Majalah Derap Cinta " Inspirasi Hati Keluarga "

21
Edisi ke-8, Maret Tahun 2015/Jumadil Awal 1436 H Inspirasi Ha Keluarga Indonesia Wisata: Mendaki Gunung Bersama ABK Aris Ahmad Jaya: Hanya Orang yang Memiliki Cinta yang Mampu Berbagi Cinta Mengisi Ruang Jiwa Anak Kita Nuansa Sehat: Sehat dan Bugar Dengan Bonus Langsing, Mau? Kolom: M. Fauzil Adhim

description

Edisi ke-8, Maret Tahun 2015

Transcript of Majalah Derap Cinta " Inspirasi Hati Keluarga "

  • Edisi ke-8, Maret Tahun 2015/Jumadil Awal 1436 H

    membuka

    kesempatan LANGKA untuk

    INVESTASI PROPERTI akhirat

    dengan program WAkaf SAHabat

    Rumah Autis.

    Investasi anda akan mewujud dalam

    ASET PROPERTI yang akan

    digunakan sebagai sarana sosial

    pendidikan bagi anak berkebutuhan

    khusus dhuafa.

    0821 6255 6161(021) 3209 4074www.rumahautis.org

    SAYAPUNYAINVESTASI

    PROPERTI

    TERBAIK!

    Inspirasi Hati Keluarga Indonesia

    Wisata:

    Mendaki GunungBersama ABK

    Aris Ahmad Jaya: Hanya Orang yang

    Memiliki Cinta yang Mampu

    Berbagi CintaMengisi RuangJiwa Anak Kita

    Nuansa Sehat: Sehat dan Bugar Dengan Bonus Langsing, Mau?

    Kolom: M. Fauzil Adhim

  • 1Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta

    SAPA CINTAAlhamdulillah, Segala Puji yang sempurna tiada hentinya kami sanjungkan

    kepada-Nya. Allah Azza Wa Jalla, Pemilik Kasih Sayang yang hakiki kepada seluruh HambaNya di bumi, salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sang Pendidik utama yang mempunyai akhlak mulia lagi terpuji , contoh dan tauladan bagi seluruh UmatNya.

    Alhamdulillah awal tahun 2015 ini kami kembali menerbitkan Majalah Derap Cinta edisi ke 8, edisi ini sedikit berbeda dari majalah majalah yang sudah kami terbitkan sebelumnya. Majalah Derap Cinta merupakan Majalah transformasi Majalah Derap Cinta Rumah Autis. Kami akan menerbitkan majalah ini 4 kali dalam setahun (sebelumnya hanya 1 tahun sekali). Atas respon positif dari semua pihak yang sudah mendukung kami, maka kami sajikan sebuah majalah Istimewa dengan isi yang lebih luas cakupannya tidak hanya mengenai Kiprah Lembaga Rumah Autis akan tetapi kami sajikan banyak informasi menarik serta inspiratif bagi para pembaca untuk keluarga di seluruh Indonesia

    Pembaca Majalah Derap Cinta yang dirahmati Allah, Setiap manusia tentu mendambakan kebahagiaan dan mereka berlomba-lomba untuk mewujudkannya dengan segala cara yang memungkinkannya. Rasa bahagia ini lebih mereka butuhkan daripada kebutuhan akan makanan.. Bersamaan dengan itu, pembinaan individu-individu tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa ada wadah dan lingkungan yang baik. Dari sudut inilah kita dapat melihat nilai sebuah keluarga.

    Keluarga dalam pandangan Islam memiliki nilai yang tidak kecil. Bahkan Islam menaruh perhatian besar terhadap kehidupan keluarga dengan meletakkan kaidah-kaidah yang arif guna memelihara kehidupan keluarga dari ketidakharmonisan dan kehancuran. Kenapa demikian besar perhatian Islam? Karena tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga adalah batu bata pertama untuk membangun istana masyarakat muslim dan merupakan madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi muslim yang mampu meninggikan kalimat Allah di muka bumi.

    Bila pondasi ini kuat, lurus agama dan akhlak anggotanya, maka akan kuat pula masyarakatnya dan terwujud pula keamanan yang didambakan. Demikian pula dengan Pengasuhan dan pendidikan anak anak menjadi hal terpenting dalam keluarga.

    Semoga ragam Informasi yang kami sajikan dalam majalah ini bermanfaat untuk seluruh Pembaca di Tanah Air. Teriring doa dan harapan untuk kita bersama bisa menciptakan lingkungan yang Ramah bagi anak, pendidikan yang berkarakter, ilmu yang berkah dan bermanfaat bagi anak anak kita semua.

    Salam Sukses dan Bahagia dari Redaksi Majalah Derap Cinta

    (Ismunawaroh)

    Satu-satunya ajaran Rasulullah SAW yang belum banyak

    diikuti oleh umat Islam adalah teladan dalam hidup

    sehat. Jangan biarkan syahadat kita cacat lantaran

    belum menjalani hidup sehat cara Rasulullah SAW

    Telp. 021 - 34 110 883

    Klinik Sehat Pusat: Jl. Swadarma Raya No. 77B Ulujami Pesanggrahan, Jakarta Selatan.Telp. (021) 589 002 11-13 / 68 666 000

    Mau sehat, bahagia dan hidup berkah?

    Jika Anda membutuhkan.....1. Keahlian medis para dokter dan terapis

    2. Keamanan dan keampuhan obat herba berkualitas3. Berkah kedokteran Islami (Thibbun Nabawi)

    KLINIK SEHAT Solusi Sehat Islami & Alami

    KLINIK SEHAT NASRAH

    Temukan di:Dokter Herbal - Bekam Medis

    -Ear Candle - Produk Herbal

    Percayakan solusi kesehatan Anda kepada Klinik Sehat Nasrah sebagai Unit Usaha Yayasan CAGAR karena Anda sekaligus bersedekah untuk RUMAH AUTIS

    Alamat Kantor PusatJl. Koala XVII Blok A9 No. 51 Perumahan Taman Permata Cikunir,

    Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat.Telp/Fax. 021-8482390, SMS: 0857 1539 2888 Rumah Autis @rumahautis

    Rekening Donasi Sebulan Spesial

    Alamat Cabang:

    Bank Mandiri No. 1670000674076a/n Yayasan Cagar (Cahaya Keluarga Fitrah).Rumah Autis PusatBNI No. 0293870445a/n Yayasan Cagar (Cahaya Keluarga Fitrah).

    BRI No. 090601004141509a/n Yayasan Cagar qq Rumah AutisBNI Syariah No. 0294477011a/n Yayasann Cahaya Keluarga Fitrah.

    bank bjb No. 0024401091100a/n Yayasan Cagar qq Rumah AutisBCA No. 5720329516a/n Deka Kurniawan

    Sebulan Spesial (Sedekah Bulanan Untuk Anak Spesial) merupakan program layanan berinfak secara rutin setiap bulannya bagi para donatur Rumah Autis dan masyarakat pada umumnya. Hasil dari donasi tersebut akan disalurkan

    melalui program Rumah Autis.

    Program bertujuan untuk membantu biaya Terapi, sekolah Khusus dan Bimbingan Latihan Keterampilan (BLK), anak-anak spesial dari keluarga tidak mampu atau dhuafa di 9 cabang Rumah Autis yang tersebar di Jabodetabek, Karawang dan Bandung. Dengan tiga program ini, diharapkan semua siswa dapat mencapai perkembangan yang

    optimal dalam kemandiriannya.

    1. Terapi 2. Sekolah Khusus

    3. BLK (Bimbingan LatihanKeterampilan)

    - Perilaku- Okupasi- Sensory Integrasi- Wicara- Remedial- Fisiotrapi

    RUMAH AUTIS CABANG BEKASIBerdiri : 9 Desember 2004Alamat : Jl. Al Husna No. 39 RT 02/ 01, Jati Kramat, Jati Asih, Kota Bekasi 17421Telepon/ fax : 021 8499 5025 Pelayanan : Terapi, Sekolah Khusus dan Bimbingan Latihan Ketrampilan (BLK)RUMAH AUTIS CABANG TANGERANGBerdiri : 26 Agustus 2007Alamat : Jl. Bunga Raya Blok A1 No.18, Griya Sangiang Mas, Periuk, Tangerang 15133Telepon : 0852 1885 8358Pelayanan : Terapi dan Sekolah KhususRUMAH AUTIS CABANG GUNUNG PUTRI KAB. BOGORBerdiri : 15 Januari 2008Alamat : Jl. Durian III/ Blok C8 No. 9, BTN Gunung Putri Permai, Gunung Putri, Bogor 16961Telepon : 021 8686 0371Pelayanan : Terapi dan Kelas Kemandirian

    RUMAH AUTIS CABANG TANJUNG PRIOK JAKARTA UTARABerdiri : 11 Agustus 2008Alamat : Jl. Enim 1 No.33 RT 8 RW 2, Kel. Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta utara 14330Telepon : 021 3791 8159Pelayanan : Terapi dan BLKRUMAH AUTIS CABANG DEPOKBerdiri : 14 Februari 2009Alamat : Jl. Anjasmara VII No. 76 RT 06 RW 10 Kel. Mekarjaya, Sukmajaya Kota Depok 16411Telepon : 021-9188 5631/021-770 1115Pelayanan : Terapi dan Sekolah KhususRUMAH AUTIS CABANG BOGORBerdiri : Oktober 2009Alamat : Jl. Raya Bogor Ciawi Gang Adisahid 1 No. 6 RT 002 RW 003, Kel. Tajur, Kec. Bogor Timur, Kota BogorTelepon : 0812 9030 4633Pelayanan : Terapi

    RUMAH AUTIS CABANG KARAWANGBerdiri : Januari 2010Alamat : Perumnas Bumi Teluk Jambe Blok T No.10 RT 001 RW 011, Desa Sukaraja, Teluk Jambe Timur, Kab. KarawangTelepon : 0812 1200 5552/0857 1155 4789 Pelayanan : Terapi dan sekolah KhususRUMAH AUTIS CABANG LIMUS PRATAMABerdiri : Nopember 2013Alamat : Jl. Purwakarta Blok. J No. 41, Perum. Limus Pratama Regency, Kec. Cileungsi, Kab. BogorTelepon/ fax : 021 823 6252Pelayanan : Sekolah Khusus (Remaja Berkebutuhan Khusus)RUMAH AUTIS CABANG BANDUNGBerdiri : Maret 2014Alamat : Jl. Cibeunying Kolot V RT 001 RW 020, Kel. Sadang Serang, Kec. Coblong, Kota BandungTelepon/fax : 022 251 7858Pelayanan : Sekolah Khusus (Remaja Berkebutuhan Khusus)

  • 3Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta2Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Daftar Isi

    Sapa Cinta

    Daftar Isi

    Nuansa Sehat CERMIN

    Ruang Hati Telaga RinduCurahan Hati

    1 7102

    133 2618

    2422

    20

    RE

    DA

    KS

    I

    : Rumah Autis : @rumahautis

    : [email protected]

    www.rumahautis.org

    PENANGGUNG JAWAB: (Direktur Eksekutif Rumah Autis) M. Nelwansyah

    PEMIMPIN REDAKSI: Ismunawaroh

    DEWAN REDAKSI: Ismunawaroh, Andy Naisabury

    TIM REDAKSI:Erwyn Kurniawan , Aris Ahmad Jaya, NZ Anastasia, Nanda Hamdalah, Ieda Purwati, Iradah DP, Nurchayati, Ovita Tobing , Dwi Astuti, Al sidik Ode Arwa

    REPORTER: Al Sidik Ode Arwa, Ade Rahmat

    IKLAN & SIRKULASI: Ade Rahmat

    FOTOGRAFER: Al Sidik Ode Arwa.

    DESIGN & LAYOUT: bemaman (Rumah Komunika)

    ALAMAT REDAKSI:RUMAH AUTIS PUSATYayasan Cahaya Keluarga Fitrah Jl. Koala XVII Blok A9 No. 51, Perumahan Taman Permata Cikunir Jatikramat, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, 17421 telp/fax. (021) 848 2390, SMS 0857 1539 2888

    Ida Widayanti:

    Pendidikan Anak Secara Islami

    LOVE TOUCH POWER

    Pojok EdukasiOleh: Nouf Zahrah Anastasia, S.Psi

    Wisata

    ALAM

    SEHAT, BUGAR DENGAN BONUS LANGSING, MAU? Sehat OvitaTobing

    16

    Menu Sehat Oleh:

    Nanda Hamdalah

    KomunitasLOVEfund

    Mengisi Ruang Jiwa Anak Kita

    Restu Tri Handoyo, M.Psi, Psi

    Oleh:Mohammad Fauzil Adhim

    Aris Ahmad Jaya

    2Edisi 08/Maret 2015derap cinta : [email protected]

    PAKET BERLANGGANAN:Bagi sahabat yang tertarik untuk secara rutin memiliki majalah Triwulanan Derap Cinta, kami memberikan penawaran paket berlangganan dengan cara berdonasi:

    A. Rp. 320.000,- untuk 8 EdisiB. Rp. 180.000,- untuk 4 EdisiC. Rp. 100.000,- untuk 2 Edisi

    Donasi dapat ditransfer ke rekening Bank Mandiri 1670000674076 a/n Yayasan Cagar (Cahaya Keluarga Fitrah). Rumah Autis Pusat.

