MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test,...

29
BRAND AWARENESS DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Korelasi Antara Brand Awareness dengan Keputusan Pembelian pada Mahasiswa / Mahasiswi Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS Angkatan 2013 Kategori Fashion & Mode Pengguna Situs Forum Jual-beli Online Kaskus.co.id) Mahaghaniy Gelar Kuncoro Nuryanto Mahfud Anshori S Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract More and more users of the site and audience enthusiasm for using Kaskus site interesting and has lots of benefits in all these aspects make the writer is interested in conducting a study to determine how the level of brand awareness as members of the community, especially new bie users Kaskus site to site. The purpose of this study was to determine the effect of brand awareness on purchasing decisions on Student/ Non-Regular Student Communication Sciences Faculty of Social forces UNS 2013 users online selling sites Kaskus. This study is a survey research. Techniques used in data collection questionnaire. The population in this study was student users of online selling sites Kaskus. The sampling technique used is the technique of random 1

Transcript of MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test,...

Page 1: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

BRAND AWARENESS DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi Korelasi Antara Brand Awareness dengan Keputusan Pembelian pada

Mahasiswa / Mahasiswi Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS

Angkatan 2013 Kategori Fashion & Mode Pengguna Situs Forum Jual-beli

Online Kaskus.co.id)

Mahaghaniy Gelar Kuncoro

Nuryanto

Mahfud Anshori S

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

AbstractMore and more users of the site and audience enthusiasm for using Kaskus site

interesting and has lots of benefits in all these aspects make the writer is interested in conducting a study to determine how the level of brand awareness as members of the community, especially new bie users Kaskus site to site.

The purpose of this study was to determine the effect of brand awareness on purchasing decisions on Student/ Non-Regular Student Communication Sciences Faculty of Social forces UNS 2013 users online selling sites Kaskus.

This study is a survey research. Techniques used in data collection questionnaire. The population in this study was student users of online selling sites Kaskus. The sampling technique used is the technique of random sampling is a sampling technique that allows all members of the population have a chance  to be sampled.  Methods of data analysis using the Spearman correlation test.

Based on the findings it is evident that the effect of brand awareness on purchasing decisions Students with grades r count > r table. This indicates that brand awareness to the site KASKUS Students can improve purchasing decisionson FISIP UNS Students.Keywords: brand awareness, purchase decision, KASKUS

1

Page 2: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

Pendahuluan

Di era global ini kemajuan teknologi senantiasa mengikuti tuntutan

dunia bisnis yang berorientasi pada relation marketing, dimana komunikasi

menjadi alat utama untuk melakukan hubungan dengan rantai bisnisnya.

Dengan adanya teknologi internet (online) perkembangan komunikasi berjalan

sangat cepat, karena orang dari berbagai belahan dunia dapat bertemu ataupun

berkomunikasi di dunia virtual  walaupun mereka tidak saling mengenal.

Dengan semakin banyak konsumen yang sadar teknologi saling bertukar

informasi dengan cepat dan membandingkan berbagai macam produk, oleh

karena itu kegiatan pemasaran menjadi lebih kompleks. Seiring dengan

perkembangan dunia internet yang sangat pesat sejak kemunculannya,

sekarang ini banyak bermunculan situs-situs online shopping, blog-blog online

ataupun situs komunitas yang tidak hanya sebagai situs pertemanan tetapi juga

menawarkan forum jual beli yang menyediakan berbagai kebutuhan.

Perkembangan pengguna internet mendorong adanya suatu potensi besar

terciptanya belanja online, menurut data setiap tahunnya terjadi peningkatan

signifikan pemakai dan pelanggan internet.

Internet merupakan hasil dari perkembangan teknologi komunikasi

yang sedang berlangsung sangat pesat saat ini. Salah satu web atau situs

terbesar yang popular di kalangan masyarakat dunia saat ini adalah

www.kaskus.co.id. Kaskus adalah situs forum komunitas maya terbesar di

Indonesia. Kaskus dibentuk pada tanggal 6 November 1999 oleh tiga pemuda

asal Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Seattle, Amerika Serikat.

