M 4 DULANG

13
M – IV DULANG 4.1 TUJUAN PERCOBAAN 1. Memisahkan mineral-mineral berharga dari pengotornya dengan dulang berdasarkan perbedaan berat jenisnya. 2. Menentukan Recovery (perolehan) mineral berharga dengan dulang. 3. Menentukan Ratio Of Concentration mineral berharga. 4.2 TEORI DASAR Pendulangan merupakan salah satu cara pemisahan partikel mineral dengan cara tradisional yang masih dilakukan untuk memisahkan mineral berharga dengan mineral pengotornya yang berdasarkan perbedaan berat jenisnya, berdasarkan perbedaan pergerakanya yang disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja bersamaan terhadapnya seperti gaya berat (gravity) dari suatu atau lebih gaya-gaya yang lain. Cara ini biasanya digunakan untuk memisahkan mineral logam dengan pengotornya. Pada umumnya gaya-gaya lain yang bekerja terhadap partikel-partikel mineral tersebut, ialah gaya tahanan medium terhadap partikel bergerak turun terhadap partikel medium yang dipakai pendulangan adalah air.

description

dulang

Transcript of M 4 DULANG

Page 1: M 4 DULANG

M – IV

DULANG

4.1 TUJUAN PERCOBAAN

1. Memisahkan mineral-mineral berharga dari pengotornya dengan dulang

berdasarkan perbedaan berat jenisnya.

2. Menentukan Recovery (perolehan) mineral berharga dengan dulang.

3. Menentukan Ratio Of Concentration mineral berharga.

4.2 TEORI DASAR

Pendulangan merupakan salah satu cara pemisahan partikel mineral dengan

cara tradisional yang masih dilakukan untuk memisahkan mineral berharga dengan

mineral pengotornya yang berdasarkan perbedaan berat jenisnya, berdasarkan

perbedaan pergerakanya yang disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja bersamaan

terhadapnya seperti gaya berat (gravity) dari suatu atau lebih gaya-gaya yang lain.

Cara ini biasanya digunakan untuk memisahkan mineral logam dengan pengotornya.

Pada umumnya gaya-gaya lain yang bekerja terhadap partikel-partikel

mineral tersebut, ialah gaya tahanan medium terhadap partikel bergerak turun

terhadap partikel medium yang dipakai pendulangan adalah air.

Gambar 4.1 Dulang

Page 2: M 4 DULANG

4.3 ALAT DAN BAHAN

4.3.1 Alat

a. Timbangan (neraca)

b. Splitter

c. Alat plastik / karpet

d. Sendok

e. Nampan

f. Kantong plastik

g. Mikroskop / loope

h. Papan grain countuing

i. Pan Pemanasan (oven)

j. Ember

k. Gelas ukur

l. Karpet konsentrat

m. Dulang / pan

4.3.2 Bahan

a. Mineral Kasiterit (SnO2), sebanyak 100 gr dengan ukuran -40# +70# dan

-70#.

b. Mineral Kuarsa (SiO2), sebanyak 300 gr dengan ukuran -40# +70# dan -

70#.

4.4 Prosedur Percobaan

1. Lakukan mixing antara kasiterit dengan pasir kuarsa.

2. Lakukan coning dan quartering.

3. Tentukan kadar feed dengan grain counting.

4. Ukur diameter dulang.

5. Ukur debit yang digunakan.

6. Campur kasiterit dan kuarsa diatas dengan air dan aduk.

7. Masukan feed diatas dulang.

8. Atur kecepatan air sampai proses selesai.

9. Ambil kosentrat, kemudian saring.

Page 3: M 4 DULANG

10. Masukan ke pan pemanas dan keringkan pada suhu 100 C sampai 150OC

sampai airnya hilang.

11. Timbang berat konsentrat.

12. Tentukan kadar konsentrat (kasiterit) dengan grain counting.

13. Tentukan berat hilang (T) dan Kadarnya (t) dengan rumus :

a. Material Balance.

F = C + T

b. Metallurgical Balance.

