LP.ATE.doc
-
Upload
dhian-cattleya -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of LP.ATE.doc
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 1/16
A. Pengertian
Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau
amandel (Reeves, Roux, Lockhart, 2! ". Tonsilitis adalah peradangan tonsil
palatina #ang merupakan bagian dari cincin $alde#er. %incin $alde#er
terdiri atas susunan kelen&ar limfa #ang terdapat di dalam rongga mulut
#aitu ' tonsil faringeal ( adenoid ", tonsil palatina ( tosil faucial", tonsil lingual
( tosil pangkal lidah ", tonsil tuba ustachius ( lateral band dinding faring )
*erlach+s tonsil " ( oepardi, ffiat# Ars#ad,dkk, 2- ".
Tonsilitis akut adalah radang akut #ang disebabkan oleh kuman
Streptococcus beta hemolyticus, Streptococcus viridans dan Streptococcus
pyogenes, dapat &uga disebabkan oleh virus (ans&oer, 2". Tonsilektomi
adalah suatu tindakan pembedahan dengan mengambil atau mengangkat tonsil
untuk mencegah infeksi selan&utn#a ( helov, 2/ ".
0. 1lasifikasi Tonsilitis
acammacam tonsillitis menurut (oepardi, ffiat# Ars#ad,dkk,2- "
#aitu '
!. Tonsilitis Akut
a. Tonsilis viral
Tonsilitis dimana ge&alan#a lebih men#erupai commond cold
#ang disertai rasa n#eri tenggorok. Pen#ebab #ang paling sering
adalah virus Epstein Barr . 3emofilus influen4ae merupakan pen#ebab
tonsilitis akut supuratif. 5ika ter&adi infeksi virus coxschakie, maka
pada pemeriksaan rongga mulut akan tampak lukaluka kecil pada
palatum dan tonsil #ang sangat n#eri dirasakan pasien.
b. Tonsilitis bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A
Streptokokus, β hemolitikus #ang dikenal sebagai strep throat,
pneumokokus, Streptokokus viridan, Streptokokus piogenes. 6nfiltrasi
bakteri pada lapisan epitel åan tonsil akan menimbulkan reaksi
radang berupa keluarn#a leukosit polimorfonuklear sehingga terbentuk
detritus. 0entuk tonsillitis akut dengan detritus #ang &elas disebut
1
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 2/16
tonsilitis folikularis. 0ila bercakbercak detritus ini men&adi satu,
membentuk aluralur maka akan ter&adi tonsilitis lakunaris.
2. Tonsilitis embranosa
a. Tonsilitis difteri
Tonsilitis difteri merupakan tonsilitis #ang disebabkan kuman
Coryne bacterium diphteriae. Tonsilitis difteri sering ditemukan pada
anakanak berusia kurang dari ! tahunan frekuensi tertinggi pada usia
27 tahun.
b. Tonsilitis septik
Tonsilitis #ang disebabkan karena Streptokokus hemolitikus #ang
terdapat dalam susu sapi.
c. Angina Plaut 8incent ( stomatitis ulsero membranosa "
Tonsilitis #ang disebabkan karena bakteri spirochaeta atau
triponema #ang didapatkan pada penderita dengan higiene mulut #ang
kurang dan defisiensi vitamin %.
d. Pen#akit kelainan darah
Tidak &arang tanda leukemia akut, angina agranulositosis dan
infeksi mononukleosis timbul di faring atau tonsil #ang tertutup
membran semu. *e&ala pertama sering berupa epistaksis, perdarahan di
mukosa mulut, gusi dan di ba9ah kulit sehingga kulit tampak bercak
kebiruan.
:. Tonsilis 1ronik
Tonsilitis kronik timbul karena rangsangan #ang menahun dari
rokok, beberapa &enis makanan, higiene mulut #ang buruk, pengaruh
cuaca, kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut #ang tidak adekuat.
