m1 dasar dasar pengukuran

29
(Laboratorium Fisika Dasar) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan 1. Mempelajari cara pemakaian jangka sorong dan micrometer sekrup 2. Mengukur panjang, lebar, tinggi, dan diameter beberapa benda ukur 3. Memahami konsep angka penting 4. Memepelajari cara pengolahan data menggunakan analisa kesalahan 1.2 Landasan Teori Fisika adalah ilmu pengetahuan yang didasarkan atas percobaan. Percobaan memerlukan pengukuran untuk menjelaskan hasilnya digunakan angka atau bilangan. Dalam fisika, panjang, suhu, dan volume di sebut dengan istilah besaran. Jadi besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dihasilkannya sesuatu yang dapat dinyatakan dengan angka. Ketika kita mengukur suatu besaran, kita selalu membandingkannya dengan sesuatu yang dijadikan acuan standar. Standar ini didefinisikan sebagai satuan. 1.2.1 Pengukuran Pembentuk utama fisika adalah besaran-besaran fisis yang dipakai untuk menyatakan hukum-hukum fisika, misalnya: panjang, massa, waktu, gaya, kecepatan, rapatan, resistivitas, temperature, intensitas cahaya dan lain-lain. Ada banyak besaran fisis, kadang-kadang saling bergantungan dengan lainnya, misalnya saja laju. Laju Dasar-Dasar Pengukuran (M1) Teknik Elektro 1

Transcript of m1 dasar dasar pengukuran

Page 1: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

1. Mempelajari cara pemakaian jangka sorong dan micrometer sekrup

2. Mengukur panjang, lebar, tinggi, dan diameter beberapa benda ukur

3. Memahami konsep angka penting

4. Memepelajari cara pengolahan data menggunakan analisa kesalahan

1.2 Landasan Teori

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang didasarkan atas percobaan. Percobaan

memerlukan pengukuran untuk menjelaskan hasilnya digunakan angka atau

bilangan. Dalam fisika, panjang, suhu, dan volume di sebut dengan istilah besaran.

Jadi besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dihasilkannya sesuatu yang dapat

dinyatakan dengan angka. Ketika kita mengukur suatu besaran, kita selalu

membandingkannya dengan sesuatu yang dijadikan acuan standar. Standar ini

didefinisikan sebagai satuan.

1.2.1 Pengukuran

Pembentuk utama fisika adalah besaran-besaran fisis yang dipakai untuk

menyatakan hukum-hukum fisika, misalnya: panjang, massa, waktu, gaya,

kecepatan, rapatan, resistivitas, temperature, intensitas cahaya dan lain-lain. Ada

banyak besaran fisis, kadang-kadang saling bergantungan dengan lainnya, misalnya

saja laju. Laju adalah perbandingan antara panjang dan waktu. Yang harus kita

lakukan adalah memilih sejumlah kecil besaran besaran fisis sebagai besaran dasar.

Pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dari fisika. Tetapi tidak ada

pengukuran yang benar-benar tepat. Ada ketidakpastian yang berhubungan dengan

setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang berbeda. Yang paling

penting, keterbatasan ketetapan setiap alat pengukur dan ketidakmampuan

membaca sebuah instrumental diluar batas bagian terkecil yang ditunjukkan.

Pengukuran dengan alat ukur yang lebih akurat memiliki ketidakpastian lebih kecil

dari alat ukur biasa. Ketidakpastian disebut juga ralat, karena menggambarkan

selisih maksimum yang mungkin terjadi antara nilai terukur dengan nilai sebenarnya.

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 1

Page 2: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

1.2.2 Satuan-satuan Dasar SI

Tabel 1.1 Satuan-satuan dasar SI

No Besaran Nama Simbol

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Panjang

Massa

Waktu

Arus listrik

Temperature termodinamik

Jumlah zat

Intesitas cahaya

Meter

Kilogram

Sekon

Ampere

Kelvin

Mole

Candela

m

Kg

S

A

K

mol

cd

Pada beberapa pengukuran, ketidakpastian tidak dinyatakan secara langsung,

hanya digambarkan berdasarkan banyaknya angka penting. Ketika menyatakan hasil

pengukuran, penting juga untuk menyatakan kecepatan, atau perkiraan

ketidakpastian, pada pengukuran tersebut. Sebagai contoh lebar papan dapat

dituliskan sebagai 5,2 ± 0,1 cm, hasil ± 0,1 cm (“kurang lebih 0,1 cm”) menyatakan

