abdul Maki; 41. Mulyadi; 42. Gapur; 43. Amininsyah, 44. Johar Songkar; 45. David Dino; 46. Yulianus Yoker; 47. Tani Unus; 49. Durani; 50. Ternama; 51. Tengau; 52. Nirmansyah; 53. Aceng; 54. M. Salamun; 55. Sabri; 56. Supeno; 57. Safari; 58. Nono Darsono; 59. Dewi Susanti; 60. Edi S.; 61. Sugianti; 62. Siti Mukaromah; 63. Sumaji; 64. Masri; 65. Juhari; 66. Saleh; 67. Dahni; dan 68. M. Noor;

3. Penekanan, ancaman, intimidasi/teror sebagaimana yang diterangkan oleh saksi ke-4 Yohanes Luther; 7. Sudirman Anwar; 10. Rahmat Giyono; 15. Sumardi; 20. Pdt. Dedi Supusepa; 21. Jariah; 23. Gufrani; 27. Edi Sulistya; 31. Sahwani; 33. M. Husin Nafarin; 39. M. Zaenuri; 40. Abdul Maki; 41. Mulyadi; 46. Yulianus Yoker; 49. Durani; 50. Ternama; 59. Dewi Susanti, 60. Edi S.; dan 61. Sugianti; Bahkan saksi ke-6 Ahmad Ruslan, karena menolak tawaran mendukung Pasangan Sugianto-Eko sehingga dipukul oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko); Bahwa berhubung telah terjadinya intimidasi dan tekanan kepada masyarakat, maka tujuh kepala desa, yang terletak di pesisir pantai yakni, Kepala Desa Kubu, Kepala Desa Sei Bakau, Kepala Desa Teluk Bogam, Kepala Desa Keraya, Kepala Desa Teluk Pulai, Kepala Desa Sei Cabang, dan Kepala Desa Sabuai telah mengirim surat kepada Bupati Kotawaringin Barat tertanggal 3 Juni 2010 yang isinya minta diberikan dua petugas keamanan dari aparat TNI/POLRI per desa (vide Bukti P-16). Bupati Kotawaringin Barat dengan surat Nomor 061/91/ORG bertanggal 4 Juni 2010 mengirim surat kepada, 1. Komandan Kodim 1014 Pangkalan Bun; 2. Kepala Kepolisian Resort Kobar, dan 3. Komandan LANUD Iskandar Pangkalan Bun, perihal : Bantuan Petugas Keamanan PEMILUKADA Tahun 2010 (vide Bukti P-17) sebagai penerusan permohonan ketujuh kepala desa di atas yang antara lain isinya perlu menciptakan keamanan, ketertiban dan kelancaran pelaksanaan serta dalam rangka pemberikan rasa aman kepada

Page 86: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

85

masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. Namun, surat permintaan pengamanan tersebut tidak direspons oleh pihak keamanan;

4. Para Kepala Desa Yang Memberikan Kesaksian Dari sembilan Kepala Desa yang memberikan kesaksiannya, mereka terdiri dari kepala desa - kepala desa dalam enam kecamatan sebagaimana yang didalilkan Pemohon dalam angka 4 permohonannya yaitu saksi 10. Rahmat Giyono, Kepala Desa Sebuai, Kecamatan Kumai; 15. Sumardi dan 35. Esson masing-masing Kepala Desa Sagu Suka Mulya, dan Kepala Desa Tempayung, keduanya Kecamatan Kotawaringin Lama; Saksi 18. Marsianto, Kepala Desa Natai Kerbau, Kecamatan Pangkalan Banteng; Saksi 41. Mulyadi, Kepala Desa Tanjung Terantang, Kecamatan Arut Selatan; Saksi 43. Amininsyah, Kepala Desa Panahan, dan saksi 50. Ternama, Kepala Desa Sukarami, keduanya Kecamatan Arut Utara; Saksi 62. Siti Mukaromah, Kepala Desa Lada Mandala Jaya dan Saksi 63. Sumaji, Kepala Desa Pandu Sanjaya, keduanya Kecamatan Pangkalan Lada;

Selain dari saksi para Kepala Desa tersebut, para saksi lain juga tersebar pada berbagai desa dan kelurahan serta kecamatan, yaitu: I. Kecamatan Pangkalan Banteng:

