LUMBOPELVIC STABILIZATION EXERCISE LEBIH ......Nyeri punggung bawah (NPB) miogenik adalah perasaan...
Transcript of LUMBOPELVIC STABILIZATION EXERCISE LEBIH ......Nyeri punggung bawah (NPB) miogenik adalah perasaan...
i
TESIS
LUMBOPELVIC STABILIZATION EXERCISE LEBIH
MENURUNKAN DISABILITAS DIBANDINGKAN
DENGAN WILLIAM’S FLEXION EXERCISE PADA
PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK
M. WIDNYANA
NIM 1590361029
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI FISIOLOGI OLAHRAGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
ii
LUMBOPELVIC STABILIZATION EXERCISE LEBIH
MENURUNKAN DISABILITAS DIBANDINGKAN
DENGAN WILLIAM’S FLEXION EXERCISE PADA
PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Progam Studi Fisiologi Olahraga,
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
M. WIDNYANA
NIM 1590361029
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI FISIOLOGI OLAHRAGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
iii
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 12 JUNI 2017
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Luh Made Indah Sri Handari A., S.Psi, M.Erg Wahyuddin, SST, M.Sc
NIP. 19770506 200501 2001 NIDN. 0304127401
Mengetahui,
Ketua Program
Studi Fisiologi Olahraga
Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
Dr. dr. Susy Purnawati, M.K.K, AIFO
NIP. 196809291999032001
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. Putu Astawa, SpOT (K), M.Kes
NIP. 195301311980031004
iv
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS
Tesis Ini Telah Diuji pada Program Studi Magister Fisiologi Olahraga
Fakultas Kedokteran pada Tanggal 12 Juni 2017
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana No. : 60.6/UN14.2.2/PD/2017 Tanggal 2 Juni 2017
Panitia Penguji Tesis adalah:
Ketua : Dr. Luh Made Indah Sri Handari Adiputra, S.Psi, M.Erg
Anggota :
1. Wahyuddin, SST, M.Sc
2. Dr. dr. Bagus Komang Satryasa, M.Repro
3. Dr. dr. Made Muliarta, M.Kes, AIFO
4. Sugijanto, Dipl.PT, M.Fis
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : M. Widnyana
Program Studi : Magister Fisiologi Olahraga Konsentrasi Fisioterapi
Judul Tesis : Lumbopelvic stabilization exercise lebih menurunkan
disabilitas dibandingkan dengan William’s flexion exercise
pada pasien nyeri punggung bawah miogenik
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010
dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 25 Juni 2017
Pembuat pernyataan
M. Widnyana
NIM: 1590361029
vi
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis tepat waktu
yang berjudul “Lumbopelvic Stabilization Exercise Lebih Menurunkan Disabilitas
Dibandingkan Dengan William’s Flexion Exercise Pada Pasien Nyeri Punggung
Bawah Miogenik”.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut
Suastika, Sp.PD., KEMD, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada
penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di
Universitas Udayana. Ucapan terimakasih kepada Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT (K), M.Kes, atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan pada penulis. Ucapan terima kasih
kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh
Prof. Dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada
penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana
Universitas Udayana. Ucapan terimakasih kepada Ketua Program Studi Fisiologi
Olahraga yang dijabat oleh Dr. dr. Susy Purnawati, M.KK., AIFO, atas motivasi,
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan pada Program Magister Program Studi Fisiologi
Olahraga Konsentrasi Fisioterapi Universitas Udayana.
Dalam penyusunan tesis ini tidak lepas dari adanya bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih yang
setulus-tulusnya kepada yang terhormat Dr. Luh Made Indah Sri Handari
Adiputra, S.Psi, M.Erg selaku pembimbing pertama yang dengan penuh perhatian
dan kesabaran selalu meluangkan waktunya untuk memberikan dorongan,
semangat, bimbingan serta perbaikan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Bapak Wahyuddin, SST, M.Sc, selaku
vii
pembimbing kedua yang telah banyak memberikan petunjuk, bimbingan, dan
saran selama penulis mengikuti program Magister, khususnya dalam penyelesaian
tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para Dosen dan staff
program Magister Fisiologi Olahraga atas segala dorongan, semangat dan
bimbingannya. Kepada keluarga atas dukungan moral dan material. Kepada
rekan-rekan kuliah Program Pascasarjana Fisiologi Olahraga angkatan 2015 juga
penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan dan rasa
kekeluargaan selama menempuh pendidikan.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian tesis ini masih banyak
perlu disempurnakan. Oleh karena itu diharapkan masukan dan saran dari
berbagai pihak.