perkiraan ketidakpastian pada pengukuran itu, sehingga lebar sebenarnya paling

mungkin berada diantara 5,1 dan 5,3 cm.persen ketidakpastian merupakan rasio

antara ketidakpastian dan nilai yang terukur, dikalikan dengan 100. Misalnya jika

pengukuran adalah 5,2 dan ketidakpastian sekitar 0,1 cm, persen

Ketidakpastian adalah 0,1⁄ 5,2 × 100 = 2%

Beberapa alat yang dapat dipergunakan untuk mengukur panjang antara lain

penggaris (mistar), jangka sorong dan micrometer. Ketiga alat ini mempunyai

ketelitian yang berbeda.

a. Jangka sorong

Jangka sorong adalah suatu alat ukur untuk menentukan jarak dengan

ketelitian 0,02 atau 0,05 mm. Jangka terdiri dari dua rahang yaitu pasangan

rahang pertama digunakan untuk mengukur diameter dalam, sedangkan

pasangan rahang yang kedua digunakan untuk mengukur diameter luas. Dari

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 2

Page 3: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

pasangan rahang ini terdapat rahang yang tidak dapat bergeser (disebut rahang

tetap), dan rahang yang dapat bergeser (disebut rahang geser). Pada rahang

tetap terdapat skala utama dalam satuan cm dan mm. pada rahang geser

terdapat skala terpendek yang terbagi menjadi sepuluh bagian yang sama

disebut nonius atau vernier. Panjang 10 skala nonius atau vernier pada jangka

sorong adalah 9 mm, sehingga panjang satu skala nonius adalah 0,9 mm. jadi

selisih antara skala nonius dengan skala utama 0,1 mm. ketika rahang ditutup

panjang benda diukur adalah nol pada skala sehingga nol pada skala utama

berhimpit dengan angka nol yang terdapat pada skala nonius. Pengukuran dapat

dilakukan dengan menjepit objek pengukuran pada kedua rahang. Apabila

panjang benda yang diukur 3,5 cm rahang geser harus digeser sejauh 3,5 cm

pada skala utama.

b. Micrometer sekrup

Micrometer sekrup merupakan alat ukur benda yang sangat kecil

dengan ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Alat ini lazim digunakan untuk

mengukur ketebalan. Alat ini juga mempunyai skala utama dengan skala terkecil

0,5 mm dan ketelitian lebih tinggi dari jangka sorong dan mistar. Bagian utama

micrometer sekrup adalah sebuah poros bergulir yang dipasang pada silinder

pemutar disebut bidal. Pada ujung silinder pemutar terdapat garis-garis skala

yang membagi 50 bagian yang sama. Jika bidal di gerakkan satu putaran penuh

maka poros akan maju atau mundur 0,01 mm atau 0,01 cm. pada saat

pengukuran panjang benda dengan menggunakan micrometer sekrup, bidal

diputar sehingga benda dapat diletakkan diantara landasan dan poros, ketika

poros hampir menyetuh benda pemutaran dilakukan dengan menggunakan

roda bergigi agar poros tidak menekan benda. Dengan memutar roda bergigi ini

putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda. Jika poros

menyentuh benda, akan menyebabkan pengukuran menjadi tidak teliti, karena

micrometer sekrup merupakan suatu alat persisi yang penggunaannya harus

benar dan kebersihannya harus tetap di jaga untuk memberikan hasil yang

memuaskan.

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 3

Page 4: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

1.2.3 Mengukur Massa Benda

Massa benda biasanya diukur dengan menggunakan timbangan yaitu

dengan timbangan neraca. Neraca yang sering di gunakan adalah neraca yang

memiliki 3 lengan berskala yang dilengkapi dengan lengan geser. Massa merupakan

ukuran banyaknya zat yang terkandung dalam benda. Massa keseharian disebut

berat. Setiap pengukuran memiliki ketidakpastian. Pengukuran dengan alat yang

mempunyai ketelitian lebih akurat (seperti jangka sorong) memiliki ketidakpastian

lebih kecil dibandingkan pengukuran dengan menggunakan mistar biasa.

Ketidakpastian tersebut mengindikasikan selisih maksimum yang mungkin terjadi

antara lain terukur dengan nilai sebenarnya. Pada banyak kasus, ketidakpastian dari

suatu bilangan yang tidak dicantumkan secara eksplisit. Sebagai penggantinya,

ketidakpastian pengukuran ditunjukkan dengan angka penting atau angka signifikan

dari besaran yang diukur.

