Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

19

description

Hi Youngsters Madeena! Kita kali ini kembali dengan edisi bulan Februari 2016, mengenai sebuah era kebohongan besar besaran. Mau tahu seperti apa? Yuk cek Madeena #02

Transcript of Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

Page 1: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition
Page 2: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

Bismillaah Arrahman Arrahiim.Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam, semoga keberkahan selalu terlimpahkan kepada kita yang terus berusaha untuk beramal sholeh. Alhamdulillaah edisi kedua MADEENA sudah terbit. Ucapan syukur yang tiada terhingga kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas limpahan rahmat dan rahiim-Nya sehingga kami dimampukan untuk menerbitkan edisi kedua di bulan

Februari ini. Allahu Akbar!

Terimakasih atas masukan dan dukungan Youngster Madeena. In syaa Allah MADEENA sendiri akan tetap mempertahankan gayanya yang santai dan berbobot untuk pemuda-pemudi muslim sekalian. Juga terimakasih kami untuk para pengisi konten MADEENA yang hampir semuanya pemuda-pemudi yang penuh semangat, semoga setiap ketikan katanya terhitung sebagai amal sholeh—

Allahumma aamiin.

Nah, setelah di edisi pertama kita mengangkat isu nyentrik soal Paris Attack, kali ini isu yang diangkat tidak jauh berbeda. Kami mengangkat isu hangat tentang “The Era of Lies.” Mengapa “The Era of Lies”? Karena di zaman seperti sekarang ini begitu banyak berita yang menjerumuskan manusia untuk saling membenci, membantai atau bahkan menjadi ketakutan. Terkhusus Islam, saat ini menjadi objek yang terus-terusan tertuduh. Membuat yang benar jadi salah, yang salah jadi benar. Sehingga, manusia menyerah untuk mencari yang benar karena

semuanya terkesan abu-abu!

Youngster Madeena! Perlu kita ketahui, benar-salah adalah sesuatu yang pasti. Betapa pentingnya

berpegang pada prinsip yang kokoh agar tidak terbawa arus zaman.Kira-kira bagaimana MADEENA akan menyaji tema kali ini dengan kupasan

menarik? Here we are! Selamat menikmati! Semoga bermanfaat.

Salam, Tim Redaksi MADEENA – Islamic Youth Magazine

Tim Redaksi MadeenaDari kiri ke kanan: Dian,

Tresna, Anna, Baday, Tri, Luthfi, Obin, Tiya, Uut

i ii

Pembina:Rachmat Alamsyah, M. Ag.Enji Meong

Pimpro:Annisa Retno Arimdayu

Editor:Tri KusniatiTiya Restiani

Layout & Design:Luthfi WisnuwardhanaObin Nur AlamUtami Fitriani

Reporter:Dian Syaeful Bakhri PutraAnna Rizky AnnisaTresna Prima Sari

Page 3: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

DAFTAR ISI

i SAMBUTAN REDAKSI“MADEENA - ISLAMIC YOUTH MAGAZINE”

1 ISU“KATANYA” oleh Gery P. O., S.Si

7 SEJARAH“GENERASI YANG TERGANTIKAN” oleh Ricky R. S., S.T.

15 ARABIC SECTION“MENELISIK ARTI DUSTA” oleh Rachmat A., M. Ag.

19 RESENSI“TALK ISLAM & SI BEDIL” oleh Anna & Tresna

27 EVENT RAMPAI“NONTON BARENG 3” oleh Baday & Tri

Page 4: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

KATANYAoleh : Gery Pratama o.ilustrasi : UtamiLayout : Luthfi

1

“Dan jika kamu mengkuti kebanyakan orang di bumi, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.” (Q.S. Al-An’am [6] : 116)

Kata ayah dan ibuku dulu, orang yang suka berbohong itu hidungnya panjang. Maka setiap aku berbohong, dulu aku selalu menutupi hidungku dan, tentunya, ayah dan ibuku selalu tahu. Lalu aku memperhatikan, beberapa temanku hidungnya mancung. Tanpa perlu ditutup-tutupi. Aku berpikir, “Wah, mereka berbohong secara terang-terangan tapi tidak ada yang mengetahuinya. Hebat!” Aku mencoba belajar dari kawan-kawan hidung mancung. Mereka malah bingung, dan justru naik pitam.

