MADURAIS

12
1 Madurais | Edisi Perdana | Mei 2013 madurais Majalah Edukasi, Kreasi dan Seni Edisi Perdana | Mei 2013 Assalamu’alaikum Wr.Wb Segala puji kami haturkan kepada tuhan yang telah mem- berikan rahmat dan hidayah kepada kita semua, sehingga kita dapat berakfitas dan berkreasi sebagaimana mesnya. Madurais kini hadir kembali kehadapan sahabat sahabat sekalian. Kali ini jajaran awak redaksi se pakat untuk mengusung tema “mengangkat budaya madura ke dunia internaonal”. Banyak sekali masyarakat madura sendiri yang seakan apas akan kearifan lokal madura, bahkan tak sedikit yang memang dak tau dari akar budaya itu sendiri. Sehingga mereka hidup dengan pola yang dak selurus dengan masyrakat madura, bahkan mereka lebih bangga dengan pola hidup luar yang mereka sendiri dak tau asal muasal budaya tersebut. Maka dari itu cukup menarik sekali untuk kita perbincang- kan dan biar dak penasaran maka izin kan kami untuk mengatakan good luck...! Bbbbbyyyyeeeeee Assalamu’alaikum Wr.Wb Merawat Budaya MADURAIS edisi I Mei 2013 PENASEHAT Zeinul Ubbadi PENANGGUNG JAWAB Ach. Rofiqi (Ketua OSIS SMK NH) DEWAN REDAKSI M. Kamil Akhyari Taufiqurrahman Sidqi PIMPINAN REDAKSI Iik Krisdayan SEKRETARIS REDAKSI Uswatun Hasanah STAF REDAKSI Naufal AL-Mahrosi Rizkiyah Naufil Al-Romsi Omilatul Hasanah Qurratul Hasanah LAYOUTER Abut Thawilul Ana Vicky Asama Robert AM Novel Syaputra HARDWARE Iflah Zaki, Fauqi ALAMAT REDAKSI Jl. KH. Ahmad Abd. Syakur 10 Gingging Bluto Sumenep. Telp: 087850056655, email: vicki. [email protected]

description

MAJALAH SISWA SMK NURUL HUDA GINGGING BLUTO SUMENEP

Transcript of MADURAIS

Page 1: MADURAIS

1Madurais | Edisi Perdana | Mei 2013

maduraisMajalah Edukasi, Kreasi dan SeniEdisi Perdana | Mei 2013

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji kami haturkan kepada tuhan yang telah mem-berikan rahmat dan hidayah kepada kita semua, sehingga kita dapat beraktifitas dan berkreasi sebagaimana mestinya. Madurais kini hadir kembali kehadapan sahabat sahabat sekalian.

Kali ini jajaran awak redaksi se pakat untuk mengusung tema “mengangkat budaya madura ke dunia international”. Banyak sekali masyarakat madura sendiri yang seakan apatis akan kearifan lokal madura, bahkan tak sedikit yang memang tidak tau dari akar budaya itu sendiri. Sehingga mereka hidup dengan pola yang tidak selurus dengan masyrakat madura, bahkan mereka lebih bangga dengan pola hidup luar yang mereka sendiri tidak tau asal muasal budaya tersebut.

Maka dari itu cukup menarik sekali untuk kita perbincang-kan dan biar tidak penasaran maka izin kan kami untuk mengatakan good luck...! Bbbbbyyyyeeeeee

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Merawat BudayaMADURAISedisi I Mei 2013

PENASEHATZeinul Ubbadi

PENANGGUNG JAWAB Ach. Rofiqi

(Ketua OSIS SMK NH)DEWAN REDAKSI M. Kamil AkhyariTaufiqurrahman

Sidqi

PIMPINAN REDAKSIIik Krisdayanti

SEKRETARIS REDAKSI Uswatun Hasanah

STAF REDAKSINaufal AL-Mahrosi

RizkiyahNaufil Al-Romsi

Omilatul HasanahQurratul Hasanah

LAYOUTERAbut Thawilul Ana

Vicky AsamaRobert AM

Novel SyaputraHARDWARE

Iflah Zaki, Fauqi

ALAMAT REDAKSI Jl. KH. Ahmad Abd. Syakur 10

Gingging Bluto Sumenep. Telp: 087850056655, email: vicki.