    Informasi lebih lanjut dapat menghubungi bagian sirkulasi:

    Ade Rahmat (021-848 2390, 0856 7044 440)

    TANGIS BAYI YANG MENGUBAH JALAN HIDUP

    INSINYUR MESIN ITB

    Ruang Hati

    Malam terus merambat. Seorang ibu merasa kebingungan di sebuah rumah sederhana. Anaknya yang masih berusia kurang dari satu

    bulan menangis keras. Sementara itu suaminya tercinta tak ada di rumah karena bertugas di luar kota. Sang ibu tak tahu harus berbuat apa untuk menghentikan tangis anak pertamanya itu. Tapi siapa yang menduga jika episode kebingungan pada malam itu mengubah drastis jalan hidupnya.

    Ida Supilah Widayanti, nama ibu tersebut, tiba-tiba saja teringat dengan mata kuliah Maintenance (perawatan) Mesin saat rasa bingung mencapai puncaknya. Ilmu yang ia dapatkan ketika kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu membayang di benak Ida seiring tangis Muhammad Zaidan Feikar yang tak kunjung reda.

    Ida ingat dengan teori Efisiensi juga COP (Coefficient of Performance). Misalnya kalau mobil, standarnya harus 1:20 1 liter untuk menempuh jarak 20 km, tapi baru 10 km bahan bakar sudah habis. Ini artinya 10/20 x 100%=50%. Efisiensi mobil tersebut hanya 50% sehingga dikategorikan bermesin boros. Agar sebuah mesin bekerja optimal maka harus diperhitungkan sebaik mungkin berbagai faktor yang mempengaruhinya.

    Nah jika untuk mesin saja sedemikian dipikirkan dan diperhitungkan, lalu bagaimana dengan manusia? Bagaimana mendidik anak agar kelak menjadi seseorang yang efisien dan kinerjanya optimal? Jarang orangtua mempelajarinya, jelas Ida.

    Malam itu Ida mendapat kesadaran baru. Jika untuk mesin yang benda mati harus belajar cara merawatnya apalagi manusia makhluk yang Allah titipkan pada kita dalam keadaan fitrah.

    Mampukah kita kembalikan pada Allah juga dalam keadaan fitrah? ungkap Teh Ida sapaan akrab Istri Dadang Kusmayadi itu.

    Perubahan drastis terjadi pada diri Teh Ida. Ia menjadi rakus membaca buku-buku dan mengikuti seminar pengasuhan anak. Kesadaran tentang sangat pentingnya pengasuhan anak kian menguat ketika ia melihat fenomena masyarakat saat ini yang lebih menyiapkan anak-anaknya profesional di bidang dunia kerja.

    Orang tua sibuk menyiapkan anaknya menjadi

    3Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta

  • 5Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta4Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Ruang Hatidokter, insinyur, pilot yang hebat. Tapi untuk menjadi ayah dan ibu yang profesional tidak dipersiapkan sama sekali, kata ibu tiga anak ini.

    Teh Ida semakin bergejolak setelah banyak melahap buku parenting. Keinginannya untuk menuliskan butiran gagasan tentang pengasuhan anak tak tertahankan. Dan Allah swt sepertinya telah menyiapkan takdir untuknya. Ketika semangatnya untuk menulis kian membuncah, sebuah tawaran datang dari majalah Suara Hidayatullah.

    Mereka menawarkan saya untuk menulis di rubrik Jendela Keluarga secara rutin, kenang wanita yang juga pernah kuliah di Fakultas Sastra Universitas Padjajaran, Bandung Jawa Barat itu.

    Teh Ida mulai menulis di majalah Hidayatullah saat anak pertamanya baru berusia kurang lebih 7 bulan. Tulisannya mengusung tema parenting yang umumnya diawali dari kisah nyata lalu dirangkai dengan apa yang dialaminya saat mengasuh anak. Hingga kini setelah 15 tahun, Teh Ida masih dipercaya menjadi penulis rubrik tersebut.

    Keasyikan menulis tentang parenting dan merasa pentingnya hidup satu atap dengan suami, membuat Teh Ida tak segan meninggalkan status PNS dan dosen di Perguruan Tinggi Negeri tersebut. Ia hijrah ke Jakarta dan secara totalitas menekuni dunia penulisan dan bergabung di ESQ Leadership Center.

    Pada awalnya keputusan saya meninggalkan PNS ditentang saudara-saudara saya, namun tekad saya sudah bulat dan mantap, ujar perempuan yang juga ibunda dari Tadzkira Aishahani dan Muhammad Keyvan Rakhshan yang telah menulis lebih dari tujuh buku parenting tersebut.

    Kumpulan tulisannya itu kemudian menjadi buku dengan masing-masing judul: Mendidik Karakter dengan Karakter (Arga Tilanta, 2012), Belajar Bahagia Bahagia Belajar (Arga Tilanta 2012), Bahagia Mendidik Mendidik Bahagia (Arga Tilanta, 2013). Buku-buku tersebut laris manis. Yang paling banyak diminati buku Mendidik Karakter dengan Karakter yang membuat Teh Ida diundang di berbagai tempat.

    Sudah banyak daerah di Indonesia yang Teh Ida sambangi untuk mengisi seminar. Dari yang di pusat kota hingga wilayah terpencil. Beragam kenangan ia dapatkan silih berganti. Ada haru dan bahagia. Semuanya bercampur menjadi satu.

    Pernah Teh Ida mengisi seminar pada bulan Ramadhan. Ia harus menempuh perjalanan selama 5-6 jam dari pusat kota Jambi melewati hutan karet. Jalannya penuh kelokan dan berlubang sehingga mobil travel yang ia tumpangi kerap terguncang.

    Selama di perjalanan sangat gelap dan tidak ada sinyal HP, kenang Teh Ida yang juga mengisi seminar parenting di Mekah-Madinah dalam Prg.Umroh Smart Parenting ESQ Tours juga di Sekolah Indonesia Netherland (SIN) Wasenaar Belanda.

    Teh Ida juga pernah tampil di televisi sebagai narasumber acara bertemakan parenting. Sebanyak enam episode ia diundang di sebuah stasiun TV yang lokasinya mendekati wilayah Tangerang. Ada kisah menarik saat Teh Ida menuju lokasi acara tersebut. Berikut penuturannya.

    Saya diantar teman menggunakan bis menuju lokasi cukup jauh dari rumah saya di Cibubur, Jakarta Timur. Ada seorang ibu bertanya di bis. Ibu seorang guru, kepala Sekolah, atau pemilik sekolah? Lalu saya tanya, Memangnya kenapa, Bu? Katanya, Saya sudah dua kali satu bis dengan ibu, dari mulai duduk hingga turun yang Ibu bicarakan hanya soal pendidikan. Setelah saya ceritakan bahwa saya penulis buku, ibu itu membeli buku saya. Beliau adalah bendahara di sebuah Sekolah ternama. Beberapa hari kemudian saya diundang seminar di sebuah sekolah besar. Ternyata buku yang saya berikan kepada si ibu itu diberikan kepada direktur sekolah tersebut.Ternyata direktur sangat menyukai buku saya.

    Peran Orang Tua

    Apa yang diraih Teh Ida saat ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada jejak asuh bapak dan ibunya yang membuat Teh Ida bisa seperti sekarang. Kalimat bijak bahwa buah apel jatuh tak jauh dari pohonnya tercermin dari episode perjalanan hidup Teh Ida.

    Bapaknya, H. Toto yang berprofesi sebagai guru, membesarkan Teh Ida dengan nilai-nilai pendidikan. Kalimat yang terucap dari bapaknya selalu tentang pendidikan dan agama. Selain itu, Teh Ida kerap dibacakan buku. Kalau Sang Bapak bercerita, ia lebih banyak mengajak diskusi buku sehingga membuat anak-anak terstimulasi membaca buku sendiri kemudian didiskusikan.

    Biasanya buku cerita rakyat maupun sastra, kenang Teh Ida.

    Pernah Bapak membawa buku Monte Christo karya Alexander Dumas. Bapak dan kakak-kakak Teh Ida yang sudah sekolah di SMP ke atas mendiskusikan isi buku tersebut. Apa yang dilakukan mereka membuat Teh Ida yang masih duduk di kelas 3 SD jadi tergerak untuk membacanya.

    Saya ikut membaca buku yang tebalnya lebih dari 1000 halaman itu karena seisi rumah mendiskusikan buku tersebut dengan seru, sambung Teh Ida.

    Soal buku, ada yang paling berkesan buat Teh Ida. Saat ia masih berumur kurang dari tiga tahun, Sang bapak memangkunya sambil membacakan buku cerita berjenis pop up yang gambarnya muncul jika dibuka.

    Entah dari mana pada masa itu bapak sudah memiliki buku pop up semacam itu. Kenangan menyenangkan itu membuat saya sangat mencintai buku dan senang membaca, ujar Teh Ida.

    4Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Ruang HatiSementara itu Sang Ibu, HJ. E. Sofiah sangat senang

    dunia sastra. Nama-nama sastrawan, pujangga, karya puisi dan prosa banyak dihafal oleh ibunya. Ibu juga sering membuat puisi sendiri terutama kalau sedang memghadapi masalah.

    Ibu paling senang bercerita masa-masa sekolahnya juga sosok guru-gurunya, kata Teh Ida lagi.

    Untuk membantu ekonomi keluarga, ibu bisnis berbagai hal sehingga secara kesejahteraan keluarga Teh Ida tercukupi. Namun demi pendidikan anak-anak, kedua orang tuanya tak segan-segan menjual harta yang dimiliki. Perhiasan, rumah, kendaraan, tanah, kebun teh dan lainnya habis untuk menyekolahkan 11 anaknya.

    Bapak pensiun saat saya masih SMP dan Ibu sudah tidak berkembang lagi bisnisnya, sedangkan masih ada tiga lagi adik saya. Jadi semua harta dijual, ungkap Teh Ida, anak kedelapan dari 11 bersaudara itu.

    Totalitas Sang Bapak terhadap pendidikan anak-anaknya tak lepas dari filosofi yang dimilikinya. Bapak tidak akan mewariskan harta tapi mewariskan ilmu, ucap Teh Ida yang saat ini sedang menunggu sidang thesis Magister di Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun jurusan Manajemen Pendidikan Islam, menirukan kalimat yang selalu terlontar dari bapaknya tercinta.

    Filosofi hidup bapak tak cuma dirasakan anak-anaknya, tapi juga keluarga besarnya. Pernah saat masih remaja, Teh Ida datang datang berkunjung ke rumah sepupu yang tinggalnya cukup jauh. Sepupu ini sudah berumah tangga. Begitu bertemu, ia bercerita dengan antusias bahwa banyak hal yang diajarkan Bapak dan sangat membekas.

    Dulu waktu sekolah, kakak sepupunya ini tinggal di serumah. Saat itu begitu banyak tamu yang datang terutama rekan kerja sang bapak. Ia suka cemberut dan marah-marah kalau banyak tamu karena pekerjaan rumah jadi menumpuk. Suatu hari bapak Teh Ida mengajaknya bicara bahwa kalau ada tamu kita tersenyum dan menyapanya saja sudah pahala yang besar, apalagi kalau membukakan pintu dan mempersilakan masuk.

    Apalagi kalau menggelarkan tikar untuk tamu, apalagi kalau memberi nya minum dan makan, apalagi kalau membereskan bekas tamu dan mencucikan gelas dan piringnya. Tak terbilang banyaknya pahala jika kita ikhlas memuliakan tamu. Sejak saat itu, kakak sepupunya itu selalu senang jika kedatangan tamu.

    Soal pilihannya kuliah di ITB, tak lepas dari kondisi ekonomi orangtuanya. Teh Ida menuturkan kisahnya berikut ini:

    Tak ada alasan yang spesifik mengapa saya memilih ITB. Bidang teknik adalah pilihan terakhir yang sebenarnya tidak terlalu diinginkan. Mungkin lebih pada faktor ikut-ikutan kakak dan teman. Saat itu memang saya akui belum mengerti betul sebenarnya minat bakat saya dimana. Ketika pilihan akhir itu diterima saya kaget sendiri karena sesungguhnya kurang siap dengan bidang tersebut.Saat itu yang terpenting saya bisa kuliah di universitas Negeri mengingat biaya yang harus orang tua tanggung untuk saya dan saudara-saudara.