Kaskus awalnya bertujuan sebagai forum informal mahasiswa Indonesia di

luar negeri. Nama “Kaskus” sendiri merupakan singkatan dari kata “kasak-

kusuk”. Situs ini sekarang dikelola oleh PT. Darta Media Indonesia

(www.alexa.com).

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seseorang untuk berbelanja

online di situs Internet. Mulai dari biaya yang murah, kualitas jenis barang,

2

Page 3: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

kepercayaan, fasilitas kemudahan transaksi, sampai dengan beberapa faktor

lainnya. Sejak awal didirikannya, Kaskus berhasil merespon kebutuhan pasar

akan gaya hidup modern berbelanja online. Respon positif terhadap forum jual

beli Kaskus ini telah menciptakan peningkatan jumlah member Kaskus

menjadi luar biasa tinggi. Akibatnya, Kaskus menjadi salah satu situs belanja

online yang populer di Indonesia. Yang kemudian menarik adalah, bagaimana

strategi situs Kaskus untuk dapat mempertahankan keunggulan kompetitif

situs Kaskus agar tetap menjadi situs belanja populer di Indonesia.

Kaskus menyediakan media bagi Kaskuser (anggota Kaskus.co.id)

untuk melakukan transaksi jual beli produk barang dan jasa antara Kaskuser,

sehingga model bisnis ini berbeda jika dibandingkan dengan Bhinneka.com

yang menempatkan member hanya sebagai pembeli, Business to

Consumer  (B2C).Model transaksi bisnis pada Forum Jual-Beli (FJB) Kaskus

mengacu pada Consumer to Consumer  (C2C). Untuk kegiatan ini,

Kaskus menyediakan sarana yang disebut Forum Jual Beli dimana setiap

Kaskuser (anggota Kaskus.co.id)bisa menawarkan hampir segala jenis barang

atau membeli apa-apa yang ditawarkan di forum tersebut.

Kaskus mengalami perkembangan yang pesat dimana kaskus.co.id

tidak hanya berfungsi sebagai situs jejaring sosial tetapi juga sekaligus sebagai

ajang diskusi online. Adapun diskusi dalam bentuk tulisan yang diposting oleh

anggota diorganisasikan dengan lebih baik hingga menjadi kategori-kategori

(thread ) yang terdiri dari berbagai sub-sub forum. Tujuan Kaskus.co.id

adalah sebagai wadah bertukar pikiran di dunia maya. Dengan pengelompokan

sub-sub forum baru yang lebih rapi, maka forum ini menjadi kian atraktif bagi

anggotanya. Forum Jual-Beli (FJB) adalah salah satu forum dalam

Kaskus.co.id yang cukup menyita perhatian kalangan anggota. Forum Jual-

Beli memberikan kesempatan sekaligus kebebasan kepada anggota

Kaskus.co.id untuk melakukan transaksi online.

Anggotanya yang berjumlah lebih dari empat juta member, tidak hanya

berdomisili dari Indonesia namun tersebar juga hingga Negara lainnya.

Pengguna Kaskus umumnya berasal dari kalangan remaja hingga orang

3

Page 4: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

dewasa. Kaskus bermula dari sekedar hobi dari komunitas kecil yang

kemudian berkembang hingga saat ini. Kaskus dikunjungi sedikitnya oleh

900.000 orang, dengan jumlah page view melebihi 15.000.000 setiap harinya.

Hingga saat ini Kaskus sudah mempunyai lebih dari 500 juta post. Pada bulan

Januari 2012 Kaskus berada di peringkat 259 dunia dan menduduki peringkat

7 situs yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Tampilan halaman depan

www.kaskus.co.id terdapat forum, jual beli, radio, blog dan groupee, dan

terdapat hotcategories antara lain: longue, berita dan politik, computer, jokes,

movies, supranatural, sports, games, otomotif, music dan regional. Saat ini

situs www.kaskus.co.id berada diperingkat 7 sebagai Top Sites in Indonesia

(sumber: www.alexa.com).