Denpasar, Maret 2017
Penulis
viii
ABSTRAK
LUMBOPELVIC STABILIZATION EXERCISE
LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS DIBANDINGKAN
DENGAN WILLIAM’S FLEXION EXERCISE PADA PASIEN
NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK
Nyeri punggung bawah (NPB) miogenik adalah perasaan tidak nyaman di daerah
punggung bawah yang disebabkan oleh faktor otot itu sendiri atau faktor patologis
lainnya yang menyebabkan terjadinya disabilitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuktikan bahwa lumbopelvic stabilization exercise lebih menurunkan
disabilitas dibandingkan dengan william’s flexion exercise pada pasien nyeri
punggung bawah miogenik.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan desain pre dan post test group
design. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Sampel dalam
penelitian ini adalah pasien dengan keluhan NPB miogenik yang berjumlah 28
orang berumur 30-55 tahun yang terbagi menjadi 2 kelompok, dimana kelompok
1 (n = 14) diberikan intervensi lumbopelvic stabilization exercise sedangkan
kelompok 2 (n = 14) diberikan intervensi William’s flexion exercise. Setiap
kelompok mendapatkan perlakuan 3 kali perminggu selama 4 minggu. Disabilitas
diukur dengan Modified Oswestry Disability Index.
Hasil rerata pengukuran disabilitas dengan MODI pada kelompok 1 dan
kelompok 2 setelah perlakuan adalah 17,00±7,20 dan 24,29±9,58. Berdasarkan uji
paired sample t-test pada kedua kelompok, didapatkan nilai p=0,000. Perbedaan
rerata penurunan skor disabilitas antara kelompok 1 dengan kelompok 2 diuji
dengan independent sample t-test, Berdasarkan uji independent sample t-test,
didapatka nilai p=0,031 dimana p<0,05.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa lumbopelvic
stabilization exercise dan William’s flexion exercise secara signifikan menurunkan
disabilitas pada kondisi NPB miogenik. Namun, berdasarkan uji independent t-
test, lumbopelvic stabilization exercise lebih menurunkan disabilitas dibandingkan
dengan william’s flexion exercise pada kondisi NPB miogenik.
Kata Kunci: Nyeri punggung bawah miogenik, lumbopelvic stabilization
exercise, william’s flexion exercise, Modified Oswestry Disability Index
ix
ABSTRACT
LUMBOPELVIC STABILIZATION EXERCISE
MORE DECREASE DISABILITY THAN
WILLIAM’S FLEXION EXERCISE AMONG PATIENT
WITH MYOGENIC LOW BACK PAIN
Myogenic low back pain is an uncomfortable feeling in the lower back
region caused by the muscle factor itself or other pathological factors that cause
disability. The purpose of this study prove that the lumbopelvic stabilization
exercise more decrease disability than william’s flexion exercise among patient
with myogenic low back pain.
This research was an experimental study with pre and post test group
design. The sampling technique is consecutive sampling. Sample of this studi is a
patient with myogenic low back pain with 28 sampels aged 30-55 are divided into
two groups, which the first group (n = 14) was given lumbopelvic stabilization
exercise, while the second group was given william’s flexion exercise. Each group received treatment 3 times per week for 4 weeks. Disability was
measured by Modified Oswestry Disability Index.
The results of this study showed disability score after tretament for the
group 1 and group 2 obtained mean difference 17.00±7.20 and 24.29+9.58. Based
on paired sample t-test in both groups, p = 0.000 was obtained. The average
difference of disability score after treatment between group 1 and group 2 was
tested with independent sample t-test. Based on independent sample t-test, p =
0.031 was obtained, which mean p<0.05.
From these results it can be concluded that both lumbopelvic stabilization
and William’s flexion exercise significantly decrease disability among patient
with myogenic low back pain. However, based on independent sample t-test,
lumbopelvic stabilization more decrease disability than William’s flexion exercise
among patient with myogenic low back pain.