[email protected]

Page 2: MADURAIS

2 Madurais | Edisi Perdana | Mei 2013

Fokus Utama

Ada banyak pengala-man yang saya jumpai tentang suku kita ini,

Madura. Dari yang membuat saya bangga hingga yang membuat saya merasa tidak percaya diri. Suatu saat saya berjumpa seorang teman dari sebuah kabupaten di pulau jawa. Ia menanyakan, dari mana asal saya. Saat saya men-jawab dari Madura, Raut mukanya langsung berubah. Saya bisa me-nangkap kekhawatiran dan ke-waspadaan yang tiba-tiba tersirat pada sorot matanya.

Dalam hati, saya membatin, rupanya benar apa yang dikatakan

banyak orang, bahwa Madura me-miliki citra keras di mata orang luar jawa. Suka main kasar, membunuh orang, carok, dan membuat onar di tengah-tengah masyarakat. Maka ketika sorot mata teman saya ini berubah, saya menjadi mengerti; dia mungkin sedang berpikir harus hati-hati berhada-pan dengan orang Madura. Sebab salah-salah bisa berujung carok atau penganiayaan.

Anggapan itu, juga dibarengi dengan sikap keras kepala dan tidak mau kalah. Hal ini diperkuat dengan adanya berbagai anekdot yang selalu memojokkan orang

Menghapus Stigma “Kasar” Orang Madura

Madura. Masih ingat dengan ce-rita orang Madura saat ditilang polisi karena melanggar lampu merah? Saat itu sang tokoh dari madura ditanya sama polisi, “Anda tahu kesalahan anda?”. “Iya pak, saya melanggar lampu merah,” jawabnya dengan tenang. “Lalu mengapa anda melanggar kalau tahu itu tidak boleh?” kejar pak polisi. “Hehe... saya tidak tahu ada Bapak.” katanya tanpa merasa bersalah.

Masih banyak cerita lain yang juga menegaskan tentang sikap orang Madura. Bahkan tokoh ce-rita ini adalah anak-anak. Seakan-akan karakter keras kepala sudah ditanamkan sejak usia dini.

Suatu saat seorang guru memberikan tugas pada anak muridnya untuk mengukur tinggi tiang bendera. Spontan anak tersebut naik hingga ke ujung tiang untuk memastikan perintah gurunya dilakukan dengan benar.

BEDAH BUKU

Page 3: MADURAIS

3Madurais | Edisi Perdana | Mei 2013

Begitu turun, sang guru lang-sung menertawakannya dan me-nanyakan pada muridnya yang orang Madura ini. “Mengapa kamu capek-capek harus naik ke atas tiang bendera? mengapa tidak kau tidurkan saja tiangnya kemudian kau ukur. Bukankah itu lebih mudah?”

“Saya tahu itu lebih mudah pak” jawab si murid, “tapi bila saya menidurkannya, artinya saya tidak mengukur tingginya, mel-ainkan panjangnya”. Guru itu ter-diam, tersenyum kecut.

Stereotipe atau stigma orang Madura di mata orang luar ini terkadang membuat kita kurang percaya diri. Sebab, belum apa-apa, orang lain sudah mengang-gap kita orang keras kepala yang suka carok, mau menang sendiri dan sering bikin onar.

A. Dardiri Zubairi yang datang ke Sekolah kita beberapa waktu lalu mengatakan, bahwa angga-pan atau stigma ini sudah sangat kuat tertanam di benak orang luar. Menurutnya, ini antara lain disebabkan oleh Hub de jonge, seorang peneliti dari Belanda yang membuat kesimpulan-kesimpulan minor tentang orang Madura.

Penelitian itu kemudian di-baca oleh orang luar Madura dan menggeneralisir (menganggap se-mua) orang madura sama seperti apa yang dikatan Hub de jonge. Semua orang Madura seakan-akan suka carok, keras kepala dan suka bikin onar.

“Bahwa ada sebagian orang Madura yang kasar dan suka keras

kepala, tu memang benar. Namun kan tidak berarti semua orang di

Selain karena penelitian itu, stigma keras dan suka bikin onar juga disebabkan oleh orang-orang Madura yang memanfaatkan ang-gapan itu. Satu misal saat bepergian ke luar Madura, seseorang akan me-nampakkan identias kemaduraan-nya dan sok kasar. “Biasanya untuk menakut-nakuti orang atau untuk melindungi diri dari kejahatan yang mungkin menimpanya” kata Dardiri.

Agar tidak terus menerus di-cap sebagai suku yang kasar dan suka membuat onar, orang-orang Madura, utamanya yang sedang merantau atau sedang menempuh pendidikan sebaiknya berusaha menampakkan diri sebagai sosok yang lebih baik dari apa yang dis-tigmakan selama ini.