Jumlah pengguna internet yang semakin meningkat mengakibatkan

semakin maraknya jumlah penipuan yang terjadi pada penjualan online. Akan

tetapi, tindakan penipuan bertolak belakang dengan jumlah transaksi online

shop yang trennya semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurut CEO

PT. Indonesia Payment Solution (http://inet.detik.com) total finansial transaksi

online pada 2010 tercatat sebesar USD 3,4 miliar dan tahun 2012 total

finansial transaksi online ditaksir mencapai USD 4,1 miliar. Penelitian ini

mengenai perilaku pembelian konsumen pada situs kaskus.

Semakin banyak pengguna situs dan antusiasme khalayak untuk

menggunakan situs Kaskus yang menarik dan banyak memiliki manfaat dalam

semua aspek ini membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian untuk

mengetahui bagaimana tingkat brand awareness khususnya kaskuser sebagai

anggota komunitas pengguna situs Kaskus terhadap situs Kaskus. Peneliti

mengambil Mahasiswa/ Mahsiswii Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS

angkatan 2013 sebagai populasi dalam penelitian ini karena mahasiswa

dianggap merupakan kaum intelektual dalam masyarakat, yang berpendidikan

hingga ke perguruan tinggi dimana mayoritas penduduk Indonesia hanya

sampai ke tingkat pendidikan sekolah umum. Mahasiswa juga dianggap sudah

cukup dewasa untuk menentukan pilihan informasi apa yang dibutuhkannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti “Analisis

4

Page 5: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

Brand Awareness Dalam Meningkatkan Keputusan Pembelian” (Studi

Korelasi Pada Mahasiswa/ Mahasiswi Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP

UNS angkatan 2013 Pengguna situs forum jual-beli online kaskus.co.id).

Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah utama yang diteliti adalah Apakah brand awareness berpengaruh

terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa/ Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Non Reguler FISIP UNS angkatan 2013 pengguna situs jual beli online

Kaskus.co.id ?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan

penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh brand awareness terhadap

keputusan pembelian pada Mahasiswa/ Mahasiswi Ilmu Komunikasi Non Reguler

FISIP UNS angkatan 2013 pengguna situs jual beli online Kaskus.

Tinjauan Pustaka

1. Komunikasi

Komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan

dalam bentuk pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya (Effendy, 2006: 27). Secara

etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin

communicatio, dan kata ini bersumber pada kata communis. Arti communis di sini

adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu semua makna mengenal satu hal.

2. Komunikasi Massa

Komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan menggunakan media

yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak

tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca informasi melalui media cetak surat

5

Page 6: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

kabar tidak tampak oleh si komunikator. Dengan demikian maka jelas bahwa

komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya “satu arah” (one

way trafic). (Effendy, 2004: 50),

Menurut Rakhmat (2004), komunikasi massa diartikan sebagai jenis

komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen

dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat

diterima secara serentak dan sesaat.

Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa adalah “Mass

communication is messages communicated through a mass medium to a large

number of people” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan

melalui media massa pada sejumlah besar orang (Rakhmat 2012: 186).

a. Efek Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan sejenis kebutuhan sosial yang dapat

menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih

dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekuatan

sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya

dalam menggerakkan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau

hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai

media (lisan, tulisan, visual/audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu

yang bersifat analisis psikologi dan analisis sosial. Analisis psikologi adalah

kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta

kodrat manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa sosial yang terjadi

akibat komunikasi massa dengan penggunaan media massa yang sangat unik serta

kompleks (Ardianto, 2004:48).

b. Teori S-O-R

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah Teori S-O-R

(Stimulus Organism Response) karena khalayak pasif dipengaruhi oleh arus

langsung dari media. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi

khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan

memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Stimulus atau

6

Page 7: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

pesan yang disampaikan oleh komunikator ke komunikan mungkin diterima atau

ditolak.

Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses

berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang

melanjutkan ke proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan

menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah:

a) Pesan (Stimulus, S)

b) Komunikan (Organism, O)

c) Efek (Response, R) (Effendy, 2003).

c. Khalayak sebagai Massa

Massa seringkali sangat besar, lebih besar dari kebanyakan kelompok,

kerumunan atau publik. Para anggota massa tersebar luas dan biasanya tidak

saling mengenal satu sama lain. Massa kurang memiliki kesadaran diri dan

identitas diri sertatidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisasi untuk

mencapai tujuan tertentu. Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan

berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula. Massa tidak bertindak

untuk dirinya sendiri tetapi “disetir” untuk melakukan suatu tindakan (Riswandi,

2009: 164).