    Saya lulus D3 Teknik langsung direkrut jadi dosen Politeknik ITB. Karena dosen harus kuliah lagi saya mengikuti seleksi untuk mendapat beasiswa kuliah S1 lagi di ITB. Ketika diterima dari ratusan dosen pelamar, saya bingung lagi harus menjalani bidang yang ternyata tidak terlalu diminati, namun karena sudah terlanjur PNS apa boleh buat saya jalani kuliah 5 tahun teknik mesin yang cukup berat. Saat itu saya rasakan berat karena dari 55 teman seangkatan, 25 orang drop out yang dilakukan setiap semester bagi yang nilainya kurang.

    Parenting telah mengisi hari-hari Teh Ida. Menurutnya, banyak pembaca buku atau peserta seminar yang mengaku sangat menyesal telah terlanjur salah dalam mendidik anak-anaknya. Itulah mengapa Teh Ida menekankan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang benar dan berkualitas. Sekarang marak PAUD namun sayang banyak yang menyalahi prinsip pembelajaran anak usia dini.

    Balita sudah diajari calistung, dan pembelajarannya tidak menyenangkan karena bukan melalui bermain. Selain itu juga tidak menekankan pembangunan karakter, ungkapnya.

    Saat ditanya soal Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang juga menjadi bagian tak terpisahkan dari parenting, Teh Ida berujar: ABK adalah anak-anak istimewa yang Allah titipkan kepada orang-orang yang dipercaya mampu membesarkannya dengan cara istimewa juga.

    Kini Teh Ida telah menemukan jalannya. Dari seorang insinyur teknik mesin ITB menjadi pegiat parenting yang telah menjelajah ke berbagai sudut nusantara dan luar negeri. Semuanya bermula dari tangis bayi saat malam terus merambat.

    (Erwyn Kurniawan)

    5Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta

  • 7Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta6Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Ruang Hati

    Ida S. Widayanti, ST, SS yang kerap dipanggil The Ida sangat concern terhadap dunia pendidikan dan pengasuhan anak (parenting). Ia Secara rutin selama 15 tahun menjadi penulis tetap rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah. Selain itu ia pun aktif mengisi seminar, bedah buku, pelatihan, kajian di berbagai kota juga di SIN (Sekolah Indonesia Netherland) Wassenaar, Belanda 2007 dan memberi materi pada Umroh Smart Parenting ESQ Tours, Mekkah-Madinah, 2013; serta Seminar di ESQ Malaysia, 2015.

    Buku-buku parenting yang ditulisnya diantaranya: Mendidik Karakter dengan Karakter (Arga Tilanta, 2012), Belajar Bahagia Bahagia Belajar (Arga Tilanta 2012), Bahagia Mendidik Mendidik Bahagia (Arga Tilanta, 2013), Smart Choice (Hikmah, 2005), Mengapa Surga di Telapak Kaki Ibu (Arga Publishing, 2010 sebagai co-writer), Untuk Anak-anakku, Masyarakat, & Dunia (Arga Publishing, 2008 sebagai co-writer), 9 Pilot Mencari Tuhan (Arga Publishing, 2008), dll.

    Saat ini ia sedang berusaha menuangkan konsep-konsep pengasuhan dan pendidikan ke dalam buku-buku cerita anak. Buku anak yang pernah ditulisnya: 6 Serial Buku untuk Kakak (Ufuk Kecil, 2011), Princess Bashira & Kuda Kesayangan (DAR Mizan, 2011).

    Teh Ida pernah menuntut ilmu di Politeknik ITB, Sastra UNPAD, Teknik Mesin ITB, dan kini sedang menempuh Magister Manajemen Pendidikan Islam di Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Selama 12 tahun ia pernah menjadi dosen di Politeknik ITB. Kini ia bekerja di ESQ Leadership Center sebagai Staf Ahli dan pernah menjadi Pemimpin Redaksi Majalah ESQ Life & ESQ-News.com. Saat ini ia juga menjadi konsultan pendidikan di beberapa sekolah.

    Teh ida juga pernah mengisi beberapa acara live di beberapa stasiun televisi seperti Spacetoon, Jak TV, Jambi TV juga On air di Radio Dakta, Pro2 FM, DFM dan V Radio.

    Saat ini Teh Ida tinggal di Kawasan Jakarta Timur dengan ketiga putra/putrinya: M.Zaidan Feikar, Tadzkira Aishahani, M. Keyvan Rakhshan; serta suami tercinta Dadang Kusmayadi.

    Bila ingin kenal lebih dekat dengan Teh Ida, Bisa menghubungi via Email/FB/Twitter di alamat: [email protected] atau SMS/Tlp di nomor 0815 600 599 1.

    (Erwyn Kurniawan)

    Lebih Dekat

    6Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Education for All. Pendidikan untuk Semua. Dalam 5 tahun belakangan ini, Pendidikan untuk Semua khususnya di Indonesia semakin sering terdengar dibicarakan. Penyelenggaraan pendidikan inklusif menjadi salah satu jalan dalam mewujudkan tujuan pendidikan untuk semua.

    Di Indonesia, penyelenggaraan pendidikan inklusif diperkuat dengan adanya Permendiknas No. 70 tahun 2009. Disebutkan bahwa kesempatan untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya diberikan pada semua peserta didik, termasuk di dalamnya peserta didik berkelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.

    Sebenarnya, apa dan bagaimana sekolah inklusi itu? Dan bagaimana dengan implementasinya, juga kelebihan dan kekurangannya?

    Secara umum, tidak ada aturan baku bagaimana proses penyelenggaraan pendidikan inklusif itu harus dijalankan. Pada prinsipnya, proses penyelenggaraan pendidikan inklusif dapat dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di sekolah masing-masing. Aturan yang utama adalah sekolah seyogyanya menjadi tempat yang ramah tidak hanya bagi siswa-siswa reguler, namun juga bagi siswa yang berkebutuhan khusus. Kata ramah bisa diartikan terbuka, menerima, namun juga sekaligus berarti siap memberikan layanan pendidikan sesuai kebutuhan. Sekolah harus bersedia melakukan penyesuaian agar proses belajar mengajar dapat efektif dirasa bagi seluruh siswa, tak terkecuali.

    Seperti telah disebutkan di atas, bahwa adanya sistem pendidikan inklusif ini memungkinkan semua anak berkebutuhan khusus (ABK) belajar di kelas reguler. Namun, kita perlu mencermati, bahwa kenyataannya tidak semua ABK cocok belajar di kelas reguler secara penuh

    Pojok Edukasi

    Pendidikan Inklusif

    Pendidikan Untuk

    SemuaOleh : Nouf Zahrah Anastasia, S.PsiHead of Special Education Sekolah

    Cita Buana, JakartaTwitter: @bundanouf

  • 8Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Pojok Edukasi(dari pagi-siang hari). Beragamnya jenis kebutuhan khusus dengan derajat gangguan yang sangat bervariasi (mulai dari ringan berat) membuat kita perlu mencermati betul jenis layanan pendidikan dan Prg.pendidikan yang cocok bagi ABK. ABK dengan gangguan yang cukup berat, seyogyanya membutuhkan pelayanan pendidikan yang lebih intensif dan khusus sesuai dengan kebutuhannya. Jika mereka dipaksakan belajar di kelas reguler terus menerus tanpa support yang memadai, maka akan ada banyak waktu terbuang yang dilewatinya. Pemerintah Dierektorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) sendiri telah memberikan beberapa alternatif kemungkinan penyelenggaraan model belajar-mengajar bagi ABK. Adapun alternatif pelayanan pendidikan untuk ABK:

    1. Kelas biasa (reguler): ABK belajar secara penuh di kelas reguler tanpa bantuan guru pembimbing khusus.

    2. Kelas biasa (reguler) dengan tambahan bimbingan di dalam: ABK belajar secara penuh di kelas reguler dengan bantuan guru pembimbing khusus yang hadir di dalam kelas reguler.

    3. Kelas biasa (reguler) dengan tambahan bimbingan di luar: ABK belajar di kelas reguler, dan (sesuai kebutuhan) mendapat bimbingan dari guru pembimbing khusus di luar kelas reguler.

    4. Kelas khusus dengan kesempatan bergabung dengan kelas reguler untuk pelajaran-pelajaran tertentu.

    5. Kelas khusus penuh.

    Pertanyaan selanjutnya adalah, kapankan ABK mengikuti kelas khusus secara biasa/penuh ataukah ABK tersebut lebih cocok belajar di kelas khusus secara penuh? Tentunya guru perlu melakukan penilaian terhadap profil kemampuan siswa pada saat tersebut. Sejauh manakah seorang ABK dapat melakukan partisipasi yang bermakna di dalam kelas reguler, bisa dijadikan salah satu kunci untuk menentukan sejauh mana ABK bisa belajar di kelas reguler atau ABK perlu mendapatkan intervensi

    lebih lanjut di kelas khusus.

    Yang perlu dingat oleh semua orang tua dan pendidik adalah, Dengan adanya pendidikan inklusi memang berarti lebih terbukanya kesempatan (akses) bagi seluruh siswa ABK belajar di kelas reguler, akan tetapi, akses tersebut belum tentu memberikan makna dan kualitas pendidikan yang dibutuhkan oleh ABK kita. Masing masing pihak haruslah jujur menilai agar kemudian bisa memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan setiap ABK.

    Hasil penilaian terhadap ABK tidak hanya bisa membantu sekolah menentukan alternatif penyelenggaraan proses belajar-mengajar yang dibutuhkan, namun lebih lanjut lagi, memberikan masukan pada sekolah tentang Prg.belajar yang cocok. Berdasarkan hasil penilaian ABK bisa jadi tidak memerlukan modifikasi program, memerlukan modifikasi program, atau bahkan memerlukan Prg.pembelajaran individual. Bagi ABK yang tidak memerlukan modifikasi program, tentunya dapat mengikuti kurikulum pembelajaran secara biasa. Namun, mungkin guru perlu melakukan differensiasi terhadap cara pemberian tes, lama waktu penyelesaian tugas, agar ABK dapat mengerjakan semua tugas dengan sebaik mungkin.

    Bagi ABK yang membutuhkan modifikasi kurikulum ataupun Prg.pembelajaran individual, guru harus benar-benar jeli dalam menetapkan prioritas Prg.pembelajaran. Pada prinsipnya materi yang akan diberikan sebaiknya dimulai dari materi pelajaran yang paling fungsional (yang langsung dapat digunakan dalam kehidupan keseharian).

    8Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Jl Ratna No. 88 Jati Asih Bekasi Jawa Barat

    Email: [email protected]

    Melayani: Konsultasi (Observasi Anak, Konseling, Pembuatan Home Program) dan Pelatihan

    PUSAT PELATIHAN PENDAMPING ANAK BERKEMAMPUAN KHUSUS

    Pendirian Pusat Pelatihan Pendamping Anak Berkemampuan Khusus (P3ABK) bertolak dari visinya untuk menyelenggarakan sistem Pelatihan Bagi orang tua atau para pendamping anak berkemampuan khusus.

    Penanganan terhadap anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan atau dikenal dengan Anak-anak Berkebutuhan Khusus (ABK) terutama Autisme semakin terasa sangat dibutuhkan. Menjamurnya tempat terapi yang bertujuan untuk membantu menangani ABK ini, belum sepenuhnya dapat mengatasi masalah yang dialami oleh ABK, karena memang belum berimbangnya tenaga terapis yang tersedia dengan jumlah ABK. Adanya metode one on one dimana anak ditangani oleh 1 (satu) terapis juga menyebabkan kebutuhan akan pengajar atau pendamping menjadi sangat dibutuhkan. Oleh karenanya diharapkan P3ABK dapat menjadi solusi atas kebutuhan pendamping ABK baik orang tua, guru, mahasiswa maupun pengasuh ABK dirumah dengan memberikan pelatihan-pelatihan dengan materi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

    Materi pelatihan P3ABK telah disusun sedemikian rupa yang diperuntukan bagi: (a) Konsultan Pendidikan, (b) Guru, (c) Mahasiswa, (d) Orang Tua, (e) Masyarakat Umum, (f) Calon guru pendamping sekolah inklusi, serta (g) Pengasuh (Pendamping ABK di rumah).

    Pelatihan itu sendiri terbagi dalam beberapa materi, yaitu (a) Pengantar Anak Berkebutuhan Khusus, (b) Observasi, (c) Pemrograman (pembuatan rencana Prg.individual untuk anak), (e) Teknik Penanganan Anak, (f) Evaluasi Prg.dan (e) Magang.

    Adapun tujuan Pelatihan ini antara lain adalah agar peserta memiliki pengetahuan dasar mengenai ABK, dapat mengidentifikasi ABK, dan peserta juga dapat menerapkan teknik-teknik dasar penanganan ABK dalam kehidupan sehari-hari (baik di sekolah maupun di rumah). Pelatihan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan bagi mereka yang ingin mendalami teknik penanganan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus sehingga pengetahuan tentang bagaimana menangani ABK dapat lebih dipahami secara mendalam.