Sebagai orang Madura, kita perlu menampakkan nilai-nilai baik yang kita miliki. Tidakkah banyak filosofi orang madura yang baik? Misalnya, keras pa a kerres, adagium ini mengajarkan bahwa keras saja tidak cukup. Bila tidak tepat hanya akan membuat orang terlihat tidak bijak. Benni e kasengkae, tape gun e katako’e. Begitu katanya. (fiq/but/ik/fil/fal)

Madura seperti itu” ujar Dardiri yang kini menjabat sebagai seker-taris PCNU Sumenep ini.

Bahwa ada sebagi-an orang Madura yang kasar dan suka keras kepala, tu memang

benar. Namun kan tidak berarti semua orang di

Madura seperti itu

Huub De jongPeneliti

Page 4: MADURAIS

4 Madurais | Edisi Perdana | Mei 2013

Cerita Pendek

Aku termenung memikirkan semua tentang nasibku, kesuksesanku di masa

mendatang. Aku lelah deangan semua budaya pesantren Abah yang masih sangat lengket den-gan kitab kuning dan mengaji sistem sorogen. Apa Abah tak pernah bermimpi bahwa pesant-ren ini akan di modifikasi menjadi kaum bersarung yang tak gaptek dan kuper??. Namun mereka juga tak lupa dengan hakikat pesantren mereka. Ah............ Abah kau tak mengerti bah. Apa kau tak ingin anakmu ini kuliah dapat biasiswa ke barcelona di spanyol universitas de autono-ma, atau ke london inggris, atau kemana sajalah bah?? apa abah tak ingin itu?? kenapa abah han-ya mencekokiku dengan budaya pesantren abah yang menurutku kurang baik karena setiap harin-ya hanya kitab kuning yang selalu abah sodor - sodorkan terhadap murid - muridnya termasuk aku sebagai putra tunggal abah.

Seandainya saja abah punya fikiran yang sama denganku. la-munanku terus berjalan mer-embat bahkan terus memupuk semangat ku untuk bisa mey-akinkan abah bahwa aku lebih

memilah kuliah.“ Faruq, kau berfikir tentang

apa nak??” sapa Ummi yang nampaknya beliau mengerti ten-tang apa yang sedang ku fikirkan.

“ Ummi....!! ee... beggini ummi, masih sama seperti hari - hari sebelumnya. Faruq ingin kuliah ummi, sudah berapa ta-hun waktu faruq di habiskan dengan mengaji kitab kuning di pesantren, sementara hp saja abah tak mau membelikannya. Ayolah ummi tolong bujuk abah tentang keinginan faruq” pintaku kepada ummi yang nampaknya lebih mudah untuk ku pengaruhi.

“ Ummi sudah coba ngo-mong ke Abahmu, namun tetap saja tak mengizinkanku pergi. Berencana untuk memberang-katkanmu ke jepara jawa tengah nyalaf disana” Tutur ummi, ada kesal dan menderu-deru dalam batinku.

“ Abah selalu saja begitu” jawabku ketus

“ Sudahlah faruq, lebih baik kau nurut saja kemauan Abah-mu” “ Sudah cukup ummi, faruq benar- benar ingin merubah tradisi pesantren di sini sepu-langnya faruq nanti dari kuliah,” aku tetap ngotot dengan ke-

berangkatank. Tak apalah meski keluar negri asalkan kuliah.

Mungkin Abah mendengar tentang percakapanku dengan ummi. Namun suasana hening tak ada satupun dari kami yang berani angkat bicara. “ mau ke-mana kau faruq, sudah cukup dengan keputusan abah. kau minggu depan harus berangkat ke jawa tengah dan nyalaf. “

“Ma’af aba, faruq tak bisa, bukan kerana persoalan segala sesuatunya, setiap harinya harus berkaitan dengan kitab tapi bah faruq ingin kuliah dan meru-bah tradisi pesantren kita bah menjadi pesantren yang tak ga-gap teknologi dan tahu tentang hal-hal sekian pelajaran yang diajarkan dipesantren, agar ilmu mereka sempurna bah. mereka tak hanya menguasai dibidang agama tapi umum dan teknologi juga bisa mereka kuasai.“ tu-turku pada abah secara panjang lebar, sementara ummi kedalam mengambilkan teh dan kue ke-dapur, setelah itu kembali ke-dalam.