Di tengah bingung, aku bertemu seorang turis dari negeri sebrang. Hidungnya masih lebih panjang dari teman-temanku barusan yang naik pitam. “Lebih hebat lagi,” pikirku. Tapi aku tidak berani bertanya karena (1) aku tidak mengerti bahasanya dan (2) kalau dia marah juga aku tetap tidak mengerti apa yang diucapkannya. Padahal, kata orang-orang, malu bertanya sesat di jalan.

Di jalan ke mana, memangnya? Aku bahkan masih bingung hendak berangkat ke mana. Memangnya harus berangkat sekarang juga? Kata orang-orang, hidup itu harus punya tujuan. Baiklah, kalau begitu. Setelah lulus sekolah nanti, aku ingin mengeruk sebesar-besarnya uang

negara demi kepentingan pribadi. Yang penting, kan, punya tujuan? Tinggal selanjutnya, bagaimana caranya, ya?

Lulus sekolah terlebih dahulu adalah urutan pertama. Bagaimana caranya lulus sekolah? Kata paman dari salah seorang temanku, cukup bayar sejumlah uang, maka aku akan mendapatkan sebuah sertifikat yang menyatakan aku lulus sekolah. “Hebat juga,” pikirku. Maka aku pun membongkar celengan macan di kamarku. Sial, kurang empat ratus tiga puluh ribu delapan ratus rupiah. Ayah dan ibu sedang pergi, uang untuk membayar biaya sekolah bulan depan—5 hari lagi—duduk manis di atas meja dekat lampu tidur di kamar ayah dan ibu. Aku ambil saja. Aku tidak berbohong, kan uang itu untuk kepentingan sekolah. Aku tidak berbohong, kan?

Uang sudah dibayarkan, sertifikat dengan bangga kupegang erat agar tak terbang seperti balon gas. Paman dari temanku itu lantas bertanya, sertifikat yang kubeli sebenarnya untuk apa. Ketika kucertiakan tujuanku, dia malah terpingkal. Katanya, dengan sertifikat setingkat yang kupegang, paling jauhnya aku hanya bisa mengeruk uang dari preman kecil-kecilan di jalanan. Itu pun kalau aku cukup pintar dan beruntung. Kalau mau mengeruk uang lebih banyak, katanya aku harus menambah panjang namaku, persis seperti beberapa orang yang fotonya dipajang besar-besar di papan iklan di pinggir jalan. Dia menunjuk pada salah satu foto

2

Page 5: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

sejenis tepat di seberang jalan. Ya, benar saja. Nama orang yang fotonya ditunjuk oleh dia terpampang cukup panjang. S.H., M.H, M.Si, dan entah apa lagi yang juga aku tidak mengerti

Aku lantas berpikir, hal-hal yang dipanjang-panjangkan nampaknya memiliki nilai lebih di masyarakat. Maka, ketika aku disarankan oleh temanku yang lain lagi untuk membuat riwayat hidup untuk persyaratan lamaran kerja, aku membuatnya sepanjang mungkin. Pengalaman organisasi? Aku sebutkan saja dari pengalaman menjadi ketua kelas ketika kelas 5 SD hingga koordinator kompetisi kelereng untuk anak laki-laki kelas 4D SDN 12. Ketika sedang memanjangkan daftar tersebut, temanku yang lain datang. Dia adalah seorang putra tunggal dari pemilik perusahaan distributor mobil impor. Katanya, aku tidak perlu serepot itu agar bisa bekerja di sebuah perusahaan. “Yang penting, kamu kenal orang dalam,” jelasnya.