3. New Media

Pada saat ini, new media atau media baru merupakan istilah yang

dipergunakan untuk semua bentuk media komunikasi massa mutakhir yang

berbasiskan teknologi komunikasi dan informasi. Ini biasanya digunakan untuk

media komunikasi elektronik/digital, khususnya internet dan World Wide Web

(WWW).

Kehadiran media baru telah mengubah dunia komunikasi manusia menjadi

hiperkomunikasi yaitu media yang memungkinkan terjadinya komunikasi bukan

antara segelintir orang saat ini, melainkan juga antara satu orang komunikator

7

Page 8: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

dengan satu orang komunikan, serta komunikator massa dengan komunikan massa

(Irianto, 2005: 118).

Sebagai sebuah medium new media tentunya memiliki kekurangan dan

kelebihan. Berbagai fitur layanan yang ada di internet memudahkan pengguna

internet untuk mengakses berbagai informasi dalam penelitian ini social network

memiliki kelebihan diantaranya:

1) Interaktivitas

New media memberikan kemudahan penggunanya untuk

berinteraksi atau berkomunikasi di media digital.New media merupakan

revolusi dari munculnya media interaktif.Aksi dan reaksi adalah bentuk

interaktivitas dalam new media dimana merupakan perkembangan dari

sistem komunikasi.

2) Ilmu pengetahuan

Masyarakat new mediatelah tahu semua bahwa medium ini

memberikan banyak pengetahuan yang dibutuhkan penggunanya. Yahoo,

Google, Wikipedia merupakan beberapa contoh fitur layanan yang

menyediakan berbagai macam ilmu pengetahuan yang ada di dunia. Kita

bisa mendapatkan referensi-referensi bacaan sesuai dengan kebutuhan kita.

3) Ekonomi

E-Commerce merupakan proses jual beli atau pelayanan melalui

sistem elektronik seperti internet dan komputer jaringan yang lain.

(Hastjarjo, 2010: 18)

1) New Media dan Pengaruhnya

Media massa merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi informasi

dan komunikasi. Melalui media massa yang semakin banyak berkembang

memungkinkan informasi menyebar dengan mudah di masyarakat. Informasi

dalam bentuk apapun dapat disebarluaskan dengan mudah dan cepat sehingga

mempengaruhi cara pandang, gaya hidup, serta budaya.

1) Individu

8

Page 9: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

Bagi individu tentunya sangat memberikan perubahan yang sangat mencolok

khususnya mereka yang intensitasnya tinggi dalam penggunaan internet.

Seperti yang dikatakan oleh Giles dalam Hastjarjo (2010: 23) bahwa individu

dalam dunia internet menjadi go online artinya individu masuk dalam bentuk

baru dari kehidupan sosial yaitu sosial media.

2) Ekonomi

New media menunjang perkembangan ekonomi dalam bentuk e-commerce.

Internet dinilai sebagai medium yang sangat efektif untuk iklan suatu produk.

Sebagaimana Weber mengatakan bahwa internet“The real job of the marketer

in the social web is to aggregate customers. You aggregate customer two

ways : (1) by providing compelling content on your website and creating

retail environment that customers want to visit and (2) by going out and

participating in the public”.

3) Perubahan sosio-kultural

New media telah merubah banyak dari bentuk komunikasi yang dilakukan

oleh manusia.

4. Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa

dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial

network/ jejaring sosial. Wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan

wiki mungkin merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh

masyarakat di seluruh dunia.

Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti

bisa memiliki media sendiri. Jika utuk memiliki media tradisional seperti televisi,

radio atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak,

maka lain halnya dengan media sosial. Seorang pengguna media sosial bisa

mengakses sosial media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat

sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa

karyawan. Pengguna sosial media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan,

memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content

9

Page 10: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

lainnya. Media sosial tidak hanya dimanfaatkan untuk kegiatan mengirim pesan

saja namun juga ada fungsi dan manfaaatnya:

1. Pencitraan atau memasarkan di dalam arti positif, dalam hal ini juga dengan

prestige dan kemauan untuk update teknologi informasi.