1. Desa Marga Mulya, yaitu saksi 1. M. Suherman; 21. Jariah; dan 59. Dewi Susanti;

2. Desa Kebun Agung yaitu saksi 2. Ratna Mutiara; 3. Desa Sido Mulyo yaitu saksi 8. Sunardi; 4. Desa Natai Kerbau yaitu saksi 18. Marsianto; 5. Desa Amin Jaya yaitu saksi 53. Aceng; 6. Desa Pangkalan Banteng yaitu saksi 55. Sabri; dan 63. Sumaji;

II. Kecamatan Pangkalan Lada: 7. Desa Sumber Agung, yakni saksi 3. M. Baedowi; dan 54. M.

Salamun; 8. Desa Lada Mandala Jaya, yakni saksi 4. Yohanes Luther; dan 62.

Siti Mukaromah; 9. Desa Pandu Sanjaya, yakni saksi 56. Supeno;

10. Desa Kadipi Atas, yakni saksi 57. Safari; 11. Desa Pangkalan Dewa, yakni saksi 58. Nono Darsono; 12. Desa Makarti Jaya, yakni saksi 61 Sugianti; III. Kecamatan Arut Selatan:

13. Kelurahan Baru, yaitu saksi 5. Kusniyadi; 14. Kelurahan Mendawai Seberang, yaitu saksi 6. Ahmad Ruslan; dan 7.

Sudirman Anwar; 15. Desa Tanjung Terantang, yaitu saksi 13. Rohmat Basuki; 26. M. Yani;

dan 41. Mulyadi; 16. Desa Natai Baru, yaitu saksi 14. Suwandi;

Page 87: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

86

17. Desa Mendawai, yaitu saksi 16. M. Syahrin; 18. Kelurahan Raja, yaitu saksi 20. Pdt. Dedi Supusena; 19. Desa Kumpai Batu Bawah, yaitu saksi 39. M. Zaenuri; 20. Kelurahan Raja Seberang, yaitu saksi 40. Abdul Maki; 21. Desa Runtu, yaitu saksi 60. Edi S.; 22. Desa Kumpai Batu Atas, yaitu saksi 68. M. Noor; IV. Kecamatan Kumai:

23. Desa Sungai Bakau, yaitu saksi 9. Didi Wahyudi; 24. Desa Sebuai, yaitu saksi 10. Rahmat Giyono; 25. Desa Sungai Bengkuang, yaitu saksi 11. Musripan; 26. Kelurahan Kumai Hilir, yaitu saksi 12. Komarudin; 17. Anang Aspan;

30. Syahrial; dan 42. Gapur; 27. Kelurahan Candi, yaitu saksi 19. Yanto Wijoyo; 28. Desa Sungai Kapitan, yaitu saksi 22. Ismail; dan 29. Mat Hudah; 29. Desa Pangkalan Satu, yaitu saksi 27. Yakin; 30. Kelurahan Kumai Hulu, yaitu saksi 28. Kahfi; 31. Desa Sungai Tendang , yaitu saksi 64. Masri; 32. Desa Batu Belaman, yaitu saksi 65. Juhari; 33. Desa Kubu, yaitu saksi 66. Saleh; 34. Desa Teluk Bogam, yaitu saksi 67. Dahni; V. Kecamatan Kotawaringin Lama: 35. Desa Sagu Suka Mulya, yakni saksi 15. Sumardi; 36. M. Rusdi; 36. Desa Kotawaringin Hulu, yakni saksi 23. Gufrani; dan 33. Nafarin; 37. Desa Ipuh Bangun Jaya, yakni saksi 24. Edi Sulistya; 38. Desa Rungun, Yakni saksi 31. Sahwani 39. Desa Riam Durian, yakni saksi 32. A. Hamim Musyadad; dan 38. Dedy

Suhendar; 40. Desa Tempayung, yakni saksi 35. Eson dan 37. Jugah; VI. Kecamatan Arut Utara: 41. Desa Panahan, yaitu saksi 25. Remo S.J. ; 43. Amininsyah; 42. Kelurahan Pangkut, yaitu saksi 44. Johar Songkar; 46. Yulianus Yoker;