Menarik, pikirku lagi. Lalu aku berusaha mencari teman yang merupakan petinggi sebuah perusahaan. Tapi bagaimana caranya? Oh, iya, aku baru ingat. Kawan-kawanku memperluas jaringan pertemanan mereka lewat media sosial. Setelah kucoba cari, ya, mudah saja menemukannya. Ramzi, namanya. Dari detail profil akun miliknya, dia adalah direktur di PT. Sayangmamahselalu. Nama yang unik untuk sebuah perusahaan, tapi tak apa, lah. Yang penting sekarang aku punya teman seorang direktur.

Klik ‘tambah teman’.

Anehnya, setelah mengobrol beberapa kali secara online, Ramzi malah memintaku mentransfer sejumlah uang untuk mengamankan posisi pekerjaanku di perusahaannya—hingga kini aku bahkan tidak tahu di mana PT. Sayangmamahselalu berada. Temanku yang lain lagi mengingatkanku, hati-hati. Di dunia maya, banyak tukang tipu. “Manusia bukan untuk dipercaya,” katanya. Aku makin bingung. Padahal, dia juga kan manusia. Berarti seharusnya aku tidak memercayainya. Kalau aku tidak memercayainya, berarti aku meyakini bahwa apa yang dikatakannya salah. Kalau pernyataannya salah, berarti seharusnya aku percaya pada manusia, termasuk dia. Tapi kalau aku percaya pada perkataannya, aku sama saja mengingkari pernyataannya karena aku tidak seharusnya percaya pada manusia, termasuk dia.

Ah, kepalaku sakit. Kata ayah dan ibu, kalau sakit kepala harus minum obat. Tapi aku tidak suka obat karena, katanya, obat itu adalah racun yang dosisnya diatur agar bisa membunuh penyakitnya tanpa membunuh yang meminumnya. Mungkin lebih baik aku berkunjung ke klinik pengobatan Ki Kusumo di kampung sebelah. Katanya, beliau piawai menyembuhkan

berbagai macam penyakit. Di sana, aku disambut asistennya. Dengan ramahnya, dia meminta aku untuk membayar sejumlah uang di muka dan menyiapkan seekor ayam berwarna hitam untuk kepentingan pengobatan. Alamak! Padahal belum juga sempat aku masuk ke ruang praktek Ki Kusumo. Tapi, ya sudah, lah. Orang-orang bilang bahwa orang sabar itu disayang Tuhan. Agar bisa sembuh aku butuh disayang oleh Tuhan.

Hanya satu hal yang rasanya selama ini mengganjal. Bicara tentang disayang Tuhan, rasa-rasanya selama ini aku hanya selalu mendengar apa kata orang, bukan apa kata Tuhan. Bagaimana mau disayang kalau tidak pernah mendengarkan, ya? Untuk soal ini, aku belum menemukan jawabannya. Belum ada orang yang bisa kudengarkan pendapatnya.

Tapi, ‘katanya’ orang-orang—yang selama ini aku turuti—hanya buat aku serba salah. Padahal aku ingin hidup serba benar. Ah, ya! Bagaimana kalau aku langsung saja mendengarkan apa kata Tuhan? Bukankah Dia Yang Maha Benar? Tapi bagaimana cara?

Orang alim bilang, kitab itu perkataan Tuhan. Tampaknya aku hanya bisa membaca, tidak bisa mendengarkan apa kata Tuhan. Baiklah. Kubuka, kubaca, Al-Quran berdebu dari atas lemariku. Dia masih tampak baru. Padahal buku lainnya usang-usang. Aku jadi malu. Pantas saja sakit kepalaku

3 4

Page 6: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

belum sembuh juga. Sebab aku mungkin belum disayang Tuhan. Karena aku sibuk mendengarkan apa kata orang bukan mencari tahu apa kata Tuhan. Bagaimana ya kata-Nya?

Kubuka lembarannya. Kubaca ayat-Nya ke-116 di surat ke-6 :

“Dan jika kamu mengkuti kebanyakan orang di bumi, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.”

Tampaknya selama ini aku tertipu. Terlalu banyak kebohongan yang kuturuti. Tuhan, aku ingin sembuh. Aku ingin kembali. Aku ingin benar. Tak mau tertipu ‘katanya’, lagi.