    Pelatihan akan diselenggarakan setiap bulan dengan kuota maksimal 15* orang dengan Narasumber dari Pakar dan Praktisi yang sudah berpengalaman di setiap bidangnya. Jenis pelatihan dibuat dalam 3 tingkatan, yaitu Basic, Intermediate dan Advance yang tentunya sesuai dengan permintaan peserta pelatihan.

    Bagi masyarakat yang berminat untuk mengikuti pelatihan ini, dapat segera menghubungi melalui WA di No:

    08998303029 (Henny) dan 081383106077 (Isty).

  • 11Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta10Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Wisata

    WISATA ALAM

    10Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Ayo teman-teman tinggal sedikit lagi kita sampai puncak!!! teriak Ihsan menyemangati kami di pendakian desember kemarin. Walau tujuan kami tidak sampai puncak gunung Papandayan, cukup hanya sampai Tegal Alun di ketinggian 2.665 mdpl, namun kalimat itulah yang sering Ihsan ucapkan selama perjalanan. Bahkan kini lebih sering Ihsan menunggu umminya yang tertinggal jauh dibelakang karena sibuk mengatur nafas dengan beban carrier dipundak. Mungkin bila dewasa nanti carrier itu akan berpindah kepundaknya dan dia yang menuntun umminya. Kini langkah kakinya teratur satu-satu. Tak lagi grasak-grusuk seperti pertama kali mendaki dulu, hingga kini kami tak terlalu repot untuk selalu menuntun dan memeganginya. kontrol gerak tubuhnya sudah berkembang cukup baik. Dialah Muhammad Ihsan Aldian, anak penyandang autism kelahiran tahun 2007 silam, seorang bocah hiperaktif yang sejak usia 6 tahun kerap kami ajak mendaki gunung-gunung dengan tingkat kesulitan yang kerap terbilang ringan untuk pendaki pemula. Namun medan yang ringan sekalipun bisa menjadi hal yang merepotkan bila tidak dipersiapkan dengan cermat kesiapan fisik, mental, logistik dan pemahaman tentang manajemen pendakian dari jauh-jauh hari sebelumnya. Karena mendaki gunung bukanlah aktifitas luar ruangan semata.

    CAMPING BERSAMA Segarnya udara pegunungan yang sejuk ciptaan Allah SWT memang tiada tandingannya, kami kerap membawa Ihsan kecil camping bersama. Walau mungkin terbilang terlalu dini, untuk pertama kali dalam hidupnya, di usianya yang ke 2 kami mengajaknya berkemah di kaki gunung Salak. Tak lain adalah untuk melatih fisiknya agar terbiasa dengan udara dingin pegunungan, terbiasa tidur di tenda beralaskan matras dan berinteraksi dengan alam liar pegunungan. Dan terbiasa dengan penerangan seadanya di malam hari. Hanya temaram lampu badai di depan tenda dan lampu jalanan yang agak jauh dari areal perkemahan kami. Sungguh pemandangan yang menakjubkan melihat Ihsan mengatur langkah-langkah kecilnya dihijaunya rerumputan di sekitar tenda kami. Melatih koordinasi gerak langkah dan tubuhnya dibasahi tanah pegunungan, tentunya pelajaran berharga tersendiri bagi Ihsan kecil, yang sangat tidak nyaman bila pakaian atau anggota tubuhnya basah walau sedikit. Perlahan semoga ia terbiasa dengan kotor dan basah juga keluar dari kebiasaan dan rutinitas kesehariannya yang monoton. Impian ku saat itu, suatu saat kita akan menyusuri lembah dan bukit pegunungan bersama, Nak!

    PERJALANAN MENAKJUBKAN Liburan panjang akhir tahun 2013 menjadi sejarah tersendiri bagi Ihsan, untuk pertama kali kami mengajaknya mendaki. Gunung tertinggi di pulau Jawa, Gunung Semeru dengan tujuan Ranu Kumbolo, sebuah danau yang sangat indah diketinggian 2.400 mdpl. Siapa yang menyangka tak sedikitpun Ihsan mengeluh capek apalagi minta digendong. Dialah penyemangat tim kecil kami yang hanya terdiri dari 4 orang dewasa dan 1 anak kecil yaitu Ihsan sendiri. Tiada henti Ihsan bernyanyi dan bercerita sepanjang perjalanan. Banyak kosakata baru yang keluar dari mulut mungilnya, semua karena Kekuasaan Allah yang menjadikan Ihsan begitu ceria dan mudah diatur selama pendakian. Walau di tengah perjalanan sempat di guyur hujan deras dia tetap berjalan sendiri tanpa digendong, hanya dengan dituntun saja oleh anggota rombongan secara bergantian untuk keamanannya, mencegah terpeleset atau salah melangkahkan kaki karena medan yang mendaki, basah dan licin, serta jalan setapak yang tidak terlalu lebar. Di kanan kami tebing, dan di kiri jurang. Hal ini sangat berbeda ketika kami ajak long march di pagi yang cerah dijalanan ibukota yang mulus saat peringatan hari autism. Dia banyak mogoknya, sebentar-sebentar berhenti, minta gendong, mengeluh capek walaupun tidak sampai tantrum.

    Salah satu kegiatan yang menjadi sebuah trendsetter belakangan ini salah satunya adalah mendaki. Setelah booming dengan sebuah film yang berlatar belakang tempat tertinggi di Jawa Barat, kegiatan mendaki semakin diminati banyak orang. Tidak hanya mahasiswa, namun pelajar hingga anak kecil ikut menikmatinya. Begitu pula orangtua, umur tak menghalangi mereka untuk menikmati kegiatan yang memiliki banyak manfaat ini.

    Banyak hal yang bisa kita dapatkan dari mendaki. Selain ketahanan fisik juga aktivitas sosial menjadi manfaat yang kita dapatkan.

    Tak heran, apabila aktifitas mendaki digemari banyak kalangan. Karena Indonesia memiliki rangkaian pegunungan yang sangat memanjakan mata. Hutan tropis yang masih asri, lautan awan yang bisa kita pandangi dari puncak, serta beberapa satwa yang terkadang bisa kita temukan di beberapa wilayah.

    Jika kamu bertemu Tuhan nanti tegakkan diri kalian dan berterimakasihlah. Karena atas kasih sayang Nya kita telah dilahirkan di tanah surga bernama INDONESIA (Herman Lantang).

    Begitu banyak kebesaran Tuhan yang kita temui di Indonesia. Sangat disayangkan apabila jika kita tidak dapat menikmatinya.

    Dalam kesehatan, mendaki dapat membakar lebih dari 5000 kalori. Namun, tergantung dari curamnya tanjakan dan berat beban yang kita bawa dalam ransel. Mendaki adalah cara yang bagus untuk melakukan olah raga yang serius tanpa memberikan terlalu banyak tekanan pada sendi kita.

    Mendaki juga meningkatkan hubungan sosial kita dengan orang lain. Seseorang yang terbiasa melakukan perjalanan jauh. Maka secara tidak langsung mampu mengubah individu yang mungkin sebelum pendakian adalah seorang introvert. Setelah pendakian, jiwa sosialnya semakin bertumbuh sehingga dia mampu menjadi seorang yang jauh lebih supel dengan orang lain.

    Mendaki tak hanya menjadi kesenangan tersendiri untuk pelakunya. Berbagai aspek pembelajaran kehidupan dapat dirasakan. Dan yang terpenting, rasa syukur terhadap karunia Tuhan yang Ia berikan pada kita atas keindahan alam yang diberikan. Membuat kita merasa kecil dan tak patut untuk berbangga diri. Mendaki selayaknya mampu menjadikan kita pribadi yang tangguh serta mandiri. Karena alam adalah miniatur kehidupan yang mampu menempa kita lebih baik.

    Wisata

    Waktu makan juga menjadi hal yang menyenangkan saat pendakian. Energi yang terkuras lebih banyak dari biasanya karena berjalan jauh dan udara dingin membuat Ihsan cepat merasa lapar. Setiap mendaki Ihsan sangat mudah makannya dan tidak pilih-pilih makanan seperti di rumah. Ada cerita menarik saat mendaki kaki gunung Semeru yang kontur alamnya masih berupa hutan dengan pepohonan lebat tersebut. Ketika hujan sudah mulai reda kami tiba di pos peristirahatan, kami pun berhenti sejenak untuk melepas lelah. Namun tiba-tiba tangis Ihsan meledak dan meminta pulang. Suasana menjadi heboh karena tangisnya, mendengar anak kecil menangis di tengah hutan dikala hujan cukup membuat sedikit panik, khawatir Ihsan sakit karena kedinginan atau kelelahan. Di pos yang tidak terlalu luas itupun banyak para pendaki lain yang juga sedang beristirahat sambil menunggu hujan benar-benar berhenti. Mobil dan pulang, hanya dua kata itu yang berulang diucapkannya sambil menangis. sedangkan hampir setengah perjalanan sudah kami lalui, sayang rasanya kalau harus balik turun gunung lagi. Namun tetap tenang dalam segala situasi menjadi kunci menguasai keadaan. Ternyata Ihsan menangis bukan benar-benar minta pulang, dia hanya tidak nyaman dengan pakaian dan sepatunya yang basah diguyur hujan tadi dan rupanya dia pun lapar. Segera kami ganti semuanya dengan yang kering, di usap badannya dengan minyak dan pelukan hangat juga sesendok madu lengkap dengan habbatusauda, sari kurma, dan propolis untuk imunitas tubuhnya. Dan tanpa kami duga segelas teh manis hangat serta semangkuk mie instant sudah disiapkan pendaki lain yang baru kami kenal, khusus untuk Ihsan. Tangis Ihsan pun berhenti seiring dengan

    hujan yang juga sudah benar-benar berhenti. Akhirnya tim pendaki relawan Rumah Autis pun datang, sejak awal tim kami memang terpisah. Pertemuan itu membuat suasana semakin hangat dan saling menyemangati. Ihsan pun kembali ceria karena mungkin semakin banyak orang yang dia kenal di tempat yang asing itu dan perjalanan pun bisa dilanjutkan. Tak jauh dari pos peristirahatan tadi, ternyata ada medan yang cukup curam dan mendaki namun tidak terlalu panjang dengan kemiringan sekitar 45 derajat dengan kontur berbatu. Bisa terpeleset dan berakibat fatal bila salah melangkah, apalagi jalanan yang licin sehabis hujan. Sensori Integrasi tingkat tinggi untuk Ihsan. Namun dengan ringan, perlahan dan pasti dia langkahkan kakinya menanjaki tanah berbatu itu sambil dibantu dipegangi tangannya oleh pendaki lain, ternyata Ihsan malah sampai lebih dulu di atas daripada kami para orangtuanya. Alhamdulillah, Allah-lah yang menguatkan fisiknya berjalan mendaki sampai hampir 10 jam perjalanan. Akhirnya, menjelang senja terlihat danau Ranu Kumbolo dari kejauhan, surganya para pendaki. Danau di ketinggian dengan luas 15 hektar dengan airnya yang jernih dikelilingi pepohonan hijau nan rindang. Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Tiba-tiba langkah Ihsan terhenti dan dia menunjukkan ekspresi takjub akan keindahan Ranu Kumbolo yang terlihat dari atas, siapa sangka Ihsan dapat menunjukkan ekspresi wajah dan gerak tubuh yang sesuai dengan kondisi saat itu. Hal yang sangat berbeda dengan kebiasaannya karena sebagaimana kita ketahui, seringkali anak autis kurang peka terhadap lingkungan sekitar.

    HIKMAH TERDALAMSubhanallah walhamdulillah wallahu akbar. Kalimat thoyibbah itulah yang

    kami ajarkan berulang-ulang pada Ihsan di setiap pendakian, tak perduli dia sudah paham atau belum dengan kalimat tersebut, kami hanya ingin mengajarkan bahwa Allah lah Sang Maha Suci yang menciptakan alam raya dan seisinya dengan sempurna, tanpa cacat dan tanpa ada kata sebagai produk gagal. Penguatan pula bagi kami bahwa Ihsan pun manusia sempurna ciptaan Allah yang sama dengan anak-anak pada umumnya, hanya saja kami perlu lebih berusaha, bersabar, dan berdoa demi menggali dan menemukan potensi terbaik yang Ihsan miliki. Tak ada yang berkah menghina anak-anak yang terlahir berbeda, karena Allah sebaik-baik pencipta. QS.95:4 (sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya).QS. 32:9 (Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.)QS.14:7 Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.

