kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus...

135
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus...

Page 1: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE,

PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2012)

Skripsi

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Justinus Ario Wibowo

10130210084

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG

2014

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 3: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Lembar Pernyataan tidak melakukan plagiat dalam penyusunan

Skripsi

Dengan ini saya

Nama : Justinus Ario Wibowo

Nim : 10130210084

Program Studi : Akuntansi

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya ilmiah saya sendiri, bukan plagiat dari

karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain atau lembaga lain, dan semua karya

ilmiah atau lembaga lain yang dirujuk dalam skripsi ini telah disebutkan sumber

kutipan serta dicantumkan di Daftar Pustaka.

Jika dikemudian hari ditemukan kecurangan baik dalam pelaksanaan

skripsi maupun penulisan laporan skripsi, saya bersedia menerima konsekuensi

dinyatakan tidak lulus untuk mata kuliah skripsi yang telah saya tempuh.

Tangerang, 15 Januari 2014

Justinus Ario Wibowo

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 4: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Abstract

This research aims to analyze The Good Corporate Governance Mechanism that

influencing the disclosure of corporate social responsibility at the corporate’s annual reports

in Indonesia. The Good Corporate Governance mechanism that was applied in this

research are Board of Commisioner size, the proportion of boards of directors

independency,Firm’s size, Firm’s profile, Manajerial Ownership, Institusional Ownership,

profitability and Leverage.

The population in this research are all of Indonesian manufacturing firms listed in

Indonesian Stock Exchange (IDX) 2010-2012. Total sampel in this research are 19 firms that

selected with purposive sampling. Using content analysis method to analyze firm’s annual

report. Data analyzed with test of classic assumption and examination of hypothesis with

multiple linear regression method.

Result of this research indicates that Board of Commisioner size, the proportion of

boards of directors independency,Firm’s size had a significant effect to corporate social

responsibility disclosure in Indonesia and Firm’s profile, Manajerial Ownership,

Institusional Ownership, profitability and Leverage had not effect to corporate social

responsibility disclosure in Indonesia.

Keyword : Board of Commisioner size, the proportion of boards of directors

independency,Firm’s size, Firm’s profile, Manajerial ownership, Institusional ownership,

profitability and Leverage.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 5: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Mekanisme Good Corporate Governance yang

mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility yang terdapat pada laporan

tahunan perusahaan. Mekanisme Good Corporate Governance yang ditetapkan dalam

penelitian ini meliputi ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris independen,

ukuran perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

ditambah dengan variabel profitabilitas dan leverage.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2010-2012, Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 19

Perusahaan yang ditentukan melalui metode purposive sampling. Dengan menggunakan

metode content analysis dalam menganalisis laporan tahunan perusahaan, data dianalisis

dengan asumsi uji klasik dan pengujian hipotesis dengan metode regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran dewan komisaris, komposisi dengan

komisaris dan ukuran perusahaan terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

pengungkapan Corporate Social Responsibility dan profile perusahaan, kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Kata kunci : ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris , ukuran perusahaan,

profile perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan

leverage

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 6: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat yang sudah

diberikan-Nya kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh

Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas dan Leverage terhadap

Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility” dapat diselesaikan dengan baik.

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar sarjana strata satu. Skripsi ini diharapkan dapat menambah

wawasan dan pengetahuan seluruh pihak yang ingin mengetahui pengaruh

Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas dan Leverage terhadap

terhadap Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility”

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat diselesaikan tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak oleh sebab itu, melalui kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Seluruh keluarga yang tercinta dan terkasih atas doa, dukungan, dan

kasih sayang yang menjadi motivasi bagi penulis sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr. Ninok Leksono, Rektor Universitas Multimedia Nusantara.

3. Dra. Ratnawati Kurnia, Ak. M.Si., C.P.A., selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Multimedia Nusantara yang selalu memberikan

dukungan dalam proses penyusunan skripsi.

4. Dra. Ratnawati Kurnia, Ak. M.Si., C.P.A selaku Dosen Pembimbing

yang telah

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 7: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

ii

membimbing dengan penuh kesabaran dan perhatian. Terima kasih

untuk semua masukan dan dukungan selama proses penyusunan skripsi.

5. Seluruh Dosen Akuntansi Universitas Multimedia Nusantara yang telah

mendidik dan membimbing baik dalam proses perkuliahan maupun

diluar dan didalam perkuliahan.