2. Media transaksi dan pemikiran dalam hal perdagangan, politik, budaya,

bahkan dimungkinkan juga dalam bidang pendidikan.

3. Menambah wawasan atau pengetahuan dengan sarana information sharing

dan comment.

4. Bila pengguna memiliki blog, blog meningkatkan prestice dari perusahaan,

apabila pengguna mempunyai suatu perusahaan yang cukup terkenal dan

berkembang, tapi tidak mempunyai situs maupun blog. Maka para konsumen

akan menilai perusahaan yang dikelola kurang bonafit, dan tentunya hal ini

akan menurunkan daya saing perusahaan (Dalilah, 2011: 4)

5. Brand Awareness (Kesadaran Merk)

a. Definisi Brand Awareness (kesadaran merk)

Menurut Shimp (2003: 11), kesadaran merek merupakan kemampuan

sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka memikirkan

kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan.

Lebih lanjut Aaker (1991: 60) mendefinisikan kesadaran merek adalah

kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali

bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu.

Brand awareness (kesadaran merek) didefinisikan sebagai kemampuan

konsumen dalam menyadari, mengakui dan mengingat suatu merek Aaker (1997).

Aaker (1997) mengemukakan bahwa tahap pertama untuk membangun sebuah

ekuitas merek adalah dengan menciptakan kesadaran merek. Kesadaran merek

mengacu kepada seberapa kuat sebuah merek berada dalam ingatan konsumen

(Keller, 1993). Lebih lanjut Puspitasari (2009) mendefinisikaan kesadaran merek

(brand awareness) sebagai kesanggupan seorang calon pembeli mengenali atau

mengingat kembali suatu merek yang merupakan bagian dari kategori produk

tertentu.10

Page 11: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

Kesadaran merek (brand awareness) merupakan kemampuan sebuah

merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika konsumen sedang

memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut

dimunculkan dalam benak konsumen tersebut. Kesadaran merek sangat berkaitan

dengan upaya perusahaan dalam melakukan positioning produknya dalam benak

konsumen. Arti dari suatu kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon

pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa merek merupakan

bagian dari kategori produk tertentu (Aaker dalam Rangkuti, 2002: 39).

b. Peranan Brand Awareness

Peran brand awareness terhadap brand equity dapatdipahami bagaimana

brand awareness menciptakan suatu nilai.Dapat dicapai melalui beberapacara:

1) Anchor to which other association can be attached,artinya suatu merek dapat

digambarkan seperti suatu jangkar dengan beberapa rantai. Rantai

menggambarkan asosiasi dari merek tersebut.

2) Familiarity-Liking, artinya dengan mengenal merek akan menimbulkan rasa

terbiasa terutama untuk produk-produk yang bersifat low involvement

(keterlibatan rendah) seperti pasta gigi, tissue, dan lain-lain. Suatu kebiasaan

dapat menimbulkan keterkaitan kesukaan yang kadang-kadang dapat menjadi

suatu pendorong dalam membuat keputusan.

3) Subtance / Commitment, kesadaran akan nama dapat menandakan

keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan.

Secara logika, suatu nama dikenal karena beberapa alasan, mungkin karena

program iklan perusahaan yang ekstensif, jaringan distribusi yang luas,

eksistensi yang sudah lama dalam industri,dan lain-lain. Jika kualitas dua

merek sama, brand awareness akan menjadi faktor yang menentukan dalam

keputusan pembelian konsumen.

4) Brand to consider, langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah

menyeleksi dari suatu kelompok merek-merek yang dikenal untuk

dipertimbangkan merek mana yang akan diputuskan dibeli. Merek yang

memiliki Top of Mind yang tinggi mempunyai nilai yang tinggi. Jika suatu

11

Page 12: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak dipertimbangkan

di benak konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam ingatan

konsumen adalah merek yang disukai atau merek yang dibenci. (Durianto,

2001)

c. Tingkatan Brand Awareness

Tingkat brand awareness dapat diukur dengan meminta konsumen

menyebutkan nama brand yang mana yang dianggap akrab oleh konsumen.

