LP3A Komplek Olahraga Jatidiri...
Transcript of LP3A Komplek Olahraga Jatidiri...
TUGAS AKHIR 142
113
BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN ARSITEKTUR
5.1. Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang
No Kelompok Ruang Luas 1 Utama 1.531,152 m2 2 Pengunjung 32.085,5 m2 3 Pengelola 384,31 m2 4 Media 752,52 m2 5 Lapangan 15.689 m2 6 Parkir 3.160 m2
Total 53.602,4 m2 53.600 m2
Tabel 5. 1 Program Ruang Sumber : Analisa Penulis
5.1.2. Kelompok Hubungan Antar Ruang
Gambar 5. 1 Hubungan Antar Ruang Sumber : Analisa Pribadi
5.2. Konsep Dasar Perancangan 5.2.1. Pendekatan Kontekstual
a. Fasilitas Olahraga Beberapa fasilitas olahraga eksisting dipertahankan dan dilakukan pengoptimalan penggunaan fasilitas olahraga sedangkan ada fasilitas yang dihapuskan. Penambahan fasilitas olahraga juga dilakukan untuk memberi fasilitas cabang olahraga yang masih menggunakan fasilitas olahraga lain sebagai tempat latihan dengan mempertimbangkan optimasi penggunaan fasilitas olahraga.
TUGAS AKHIR 142
114
No Cabang Olahraga Fasilitas Olahraga Keterangan 1 Sepak Bola
Stadion Jatidiri Dipertahankan 2 Atletik 3 Futsal
GOR Jatidiri Dipertahankan 4 Bulutangkis 5 Bola Basket 6 Sepak Takraw 7 Bola Voli 8 Tenis Tennis Indoor Dipertahankan 9 Tenis Tenis Outdoor Dipertahankan 10 Tinju Sasana Tinju Dipertahankan 11 Angkat Besi Gymnasium Dipertahankan 12 Panjat Tebing Panjat Tebing Dipertahankan 13 Panahan Lapangan Memanah Dipertahankan 14 Menembak Lapangan Tembak Dipertahankan 15 Sepatu Roda Velodrome Sepatu Roda Dipertahankan 16 Renang Kolam Renang Dipertahankan 17 Loncat Indah Kolam Renang Dipertahankan 18 Gulat
Gedung Serbaguna Baru
19 Karate 20 Taekwondo 21 Judo 22 Tenis Meja 23 Squash
Tabel 5. 2 Fasilitas Olahraga Sumber : Analisa Pribadi
TUGAS AKHIR 142
115
b. Fasilitas Penunjang Rencana fasilitas penunjang di Kompleks Olahraga Jatidiri adalah sebagai berikut :
No Fungsi Fasilitas Penunjang Keterangan
1 Tempat tinggal atlet
PPLP Wisma Atlet Dipertahankan
2 Tempat tinggal pemain PSIS
Wisma Jatidiri Dipertahankan
3 Ibadah Musholla Dipertahankan
4 Pengelola Jatidiri
dan PPLP
Pusat Perkantoran Baru
5 KONI Jateng 6 Kantor Karate 7 Kantor Taekwondo 8 Kantor Perbakin 9 Kantor Anggar 10 Kantor IMBI 11 Kantor Pencak Silat 12 Kantor PBSI
13 Kantor Panjat
Tebing 14 Kantor Softball 15 Kantor Pentanqiue
Tabel 5. 3 Fasilitas Penunjang Sumber : Analisa Pribadi
c. Fasilitas PON Cabang olahraga yang bisa difasilitasi di Kompleks Olahraga Jatidiri adalah :
No Cabang Olahraga Fasilitas 1 Aerosport - 2 Akuatik Kolam Renang 3 Anggar - 4 Angkat Besi Gymnasium 5 Atletik Stadion Jatidiri 6 Balap Motor - 7 Balap Sepeda - 8 Berkuda - 9 Baseball -
10 Biliar - 11 Bola Basket GOR Jatidiri 12 Bola Voli GOR Jatidiri 13 Bowling - 14 Bridge - 15 Bulu Tangkis GOR Jatidiri 16 Catur 17 Dansa GOR Jatidiri 18 Dayung - 19 Golf -
TUGAS AKHIR 142
116
20 Gulat Gedung Serbaguna 21 Hoki - 22 Judo Gedung Serbaguna 23 Karate Gedung Serbaguna 24 Kempo Gedung Serbaguna 25 Kriket - 26 Layar - 27 Menembak Lapangan Menembak 28 Drumb Band - 29 Panahan Lapangan Memanah 30 Panjat Tebing Panjat Tebing 31 Pencak Silat Gedung Serbaguna 32 Selam Kolam Renang 33 Senam GOR Jatidiri 34 Sepak Bola Stadion Jatidiri 35 Sepak Takraw GOR Jatidiri 36 Sepatu Roda Velodrome Sepatu Roda 37 Ski Air - 38 Squash Gedung Serbaguna 39 Taekwondo Gedung Serbaguna 40 Tarung Derajat - 41 Tenis Tenis Indoor dan Outdoor 42 Tenis Meja Gedung Serbaguna 43 Tinju Sasana Tinju 44 Wushu Gedung Serbaguna
Tabel 5. 4 Fasilitas Olahraga Untuk PON Sumber : Analisa Pribadi
5.2.2. Pendekatan Kinerja a. Sistem Penyediaan dan Distribusi Air Bersih
Air bersih mengambil dari 3 sumber yaitu dari sumur, PDAM serta air hujan. Distribusi air dibagi menjadi 2 yaitu distribusi kepada fungsi bangunan dan distribusi kepada zona lapangan. Distribusi air bersih ke bangunan menggunakan sistem downfeed sedangkan zona lapangan menggunakan sistem upfeed, seperti pada diagram berikut :
TUGAS AKHIR 142
117
Diagram 5. 1 Sistem Downfeed Sumber : Analisa Pribadi
Sistem pada diagram di atas menggunakan sistem downfeed dengan menggunakan sumber air PDAM dan sumur. Air yang dipompa ke beberapa water tank didistribusikan sesuai zona serta untuk sistem pemadam kebakaran sprinkler.