6. Teman-teman penulis atas dorongan, semangat, kebersamaan, dan

waktu yang telah kita lewati bersama untuk berbagi cerita, pengalaman,

dan lelucon yang sangat menghibur dan tidak akan pernah terlupakan.

7. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung langsung selama proses penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah banyak membantu. Mohon maaf jika masih terdapat banyak kekurangan

dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima segala saran dan

kritik yang bersifat membangun untuk penulisan ini.

Tangerang, 15 Januari 2014

Penulis

(Justinus Ario )

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 8: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. ..1

1.2 Batasan Masalah........................................................ .................... ..16

1.3 Rumusan Masalah........................................................ .................. ..17

1.4 Tujuan Penelitian........................................................ ................... ..18

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 19

1.6 Sistematika Penulisan ...................................................................... 20

BAB II TELAAH LITERATUR

2.1 Teori Stakeholder........................................................ ................... ..23

2.2 Pengungkapan Corporate Social Responsibility .............................. 24

2.3 Teori Agency .................................................................................... 31

2.4 Good Corporate Governance .......................................................... 33

2.4.1 Ukuran Dewan Komisaris ........................................................ 38

2.4.2 Komposisi Dewan Komisaris ................................................... 40

2.4.3 Ukuran Perusahaan ................................................................... 42

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 9: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

iv

2.4.4 Profile Perusahaan .................................................................... 44

2.4.5 Kepemilikan Manajerial ........................................................... 46

2.4.6 Kepemilikan Institusional ......................................................... 47

2.5 Profitabilitas ..................................................................................... 49

2.6 Leverage ........................................................................................... 51

2.7 Ukuran dewan Komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran

perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilkan

institusional, profitabilitas, leverage dan pengungkapan corporate social

responsibility .......................................................................................... 54

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran umum objek penelitian....................................................56

3.2 Metode penelitan .............................................................................. 56

3.3 Variabel penelitian ........................................................................... 56

3.3.1 Variabel Dependen .................................................................. 57

3.3.2 Variabel Independen ............................................................... 60

3.3.2.1 Ukuran dewan komisaris ............................................. 60

3.3.2.2 Komposisi dewan komisaris ....................................... 60

3.3.2.3 Ukuran perusahaan ...................................................... 61

3.3.2.4 Profile perusahaan ....................................................... 62

3.3.2.5 Kepemilikan Manajerial .............................................. 62

3.3.2.6 Kepemilikan Institusional ........................................... 63

3.3.3.7 Profitabilitas ................................................................ 63

3.3.3.8 Leverage ...................................................................... 64

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 10: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

v

3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 64

3.5 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 64

3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................ 65

3.6.1 Uji Kualitas Data ..................................................................... 65

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................... 66

3.7 Uji Hipotesis .................................................................................... 69

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian ............................................................................... 73

4.2 Analisis dan Pembahasan ................................................................. 75

4.2.1 Statistik deskriptif ................................................................... 75

4.2.2 Uji Kualitas data ..................................................................... 79

4.2.3 Uji Multikolonieritas ............................................................... 80

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 81

4.2.5 Uji Autokolerasi ...................................................................... 82

4.2.6 Uji Hipotesis ........................................................................... 83

4.2.6.1 Uji Koefisien Determinasi .......................................... 83

4.2.6.2 Uji F ............................................................................ 84

4.2.6.3 Uji t ............................................................................. 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .......................................................................................... 95

5.2 Keterbatasan ..................................................................................... 99

5.2 Saran ................................................................................................ 99

Daftar Pustaka .................................................................................................... 100

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 11: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

vi

DAFTAR GAMBAR

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ....................................................................... 55

4.1 Pie Chart .................................................................................................... 76

4.2 Scatterplot .................................................................................................. 81

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 12: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Ringkasan perolehan sampel penelitian ........................................... 73

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ........................................................................... 75

Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov ......................................................... 79

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................. 80

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 82

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 83

Tabel 4.7 Hasil Uji F ........................................................................................ 84

Tabel 4.8 Hasil Uji t ......................................................................................... 86

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 13: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak yang

positif terhadap kemajuan perekonomian disuatu negara. Kemajuan ini

ditandai dengan meningkatnya produktivitas akan barang dan jasa dari

berbagai macam industri, yang diikuti dengan bertambahnya kemampuan daya

beli masyarakat terhadap suatu produk.