Al- An’am: 116

“Dan jika kamu mengkuti kebanyakan orang di

bumi, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan

Allah Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan”

Keterangan Gambar:Judul : Meniti Jalan Ke SurgaArtist: Abu Tasmim - MDC Chapter Bandung

5 6

Page 7: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

7 8

Page 8: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

9

Page 9: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

12

Page 10: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

13

Page 11: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

Menelisik Arti Dustaoleh: Rachmat Alamsyah, M.Ag

layout: Luthfi

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Lukman Hakim, dikisahkan ada seorang pemuda yang mendatangi Rasulullah, ia hendak menyatakan diri menjadi seorang muslim. Tidak lama setelah bersyahadat, pemuda tersebut mengatakan bahwa dirinya sangat payah dalam menghindari perbuatan dosa dan bertanya apa yang harus ia perbuat. Rasulullah hanya berpesan agar ia tidak berbohong. Pemuda tersebut kemudian meninggalkan Rasulullah sambil berpikir bahwa hal itu sangat mudah dilakukan.

Suatu hari ia tergoda lagi berbuat dosa (judi & mabuk). Namun ketika akan berbuat, ia bingung bagaimana jika Rasulullah bertanya kepadanya, apakah sudah berhenti dari berbuat dosa atau belum? Jika ia menjawab belum, ia malu tapi jika ya, maka berbohong. Akhirnya pemuda tersebut meninggalkan perbuatan dosanya.

Dari cerita diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa tidak berbohong merupakan terapi efektif untuk menghindari berbuat jahat, menipu, menyakiti dan lain sebagainya. Dalam kenyataan hidup sehari-hari, orang sering berkata bohong—ditambah atau dikurangi ceritanya.

Jika di kaji lebih jauh, sebenaranya kata bohong memiliki persamaan makna lainnya seperti menipu, memalsukan, membual, gombal dan berdusta. Istilah terakhir akan lebih jelas jika di tinjau dari segi pemahaman keagamaan. Apakah masing-masing istilah tersebut memiliki konsekuensi? Jelas semua istilah itu mempunyai konsekuensi, dari yang paling ringan sampai yang paling berat.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), berbohong atau berdusta adalah menyampaikan informasi yang tidak sesuai fakta atau tidak benar, namun apakah itu bersifat biasa atau berbahaya tergantung pada teks dan konteks yang diinformasikannya. Sebagai contoh, seseorang yang berkata bahwa baju yang di belinya berharga mahal padahal murah itu tidak berdampak apapun pada orang yang menerima informasi tersebut atau tidak merugikan siapapun, tetapi jika baju tersebut dikatakannya membeli padahal mencuri, menjadi berbeda tingkat konsekuensinya. Demikian pula jika seseorang berkata kepada anda secara hiperbolis bahwa ia pernah bertarung mengalahkan sepuluh orang begal, mungkin saja ia membual atau mengada ada. Juga kalau kita melihat seorang laki-laki merayu perempuan dan

berjanji mengajaknya keliling dunia tapi tidak, itu gombal namanya. Namun jika cerita hiperbolis itu

dilakukan untuk menjebak seseorang atau bersikap manis di depan istrinya ternyata di belakang selingkuh,

tentu berbeda bobot pelanggarannya. Begitu pula dengan bentuk dan cara kebohongan itu sendiri, ia dapat meluas atau menyempit tergantung konteks kepentingannya. Misalnya dalam soal hukum, ada rekayasa kejadian atau upaya menghilangkan bukti-bukti. Kemudian dalam soal ekonomi, ada manipulasi data keuangan bahkan dalam konteks politik sangat mungkin terjadi pemalsuan sejarah dan fitnah. Semua

bentuk kebohongan tersebut bisa berbentuk perkataan dan tulisan serta dapat dilakukan secara individu maupun

kolektif (konspirasi).