“Apa kau akan merubah tradisi yang memang dari kakek buyutmu demikian? namapa-knya abah mulai merasakan sua-

Merubah Tradisi PesantrenImpianku,Cerpen Lailatul Qamariyah

Page 5: MADURAIS

5Madurais | Edisi Perdana | Mei 2013

sana panas““Bukan begitu bah, tapi aku

hanya ingin pesantren kita lebih maju dan lebih berkualitas lagi bah, agar para orang tua yang akan memasukkan anaknya ke pesantren kita tak perlu berfikir dua kali. nampaknya demikian-lah kata yang pas untukku men-coba meredam perasaan abah yang mulai memanas“

berulangkali ku coba mey-akinkan abah bahwa ku bisa me-raih prestasi nantinya dan akan aku buktikan semua kata-kataku saat ini untukku bisa merubah pesantren menjadi lebih berkual-itas dengan jerih ayahku, akh-irnya abah merestui keinginanku untuk kuliah namun aku haru menepati janjiku kepada abah.

akhirnya ITB bandung men-jadi pilihankui untuk kuliah, dan dan nampaknya abah setuju - setuju saja dengan keputusanku. oh abah terima kasih akan ku buatkan nanti bahwa aku bisa menjadi seperti apa yang ku ka-takan kini. satu minggu lagi aku akan berangkat ke banduung.

***Semangatku pun terus

mengepul bak secangkir kopi yang baru saja di tuangkan. namun asap itu terus meliuk liuk seperti kehidupanku kini di bandung. tak ku biarkan waktu kosongku berlalu begitu saja. setiap hari aku penuhi kegiatan dan aktivitasku bahkan tak lupa tuk ku jadwal semuannya rapi bahkan sesuai dengan rencanaku

“ Waktu terasa sangat sing-kat dengan semangatku yang kadang kembang kempis bak se-buah balon, namun janjiku pada abah yang terus saja meniupkan udara pada bulan itu. Bukti-bukti prestasiku yang baik nampak su-

dah mulai mengenbun. beberpa piala dan piagam penghargaanku sudah ku paketkan ke kampung agar abah atau tentang kesung-guhan hatiku.

“ Di kampus ini pun aku mengenal sosok maria, perem-puan anggun bermata teduh, muslim, taat beribadah, cantik aktivis PSK. Seringkali aku meli-hatnya menjadi pembicara di sebuah forum. Berawal dari rasa kagumku padanya hingga terus menyakar menjadi rasa sayang yang mendalam. Hubungan kami sudah sangat dekat sampai akh-irnya aku beranikan diri untuk menyatakan perasaanku. Dan di-apun menerimanya. Aku berjanji selesai aku wisuda akan men-genalkan dia kepada keluargaku, dan mimpiku akan membangun pesantren dengannya. Semoga saja

***“Selesai ku wisuda dengan

wisuda terbaik, ku persembah-kan segala untuk abah, segala pr-estasiku untuk abah, dan pesant-ren tercinta, Abah tersenyum penuh wibawa melihat peresta-siku yang sedemikian hebat, jan-jiku kepada abah tak kan pernah ku lupa.”

“ Aku kembali ke pesant-ren setelah dua hari lalu aku di wisuda, namun selama dua hari ini aku tak melihat maria . Dia sama sekali tak mmbiriku kabar padahal aku punya janji padanya untuk mengenalkan terhadap keluargaku, sampai tiga hari aku di pesantren maria tak kunjung memberiku kabar dan pagi itu. kulihat hpku ada pesan dri maria yang memberitahuku bahwa dia sudah di nikahin dengan lelaki lain oleh keluarganya seminggu yang lalu.

“Kabar itu sungguh tak men-genakkan bagiku, sementara aku di sini menantinya dengan penuh berharap akan merubah tradisi pesantren bersamanya, namun hal iyu hanyalah sebatas mimpi, kembali ku harus mengubur im-pian itu dalam-dalam. “

***“ Kini aku merasa harus

fokus dengan janjiku kepada abah dulu sebelum keberangka-tanku ke bandung, dan mencoba menyibukkan diri dengan aktifit-as serta tugas-tugasku di pesant-ren agar aku tak lagi mengingat sosok maria yang pernah ku ka-gumi dan berharap menjadi pen-dampingku“

“Aku harus tetap semangat menjalani tugas dan peranku, aku ingin semua menjadi omong kosong hanya karena aku kehila-gan sosok yang pernah ku bang-gaka.”