%. Anatomi ;isiologi
Amandel atau tonsil merupakan kumpulan åan limfoid #ang ban#ak
mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Tonsil
terletak pada kerongkongan di belakang kedua u&ung lipatan belakang mulut.
6a &uga bagian dari struktur #ang disebut Ring of $alde#er (cincin 9alde#er".
1edua tonsil terdiri &uga atas åan limfe, letakn#a di antara lengkung
2
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 3/16
langitlangit dan mendapat persediaan limfosit #ang melimpah di dalam cairan
#ang ada pada permukaan dalam selsel tonsil.
Tonsil terdiri atas'
!. Tonsil fariengalis, agak menon&ol keluar dari atas faring dan terletak di
belakang koana.
2. Tonsil palatina, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
:. Tonsil linguais, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak men#ebar ke seluruh tubuh
dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan
kerongkongan, oleh karena itu tidak &arang tonsil mengalami peradangan.
Peradangan pada tonsil disebut dengan tonsilitis, pen#akit ini merupakan salah
satu gangguan Telinga 3idung < Tenggorokan ( T3T ". 1uman #ang
dimakan oleh imunitas seluler tonsil dan adenoid terkadang tidak mati dan
tetap bersarang disana serta men#ebabkan infeksi amandel #ang kronis dan
berulang (Tonsilitis kronis". 6nfeksi #ang berulang ini akan men#ebabkan
tonsil dan adenoid beker&a terus dengan memproduksi selsel imun #ang
ban#ak sehingga ukuran tonsil dan adenoid akan membesar dengan cepat
melebihi ukuran #ang normal. (Pearce,2= > #aifuddin, 2="
?. tiologi
Pen#ebab tonsilitis menurut (;irman , 2=" dan (oepardi, ffiat#
Ars#ad,dkk, 2-" adalah infeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus,
Streptococcus viridans, dan Streptococcus pyogenes. ?apat &uga disebabkan
oleh infeksi virus.
3
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 4/16
. Patofisiologi
0akteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut. Amandel
atau tonsil berperan sebagai filter, men#elimuti organisme #ang berbaha#a
tersebut. 3al ini akan memicu tubuh untuk membentuk antibod# terhadap
infeksi #ang akan datang akan tetapi kadangkadang amandel sudah kelelahan
menahan infeksi atau virus.
1uman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka åan
limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan radang
dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak
pada korpus tonsil #ang berisi bercak kuning #ang disebut detritus. ?etritus
merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel #ang terlepas, suatu
tonsillitis akut dengan detritus disebut tonsillitis falikularis, bila bercak
detritus berdekatan men&adi satu maka ter&adi tonsillitis lakunaris.
Tonsilitis dimulai dengan ge&ala sakit tenggorokan ringan hingga
men&adi parah. Pasien han#a mengeluh merasa sakit tenggorokann#a
sehingga berhenti makan. Tonsilitis dapat men#ebabkan kesukaran menelan,
panas, bengkak, dan kelen&ar getah bening melemah didalam daerah sub
mandibuler, sakit pada sendi dan otot, kedinginan, seluruh tubuh sakit, sakit
kepala dan biasan#a sakit pada telinga. ekresi #ang berlebih membuat pasien
mengeluh sukar menelan, belakang tenggorokan akan terasa mengental. 3al
hal #ang tidak men#enangkan tersebut biasan#a berakhir setelah -2 &am.
0ila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membrane semu
(Pseudomembran", sedangkan pada tonsillitis kronik ter&adi karena proses
radang berulang maka epitel mukosa dan åan limfoid terkikis. ehingga
pada proses pen#embuhan, åan limfoid diganti åan parut. 5aringan
ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus" #ang
akan diisi oleh detritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan
akhirn#a timbul perlengketan dengan åan sekitar fosa tonsilaris. Pada
anak proses ini disertai dengan pembesaran kelen&ar limfe submandibula.