    Mendaki bersama Anak Berkebutuhan Khusus Mendaki gunung merupakan olah raga luar ruangan yang terbilang ekstrim. Namun akan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan pelajaran yang banyak mengandung hikmah apabila kita dapat melakukannya dengan waktu yang tepat, persiapan yang matang dan ilmu yang mumpuni. Setiap aktifitas harus ada ilmunya, begitu pula dengan aktifitas luar ruangan yang satu ini. Karena mendaki gunung bukan hanya olah raga main-main saja. Bagi pendaki pemula, tentunya pengalaman pertama akan sangat mengesankan, terlebih bagi anak dengan kebutuhan khusus (autis). Pertanyaannya adalah, apakah bisa anak dengan autism diajak mendaki gunung? Sebelum mendaki gunung sepertinya pertanyaan segunung pun sudah menghantui para orang tua anak-anak special. Sebagaimana orang dewasa yang pernah mendaki gunung dan membawa serta anaknya, segala sesuatu hal pun berlaku bagi anak special yang akan dibawa serta mendaki gunung. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan bila kita ingin mengajak anak dengan autism mendaki gunung:1. Pastikan bahwa anak bukan

    tipe yang sangat rijid yang sulit menerima perubahan dan sudah

    11Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta

  • 13Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta12Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    terbiasa sebelumnya dengan hal-hal penunjang pendakian seperti suasana pegunungan yang dingin dan kadang turun hujan tak terduga, juga terbiasa dengan aktifitas perkemahan seperti tidur di dalam tenda yang tidak beralaskan kasur seperti di rumah, suasana malam yang sepi dan gelap dan sebagainya. Hal ini dapat dilatih dengan sering-sering mengajak anak berkemah di kebun/ areal perkemahan terutama di kaki gunung.

    2. Pastikan anak dalam kondisi fit. Orang dewasa yang sedang tidak fit saja tidak direkomendasikan untuk mendaki gunung, apalagi anak berkebutuhan khusus yang sebagian besar mungkin masih agak susah mengkomunikasikan tentang kondisi kesehatannya apabila ia kurang nyaman. Ini akan berpengaruh terhadap mood dan semangatnya selama pendakian.

    3. Pastikan anak sudah mampu menginformasikan tentang keadaan dirinya, walau dengan isyarat sekalipun. Dan pendamping (orang tua) mengerti serta peka dengan isyarat tersebut. Ini sangat penting karena hal-hal kecil bisa saja terjadi seperti kaos kakinya yang basah, bisa mengakibatkan anak kedinginan sementara anak tidak terlalu memperdulikannya dan orang tua tidak mengetahuinya.

    4. Pastikan anak sudah mengerti bahaya. mengetahui mana jalan yang aman untuk dilalui dan mampu mengontrok gerak tubuh dan langkahnya dengan baik sehingga pendamping tidak kewalahan menuntun atau mengejarnya sepanjang pendakian.

    5. Pastikan anak sudah terlatih dengan toilet training. Meskipun toilet alam berbeda dengan toilet sesungguhnya, tetapi bila anak sudah terlatih untuk tidak buang air kecil/buang air besar di celana ini sangat membantu. Karena bisa dibayangkan repotnya bila anak mengompol di dalam tenda, sedangkan cuaca di luar sangat lembab atau hujan sepanjang waktu.

    6. Bawa perlengkapan pendakian, makanan kesukaan; utamakan yang mudah diolah namun syarat gizi, obat-obatan dan atau suplemen penunjang. Dan jangan lupa bawa mainan/benda kesukaanya agar mudah mengalihkan perhatiannya apabila tiba-tiba anak diperjalanan mengalami kelelahan/kejenuhan. Lakukan berbagai persiapan sematang mungkin demi menghindari anak tiba-tiba tantrum di tengah jalan karena sesuatu hal tak terduga.

    7. Pilih waktu yang tepat. Musim hujan bukanlah waktu yang tepat untuk melakukan

    pendakian. Walau kadang di musim panas sekalipun bisa saja tiba-tiba turun hujan di pegunungan. Bukan hanya untuk anak-anak, untuk pendaki dewasapun bisa berbahaya bila memaksakan mendaki di musim penghujan. Resiko jalur licin, longsor, kabut tebal, badai, hingga terserang hipotermia pun lebih meningkat. Biasanya di musim-musim penghujan dengan intensitas tinggi dan di cuaca yang ekstrim, pihak pengelola taman nasional menutup dan melarang aktifitas pendakian. Hal ini juga dilakukan untuk memberi waktu pada alam untuk mengkonservasi dan me recovery dirinya dari jamahan manusia.

    8. Ceritakan pada anak tentang tujuan perjalanan, apa saja yang bisa dilihat dan dilakukan sepanjang perjalanan dan di tujuan nanti, dan berapa lama perjalanan yang akan dilalui. Bila perlu tunujukkan video atau gambar-gambar tentang gunung yang akan dituju. Selain orang dewasa, anak-anak juga perlu tahu tentang pengenalan medan. Ini membantu anak agar tidak kaget setibanya di gunung nanti dan membantunya untuk lebih komunikatif.

    9. Cari team/teman pendakian yang solid. Karena tujuan pendakian bukanlah puncak gunung, tapi melatih diri orang tua/pendamping dan orang-orang yang ikut serta dalam pendakian

    untuk saling bantu, saling dukung dan saling menyemangati, bukan saling mendahului dan siapa yang tercepat sampai tujuan. Bisa dipastikan kecepatan melangkah seorang anak lebih lambat dari orang dewasa, apalagi anak autis yang gampang terdistrak dengan lingkungan sekitar. Mungkin ranting pohon yang jatuh bisa mengganggu kecepatan perjalanan karena anak terhenti sejenak hanya untuk memungut dan mengamati bentuk ranting tersebut. Butuh kesabaran ekstra untuk memotivasi anak kembali melanjutkan perjalanan.

    10. Ingatkan terus pada anak bahwa alam raya ini adalah ciptaan Allah Yang Maha Sempurna. Besarkan hatinya dengan menunjukkan bahwa diapun ciptaan Allah yang sempurna. Walau entah dia sudah faham atau belum, jelaskan dengan singkat bahwa indahnya alam raya juga untuk dinikmati oleh orang-orang dengan special need seperti dirinya. Sadarkan diri bahwa anak dengan autis pun dapat mengalahkan kekurangan-kekurangan dalam dirinya, dapat mendaki gunung dengan rintangan jalur mendaki dan menurun, dengan basah dan kotor, semua tiada beda dengan orang kebanyakan. Hanya butuh sedikit usaha, kesabaran dan doa.

    11. Setelah semua kebutuhan fisik di persiapkan. Berdoa adalah penenang

    utama dalam setiap pendakian. Semoga anak sehat, ceria, mudah diarahkan dan mudah menerima instruksi sepanjang pendakian. semoga Allah memberikan keselamatan di setiap pendakian dan di setiap perjalanan hidupnya kelak. Jadi para orang tua yang bersemangat, selamat mencoba tantangan baru dengan buah hati. Semoga bermanfaat. (Nurchayati Ummi Ihsan)

    Wisata

    12Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Sebuah pepatah Arab menyatakan, kesehatan adalah mahkota tak terlihat, dan tidak ada seorangpun yang dapat melihatnya, kecuali mereka yang sakit. Siapapun kita pasti mendambakan hidup sehat. Umumnya manusia baru menyadari betapa berharganya kesehatan, saat dia sakit.Sebenarnya, apa sih sehat itu? Ada beberapa definis sehat, yaitu:

    1. Menurut WHO (Organisasi kesehatan Dunia), sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial.

    2. Menurut majelis ulama Indonesia (MUI), sehat sebagai ketahanan jasmani,ruhani, dan sosial yang dimiliki manusai, sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri, di pelihara dan dikembangkan.

    Dari definisi sehat para ulama, jelas terlihat bahwa sehat adalah karunia Allah yang wajib disyukuri dan dipelihara. Kesehatan bukan hanya masalah fisik semata, melainkan mencakup ruhani, sosial dan spiritual. Rasulullah sebagai teladan umat, telah mencontohkan pola hidup sehat, terbukti bahwa beliau adalah manusia yang hampir tak pernah sakit selama hidup nya. Paradigma sehat Rasulullah dapat disarikan sebagai berikut:

    1. Memelihara perut.Rasulullah menggarisbawahi pemeliharaan kesehatan dan bahkan pengobatan penyakit dimulai dengan perlunya memelihara perut.

    Sebagaimana hadist beliau, Perut adalah tempat berdiamnya penyakitdan menahan nafsu (perut) adalah pokok dari setiap obat. Maka jadikanlah ini kebiasaanmu. Hal penting dari hadist yg diriwayatkan oleh Al Bukhari ini adalah:

    - Apa yang masuk ke dalam perut sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita, oleh karenanya jangan memasukkan makanan yg tidak jelas manfaatnya, kebersihan dan kehalalan nya.

    - Daya tampung perut sangat terbatas, jangan dipaksakan dengan mengisinya secara berlebihan.

    - Karena pada waktu melakukan proses pencernaaan , perut bekerja keras, maka beri jeda / waktu tenggang untuk perut kita agar bisa beristirahat.

    Berbagai penelitian menunjukkan, bahwa lebih dari 70% penyakit dinegara maju disebabkan oleh over nutrisi.

    2. Makan seimbang, maksudnya adalah dalam mengatur menu makan harus memperhatikan keseimbangan gizi.

    3. Olah raga. Rasulullah sering beolahraga lari.

    4. Memperhatikan waktu tidur

    5. Sehat lewat ibadah.

    Kesadaran masyarakat akan kesehatan dan yang paling sering adalah alasan estetika, memunculkan beragam jenis diet. Ada beberapa jenis diet yang populer dan paling banyak dilakukan di Indonesia.

    1. Metode diet OCD

    Metode ini di populerkan oleh Dedy Corbuzier. Diet ini tidak melarang pelaku nya mengkonsumsi apapun, sehingga mereka bisa makan apapun yang mereka suka dan biasa mereka konsumsi. Metode ini seperti berpuasa, pelaku diet bisa makan selama 4, 6 atau 8 jam , dan setelah itu tidak diperkenankan makan apapun kecuali minum air putih.

    Metode ini banyak menuai kontraversi, karena mengabaikan aspek keseimbangan gizi makanan.

    2. Food combining

    Metode ini tidak membatasi jumlah asupan makanan kedalam tubuh. Kunci metode ini adalah makanan alami dan paduan makanan.

    3. Diet makan nasi merah dan dada ayam

    Diet ini cukup unik, karena pelaku justru dianjurkan untuk sering makan, tetapi tidak boleh sembarangan. Makanan yang sangat dianjurkan adalah nasi merah dan dada ayam atau ikan. Selain itu juga disarankan konsumsi buah buahan segar.

    4. Diet makan tanpa rasa

    Beragam makanan boleh dikonsumsi, asalkan tanpa rasa. Biasanya makanan tanpa rasa ini dimasak dengan cara direbus.

    5. Diet tanpa mengkonsumsi nasi.

    Hal ini didasari atas anggapan bahwa nasi merupakan salah satu penyebab kegemukan dan diabetes, karenanya harus dihindari.

    Yuuk kita bahas tentang food combining, karena metode lain sdh jelas terbayang kan?

    Food combining itu, makan enak sampai kenyang sambil menurunkan berat badan. Tubuh anda menjadi seimbang dengan tinggi badan , bahkan makin sehat dan bugar. Mau doong..

    Pola makan alami Pola makan alami yg menjadi dasar FC sudah lama dikenal manusia. Akarnya diambil dari pola makan orang Eseni ( bangsa yg hidup di Palestina 2000 Th lalu). Orang pertama yang mempopulerkan pola ini adalah Dr. William Howard Hay, ahli bedah terkenal pada tahun 1920 an di AS. Pola ini dikenal sebagai Hay system diet. Dr. Hay sendiri telah membuktikan bagaimana penyakit ginjal kronis, pembengkakan jantung, dan tekanan darah tinggi yang dideritanya selama bertahun tahun, sembuh hanya dalam waktu 3 bulan setelah menjalani pola FC. Bahkan seperempat bobot tubuhnya yang hampir mencapai bobot 100 kg lenyap bersama penyakit nya. Itulah sebabnya, ia berkesimpulan bahwa kesehatan dan vitalitas seseorang sangat bergantung pada pola makan nya. FC tetap memperhatikan keseimbangan gizi, hanya dengan memperhatikan pola siklus pencernaan manusia, dan sifat asam basa makanan.

    SEHAT, BUGAR DENGAN BONUS LANGSING, MAU?

    Nuansa Sehat

    13Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta

    Oleh: Ieda Purwati (Direktur Klinik Sehat Nasrah)

  • 14Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Nuansa Sehat

    14Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Siklus alami tubuh Berdasarkan penelitian tentang siklus fisiologi, ditemukan bahwa setiap fungsi tubuh memiliki irama aktivitas biologi yang bekerja secara sistematis selama 24 jam tanpa henti. Proses pencernaan terdiri atas tiga siklus yang didasarkan pada tiga fungsi, yaitu

    - Proses pencernaan makanan, terjadi pukul 12.00 - 20.00

    - Proses penyerapan makanan, terjadi pukul 20.00 04.00

    - Proses pembuangan , terjadi pukul 04.00 12.00

    Siklus pencernaan sangat intensif antara pukul 12.00 (siang) sampai pukul 20.00 (malam). Pada siklus ini, energi tubuh lebih banyak dipusatkan ke fungsi pencernaan. Pada siklus ini merupakan saat yg tepat untuk mengisi lambung dengan makanan padat. Jika pada siang hari perut tak terisi, akan terasa sangat lapar.