Keyword: myogenic low back pain, lumbopelvic stabilization exercise, William’s
flexion exercise, Modified Oswestry Disability Index
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PRASYARAT GELAR .......................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS .......................................... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ....................................................... v
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................... vi
ABSTRAK .............................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN. ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 9
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 11
2.1 Nyeri Punggung Bawah Miogenik ..................................................... 11
2.1.1 Etiologi Nyeri Punggung Bawah Miogenik ........................... 12
2.1.2 Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah Miogenik ................... 15
2.1.3 Tanda dan Gejala Nyeri Punggung Bawah Miogenik ........... 18
2.2 Disabilitas ........................................................................................... 20
2.3 Pemeriksaan Disabilitas pada Nyeri Punggung Bawah Miogenik ..... 22
2.3.1 Validitas dan reliabilitas......................................................... 24
2.3.2 Penilaian Modified Oswestry Disability ................................ 24
2.4 Anatomi Terapan dan Biomekanik ..................................................... 25
xi
2.4.1 Anatomi Terapan Vertebra Lumbal ....................................... 25
2.4.2 Biomekanik Vertebra Lumbal ................................................ 36
2.4.3 Lumbopelvic rhytm ................................................................. 39
2.4.4 Lower-crossed syndrome ....................................................... 42
2.5 Lumbopelvic Stabilization Exercise .................................................. 44
2.5.1 Pengertian lumbopelvic stabilization exercise ....................... 44
2.5.2 Aplikasi lumbopelvic stabilization exercise ........................... 48
2.5.3 Mekanisme LSE Dalam Menurunkan Disabilitas .................. 54
2.6 William’s Flexion Exercise ............................................................... 55
2.6.1 Pengertian William’s Flexion Exercise .................................. 55
2.6.2 Aplikasi William’s Flexion Exercise ..................................... 56
2.6.3 Mekanisme WFE dalam Meningkatkan ................................ 60
BAB III KERANGKA BERFIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS......................... 61
3.1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 61
3.2 Kerangka Konsep ............................................................................... 65
3.3 Hipotesis ............................................................................................ 66
Bab IV METODE PENELITIAN ........................................................................... 67
4.1 Desain Penelitian ............................................................................... 67
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 68
4.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 68
4.3.1 Populasi .................................................................................. 68
4.3.2 Sampel .................................................................................... 68
4.3.3 Besar Sampel ......................................................................... 70
4.3.4 Teknik pengambilan sampel .................................................. 71
4.4 Variabel Penelitian ............................................................................ 72
4.4.1 Variabel Bebas ....................................................................... 72
4.4.2 Variabel Tergantung .............................................................. 72
4.4.3 Variabel Kontrol .................................................................... 72
4.5 Definisi Operasional ......................................................................... 72
4.5.1 Nyeri Punggung Bawah Miogenik ......................................... 72
4.5.2 Lumbopelvic stabilization exercise ........................................ 73
xii
4.5.3 William’s flexion exercise ...................................................... 73
4.5.4 Disabilitas .............................................................................. 74
4.6 Instrumen Penelitian .......................................................................... 75
4.7 Prosedur Penelitian ............................................................................ 76
4.7.1 Tahap Persiapan ..................................................................... 76
4.7.2 Tahap Penelitian ..................................................................... 76
4.8 Alur Penelitian ................................................................................... 77
4.9 Analisis Data Penelitian ..................................................................... 78
BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................... 80
5.1 Deskripsi Karakteristik Subjek .......................................................... 80
5.2 Analisis Data Deskriptif Skor Disabilitas ......................................... 82