Diagram 5. 2 Sistem Upfeed Sumber : Analisa Pribadi
Diagram di atas merupakan sistem distribusi air upfeed. Sumber air menggunakan air hujan dan air PDAM. Air didistribusikan untuk rain gun di lapangan dan hydrant pada sistem pemadam kebakaran
b. Sistem Drainase
Sistem drainase untuk air limbah diresapkan ke dalam tanah sebagai usaha konservasi air tanah. Drainase air hujan juga diresapkan ke dalam tanah dengan alasan yang sama. Air limbah dibagi menjadi grey water dan black water. Grey water berasal dari wastafel dan buangan air dari floor drain. Grey water dapat langsung diarahkan menuju sumur resapan untuk diresapkan ke dalam tanah. Sedangkan black water harus melalui septic tank terlebih dahulu untuk menghancurkan kotoran padat dan menguraikan
TUGAS AKHIR 142
118
bakteri kemudian disalurkan menuju sumur resapan. Untuk air hujan ditampung di reservoir khusus air hujan untuk digunakan kembali.
Diagram 5. 3 Drainase Sumber : Analisa Pribadi
Sumur resapan yang digunakan adalah tipe vertikal karena tidak menggunakan lahan terlalu banyak. Sementara saluran grey water menggunakan saluran tertutup yang setiap 6 meter diberikan bak control.
Gambar 5. 2 Potongan Saluran Air Sumber : Analisa Pribadi
Gambar 5. 3 Bak Kontrol Sumber : Analisa Pribadi
Gambar 5. 4 Bak Kontrol Sumber : Analisa Pribadi
Sementara untuk drainase lapangan sepak bola dibuat dengan jarak 4 meter. Saluran mengarah ke manhole di pinggir lapangan dengan kemiringan 1% lalu disalurkan ke sungai yang melewati Kompleks Olahraga Jatidiri.
TUGAS AKHIR 142
119
Gambar 5. 5 Drainase Lapangan Sumber : Analisa Pribadi
c. Sistem Pemadam Kebakaran Sistem proteksi terhadap kebakaran menggunakan 3 jenis yaitu : - Sprinkler System ( Wet Riser System )
Sumber air sprinkler menggunakan sumber air yang sama dari sistem distribusi air downfeed. Air dialirkan dari upper water tank menuju head sprinkler menggunakan pipa bertekanan. Tekanan air selalu dijaga konstan dengan menggunakan jockey pump. Sprinkler ini digunakan pada area indoor serta pada struktur space frame atap untuk mencegah baja meleleh akibat terbakar.
TUGAS AKHIR 142
120
- Hydrant System
Menggunakan Box Hydrant untuk sistem pemadam kebakaran di dalam bangunan, untuk mengantisipasi jika sprinkler dan fire extinguisher tidak mampu memadamkan api dan Pilar Hydrant di luar bangunan yang menggunakan sumber air dari sistem distribusi air upfeed. Seperti sistem sprinkler, sistem hydrant juga dibantu oleh jockey pump. Siamese juga dipasang di luar bangunan untuk mengisi sumber air ketika sumber air di water reservoir habis.
- Fire Extinguisher Menggunakan fire extinguisher tipe chemical powder pada area yang rawan akan kebakaran seperti kedai makanan / minuman. Ruangan lain juga disediakan APAR dari chemical powder. Sedangkan pada ruang panel dan ruang genset menggunakan APAR dengan tipe CO2.
d. Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir direncanakan menggunakan penangkal petir sistem Sangkar Faraday. Masing masing batang penangkal petir berjarak maksimal 20 meter. Batang penangkal petir dihubungkan dengan kabel konduktor ke sistem pembumian (grounding).
TUGAS AKHIR 142
121
e. Sistem Elektrikal Sumber listrik utama menggunakan listrik yang didistribusikan PLN. Genset disiapkan sebagai sumber tenaga cadangan ketika listrik PLN mati.
f. Sistem Penghawaan Sistem penghawaan menggunakan penghawaan buatan jenis AC central. Cooling tower dan chiller diletakkan pada area outdoor pada atap. Setiap lantai diletakkan unit AHU untuk mengatur suhu udara yang akan didistribusikan ke masing – masing ruangan di lantai tersebut.