1.2.4 Angka Penting

Angka penting adalah dijit yang diketahui yang dapat dipastikan (selain

angka nol yang dipakai untuk menetapkan letak koma). Bilangan 2,50 mempunyai

tiga angka penting, sedangkan 2,503 mempunyai empat angka penting. Bilangan

0,00103 mempunyai tiga angka penting (tiga angka nol yang pertama bukanlah

angka signifikan tetapi hanyalah untuk menempatkan koma).

Adapun aturan penulisan angka penting yaitu:

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting

Contoh:

Hasil penggukuran 78,51 dan 56,5 berturut-turut mempunyai angka penting 4

dan 3 angka penting.

2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol adalah angka penting.

Contoh:

Hasil pengukuran 225 kg dan 1,007 cm berturut-turut mempunyai 3 angka

penting dan 4 angka penting.

3. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, angka nol yang terletak di

sebelah kiri angka bukan nol baik di sebelah kiri maupun sebelah kanan tanda

koma (desimal), tidak termasuk angka penting.

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 4

Page 5: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

Contoh:

Hasil pengukuran 0,51 cm dan 0,225 gr berturut-turut mempunyai 2 angka

penting dan 3 angka penting.

4. Deretan angka nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol adalah angka

penting, kecuali ada penjelasan lain. Penjelasan ini dapat berupa garis bawah

atau tanda lain pada angka terakhir yang masih dianggap angka penting.

Contoh:

Hasil pengukuran 1700 kg mempunyai 4 angka penting

Hasil pengukuran 1700 kg mempunyai 3 angka penting

Hasil pengukuran 1700 kg mempunyai 2 angka penting

Untuk bilangan yang sangat besar atau sangat kecil angka penting dapat

dikenal baik jika ditulis dengan notasi ilmiah. Hasil dari penjumlahan atau

pengurangan dua bilangan tidak mempunyai angka signifikan di luar tempat

desimal terakhir dimana kedua bilangan asal mempunyai angka signifikan.

Contoh: Hitunglah jumlah dari 1,040 dan 0,2134

Bilangan pertama, 1,040 hanya mempunyai 3 angka penting di belakang koma,

sedangkan bilangan kedua, 0,2134 mempunyai 4 angka penting di belakang koma.

Menurut aturan, hasil penjumlahan hanya dapat mempunyai 3 angka penting di

belakang koma desimal. Jadi, kita peroleh 1,040 + 0,2134 = 1,253. Jumlah angka

penting dalam hasil pengalian atau pembagian tidak lebih besar dari jumlah angka

penting terkecil dari faktor-faktornya.

Kegunaan jangka sorong adalah:

Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit.

Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang dengan

cara diukur.

Untuk mengukur kedalaman celah atau lubang pada suatu benda dengan cara

“menancapkan atau menusukkan” bagian pengukur.

Kegunaan mikrometer sekrup adalah:

Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan,

blok-blok, dan batang-batang.

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 5

Page 6: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu

benda.

Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-

langkah dan slot-slot.

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 6

Page 7: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

BAB II

PROSEDUR KERJA

2.1 Alat dan bahan

1. Jangka sorong berfungsi untuk

Mengukur panjang sebuah benda

Mengukur diameter luar benda

Mengukur diameter dalam benda

Mengukur kedalaman benda

2. Mikrometer berfungsi untuk

Mengukur ketebalan benda yang tipis

Mengukur diameter luar benda yang kecil

Mengukur kedalaman benda yang kecil pad mikrometer yang memiliki

rahang geser.

3. Penggaris berfungsi untuk mengukur panjang benda.

4. Benda uji bentuk silinder berfungsi untuk diukur tinggi dan diameternya.

5. Benda uji berbentuk kawat berfungsi untuk diukur panjang dan diameternya.

6. Benda uji bentuk balok berfungsi untuk diukur panjang dan diameternya.

7. Benda uji berbentuk plat besi berfungsi untuk diukur panjang, lebar dan

tingginya.

8. Benda uji berupa cairan berfungsi untuk diukur massa airnya.

9. Gelas ukur berfungsi sebagai wadah bahan cair.

10. Benang tebal berfungsi untuk alat bantu pngukur panjang kawat.

2.2 Cara kerja

A. Pengukuran balok

1. Panjang balok diukur menggunakan penggaris sebanyak 8 kali

2. Lebar dan tinggi balok diukur dengan jangka sorong minimum 8 kali

B. Pengukuran kawat

1. Panjang kawat dapat diukur menggunakan penggaris, benang digunakan

sebagai alat bantu untuk mengukur panjang kawat bila kawat yang

digunakan tidak lurus sempurna.