Sementara itu dilihat dari segi motif, ada tiga kemungkinan mengapa seseorang berdusta atau berbohong. Pertama, dusta

dilakukan karena bercanda atau gurauan saja. Kedua, dilakukan karena kepentingan tertentu misalnya mengejar keuntungan duniawi, agar reputasinya tidak hancur atau bertujuan memperdaya orang yang tidak disukai. Dan ketiga, dusta mungkin terjadi saat situasi mengancam atau dalam keadaan takut. Pada dasarnya, kata dusta atau berbohong dalam sudut pandang agama sedikit lebih complicated (rumit), mengapa demikian? Karena area dusta tidak hanya ada pada perkataan saja, tetapi juga menyangkut sikap dan perbuatan. Nabi bersabda,

15 16

Page 12: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

“Ciri-ciri orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia langgar dan jika diamanati ia berkhianat.” (HR. Bukhari Muslim)

Selain itu, di beberapa ayat dalam Al-Qur`an pun dusta yang dalam bahasa arabnya ‘takdzib’ mempunyai konotasi makna lebih luas karena selain tidak benar, juga ada penolakan. Ia diantonimkan dengan kata ‘tashdiq’, yang berkaitan dengan soal keimanan. Jadi ‘takdzib’ bisa juga mengarah pada kekufuran karena iman itu perlu dibenarkan dengan bukti perbuatan. Simak pertanyaan sederhana dari surat Al-Ma’un ayat pertama : “Tahukah kamu siapa yang mendustakan agama itu?”, maksudnya mereka yang perilaku hidup sosial nya tidak sesuai dengan tuntunan agama, yaitu orang-orang yang tidak memperhatikan anak yatim dan tidak memberi bantuan kepada fakir miskin. Hal ini jelas menyangkut sikap dan perbuatan.

Lebih jauh lagi bila diamati ayat ayat yang terkait dengan maksud ‘takdzib’ ini juga menyangkut urusan hukum, sosial-politik, sejarah bahkan sistem keyakinan. Banyak sekali ayat yang berujung bahwa siksa yang akan ditimpakan kepada mereka di akhirat kelak, berhubungan dengan apa yang mereka dustakan selama ini di dunia.

Singkat kata, berbohong atau berdusta adalah ucapan dan perbuatan yang harus dihindari karena ia menjadi hambatan bagi kejujuran dan keadilan. Ia adalah lawan dari idealisme Islam dan ia adalah virus bagi jiwa. Kebohongan dan fitnah dapat mengahancurkan tatanan sosial yang sudah ada dan menjadi dosa bagi sejarah. Mari kita bangun hidup ini tanpa kebohongan, kepalsuan dan dusta!

Alhamdulillah, Bandung, menjelang siang, 2016 M

Keterangan Gambar:Judul : Al-GhurobaArtist: ROHIS Seni Rupa UPI feat. MDC Chapter Bandung

17 18

Page 13: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

RESENSIReporter: AnnaLayout & Desain: Luthfi

Seiring berjalannya waktu, media dakwah berkembang menjadi semakin bervariasi. Terutama media audio-visual begitu popular belakangan ini, dimana situs YouTube menjadi yang paling sering diakses. Begitu mudah apabila kita ingin mencari video-video dakwah di situs ini, karena mulai banyak channel islami yang menyediakan video tentang Islam, baik dari segi aqidah, fiqih, ibadah sampai muamalah.

Dari sekian banyak channel islami di YouTube, ada salah satu yang unik dan menarik, yaitu Talk Islam. Kenapa? Karena gaya penyampaiannya yang mudah dimengerti oleh berbagai kalangan, terutama oleh anak muda. Dimana misinya yaitu It’s time for Islam to do the talking, dan memiliki jargon One Message, One God.

Talk Islam dibentuk oleh sekelompok pemuda muslim bersaudara dari Sydney, Australia. Yang terinspirasi untuk menyebarkan dakwah di jalanan, apakah itu dengan membagikan pamflet atau terlibat dalam percakapan dengan orang asing.

Konten dakwah dalam Talk Islam sangat ringan dan mudah dipahami. Hal ini karena para mubaligh menyampaikan secara ringan mengenai apa itu Islam,

bagaimana tujuan hidup manusia, mengapa kita harus mencintai Allah dan Rasulullah, bagaimana Islam mengajarkan cinta lingkungan, mengapa manusia diciptakan ke dunia, dan juga meluruskan fakta bahwa Islam bukan agama yang mengajarkan terorisme.

