lurnal KANKER OVARIUM

41
KANKER OVARIUM Artikel KANKER OVARIUM Sebagai Salah Satu Penugasan Mata Kuliah Maternitas D I S U S U N OLEH HERI SAPUTRA 712006D07121 DINAS KESEHATAN PEMERINTAH ACEH AKADEMI KEPERAWATAN TJOET NYA’ DHIEN BANDA ACEH 2012

description

ca ovarium

Transcript of lurnal KANKER OVARIUM

Page 1: lurnal KANKER OVARIUM

KANKER OVARIUM

Artikel

KANKER OVARIUMSebagai Salah Satu Penugasan Mata Kuliah Maternitas

DISUSUN

OLEH

HERI SAPUTRA712006D07121

DINAS KESEHATAN PEMERINTAH ACEH AKADEMI KEPERAWATAN

TJOET NYA’ DHIEN BANDA ACEH

2012

 

                

                                                                             BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Page 2: lurnal KANKER OVARIUM

Kanker ovarium dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam namun mematikan

(silent killer), karena pada stadium awal penyakit ini tidak menunjukkan gejala klinis yang

spesifik. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasan

ginekologi, dan sampai tahun 1998 kanker ovarium merupakan kanker kelima tersering yang

menyebabkan kematian wanita di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru, kolorektal,

payudara, dan pankreas. Insidensinya pada wanita dibawah 50 tahun 5,3 per 100.000 dan

meningkat menjadi 41,4 per 100.000 pada wanita di atas 50 tahun.

Di Amerika Serikat dalam tahun 1998 dijumpai 25.400 kasus baru KO dan lebih dari

separuhnya mengalami kematian (sebanyak 14.500 orang). Juga dalam tahun yang sama

dilaporkan bahwa KO merupakan tumor ganas urutan kelima terbanyak di Amerika Serikat

setelah karsinoma paru, usus besar, payudara, dan pankreas.

 

Di Indonesia kanker ovarium menduduki urutan ke enam terbanyak dari keganasan pada wanita setelah karsinoma serviks uteri, payudara, kolorektal, kulit dan limfoma. Pada umumnya kanker ovarium ditemukan pada stadium lanjut. Tumor membesar dan menyebar keorgan sekitarnya tanpa keluhan. Itulah sebabnya tumor ini dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam namun mematikan (silen killer). Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan apabila telah menyebar kerongga peritoneum, pada keadaan seperti ini tindakan pembedahan dan terapi adjuvan sering kali tidak menolong. Penderita akan meninggal karena malnutrisi dan obstruksi usus halus akibat tumor intraperitoneal.

Berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes,2001), di Indonesia terdapat 90-100

kasus kanker leher rahim per 100.000 pendudu k. Setiap tahun terjadi 200.000 kasus kanker leher

rahim. Sekitar 70-80% kanker ovarium ditemukan pada waktu telah terjadi anak sebar. Karena

gejal a kanker ovarium tidak khas, lebih dari 70% penderita kanker ovarium ditemukan sudah

dalam stadium lanjut. Lebih kurang setengah dari kasus kanker indung telur ditemukan pada

perempuan yang telah berusia lebih dari 60 tahun.

Page 3: lurnal KANKER OVARIUM

Lima belas sampai dua puluh persen tumor ovarium berasal dari sel germinal dan teratoma

matur merupakan kasus terbanyak (±60%). Tumor ganas sel germinal ovarium merupakan 5%

dari kanker ovarium dan banyak terjadi pada wanita muda dan remaja. Walaupun perjalanan

penyakitnya agresif namun umumnya dapat diobati dengan kemoterapi yang adekuat. Dan

walaupun pembedahan memegang peranan penting dalam mendiagnosis dan sebagai terapi awal,

reseksi komplet organ reproduksi jarang diperlukan pada wanita – wanita yang ingin

mempertahankan fungsi reproduksinya. Namun begitu peran surgical stagingdan pembedahan

reduksi tumor tidak dapat diabaikan. Informasi yang didapat dari patologi-pembedahan dapat

membantu klinisi dalam penggunaan terapi adjuvan.

Page 4: lurnal KANKER OVARIUM

1.2  Tujuan Penulisan

1.2.1        Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran nyata terhadap penyakit kanker ovarium dan juga untuk dapat

mengenal dan mengetahui tentang penyakit kanker ovarium

1.2.2        Tujuan Khusus

a.       Agar dapat mengetahui tentang definisi penyakit kanker ovarium.

b.      Agar dapat mengetahui tentang tanda dan gejala penyakit kanker ovarium.

c.       Agar dapat mengetahui tentang penyebab penyakit kanker ovarium.

d.      Agar dapat mengetahui tentang cara pencegahan dan pengobatan penyakit kanker ovarium.

                                                                           BAB II PEMBAHASAN

2.1  Pengertian

Kanker merupakan tumor ganas dimana terjadi perubahan dalam biologi sel, khususnya

nukleus, dan ciri ini ditransmisikan dari sel ke sel melalui generasi-generasi secara tak terbatas.

Sel tersebut memiliki derajat pertumbuhan yang mandiri yang lebih besar daripada yang dimiliki

oleh sel asalnya. Oleh karena itu, kanker dapat dianggap sebagai kumpulan (massa) sel yang

berbeda tidak saja dari sel normal, tetapi juga yang satu dengan yang lain dan dimana terus-

menerus timbul bentuk baru sebagai hasil pembelahan sel yang irreguler. Kanker ovarium

(indung telur) adalah tumor ganas pada ovarium yang salah satu penyebarannya melalui

pembuluh darah ke hati (liver) dan paru-paru. Kanker ovarium paling sering ditemukan pada

wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium.