5.3 Uji Normalitas dan Homogenitas Data .............................................. 82
5.4 Pengujian Hipotesis ........................................................................... 82
BAB VI PEMBAHASAN ....................................................................................... 85
6.1 Karakteristik Subjek Penelitian .......................................................... 85
6.2 Distribusi dan Varians Subjek Penelitian .......................................... 86
6.3 Pengujian lumbopelvic stabilization exercise dapat Menurunkan
Disabilitas pada Pasien NPB Miogenik ............................................. 87
6.4 Pengujian William’s flexion exercise dapat Menurunkan
Disabilitas pada Pasien NPB Miogenik ............................................. 90
6.5 Lumbopelvic Stabilization Exercise Lebih Menurunkan Disabilitas
Daripada William’s Flexion Exercise pada Pasien NPB Miogenik ... 93
6.6 Keterbatasan penelitian ...................................................................... 95
BAB VII PENUTUP ............................................................................................... 96
7.1 Kesimpulan ........................................................................................ 96
7.2 Saran .................................................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Vertebra (lateral view) ........................................................................ 27
Gambar 2.2 Vertebra lumbal ................................................................................... 28
Gambar 2.3 Ligamen-ligamen yang memperkuat columna vertebralis ................ 32
Gambar 2.4 Otot deep abdominal ........................................................................... 34
Gambar 2.5 Otot-otot paravertebral ....................................................................... 36
Gambar 2.6 Posisi collumna vertebralis saat melakukan gerakan sederhana......... 38
Gambar 2.7 Lumbopelvic Rhytm saat Fleksi Trunk ................................................ 39
Gambar 2.8 Lumbopelvic Rhytm saat Ekstensi Trunk............................................. 41
Gambar 2.9 Lower-Crossed Syndrome Pattern ...................................................... 42
Gambar 2.10 Dua Tipe Postur pada Lower-crossed Syndrome .............................. 44
Gambar 2.11 Lumbar multifidus activation dari duduk menuju lumbar neutral
position ............................................................................................. 49
Gambar 2.12 Transversus Abdominis Activation .................................................... 49
Gambar 2.13 Pelvic floor Activation....................................................................... 50
Gambar 2.14 Bridge pada posisi pronasi ................................................................ 51
Gambar 2.15 Bridge posisi supinasi ....................................................................... 51
Gambar 2.16 Bridge pada posisi lateral .................................................................. 52
Gambar 2.17 Lower limb abduction ....................................................................... 52
Gambar 2.18 Knee extention posisi supinasi .......................................................... 53
xiv
Gambar 2.19 Pelvic Tilting ..................................................................................... 56
Gambar 2.20 Single Knee to Chest ......................................................................... 57
Gambar 2.21 Double Knee to Chest........................................................................ 58
Gambar 2.22 Partial Sit Up .................................................................................... 58
Gambar 2.23 Hamstring Stretch ............................................................................. 59
Gambar 2.24 Squat .................................................................................................. 59
Gambar 4.1 Desain Penelitian ................................................................................. 67
Gambar 4.2 Alur Penelitian .................................................................................... 77
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hubngan Antara Disabilitas dalam MODi denganKriteria ICF ............. 23
Tabel 2.2 Interpretasi Nilai Modified Oswestry Disability Index ........................... 25
Tabel 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian............................................................... 80
Tabel 5.2 Deskriptif Skor Disabilitas pada NPB Miogenik Kelompok 1 dan
Kelompok 2 ............................................................................................ 81
Tabel 5.3 Hasil uji normalitas dan homogenitas penurunan skor MODI sebelum
dan sesudah pelatihan pada kedua kelompok ......................................... 82
Tabel 5.4 Uji hipotesis dengan Paired Sample T-Test pada kelompok 1 dan
kelompok 2 ............................................................................................. 83
Tabel 5.4 Uji hipotesis dengan Independent Sample T-Test pada Kelompok 1
dan Kelompok 2 ..................................................................................... 83
xvi
DAFTAR SINGKATAN
COG = Center of Gravity
ICF = International Clasification of Functioning, Disability abd Health.