(Reeves, Roux, Lockhart, 2! "
4
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 5/16
;. anifestasi 1linik
Tanda dan ge&ala Tonsilitis menurut ( melt4er < 0are, 2" ialah sakit
tenggorokan, demam, ngorok, dan kesulitan menelan. edangkan menurut
ffiat# Ars#ad oepardi,dkk ( 2- " tanda dan ge&ala #ang timbul #aitu n#eri
tenggorok, tidak nafsu makan, n#eri menelan, kadangkadang disertai otalgia,
demam tinggi, serta pembesaran kelen&ar submandibuler dan n#eri tekan.
*. 1omplikasi
1omplikasi tonsilitis akut dan kronik #aitu '
!. Abses pertonsilTer&adi diatas tonsil dalam åan pilar anterior dan palatum mole,
abses ini ter&adi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasan#a
disebabkan oleh streptococcus group A ( oepardi, ffiat# Ars#ad,dkk.
2- ".
2. @titis media akut
6nfeksi dapat men#ebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius
(eustochi" dan dapat mengakibatkan otitis media #ang dapat mengarah
pada ruptur spontan gendang telinga ( oepardi, ffiat# Ars#ad,dkk.
2-".
:. astoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih &auh men#ebarkan infeksi ke
dalam selsel mastoid ( oepardi, ffiat# Ars#ad,dkk. 2- ".
/. Laringitis
erupakn proses peradangan dari membran mukosa #ang membentuk
lar#nx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis #ang disebabkan bisa
karena virus, bakter, lingkungan, maupunmkarena alergi ( Reeves, Roux,
Lockhart, 2! ".
7. inusitis
erupakan suatu pen#akit inflamasi atau peradangan pada satua atau
lebih dari sinus paranasal. inus adalah merupakan suatu rongga atau
ruangan berisi udara dari dinding #ang terdiri dari membran mukosa
( Reeves, Roux, Lockhart, 2! ".
5
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 6/16
=. Rhinitis
erupakan pen#akit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan
nasophar#nx ( Reeves, Roux, Lockhart, 2! ".
3. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien tonsilitis menurut ( ans&oer, 2" #aitu '
!. Penatalaksanaan tonsilitis akut
a. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 7 hari dan obat
kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan
eritromisin atau klindomisin. b. Antibiotik #ang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder,
kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat
simptomatik.
c. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari
komplikasi kantung selama 2: minggu atau sampai hasil usapan
tenggorok :x negatif.
d. Pemberian antipiretik.
2. Penatalaksanaan tonsilitis kronik
a. Terapi lokal untuk h#giene mulut dengan obat kumur ) hisap.
b. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau
terapi konservatif tidak berhasil.
The American Academy of tolaryngology ! "ead and #eck Surgery
Clinical $ndikators Compendium tahun !7 menetapkan indikasi dilakukann#a
tonsilektomi #aitu'
!" erangan tonsilitis lebih dari tiga kali per tahun 9alaupun telah mendapatkan
terapi #ang adekuat.
2" Tonsil hipertrofi #ang menimbulkan maloklusi gigi dan men#ebabkan
gangguan pertumbuhan orofasial
:" umbatan &alan nafas #ang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan &alan
nafas, sleep apnea, gangguan menelan, dan gangguan bicara.
/" Rinitis dan sinusitis #ang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil, #ang tidak
berhasil hilang dengan pengobatan.