2.2  Histogenesis dan Klasifikasi

Page 5: lurnal KANKER OVARIUM

Menurut Teilum, disgerminoma merupakan neoplasma sel germinal yang tidak lagi

berpotensi untuk mengalami diferensiasi lanjut, sedangkan karsinoma embrional merupakan

perwujudan dari tumor-tumor dengan potensi untuk berdiferensiasi lebih lanjut menjadi teratoma

dengan berbagi derajat maturasinya (melaluijalur embrionik), atau menjadi yolk sac tumordan

koriokarsinoma (melalui jalur ektraembrionik), sebagaimana terlihat pada gambar 1

Page 6: lurnal KANKER OVARIUM

  Tumor sel germinal

Seminoma/Disgerminoma Tumor sel totipotential

Karsinoma embrional Karsinoma embrional

Struktur ektraembrional Embrionik (ektoderm,

mesoderm,endoderm)

Tumor sinus endodermal Koriokarsinoma Teratoma

(yolk sac tumors)

Dikutif dari Tallerman

Gambar 1. Klasifikasi tumor sel germinal ovarium menurut asal tumor

Adapun tumor ganas sel germinal ovarium dapat dikelompokkan ke dalam disgerminoma

dan nondisgerminoma yang terdiri dari yolk sac tumor, teratoma imatur, karsinoma embrional,

koriokarsinoma, poliembrioma dan mixed germ cell tumors.

Page 7: lurnal KANKER OVARIUM

Tabel 1. Klasifikasi histopatologi tumor sel germinal ovarium (WHO, 1973)

1 Disgerminoma

2 Yolk sac tumor (Sinus endodermal)

3 Teratoma

A. Teratoma imatur

B. Teratoma matur

1. Padat

2. Kistik

a. Kista dermoid (teratoma kistik matur)

b. Kista dermoid dengan transformasi ganas

C. Monodermal atau tumor germinal khusus

1. Struma ovarii

2. Karsinoid

3. Stuma ovarii dan karsinoid

4 Karsinoma embrional

5 Korokarsinoma

6 Poliembrioma

7 Mixed germ cell tumors

Dikuti dari Berek

Page 8: lurnal KANKER OVARIUM

2.3  Etiologi

Etiologi dari KO sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun beberapa penulis

telah melaporkan bahwa terdapat hubungan antara kejadian KO ini dengan beberapa faktor

lingkungan termasuk paparan dengan makanan, virus, dan bahan-bahan industri.

A.    Faktor Makanan

Makanan yang banyak mengandung lemak hewan telah dilaporkan akan meningkatkan risiko

untuk menderita KO. Beberapa negara seperti Swedia di mana konsumsi lemak hewan per

kapitanya tinggi, mempunyai insiden KO yang tinggi dibanding dengan negara Jepang dan China

yang konsumsi lemak hewan per kapitanya rendah. Juga dilaporkan insiden KO yang tinggi

didapati pada populasi dengan konsumsi kopi per kapitanya tinggi. Byers dalam penelitiannya

menjumpai adanya hubungan diet yang rendah serat dan kurang vitamin A dengan peningkatan

insiden KO.

B.     Faktor Bahan-Bahan Industri

Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa asbes dan komponen dari talk (hydrous magnesium

trisilicate) merupakan penyebab dari terjadinya neoplasma epitel ovarium. Keal dan juga Graham

dalam penelitiannya menemukan peningkatan kejadian neoplasma ovarium pada wanita-wanita

yang dalam pekerjaannya terpapar dengan asbes. Henderson melakukan penelitian pada babi

hutan dan kelinci yang dipaparkan dengan asbes, ternyata terjadi perubahan sel epitel

ovariumnya menjadi atipik. Juga dilaporkan pada wanita yang menggunakan talkpada pembalut

wanitanya atau sebagai powder pengering di daerah vulva dan perineum, ternyata partikel dari

talkdapat ditemukan pada sel epitel pada ovarium yang normal, kista ovarium juga pada KO.

Langseth, melakukan penelitian pada wanita pekerja di Norwegia yang terpapar dengan asbes,

ternyata pada pemeriksaan histopatologi dijumpai partikel asbes pada jaringan ovarium dari

Page 9: lurnal KANKER OVARIUM

wanita-wanita pekerja tersebut. Partikel talktersebut dapat mencapai epitel ovarium melalui

vagina ke uterus dan keluar melalui tuba fallopii masuk ke rongga peritoneum. Dilaporkan angka

risiko relatif kejadian KO sebesar 1,9 pada wanita yang sering menggunakan bedak talksebagai

pengering pada daerah perineum dan pembalut wanitanya dibandingkan pada wanita yang tidak

menggunakannya.

C.     Faktor Infeksi Virus

Dugaan bahwa virus juga terlibat sebagai penyebab KO masih diperdebatkan. Dijumpai kasus-

kasus KO yang ternyata mempunyai riwayat pernah terinfeksi virus mumps (parotitis epidemika)

atau menderita infeksi virus mumps yang subklinis. Juga ada laporan yang menghubungkan

penyebab KO ini dengan infeksi dari virus rubella dan virus influenza.

D.    Faktor Paparan Radiasi

Dugaan adanya pengaruh paparan dari radiasi terhadap ovarium telah mendapat perhatian dari

banyak peneliti. Dari penelitian case control terbukti adanya peningkatan risikomenderita KO

pada wanita yang terpapar oleh radiasi, dengan risiko relatif sebesar 1,8. Walaupun ada juga

penelitian yang tidak menemukan hubungan antara kejadian KO pada wanita-wanita yang

terpapar oleh radiasi.

