M - 6

11
M-VI JIG 6.1 Tujuan Percobaan 1. Memisahkan mineral-mineral berharga dari pengotornya dengan alat JIG. 2. Menentukan recovery (perolehan) mineral berharga dengan alat JIG. 3. Menentukan Ratio of Concentration mineral berharga dengan menggunakan alat jig. 6.2 Teori Dasar Jigging adalah suatu proses pemisahan bijih dalam suatu media cair berdasarkan perbedaan berat jenis dari partikel mineral yang mengakibatkan kesanggupan dari partikel tadi mengatur dirinya dan mengambil kedudukan atau statifikasi dalam beberapa lapisan sesuai dengan berat jenisnya dan kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran. Dalam jigging digunakan gaya hidrolis, yaitu bergantian aliran air ke atas (pulsion) dan aliran air ke bawah (suction). Pulsion yang membuat butiran-butiran mineral tersebut terdorong dan terangkat keatas, dimana butiran mineral ringan terangkat keatas lebih jauh dari butiran mineral berat. Sedangkan suction terjadi pada saat saringan terangkat ke atas, air akan disedot ke bawah sehingga butiran-butiran turun kembali ke atas saringan.

description

hihi

Transcript of M - 6

Page 1: M - 6

M-VI

JIG

6.1 Tujuan Percobaan

1. Memisahkan mineral-mineral berharga dari pengotornya dengan alat JIG.

2. Menentukan recovery (perolehan) mineral berharga dengan alat JIG.

3. Menentukan Ratio of Concentration mineral berharga dengan

menggunakan alat jig.

6.2 Teori Dasar

Jigging adalah suatu proses pemisahan bijih dalam suatu media cair

berdasarkan perbedaan berat jenis dari partikel mineral yang mengakibatkan

kesanggupan dari partikel tadi mengatur dirinya dan mengambil kedudukan atau

statifikasi dalam beberapa lapisan sesuai dengan berat jenisnya dan kemudian

dilanjutkan dengan pengeluaran.

Dalam jigging digunakan gaya hidrolis, yaitu bergantian aliran air ke atas

(pulsion) dan aliran air ke bawah (suction). Pulsion yang membuat butiran-butiran

mineral tersebut terdorong dan terangkat keatas, dimana butiran mineral ringan

terangkat keatas lebih jauh dari butiran mineral berat. Sedangkan suction terjadi

pada saat saringan terangkat ke atas, air akan disedot ke bawah sehingga

butiran-butiran turun kembali ke atas saringan.

Foto 6.1Alat Jig

Page 2: M - 6

Pada saat terjadi pulsion dan suction, maka partikel mengalami gaya

yang berbeda disebabkan oleh :

1. Differential Initial Acceleration

Pada saat pulsion, tekanan air arahnya ke atas melalui saringan,

membuat butiran-butiran yang di atas saringan sebagai suatu massa terangkat

dan meregang (mengembang), bergerak ke atas sampai kecepatannya sedikit

demi sedikit berkurang sampai nol. Pada saat itu dapat dianggap sebagai

permulaan jatuh butiran-butiran dari kedudukan diam (nol) dengan percepatan

pendahuluan (initial acceleration), sedangkan kecepatan jatuhnya hanya

tergantung pada berat jenis, sedangkan ukuran butiran tidak berpengaruh.

2. Hindered Settling

Pada saat pulsion maka partikel akan terangkat dan karena campuran

solid liquid disini sangat kental maka partikel tersebut mengatur dirinya menurut

Hindered settling.

3. Consolidation Trickling

Pada akhir dari suction, saat butiran-butiran besar akan mulai merapat

satu sama lain, butiran-butiran kecil lebih bebas bergerak ke bawah menerobos

masuk lewat celah-celah butiran besar karena gaya beratnya (gravitasi).

Butiran kecil mengendap lebih lama dibanding pada keadaan initial

acceleration maupun hindered settling.

6.3 Alat dan Bahan

6.3.1 Alat

a) Timbangan (neraca)

b) Splitter

c) Alas plastik/karpet

d) Sendok

e) Nampan

f) Kantong plastik

g) Mikroskop/loop

h) Corong

i) Papan Grain counting

j) Pan pemanas

k) Pemanas

Page 3: M - 6

l) Ember

m) Gelas ukur

n) Stopwatch

o) Jig

6.3.2 Bahan

a. Mineral Kasiterit (SnO2), sebanyak 100 gr dengan ukuran - 40 + 70 # dan -

70#

b. Mineral Kuarsa (SiO2), sebanyak 300 gr dengan ukuran - 40 + 70 # dan -

70#.