6
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 7/16
7" Bapas bau #ang tidak berhasil dengan pengobatan
=" Tonsilitis berulang #ang disebabkan oleh bakteri grup A Sterptococcus β
hemoliticus
-" 3ipertrofi tonsil #ang dicurigai adan#a keganasan
C" @titis media efusa ) otitis media supurataif
( oepardi, ffiat# Ars#ad,dkk. 2- "
Tonsilektomi menurut ( Bettina, 2= " #aitu'
!" Pera9atan pra @perasi '
a" Lakukan pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorok secara seksama dan
dapatkan kultur #ang diperlukan untuk menentukan ada tidak dan sumber
infeksi.
b" Ambil spesimen darah untuk pemeriksaan praoperasi untuk menentukan
adan#a resiko perdarahan ' 9aktu pembekuan, pulasan trombosit, masa
protrombin, masa tromboplastin parsial.
c" Lakukan pengka&ian praoperasi '
Perdarahan pada anak atau keluarga, ka&i status hidrasi, siapkan anak
secara khusus untuk menghadapi apa #ang diharapkan pada masa
pascaoperasi, gunakan teknik teknik #ang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak ( buku, boneka, gambar ", bicaralah pada anak tentang
hal hal baru #ang akan dilihat di kamar operasi, dan &elaskan &ika terdapat
konsepkonsep #ang salah, bantu orang tua men#iapkan anak mereka
dengan membicarakan istilah #ang umum terlebih dahulu mengenai
pembedahan dan berkembang ke informasi #ang lebih spesifik, #akinkan
orang tua bah9a tingkat komplikasi rendah dan masa pemulihan biasan#a
cepat, an&urkan orang tua untuk tetap bersama anak dan membantu
memberikan pera9atan.
2" Pera9atan pascaoperasi '
a" 1a&i n#eri dengan sering dan berikan analgesik sesuai indikasi.
b" 1a&i dengan sering adan#a tandatanda perdarahan pascaoperasi
c" iapkan alat pengisap dan alatalat nasal packing untuk ber&aga&aga
seandain#a ter&adi kedaruratan.
7
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 8/16
d" Pada saat anak masih berada dalam pengaruh anestesi, beri posisi
telungkup atau semi telungkup pada anak dengan kepala dimiringkan
kesamping untuk mencegah aspirasi
e" 0iarkan anak memperoleh posisi #ang n#aman sendiri setelah ia sadar
( orangtua boleh menggendong anak "
f" Pada a9aln#a anak dapat mengalami muntah darah lama. 5ika diperlukan
pengisapan, hindari trauma pada orofaring.
g" 6ngatkan anak untuk tidak batuk atau membersihkan tenggorok kecuali
&ika perlu.
h" 0erikan asupan cairan #ang adekuat> beri es batu ! sampai 2 &am setelah
sadar dari anestesi. aat muntah susah berhenti, berikan air &ernih dengan
hatihati.
i" 5aga agar anak dan lingkungan sekitar bebas dari drainase bernoda darah
untuk membantu menurunkan kecemasan.
&" An&urkan orang tua agar tetap bersama anak ketika anak sadar.
6. Pengka&ian ;okus dan Pemeriksaan Penun&ang
!. ;okus pengka&ian menurut (;irman , 2=", #aitu '
a. $a9ancara
!" 1a&i adan#a ri9a#at pen#akit sebelumn#a (tonsillitis"
2" Apakah pengobatan adekuat
:" 1apan ge&ala itu muncul
/" 0agaimana pola makann#a
7" Apakah rutin ) ra&in membersihkan mulut
b. Pemeriksaan fisik
?ata dasar pengka&ian menurut ( ?oengoes, 2", #aitu '
!" 6ntergritas go
*e&ala ' Perasaan takut, kha9atir
Tanda ' ansietas, depresi, menolak.
2" akanan ) %airan
*e&ala ' 1esulitan menelan
Tanda ' 1esulitan menelan, mudah terdesak, inflamasi
8
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 9/16
:" 3#giene
Tanda ' kebersihan gigi dan mulut buruk
/" B#eri ) 1eamanan
Tanda ' *elisah, perilaku berhatihati
*e&ala ' akit tenggorokan kronis, pen#ebaran n#eri ke telinga
7" Pernapasan
*e&ala ' Ri9a#at menghisap asap rokok ( mungkin ada anggota
keluarga #ang merokok ", tinggal di tempat #ang berdebu.