Segala sesuatu t e n t a n g -ku ada pada tuhan, jika ku tak berkehendak untuk menyatukan dengan dia. ajarilah aku berikh-las dan melupakan sesuatu yang pernah melekat pada hati dan ingatanku. ku minta agar engkau menggantinya dengan yang jauh lebih baik, selama ini aku beru-saha mengkondisikan dengan gejolak jiwaku untuk tak berle-bihan untuk menaruh harapan dan perasaanku padanya. namun tetap saja saat ini aku merasakan sakit itu. oh... tuhan

“ Faruq bukankah sekarang jadwalmu mengajar, kenapa kau masih di sini lihat santri - sant-rimu menunggu” tutur abah membuyarkan lamunanku

“iya bah” jawabku singkat, aku berdiri lantas pergi, ah..... pesantren kau selalu saja begi-tu!! desahku dalam hati. (*)

Page 6: MADURAIS

6 Madurais | Edisi Perdana | Mei 2013

Pamator

Banyak orang mengimpikan hal-hal besar, namun tidak mau melakukan hal yang

kecil. Padahal sesuatu yang besar selalu dimulai dari yang kecil. Dan ironisnya, ini sudah mereka tahu. Tapi mereka tetap tidak mau ber-buat sesuatu.

Mungkin mereka tidak yakin bah-wa hal kecil itu akan mewujudkan impian mereka yang besar, mung-kin mereka tidak sabar menel-ateni yang kecil itu, atau bahkan mungkin ia memang tidak bakat menjadi orang atau sesuatu yang ia impikan.

Ya “tidak bakat”. Saya tidak salah memilih istilah ini. Sebab menjadi orang besar dan sampai pada apa yang diimpikan, memang bukan sesautu yang terjadi begitu saja.

Menjadi orang besar itu artinya “menjadi punya karakter” untuk menjadi orang besar itu.

Satu contoh nyata adalah profesi sebagai sopir. Tidak mungkin sese-orang menjadi sopir bila tidak pu-nya kebiasaan berada di jalan raya, kebiasaan memegang setir, pros-neleng, rem dan gas. Bagaimana mungkin orang yang menyebrang jalan saja takut, lalu tiba-tiba akan menjadi sopir. Tentu, tidak ada pilihan bagi orang yang ingin menjadi sopir selain membiasakan diri akrab dengan keramaian jalan raya, teliti melihat alur lalu lintas dan mempelajari lalu lintas dan aturan berkendara.

Begitu pula dengan impian-impian yang lain. Butuh kesungguhan dalam mempersiapkan diri men-

jadi sesuatu yang kita impikan. Sebab bila tercapai pada suatu saat, impian itu artinya menjadi dunia nyata kita yang akan kita ja-lan setiap hari. Bila kita tidak siap menjalaninya, maka kesempatan itu akan lari. Katakanlah ada kea-jaiban yang tiba-tiba membuat kita memiliki sebuah mobil. Se-mentara kita, tidak pernah tahu bagaimana mengendarai, mer-awat dan memperlakukan mo-bil tersebut. Alih-alih memberi manfaat, justeru mobil tersebut bisa membawa celaka pada kita sendiri. Kecelakaan. Atau bisa jadi hilang dicuri orang karena kita memang tidak punya garasi untuk menyimpan mobil tersebut.

Bingung

Ya, sebagai orang yang juga se-dang berporses, saya terkadang merasa bingung, dalam hal apa saya harus bersungguh-sungguh? Apa sebenarnya yang harus saya tekuni? Di mana saya harus ban-yak belajar dan dengan siapa saya harus sering bergaul?

Bagi orang yang sudah memilih profesinya, ini tentu gampang dijawab. Seorang guru misalnya, dengan sendirinya dia sudah tahu apa yang harus ditekuni, dipelajari dan dengan siapa dia harus ban-yak bergaul untuk mengembang-kan profesinya. Namun bagi anak muda yang masih dalam pendidi-kan --seperti yang saya alami-- memang sangat membingungkan.

Saya baru tahu ada dua hal yang perlu ditekuni sejak masih dibangku sekolah. Pertama adalah karakter. Ya, karakter. Ini meliputi

Menjadi Orang BesarOleh: Zeinul Ubbadi | Kepala SMK Nurul Huda

Page 7: MADURAIS

7Madurais | Edisi Perdana | Mei 2013

setidak tiga hal; jujur, disiplin, sa-bar dan tanggung jawab. Nyaris tidak ada hal yang lebih penting yang harus kita miliki dalam hidup ini selain empat hal di atas. (kec-uali iman, tentu). Masyarakat ma-dura punya adagium terkait pent-ingnya empat hal di atas. Mereka menyebutnya tengka. Adagium itu bunyinya kira-kira begini, ajer cong, jhek gun aji chellenga maloloh, tape ajih ben potena.

Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk bingung “apa sebenarnya yang harus saya pelajari dan teku-ni”. Sebab orang-orang tua kita sudah mengatakannya. Tinggal tan-yakan pada diri sendiri saja, apakah saya sudah disiplin? Mengerjakan tugas tepat waktu, datang ke se-kolah dengan rapi, atau tanyakan dengan sungguh-sungguh pada diri sendiri apakah saya pernah diserahi tanggung jawab dan apakah saya sudah menyelesaikannya? Baik se-bagai pengurus osis, pengurus ke-las, panitia kegiatan atau hal remeh temeh semisal tugas membersihkan papan.

“Ah bagaimana mungkin saya disipilin, wong guru saya tidak disipilin”, gerutu ini mungkin per-nah terucap dan mungkin per-nah terdetak dalam hati. Sebagai salah satu guru di SMK yang masih baru berdiri ini, saya tidak hen-dak membantahnya. Banyak yang harus diperbaiki di semua sektor yang ada di SMK. Namun terlepas diri itu semua, kita seharusnya berpikir “jangan sampai kita men-jadi korban dari kejelekan yang diperbuat orang lain”.

Karena orang lain tidak disiplin,

maka kita juga membiarkan diri kita tidak disiplin. Orang lain ber-buat kejelekan, dan kemudian kita gembira karena dengan kejelekan orang itu kita merasa bisa berleha-leha untuk tidak melakukan sesua-tu yang baik untuk kita. Padahal, bila kita terpuruk dan tidak ber-hasil, orang-orang itu tidak akan ikut bertanggung jawab memikul akibat dari kegagalan kita.

Taruhlah kita menjadi tidak dit-erima melamar pekerjaan di pe-rusahaan manapun karena kita ternyata --setelah di tes secara psikologis-- kita bukan orang yang benar-benar bisa diserahi tang-gung jawab, kurang disiplin dan bahkan kurang jujur. Melamar pekerjaan ke manapun, selalu saja ditolak. Dan akhirnya kita men-jadi gelandangan, miskin dan tidak satupun orang yang memperhi-tungkan kita….. Pada saat itu, siapa yang menanggung makan kita?, biaya bila sakit?, dan nafkah anak isteri? Tentu diri kita sendiri. Bukan orang yang dulu kita jadi-kan alasan untuk tidak belajar menempa diri dengan disiplin dan tanggun jawab.

Nah, karena siapapun tidak akan ikut bertanggung jawab terhadap masa depan kita kelak, maka tidak ada alasan bagi kita untuk hanya berleha-leha dan melakukan hal yang tidak cukup berguna. Apalagi alasan itu adalah orang lain seper-ti guru yang tidak disiplin tadi itu. Kita harus lebih banyak berharap pada diri kita sendiri dari pada kepada orang lain. Tidak hanya di sekolah, di manapun.

Yang kedua selain karakater ada-

lah keahlian. Keahlian ini meliputi banyak hal, seperti keahlian ber-bahasa asing, menulis, membaca kitab, memperbaiki computer, designer, menghitung, qira’at dan masih banyak lagi hal-hal lain yang bisa kita tekuni.

Tapi kadang kita masih bingung, keahlian yang mana yang akan kita tekuni dari banyak bidang keahlian itu. Caranya mudah, tulis semua bidang keahlian yang kamu tahu. Kemudian pilih yang paling kita senangi. Atau jika kamu merasa tidak ada yang kamu senangi, pilih yang kamu merasa paling bisa. Yang penting pilih. Tidak boleh tidak memilih.

Setelah kita menentukan pilihan tersebut, berjanjilah kepada diri sendiri untuk terus menekuni bidang tersebut secara disiplin. Belajarlah sedikit demi sedikit, biasakan, pelajari dengan sabar, maka itu akan benar-benar men-jadi keahlianmu yang akan mem-buatmu lebih berharga dari orang lain di sekitar kamu.

Akhirul kalam, saya mau tanya, apakah kamu masih bingung ten-tang bagaimana seharusnya kamu menekuni belajar untuk menjadi orang besar sesuai yang kamu im-pikan? Bila iya, coba baca lagi tu-lisan ini. Bila masih bingung juga, saya bersdia ngopi bersamamu untuk ngobrol santai tentang ke-bingunganmu itu…

Saya yakin, kamu bisa berhasil me-raih impianmu. Hanya butuh kes-ungguhan dan fokus untuk mewu-judkannya. Kecuali kamu memang tidak punya impian. Goodluck!!!

Page 8: MADURAIS

8 Madurais | Edisi Perdana | Mei 2013

Curhat

SelingkuhAssalamu’alaikum...........Mengapa di dunia ini harus ada perselingkuhan?? Sedangkan hati ini terlalu mengagungkan keberadaan-nya?? Karena memang begitulah seke-nario Tuhan tak selamanya cinta itu bersemi dengan indah, cinta memang terjal berliku, tapi sebagai pengembara cinta yang tulus kamu akan mencari kesempurnaan itu, karena Allah tidak akan memberikan suatu perkara kepa-da hambanya kalau kamu tidak mam-pu menanggungnya, karena jodoh telah tertulis di laul mahfud, jika me-mang dia jodoh kamu dia akan kem-bali kepadamu, kau akan menunggu senjamu untuk melangkah ke dunia syurgawi dan biar bidadari-bidadari kecil yang akan menuntunmu untuk menemuuinya??

Wa’alaikumsalam....Cuma dua, tanyakan pada diri kamu sendiri apa rasa sayang kamu bisa menu-tupi kepedihanmu. Silahkan cari tahu apa dan kenapa orang yang kamu sayangi bisa menyelingkuhi dirimu. Dari situ kamu baru bisa memutuskan apa yang terbaik buat diri kamu.

SULIT LUPAKAN DIA(gadizz manja, SMK kelas XI)

Assalamu’alaikum mbak... semoga mbak se-lalu dalam keadaan sehat dan tetap semangat, mbak aku mau curhat nieeech.... gini mbak satu tahun yang lalu aku menjalin hubungan dengan seseorang tapi takdzir berkata lain, aku dan dia berpisah karena sebuah perbedaan yang tidak bisa kita pecahkan, tapi entah kenapa aku tidak bisa melupakan dia padahal aku sudah berusaha melupakan dia dengan cara menjalin hubungan dengan orang lain, tapi hati ini tidak bisa mem-bohongi bahwa aku masih mencintai dia, saat aku mencoba untuk melupakan dia aku malah semakin terpuruk dengan semua ini, aku bin-gung apa yang harus aku lakukan mbak??

Wa’alaikumsalam adek.....Menurut mbak adek itu harus terlepas dari semua itu caranya gampang, cukup banyak berdzikir dan men-cari aktivitas yang menarik dan menyenangkan, dan yang pasti adek harus punya komitmen untuk benar-benar melupakan dia. Oh iya.... ada yang lupa niech dek, ini niiiiich yang paling ampuh. Adek cukup meng-hapus semua kenangan dengan dia, kalau misalkan ada sesuatu yang dia kasih buat adek buang aja tuh barang-barang yang dia kasih. Gampang kan???

PACARAN(Abut, SMK kelas XI)

Assalamu’alaikum..........Saya seorang santri putra masih berumur 17 tahun. Begini, saya kayaknya sedang terjangkit VMJ (Virus Merah Jambu) dengan seorang akhwat di pondok pesantren saya. Saya sering kontak dengan dia, tapi jarang ketemu. Saya tahu kalau akhwat itu punya rasa simpatik dengan saya, dan kita juga sudah saling mengakui, tapi kita punya semboyan ANTI PACARAN. Dia remaja dan sering mengisi acara kajian disekolahnya. Akhwat (17 th) itu minta untuk saling menunggu. Apakah betul, keputu-san itu diambil? Berikan solusinya! Jazakumullah khairan katsiran.

Wa’alaikumsalam akhi.....Kalian sendiri saling cinta bukan?? Jika kalian berdua memang serius, why not?? Berusahalah untuk sabar dan berdo’a kepada Tuhan agar kalian berdua bisa bersama hingga hubungan yang di ridhoi oleh Allah, semoga kalian bisa bersatu hingga nanti sampai mati, Amiiieeennnnnnnnn

Page 9: MADURAIS

9Madurais | Edisi Perdana | Mei 2013

Tahu Nggak Sih

SOMBHERDalam beberapa desa terpencil terdapat beberapa sumber mata air, tapi hanya sebagian saja yang masih berfungsi dan masih layak dipakai.

Seperti desa Gilang, Gingging dan Sera Barat. Kita mulai saja dari desa gilang. Desa gilang yang hanya memiliki satu sumber mata air, yang masyarakat sekitarnya menyebut dengan sumber barat (Somber bere’) dalam bahasa naduranya.