Disisi lain hal ini mengakibatkan para pelaku bisnis memusatkan

perhatian kepada peningkatan laba operasional, yang berakibat kepada kurang

berfokusnya perhatian perusahaan terhadap upaya pelestarian lingkungan dan

peningkatan kesejahteraan karyawannya. Peristiwa yang terjadi pada PT

Uncoal, PT Freeport Indonesia dan Lapindo Brantas menjadi bukti bahwa

masih terdapat perusahaan di Indonesia yang tidak mempedulikan dampak

aktivitasnya terhadap lingkungan sosialnya.

Anggraini dalam Kusumadilaga (2010), mengemukakan bahwa para

pemilik modal, yang berorientasi pada laba material, telah merusak

keseimbangan kehidupan dengan cara menstimulasi pengembangan potensi

ekonomi yang dimiliki manusia secara berlebihan dengan tidak memberi

kontribusi bagi peningkatan kemakmuran, tetapi justu menjadikannya

mengalami penurunan kondisi sosial.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 14: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

2

Corporate Sosial Responsibility menjadi suatu konsep yang dapat

membawa perusahaan melaksanakan tanggung jawabnya terhadap lingkungan

dan masyarakat. Daniri dalam Nurkhin (2010) mengemukakan bahwa

“ Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility

merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi

dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu

nilai perusahaan (Corporate Value) yang direfleksikan dalam kondisi

keuangannya saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple

bottom lines yaitu juga memperhatikan masalah sosial dan lingkungan”.

Kesadaran masyarakat yang semakin meningkat terhadap dampak

negatif yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan berupa masalah

polusi, limbah, dan diskriminasi pada hak- hak pekerja tanpa mempedulikan

pertanggungjawabanya, secara langsung memberikan dorongan bagi

perusahan untuk melakukan aktivitas tanggung jawab sosialnya.

(Daniri, dalam Nurkhin 2010) mengemukakan bahwa “Corporate

Sosial Responsibility adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan

membangun hubungan harmonis dengan lingkungan sosialnya. Secara teoritik

Corporate Sosial Responsibility didefinisikan sebagai tanggung jawab moral

suatu perusahaan terhadap para strategic stakeholders nya, terutama

komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja dan operasinya. Corporate

Sosial Responsibility memandang perusahaan sebagai agen moral, dengan atau

tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas.

Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam sudut pandang Corporate

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 15: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

3

Sosial Responsibility adalah mengedepankan prinsip moral dan etis, yakni

menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok masyarakat

lainnya. Dengan begitu perusahaan yang mengedepankan prinsip moral dan

etis akan memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat.”

Dalam upaya untuk meningkatkan aktivitas Corporate Sosial

Responsibility berbagai kalangan swasta, organisasi masyarakat, dan dunia

pendidikan berusaha merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial

di berbagai sektor usaha, dalam hubungannya dengan masyarakat dan

lingkungan. dikarenakan Corporate Social Responsibility merupakan sebuah

wujud kepedulian perusahaan kepada lingkungan sekitarnya dan Corporate

Social Responsibility merupakan suatu bentuk komitmen perusahaan atau

dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang

berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial.

Praktek dan pengungkapan Corporate Sosial Responsibility yang

dilakukan oleh perusahaan dapat memberikan efek yang positif bagi

perusahaan tersebut. Menurut Said et al dalam Nuarini (2011) menyatakan

bahwa keterlibatan perusahaan atas tanggung jawab sosial dapat

meningkatkan akses modal, memperbaiki kinerja keuangan, mengurangi biaya

operasi, meningkatkan citra dan reputasi, meningkatkan penjualan dan

loyalitas pelanggan, serta meningkatkan produktivitas dan kualitas.

Corporate Sosial Responsibility dapat menjadi tabungan masa depan

bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh

bukan hanya sekedar keuntungan secara keuangan (financial) namun lebih

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 16: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

4

kepada kepercayaan masyarakat dan para stakeholders, yang secara jangka

panjang akan meningkatkan citra dan reputasi perusahan.

Pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility oleh suatu perusahaan

dapat digambarkan sebagai ketersediaan Informasi Keuangan dan Non

keuangan yang berkaitan dengan interaksi organisasi dengan lingkungan fisik

dan lingkungan sosialnya yang dapat dibuat dalam laporan tahunan

perusahaan atau laporan sosial terpisah. Guthrie dan Mathews dalam

Mawarani (2010)

Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility, merupakan suatu

bentuk upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam mencapai keunggulan

kompetitif untuk memenuhi ketentuan kontrak pinjaman dan memenuhi

ekspektasi masyarakat dalam melegitimasi tindakan perusahaan. Deegan dan

Blomquist,2001;Hasnas, 1998; Ullman, 1985 ; Patten, 1992 dalam (Nurkhin,

2010). Pelaksanaan dan pengungkapan Corporate Sosial Responsibility

merupakan salah satu bentuk penerapan Good Corporate Governance yang

terdapat didalam suatu perusahaan.