5.2.3. Pendekatan Teknis a. Struktur Bawah
- Pondasi Tiang Pancang Perencanaan pondasi pada dasarnya mempertimbangkan beban yang diterima oleh pondasi dan daya dukung tanah. Pondasi tiang pancang
TUGAS AKHIR 142
122
dipilih karena fungsi pondasi pada stadion digunakan untuk menahan beban yang besar dari struktur atap dan rangka bangunan. Kelebihan :
Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.
Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras. Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan
pada sekeliling tiang. Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang
ditahan oleh dua atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.
Kekurangan :
Menimbulkan getaran saat pemasangan Membutuhkan jalan yang lebar untuk transportasi tiang
b. Struktur Tengah
- Grid Radial Beton
Gambar 5. 6 Grid Radial Beton Sumber : CCRMA
Bentuk radial muncul karena mengikuti sudut pandang penonton menuju lapangan, sehingga di ke empat sisi bangunan berbentuk melengkung. Sementara material beton digunakan karena kokoh dan lebih fleksibel dari segi bentuk dan mudah diaplikasikan.
TUGAS AKHIR 142
123
c. Struktur Atas - Space frame
Gambar 5. 7 Struktur atap space frame Sumber : Pinterest
Space frame menjadi pilihan karena dapat digunakan untuk bangunan yang memiliki bentang sangat lebar. Penggunaan space frame juga memungkinkan akan fleksibilitas bentuk atap. Kelebihan space frame lainnya adalah : Struktur atap yang ringan Memiliki tingkat kekakuan yang cukup meskipun memiliki
struktur yang ringan. Hal ini disebabkan oleh adanya elemen tiga dimensi unsur-unsur penyusunnya yang bekerja secara penuh dalam menahan beban beban terpusat simetris.
Fleksibilitas yang lebih besar dalam tata letak dan posisi kolom.
Sementara kekurangan sistem struktur space frame ini adalah tidak tahan terhadap api. Bahan space frame yang menggunakan baja dapat meleleh akibat panas tinggi yang disebabkan oleh api saat kebakaran.
5.2.4. Pendekatan Arsitektural a. Hi-tech Architecture
Gambar 5. 8 Bird's Nest Stadium Sumber : Lozano Travel
TUGAS AKHIR 142
124
Hi-tech architecture atau bisa juga disebut dengan structural expressionism adalah gaya arsitektur yang berkembang di tahun 1970 untuk mempopulerkan material industry dengan melibatkan elemen teknologi dan industry ke dalam desain. Gaya Arsitektur ini menampilkan struktur bangunannya sebagai atraksi dan elemen estetika. Karakteristik hi-tech architecture ini adalah penampilan kaca dan rangka baja pada bangunan. Selain itu penggunaan curtain wall juga menjadi ciri khas gaya arsitektur ini. Menurut Charles Jenks terdapat 6 ciri ciri hi-tech architecture yaitu : - Inside out
Bagian Interior yang diperlihatkan keluar dengan penggunaan material penutup yang transparan, seperti kaca. Fungsi-fungsi yang umumnya tertutup/ditutupi namun ditonjolkan keluar, seperti fungsi servis dan utilitas.
- Celebration of process Penekanan terhadap pemahaman mengenai konstruksinya sehingga muncul suatu pemahamandari seorang awam ataupun seorang ilmuwan. Sebagai catatan yang ditulis oleh Charles Jenksmengenai Norman Foster, yaitu ciri khas dari pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapatmengungkapkan sesuatu yang lebih daripada arsitek manapun dalam cara penyelesaian denganide-ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu rancangan sesuai dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak dari bangunan tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna.
- Transparan, Pelapisan dan Pergerakan Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditonjolkan secara jelas tanpa terkecuali, kegunaan yang lebih luas dari kaca yang transparan dan tembus cahaya, pelapisan dari pipa-pipa saluran, tangga dan struktur, serta penekanan pada escalator dan lift sebagai suatu unsur yang bergerak merupakan karateristik dari bangunan high-tech.
- Pewarnaan yang cerah dan merata Hal ini ditujukan untuk memberikan perbedaan yang jelas mengenai jenis struktur dan utilitas, juga untuk mempermudah para teknisi dalam membedakannya dan memahami penggunaannya secara efektif. Pada karya Richard Rogers yaitu bangunan Pampidou Center dan Inmos Factory menggunakan warna-warna yang cerah.
- A light weight filigree of tensile members
Baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari bangunan Hi-tech , sekelompok kabelkabel baja penopang dapat membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.
TUGAS AKHIR 142
125
- Optimistic confidence in a scientific cultural Bangunan Hitech dapat mewakili kebudayaan/peradaban masa depan yang serba scientific, sehingga pada saat itu tetap bisa dipakai dan tidak ketinggalan zaman. Hasilnya lebih mendalam pada suatu metode kerja, perlakuan pada material, warna-warna dan pendapatan, dibandingkan dengan prinsip-prinsip komposisi.