E.     Hipotesis Incessant Ovulation

Pada saat terjadi ovulasi akan terjadi kerusakan pada epitel ovarium. Untuk proses perbaikan

kerusakan ini diperlukan waktu tertentu. Apabila proses ovulasi dan kerusakan epitel ini terjadi

berkali-kali terutama jika sebelum penyembuhan sempurna tercapai, atau dengan kata lain masa

istirahat sel tidak adekuat, maka proses perbaikan tersebut akan mengalami gangguan sehingga

dapat terjadi transformasi menjadi sel-sel neoplastik. Hal ini dapat menerangkan tentang

terjadinya penurunan kejadian KO pada wanita yang hamil, menyusui atau menggunakan pil

Page 10: lurnal KANKER OVARIUM

kontrasepsi, oleh karena selama hamil, menyusui, dan menggunakan pil kontrasepsi tidak terjadi

ovulasi. Mosgard dkk. Melaporkan peningkatan kejadian KO dengan odds ratio 2,7 dan 1,9 pada

wanita tidak pernah hamil dibandingkan dengan wanita yang mempunyai anak. Faktor lambatnya

terjadi menopause, panjangnya usia subur, banyaknya jumlah abortus spontan dan adanya gejala

premenstruasi yang berat, juga merupakan faktor risiko terhadap kejadian KO.

F.      Faktor Hormonal

Pengaruh pemakaian terapi sulih hormonal pada wanita menopause terhadap kejadian KO masih

diperdebatkan. Hildreth dkk. tidak menjumpai peningkatan risiko kejadian KO pada pemakai

terapi sulih hormonal. Rodriguez, melaporkan pemakaian terapi sulih hormonal pada

wanita menopause dengan estrogen saja selama 10 tahun, meningkatkan risiko relatif kejadian

KO sebesar 2,2. Juga dari penelitian-penelitian lainnya didapatkan adanya pengaruh hormon

gonadotropin, androgen dan

progesterone dalam meningkatkan risiko terhadap kejadian KO. Pemakaian pil kontrasepsi juga

dapat menurunkan risiko terhadap kejadian karsinoma ovarium sebanyak 30% sampai 60%.

G.    Faktor Paritas

Banyak peneliti yang melaporkan bahwa kejadian karsinoma ovarium menurun pada wanita-

wanita yang mempunyai banyak anak dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah

melahirkan dengan risiko relatif berkisar antara 0,5 sampai 0,8. Keadaan ini memperkuat dasar

dari hipotesis incessant ovulation.

H.    Faktor Ligasi Tuba dan Histerektomi

Tindakan ligasi tuba fallopii dalam rangka program keluarga berencana dan juga tindakan

histerektomi ternyata menurunkan risiko kejadian KO.

Page 11: lurnal KANKER OVARIUM

Mekanisme terjadinya penurunan risiko karena tindakan pembedahan ginekologi ini sampai

sekarang belumjelas. Ada yang mengatakan bahwa

dengan dilakukan ligasi tuba ataupun histerektomi akan mengakibatkan terjadinya pemutusan

hubungan pintu masuk partikel talkdari daerah perineum menuju ovarium.

I.       Faktor Genetik dan Familial

Adanya hubungan yang erat antara terjadinya KO dengan faktor genetic sudah diketahui sejak

lama. Di Amerika Serikat risiko sepanjang hidup (lifetime risk) seorang wanita untuk mendapat

KO adalah 1 dalam 70 atau 1,4%. Pada penelitian Hildreth dkk. didapatkan estimasi odds

ratiountuk terjadinya KO pada wanita dengan riwayat keluarga menderita KO adalah 18

dibandingkan dengan wanita yang tanpa riwayat keluarga. Hampir sebanyak 10% dari KO

disebabkan oleh karena adanya mutasi pada gene BRCA1 yang berlokasi pada kromosom 17q

dan gene BRCA2 yang berlokasi pada kromosom 13q. Berdasarkan penelitian epidemiologi,

dikenal 3 kelainan genetik yang berhubungan dengan KO. Namun kelainan genetik ini tidak

hanya menyebabkan keganasan pada ovarium saja, akan tetapi juga menyebabkan keganasan

pada organ lain secara bersamaan, sehingga merupakan suatu sindroma.

2.4  Gejala dan Tanda Klinis

    A.    Gejala Klinis

Pada stadium awal KO ini tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik biasanya ditemukan

secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin. Umumnya lebih dari 60% penderita didiagnosis

setelah berada pada stadium lanjut. Pada stadium lanjut biasanya dijumpai gejala-gejala

penekanan pada rongga abdomen berupa rasa mual, muntah, hilang nafsu makan, dan gangguan

motilitas usus.

Page 12: lurnal KANKER OVARIUM

    B.     Tanda Klinis

Adanya massa di dalam rongga pelvis merupakan tanda yang penting dari KO. Pada wanita yang

berusia di atas 40 tahun, adanya massa dengan diameter > 5 cm diperlukan perhatian khusus,

karena 95% dari KO mempunyai diameter tumor > 5 cm. Namun jika ditemukan massa kistik

soliter yang berukuran antara 5–7 cm pada wanita usia reproduksi, kemungkinan merupakan

suatu kista fungsional yang dapat mengalami regresi spontan dalam 4–6 minggu kemudian.

Gejala dan tanda klinis dari KO yang biasa dijumpai adalah sebagai berikut:

1. Pembesaran perut

2. Nyeri perut

3. Gejala-gejala dyspepsia

4. Gangguan buang air kecil/besar

5. Penurunan berat badan

6. Gangguan haid

7. Pembesaran kelenjar inguinal

2.5  Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya riwayat, pemeriksaan fisik ginekologi, serta

pemeriksaan penunjang.

A.    Riwayat

Kanker ovarium pada stadium dini tidak memberikan keluhan. Keluhan yang timbul

berhubungan dengan peningkatan massa tumor, penyebaran tumor pada permukaan serosa dari

kolon dan asites. Rasa tidak nyaman dan rasa penuh diperut, serta cepat merasa kenyang sering

berhubungan dengan kanker ovarium. Gejala lain yang sering timbul adalah mudah lelah, perut

Page 13: lurnal KANKER OVARIUM

membuncit, sering kencing dan nafas pendek akibat efusi pleura dan asites yang masif. Dalam

melakukan anamnesis pada kasus tumor adneksa perlu diperhatikan umur penderita dan faktor

risiko terjadinya kanker ovarium. Pada bayi yang baru lahir dapat ditemukan adanya kista

fungsional yang kecil (kurang dari 1-2 cm) akibat pengaruh dari hormon ibu. Kista ini mestinya

menghilang setelah bayi berumur beberapa bulan. Apabila menetap akan terjadi peningkatan

insiden tumor sel germinal ovarium dengan jenis yang tersering adalah kista dermoid dan

disgerminoma. Dengan meningkatnya usia kemungkinan keganasan akan meningkat pula.