Dana dan Surya (2008) menyatakan Good Corporate Governance

merupakan suatu kepatuhan dalam menjalankan dan mengembangkan

perusahaan yang bersih, taat terhadap hukum yang berlaku dan peduli

terhadap lingkungan yang berlandaskan kepada nilai-nilai sosial budaya yang

tinggi. Good Corporate Governance merupakan suatu tata kelola perusahaan

yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 17: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

5

(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi

(independency), dan kewajaran & kesetaraan (fairness).

Prinsip dasar yang diterapkan dalam Good Corporate Governance (

Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006) adalah:

1. Transparency (Keterbukaan Informasi)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan

harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara

yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.

Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak

hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan,

tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh

pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya.

2. Accountability (Akuntabilitas)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara

transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara

benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan

tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan

untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 18: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

6

3. Responsibility (Pertanggung jawaban)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang

dan mendapat pengakuan sebagai Good Corporate Citizen.

4. Independency ( independensi )

Untuk melancarkan pelaksanaan asas Good Corporate Governance,

perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing

organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi

oleh pihak lain.

5. Fairness ( Kewajaran dan kesetaraan )

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya, berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

Kelima prinsip tersebut menjadi bukti bahwa dengan adanya

penerapan Good Corporate Governance, dapat meningkatkan kualitas laporan

keuangan dan mampu mengurangi aktivitas menyimpang seperti merekayasa

isi laporan keuangan yang tidak menggambarkan nilai yang sebenarnya.

Selain itu prinsip responsibility dalam penerapannya menjelaskan bahwa

pratik dan pengungkapan CSR merupakan konsekuensi logis dari

implementasi konsep Good Corporate Governance.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 19: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

7

Utama dalam Waryanto (2010) menyatakan bahwa mekanisme

corporate governance di perusahaan dapat dijadikan sebagai infrastruktur

pendukung terhadap praktik dan pengungkapan Corporate Sosial

Responsibility di Indonesia. Dikarenakan mekanisme corporate governance

dapat mengurangi terjadinya asimetri informasi yang ditimbulkan oleh

adverse selection ataupun moral hazard, yang berakibat dengan tidak

terlaksananya aktivitas Corporate Sosial Responsibility.

Menurut Waryanto (2010) Mekanisme Good Corporate Governance

akan bermanfaat dalam mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga

menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholders. Untuk

mengimplementasikan hal tersebut maka harus didukung dengan kinerja organ

perusahaan yang menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya sesuai

dengan ketentuan untuk mencapai kepentingan perusahaan. Mekanisme Good

Corporate Governance tersebut meliputi ukuran dewan komisaris,komposisi

dewan komisaris, ukuran perusahaan, profil perusahaan, kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusional.

Dewan komisaris merupakan bagian organ perusahaan terpenting,

dikarenakan dewan komisaris adalah suatu mekanisme yang berfungsi untuk

mengawasi dan memberikan arahan kepada pengelola perusahaan atau pihak

manajemen. Hal ini berarti dewan komisaris dapat melakukan pengawasan

sehingga menjamin bahwa manajemen bertindak sesuai dengan keinginan

pemilik perusahaan (investor) dan semua informasi yang dimiliki oleh

manajemen akan diungkapkan kepada seluruh stakeholders, termasuk

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 20: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

8

informasi mengenai aktivitas corporate sosial responsibility. Sehinga semakin

besar jumlah dewan komisaris yang dimiliki maka semakin mudah untuk

mengendalikan dan memonitoring kinerja manajemen dan dikaitkan dengan

pengungkapan tanggung jawab sosial, maka dorongan terhadap manajemen

untuk mengungkapkan akan semakin besar. Hal tersebut sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Nurkhin (2010), yang menyatakan bahwa ukuran

dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan

informasi sosial perusahaan.