47. Tani Unus; 48. Berita Jelun; 43. Desa Sambi, yaitu saksi 45. David Dino; 44. Desa Gandis yaitu saksi 49. Durani; 45. Desa Sukarami, yaitu saksi 50. Ternama; dan 51. Tengau; 46. Desa Penyombaan, yaitu saksi 52. Nirmansyah; 5. Ketidakberdayaan Panwas Menimbang saksi 12 Komarudin menerangkan bahwa saksi mengirim SMS kepada Ketua Panwas Kabupaten Kotawaringin Barat bernama Marjomo tentang politik uang, tetapi Marjomo membalas dengan SMS yang isinya, “Sudah dipikirkan buntutnya, karena saya sudah dalam keadaan tertekan”;

Page 88: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

87

Saksi 17 Anang Aspan antara lain menerangkan, “Telah terjadi perampasan sebanyak 11 kertas suara oleh Hj. Hatmah”, lalu datang Panwas Kecamatan ke tempat kejadian dan mengatakan, “Pengambilan/perampasan kertas suara tidak jadi masalah”. Saksi 36 M. Rusdi menerangkan bahwa saksi beserta keluarga merasa terancam karena tidak mau menuruti Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 dan bahwa saksi diberitahu kalau diberi uang diterima saja, karena Kapolresnya sudah dibayar; Saksi 62 Siti Mukaromah, Kepala Desa Lada Mandala Jaya menerangkan, bahwa ada laporan dari warga di RT 1 sampai dengan RT 24 Desa Lada Mandala Jaya, tentang pembagian uang dan pada jam 21.00 Anggota KPPS bernama Arifin membagi-bagikan uang kepada warga. Pembagian uang kepada warga di 24 RT yang dilakukan pula antara lain oleh Anggota KPPS, menunjukkan ketidakberdayaan, minimal ketidakefektifan kinerja Panwas; 6. Pesta khamar atau Minuman Keras dan Tawaran PSK

Saksi 16 M. Syahrin menerangkan antara lain bahwa pada saat ini pesta miras merajalela di Kotawaringin Barat; Saksi 20 Pdt. Dedi Supusepa menerangkan antara lain bahwa minuman keras sudah merajalela, namun aparat dirasakan lumpuh; Saksi 22 Ismail menerangkan antara lain bahwa setelah Pasangan Calon Nomor Urut 1 dinyatakan menang, banyak pesta minuman keras dan ada penawaran tidur gratis dengan PSK di Lokalisasi Kalimati;

7. Penggeledahan Tanpa Hak Saksi 18 Marsianto, Kepala Desa Natai Kerbau, Kecamatan Pangkalan Banteng menerangkan bahwa ia dicegat oleh seseorang lalu menggeledah kendaraan saksi dengan dalih untuk mencari dokumen perusahaan yang hilang. Tindakan orang tersebut menyalahi hukum karena Polisi pun kalau akan melakukan penggeledahan harus dengan izin Ketua Pengadilan Negeri setempat berdasarkan ketentuan Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209 ); [3.25] Menimbang bahwa terhadap dalil Pemohon yang menyatakan telah terjadinya pelanggaran berupa politik uang (money politic) yang bersifat terstruktur, sistematis, dan massive pada saat proses Pemilukada di Kabupaten Kotawaringin Barat dikaitkan dengan bukti-bukti yang telah dikemukakan di atas yang diperkuat oleh 68 orang saksi. Enam puluh lima diantara saksi menerangkan bahwa pada saat proses penyelenggaraan Pemilukada di Kabupaten Kotawaringin Barat telah terjadi pembagian sejumla uang baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan

Page 89: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

88

dengan terlebih dahulu melakukan pendataan nama-nama warga yang berhak untuk memilih di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat dan dilakukan oleh Tim Kampanye dan atau Tim relawan yang dibentuk oleh Pasangan Calon Nomor Urut 1. Di samping itu saksi-saksi tersebut juga menerangkan adanya janji pemberian tanah 2 ha per orang, adanya intimidasi dengan melakukan teror kepada warga. Hal tersebut diperkuat oleh Pemohon dengan melampirkan bukti yang menjelaskan adanya praktek politik uang (money politic) yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut I dengan memberikan Sertifikat Relawan Pasangan Calon Nomor Urut 1 kepada warga yang melibatkan Anggota KPPS, dan PPS dan PPK, serta Ketua RT (vide Bukti P-7, Bukti P-8, Bukti P-11, dan Bukti P-12) disertai dengan pemberian uang sebanyak Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah). Sesuai dengan keterangan Ketua dan anggota Panwaslu Kabupaten Kotawaringin Barat, Marjomo, SE. dan Siti Wahidah, di persidangan, Panwaslu banyak menerima laporan tentang adanya politik uang yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1, dan laporan tersebut telah diteruskan ke Polres Kabupaten Kotawaringin Barat namun belum ada tindak lanjutnya. Saksi-saksi Termohon juga ada yang mendengar tentang adanya politik uang sebagaimana yang diterangkan oleh saksi Nasir, Gusti Sadikin, Suwarno, Amirhansyah, Ernawati, Jupriansyah, Aminullah, dan H. Adjema Abdullah. Terhadap pelanggaran-pelanggaran tersebut Mahkamah menilai telah terjadi pelanggaran secara sistematis, terstruktur, dan masif. Hal itu terbukti karena tindakan tersebut telah direncanakan sedemikian rupa, terjadi meluas di seluruh Kabupaten Kotawaringin Barat, serta dilakukan secara terstruktur dari tingkatan paling atas yang dimulai dari Pasangan Calon, Tim Kampanye, dan seluruh Tim Relawan sampai dengan tingkatan paling rendah di tingkat RT, sehingga mempengaruhi hasil akhir perolehan suara bagi masing-masing Pasangan Calon; Bahwa Termohon membantah seluruh dalil Pemohon, dengan menyatakan bahwa pelaksanaan Pemilukada telah berjalan dengan demokratis, aman, tertib dan damai dan hasilnya pun telah diterima dan ditandatangani oleh saksi pasangan calon yang dibuktikan dengan Bukti T-5, Bukti T-6, Bukti T-7, Bukti T-8, Bukti T-9, Bukti T-10 dan diperkuat dengan Keterangan Ketua PPK yang dihadirkan oleh Termohon dari 6 kecamatan yaitu Ketua PPK Kecamatan Arut Selatan (Ernawati), Ketua PPK Kecamatan Arut Utara (Nasir), Ketua PPK Kecamatan Kotawaringin Lama (H. Gusti Sadikin), Ketua PPK Kecamatan Kumai (Jupriansyah), Ketua PPK Kecamatan Pangkalan Lada (Suwarno S.Pd.) dan Ketua PPK Kecamatan Pangkalan Banteng (Drs. Amirhansyah, M.Si), dan saksi-saksi Termohon yang didengar di persidangan. Menurut Mahkamah, tidak adanya keberatan dari saksi-saksi pasangan calon ketika proses

Page 90: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

89

rekapitulasi penghitungan perolehan suara, tidaklah berarti tidak terjadi pelanggaran sebagaimana telah diuraikan di atas; Berdasarkan dalil-dalil permohonan Pemohon, bantahan Termohon serta keterangan saksi-saksi Pemohon dan Termohon yang didengar dalam persidangan dan bukti-bukti surat yang diajukan oleh Pemohon maupun Termohon menurut Mahkamah telah terbukti dengan meyakinkan adanya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut 1 dalam proses Pemilukada Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2010 berupa praktik politik uang yang meluas yaitu terjadi pada seluruh kecamatan se-Kabupaten Kotawaringin Barat, sedangkan dalil-dalil bantahan Termohon tidak didukung oleh bukti-bukti yang meyakinkan Mahkamah; [3.26] Menimbang bahwa dengan fakta-fakta hukum yang dipandang terbukti secara sah sebagaimana dipertimbangkan dalam paragraf [3.24] di atas, berupa pelanggaran praktik politik uang yang dilakukan secara massive yang sangat berpengaruh terhadap perolehan suara dan Rekapitulasi Penghitungan Suara bagi masing-masing Pasangan Calon, Mahkamah berdasarkan ketentuan Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan,”Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan” dan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan, "Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”, yang kemudian kedua ketentuan UUD 1945 tersebut dijabarkan ke dalam Pasal 45 ayat (1) UU MK yang menentukan, “Mahkamah Konstitusi memutus perkara berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sesuai dengan alat bukti dan keyakinan hakim”, menggali keadilan dengan memeriksa dan mengadili pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sebelum berlangsungnya pemungutan suara pada Pemilukada di Kabupaten Kotawaringin Barat; [3.27] Menimbang bahwa selain Pemilukada harus sesuai dengan “asas luber dan jurdil” pelaksanaan Pemilukada juga tidak boleh ada tekanan atau intimidasi dari pihak manapun yang dapat mencederai demokrasi. Masyarakat sebagai warga negara mempunyai hak pilih yang merupakan hak asasi harus terhindar dari rasa takut, tertekan dan terancam dalam mengikuti proses demokratisasi, karena hal tersebut sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28G ayat (1) UUD 45 yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi”, dan bersesuaian dengan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas rasa aman

Page 91: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

90

dan tentram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu”; Bahwa rangkaian pelanggaran-pelanggaran yang telah terbukti secara hukum seperti diuraikan dalam paragraph [3.24], menurut Mahkamah adalah pelanggaran yang sudah bersifat terstruktur, sistematis, dan massive. Pelanggaran sistematis terjadi karena adanya pelanggaran money politic secara teroganisasi, terstruktur dan terencana dengan sangat baik sejak awal yaitu dengan melakukan persiapan pendanaan secara tidak wajar untuk membayar relawan, melakukan rekrutmen warga sebagai relawan yang dipersiapkan dengan organisasi yang tersusun dari tingkatan paling atas Pasangan Calon, Tim Kampanye sampai dengan para relawan di Tingkat RT; Bahwa pembayaran terhadap relawan cukup banyak jumlahnya yaitu antara Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu) sampai dengan Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) yang menurut Mahkamah pembayaran tersebut bukan merupakan biaya kampanye yang wajar dan sah berdasarkan hukum dan kepatutan tetapi merupakan kampanye yang mengandung kecurangan, tidak jujur, dan merupakan tindakan money politic yang sudah bersifat masif, sistematis dan terstruktur; Ancaman dan intimidasi yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1 (Sugianto-Eko) tidak hanya kepada rakyat, tetapi juga kepada Rahmat Giyono, Kepala Desa Subuai dan Mulyadi Kepala Desa Tanjung Terantang yang diancam akan dipecat kalau Pasangan Calon Nomor Urut 1 menang dalam Pemilukada Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2010; Bahwa pelanggaran-pelanggaran tersebut menjadi lebih berbahaya bagi demokrasi dengan adanya pengancaman kepada para pemilih dengan melakukan teror yang membuat ketakutan bagi pemilih sehingga tidak bisa menggunakan hak pilihnya dengan bebas sesuai hati nuraninya yang mengancam prinsip Pemilu yang bebas dan jurdil; Di samping itu terbukti dalam persidangan Pasangan Calon Nomor Urut 1 juga memberikan janji yang tidak masuk akal kepada masyarakat yaitu akan membagikan lahan seluas 2 ha per orang jika terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kotawaringin Barat atau jikapun dalil bantahan Termohon yang menyatakan bahwa hal tersebut hanya merupakan visi dan misi kampanye dengan membagikan bibit sawit untuk tanah seluas 2 ha bagi warga miskin, dalil bantahan Termohon pun tidak masuk akal, karena warga miskin tidak mungkin mempunyai tanah kebun seluas itu; [3.28] Menimbang bahwa demi tegaknya hukum dan keadilan dan meniadakan ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat perlu pemulihan keadilan. Keadilan bukanlah hasil akhir dari proses awal jika sejak semula mengabaikan proses yang

Page 92: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

91

semestinya. Hasil akhir dari proses yang tidak adil bukanlah keadilan yang sesuai dengan prinsip-prinsip hukum dan prinsip keadilan umum (general justice principle). Tidak boleh seorangpun diuntungkan oleh penyimpangan dan pelanggaran yang dilakukannya sendiri dan tidak seorangpun boleh dirugikan oleh penyimpangan dan pelanggaran yang dilakukan orang lain (nullus/nemo commedum copere potest de injuria sua propria), oleh karena itu Mahkamah berpendapat suara yang diperoleh Pasangan Calon Nomor Urut 1 dalam Pemilukada Kabupaten Kotawaringin Barat harus dinyatakan tidak sah, karena perolehannya dicapai dengan cara tidak sah. Oleh karena itu kemenangan Pasangan Calon Nomor Urut 1 juga harus dibatalkan; [3.29] Menimbang bahwa oleh karena tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut 1 sebagaimana telah diuraikan di atas adalah merupakan pelanggaran sangat serius yang membahayakan demokrasi dan mencederai prinsip-prinsip hukum dan prinsip-prinsip Pemilukada yang langsung, umum, bebas, jujur dan adil, Mahkamah perlu memutuskan untuk mendiskualifikasi Pasangan Calon Nomor Urut 1 sebagai Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Barat dalam Pemilukada Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2010; [3.30] Menimbang bahwa dengan pembatalan kemenangan Pasangan Calon Nomor Urut 1 (H. Sugianto-H. Eko Soemarno, SH), Mahkamah dihadapkan pada permasalahan hukum yang dilematis; jika hanya membatalkan hasil Pemilukada tanpa menetapkan pemenang dapat terjadi masalah di kemudian hari. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kotawaringan Barat tidak mungkin lagi memproses Pemilukada ini dari awal. Tidak mungkin juga Pemilukada diulang, karena Pasangan Calon dalam Pemilukada hanya dua Pasangan Calon, padahal Pasangan Calon Nomor Urut 1 (H. Sugianto-H. Eko Soemarno, SH) sudah didiskualifikasi dan tidak bisa diikutkan lagi; Berdasarkan permasalahan hukum yang dilematis di atas, Mahkamah berpendapat sesuai kewenangannya setelah menilai proses Pemilukada yang berlangsung, Mahkamah perlu langsung menetapkan pemenang, berdasarkan ketentuan Pasal 77 ayat (3) UU 24/2003 juncto Pasal 13 ayat (3) huruf b PMK 15/2008 yang menyatakan, “Dalam hal permohonan dikabulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Mahkamah Konstitusi menyatakan membatalkan hasil penghitungan suara yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum dan menetapkan hasil penghitungan suara yang benar”,