F.f = C.C + T.t

Dimana :

F = Berat feed (gr)

f = Kadar feed (%)

C = Berat konsentrat (gr)

c = Kadar konsentrat (%)

T = Berat tailling (gr)

T = Kadar tailling (%)

4.5 TUGAS

1. Isilah table berikut :

2. Tentukan Recovery (R) kasiterit dengan rumus :

R=C .cF . f

X100%

3. Tentukan ratio of concentration (K) dengan rumus :

K= FC

4.6 DATA HASIL PRAKTIKUM

Mineral

Feed (F) konsentrat (K) Tailling (T)Berat (gr)

Kadar (%)

Berat (gr)

Kadar (%)

Berat (gr)

Kadar (%)

KuarsaKasiter

it

Page 4: M 4 DULANG

Table 4.1Data Hasil Perhitungan Butir Konsentrat

Nomor n SnO2 n Sio2 Kadar Kasiterit

Nomor n SnO2 n Sio2 Kadar Kasiterit

1 10 10 26 17 32 9 6 27 15 53 20 9 28 11 64 12 2 29 7 45 6 2 30 11 56 18 3 31 8 17 11 7 32 5 48 13 9 33 8 39 4 2 34 12 910 10 5 35 13 211 6 7 36 8 412 14 5 37 9 513 8 7 38 7 414 6 8 39 7 515 11 2 40 8 216 10 4 41 13 917 9 7 42 23 718 11 10 43 9 119 20 3 44 11 320 21 7 45 13 521 15 6 46 9 822 13 8 47 7 823 10 10 48 11 524 4 2 49 4 125 22 4 50 17 2

Table 4.2Data Hasil Perhitungan Butir Tailing

Nomor n SnO2 n Sio2 Kadar Kuarsa (%)

Nomor n SnO2 n Sio2 Kadar Kuarsa (%)

1 0 5 26 1 62 0 5 27 0 103 0 8 28 0 44 0 6 29 0 55 1 7 30 1 76 0 7 31 0 57 0 5 32 0 48 1 9 33 0 59 0 3 34 0 210 0 6 35 0 711 0 8 36 0 512 0 8 37 0 1113 0 4 38 1 414 1 13 39 0 115 0 4 40 0 3

Page 5: M 4 DULANG

16 1 9 41 0 517 1 6 42 0 718 0 3 43 0 419 0 3 44 0 320 1 4 45 0 321 0 12 46 1 322 0 8 47 0 523 1 4 48 0 624 0 7 49 1 125 0 9 50 0 3

Table 4.3Data Hasil Kegiatan

MineralFeed Konsentrat Tailing

Berat (gr)Kadar

(%)Berat (gr)

Kadar (%)

Berat (gr)Kadar

(%)Kuarsa

200 119 81Kasiterit

Foto 4.1Penimbangan Sample berupa Campuran Kasiterit dan Kuarsa

Page 6: M 4 DULANG

Foto 4.2Proses Pendulangan

Foto 4.3Hasil Pendulangan Berupa Konsentrat

Page 7: M 4 DULANG

Foto 4.4Pengeringan Konsentrat dan Tailing Hasil Pendulangan

4.7 Pengolahan Data

K SnO2 = nSnO 2x ρ SnO 2

(n SnO2 x ρ SnO 2)+(nSiO2 x ρ SiO2) x 100 %

= 556 x7

(556 x7 )+(256 x2,65)x 100%=85,156%

K SiO2 = nSiO 2x ρ SiO2

(n SnO2 x ρ SnO 2)+(nSiO2 x ρ SiO2) x 100 %

= (282x 2,65)