IMT = Indeks Masa Tubuh
LGS = Lingkup Gerak Sendi
MODI = Modified Oswestry Disability Indeks
NPB = Nyeri Punggung Bawah
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ........................................................................ 103
Lampiran 2. Contoh Inform Consent ................................................................... 104
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian ....................................................................... 105
Lampiran 4. Asesmen Fisioterapi ........................................................................ 108
Lampiran 5. Kuesioner MODI ............................................................................ 109
Lampiran 6. Data Karakteristik Sampel dan Hasil Pengukuran Disabilitas ........ 113
Lampiran 7. Hasil Uji Statistik ............................................................................ 114
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian .................................................................. 118
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan hidup setiap manusia. Definisi sehat
menurut badan kesehatan dunia atau World Health Organisation (WHO)
adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental, sosial yang tidak
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan (Lewis et al., 2010). Menurut
pandangan fisioterapi, sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat
melakukan aktivitas sehari–hari tanpa adanya gangguan dari gerak dan fungsi
tubuhnya. Optimalnya gerak dan fungsi tubuh memungkinkan seseorang dapat
melakukan pekerjaannya dengan baik, sebaliknya, tanpa kemampuan
fungsional yang maksimal, maka seseorangakan sulit untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Keluhan atau trauma yang dapat mempengaruhi status
kesehatan seseorang dan dapat menyebabkan terjadinya disabilitas, salah
satunya adalah nyeri punggang bawah (NPB). NPB merupakan rasa nyeri atau
perasaan yang tidak nyaman pada punggung bawah, mulai batas kosta sampai
lipatan bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbosakral dan sering
disertai dengan atau tanpa nyeri menjalar ke kaki. Timbulnya rasa nyeri
tersebut pada akhirnya akan menurunkan mobilitas lumbal sehingga terjadi
keterbatasan gerak terutama gerak fleksi atau ekstensi (Magee, 2013).
NPB paling sering terjadi karena gangguan pada muskuloskeletal.
Penyebab lain seperti metabolisme, sirkulasi, ginekologi, urologi atau
xix
masalah-asalah psikologis. Permasalahan yang ditimbulkan NPB cukup besar,
sebagian besar keluhan dapat hilang sendiri tanpa adanya penanganan medis
(Kravitz, 2006). Hilangnya keluhan NPB masih menimbulkan permasalahan
yaitu risiko untuk kambuh kembali, salah satunya disebabkan adanya
penurunan fungsi stabilitas otot-otot tulang belakang bagian dalam. Pasien
NPB yang tidak melakukan latihan secara khusus memiliki risiko 12 kali lebih
tinggi untuk kambuh kembali, dibandingkan dengan pasien NPB yang
melakukan latihan khusus secara terprogram (Lewis et al., 2010).
Salah satu jenis NPB yang sering terjadi adalah NPB miogenik. NPB
miogenik merupakan nyeri yang disebabkan oleh faktor miogenik (otot)
sebagai sumber nyeri atau terjadinya nyeri punggung bawah secara langsung
atau tidak langsung (Balague et al., 2012). Pada NPB miogenik pada otot
paralumbalis jika palpasi ditemui adanya taut band. Pada palpasi akan ditemui
trigger point (area yang hipersensitif akan nyeri) pada taut band tersebut
apabila diberikan tekanan akan timbul nyeri lokal dan nyeri menjalar (Adams
dan Bogduk, 2012). Pada kondisi NPB miogenik, umumnya akan ditermukan
sindrom muscle imbalance (Paalenne, 2014). Menurut Janda, sindrom tersebut
diistilahkan sebagai lower-crossed syndrome (LCS). LCS ditandai oleh: 1)
adanya tightness otot ekstensor lumbal akan diikuti tightness otot fleksor
panggul atau sebaliknya, 2) tightness otot ekstensor lumbal dan otot fleksor
panggul disebabkan oleh adanya kelemahan otot-otot perut dan otot bokong
dalam kontrol postural (tubuh tegak) (Page et al., 2010).
xx
Diperkirakan 70-80% dari seluruh populasi dunia pernah mengalami
NPB miogenik pada masa hidupnya. Prevalensi pertahunnya bervariasi dari
15%-45% (Purnamasari, 2010). Pada penelitian di Amerika ditemukan insiden
dari NPBmiogenik sedang (selama 8-30 hari pada 12 bulan terakhir) sebanyak
13,2% dan kasus berat (>30 hari pada 12 bulan terakhir) sebanyak 7,8 % di
mana jumlah sampel yang diteliti adalah 1.224 orang(Shiri et al., 2010).
Berdasarkan data yang diperoleh dari poliklinik rehabilitasi medik Rumah
Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar pada tahun 2009 jumlah pasien
NPB secara umum, termasuk di dalamnya NPB miogenik yang menjalani
rawat jalan sebanyak 152 pasien dan tahun 2010 sebanyak 249 pasien
(Kurniasih, 2013).