Page 93: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

92

36. KETUA: MOH. MAHFUD MD

4. KONKLUSI

Berdasarkan penilaian atas fakta dan hukum sebagaimana diuraikan di atas, Mahkamah berkesimpulan: [4.1] Mahkamah berwenang untuk memeriksa, mengadili, dan

memutus permohonan a quo; [4.2] Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk

mengajukan permohonan; [4.3] Permohonan diajukan masih dalam tenggang waktu yang

ditentukan; [4.4] Eksepsi Termohon tidak beralasan; [4.5] Pokok Permohonan Pemohon beralasan hukum; Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mengingat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316), Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076), Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. AMAR PUTUSAN

Mengadili,

Menyatakan: Dalam Eksepsi: Menolak eksepsi Termohon; Dalam Pokok Perkara: • Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya; • Membatalkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum/KPU Kotawaringin

Barat Nomor 62/Kpts-KPU-020.435792/2010 tanggal 12 Juni 2010 tentang Penetapan Hasil Perolehan Suara Pasangan Calon Bupati Dan Wakil Bupati Dalam Pemilihan Umum Bupati Dan Wakil Bupati Kotawaringin Barat Tahun 2010, dan Berita Acara Nomor 367/BA/VI/2010 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih Dalam Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Barat, tertanggal 12 Juni 2010, sepanjang mengenai perolehan suara Pasangan Calon

Page 94: Risalah_sidang_Putusan 42, 43, 44, 45.PHPU.d-viII.2010, 7 Juli 2010

 

 

93

Nomor Urut 1 atas nama H. Sugianto dan H. Eko Soemarno, SH. • Mendiskualifikasi Pasangan Calon Nomor Urut 1 atas nama, H.

Sugianto dan H. Eko Soemarno, SH., sebagai Pemenang Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat;

• Memerintahkan KPU Kabupaten Kotawaringin Barat untuk menerbitkan surat Keputusan yang menetapkan Pasangan Calon Nomor Urut 2 yaitu Dr. H. Ujang Iskandar, ST., M.Si dan Bambang Purwanto, S.ST. sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2010;

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Hakim oleh

sembilan Hakim Konstitusi pada hari Rabu tanggal tujuh bulan Juli tahun dua ribu sepuluh yang diucapkan dalam Sidang Pleno terbuka untuk umum oleh sembilan Hakim Konstitusi pada hari yang sama, yaitu Moh. Mahfud MD, selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, M. Akil Mochtar, Muhammad Alim, Hamdan Zoelva, Harjono, Maria Farida Indrati, M. Arsyad Sanusi, Ahmad Fadlil Sumadi, masing-masing sebagai Anggota dengan didampingi oleh Saiful Anwar sebagai Panitera Pengganti, serta dihadiri oleh Pemohon/Kuasanya, dan Termohon/Kuasanya. Dengan demikian sidang dinyatakan selesai dan ditutup.

Jakarta, 8 Juli 2010

Kepala Biro Administrasi Perkara dan Persidangan, Kasianur Sidauruk NIP. 19570122 198303 1001

KETUK PALU 1X

KETUK PALU 3X

SIDANG DITUTUP PADA PUKUL 18.10 WIB