Rata-rata durasi video Talk Islam tidaklah panjang, hanya berkisar 4 menit sampai 12 menit saja. Dengan durasi yang pendek tersebut tidaklah mengurangi esensi dakwah yang disampaikan, tetapi justru sangat efektif karena setiap kata-kata yang dikeluarkan oleh para mubaligh sangatlah bermanfaat dan menarik untuk disimak.

Salah satu video yang sudah tersebar luas ke berbagai negara dan juga sudah ditonton oleh berbagai kalangan yaitu video yang berjudul “The Meaning Of Life”. Video ini sudah ditonton lebih dari 2 juta penonton. Selain itu, video ini juga menimbulkan kesan mendalam bagi muslim dan non muslim, karena kata-kata yang disampaikan sangat menyentuh dan mampu menyadarkan diri kita tentang bagaimana memaknai hidup di dunia. Penasaran seperti apa video-video Talk Islam? Yuk subscribe channel Talk Islam dan kunjungi websitenya di http://talkislam.com.au. Selamat menonton! (Anna)

19 20

Page 14: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition
Page 15: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

23 24

Page 16: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition
Page 17: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

EVENT RampaiBehind Film 3

(Nonton Bareng dan Diskusi Kritis Film 3 bersama Anggy Umbara)Oleh: Baday & Tri

Assalamu’alaykum Youngster Madeena. Kembali lagi kami mengulas event-event menarik yang diadakan oleh Rampai. Nah, kali ini kami akan menyajikan kepada Youngster tentang salah satu event kece dari kami : “Nonton Bareng dan Diskusi Kritis bersama Anggy Umbara” tanggal 7 Februari lalu. Wah, kira-kira seseru apa ya nobar ahad lalu ini? Mari kita

Keterangan Gambar:Official Poster FAM Production, 3 (Alif, Lam, Mim)

simak bersama. Nonton bareng dan diskusi ini adalah jenis event pertama yang diadakan oleh Rampai. Berangkat dari cita-cita kami untuk saling mengingatkan dalam kebaikan, akhirnya nobar Film 3 kami adakan dan sajikan untuk kawula muda semua.

Banyak pesan-pesan—tersirat maupun tersurat—dalam film ini yang membuat kita mikir tentang kehidupan saat ini. Apalagi buat teman-teman yang sudah menonton dan ikutan diskusinya, pasti dapet banget deh pesan-pesan yang

berusaha disampaikan oleh Anggy Umbara dan kawan-kawannya melalui Film 3 ini. Terlebih lagi buat yang udah ikutan diskusinya, pasti banyak banget hal-hal mengejutkan dibalik pembuatan film ini? Apa aja ya? Kalau dilihat dari genre film, pasti Film 3 ini akan membuat penasaran bagi siapa aja yang belum nonton. Baru pertama loh di Indonesia, film fiksi futuristis bertemakan religi dan aksi. Ditambah para pemainnya yang sudah tidak asing lagi di layar lebar. Dan garapan aksi laga yang pasti memukau—salah satunya disebakan terlibatnya Cecep Arif Rahman, tentu sudah seharusnya film ini ‘meledak’ di pasaran Indonesia. Tapi, nyatanya tidak demikian. Malah penayangannya bertahan tidak sampai satu bulan di rata-rata bioskop Indonesia. Kira-kira kok bisa begitu ya?

Dilansir hasil dari ngobrol santai dengan Mbak Indah, line produser FAM Pictures—salah satu production house Film 3—ternyata memang tidak sedikit hambatan dan tantangan selama proses produksi dan promosi film ini. Mulai perubahan cast mendadak karena suatu urusan mendesak—yaitu Rio Dewanto sebagai Alif—yang berakibat harus diadakan casting ulang, sampai akhirnya terpilihlah Cornelio Sunny yang berhasil gemilang

27 28

Page 18: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

memerankan tokoh Alif. Kemudian, akibat keterbatasan budget, semua kru harus kerja keras dari pagi ke pagi setiap harinya, karena proses shooting dibatasi cuma 26 hari aja. Ini menjadi hal yang aneh buat salah satu sineas asal Universal Studio. Kenapa ya? Karena menurutnya budget film ini hanya cukup untuk biaya shooting satu hari film action di Hollywood, loh. Makanya

mereka hampir tidak percaya—mengganggapnya sebagai sesuatu yang mustahil. Walaupun gitu, bagi Anggy serta tim, hal tersebut bisa mereka lewati hingga akhirnya terciptalah Film 3. Wow hebat ya! Allah memang selalu punya keajaiban yang di luar dugaan manusia.