2. Diameter kawat diukur menggunakan mikrometer, minimum 8 kali

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 7

Page 8: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

C. Pengukuran volume air

1. Bejana atau gelas ukur kosong ditimbang

2. 100 ml air dimasukkan ke dalam gelas ukur, kemudian air ditimbang dan

massa air ditentukan.

3. Gelas ukur dikosongkan lagi, kemudian 100 ml air dimasukkan dan

ditimbang.

4. Diulangi minimum 8 kali

D. Pengukuran benda berbentuk silinder (berlobang)

1. Tinggi silinder diukur dengan jangka sorong sebanyak 8 kali.

2. Diameter dalam dan diameter luar silinder diukur dengan jangka sorong

sebanyak 8 kali.

E. Pengukuran plat besi

1. Panjang plat diukur menggunakan penggaris sebanyak 8 kali.

2. Lebar plat diukur menggunakan jangka sorong dan tinggi plat

menggunakan mikrometer, masing-masing minimum 8 kali.

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 8

Page 9: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

2.3 Skema alat

Gambar 2.1 skema alat

Keterangan :

1. Neraca

2. Benda uji berbentuk kawat

3. Benda uji bentuk plat besi

4. Benda uji bentuk silinder

5. Jangka sorong

6. Mikrometer sekrup

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 9

1

2

3

4

5

6

Page 10: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

JURNAL

DASAR PENGUKURAN (M1)

A. Menentukan massa jenis akrilik

No m (g) P (cm) l (cm) t (cm)

1 247,9 4,05 4,05 2

2 247,8 4,05 4,05 2

3 248,2 4,05 4,05 2

B. Menentukan massa jenis kawatNo m (g) d (cm) p (cm)

1 5,7 0,20003 12

2 5,72 0,2001 11,9

3 5,69 0,2002 12

C. Menentukan menis massa jenis airNo m (g) V (ml)

1 61,2 60

2 84,6 80

3 98,8 100

D. Menentukan massa jenis tabung beronggaNo m (g) t (cm) ddalam (cm) dluar (cm)

1 19,4 6,725 2,15 2,65

2 19,49 6,72 2,15 2,55

3 19,5 6,725 2,15 2,65

Mengetahui Padang,10 Maret 2014Asisten Praktikan

Putri Asriya Kelompok I

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 10

Page 11: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 11

Page 12: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

BAB III

DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Jurnal (terlampir)

3.2 Perhitungan

A. Menentukan massa jenis balok besi

m1 = 247,9 gr V = p x l x t

p1 = 4,05 cm = 4,05 x 4,05 x 2

l1 = 4,05 cm = 32,8 cm3

t1 = 2 cm

Tabel 3.1 Hasil pengukuran massa jenis balok besi

No m (gr) V (cm3) ρ ( 3)

1 247,9 32,8 7,56

2 247,8 32,8 7,55

3 248,2 32,8 7,57

Tabel 3.2 Ralat pengukuran massa jenis balok besi

No - (ρ - )2

1 7,56 7,56 0 0

2 7,55 7,56 -0,01 0,0001

3 7,57 7,56 0,01 0,0001

Σ (ρ - )2 0,0002

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 12

Page 13: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

RM = RN = × 100%

= = × 100%

= = 0,13 %

= 0,01

B. Menentukan massa jenis kawat

m1 = 4,17 gr

d1 = 6,3 cm

p1 = 9,4 cm

V = π d x p

= 3,14 (0,20003)2 . 12

= 0,38 cm3

Tabel 3.3 Hasil pengukuran massa jenis kawat

No m (gr) V (cm3) ρ ( 3)

1 5,7 0,38 15

2 5,72 0,38 15,5

3 5,69 0,38 14,49

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 13

Page 14: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

Tabel 3.4 Ralat pengukuran massa jenis kawat

No - (ρ - )2

1 15 15,15 0,15 0,0225

2 15,5 15,15 0,35 0,1225

3 14,96 15,15 -0,19 0,0036

Σ (ρ - )2 0,1486

RM = RN = × 100%

= = × 100%

= = 4,79 %

= 0,726

C. Menentukan massa jenis air

mair = 61,2 gr

Vair = 60 ml

Tabel 3.5 Hasil pengukuran massa jenis air

No m (gr) V (ml) ρ ( 3)