    Siklus penyerapan berlangsung sangat intensif antara pukul 20.00 sampai pukul 04.00. Sepanjang siklus ini, terjadi proses penyerapan sebagian besar zat makanan yg sudah tercerna dan penyampaian zat makanan ke seluruh tubuh. Karena itu, tidur terlambat atau larut malam dapat mengurangi pasokan energi yg diperlukan untuk proses penyerapan. Hambatan pada satu siklus, dapat mengacaukan siklus berikutnya.

    Siklus pembuangan sangat intensif antara pukul 04.00 12.00. Pada siklus ini, energi akan banyak digunakan untuk membantu proses pembuangan. Sampah akan banyak dikeluarkan selama siklus ini. Banyak orang yang tidak berselera makan pada pagi hari, dan ini alami karena siklus tubuh dalam masa pembuangan. Pada pagi hari, tubuh tidak membutuhkan makanan padat, misalnya nasi dan daging yang sulit dicerna.

    Keseimbangan asam dan Basa Selain kandungan gizi, Fc juga sangat memperhatikan sifat asam dan basa makanan. Keadaan ideal yang diharapkan adalah apabila kesembangan asam basa jaringan tubuh dan darah (kecuali lambung) berada pada pH 7,35 7,45 atau netral cenderung basa . Keseimbangan ini bisa dicapai dengan cara mengkonsumsi lebih banyak buah, dan sayur mayur , yang merupakan pembentuk basa. Selain itu, tubuh secara alami mencerna makanan dengan cara yg berbeda dan dengan enzim yg berbeda. Protein memerlukan proses sekitar 4 jam, pati 3 jam, sayuran 2 jam, dan buah hanya 10 45 menit. Sedangkan lemak atau makanan tinggi lemak, membutuhkan waktu cerna 6 8 jam.

    Makanan pembentuk asam:

    Serelia/ padi padian, umbi umbian seperti singkong, ubi jalar, talas, kentang ( kecuali yg direbus dan dimakan bersama kulitnya), protein hewani, lemak dan minyak, susu (kecuali yg baru diperah), gula pasir, makanan beragi, polong polongan, alkohol.

    Makanan pembentuk basa:

    Buah matang ( walau rasanya asam), sayuran (kecuali tomat yg dimasak), sayuran umbi seperti wortel dan lobak, plain yoghurt, madu alam.

    Tips menjalankan pola makan Food combining:1. Makan buah satu atau beberapa macam, tanpa dicampur

    jenis makanan lain. Beri waktu 10 15 menit sebelum makan makanan lain. Buah sebagai menu sarapan.

    2. Makan lah buah atau minum jus buah sedkit sedikit, agar tidak menyebabkan lonjakan gula darah.

    3. Makanan tinggi protein dan tinggi pati, tidak dimakan bersama sama, tetapi masing masing dikombinasi dengan sayuran. Misal, daging plus sayuran, atau nasi plus sayuran. Hindari daging plus nasi.

    4. Ganti kudapan/ cemilan denagn buah.

    5. Jika siang hari sudah makan tinggi protein,misal nya daging dan sayur. malam hari gantilah dengan tinggi pati, misal nasi dan sayur. Boleh bertukar waktu.

    6. Sebaiknya tidak mengkonsumsi lebih dari satu macam protein hewani pada saat yg sama, sedangkan protein nabati boleh lebih dari satu macam. Begitu pula dengan pati, boleh lebih dari satu macam, misal nasi dan perkedel jagung.

    7. Masak lah makanan secukupnya, dengan bahan sesegar dan seutuh mungkin, bukan bahan olahan, instan atau awetan.

    8. Gunakan lemak dan minyak seperlunya saja.

    9. Makan lah seberagam mungkin, baik jenis maupun cara pengolahan nya.

    10. Ikuti FC secara bertahap, agar tubuh dapat menyesuaikan diri denagn nyaman. Juga tidak perlu kaku menerapkan FC. Misalkan makan asal- asalan (lalai ) di siang hari, bisa diperbaiki di malam hari.

    Contoh Pola FC:

    Pagi: 1 2 gelas air putih + sedikit jeruk nipis (pembentuk basa), 1 gelas jus buah sega r (tanpa gula)

    Siang: Seporsi ayam panggang (pembentuk asam), Seporsi sayuran ( pembentuk asam )

    Malam: Seporsi nasi (pembentuk asam) , Perkedel Tahu , Seporsi Sayuran

    Kudapan: buah segar, jus buah, susu kedelai, sepotong kecil jajanan

    Diet itu mudah bukan?

    Walaupun ada kamus gagal yang mengatakan, diet itu adalah harapan yg Cuma angan angan, dan janji yg selalu diabaikan. tapi tidak buat kita ya

    Selamat mengatur pola makan, untuk sehat dan bugar, dengan bonus langsing. Pasti mau doong

    Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan (kedua dari kiri) bersama Pemimpin Wilayah BRI Aceh M Fankar Umran (kiri), Direktur Utama LPDP Eko Prasetyo (ketiga dari kiri), Wabup Aceh Tengah Khairul Asmara

    (ketiga dari kanan), Kadisdik Aceh Anas M Adam (kedua dari kanan) dan Wabup Bener Meriah, Rusli M. Saleh (kanan) seusai penyerahan bantuan BRI di halaman SMAN 9 Ketol, Aceh Tengah, Senin (9/3)

    Bank BRI dan LPDP bantu pendidikan di NADKomitmen BRI dalam mendukung pengembangan pendidikan memang tidak mainmain. Melalui Program yang yang bertajuk BRI Peduli, Bank BRI terus mendukung pengembangan dunia pendidikan di Indonesia baik melalui peningkatan sarana maupun prasarana pendidikan. Hal tersebut dibuktikan dengan bantuan pendidikan yang digelontorkan oleh Bank BRI untuk masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam.

    Di awal bulan Maret 2015 ini, Bank BRI bekerja sama dengan LPDP memberikan bantuan pengembangan fasilitas atau sarana pendidikan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) merupakan Badan Layanan Umum di bawah koordinasi tiga kementerian (Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama) yang bertugas mengelola Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN).

    Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Budi Satria mengungkapkan, bantuan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam pada kesempatan tersebut senilai lebih dari Rp. 2 Milyar. Bantuan tersebut digunakan untuk mendanai pengadaan peralatan laboratorium, buku literatur, alat multimedia, komputer, dan komponen pendukung kegiatan belajar mengajar lainnya. Bantuan itu nantinya akan diberikan ke 8 sekolah, yakni 5 yang terletak di Kabupaten Bener Meriah dan 3 sekolah di Aceh Tengah, yang secara kualitas fisik memang layak dibantu, ujar Budi.

    Budi menuturkan, kualitas sarana fisik pendidikan merupakan salah satu parameter penunjang proses penyelenggaraan pendidikan serta menjadi penentu keberhasilan pendidikan. Ketercukupan fasilitas pendidikan yang menyangkut sarana dan prasarana akan sangat menunjang keberhasilan program pendidikan, kata Budi.

    Lebih lanjut Budi mengatakan, bahwa BRI senantiasa siap memberikan bantuan demi pengembangan kualitas pendidikan di Indonesia. Karena hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial BRI untuk masyarakat, imbuhnya.

    Sementara itu, dalam sambutannya saat menyaksikan penyerahan bantuan pendidikan Bank BRI kepada masyarakat Aceh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan memberikan apresiasi kepada Bank BRI dan LPDP. Mendikbud menilai, kedua lembaga itu telah berhasil membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi sarana pendidikan yang rusak akibat gempa 2 Juli 2013.

    Bank BRI dan LPDP telah mengoptimalkan potensi keuangannya untuk membantu mengembalikan sekolahsekolah di Aceh pasca gempa 2013 sehingga kembali layak untuk digunakan sebagai tempat belajar mengajar, ujarnya.

    Hingga akhir tahun 2014, Bank BRI telah merealisasikan bantuan sebagai bentuk realisasi tanggung jawab sosial sebanyak Rp. 103,91 miliar, 28% nya atau Rp. 29,48 Miliar disalurkan untuk pengembangan sektor pendidikan. Sampai dengan akhir tahun 2014 saja, total bantuan yang telah disalurkan BRI mencapai Rp. 1,5 miliar, tambah Budi. Informasi mengenai Bank BRI dan kegiatan CSR BRI dapat diakses melalui situs web www.bri.co.id atau www.bangga-berindonesia.com.

    Advertorial

  • 17Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta16Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Chef Nanda Hamdalah

    Everyone cant be separated from food every

    day, thats the reason why I like too cook, I can

    share the science and indulgent appetities for

    many peoples

    facebook nanda hamdalahTwitter@chefnandayoung

    Menu Sehat

    200 gr Jamur Tiram100 gr Jamur Champignon 50 gr Wortel50 gr Jagung Manis50 gr Kacang Polong75 gr Brokoli3 siung Bawang Putih slice Bawang Bombay2 butir Telur Omega 3 sdt Oregano2 sdm Tepung Sagu1 sdt GulaLada, garam secukupnyaTepung Panir Kasar3 buah telur untuk paniran

    Cara Membuat:Potong kedua jenis jamur menjadi kecil-kecil, masukan food prosesor hingga hancur, masukan sagu, telur, bawang putih, Bombay, oregano, lada, garam. Lumatkan hingga halus.Masukan adonan jamur kedalam wadah, campurkan dengan sayuran-sayuran yang telah disiapkan, aduk rata.Siapkan Loyang yang telah dilapisi aluminium foil, masukan adonan dan kukus selama 25 menit, setelah matang angkat dan dinginkan.Potong-potong nugget sesuai selera atau dengan menggunakan cookie cutters, celupkan ke adonan telur lalu ke tepung panir, ulangi sekali lagi proses panir.Goreng kedalam minyak panas sedang hingga kecoklatan, angkat dan tiriskan sajikan bersama campuran mayonnaise dan saus sambal.

    NUGGET SU

    PER SEHAT

    16Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Menu Sehat

    1 buah wortel Import1 buah brokoli hijau2 buah cabai hijau besar1 buah cabai merah2 buah cabai rawit orange5 siung bawang merah2 siung bawang putih1 sdt kecap ikan1 sdm saus tomat10 buah telur burung puyuh rebus

    Cara Membuat:1. Tumis semua bumbu yang telah diiris tipis hingga harum, masukan sayuran yang paling keras terlebih dahulu seperti wortel lalu brokoli. Setelah agak layu dan empuk, masukan kecap ikan dan saus tomat tambahkan sedikit air.2. Setelah warnanya cerah, matikan api danmasukan telur burung puyuh yang telah direbus, sajikan selagi hangat.

    100 gr Bayam Segar80gr Jamur Merang1 buah Wortel ukuran kecil (potong dadu kecil)4 pcs Keju Cheddar Singles3 pcs Telur Ayam Omega 3Pala, lada dan garam secukupnya

    Cara Membuat:Rebus bayam selama 3 menit dan tiriskan, cincang kasar, masukan semu bahan kecuali keju cheddar, sisihkan.Siapkan pyrex atau wadah alumunium foil, masukan adonan bayam di dasar pyrex dan ratakan, letakan keju cheddar diatasnya, letakan kembali adonan bayam dan lakukan hal yang sama hingga tingginya pyrex.Kukus selama 20 menit, setiap sepuluh menit sekali kukusan dibuka agar hasil tidak terlalu berair dan berbusa. Setelah matang angkat sajikan bersama pyrexnya dan garnish dengan peterseli.

    TIM BAYAM

    SUSU LAPI

    S

    KEJU

    TUMIS WO

    RTEL

    DENGAN TE

    LUR

    BURUNG PU

    YUH

    17Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta

  • 19Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta18Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Curahan Hati

    1. Apa dampak serius dari kurangnya ketidakadaan ( bapak dan ibu berbeda tempat tinggal karena mencari nafkah) sosok bapak bagi perkembangan emosional anak laki laki.

    (Mitha Surade Sukabumi).

    Dear Ibu Mitha,

    Sebelumnya perlu kita pahami bahwa pengaruh seorang Ayah terhadap tumbuh kembang Anak tidak semata-mata soal ada atau tidaknya sosok Ayah dalam keseharian Anak, tetapi sangat ditentukan oleh kualitas interaksi antara Ayah dengan Anak. Bila seorang Ayah tinggal satu rumah dengan Anak, tetapi tidak menjalin interaksi yang berkualitas, maka hadirnya Ayah tidak memberikan dampak positif bagi tumbuh kembang Anak. Begitupula sebaliknya, Ayah yang tidak tinggal satu rumah dengan anak, tidak selalu memberikan dampak buruk bagi perkembangan Anak, selama peran Ayah masih dapat dirasakan oleh anak walau tidak setiap hari.