2. Pemeriksaan penun&ang
a. Tes Laboratorium
Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah
bakteri #ang ada dalam tubuh pasien dengan tonsilitis merupakan
bakteri grup A, kemudian pemeriksaan ¨ah leukosit dan hitung
&enisn#a, serta la&u endap darah. Persiapan pemeriksaan #ang perlu
sebelum tonsilektomi adalah '
!" Rutin ' 3emoglobine, lekosit, urine.
2" Reaksi alergi, gangguan perdarahan, pembekuan.
:" Pemeriksaan lain atas indikasi (Rongten foto, 1*, gula darah,
elektrolit, dan sebagain#a.
b. 1ultur
1ultur dan u&i resistensi bila diperlukan.
c. Terapi
?engan menggunakan antibiotik spectrum lebar dan sulfonamide,
antipiretik, dan obat kumur #ang mengandung desinfektan. ( oetomo,
2/ "
5. ?iagnosa 1epera9atan
?iagnosa kepera9atan #ang mungkin muncul '
!. Pre @perasi
a. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat.
b. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon inflamasi.
9
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 10/16
c. %emas berhubungan dengan kurang pengetahuan akan dilakukann#a
tonsilektomi.
2. Post @perasi
a. B#eri akut berhubungan dengan insisi bedah, diskontinuitas åan.
b. Resiko tidak efektif bersihan &alan nafas berhubungan dengan
penumpukan sekret.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adan#a
perdarahan .
d. Resiko infeksi berhubungan dengan pema&anan mikroorganisme.
( ?oengoes, 2 "
1. ;okus 6ntervensi
!. Pre @perasi
a. ?x ! ' Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia
Tu&uan ' kebutuhan nutrisi terpenuhi
1riteria hasil ' kebutuhan nutrisi pasien adekuat, tidak ada tanda
malnutrisi, mampu menghabiskan makanan sesuai porsi #ang
diberikan
6ntervensi '
!" A9asi masukan dan berat badan sesuai indikasi
Rasional ' emberikan informasi sehubungan dengan kebutuhan
nutrisi dan keefektifan terapi
2" Auskultasi bun#i usus
Rasional ' akanan han#a dimulai setelah bun#i usus membaik
:" ulai dengan makanan kecil dan tingkatkan sesuai toleransi
Rasional ' 1andungan makanan dapat mengakibatkan
ketidaktoleransian, memerlukan perubahan pada kecepatan
/" 0erikan diet nutrisi seimbang ( makanan cair atau halus " atau
makanan selang sesuai indikasi
Rasional ' mempertahankan nutrisi #ang seimbang
( ?oengoes, 2 "
10
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 11/16
b. ?x 2 ' Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon inflamasi
Tu&uan ' setelah dilakukan tindakan kepera9atan diharapkan suhu
tubuh normal
1riteria hasil ' suhu tubuh normal ( :=D%:-D% " tubuh tidak terasa
panas,pasien tidak gelisah.
6ntervensi '
!" Pantau suhu tubuh pasien, perhatikan menggigil atau diaphoresis
Rasional ' suhu :C,!E%/!,!E% menun&ukan infeksius
2" Pantau suhu lingkungan, batasi) tambahan linen tempat tidur sesuai
indikasi
Rasional ' uhu ruangan harus diubah untuk mempertahankan suhu
mendekati normal
:" 0erikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol
Rasional ' ?apat membantu menurunkan suhu tubuh
/" 0erikan antipiretik
Rasional ' obat antipiretik sebagai obat penurun demam
( ?oengoes, 2 "
c. ?x :' %emas berhubungan dengan kurang pengetahuan akan
dilakukan#a tonsilektomi
Tu&uan ' cemas berkurang atau hilang
1riteria hasil ' kecemasan berkurang, pasien tampak tenang.
6ntervensi '
!" 5elaskan prosedur bedah kepada anak dan orang tua dengan
menggunakan bahasa #ang sederhana.