Dalam mendorong pengimplementasian prinsip good corporate

governance dibutuhkan suatu organ tambahan didalam struktur perseroan

(Surya dan Dana,2008). Organ tambahan tersebut diharapkan dapat

meningkatkan penerapan good corporate governance didalam perusahaan,

organ tambahan tersebut ialah komisaris independen yang merupakan bagian

komposisi dewan komisaris. Komposisi dewan komisaris merupakan

mekanisme good corporate governance yang diperlukan untuk mendorong

transparansi didalam mengungkapkan informasi tentang perusahaan,

termasuk informasi tanggung jawab sosial. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Nurkhin, 2010), yang menyatakan bahwa komposisi

dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan

corporate sosial responsibility.

Tingkat pengawasan kinerja manajemen bergantung kepada ukuran

perusahaan yang dikendalikan, ukuran perusahaan menjadi skala yang

menentukan besar kecil nya suatu perusahaan, yang dinilai dari jumlah total

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 21: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

9

aset yang dimiliki. Perusahaan dengan ukuran yang besar memiliki

kecenderungan untuk mengungkapkan seluruh informasi kepada para

stakeholders-nya secara lebih luas. Termasuk informasi mengenai aktivitas

corporate sosial responsibility. Wulandari (2009) dalam penelitiannya

menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Tipe industri mendeskripsikan perusahaan berdasarkan lingkup

operasi, risiko perusahaan serta kemampuan dalam menghadapi tantangan

bisnis ( Sari, 2012). Tipe industi diukur dengan membedakan industry High

Profile dan Low Profile. Industri dengan tipe High Profile akan

mengungkapkan informasi yang lebih luas mengenai Corporate Sosial

Responsbility, dikarenakan kegiatan operasionalnya memiliki tingkat

sensitifitas yang tinggi terhadap lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh

Anggraini dalam Sari (2012) berhasil menemukan pengaruh positif profile

perusahaan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.

Dalam suatu tata kelola perusahaan pemisahan antara kepemilikan

dan pengendalian perusahaan akan memunculkan suatu masalah agency

(Waryanto,2010). Masalah agency timbul ketika manager perusahaan selaku

agen bertindak tidak sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Struktur

kepemilikan merupakan suatu bagian dalam mekanisme good corporate

governance untuk menyelesaikan masalah internal perusahaan tersebut.

Kepemilikan manajerial merupakan bentuk dari struktur kepemilikan

dalam mekanisme good corporate governance. Jensen & Meckling dalam

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 22: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

10

Waryanto (2010) membentuk suatu teori yang menyatakan bahwa

kepemilikan saham oleh manajemen akan menurunkan permasalahan agensi,

karena semakin banyak saham yang dimiliki oleh manajemen maka semakin

kuat motivasi mereka untuk bekerja dalam meningkatkan nilai perusahaan,

salah satunya dengan melakukan praktik dan pengungkapan Corporate Sosial

Responsibility. Penelitian yang dilakukan Rosmasita dalam Waryanto (2010),

menunjukan hasil bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap

pengungkapan aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan.

Bentuk struktur kepemilikan lain dalam mekanisme Good Corporate

Governance ialah kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional adalah

kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh suatu institusi atau lembaga

( perusahaan asuransi, bank, perseroan terbatas dan kepemilikan institusi lain)

(Titan,2012). Menurut Machmud dan Djakman dalam Waryanto, (2010),

kepemilikan saham oleh institusi dalam jumlah yang signifikan dapat

mengurangi masalah keagenan, dikarenakan pengelolahan aktiva dan

pengawasan terhadap kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dapat

ditingkatkan dan dapat mendorong manajemen untuk melakukan aktivitas

tanggung jawab sosialnya. hal ini sesuai dengan penelitian Talbelsi et,al dalam

Waryanto (2010), yang menyatakan hasil positif kepemilikan institusional

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Dalam proses pengambilan suatu keputusan investasi,investor

kerapkali melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan.

Kinerja keuangan dapat dinilai dari kemampuan perusahaan untuk

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 23: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

11

menghasilkan keuntungan (Profit). Menurut Brigham dan Houston dalam

Agustina (2012) Profitabilitas dapat dikatakan sebagai kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada

periode akuntansi.

Keuntungan yang didapatkan oleh para pemegang saham ialah

keuntungan bersih setelah dikurangi dengan biaya bunga (interest expense)

dan pajak. Semakin besar keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan

semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen

kepada para pemegang saham (Purnasiwi, 2011). Oleh karena itu

Profitabilitas suatu perusahaan menjadi komponen penting didalam

pengambilan keputusan investasi.