6.4 Prosedur Percobaan

1) Lakukan mixing antara kasiterit dengan kuarsa.

2) Lakukan coning dan quartering.

3) Tentukan kadar feed dengan grain counting.\

4) Campur kasiterit dan kuarsa di atas dengan air dan aduk hingga merata.

5) Hidupkan motor Jig.

6) Masukkan feed di atas pada feeder jig setiap 15 detik.

7) Atur kecepatan air sampai feed habis semuanya.

8) Matikan motor jig.

9) Ambil konsentrat, kemudian saring.

10) Masukkan ke pan pemanas dan keringkan pada suhu 100 sampai

105°C sampai airnya hilang.

11) Timbang berat konsentrat.

12) Tentukan kadar konsentrat (kasiterit) dengan grain counting.

13) Tentukan berat tailing (T) dan kadarnya (t), dengan rumus :

a) Material Balance

b) Metallurgical Balance

F = C + T

F C . c + T . t

Page 4: M - 6

Dimana : F = Berat Feed (gr)

f = Kadar Feed (%)

C = Berat Konsentrat (gr)

c = Kadar Konsentrat (%)

T = Berat Tailing (gr)

t = Kadar Tailing (%)

6.5 Data Percobaan

Tabel 4.1Data grain counting (a)

NoSiO2

(Butir)SnO2

(Butir)No

SiO2

(Butir)SnO2

(Butir)

1 26

2 27 7 3

3 28

4 29 15 3

5 30

6 31

7 32

8 33 9 2

9 34

10 10 4 35

11 36

12 37 11 5

13 38

14 39

15 40

16 41 3 1

17 17 2 42

18 13 4 43 11 1

19 44 13 2

20 45

21 46 3 2

22 47

23 8 2 48

24 11 1 49

25 50

∑ Jumlah 146 36Massa feed (F) = 500 gr

Tabel 4.2Data grain counting (b)

Page 5: M - 6

NoSiO2

(Butir)SnO2

(Butir)No

SiO2

(Butir)SnO2

(Butir)

1 7 3 26 6 7

2 3 4 27 6 4

3 5 6 28 6 8

4 6 4 29 7 8

5 5 4 30 8 6

6 7 4 31 3 5

7 5 7 32 4 4

8 6 2 33 5 2

9 3 1 34 5 7

10 2 3 35 5 3

11 1 3 36 5 4

12 3 3 37 4 9

13 5 6 38 8 9

14 4 7 39 3 7

15 4 3 40 2 9

16 2 7 41 2 6

17 5 3 42 4 6

18 6 4 43 4 2

19 3 8 44 5 3

20 5 4 45 2 6

21 4 3 46 3 6

22 3 7 47 4 5

23 3 8 48 4 2

24 6 8 49 2 3

25 6 2 50 2 15

∑ Jumlah 218 264

Massa feed (F) = 500 gr

Berat Konsentrat (C)= 234,4 gr

Tabel 4.3Hasil pengolahan data grain counting (b)

No SnO2 SiO2 KSnO2 No SnO2 SiO2 KSnO2

Page 6: M - 6

(butir) (butir) (%) (butir) (butir) (%)1 7 3 53,09735 26 6 7 75,500772 3 4 77,88595 27 6 4 63,781323 5 6 76,0181 28 6 8 77,885954 6 4 63,78132 29 7 8 75,117375 5 4 67,87879 30 8 6 66,45576 7 4 60,15038 31 3 5 81,49017 5 7 78,71486 32 4 4 72,538868 6 2 46,82274 33 5 2 51,376159 3 1 46,82274 34 5 7 78,71486