Dan yang kedua di desa gingging. Desa gingging memiliki tiga sumber mata air, yang masyarakat sekitar menyebutnya sumber nangger, beringin dan sumber kalompang.

Dan yang terakhir desa sera barat. Di desa sera barat terdapat be-berapa sumber mata air, masyarakat sera barat biasa menyebutnya sumber bungur, sumber pandeman, sumber gajam, sumber sok sok, sumber kalobungan, tetapi masyarakat sekitar biasa menye-butnya somberrah kh. Hadi.

Tapi sayang, dari semua sumber-sumber tersebut hanya sebagian yang masih berfungsi dan layak untuk digunakan oleh masyr-akat sekitar karena mengalami kekeringan dan mati, semua itu terjadi karena beberapa faktor. Diantaranya, adanya teknologi, maka dengan teknologi mereka dipaksa untuk menggali sumur di dekat sumber-sumber itu sehingga bisa mematikan aliran-aliran air yang semestinya mengalir ketiap-tiap sumber lainnya. (iflah/noval/novil/robert)

Page 10: MADURAIS

10 Madurais | Edisi Perdana | Mei 2013

Sajak

Senyum Di Bawah Awan HitamOleh: Usthatul Hasanah

aku bernyanyi di ujung pilu, bernyanyi akan risalah hati

yang tak menentudi bawah naungan awan hitam

ku masih terusberdendang mengundang

resah dan gelisah, hingga ku tak percaya

akan sebuah kebahagiaan, di bawah naungan awan hitam

ku terus berjalan, entah kemana ku langkahkan kaki ini

yang tak bertuan,hingga resah dan gelisah datang

tanpa harus ku undang,di bawah naungan awan hitam

ku masih berlagadalam dunia nestapa

mencari akhir dari sebuah cerita.Hingga tuhanpun berkata

lagamu tlah usaiwaktumu tlah selesai

Page 11: MADURAIS

11Madurais | Edisi Perdana | Mei 2013

Masih UntukmuOleh: Iik Krizdayanti

2 tahun sudah berlalumenemanikku dalam sepimenunggu kehadiran dia di sisikuakupun terasa gontaidi antara dinding - dinding kesuny-ianseakan semua ikut larutdalam rasa yang tak menentu inikerinduanku semakin tak tertahan-kanketika aku ingat cerita kita berduayang dulu pernah adaentah mengapa seiring berjalannya wakturasa ini semakin menguak dan tak tertahankanaku tak tahu apa hanya akuyang merasakan ini semuaatau mungkinkah engkau juga mer-indukankudi persimpangan jalan sana

Dialog Air MataOleh :Rizqiyah

dalam gelap ku simpan gemuruh ombakhingga terbentuk raut wajah cerah

diatas luka perih inisesungguhnya aku tak berharap

ada orang lain yang tahu disekeliling ka’bah itu

namun ada beban yang menghimpit dada ini

hingga pada ahirnya harus ada air yang tumpah

mengalir kepangkuanmuuntuk menyampaikan

keadaan yang sesungguhnya

air itu berkata “mengertilah dengan bahasaku”disini aku melukis luka dari hati

yang mengandung selama ini sebab dia sudah tidak kuat dengan

sisa keindahan sejarah pada saat bersamamu

dia saat ini menangis dengan puisi yang dia yang dia tulis

untuk menyampaikan rindu pada kekasihnya mungkin karena dia sadar sudah tidak mungkin lagi

menyulam suka duka denganmu seperti dulu

Page 12: MADURAIS

12 Madurais | Edisi Perdana | Mei 2013

Oase

INDONESIAKUOleh: Vicky Asama

Alangkah luasnya negeriku, danKau selalu ada disaat ku tiada

Tetapi kemeskinan selalu menyertaimuSungguh nasibmu

Indonesiaku....Potensimu begitu besar

Tetapi tak ada yang maksimalkanKekayaanmu yang melangit

Tapi kau begitu lemahSehingga kekayaanmuTak ada di tanganmu

Indonesiaku...Nyaris tiada harapan

Untuk memperbaikinyaNyaris tiada harapan

Untuk menyadarkan pemimpinnya

Indonesiaku...Malu rasanya menjadi rakyatmu

Negara kaya yang terkenal miskinNegara kaya yang terkenal dengan pencuri berdasi

Negara kaya yang mengabaikan rakyatnyaIndonesiaku

Tak bangga menjadi rakyatmu

Indonesiaku...Harapanku tak pernah pudar untukmu

Semoga di hari kelak nantiAnak-anakmu dan cucumu

Bisa mengharumkan namamu