Informasi yang dibutuhkan oleh para pemegang saham tidaklah hanya

dari perubahan keuntungan (Profitabilitas) perusahaan, melainkan informasi

yang menjelaskan mengenai pengalokasian keuntungan yang digunakan untuk

membiayai kegiatan operasional perusahaan, baik dari internal maupun

ekternal. Kegiatan ekternal yang dilakukan perusahaan salah satunya ialah

menyangkut aktivitas sosialnya ( Muthia, Zuraida dan Andriani, 2011). Hal ini

dikarenakan persepsi atau anggapan para pemegang saham mengenai aktivitas

tanggung jawab sosial perusahaan bukanlah aktivitas yang merugikan dan

tidak bermanfaat bagi keberlangsungan perusahaan. Melainkan aktivitas

tanggung jawab sosial perusahaan merupakan langkah strategis jangka

panjang yang akan memberikan efek yang positif bagi perusahaan

( Muthia,Zuraida dan Andriani, 2011).

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 24: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

12

Aset merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan

didalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Aset yang diperoleh bisa

berasal dari modal pemilik atau yang berasal dari pinjaman. Penggunaan

sumber dana yang berasal dari luar perusahaan untuk membiayai aset tetap

perusahaan baik yang berupa dana pinjaman berjangka pendek maupun dana

pinjaman yang berjangka panjang merupakan salah satu bentuk penerapan dari

kebijakan leverage.

Menurut Sartono dalam (Sari, 2013) leverage adalah penggunaan aset

dan sumber dana (sources of founds) oleh perusahaan yang memiliki beban

tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang

saham. Beban tetap operasional tersebut berasal dari biaya depresiasi, biaya

produksi dan pemasaran yang bersifat tetap. Dengan menerapkan kebijakan

leverage di dalam perusahaan, diharapkan akan membawa perubahan atas

penjualan yang berakibat kepada laba sebelum bunga dan pajak yang semakin

besar.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

pengungkapan tanggung jawab sosial suatu perusahaan menimbulkan hasil

yang beraneka ragam dan menarik untuk dikaji lebih mendalam. Seperti

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Purnomosidi et al (2008) yang

menjadikan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2006 sebagai objek penelitian nya. Didalam penelitian, Purnomosidi et al

menggunakan empat karakteristik perusahaan yaitu ukuran perusahaan,

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 25: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

13

profitabilitas, Profile dan ukuran dewan komisaris yang diuji hubungannya

dengan tingkat keluasan pengungkapan Corporate social Responsibility.

Penelitian yang dihasilkan oleh Purnomosidi et al (2008) menunjukan

bahwa hanya satu variable yang berhubungan dengan tingkat keluasan

pengungkapan corporate social responsibility yaitu Profile perusahaan yang

berpengaruh positif dengan tingkat keluasan pengungkapan corporate social

responsibility. Tetapi pernyataan hasil penelitian tersebut berbanding terbalik

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggita sari (2012) yang

menemukan bahwa Profile perusahaan berpengaruh negative terhadap

pengungkapan corporate social responsibility. Menurut Anggita sari (2012)

Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan

corporate social responsibility, namun hasil berbeda ditemukan oleh Sefrilia

dan Saptiana (2012) yang menemukan hubungan positif tidak signifikan

antara Profitabilitas dengan pengungkapan corporate social responsibility.

Perbedaan hasil penelitian juga dapat ditemukan dari penelitian yang

dilakukan oleh Terzaghi (2012) yang menyatakan bahwa ukuran dewan

komisaris sebagai variable yang berpengaruh terhadap pengungkapan

corporate social responsibility. Namun hasil penelitian tersebut berbading

terbalik dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Purnomosidi et al (2008)

yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan corporate social responsibility. Penelitian ini mengacu kepada

penelitian yang dilakukan oleh Nurkhin, (2010), yang menjadikan seluruh

perusahaan yang tercatat di bursa efek Indonesia tahun 2007 sebagai sampel

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 26: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

14

penelitiannya. Variabel Corporate Governace yang digunakan ialah

kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris independen,

profitabilitas dan ukuran perusahaan. Penelitian tersebut menemukan bahwa

komposisi dewan komisaris independen, profitabilitas dan ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social

responsibility.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nurkhin (2010) ialah

1. Variabel penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menambahkan tiga variabel independen, yaitu

profile perusahaan, kepemilikan manajerial dan leverage sebagai faktor-

faktor yang mempengaruhi pengungkapan corporate social responsibility.