Rasional ' informasi #ang demikian dapat mengurangi rasa takut
dan kecemasan dengan mempersiapkan anak dan orang tua.
2" 5elaskan bah9a tergantung 9aktu pembedahan, anak mungkin
tidak diberi makan atau minum setelah tengah malam pada hari
pembedahan dilakukan untuk mencegah anak muntah dan aspirasi
selama pembedahan.
11
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 12/16
Rasional ' anak mungkin ter&adi takut &ika ia tidak memperoleh
makanan atau minuman sepan&ang malam, atau pagi hari sebelum
pembedahan.
:" 5elaskan kepada orang tua bah9a pembedahan mungkin tidak
dilakukan &ika anak memiliki tanda dan ge&ala infeksi akut,
termasuk peningkatan suhu, hidung terdapat sekret, dan n#eri pada
telinga pada hari pembedahan.
Rasional ' pembedahan tidak dapat dilakukan dalam kondisi ini,
sehubungan dengan risiko septikemia atau infeksi meluas.
/" 0eri tahu orang tua tentang kemungkinan lama pembedahan dan
tempat mereka menungggu selama prosedur dan periode
pemulihan.
Rasional ' tidak mengetahui berapa lama pembedahan berlangsung
dapat membuat orang tua cemas selama pembedahan.
7" 5elaskan kepada anak dan orang tua tentang kemungkinan kondisi
pasca operasi
Rasional ' memahami apa #ang akan ter&adi setelah prosedur, dapat
mengurangi rasa cemas.
( ?oengoes, 2 "
2. Post @perasi
a. ?x ! ' B#eri akut berhubungan dengan insisi bedah, diskontinuitas
åan.
Tu&uan ' tidak ada masalah tentang n#eri , n#eri dapat hilang atau
berkurang
1riteria hasil '
!" elaporkan n#eri berkurang
2" kspresi 9a&ah tampak rileks
6ntervensi '
!" Lakukan pengka&ian n#eri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi.
Rasional ' sebagai dasar penentuan intervensi berikutn#a
12
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 13/16
2" A&arkan teknik non farmakologi dengan distraksi ) latihan nafas
dalam.
Rasional ' teknik distraksi)latihan nafas dalam dapat mengurangi
n#eri.
:" Tingkatkan istirahat pasien
Rasional ' istirahat dapat melupakan dari rasa n#eri
/" An&urkan klien untuk mengurangi n#eri dengan'
a" inum air dingin atau es
b" 3indarkan makanan panas, pedas, keras
c" elakukan teknik relaksasi
Rasional ' tindakan non analgesik diberikan dengan cara
alternatif untuk mengurangi n#eri dan menghilangkan
ketidakn#amanan
7" %iptakan lingkungan tenang dan n#aman
Rasional ' menurunkan sterss dan rangsangan berlebihan,
meningkatkan istirahat
( ?oengoes, 2 "
b. ?x 2 ' Resiko tidak efektif bersihan &alan nafas berhubungan dengan
penumpukan secret.
Tu&uan ' &alan nafas efektif
1riteria hasil ' setelah dilakukan tindakan kepera9atan, resiko
ketidakefektifan &alan nafas dapat teratasi ditandai dengan tidak adan#a
secret.
6ntervensi '
!" Pantau irama ) frekuensi irama pernafasan
Rasional ' pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi
meman&ang dibanding inspirasi
2" Auskultasi bun#i nafas, cata adan#a bun#i nafas, misaln#a mengi,
krekles, atau ronkhi
Rasional ' bun#i nafas krekles dan ronkhi terdengar pada inspirasi
dan atau ekspirasi pada respon terhadap pegumpulan sekret
13
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 14/16
:" 1a&i pasien untuk posisi #ang n#aman, misaln#a peninggian kepala
tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur.
Rasional ' peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi
pernafasan
/" ?orong pasien untuk mengeluarkan lendir secara perlahan
Rasional ' membersihkan &alan nafas dan membantu mencegah
komplikasi pernafasan
( ?oengoes, 2 "
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
#ang berlebihan
Tu&uan ' kebutuhan cairan terpenuhi
1riteria hasil ' setelah dilakukan tindaka kepera9atan resiko
kekurangan volume cairan dapat teratasi ditandai dengan tanda vital
stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik, kapiler refill cepat
6ntervensi '
!" 1a&i ) ukur dan catat ¨ah perdarahan
Rasional ' potensi kekurangan cairan, khususn#a &ika tidak ada
tambahan cairan
2" A9asi tandatanda vital
Rasional ' perubahan tekanan darah, nadi dapat digunakan untuk
perkiraan kehilangan darah
:" %ata respon fisiologis individual pasien terhadap perdarahan,
misaln#a perubahan mental, kelemahan, gelisah, ansietas, pucat,
berkeringat, peningkatan suhu.
Rasional ' simtomatologi dapat berguna dalam mengukur berat
badan atau laman#a episode perdarahan
/" A9asi batuk dan bicara karena akan mengiritasi luka dan
menambah perdarahan.
Rasional ' aktifitas batuk dan bicara meningkatkan tekana intra
abdomen dan dapat mencetuskan perdarahan langitlangit.
( ?oengoes, 2 "
14
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 15/16
d. Resiko infeksi berhubungan dengan pema&anan mikroorganisme.
Tu&uan ' men#atakan pemahaman pen#ebab atau fakto resiko individu
1riteria hasil ' mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau
menurunkan resiko infeksi, tidak ada tandatanda infeksi, tandatanda
vital normal.
6ntervensi '
!" Pantau tandatanda vital.
Rasional ' 5ika ada peningkatan suhu tubuh kemungkinan infeksi
2" Lakukan pera9atan luka aseptik dan lakukan pencucian tangan
#ang baik.
Rasional ' encegah risiko infeksi
:" Lakukan pera9atan terhadap prosedur invasive.
Rasional ' engurangi infeksi nosokomial
/" 1olaborasi untuk pemberian antibiotik.
Rasional ' encegah perkembangan mikroorganisme patogen.
( ?oengoes, 2 "
15
7/21/2019 LP.ATE.doc
http://slidepdf.com/reader/full/lpatedoc 16/16
?A;TAR PFTA1A
http'))id.shvoong.com)medicineandhealth)!-7=:operasiamandel#ang
beru&ung kematian)
http'))klikharr#.9ordpress.com)2-))7)tonsilektomitonsillectom#)
http'))999.merck.com)mmpe)secC)chCb.html
%arpenito, L#nda 5uall (2", 0uku aku ?iagnosa 1epera9atan . 5akarta ' *%
?oengoes, aril#nn (!". Rencana Asuhan 1epera9atan ' Pedoman FntukPerencanaan dan Pendokumentasian Pera9atan Pasien 5akarta ' *%
?rake A. Tonsillectom#. avaible from' http'))999. emedicine. com)ent)topic:!7.
htm)emed tonsilektomi
1ornblut A,1ornblut A?. Tonsillectom# and adenoidectom#. 6n'
Paparella,*luckman ,a#erhoff, eds. @tolar#ngolog# head and neck
surger#. Philadelphia, $0 aunders :rd edition,!!'2!/7=
Tukel ?,Little 5P. Pediatric head and neck emergenc#. 6n ' iscle ?$
and cGuone 5. mergenc# of the head and neck. osb#. FA.
2':2/:2=
Adams *L,Pen#akitpen#akit nasofaring dan orofaring. ?alam' Adams *L,0oies
buku a&ar pen#akit T3T,5akarta, Penerbit buku kedokteran *% edisi =,
!/ ' ::-/
3atmans#ah, Tonsilektomi. ?alam' %ermin ?unia 1edokteran no C. !:' !C2!
16