Hebatnya lagi, Film 3 ini malah dilirik oleh orang-orang luar negeri loh! Di Amerika aja sedang proses untuk bisa tayang di bioskop sana. Bahkan dalam beberapa bulan lagi akan tayang secara resmi di bioskop di Jepang. Saat Anggy ditanya tanggapannya tentang filmnya ini—yang hanya bertahan kurang lebih 2 minggu aja di layar lebar dalam negeri—maka responnya cukup singkat dan menggelitik, “Mungkin memang tempat untuk film ini ya acara nobar semacam ini. Hanya untuk orang-orang terpilih yang nonton”, ujarnya, diringi tepuk tangan meriah para peserta diskusi. Selain itu, ada juga hambatan lainnya. Trailer film ini sempat diedit hingga 3 kali agar bisa tayang—diiklankan—di bioskop karena sempat dianggap terlalu beresiko. Wah wah...

Tentu mencari Production House yang mau mengeluarkan biaya besar untuk merealisasikan cerita hasil 3 Umbara bersaudara ini tidaklah mudah. Apalagi banyak yang menyangka kalau film ini mengangkat isu yang sensitif dan bisa menimbulkan kesalahpahaman pihak-pihak tertentu.Eh, tapi apa benar begitu? Memang sering ditekankan oleh Anggy, kalau mau menikmati film ini ya memang harus nonton dari awal hingga akhir, supaya bisa terserap pesan-pesannya dan utuh pemahamannya. Walaupun saat ditanya pesan apa yang sebenarnya ingin beliau sampaikan lewat film ini, dengan santainya Anggy malah balik bertanya, “Justru saya yang mau nanya, penonton dapet pesan apa?”. Kedalaman makna dan

pesan tersirat juga tersurat dalam Film 3 ini, jelas sekali mengajak kita untuk berpikir. Tentang keadaan kita hari ini, tentang keadaan umat hari ini, keadaan Islam hari ini—yang akan menjadi cerminan untuk 20 tahun yang akan datang, dan seterusnya. Akhirnya, event nobar pertama yang diadakan Rampai ditutup dengan sebuah pesan terakhir dari Anggy Umbara. “melihat sesuatu jangan hanya dengan kasat mata doang. Tapi dengan ‘mata-mata’ yang lainnya.” Intinya guys, jangan melihat apa-apa yang terjadi di dunia ini hanya dengan mata zahir. Apa yang kelihatan aja, terus dengan cepat kita menyimpulkan. Namun, harus dengan sudut pandang yang luas. “Dunia ini 3 dimensi” kalau kata Lam dalam salah satu percakapan di Film 3.

Wehei~ Bagaimana Youngster Madeena? Sesuai banget ya dengan tema besar Madeena edisi kali ini. “The Era of Lies.” Mungkin aja masih banyak kebohongan-kebohongan lain di luar sana yang belum terungkap! Maka, berhati-hatilah kawan. Jangan menelan mentah-mentah isu-isu yang beredar saat ini. Sebelum kita menelisiknya dengan bijak. Tidak mau kan, jadi seperti kebanyakan orang yang hanya ikut-ikutan aja?

Oke, sekian tentang event kece Rampai edisi kali ini. Selamat berjuang dan selamat berpikir!Wassalamu’alaykum Youngster Madeena!

29 30

Page 19: Madeena - Islamic Youth Magazine 2nd Edition

Terima kasih telah membaca majalah kami!

Follow official account kami:

[email protected]

@quq0969z

issuu.com/madeenamagz