10 2 3 79,84791 35 5 3 61,3138711 1 3 88,79493 36 5 4 67,8787912 3 3 72,53886 37 4 9 85,5978313 5 6 76,0181 38 8 9 74,8218514 4 7 82,21477 39 3 7 86,0403915 4 3 66,4557 40 2 9 92,2401216 2 7 90,23941 41 2 6 88,7949317 5 3 61,31387 42 4 6 79,8479118 6 4 63,78132 43 4 2 56,9105719 3 8 87,56841 44 5 3 61,3138720 5 4 67,87879 45 2 6 88,7949321 4 3 66,4557 46 3 6 84,0840822 3 7 86,04039 47 4 5 76,7543923 3 8 87,56841 48 4 2 56,9105724 6 8 77,88595 49 2 3 79,8479125 6 2 46,82274 50 2 15 95,19492

∑ Jumlah 218 264 76,18419

6.6 Pengolahan data

Page 7: M - 6

- Perhitungan kadar Feed (c), data ditunjukan pada tabel Grain Counting

(a)

KSnO2=nSnO2 ×ρSnO2

( nSnO2 ×ρSnO2 ) + ( nSiO2 ×ρSiO2 ) × 100%

=36 butir x 7 ton/m³( 36 butir x 7 ton/m³ ) + (146 butir x 2,5 ton/m³ )

× 100%

=39,4 %

- Perhitungan kadar konsentrat (c), data ditunjukan pada tabel Grain

Counting (b)

KSnO2=nSnO2 ×ρSnO2

( nSnO2 ×ρSnO2 ) + ( nSiO2 ×ρSiO2 ) × 100%

=264 butir x 7 ton/m³( 264 butir x 7 ton/m³ ) + (218 butir x 2,5 ton/m³ )

× 100%

=76 ,18 %

- Material Balance

F = C + T

T = F - C

= 500 gr – 234,4 gr

= 265,6 gr

- Perhitungan Metallurgical Balance [kadar tailing (t)]

t =F.f – C.cT

t =500 gr x 39,44 % – 234,4 gr x 76,18 %265,6 gr

t = 7 %

- Perhitungan ratio of concentrate (K)

K =FC

K =500 gr 234,3 gr

K= 2,3

- Perhitungan recovery (R)

R = C.cF.f

Page 8: M - 6

= 234,4 gr x 7 %500 gr x 39,44 %

x 100%

= 90,57 %

6.7 Hasil Perhitungan

Tabel 4.3Data Hasil perhitungan

Mineral

Feed Konsentrat Tailing

Berat

Total (gr)

Berat (gr)

Kadar (%)

Berat

Total (gr)

Berat (gr)

Kadar (%)

Berat

Total (gr)

Berat (gr)

Kadar (%)

Kasiterit 500

302,8 60,56234,4

55,8 23,82265,6

247 93

Kuarsa 197,2 39,44 178,6 76,18 78,6 7

6.8 Analisa

Pada proses pemisahan mineral dengan menggunakan jig ini memiliki

prinsip kerja yang masih sama dengan alat-alat concentrating sebelumnya yaitu

pemisahan dengan mengandalkan berat jenis. Pada praktikum kali ini percobaan

yang dilakukan ada dua alat yang digunakan, yaitu Jig dan Shaking Table.

Sebelum memasukan feed ke alat (Jig), di lakukan grain counting pertama untuk

mencari Kadar dari feed nya. Grain counting yang pertama untuk jig sendiri tidak

semua kolom yang ada pada papan grain counting dihitung butirnya karena

kondisi size dari feed nya sendiri sangat halus dan sulit dalam perhitungan,

sehingga hanya pada beberapa kolom yang diambil datanya. Pemisahan dengan

menggunakan jig ini didapat hasil concentrate yang sangat bagus. Dimana

setelah pemisahan dilakukan grain counting kedua untuk mencari kadar

concentrat, hasilnya kadar contertrate yang didapat adalah 76,18%.

6.9 Kesimpulan

Dengan proses pendulangan yang dilakukan pada tanggal 23 November

2013 diperoleh bahwa

Recovery (R) 90,57 %,

Ratio of concentration maka (K) 2,3

Page 9: M - 6

DAFTAR PUSTAKA

Staff Asisten Lab. Tambang, “Penuntun Praktikum Pengolahan Bahan

Galian”, 2011, Universitas Islam Bandung, Bandung.

Agam, Ridha. 2007. “Modul Praktikum Pengolahan Bahan Galian”.

Universitas Negeri Padang.Blogspot. Diakses pada 29 Oktober 2011.