Secara umum akan terjadi peningkatan risiko keganasan mencapai 13% pada premenopause dan

45% setelah menopause. Keganasan yang terjadi bisa bersifat primer dan bisa berupa metastasis

dari uterus, payudara, dan traktus gastrointestinal.

B.     Pemeriksaan Fisik Ginekologi

Dengan melakukan pemeriksaan bimanual akan membantu dalam memperkirakan ukuran,

lokasi, konsistensi dan mobilitas dari massa tumor. Pada pemeriksaan rektovaginal untuk

mengevaluasi permukaan bagian posterior, ligamentum sakrouterina, parametrium, kavum

Dauglas dan rektum. Adanya nodul di payudara perlu mendapat perhatian, mengingat tidak

jarang ovarium merupakan tempat metastasis dari karsinoma payudara. Hasil yang sering

didapatkan pada tumor ovarium adalah massa pada rongga

pelvis. Tidak ada petunjuk pasti pada pemeriksaan fisik yang mampu membedakan tumor

adneksa adalah jinak atau ganas, namun secara umum dianut bahwa tumor jinak cenderung kistik

dengan permukaan licin, unilateral dan mudah digerakkan. Sedangkan tumor ganas

akanmemberikan gambaran massa yang padat, noduler, terfiksasi dan sering bilateral. Massa

yang besar yang memenuhi rongga abdomen dan pelvis lebih mencerminkan tumor jinak atau

Page 14: lurnal KANKER OVARIUM

keganasan derajat rendah. Adanya asites dan nodul pada cul-de-sac merupakan petunjuk adanya

keganasan.

C.     Pemeriksaan Penunjang

Ultrasonografi merupakan pemeriksaanpenunjang utama dalam menegakkan

diagnosis suatu tumor adneksa ganas atau jinak. Pada keganasan akan memberikan gambaran

dengan septa internal, padat, berpapil, dan dapat ditemukan adanya asites . Walaupun ada

pemeriksaan yang lebih canggih seperti CT scan, MRI (magnetic resonance imaging), dan

positron tomografi akan memberikan gambaran yang lebih mengesankan, namun pada penelitian

tidak menunjukan tingkat sensitifitas dan spesifisitas yang lebih baik dari ultrasonografi. Serum

CA 125 saat ini merupakan petanda tumor yang paling sering digunakan dalam penapisan kanker

ovarium jenis epitel, walaupun sering disertai keterbatasan. Perhatian telah pula diarahkan pada

adanya petanda tumor untuk jenis sel germinal, antara lain alpha-fetoprotein(AFP), lactic acid

dehidrogenase (LDH), human placental lactogen (hPL), plasental-like alkaline phosphatase

(PLAP) dan human chorionic gonadotrophin(hCG).

Tabel 2. Petanda tumor ganas sel germinal ovarium

Histologi AFP hCG

Disgerminoma - ±

Yolk sac tumor + -

Teratoma imatur ± -

Mixed germ cell tumors ± ±

Korokarsinoma - +

Karsinoma embrional ± +

Poliembrioma ± +

Page 15: lurnal KANKER OVARIUM

Dikutif dari Hurteau

Page 16: lurnal KANKER OVARIUM

Pengambilan cairan asites dengan parasintesis tidak dianjurkan pada penderita dengan asites

yang disertai massa pelvis, karena dapat menyebabkan pecahnya dinding kista akibat bagian

yang diduga asites ternyata kista yang memenuhi rongga perut. Pengeluaran cairan asites hanya

dibenarkan apabila penderita mengeluh sesak akibat desakan pada diafragma.

2.6  Tumor Ganas Sel Germinal Ovarium

Tumor ganas sel germinal ovarium pada prinsipnya terjadi pada remaja dan wanita usia

muda dengan median umur 16-20 tahun. Karena tumor ini memiliki pertumbuhan yang cepat,

kebanyakan penderita menunjukan massa pada perut dan rasa nyeri. Kurang lebih 10% penderita

menunjukan gejala akut abdomen akibat perdarahan intrakapsuler, torsi dan atau ruptur. Keadaan

ini umumnya ditemukan pada penderita dengan yolk sac tumor atau mixed germ cell tumors dan

sering kali dikelirukan dengan appendisitis akut atau kedaruratan abdomen lainnya dan diagnosis

ditegakkan pada saat operasi.

A.    Disgerminoma

Disgerminoma merupakan tumor ganas sel germinal ovarium yang tersering dan meliputi 50%

kasus. Pada disgerminoma biasanya didapatkan kadar AFP normal, dan kadang-kadang

didapatkan peningkatan kadar hCG. Secara makroskopik biasanya bilateral pada 10-15% kasus,

dan secara mikroskopis dapat disertai penyebaran ke ovarium kontralateral pada 10% kasus.

Disgerminoma lebih sering menyebar secara limfogen dibandingkan dengan tumor ganas sel

germinal lainnya. Penderita disgerminoma biasanya menunjukan gejala amenore primer,

virilisasi, atau perkembangan organ genitalia yang abnormal dan pada beberapa kasus dapat

ditemukan adanya kromosan Y. Dikatakan lebih dari 50% dari tumor ini tidak menunjukkan

gejala yang jelas, gejala dapat berupa adanya massa pada daerah abdomen atau pelvis dengan

pembesaran perut dan nyeri. Gejala timbul secara cepat 1 bulan sampai dengan 2 tahun dan

Page 17: lurnal KANKER OVARIUM

setengah dari penderita kurang dari 4 bulan. Bila bersamaan dengan kehamilan, tumor ditemukan

secara tidaksengaja dan dapat menganggu jalannya persalinan. Gangguan haid jarang didapatkan

pada wanita muda. Kurang lebih 10% asimtomatik, anak dapat menunjukan pubertas prekok,

virilisasi. Hampir 2-5% dari wanita yang tidak hamil menunjukan tes kehamilan positif dan hCG

yang dihasilkan dapat diisolasi dari sel sinsitiotrofoblast didalam tumor. Durante operasi 75%

ditemukan pada stadium I, 86% merupakan stadium IA dan 14% staidum IB. Pada umumnya

tumor unilateral (80-90%). Secara makroskopis disgerminoma merupakan tumor dengan

konsistensi padat, berlobus-lobus, permukaan rata/ halus. Pada pembelaan tumor berwarna

merah jambu dengan fokus-fokus perdarahan dan nekrosis. Adanya bercak perdarahan yang luas

meningkatkan kemungkinan suatu fokus tumor sinus endodermal atau koriokarsinoma. Hal yang

sama adanya fokus kistik kemungkinan adanya komponen teratoma walaupun sangat jarang.

Adanya fokus kalsifikasi di perifer menunjukan adanya gonadoblastoma. Secara mikroskopis

disgerminoma menyerupa seminoma testis. Tumor terdiri dari sel vesikuler besar dengan

sitoplasma jernih mirip dengan sel primordial. Sel berbentuk bulat atau poligonal, dengan satu

atau lebih nukleoli besar. Pada pewarnaan sitoplasma yang jernih atau sedikit granuler yang

mengandung glikogen memberikan reaksi positif dengan pewarnaan asam periodik schiff dan

alkali fosfatase. Stroma biasanya diinfiltrasi dengan sel-sel limposit dan sering berisi granula

seperti sarkoid. Walaupun jarang dapat ditemukan sel raksasa (Cytotrophoblastic giant cell).

Adanya hCG dapat di identifikasi dengan reaksi imunoperoksidase.

B.     Yolk Sac Tumor

Tumor sinus endodermal merupakan tumor ganas kedua setelah disgerminoma pada wanita usia

muda. Kurang lebih 1%dari seluruh keganasan ovarium. Tumor terdapat pada wanita usia 14

bulan - 45 tahun, tetapi beberapa kasus dilaporkan pada usia > 45 tahun. Usia median 19 tahun.

Page 18: lurnal KANKER OVARIUM

Gejala klinis sering terjadi secara akut serta progresif dan separuh dari penderita mengeluh gejala

1 minggu atau kurang. Tiga perempat penderita mengeluh nyeri perut dan hampir semuanya

mengeluh adanya pembesaran perut atau adanya tumor pada daerah pelvis. Adanya ruptur,

putaran dan perdarahan dari tumor menimbulkan gejala mirip appendisitis. Pada umumnya

penderita tidak terjadi gangguan hormonal, gangguan haid dan tidak terjadi peningkatan hCG

serum,tetapi AFP meningkat. Kadang-kadang dilaporkan adanya gangguan hormonal hal ini

kemungkinan karena pengambilan darah sediaan yang kurang adekuat sehingga elemen

koriokarsinoma atau karsinoma embrional yang tidak terdeteksi. Pada saat laparotomi 71%

dalam stadium I, 6% stadium II, 23% stadium III dan sebagian kecil pada stadium IV. Dikatakan

25% tumor pecah sebelum atau selama operasi. Secara makroskopis tumor dengan konsistensi

lunak dengan bagian padat, permukaan rata, berlobus-lobus dengan kista besar atau kecil.Pada

pembelahan tumor seperti sarang tawon. 14% dari tumor ini disertai dengan teratoma pada

ovarium yang sama dan 5% pada ovarium kontralateral. Adanya nekrosis dan perdarahan kadang

didapatkan. Secara mikroskopis tumor merupakan rongga yang dilapisi oleh sel kuboid, jaringan

stroma retikuler yang longgar, mengandung globul yang positif dengan perwarnaan PAS. Badan

Schiller Duval merupakan struktur yang patognomonis untuk tumor ini, walaupun jarang tetapi

dapat ditemukan. Pada tumor ini sering ditemukan droplet hyaline yang positif dengan

pewarnaan PAS. Dengan teknik imunokemikal droplet hyalinemerupakan AFP dan alfa anti

tripsin dan protein jenis lainnya. Tumor sinus endodermal sering bersamaan dengan keganasan

lain, biasanya dengan disgerminoma.

C.     Teratoma

Teratoma dibagi dalam tiga kategori yaitu teratoma matur (jinak), teratoma imatur dan teratoma

monodermal dengan diferensiasi khusus tergantung dari kuantitas derajat jaringan imatur

Page 19: lurnal KANKER OVARIUM

menunjukan potensitimbulnya keganasan. Imaturitas tidak boleh dikacaukan dengan tranformasi

ganas yang dapat terjadi pada teratoma matur. Umumnya teratoma kistik adalah jinak dan yang

padat adalah ganas. Teratoma imatur merupakan keganasan tumor sel germinal ke tiga tersering

setelah disgerminoma dan tumor sinus endodermal. Freksuensi 25% dari tumor sel germinal

pada wanita usia dibawah 15 tahun dengan usia median 19 tahun. Gejala yang timbul tidak

spesifik timbul dalam jangka waktu pendek tetapi sering terjadi akut. Kurang lebih 80%

penderita terdapat massa dalam abdomen atau pelvis yang dapat diraba, sering terdapat nyeri.

Sebagian kecil penderita menunjukkan haid yang tidak teratur. AFP dan hCG tidak meningkat.