Penambahan profile perusahaan sebagai variabel independen mengacu

kepada penelitian yang dilakukan Terzaghi (2012), yang menyatakan

profile perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

corporate sosial responsibility.

Penambahan kepemilikan manajerial sebagai variabel independen

mengacu kepada penelitian yang dilakukan Rosmasita dalam Waryanto

(2010), yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Dan

penambahan leverage sebagai variabel independen mengacu kepada

penelitian Sembiring dalam Sari (2012) yang menyatakan bahwa leverage

berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 27: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

15

2. Periode waktu dan sampel penelitian.

Periode waktu penelitian yang digunakan didalam penelitian ini ialah

tahun 2010-2012, yang menjadikan seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian.

Berdasarkan fenomena yang terjadi dan dari ketidakkonsistenan hasil

penelitian yang terdahulu serta rendahnya tingkat kualitas praktik

pengungkapan tanggung jawab sosial di Indonesia mendorong penulis untuk

meneliti pengaruh mekanisme coporate good governance, profitabilitas dan

leverage terhadap pengungkapan corporate social responsibility,maka

penelitian ini diberi judul “Pengaruh Mekanisme Good Corporate

Governance, Profitabilitas dan Leverage terhadap pengungkapan

Corporate social responsibility pada perusahaan manufacture yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012”.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 28: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

16

1.2 Batasan Masalah

Penulis menetapkan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2010-2012 sebagai objek penelitian. Hal ini

didasarkan bahwa perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang

paling berpotensi untuk melakukan kegiatan corporate social

responsibility.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengungkapan corporate social

responsibility dalam penelitian ini terbatas kepada mekanisme corporate

governance yang meliputi

1. Ukuran dewan komisaris yang diproksikan dengan jumlah total dewan

komisaris.

2. Komposisi dewan komisaris yang diproksikan dengan jumlah dewan

komisaris independen.

3. Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset perusahaan.

4. Profile perusahaan yang diproksikan dengan membedakan antara

industri bertipe High profile dan Low profile.

5. Kepemilikan manajerial yang diproksikan dengan tingkat persentase

kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen,

6. Kepemilikan institusional yang diproksikan dengan tingkat persentase

kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusional.

Ditambah dengan variabel independent lain berupa profitabilitas yang

diproksikan dengan rasio retrun on asset dan leverage yang diproksikan

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 29: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

17

dengan rasio debt to equity ratio yang mempengaruhi pengungkapan

Corporate Sosial Responsibility.

1.3 Rumusan Masalah

Pencapaian tujuan mewajibkan perusahaan untuk dikelola secara baik.

Pengelolaan perusahaan yang baik mewajibkan adanya

pengimplementasian prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Dengan

penerapan tersebut diharapkan perusahaan dapat hidup secara

berkelanjutan dan bermanfaat bagi para stakeholdernya.

Melakukan praktik dan pengungkapan corporate social

responsibility terhadap lingkungan menjadi suatu cara didalam memenuhi

prinsip yang diusung didalam good corporate governance. Penilaian yang

dilakukan oleh investor terhadap perusahaan ialah melalui kinerja

keuangan dalam menghasilkan profitabilitas yang dipengaruhi oleh

leverage yang dilakukan oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas maka pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap

pengungkapan corporate sosial responsibility?

2. Apakah komposisi dewan komisaris perusahaan berpengaruh positif

terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

pengungkapan corporate sosial responsibility?

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 30: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

18

4. Apakah profile perusahaan berpengaruh positif terhadap

pengungkapan corporate sosial responsibility?

5. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap

pengungkapan corporate sosial responsibility?

6. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap

pengungkapan corporate sosial responsibility?

7. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan

corporate social responsibility?

8. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap pegungkapan corporate

social responsibility?

9. Apakah ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran

perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, profitabilitas dan leverage secara simultan berpengaruh

terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility?

1.4 Tujuan Penelitian.

Tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah

1. Untuk menganalisis pengaruh positif ukuran dewan komisaris terhadap

pengungkapan corporate sosial responsibility.

2. Untuk menganalisis pengaruh positif komposisi dewan komisaris

terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility.

3. Untuk menganalisis pengaruh postif ukuran perusahaan terhadap

pengungkapan corporate sosial responsibility.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 31: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

19

4. Untuk menganalisis pengaruh positif profile perusahaan terhadap

pengungkapan corporate sosial responsibility.