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 14

Page 15: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

1 61,2 60 1,02

2 84,6 80 0,95

3 98,8 100 1,01

Tabel 3.6 Ralat pengukuran massa jenis air

No - (ρ - )2

1 1,02 0,99 0,03 0,0009

2 0,95 0,99 -0,07 0,0049

3 1,01 0,99 0,02 0,0004

Σ (ρ - )2 0,0062

RM = RN = × 100%

= = × 100%

= = 5,66 %

= 0,056

D. Menentukan massa jenis tabung berongga

m1 = 19,4 gr

ddalam1 = 2,15 cm

dluar1 = 2,65 cm

t1 = 6,725 cm

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 15

Page 16: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

V = π ( dluar-ddlam)2 . t

= . 3,14. (2,65 – 2,15)2 6,725

= 1,32 cm3

Tabel 3.7 Hasil pengukuran massa jenis tabung berongga

No m (gr) V (cm3) ρ ( 3)

1 19,4 1,32 14,7

2 19,49 1,32 14,77

3 19,5 1,32 14,78

Tabel 3.8 Ralat pengukuran massa jenis tabung berongga

No - (ρ - )2

1 14,7 14,75 -0,05 0,0025

2 14,77 14,75 0,02 0,0004

3 14,78 14,75 0,03 0,0009

Σ (ρ - )2 0,0038

RM = RN = × 100%

= = × 100%

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 16

Page 17: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

= = 0,3 %

= 0,04

3.3 Analisa

Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan nilai perhitungan massa jenis

dari beberapa benda dengan tiga kali percobaan, yaitu balok besi, kawat besi, dan

tabung berongga yang akan dibandingkan dengan nilai massa jenis tersebut yang ada

pada literature (berdasarkan teori). Dimana masing-masing benda tersebut memiliki

nilai massa jenis yang telah ditetapkan.

Pada pengukuran balok besi digunakan jangka sorong untuk mengukur panjang,

lebar, dan tinggi sehingga didapatkan volume balok tersebut. Sedangkan untuk

mengukur massanya digunakan neraca. Dengan menggunakan rumus massa jenis maka

didapatkan massajenis tersebut. Dari hasil praktikum yang didapatkan ternyata massa

jenis balok pada literatur dengan hasil praktikum yang didapatkan tidak jauh dari

literatur, nilai literaturnya adalah 7,6 – 7,8 g/cm3, sedangkan nilai pada praktikum

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 17

Page 18: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

didapatkan 7,56. Hal ini sebenarnya bsia tidak terjadi apabila lebih teliti dalam

penyetelan alat dan dalam pengukuran yang dilakukan.

Pada percobaan kedua adalah mengukur massa jenis kawat. Kawat yang

digunakan adalah kawat besi. Dari perhitungan ini didapatkan hasil perhitungan massa

jenis kawat yang sangat berbeda dengan literatur. Yang mana literaturnya adalah 8,9

g/cm3 , sedangkan nilai yang didapatkan besarnya dua kali lipat nilai literature. Maka

pada percobaan ini dapat dikatakan gagal. Kesalahan yang terjadi terdapat pada saat

mengukur diameter kawat dengan menggunakan mikrometer sekrup membutuhkan

ketelitian yang tinggi dalam pembacaan skalanya.

Percobaan ketiga mengukur massa jenis air. Dalam percobaan ini didapatkan

massa jenis air yang dicari pada saat praktikum mendekati atau sama massa jenis air

pada literatur. Yang mana nilai literatur massa jenis air yaitu 1 g/cm3 . Pada percobaan

nilainya berkisar dari 0,95 – 1,02.

Percobaan yang terakhir adalah mengukur massa jenis tabung berongga yang

didapat dari pengukuran yaitu niainya sangat jauh dari nilai literature tabung berongga

yang besarnya 8,80 g/cm3 . Sedangkan nilai yang didapatkan yaitu sekitar 14 g/cm3.

Hasil pengukuran yang didaptkan terhadap beberapa benda tersebut, secara

umum dapat dikatakan cukup akurat, karena hasil yang didapatkan dari pengukuran

mendekati nilai yang ada pada ralat dan nilai RN pada pengukuran pada pengukuran

dibawah 5%. Namun satu dari empat percobaan yang dilakukan pada saat menentukan

massa jenis air, ralatnya lebih dari 5%, hal ini diakibatkan karena tidak telitinya dalam

mengukur air dan berat bejana yang digunakan.