Gambaran makroskopis berupa tumor yang besar unilateral dengan diameter 18 cm, permukaan

rata dan licin. Pada pembelahan tumor berwarna abu-abu agak kemerahan dengan bagian

perdarahan dan nekrosis. Adanya rambut dapat ditemukan pada 2/5 kasus, gigi jarang ditemukan

tetapi tulang, tulang rawan dan kalsifikasi sering ditemukan. Walaupun komponen utama adalah

tumor padat tetapi adanya bagian yang kistik selalu ditemukan. Secara mikroskopis dipakai

sistem diferensiasi dari Norris yang dimodifikasi oleh Robboy dan Scully:

1.    Derajat 0 : Jaringan seluruh tumor

2.    Derajat 1 : Sebagian besar jaringan imatur, terutama ganglia. Mitosis

dapat ditemukan, tetapi epitel neural tidak ditemukan atau

terbatas pada 1 lapangan pandang per slaid

3.      Derajat 2 : Sebagian besar imatur dengan epitel neural 1-3 per slaid

4.      Derajat 3: Jaringan imatur berat dengan epitel neural > 4 per slaid dan

sering menyerupai koriokarsinoma.

D.    Karsinoma Embrional

Page 20: lurnal KANKER OVARIUM

Karsinoma embrional murni jarang ditemukan diantara tumor sel germinal ovarium, tidak lebih

dari 5%. Tumor ini analog dengan karsinoma embrional testis. Ditemukan pada usia 4-28 tahun

dengan usia median 14 tahun. Gejala klinis pada kebanyakan penderita sering dikeluhkan adanya

massa pelvis yang disertai rasa nyeri, sering menyerupai keadaan appendisitis, kehamilan

ektopik terganggu, terutama bila hasil tes kehamilan positif. Selain ini dapat ditemukan adanya

amenore atau perdarahan pervaginam abnormal, serta kemungkinan juga disertai adanya

hirsutisme dan virilisasi. Pada penampakan makroskopik, didapatkan tumor kistik, bulat,

berkapsul dan lunak, dapat ditemukan bagian hemoragis dan nekrosis, dengan ukuran rata-

ratanya 17 cm, warna kuning keabuan. Secara mikroskopik, karsinoma embrional terdiri atas sel-

sel primitif yang pleomorfik, berukuran sitoplasma bervakuola dan inti yang vesikuler disertai

dengan 1 atau 2 nukleolus. Semua tumor berisi kelompok sel-sel sinsitiotropoblas dan sel

mononuklear dengan cytoplasmic hyaline droplets, yang berisi hCG, AFP dan keratin. Kesamaan

tumor ini dengan sinus embrional adalah bahwa keduanya menghasilkan AFP, dan kesamaan

tumor ini dengan koriokarsinoma adalah bahwa kedua tumor ini memiliki sinsitiotrofoblas dan

menghasilkan hCG.

E.     Koriokarsinoma

Koriokarsinoma ovarium bisa ditemukan sebagai koriokarsinoma murni (tunggal) atau lebih

sering sebagai bagian darisuatu tumor sel germinal campuran. Penentuan ini penting artinya,

karena bila murni lebih mungkin tumor ini berasal dari hasil konsepsi dari pada nosgestasional.

Koriokarsinoma ini kemungkinan merupakan suatu metastasis dari uterus atau tuba. Hal ini

penting artinya, karena koriokarsinoma nongestasional kurang sensitif terhadap kemoterapi

Page 21: lurnal KANKER OVARIUM

dibandingkan dengan koriokarsinoma gestasional. Gejala klinis pada kelainan ini, sering dengan

keluhan pembesaran perut dan nyeri, serta dapat disertai dengan pubertas prekok. Tumor ini

sering terjadi pada penderita berkisar 7 bulan sampai 35 tahun, dengan usia rata-rata 13 tahun.

Pada penampakan makroskopik, tumor khas berukuran besar , unilateral, konsistensi padat

dengan warna putih keabuan, hemoragis, dan mungkin pula ditemukan bagian yang mengalami

nekrosis. Karakteristik lain tergantung dari proporsi elemen tumor sel germinal yang ada. Secara

makroskopis koriokarsinoma sering terdiri atas 2 jenis sel, sitotrofobla dan sinsitiotrofoblas serta

mungkin pula ditemukan sel intermediet. Sitotrofoblas berbentuk sel poligonaldengan ukuran

sedang, bulat, atau oval dengan sitoplasma jernih dan batas tegas,dan beberapa diantaranya

dengan inti yang hiperkromatik. Sinsitiotrofoblas berbentuk sel basofilik bervakuola dengan tepi

irreguler, dengan inti hiperkromatik dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi, membentuk pola

fleksiformis bifasik. Semua tipe sel trofoblas ini adalah citokeratin positif. Selain itu

koriokarsinoma juga menghasilkan PLAP (placental-like alkaline phosphatase), EMA (epithelial

membrane antigen), dan CEA (chorioembrionc antigen), yang dapat digunakan sebagai petanda

tumor. Adapun beta-hCG yang diproduksi oleh sinsitiotrofoblas dan hPL yang dihasilkan oleh

sel-sel intermediet dapat diketahuidengan pemeriksaan histokimiawi atau gambaran

ultrasutruktur.

F.      Poliembrioma

Jenis ini sangat jarang, mengandung komponen embrional bodies yang berasal dari sel embrio

normal. Neoplasma jenis ini sering mengenai testis. Kebanyakan tumor ini berkaitan dengan

tumor sel germinal lainnya terutama teratoma. Poliembrioma merupakan neoplasma sel germinal

dengan tingkat keganasan yang tinggi. Tumor ini radioresisten dan respon terhadap kemoterapi

belum jelas.