Apakah pengingatan ulang atau brand awareness sudah memadai tergantung di

mana dan kapan suatu keputusan pembelian dilakukan. Strategi brand awareness

yang tepat tergantung pada seberapa terkenal brand tersebut. Kadang kala tujuan

promosi adalah untuk memelihara tingkat brand awareness yang sudah tinggi.

Brand awareness memiliki beberapa tingkatan, dari tingkatan yang paling

rendah (tidak menyadari brand) sampai tingkatan yang paling tinggi yaitu Top of

Mind. Tingkatan kesadaran merek secara berurutan adalah sebagai berikut:

a. Top of Mind

Merek yang menjadi top of mind adalah merek yang muncul pertama kali

dibenak konsumen jika dikaitkan dengan produk tertentu.

b. Brand recall

Merek yang masuk kategori ini adalah merek yang dapat disebutkan

olehkonsumen dengan cepat dan diluar kepala ketika dikaitkan dengan

produktertentu.

c. Brand recognition

Pada tingkatan ini, konsumen tidak ingat akan sebuah merek, tetapi

konsumenakan kembali ingat dan sadar akan merek tersebut setelah

diingatkan kembali.

d. Unaware of brand

Merek pada tingkat ini adalah merek yang sama sekali tidak diingat oleh

konsumen. Dengan kata lain, konsumen tidak menyadari adanya merek

tersebut (Aaker, 1991 dalam Simamora 2001).

12

Page 13: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

Definisi-definisi para ahli mengenai brand awareness dapat ditarik

simpulan bahwa brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi

pemasaran, adanya brand awareness yang tinggi diharapkan kapanpun kebutuhan

kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang

selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan

keputusan. Brand awareness menunjukkan pengetahuan konsumen terhadap

eksistensi suatu brand.

6. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli

suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli

produk itu dengan mempertimbangkan informasi-informasi yang ia ketahui

dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya. Hasil dari

pemikiran itu dipengaruhi kekuatan kehendak konsumen untuk membeli sebagai

alternatif dari istilah keputusan pembelian yang dikemukakan oleh Zeithalm

(1988) dalam (Setiadi, 2002).

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan

pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan

merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan pleh produsen

(Kotler& Armstrong (2001).

Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen

apabilaproduk tersebut telah diputuskan untuk dibeli. Keputusan untuk membeli

dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan

lebihbesar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatkannya maka dorongan

untuk membelinya semakin tinggi.

Sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibandingkan pengorbanannya

maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan pada umumnya beralih

mengevaluasi produk lain yang sejenis. Pada kebanyakan orang, perilaku

pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya

rangsangan dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun

13

Page 14: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

rangsangan dari lingkungannya. Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam

diri seusai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan

pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk

memprosesrangsangan tersebut sangat komplek dan salah satunya adalah motivasi

untuk membeli.

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei. Penelitian yang

mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 2006: 6). Kuesioner yang berisi

pertanyaan kemudian dibagikan kepada responden yang selanjutnya jawaban yang

terkumpul kemudian dilakukan analisa data.

Populasi penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa/ Mahasiswi Ilmu

Komunikasi Non Reguler FISIP UNS angkatan 2013 yang menggunakan kaskus

berjumlah 76 Mahasiswa.

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, sedangkan

sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Sugiyono, 2007: 81). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang

memungkinkan semua anggota populasi memiliki kesempatan untuk menjadi

sampel. Penentuan sampel menggunakan tabel penentuan jumlah sampel yang

dikembangkan oleh Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5% dari populasi

yang berjumlah 76 maka sampelnya berjumlah 62 Mahasiswa.

Sajian dan Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas.

Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan angka rtabel masing-

masing pertanyaan, maka nilai rhitung harus lebih besar dari rtabel.

14

Page 15: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

Adapun hasil dari uji validitas item dengan menggunakan perhitungan

SPSS dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Brand Awareness

Tabel 1

Hasil Uji Validitas Brand Awareness

No rhitung rtabel Status

1. 0,701 0,254 Valid

2. 0,790 0,254 Valid

3. 0,796 0,254 Valid

4. 0,761 0,254 Valid

Sumber : data primer yang diolah Peneliti, 2014

Hasil uji validitas instrumen penelitian diperoleh bahwa seluruh item

pertanyaan/ pernyataan dalam kuesioner untuk mengungkap brand awareness

dinyatakan valid, karena seluruh item (4 item) memiliki nilai rhitung > r tabel.

b) Keputusan Pembelian

Tabel 2

Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian

No rhitung rtabel Status

1. 0,529 0,254 Valid

2. 0,907 0,254 Valid

3. 0,900 0,254 Valid

4. 0,838 0,254 Valid Sumber : data primer yang diolah Peneliti, 2014

Hasil uji validitas instrumen penelitian diperoleh bahwa seluruh item

pertanyaan/ pernyataan dalam kuesioner untuk mengungkap keputusan pembelian

dinyatakan valid, karena seluruh item (4 item) memiliki nilai rhitung > r tabel.

Untuk menguji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha dengan bantuan

SPSS for windows 15. Sekaran (2006) mengatakan bahwa nilai Cronbach Alpha

dapat dikatakan reliabel apabila nilainya > 0,60. Selanjutnya, tingkatan reliabilitas

dibagi menjadi tiga kriteria sebagai berikut: jika alpha atau rhitung (1) 0,8-1,0 =

15

Page 16: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

Reliabillitas baik, (2) 0,60-0,79 = Reliabilitas diterima, (3) Kurang dari 0,60 =

Reliabilitas kurang baik. Dengan demikian, prosedur pengujian ini dapat

memberikan jaminan bahwa datanya memenuhi kriteria kelayakan untuk

dianalisis dengan menggunakan metode-metode statistik yang lain.

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas variabel, dengan menggunakan

bantuan Software SPSS For Windows versi 15, didapatkan nilai Cronbach Alpha

dari masing-masing variabel sebagai berikut:

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha KeteranganBrand Awareness 0,803 BaikKeputusan Pembelian 0,817 BaikSumber : Data primer yang diolah oleh peneliti (2014)

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada tabel di atas diperoleh hasil

dari kedua variabel yang diteliti, yaitu: brand awaereness dan keputusan

pembelian memiliki nilai cronbach alpha > 0,60, yang berarti bahwa instrumen

yang diteliti untuk mengungkap kedua variabel tersebut dinyatakan layak

digunakan instrumen dalam penelitian ini atau dikatakan reliabel (handal)

Analisis Data dan Responden

a. Analisis responden

Hasil distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa

dari 62 mahasiswa yang menjadi sampel dalam penelitian dapat diketahui bahwa

jenis kelamin yang mendominasi adalah wanita sebanyak 38 Mahasiswa (61,3%).

Hal ini dikarenakan mahasiswa FISIP KOMUNIKASI UNS didominasi oleh

wanita dibandingkan pria.

Hasil distribusi frekuensi berdasarkan usia menunjukkan bahwa dari 62

mahasiswa yang menjadi sampel dalam penelitian dapat diketahui bahwa usia

yang mendominasi adalah Mahasiswa yang berusia antara 20 – 22 tahun 50

Mahasiswa (80,6%). Hal ini dikarenakan mahasiswa FISIP KOMUNIKASI UNS

di dominasi atau pada umumnya berusia 20 – 22 tahun.

16

Page 17: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

Correlations

1,000 ,279*. ,028

62 62,279* 1,000,028 .

62 62

Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N

Brand Awareness

Keputusan Pembelian

Spearman's rho

BrandAwareness

KeputusanPembelian

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Hasil distribusi frekuensi berdasarkan status tempat tinggal menunjukkan

bahwa dari 68 mahasiswa yang menjadi sampel dalam penelitian dapat diketahui

bahwa jenis kelamin yang mendominasi adalah Mahasiswa kos sebanyak 39

Mahasiswa (62,9%). Hal ini dikarenakan Mahasiswa FISIP KOMUNIKASI UNS

berasal dari luar kota sehingga para mahasiswa FISIP UNS tersebut cenderung

lebih banyak memilih untuk kost atau tinggal di asrama.