NPB miogenik dapat terjadi akibat direct muscle problem dan indirect
muscle problem. Direct muscle problem disebabkan oleh anatomi itu sendiri,
seperti muscle, facet dan nerve yaitu masalah otot yang secara langsung
menyebabkan NPB miogenik, sedangkan indirect muscle problem disebabkan
oleh function seperti bad posture yang berakibat pada anatomi, seperti
thightness dan weakness pada otot-otot tertentu (Aulia, 2016).
NPB miogenik yang terjadi akibat direct muscle problem dapat
mengakibatkan spasme. Spasme otot yang berkepanjangan dapat
menimbulkan penjepitan pembuluh darah yang mengakibatkan iskemia. Hal
tersebut dapat menimbulkan nyeri pada orang yang mengalami NPB miogenik
sehingga penderita akan membatasi gerakan yang dapat menimbulkan nyeri.
Selain itu direct muscle problem disebabkan oleh myofascia sindrom. Pada
xxi
jaringan myofascia terjadi inflamasi sehingga mengakibatkan terjadinya
abnormal crosslink. Abnormal crosslink mengakibatkan perlengketan pada
fascia dengan serabut otot sehingga menimbulkan taut band. Taut band ini
mengakibatkan penurunan fleksibilitas otot sehingga terjadi nyeri ketika otot
mengalami perubahan panjang dan mengalami hypomobility (Aulia, 2016).
Sementara indirect muscle problem pada NPB miogenikdipengaruhi
oleh function seperti postur pada penderita. Keadaan yang berlangsung lama
dapat membuat otot kontraktur sehingga menimbulkan trauma kinetiologi
yang dapat menyebabkan perubahan postur. Pemendekan pada otot iliopsoas
akan membatasi gerakan fleksi hip sehingga posisi hip akan cenderung
hiperekstensi, hal ini mengakibatkan kompensasi di daerah lumbalyang
menyebabkan perubahan bentuk di L5-S1 dan terjadi perubahan mekanik pada
postur yang membuat lumbal menjadi hiperlordosis (Aulia, 2016). Tekanan
mekanik pada facet terjadi karena adanya perubahanposisi tubuh terhadap
centre of gravity (COG). Beban yang berlebihan mempengaruhi terjadinya
perubahan pada postur tubuh yaitu meningkatnya kurva lumbosacral,
sehingga menyebabkan sendi facet pada daerah tersebut akan lebih
berdekatan, dimana facet tersebut menjadi bidang tumpu dari beban (berat
badan) (Aulia, 2016).
NPB miogenik adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting di
semua negara. Meskipun sebagian besar orang menunjukkan perbaikan yang
cepat dari NPB miogenik, disabilitas yang dihasilkan dari NPB miogenik lebih
sering daripada penyebab keterbatasan aktivitas lainnya pada umur dewasa
xxii
(Loney dan Stratford, 2010). Pada penderita dewasa, NPB miogenik
mengakibatkan terganggunya 40% aktivitas fisik sehari-hari. NPB miogenik juga
menjadi penyebab tersering yangmembatasi 45% aktivitas pada umur 30-55 tahun
(Cohen, 2010).NPB miogenik merupakan masalah kesehatan yangmenjadi
penyebab utama naiknya angka morbiditas (perbandingan Antara jumlah
orang sakit dengan jumlah orang sehat dalam suatu populasi), disabilitas
(ketidakmampuan) serta terbatasnya aktivitas tubuh (Chaitow, 2010).
Menurut International Classification of Functioning, Disability and
Health (ICF), setiap patologi digolongkan ke dalam tiga golongan impairment
yaitu body function, body structure dan activities and participation limitation.
Gangguan fungsi tubuh akibat NPB miogenik diantaranya sensitivitas pada
stimulus yang berbahaya yaitu rasa sakit dan ketidaknyamanan. Dimana nyeri
khususnya dirasakan pada daerah lumbal. NPB miogenik juga mempengaruhi
gangguan pada mobilitas trunk. Struktur tubuh utama yang mengalami
gangguan pada NPB miogenik adalah daerah punggung bawah. Secara
langsung akan berdampak pula keterbatasan pada aktifitas danpartisipasi
tubuh saat menyelesaikan rutinitas sehari–hari, merubah dan mempertahankan
posisi tubuh termasuk berbaring, duduk, jongkok, berdiri, jalan lama, lari,
melompat, mengemudi, aktivitas di toilet, olahraga, beribadah, bekerja dan
melakukan pekerjaan rumah tangga (Badley et al., 2001).