Page 22: lurnal KANKER OVARIUM

G.    Mixed Germ Cell Tumor

Tumor ganas mixed germ cell terdiri dari dari 2 ataulebih tipe neoplasma sel germinal yang

berbeda. Tumor ganas mixed germ cell tumor ovarium lebih sedikit dibandingkan dengan

didalam testis, dan jumlahnya tak lebih dari 8% dari seluruh keganasan ovarium. Umur penderita

berkisar antara 5-33 tahun, dan lebih dari sepertiganya terjadi sebelum usia pubertas.

Kebanyakan pasien mengeluhkan adanya massa diperut dan lebih dari separuhnya disertai nyeri

perut bagian bawah. Beberapa diantaranya memperlihatkan pseudopubertas prekoks dan dapat

memperlihatkan hasil tes kehamilan yang positif. Tumor ganas mixed germ cell biasanya

berukuran besar, unilateral tetapi penampakannya tergantung tipe tumor sel germinal yang

dominan. Secara mikroskopik dapat dilihat komponen neoplasma sel germinal yang bervariasi

baik itu disgerminoma, yolk sac tumor, embryonal carcinoma, koriokarsinoma, dan teratoma

imatur. Elemen germ cell tumorterbanyak adalah disgerminoma (80%), diikuti yolk sac

tumor(70%), teratoma (53%), koriokarsinoma (20%), dan embryonal carcinoma(13%). Adapun

kombinasi yang tersering adalah campuran antara disgerminoma dan yolk sac tumor.

Sinsitiotrofoblas dapat ditemukan pada jenis tumor ini. Diagnosis dan prognosisdari tumor ganas

mixed germ cell tergantung dari kecukupan contoh massa untuk dapat melihat fokus tipe tumor

sel germinal yang berbeda. Dikatakan bahwa ukuran tumor lebih kecil memiliki prognosis yang

lebih baik, begitu pula bila komponen massa tumor jenis yolk sac tumor,koriokarsinoma atau

teratoma imatur grade 3 tak lebih dari sepertiga massa tumor. Namun begitu dengan kemoterapi

modern yang adekuat akan memperbaiki prognosis neoplasma ini.

2.7  Penyebaran Kanker Ovarium

Kanker ovarium mempunyai pola metastatis secara perkontinuitatum, limfogenik ataupun

hematogenik. Penyebaran secara perkontinuitatum dimungkinkan bila tumor dilakukan pungsi

Page 23: lurnal KANKER OVARIUM

tumor, atau tumor pecah baik saat pembedahan ataupun pecah sendiri sebelum pembedahan.

Tindakan pungsi tumor yang diikuti dengan pencucian rongga peritoneum yang optimal mungkin

pada sebagian jenis tumor tidak memperburuk prognosis, tetapi tindakan pungsi akan

meningkatkan stadium yang akan memberi indikasi pemberian terapi adjuvant. Tetapi bila

pencucian rongga abdomen tidak optimal, meninggalkan residu tumor prognosis yang lebih

buruk. Metastasis rongga peritoneum merupakan metastasis yang sering dijumpai, beberapa

organ menjadi target penyebaran antara lain omentum organ visera. Diafraghma serta permukaan

liver merupakan organ yang kerap terkena proses metastatis. Perluasan cairan peritoneum dengan

sel kanker dapat terjadi ke dalam pleura, pungsi pleura dapat membuktikan adanya sel kanker.

Penyebaran lansung pada rongga peritoneum dapat terjadi pada tumor yang kapsulnya utuh, 73%

kanker ovarium dijumpai dengan hasil sel yang positif pada pemeriksaan sitologi rongga

peritoneum, hanya sebesar 11% yang tidak ditemukan invansi tumor pada dinding. Asites dapat

terjadi akibat transudasi yang melebihi reabsorbsi cairan peritoneum. Proses absorbsi yang

terjadi di saluran limfe, sub diafraghma menyebabkan sirkulasi cairan rongga peritoneum

berlangsung normal, tetapi bila proses transudasi dari peritoneum karena sel tumor maka asites

akan terbentuk. Implantasi sel tumor menyebabkan peningkatan luas permukaan,

neovaskularisasi yang juga akan meningkatkan transudasi plasma yang mungkin disebabkan

karena sumbatan cairan limfe sub diafraghma.

2.8  Pencegahan dan Pengobatan

Obat untuk menyembuhkan penyakit kanker sepenuhnya memang belum ditemukan. Maka

dari itu sebaiknya kita berusaha mencegahnya sebelum semuanya terlambat. Cara pertama adalah

mengonsumsi pil KB selama lebih dari lima tahun untuk mengurangi risiko kanker ovarium.

Namun kita harus berkonsultasi kepada dokter kandungan mengenai masalah ini. Hamil dan

Page 24: lurnal KANKER OVARIUM

menyusui adalah salah satu cara menurunkan risiko kanker ovarium. Jadi jangan ragu menikah

muda dan memiliki anak sebelum usia 28 tahun agar risiko kanker ovarium semakin menurun.

Operasi adalah cara terakhir mencegah kanker ovarium. Misalnya dengan menjalankan prosedur

oophorectomy atau pengangkatan indung telur agar tidak terserang kanker ovarium.

Peneliti menemukan fakta bahwa wanita yang menggunakan semua jenis kontrasepsi,

diantaranya pil KB, spiral/ - IUD, operasi ikat saluran telur (tubal ligation), metode barier

(seperti diafragma), atau vasektomi pria, memiliki risiko antara 40-65% lebih rendah dari mereka

yang pernah terkena kanker indung telur. Ini bukan kejutan untuk melihat hubungan antara pil

KB dan kanker indung telur, bahkan juga operasi tubal ligation. Karena sejumlah studi lain

sebelumnya telah memperlihatkan hal yang sama, kata penulis studi Dr Roberta Ness dari

University of Texas School of Public Health, Amerika Serikat, seperti dikutip laman Reuters

Health.