    Berdasarkan penelitian, Anak yang memiliki hubungan baik dengan Ayahnya akan memiliki kemampuan sosial dan akademis yang lebih baik. Penelitian lain menyebutkan anak akan memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik dan mengurangi tingkah laku bermasalah. Hal yang menarik adalah, pengaruh positif ini tetap dapat dicapai walaupun Ayah tidaktinggal satu rumah dengan Anak, (contoh: perceraian) selama interaksi dengan ayah masih dapat dilakukan atau ada figur lain yang dapat menggantikan peran Ayah (paman, kakak laki-laki).

    Dalam kasus Ibu, ketidakhadiran Ayah dalam keseharian Anak terjadi karena faktor pekerjaan. Oleh karenanya, saya berasumsi bahwa masih ada waktu dan kesempatan dimana Ayah dapat berinteraksi dengan Anak, terlebih dengan memanfaatkan teknologi

    komunikasi seperti telepon dan internet.

    Saran saya, pertama manfaatkanlah kesempatan untuk berinteraksi sesering dan seoptimal mungkin, baik lewat media komunikasi atau secara langsung. Saat sedang di rumah, Ayah harus memberikan waktu khusus untuk berinteraksi dengan Anak (bermain, memandikan, pergi bersama, dsb). Bila anak ada dalam fase bertanya, upayakan untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan, yang seringkali mungkin terdengar sepele. Kedua, Ayah harus tetap terlibat dalam pengasuhan anak, secara tidak langsung (indirect parenting). Misalnya, ayah tetap memonitor perkembangan anak meskipun dari jauh. Ibu dapat mengabarkan perkembangan terbaru dari Anak, misalnya anak sudah bisa berdiri, mendapat nilai bagus disekolah, atau ketika anak melakukan hal yang dilarang. Ayah dapat memberi pujian atau nasihat kepada Anak melalui media komunikasi.

    Dengan melakukan dua hal tersebut, walapun dipisahkan jarak, diharapkananak tetap dapat merasakan peran Ayah, dan sebaliknya Ayahpun tetap merasa terlibat dalam pengasuhan anak. Relasi Ayah-Anak bukanlah hubungan satu arah, baik Ayah maupun Anak membutuhkan dan mendapatkan manfaat dari relasi tersebut.

    2. Mohon masukannya cara menangani anak autis jika mengamuk suka mencakar temannya atau gurunya. Dan bagaimana menanggapi orang tua yang belum mau menerima jika anaknya mempunyai perilaku tersebut.

    (Ista AmandaSetyaningrum)

    Dear Ibu Ista,

    Mendidik anak dengan autisme yang menampilkan tingkah laku agresif memang menjadi tantangan tersendiri, terutama bila anak tidak dapat berkomunikasi (non-verbal).

    Dalam menangani hal ini, perlu terlebih dahulu kita pahami bahwa setiap tingkah laku memiliki fungsi dan tujuan. Dengan kata lain, ada alasan mengapa sebuah tingkah laku muncul, termasuk tingkah laku agresif.

    Pada anak dengan autisme, alasan tersebut dapat berupa: kesulitan

    memproses informasi, rutinitas yang terganggu, hiper/hiposensitifitas, situasi baru, atau alasan-alasan fisik seperti lelah dan lapar. Ketidakmampuan untuk mengkomunikasikan hal-hal ini dapat membuat anak menjadi cemas dan marah, yang pada akhirnya memunculkan tingkah laku agresif.

    Terkait kasus Ibu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali penyebab mengapa anak marah (mengamuk), dan berupaya m e m i n i m a l i s i r / m e n g h i l a n g k a n penyebab tersebut agar tingkah laku mencakar tidak lagi muncul. Kedua, lakukan intervensi secara fisik untuk menghentikan cakaran dengan menahan tangan anak. Hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan hal ini adalah menghindari stimulus verbal (tidak perlu berkata-kata) dan menyakiti secara fisik (memegang tangan anak terlalu kuat). Dua hal ini untuk menghindarkan anak dari ketidaknyamanan akibat stimulus verbal yang terlalu banyak (sulit diproses/dipahami) dan ketidaknyamanan fisik. Kondisi tidaknyaman justru dapat meningkatkan intensitas tingkah laku agresif.

    Tetaplah bangun komunikasi yang baik dan intens dengan orangtua. Walaupun terkadang orangtua sulit untuk menerima kondisi/tingkah laku anak disekolah, tetap sampaikan apapun yang terjadi disekolah secara objektif kepada mereka. Upayakan untuk mendengar pendapat atau keluhan dari orangtua, mengingat pada merekalah yang memikul beban terberat terkait kondisi anak. Susunlah strategi bersama dengan mereka untuk menangani tingkah laku anak. Dengan membangun komunikasi dua arah dan ditujukan untuk kebaikan anak, diharapkan secara perlahan orangtua dapat lebih terbuka.

    3. Bagaimana Cara mendeteksi dini Autis serta Syndrom William

    (Ibu Mia Dumai Riau)

    Autism spectrum disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan yang ditandai dengan gangguan pada aspek sosial, komunikasi dan tingkah laku.Meskipun sama-sama didiagnosa ASD, gangguan pada ketiga aspek ini dapat bervariasi pada satu anak dengan

    Restu Tri Handoyo, M.Psi, Psi

    18Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Curahan Hatianak yang lain. Namun, pada derajat tertentu, mereka akan menampilkan kesulitan dalam ketiga aspek tersebut: berkomunikasi secara verbal dan nonverbal, berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar, serta berpikir dan bertingkah laku secara fleksibel. Diagnosa autisme umumnya ditegakkan dengan perbandingan hasil observasi atas tingkah laku dan tumbuh kembang anak dengan pedoman standar diagnosis.

    Sementara, William Syndrome adalah gangguan genetis, yang ditandai dengan karakteristik yang khas pada bagian-bagian wajah, gangguan tumbuh kembang, dan gangguan fisik seperti jantung, ginjal, otot dan sendi, dsb. Diagnosis William Syndrome dapat ditegakkan melalui tes DNA, dengan mengambil sampel darah dari anak.

    Deteksi dini terhadap gangguan yang muncul pada masa awal tumbuh kembang anak sangat bergantung pada orangtua. Karena orangtua berada dalam posisi yang paling memungkinkan untuk melihat gejala awal dari gangguan; yang bisa jadi terlewatkan dalam pemeriksaan oleh dokter atau psikolog yang umumnyahanya berlangsung antara 10 sampai 30 menit. Kuncinya adalah orangtua harus dapat membedakan antara proses tumbuh kembang normal dan abnormal. Selalu perhatikan proses tumbuh kembang anak, apakah sesuai umur atau tidak. Bila merasa ada kejanggalan, segera konsultasikan pada ahli.

    4. Apa Dampak buruk bagi Anak Balita ketika orang tua sangat protektif terhadap anak serta kurang memberikan stimulasi maupun contoh positif bagi anak. Misalnya sering berbicara keras serta merokok di depan anak.

    (Ibu umi Bandung)

    Dear Ibu Umi,

    Perlu kita pahami bahwa tumbuh kembang anak merupakan hasil interaksi antara pertumbuhan fisik dan proses belajar. Anak belajar melalui interaksinya dengan lingkungan: orang lain dan benda-benda disekitarnya. Contoh: anak belajar bahasa setelah perkembangan kognitif (otak) cukup matang dan dengan meniru kata-kata yang didengarnya dari orang lain.

    Pada awal tumbuh kembang, anak belajar melalui interaksinya dengan lingkungan: menyentuh benda, mengeksplorasi ruangan, dsb. Sehingga bila kita membatasi hal-hal tersebut, sama artinya dengan kita membatasi proses belajar anak. Selain itu, banyaknya larangan juga dapat menurunkan motivasi anak untuk mencoba hal-hal baru, dengan kata lain menurunkan motivasi anak untuk belajar.

    Hal yang menjadi pertimbangan untuk membatasi kegiatan anak adalah ketika kegiatan tersebut berpotensi membahayakan keselamatan atau kesehatan anak. Selebihnya, upayakan untuk memberikan keleluasaan bagi anak mencoba hal-hal baru. Meskipun, seringkali rumah jadi berantakan karena hal ini.

    Dengan demikian, bila kita kaitkan kembali dengan pertanyaan Ibu, berbicara keras didepan anak, maka hasilnya adalah anak dapat meniru tingkah laku tersebut. Bila bicara keras yang ibu maksud terkait dengan larangan untuk melakukan banyak hal, maka dampaknya adalah anak kehilangan kesempatan untuk belajar.

    Sementara untuk tingkah laku merokok, saya dengan tegas mengatakan: jauhkan anak dari asap rokok!! Ini bukan lagi soal apakah anak akanmeniru tingkah laku merokok atau tidak, tetapi karena pada dasarnya asap rokok adalah racun. Bila ada anggota keluarga yang perokok, minta dia berhenti, atau setidaknya merokoklah di luar rumah.

    5. Bagaimana Cara mengatasi anak dengan perilaku anak Usia 9 Tahun .di rumah anak menunjukkan perilaku yang positif dan kooperatif. Akan tetapi saat di sekolah sering ada laporan dari guru bahwa sering meninggalkan tugas , keluar kelas dan mengumpat kepada guru jika diberikan arahan bahkan sesekali bisa memukul atau menendang guru jika diberikan arahan. Sehingga menurut guru kelasnya Perilaku tersebut kemudian menular kepada teman teman di kelasnya. Pihak sekolah sudah berupaya memberikan arahan serta konsekuensi terhadap anak akan tetapi hingga saat ini perilaku tersebut belum berkurang.

    (Bapak Yadi Kuningan).

    Dear Bapak Yadi,

    Dalam menanggapi permasalahan ini, perlu kita pahami bahwa setiap tingkah laku memiliki fungsi dan tujuan. Dengan kata lain, selalu ada alasan mengapa anak menampilkan sebuah tingkah laku, termasuk tingkah laku yang bermasalah. Perlu kita pahami pula bahwa pemberian konsekuensi, tidak selalu menjadi hukuman (punishment). Konsekuensi dapat pula menjadi reward. Dalam kasus ini, mungkin saja, anak menganggap perhatian yang diberikan oleh guru sebagai reward, terlebih bila tingkah lakunya ini kemudian ditiru oleh teman-temannya.

    Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menemukan alasan mengapa anak melakukan tingkah laku tersebut di sekolah.Mengingat anak sudah berusia 9 tahun, maka kedepankan komunikasi dengan anak untuk mengetahui alasan anak. Upayakan anak ada dalam kondisi yang nyaman saat anda ingin menanyakan hal ini, untuk menghindari perasaan takut dihukum. Proses ini dapat memakan waktu lama bila anak belum mau mengatakan dengan jelas alasannya pada kesempatan pertama. Bila penyebab sudah diketahui, rumuskan penyelesaiannya dengan pihak sekolah, mengingat tingkah laku hanya muncul di sekolah. Sementara Ayah dapat berperan untuk melarang anak mengulangi tingkah lakunya di sekolah lewat pola komunikasi yang positif tadi.

    Dengan mempertimbangkan usia anak, pada kasus ini saya lebih menekankan untuk penggunaan pola komunikasi positif dua-arah dalam penyelesaianmasalah, dibandingkan pendekatan punishment-reward. Membangun pola komunikasi positif dengan anak dapat menjadi modal untuk mengatasi permasalahan saat ini dan permasalahan lain yang mungkin akan muncul dikemudian hari.

    19Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta

  • 21Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta20Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Sejak hari itu semua berubah. Ya, hari dimana dokter menjatuhkan vonis menyeramkan untuk hidupku. Ada penyakit ganas yang hidup dalam tubuhku, ia ini membuat tubuhku lemas tak berdaya. Tak jarang aku merasa mual yang luar biasa hebatnya dan sering kudapati darah tiba-tiba mengalir dari hidungku. Leukimia, itulah penyakit yang merubah kehidupanku. Hari-hariku banyak kuhabiskan di Rumah Sakit. Berbagai terapi pengobatan medis maupun alternatif menjadi rutinitas baruku. Aku rindu sekolah, bermain dengan teman-teman dan segala rutinitasku, aku rindu duniaku. kamu berbeda, kamu spesial. itu kenapa kamu tidak bisa menjalani hidup seperti mereka, ucap mama ketika aku mulai memasang wajah sendu mengutarakan keinginanku untuk dapat seperti teman-temanku. Sejujurnya aku tidak setuju dengan ucapan mama, namun aku tak tega untuk mengutarakan ketidaksetujuanku. Ia sudah begitu lelah menjagaku di sini. Sudah terlalu banyak tetesan air mata terjatuh kala ia memohon kesembuhanku pada Allah. Aku akan melakukan apapun yang membuat mama tersenyum. Meski kadang aku tak kuat menahan sakit ketika kemotherapi, namun sekuat tenaga aku menyembunyikannya. Kugenggam tangannya, kutatap wajah yang penuh kekhawatiran itu. Kuberikan senyum agar kekhawatirannya berkurang dan ia bisa sedikit merasa tenang. Aku menatap langit malam dengan penuh rasa takut. Masihkah matahari menungguku esok? Jika ia masih menungguku, apakah ia juga berdoa dan memohon pada Allah agar memberiku kekuatan untuk bertarung dengan penyakit ini?