Alat ukur yang digunakan pada NPB miogenik untuk mengevaluasi
tingkat disabilitas seseorang adalah Modified Oswestry Disability Indeks
(MODI). MODI merupakan kuesioner yang didesain untuk membantu
xxiii
fisioterapis mendapatkan informasi tentang bagaimana NPB miogenik yang
diderita pasien mempengaruhi kemampuan fungsional pasien sehari-hari
(Franklinet al., 2013). MODI memiliki construct validity yang baik karena
bersifat konsisten dan digunakan sebagai standar dari perbandingan hasil
pengukuran lainnya untuk menilai disabilitas pada nyeri punggung bawah.
MODI memiliki hasil internal consistency yang tinggi dengan nilai cronbach
alpha antara 0,71 sampai 0,87 dan test-retest reliability dengan koefisien
interclass correlation 0,84 (Vianin, 2008). Dengan hasil penelitian ini
memberikan bukti bahwa MODI merupakan alat ukur yang valid dan reliabel
untuk mengukur disabilitas pada NPB miogenik.
Regio trunk dideskripsikan seperti sebuah tabung dua dinding dengan
abdominal di bagian depan, paraspinal dan gluteal di bagian belakang,
diafragma sebagai atap dan pelvic floor serta hip girdle sebagai dasar. Fungsi
normal dari otot tersebut adalah memberikan stabilitas yang memadai pada
tulang belakang untuk menyelaraskan berbagai stabilitas yang dibutuhkan
berdasarkan pada perubahan pada postur tulang belakang, beban statis dan
dinamis. NPB miogenik dapat terjadi sebagai konsekuensi dari defisit pada
kontrol dari segmen tulang belakang ketika gerakan abnormal segmental
menyebabkan penekanan atau peregangan pada neural structure atau
deformasi abnormal dari ligamen dan struktur yang sensitif pada nyeri. Defisit
ini potensial disebabkan oleh instabilitas otot trunk (McGill dan Stuart, 2012).
Dalam lingkup fisioterapi, penanganan NPB miogenik seperti
pemberian terapi latihan merupakan pelayanan yang rutin bagi fisioterapis dan
xxiv
menjadi bagian standar dalam penatalaksanaan NPB miogenik (Dachlan,
2009). Program latihan umum untuk punggung bawah didesain untuk
meningkatkan performa melalui latihan pada long trunk muscle seperti erector
spine dan rectus abdominis, yang utamanya berfungsi sebagai penghasil
gerakan (Kofotolis dan Kellis, 2006). Namun, penelitian terbaru menunjukkan
bahwa latihan yang lebih spesifik terhadap otot multifidus dan transversus
abdominis lebih baik dalam mengurangi nyeri dan disabilitas pada NPB
miogenik (Hides et al., 2010). Penelitian menunjukkan bahwa lumbopelvic
stabilization exercise dan william’s flexion exercise adalah metode latihan
yang efektif dalam pemulihan NPB miogenik. Namun kedua latihan tersebut
bekerja pada tipe otot yang berbeda, kedua metode tersebut mampu
mengurangi nyeri dan meningkatkan stabilitas lumbal (McGill dan
Karpowicz, 2010).
Lumbopelvic stabilization exercise adalah metode latihan yang
mengaktivasi m. transversus abdominis dan m. lumbar multifidus yang mana
kedua otot tersebut sebagai stabilisator utama pada lumbal, sehingga dengan
teraktivasinya otot-otot stabilisator lumbal makakontraksi otot dan kerja otot
agonis dan antagonis akan seimbang. Dengan seimbangnya kontraksi otot dan
kerja otot-otot lumbal maka keseimbangan lumbal akan meningkat dan postur
meningkat sehingga disabilitas pada penderita NPB miogenik akan menurun.