Mengingat bahwa beberapa jenis kontrasepsi berhubungan dengan rendahnya risiko kanker

ovarium, Ness dan timnya lalu meneliti untuk melihat apakah semua jenis alat kontrasepsi punya

dampak terhadap risiko masa depan penyakit. Mereka mewawancarai 869 wanita yang telah

terkena kanker ovarium, dan 1.779 orang lain yang tidak menderita penyakit ini untuk melihat

sejarah pemakaian alat kontrasepsi mereka. Wanita para partisipan dianggap tidak menggunakan

kontrasepsi buatan jika mereka bergantung pada keluarga berencana alami (menghindari

hubungan seks saat ovulasi) atau ejakulasi di luar vagina saat bercinta.

Pengobatan utama pada KO adalah dengan cara pembedahan yang ditujukan untuk

mengangkat masa tumor dan melakukan penentuan stadium (surgical staging), selanjutnya jika

diperlukan dilanjutkan dengan pemberian terapi adjuvantseperti: pemberian obat-obat sitostatika

Page 25: lurnal KANKER OVARIUM

atau kemoterapi, radioterapi, dan immunoterapi. Tindakan pembedahan yang baku untuk

penentuan stadium (surgical staging) pada karsinoma ovarium dilaksanakan sebagai berikut:

- Insisi kulit vertikal (midline) sampai melewati umbilikus.

- Inspeksi dan palpasi seluruh organ intraperitoneal dan permukaan peritoneum rongga pelvis dan

rongga abdomen atas.

- Pengambilan cairan asites bila ada, atau bilasan rongga peritonium di empat tempat yaitu:

subdiafragma, pelvis (cavum Douglas), rongga parakolik kiri dan kanan.

- Biopsi seluruh lesi yang dicurigai.

- Jika tidak dijumpai massa di luarovarium, dilakukan biopsi di beberapa tempat dari peritoneum

di cavum Douglasdan cekungan paracolic kiri dan kanan, peritoneum kandung kemih,

mesenterium, dan diafragma.

- Explorasi rongga retroperitoneal.

- Pengangkatan kelenjar getah bening pelvis dan para aorta, atau paling tidak dilakukan

pengambilan contoh untuk pemeriksaan histopatologi.

- Jika memungkinkan ovarium harus diangkat secara utuh.

- Biopsi atau reseksi beberapa daerah perlengketan.

- Infrakolik omentektomi.

- Total abdominal histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral serta pengangkatan seluruh

massa tumor.

Dengan dilakukan pembedahan yang sempurna di atas (complete surgical staging) terlihat bahwa

prosedur pembedahan tersebut cukup luas dan akan mengakibatkan wanita kehilangan fungsi

reproduksinya. Tindakan pembedahan ini disebut dengan tindakan pembedahan radikal. Jika

ditemukan KO pada wanita usia muda yang masih memerlukan fungsi reproduksinya, maka

Page 26: lurnal KANKER OVARIUM

tindakan bedah radikal ini dapat dihindari dengan syarat-syarat tertentu, sehingga tidak perlu

dilakukan pengangkatan uterus dan ovarium yang sehat. Tindakan pembedahan ini disebut

dengan pembedahan konservatif.

 

  

BAB IIIPENUTUP

3.1  Kesimpulan

Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung

telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari

70 wanita menderita kanker ovarium. Faktor resiko tejadinya kanker ovarium yaitu obat

kesuburan, pernah menderita kanker payudara, riwayat keluarga yang menderita kanker payudara

dan/atau kanker ovarium, riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan

rahim. Tanda-tanda kanker ovarium yaitu meliputi, perut kembung, nyeri pada panggul atau

perut, kesulitan makan atau cepat merasa kenyang, gangguan kemih dan bertambahnya ukuran

perut. Jika wanita mengalami beberapa gejala penting di atas setiap hari selama dua sampai tiga

minggu, dianjurkan untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter. Dan selain itu, diet kaya

buah dan sayuran, berolahraga secara teratur, menjaga berat tubuh normal dan mengelola stres

adalah salah satu solusi dalam membantu mengurangi risiko kanker ovarium.

3.1  Saran

3.1.1        Diharapkan kepada para wanita agar selalu menghindari faktor-faktor risiko yang menyebabkan

terjadinya kanker ovarium.

Page 27: lurnal KANKER OVARIUM

3.1.2        Diharapkan kepada para wanita usia muda agar dapat melakukan pencegahan terjadinya kanker

ovarium di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Agustari Ika. Faktor yang berhubungan dengan kanker ovarium di RSUP Tjipto Mangunkusumo. UI.

(2007).

American Cancer Society. Cancer Facts and Figures. 2011. [http://www.

cancer.org/Cancer/OvarianCancer/DetailedGuide/ovarian-cancer-eystatistics], diakses pada

18Desember, (2011).

Ari. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kanker ovarium (studi kasus di Kabupaten Cilacap).

PPS UNDIP. (2007).

Dewi. Rerata Usia Menarkhe Wanita Indonesia: Tinjauan Kesehatan Reproduksi Wanita Indonesia.

UI. (2008)

http://medicastore.com/penyakit/1048/Kanker_Indung_Telur.

Jurnal Ginekologik. Pengenalan Dini Kanker Ovarium. 2011. Diakses Pada tanggal 17 November

(2011).

Rezkini P. Derajat differensiasi histopatologik pada Kejadian kanker Ovarium. Undip Semarang.

(2009).

Sahil FM. Penatalaksanaan Kanker Ovarium Pada Wanita Usia Muda dengan Mempertahankan

Fungsi Reproduksi. USU. (2007).

Subiantoro. Ketahanan hidup penderita kanker ovarium di RSUPNCM Jakarta. UI. (2011).

Surbakti E. Pendekatan Faktor Risiko Sebagai Rancangan Alternatif dalam Penanggulangan Kanker

Ovarium Di Rs Piringadi. Medan. (2006).

Zuraidah E. Faktor risiko kanker ovarium jenis ephitelia di RSUN Dr.Cipto Mangunkusumo. Jakarta.

(2005)