Adapun kesalahan- kesalahan yang terjadi adalah hal yang tidak boleh terjadi,

namun kesalahan tetap terjadi. Kesalahan yang terjadi berada pada saat pengkuran yang

mana alat ukur yang digunakan tidak teliti.

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 18

Page 19: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang telah dilakukan,

dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :

a. Mengukur adalah usaha untuk memecahkan suatu permasalahan secara

kuantitatif.

b. Nilai suatu pengukuran tidak bisa ditetapkan dari satu kali pengukuran,

tetapi harus ada pengulangan agar didapatkan hasil yang mendekati

bahkan sama dengan literatur.

c. Setiap pengukuran memiliki tingkat ketelitian sesuai dengan alat yang

digunakan, semakin tinggi ketelitian, semakin tinggi pula kebenarannya.

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 19

Page 20: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

4.2 Saran

Adapun saran yang diberikan agar praktikan lebih memahami tentang

percobaan yang dilakukan, yaitu :

a. Praktikan lebih memahami teori

b. Pahami langkah kerja dengan baik agar terhindar dari kesalahan.

c. Lebih teliti dalam melakukan pengukuran yang dilakukan agar hasil

yang didapatkan lebih akurat.

JAWABAN PERTANYAAN

1. Berapakah skala terkecil dari alat ukur jangka sorong, mikrometer, dan

penggaris ?

Jawab:

Skala terkecil dari jangka sorong adalah 1 mm dengan ketelitian 0.05 mm.

Skala terkecil dari micrometer adalah 0,5 mm dengan ketelitian 0,01 mm.

Skala terkecil dari penggaris adalah 1 mm

2. Sebutkan kesalahan yang dapat terjadi bila melakukan pengukuran beserta

contohnya !

Jawab:

Kesalahan yang dapat terjadi saat melakukan pengukura adalah kesalahan

sistematis dan kesalahan acak.

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 20

Page 21: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

Contoh kesalahan sitematis: kesalahan akibat peralatan yang tidak di kalibrasi

dengan benar.

Contoh kesalahan acak: kesalahan saat pembacaan skala pada ukuran terkecil.

3. Mengapa dalam eksperimen pengukuran harus diulangi beberapa kali ?

Jawab:

Pengukuran harus diulangi beberapa kali agar kita mendapatkan data yang

akurat atau ukuran yang sebenarnya.

4. Bagaimana cara mendapat variasi data yang berbeda untuk mengukur dimensi

benda ?

Jawab:

Agar mendapat variasi data yang berbeda, pengukuran harus dilakukan secara

berulang di beberapa titik yang berbeda.

5. Papan persegi panjang memiliki panjang (21,3 + 0,2)cm dan lebar (98,0 + 0,1)cm.

Hitunglah luas papan dan ketidakpastian dalam perhitungan luas !

Jawab:

Dik : p = (21,3 + 0,2)cm

l = (98,0 + 0,1)cm

Dit : L = ?

Berdasarkan aturan angka penting, maka hasil perhitungan di atas adalah 209

cm2.

6. Berapakah jumlah angka penting pada nilai terukur ini (a) 23 cm (b) 3,589 (c)

4,67.103 m/s (d) 0,0032m ?

Jawab:

(a) 23 cm = 2 angka penting

(b) 3,589 = 4 angka penting

(c) 4,67.103m/s= 3 angka penting

(d) 0,0032 m = 2 angka penting

7. Buatlah perkiraan bagan data pengamatan untuk percobaan ini !

A.Menentukan massa jenis balok besi

No. m (g) p (cm) l (cm) t (cm)

1

2

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 21

Page 22: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

3

B. Menentukan massa jenis kawat

No. m (g) d (cm) p (cm)

1

2

3

C. Menentukan massa jenis air

No m (g) V (cm3)

1

2

3

D. Menentukan Massa Jenis Tabung Berongga

No. m (g) t (cm) ddalam (cm) dluar (cm)

1

2

3

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 22

Page 23: m1 dasar dasar pengukuran

(Laboratorium Fisika Dasar)

DAFTAR PUSTAKA

Alonso,Marcelo dan Edward J. Finn.1994.Dasar - dasar Fisika Universitas.

Bandung:Edisi Mahasiswa

Giancoli,Douglas C.2001.Fisika Edisi Ketiga Jilid I.Jakarta:Erlangga

Halliday,David.1987.Fisika Edisi Ketiga Jilid I.Jakarta:Erlangga

Dasar-Dasar Pengukuran (M1)Teknik Elektro 23