    Ada Matahari Menunggumu Esok

    Cermin

    Matahari menunggumu besok,

    abaikan semua perkataan tajam itu.

    Mereka bukan Tuhan yang dapat

    menentukan waktu berhentinya

    detak jantungmu. kata-kata mama

    sekejap membangunkan semangatku

    yang nyaris sirna tergerus

    keputusasaan. Ini bukan akhir, ini

    adalah awal cerita hidupku.

    20Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Aku merasa seluruh kekuatanku habis. Tubuhku lemah dan semakin tak berdaya. Delapan tahun aku melawan penyakit ini dan tak sedikitpun ia mau mengalah dan pergi dari tubuhku. Semakin hari ia semakin kuat, hingga dokter yang selama ini membantuku bertarung melawannya pun memutuskan untuk menyerah. Dengan suara pelan, dokter mulai memberikan penjelasannya kepada mama. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin dan tubuhnya sudah terlalu lelah. Nyaris tak ada lagi kesempatan untuknya tetap bertahan, ucap sang dokter. berapa lama lagi ia bisa bertahan? mama bertanya pada dokter dengan wajah menahan tangis. kita akan mulai mencabut alat bantu medis mulai besok, dan mungkin tidak lama ia bisa bertahan jawab dokter. Mama terdiam sejenak dan dengan air mata yang mulai menetes ia menyetujui pelepasan alat bantuku. Aku tak dapat menggambarkan bagaimana hancurnya hatiku saat itu. Tubuhku memang lemah namun semangatku masih membara. Mimpi-mimpiku masih setia menungguku merubah mereka menjadi nyata. Yaaa Allah mengapa seperti ini? Bukankah mama selalu bilang bahwa matahari selalu menungguku? Menunggu senyumanku, menunggu aku menari dengan kebahagiaan di bawah teriknya? Beri aku sedikit waktu lagi untuk mewujudkan itu. Beri aku waktu untuk kembali kerumah tanpa kesedihan yang selalu menyambutku. Beri aku sedikit waktu untuk memberikan seberkas kebahagiaan pada keluarga yang begitu aku cintai, sedikit saja aku mohon dan setelah itu aku ikhlas kembali pada-Mu. Pagi itu matahari tertutup awan mendung. Ia seakan bersedih menyambut hari pertama pelepasan alat bantuku. Mama tidak menangis, namun aku dapat melihat kesedihan yang begitu besar pada wajahnya. Hari itu juga aku mengikuti ujian sekolah di Rumah Sakit. Aku meminta mama agar mengizinkanku menyelesaikan ujian sekolah. Jika apa yang dokter katakan memang benar terjadi, setidaknya aku sudah menyelesaikan apa yang seharusnya aku selesaikan.

    Hari pun berganti. Malam-malam kulalui dengan penuh ketakutan. Meski begitu, aku masih tetap menyalakan harapan dalam hatiku. Aku masih berjuang meski kini tak ada lagi yang membantuku. Satu hal yang aku yakini, Allah tak akan membiarkan perjuanganku sia-sia. Hari-hari berikutnya adalah keajaiban. tubuhku mulai bisa menerima makanan meski hanya sedikit, bahkan sangat sedikit. Namun ini menjadi suatu cahaya kecil yang menambah terangnya harapanku. Hari kelima ujian sekolahku dimana menjadi hari terakhir pelepasan alat bantuku tiba. Aku masih bernafas dengan baik meski kemarin mereka melepas alat bantu pernafasanku. Tubuhku mulai memerah, harapanku semakin bercahaya. Dokter pun menyarankan agar dilakukan tes lengkap esok. Mama setuju dan aku melihat raut wajah yang begitu berbeda hari ini. Kesedihan yang menutupi wajah cantiknya perlahan berkurang. Terima kasih ya Allah, Kau mengabulkan satu permohonanku. ini diluar perkiraan kami dan kami benar-benar tak menyangka kalau hasilnya seperti ini ucap tim dokter pada mama. Dengan teliti mama melihat hasil lab ku. tangisnya pecah melihat betapa bagusnya hasil lab ku. Semua nyaris normal. Mama memelukku erat, sangat erat. Aku merasakan kebahagiaan dalam tangisnya. Aku selalu percaya Allah tak akan membiarkan perjuangan kami sia-sia, tak akan pernah. Kini sepuluh tahun setelah hari penuh keajaiban itu, aku menjalani hidupku seperi orang normal lainnya. Aku buktikan pada dunia bahwa aku mampu menjadi yang terbaik dengan semua keterbatasanku. Meski tak jarang tubuhku melemah, aku tetap menikmati setiap detik hidupku yang dulu hanya menjadi mimpi-mimpiku. Terima kasih ya Allah atas waktu yang kau berikan untukku. Kini aku dapat menari dengan kebahagiaan di bawah terik matahari. Aku dapat melihat mama tersenyum tanpa sedikitpun kesedihan menutupi wajah cantiknya dan aku dapat tertawa bahagia bersama mereka yang kusayangi. Terima kasih ya Allah atas segala kasih sayang-Mu saat dunia meninggalkanku (OvitaTobing)

    Cermin

    21Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta

  • 23Edisi 08/Maret 2015

    derap cinta22Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Waktu kita sangat pendek.....

    Anak-anak itu tak selamanya kecil. Pada saatnya mereka akan tumbuh menjadi dewasa, mandiri dan berkeluarga. Kalau mereka sudah menikah, tak ada lagi kesempatan bagi kita untuk meniupkan balon, bermain petak umpet, membacakan buku cerita, atau mewarnai bersama. Betapa pun inginnya kita, tak ada lagi waktu yang tepat untuk membuatkan telur ceplok dan menyuapi mereka seraya bercanda dan memuji gambar-gambarnya yang lucu yang lebih menyerupai benang kusut dan lidi berserakan.

    Ya .., anak-anak itu tak selamanya kecil. Kalau Allah Taala memberi mereka umur panjang, sebelum habis kekuatan kita untuk berjalan denga tegak dan berbicara dengan suara lantang, anak kita yang kemarin merengek meminta perhatian kita itu sekarang mungkin sudah sibuk memenuhi jadwal kegiatannya yang sangat padat. Anak-anak yang menahan tangisnya karena kita tak kunjung mau mendampingi mereka untuk menuturkan cerita, hari ini mungkin kita yang harus belajar menahan diri karena sangat ingin mendengar cerita tentang mereka dari lisan mereka sendiri.

    Sungguh, kehidupan kita dan anak-anak kadang seperti pusaran nasib yang sedang dipergilirkan. Saat anak kita lahir, mereka sepenuhnya bergantung kepada kita. Mereka benar-benar amat memerlukan kehadiran kita, sentuhan tangan kita, dekapan ikhlas kita, serta kerelaan kita untuk menatapnya penuh cinta. Inilah saat yang berharga untuk anak kita. Tetapi saat inilah yang justru sering kita abaikan karena boleh jadi kita tidak merasa membutuhkan mereka. Semakin bertambahnya umur, semakin berkurang ketergantungan mereka kepada kita. Mereka mungkin masih memerlukan kita, tetapi karena sudah tidak terlalu tergantung, mereka bisa mengalihkannya kepada orang lain.

    Saat usianya memasuki remaja posisi kita semakin lemahmereka lebih mendengar temannya daripada orang tuanya sendiriKata-kata orangtua tak lagi berharga kecualijika kita sudah MENABUNG kedekatan dan penghormatan sejak mereka masih balita

    Jika anak-anak itu tidak memiliki penghormatan yang tinggi kepada orangtuanyamaka gurauan teman jauh lebih mereka dengar daripada sapaan paling tulus dari orangtuaJika anak-anak itu tidak memiliki kepercayaan yang penuh kepada orangtuamaka temannya lebih layak untuk diikuti daripada nasihat paling serius dari orangtua.

    Secara alamiah anak-anak yang telah memasuki usia remaja memiliki kebutuhan eksistensiMereka ingin didengar, diakui, dihargai dan dipercayaMereka ingin menunjukkan bahwa dirinya memiliki kemampuan dan hak menentukan.Mereka akan berontak dari orangtuanya kecuali jika kita selaku orangtua telah MENABUNG kredibilitas, kepercayaan terhadap itikad baik dan ketulusan di mata anak-anak kita...Tak lama lagi mereka akan menikah

    Sesudah berlalu masa remaja datanglah masa dewasaInilah masa ketika anak-anak yang dulu merindukan bapaknya itu sudah benar-benar mandiri

    Mengisi Ruang Jiwa Anak Kita

    Oleh: Mohammad Fauzil Adhim

    Kolom

    22Edisi 08/Maret 2015derap cinta

    Mereka tak lagi memerlukan orangtua kecuali jika iman menancap kuat di hati mereka

    Inilah yang menjadi kekuatan dalam diri mereka untuk berkhidmat kepada orangtua...

    Jadi, sebenarnya mereka berkhidmat bukan karena sangat besarnya kerinduan dan penghormatan pada orangtua tetapi karena dorongan untuk meraih ridha Allah Azza wa Jalla....

    Ya..ya.., zaman berganti masa bertukar, masa berganti. Yang dulu muda sekarang tua. Yang dulu kanak-kanak sekarang dewasa. Yang dulu terlihat gagah, sekarang mungkin sudah renta tak berdaya. Sebagian lagi mungkin sudah lama dikuburkan jenazahnya. Tak ada lagi kekuatannya untuk berbuat, tak ada lagi kemampuannya untuk melakukan perubahan.

    Akan tetapi .. Mereka yang telah menyemai keyakinan, kebaikan dan kemuliaan, sesungguhnya tetap hidup kebaikannya. Melalui anak-anak yang kuat karakternya, tinggi harga dirinya, besar cita-citanya dan jiwanya senantiasa rindu untuk melakukan amal yang terbaik (ahsanu amala), para orangtua itu sesungguhnya tetap menabung kebaikan meski kafan berselimut kafan. Sesungguhnya tidak ada lagi yang bias diharapkan dari anak-anak sesudah kita mati kecuali keshalihan. Anak-anak shalih yang mendoakan merupakan harta berharga yang tak dapat digantikan oleh doa seribu manusia.

    Alhasil, shalih dulu baru doa. Seibu tangan yang terangkat untuk mengaminkan doa saat kenduri, tak ada nilainya dibanding bersimpuhnya seorang anak di hadapan Allah taala karena amat besarnya keinginan untuk memohonkan ampunan bagi orang tua. Doa yang diucapkan dengan lantunan indah disertai kalimat yang bersanjak-sanjak, tetapi ia tidak punya hubungan apa-apa dengan yang didoakan kecuali sebagai pendoa suruhan, sungguh tak ada artinya dibanding sebaris permohonan yang diucapkan oleh anak-anak kita sendiri.

    Ya..ya..ya.. Shalih dulu baru doa. Shalih itu berkait dengan hati, berhubungan dengan iman, dan penopangnya adalah ilmu. Ia bisa kita semai dengan subur pada jiwa yang tenteram. Cerdasnya otak sama sekali tak bias menolong apabila jiwa mereka hampa.

    Kosongnya jiwa membuat sebanyak apapun nasihat kita berikan, hanya tersimpan rapi dalam pikiran. Ia tidak memberi pengaruh terhadap tindakan apalagi pada kehidupan yang lebih luas.

    Maka, apakah yang sudah kita lakukan untuk mengisi ruang jiwa anak kita?Sungguh, waktu kita sangat pendek. Anak-anak kita tak selamanya menjadi balita. Mereka akan tumbuh menjadi kanak-kanak, remaja, dan kemudian dewasa. Hari ini mereka memerlukan kita.

    Hari ini mereka amat besar kerinduannya kepada kita. Diantara mereka mungkin ada yang belum kering air matanya karena berharap bisa bercanda, tetapi bapak/ibunya sudah bergegas pergi untuk merebut sebuah kata yang bernama sukses. mereka berlelah-lelah atas nama anaknya, padahal anaknya sedang kelelahan karena

    menunggu kesempatan untuk bermain bersama bapak/ibunya. Mereka ingin berbincang dan bercanda, meski hanya sebentar. Dua menit saja.

    Ya..ya..ya..selagi mereka belum dewasa, belum pula menginjak usia remaja, inilah saat berharga untuk anak kita. Inilah saatnya kita meluangkan waktu kita untuk menyapa mereka, sebentar saja... Inilah saatnya bagi kita untuk mengisi ruang jiwa anak-anak kita. Semoga dengan itu, mereka kelak akan generasi yang kuat jiwanya, besar semangatnya, kokoh imannya dan tak putus-

    putus doanya untuk kita.

    Sungguh, tak akan pernah ada waktu menguati jiwan anak-anak kita, kecuali kita sengaja meluangkannya. Selonggar apapun waktu kita, sama sekali tidak ada artinya jika