(12x 7 )+(282x 2,65)x100%=89,895%

Berat Tailing

F = C + T

T = F – C

T = 200 – 119 = 81 gr

Kadar (f) Feed

F.f = C.c + T.t

f = (C.c + T.t)/F

f =

(1119 x85,156)+(81x 89,895)200

f = 87,075%

Recovery

R = C .cF . t

x100%

R = 119 x 85,156200x 87,075

x 100%

R = 58,188%

ROC

ROC = FC

= 200119

=1,68067

Page 8: M 4 DULANG

Kemiringan dulang

Tg = 724

= 16,26o

4.8 Data Hasil Pengolahan

Table 4.4Data Hasil Perhitungan Kadar Kasiterit

Nomor n SnO2 n Sio2 Kadar Kasiterit

Nomor n SnO2 n Sio2 Kadar Kasiterit

1 10 10 72.5389 26 17 3 93.73772 9 6 79.8479 27 15 5 88.79493 20 9 85.4440 28 11 6 82.88484 12 2 94.0649 29 7 4 82.21485 6 2 88.7949 30 11 5 85.31866 18 3 94.0649 31 8 1 95.48177 11 7 80.5861 32 5 4 76.75448 13 9 79.2338 33 8 3 87.56849 4 2 84.0841 34 12 9 77.886010 10 5 84.0841 35 13 2 94.496411 6 7 69.3642 36 8 4 84.084112 14 5 88.0899 37 9 5 82.623013 8 7 75.1174 38 7 4 82.214814 6 8 66.4557 39 7 5 78.714915 11 2 93.5601 40 8 2 91.354016 10 4 86.8486 41 13 9 79.233817 9 7 77.2532 42 23 7 89.668618 11 10 74.3961 43 9 1 95.963419 20 3 94.6266 44 11 3 90.641620 21 7 88.7949 45 13 5 87.290221 15 6 86.8486 46 9 8 74.821922 13 8 81.1052 47 7 8 69.800623 10 10 72.5389 48 11 5 85.318624 4 2 84.0841 49 4 1 91.354025 22 4 93.5601 50 17 2 95.7361

∑ 556 256 4219.3441

Table 4.5Data Hasil Perhitungan Kadar Tailing

Nomor n SnO2 n Sio2 Kadar Kuarsa (%)

Nomor n SnO2 n Sio2 Kadar Kuarsa (%)

1 0 5 100 26 1 6 69.4323142 0 5 100 27 0 10 1003 0 8 100 28 0 4 1004 0 6 100 29 0 5 1005 1 7 72.60274 30 1 7 72.60274

Page 9: M 4 DULANG

6 0 7 100 31 0 5 1007 0 5 100 32 0 4 1008 1 9 77.309562 33 0 5 1009 0 3 100 34 0 2 10010 0 6 100 35 0 7 10011 0 8 100 36 0 5 10012 0 8 100 37 0 11 10013 0 4 100 38 1 4 60.22727314 1 13 83.112183 39 0 1 10015 0 4 100 40 0 3 10016 1 9 77.309562 41 0 5 10017 1 6 69.432314 42 0 7 10018 0 3 100 43 0 4 10019 0 3 100 44 0 3 10020 1 4 60.227273 45 0 3 10021 0 12 100 46 1 3 53.17725822 0 8 100 47 0 5 10023 1 4 60.227273 48 0 6 10024 0 7 100 49 1 1 27.4611425 0 9 100 50 0 3 100

Table 4.6Data Hasil Feed, Konsentrat, dan Tailing

MineralFeed Konsentrat Tailing

Berat (gr)Kadar

(%)Berat (gr)

Kadar (%)

Berat (gr)Kadar

(%)Kuarsa

200 87,075 119 85,156 81 89,895Kasiterit

4.9 Analisis dan Pembahasan

Dari hasil percobaan menggunakan dulang dengan kemiringan

dulang sebesar 16,26o dan dengan memasukan feed sebesar 200gr

didapatkan 119gr konsentrat dan 81gr tailing yang sebelumnya dikeringkan

menggunakan pan pemanas. Dan dari hasil pengamatan diketahui didalam

tailing ternyata masih banyak masih mengandung mineral-mineral berharga.

Kadar kasiterit yang masih ada dalam tailing sebanyak 10%. Kandungan

mineral pada tailing tersebut disebabkan karena pengolahan bijih untuk

memperoleh konsentrat tidak akan mencapai perolehan (recovery) 100%,

dan dari perhitungan hanya didapatkan recovery 58,188%. Hal ini dapat

disebabkan oleh kekerasan batuan bijih yang menyebabkan hasil gilingan

cenderung lebih kasar dan mengakibatkan perolehan (recovery) menurun

disertai semakin rendahnya kandungan mineral didalam konsentrat.

Page 10: M 4 DULANG

Kehalusan ukuran butiran mineral juga dapat menyebabkan sulitnya tercapai

liberasi (liberation).

4.10 Kesimpulan

Kita dapat melakukan pemisahan mineral berharga (konsentrat)

dengan tailing (mineral ikutan yang tidak berharga) menggunakan dulang,

dan memanfaatkan berat jenis dari suatu mineral tersebut yang dimana

konsentrat akan memiliki nilai berat jenis yang lebih besar dibandingkan

dengan tailingnya.

Nilai recovery atau perolehan yang didapat ialah 58,188%, dan nilai

Ratio of consentration ialah sebesar 1,68.

Page 11: M 4 DULANG

DAFTAR PUSTAKA

Tenaga ahli, (2010), Penuntun Praktikum Pengolahan Bahan Galian,

Laboratorium Tambang, Teknik Pertambangan UNISBA.

Tobing L.S,(2005), Pengolahan Bahan Galian, Direktorat Jendral

Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan.