Ltm Mmi Kuliah 4

13
PARADOKS MANUSIA LAPORAN TUGAS MANDIRI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS KULIAH MANUSIA DAN MASYARAKAT INDONESIA OLEH REZKY R. MATEKA 1306403453

description

kuliah 4

Transcript of Ltm Mmi Kuliah 4

PARADOKS MANUSIALAPORAN TUGAS MANDIRIDIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS KULIAHMANUSIA DAN MASYARAKAT INDONESIA

OLEHREZKY R. MATEKA1306403453

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS INDONESIA2014

PETA KONSEP

PARADOKS MANUSIAParadoks manusia merupakan pertentangan dari hal-hal yang bersifat berlawanan dalam diri manusia, dan pertentangan tersebut berlangsung secara terus menerus. Dalam diri manusia, paradok yang amat dapat disaksikan ialah mengenai manusia yang sebagai makhluk individu, namun disatu sisi, manusia juga dapat bertingkah sebagai makhluk social. Selain itu, dalam diri manusia juga sering terjadi konflik antara status dan peran yang dimilikinya yang menyebabkan paradox dalam diri manusia. Dalam LTM ini, penulis membahas mengenai paradox manusia yang mencakup manusia sebagai makhluk social, manusia sebagai makhluk individu, dan manusia sebagai makhluk yang memiliki peran dan status. Pengaruh Manusia Sebagai Masyarakat dan Manusia Sebagai Individu dalam Proses Perkembangan DiriManusia sebagai individu adalah sebagai seorang pribadi yang utuh, terdiri dari jiwa dan badan. Sebagai pribadi manusia punya pendapat sendiri, cita-cita sendiri, perasaan, mencintai dirinya sendiri, keyakinan sendiri dan lain sebagainya. Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia itu hidup bermasyarakat, mereka saling membutuhkan, saling tolong-menolong, dan hidup saling menghargai.Sebagai individu manusia bertanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, negara, dan Tuhan sebagaimana yang diamanahkan pada dirinya. Sebagai makhluk sosial manusia bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang diembannya secara sosial.Menurut Mochtar Lubis, mentalitas masyarakat Indonesia masih bersifat hipokrit, belum bertanggung jawab, berjiwa takhayyul, berwatak lemah, dan mencintai hal-hal yang berbau artistic (Lubis, 1977). Berdasarkan mentalitas tersebut, dapat dikatakan bahwa perkembangan diri masyarakat Indonesia masih sangat terhambat. Hal ini dikarenakan oleh sikap yang tidak terlalu peduli terhadap interaksi social dan belum dapat membangun system masyarakat yang baik. Berdasarkan mentalitas masyarakat Indonesia tersebut, paradox yang ada menyebabkan manusia Indonesia belum dapat tekanan emosional, sehingga dapat mempengaruhi tingkat interaksi antara manusia yang satu dengan lainnya.Pengaruh Status dan Peran dalam Pembentukan Mentalitas Masyarakat IndonesiaStatus dan peranan merupakan unsur-unsur dalam struktur sosial yang mempunyai arti penting bagi sistem sosial. Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antara individu dengan masyarakat. Dalam hubungan timbal balik tersebut status dan peran individu mempunyai peranan yang penting karena kelanggengan masyarakat tergantung pada keseimbangan kepentingan-kepentingan individu yang bersangkutan. Secara empiris, perbedaan status mempengaruhi cara bersikap seseorang dalam berinteraksi sosial. Orang yang menduduki status tinggi mempunyai sikap yang berbeda dengan orang yang statusnya rendah. Status seseorang menentukan perannya dan peran seseorang menentukan apa yang diperbuat (perilaku) (Maryati,kun,2001).Mentalitas yang umumnya dimiliki oleh bangsa Indonesia, menurut Koentjaraningrat yaitu sifat mentalitas yang meremehkan mutu, sifat mentalitas yang suka menerabas, sifat tak percaya kepada diri sendiri, sifat tak berdisiplin murni.(Koentjaraningrat, 1971). Faktor status dan peranan masyarakat Indonesia, yang masih dikatakan menggunakan system feodal dapat mengakibatkan berbagai mentalitas ini tumbuh subur di masyarakat Indonesia sejak saat ini. Dalam system feodal, masyarakat dengan jumlah lahan pertanian yang cukup banyak menempati status atas. Sehingga, mereka terkesan kurang ertanggung jawab, meremehkan orang dengan status yang lebih rendah, dan kurang berdisiplin. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mentalitas yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia, tidak dibentuk sejak dia dilahirkan, melainkan dapat dibentuk oleh system masyarakat yang mengangungkan tingkatan status dan perannya dalam masyarakat.

Kondisi Sosial, Budaya, dan Politik yang Mempengaruhi Terbentuknya Mental Masyarakat IndonesiaKehidupan Manusia dengan permasalahannya sangat dipengaruhi oleh bermacam macam kondisi: Geografi, Histori, sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Sosial Politik, Sosial psikologi.1. Kondisi GeografiMenjadi dasar persamaan, perbedaan dan keunikan (Bhineka Tunggal Ika) kehidupan di wilayah wilayah2. Kondisi HistoriPra-sejarah (Indonesia) : (500 tahu yang lalu) Ras austro melanesoid Tingkat Meramu sederhana ( Malayasia, Vietnam, Muangthai) Penyebaran agamaCara berprilaku ( Jurig, Hindu, Irrasional,Mistik)3. Kondisi Sosial BudayaGeografi dan histori berpengaruh pada sosial budaya Sikap mental dan tingkah laku manusia (Indonesia).4. Sosial EkonomiKehidupan sosial aekonomi masyarakat berkembang dalam lima tahap: Masyarakat tradisional Pra kondisi untuk tinggal landas Tinggal landas Dorongan kearah kematangan Masa kon sumsi massal yang tinggi5. Kondisi Sosial PolitikMenyangkut Konsep Pemerintahan dan Kenegaraan yang berlangsung (daya adaptasi)6. Kondisi Sosial PsikologiMerupakan factor yang disebabkan oleh psikologis jiwa ketika melakukan interaksi social

Tindakan yang Harus Dilakukan Terhadap Mental Untuk Menguatkan Masyarakat IndonesiaTindakan social merupakan eluruh perilaku manusia yang dilakukan dengan sadar ataupun tidak sadar untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Max Weber, tindakan social dapat dibagi menjadi 2, yaitu tindakan tradisional dan tindakan afektif. Tindakan tradisional merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. Sedangkan tindakan afektif merupakan tindakan yang didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari individu (Siahaan, 1986).Mentalitas masyarakat Indonesia yang terbentuk sekarang ialah masih berorientasi pada tindakan-tindakan tradisional. Kepercayaan masyarakat terhadap takhayyul dan penghargaan terhadap system feodalisme merupakan salah satu bukti yang dapat menjelaskan hal ini. Sehingga, diperlukan suatu pola pikir yang lebih berorientasi ke arah depan untuk meningkatkan rasionalitas masyarakat Indonesia. Indonesia memerlukan mentalitas yang lebih rasional, bertanggung jawab, dan memiliki etos kerja yang tinggi untuk dapat bersaing dengan berbagai Negara lain di dunia ini. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk melatih dan menumbuh kembangkan hal ini dalam mental masyarakat ialah dengan memperbaiki system pendidikan formal di Indonesia. Mental yang baik dapat berasal dari mental kalangan terdidik.

Daftar PustakaHorton, Pul B dan Chester L. Hunt. (1991). Sosiologi. Jakarta: Gelora Aksara PratamaKoentjaraningrat. (1971). Kebudayaan, Mentalitet, dan Pembangunan. Hal 11-26Lubis, Mochtar. (1977). Manusia Indonesia (Sebuah Pertanggungan Jawab). Jakarta: Yayasan Idayu.Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2001. Sosiologi 3. Jakarta: Gelora Aksara PratamaSetiady, Elly M. (2012). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media GroupSiahaan, Hotman M. (1986). Pengantar Kearah Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

http://letisiana03.blogspot.com/2013/05/status-dan-peran.html (diakses tanggal 2 Maret 2014 pukul 13.21 WIB)http://kulsum-yulianti.blogspot.com/2012/01/kondisi-kondisi-yang-mempengaruhi.html (diakses tanggal 2 Maret 2014 pukul 13.33 WIB)