Dengan berkurangnya disabilitas pada punggung bawah maka aktivitas
seperti: aktivitas personal care (mencuci, berpakaian dan lain sebagainya),
lifting, berjalan, duduk, berdiri, tidur, aktivitas rumah tangga/kantor,
xxv
kehidupan sosial dan traveling tidak mengalami gangguan (Suarez et al.,
2012).
William’s flexion exercise adalah latihan yang dirancang untuk
membuka foramen intervertebralis dan sendi facet, mengulur otot fleksor
hip dan ekstensor lumbal, menguatkan otot abdominalis dan otot gluteal
serta meningkatkan mobilitas jaringan ikat bagian posterior lumbosacral
joint. Pada pasien NPB miogenik terjadi spasme pada otot paravertebrae.
Dengan William’s flexion exercise, otot tersebut menjadi rileks sehingga
mobilitas fleksidan ekstensi trunk meningkat, nyeri berkurang dan terjadi
penurunan disabilitas. William’s flexion exercise jugadapat membantu
mengurangi nyeri dengan cara mengurangi gaya kompresi pada facet joint
(Khalid et al., 2013).
William’s flexion exercise adalah salah satu latihan konvensional dan
menjadi salah satu standar latihan pada kondisi NPB miogenik. Namun
dalam perkembangannya William’s flexion exercise memiliki kelemahan
yang mendorong peneliti untuk menggunakan metode lumbopelvic
stabilization exercise pada kondisi NPB miogenik. Salah satu kelemahan
dari William’s flexion exercise adalah target otot yang dilatih tidak spesifik
pada komponen otot stabilistor primer. Sedangkan pada lumbopelvic
stabilization exercise latihan secara spesifik pada otot stabilisator primer
dan terjadi mekanisme co-contraction yang membuat seluruh komponen
otot trunk berkontraksi bersamaan secara berkesinambungan. William’s
flexion exercise juga menjadi kontraindikasi bagi pasien yang terindikasi
xxvi
herniated nucleus pulposus atau saraf terjepit. Sehingga latihan ini menjadi
kurang universal apabila dibandingkan dengan lumbopelvic stabilization
exercise yang aman untuk sebagian besar kasus NPB. Secara aplikatif
lumbopelvic stabilization exercise memiliki komponen latihan gerakan
dengan sendi yang stabil, tanpa penekanan dan upaya yang berlebihan,
sehingga dalam pelaksanaannya pasien merasa lebih nyaman melakukan
gerakan lumbopelvic stabilization exercise daripada William’s flexion
execise.
Peneilitian ini dilakukan untuk membuktikan lumbopelvic
stabilization exercise lebih baik dalam menurunkan disabilitas dibandingkan
dengan William’s flexion exercise pada kondisi NPB miogenik. Diharapkan
melalui penelitian ini didapatkan hasil terapi yang efektif dan efisien, yang
berdampak positif pada penyembuhan kondisi NPB miogenik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas maka rumusan
masalah pada penelitian adalah:
1. Apakah lumbopelvic stabilization exercise dapat menurunkan disabilitas
pada kondisi NPB miogenik?
2. Apakah William’s flexion exercise dapat menurunkan disabilitas pada
kondisi NPBmiogenik?
xxvii
3. Apakah lumbopelvic stabilization exercise lebih menurunkan disabilitas
dibandingkan dengan William’s flexion exercise pada kondisi NPB
miogenik?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk membuktikan lumbopelvic stabilization exercise lebih
menurunkan disabilitas dibandingkan dengan William’s flexion
exercise pada kondisi NPB miogenik.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk membuktikan lumbopelvic stabilization exercise dapat
menurunkan disabilitas pada kondisi NPB miogenik.
2. Untuk membuktikan William’s flexion exercise dapat menurunkan
disabilitas pada kondisi NPB miogenik.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 ManfaatTeoritis
1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi akademis
tentang konsep penanganan kasus NPB miogenik yang dilakukan
secara konservatif khususnya menggunakan lumbopelvic
stabilization exercise atau William’s flexion exercise.
xxviii
2. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi para
pembaca (mahasiswa) dalam mengembangkan penelitian
selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi fisioterapis dalam memberikan pelayanan dalam hal pemilihan
lumbopelvic stabilization exercise dan William’s flexion exercise
dalam menurunkan disabilitas pada kasus NPB miogenik.