Hasil distribusi frekuensi berdasarkan intensitas menggunakan situs

KASKUS menunjukkan bahwa dari 68 mahasiswa yang menjadi sampel dalam

penelitian dapat diketahui bahwa usia yang mendominasi adalah Mahasiswa yang

menggunakan situs KASKUS sebanyak 1 kali dengan persentasi 48,4%. Hal ini

dikarenakan mahasiswa FISIP KOMUNIKASI UNS lebih memilih pembelian

secara langsung.

b. Analisis korelasi antar variabel

Untuk mengetahui korelasi hubungan antara brand awareness dengan

keputusan pembelian mahasiswa, dalam penelitian ini digunakan uji korelasi Rank

Spearman (Spearman Correlation). Dengan ketentuan bahwa jika nilai rhitung >

rtabel atau nilai probabilitas (sig) < 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan,

yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil analisis

korelasi (correlation) dengan menggunakan bantuan progam komputer SPSS 15.0

for windows, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4

Hasil Uji Korelasi

Sumber : data primer yang diolah Peneliti, 2014

17

Page 18: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa nilai korelasi

antara brand awareness terhadap keputusan pembelian sebesar 0,279 dan nilai

probabilitas (sig) = 0,028. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa brand

awareness mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman diketahui bahwa brand

awareness berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan perolehan nilai

rhitung > rtabel. Hal ini berarti bahwa jika tingkat brand awareness tinggi, maka akan

mengakibatkan semakin tinggi kesediaan konsumen untuk melakukan pembelian

suatu produk. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa konsumen

memiliki posisi merek yang lebih kuat, baik ciri khasnya hingga menjadi best

brand dalam benak mereka, maka konsumen memiliki kecenderungan lebih tinggi

untuk membeli melalui situs online.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa brand awareness mempunyai hubungan yang signifikan

terhadap keputusan pembelian pengguna situs KASKUS co.id.

Saran

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, maka berikut ini dapat disimpulkan beberapa saran yang mungkin

akan berguna bagi pihak-pihak terkait:

1. Bagi pihak Forum Jual Beli KASKUS co.id, untuk meningkatkan keputusan

pembelian pada pengguna KASKUS dengan cara: tetap menjaga kepercayaan

konsumen terhadap KASKUS, sehingga merek KASKUS lebih dikenal oleh

konsumen. Selain itu dengan menggencarkan promosi, meningkatkan kualitas

layanan, dan meningkatkan inovasi desain web supaya KASKUS lebih

dikenal diantara situs online lainnya.

2. Bagi penelitian selanjutnya, responden yang diambil tidak hanya mencakup

mahasiswa FISIP jurusan Komunikasi angkatan 2013 saja sehingga bisa

18

Page 19: MAHAGHANI FIX.docx · Web viewSajian dan Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan

mewakili seluruh lapisan masyarakat terhadap keputusan pembelian melalui

Forum Jual Beli KASKUS co.id.

3. Pengumpulan data yang dilakukan sebaiknya bukan hanya melalui kuesioner

saja namun dapat dilengkapi dengan melakukan wawancara langsung

sehingga Peneliti akan memperoleh informasi yang lebih mendalam dari

responden.

DAFTAR PUSTAKAAaker, A. David. (1991). Managing Brand Equity Capitalizing on the Value of a

Brand Name, 1st ed., The Free Press, New York, NY, pp. 15-21.Aaker, A. David. 1997. Ekuaitas Merek. Edisi Indonesia. Jakarta: Mitra Utama.Dalilah, Dyah. 2011. Manfaat Media Sosial bagi Humas. Artikel Universitas

Muhamadiyah Malang. Hal 4Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan

kesembilanbelas. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.Effendy, Onong Uchjana. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosda Karya.Hastjarjo, Sri dkk. 2010. New Media Teori dan Aplikasi. Pasca Sarjana UNS:

Lindu Pustaka.Iriantara, Yosal. 2005. Media Relations Konsep, Pendekatan Dan Praktik.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: LKIS.Keller, K.L. (1993), “Conceptualizing, Measuring, and Managing Customer-

Based Brand Equity”, Journal of Marketing, Vol. 57 No. 1, pp. 1-22.

19