5. Untuk menganalisis pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap

pengungkapan corporate sosial responsibility.

6. Untuk menganalisis pengaruh positif kepemilikan institusional

terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility.

7. Untuk menganalisis pengaruh positif profitabilitas terhadap

pengungkapan corporate social responsibility.

8. Untuk menganalisis pengaruh negatif leverage terhadap pengungkapan

corporate social responsibility.

9. Untuk menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris, komposisi

dewan komisaris, ukuran perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage

secara simultan terhadap pengungkapan corporate sosial

responsibility.

1.5 Manfaat Penelitian.

Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang menggunakan antara lain :

1. Bagi calon investor dan investor

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan informasi mengenai

gambaran kondisi perusahaan yang terkandung didalam laporan

keuangan dan laporan keberlanjutan dalam menentukan pengambilan

keputusan investasi.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 32: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

20

2. Bagi Bapepam-LK dan BEI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan

menjadi infomasi tambahan dalam penetapan peraturan di pasar modal

yang mendukung semakin luasnya penerapan praktek Good Corporate

Governance di Indonesia.

3. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan infomasi didalam

penetapan kebijakan mengenai tanggung jawab sosial dan menjadi

tambahan pengetahuan mengenai pentingnya pengungkapan laporan

tanggung jawab sosial perusahaan.

4. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi dan wawasan mengenai pentingnya

pelaksanaan aktivitas corporate sosial responsibility, sehingga dapat

meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang seharusnya

diperoleh.

5. Bagi Peneliti selanjutnya

Dapat dijadikan referensi dan acuan dalam penelitian selanjutnya

mengenai pengungkapan corporate social responsibility.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menggambarkan ringkas mengenai isi dari skripsi dan

mengenai gambaran permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 33: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

21

Bab ini menguraikan antara lain latar belakang masalah dilakukannya

penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TELAAH LITERATUR

Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang menjadi acuan serta

dasar dalam permasalahaan yang akan diteliti. Dan dalam bab ini akan

dijelaskan mengenai kerangka pemikiran yang menjadi dasar dari

muncul nya hipotesis penelitian. Serta dijelaskan mengenai variable

bebas dan variable terikat dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan keseluruhan deskripsi operasional yang ada

didalam penelitian, variable bebas dan terikat yang diuji, jenis dan

sumber data,penentuan populasi dan sample penelitian, penentuan

metode pengumpulan data dan metode analisis yang dipakai dalam

penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, metode

analisis data dan mengenai uji asumsi klasik yang meliputi uji

normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan mulitkolinearitas

sebelum analisis data dilakukan. Didalam bab ini akan dijelaskan

mengenai interprestasi hasil dan argumentasi atas hasil penelitian.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 34: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

22

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan mengenai simpulan atas hasil penelitian yang

dilakukan dan uraian atas jawaban dari setiap perumusan masalah.

Pada bab ini dijelaskan mengenai keterbatasan didalam penelitian dan

saran-saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 35: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

23

BAB II

TELAAH LITERATUR

2.1 Teori Stakeholder

Stakeholder merupakan pihak-pihak yang memiliki hubungan dan

kepentingan kepada perusahaan yang dapat mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan, Ikhbal (2012). Perusahaan

memiliki banyak stakeholder yang meliputi masyarakat, konsumen,

pemerintah, supplier, dan pesaing bisnis. Sari (2012) mengemukakan

bahwa teori stakeholder adalah teori yang menggambarkan kepada pihak

mana saja perusahaan harus bertanggung jawab. Teori ini menjadikan

perusahaan bukanlah sebagai entitas yang beroperasi untuk

kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi para

stakeholdernya.

Perusahaan merupakan suatu elemen yang berpengaruh terhadap

kehidupan masyarakat didalam suatu sistem sosial yang berlaku. Keadaan

tersebut menciptakan sebuah hubungan timbal balik antara perusahaan

dengan para stakeholder-nya yang berarti perusahaan harus melaksanakan

peranannya secara dua arah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan

sendiri maupun stakeholder lainya dalam sebuah sistem sosial, Diana

(2011). Oleh karena itu, segala sesuatu yang dihasilkan dan dilakukan

oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap para stakeholdernya.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 36: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

24

Perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholder-nya

dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholder-nya,

terutama stakeholder yang mempunyai power terhadap ketersediaan

sumber daya yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan,

Chariri dalam Mutmainah,(2013). Strategi yang digunakan perusahaan

untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder-nya adalah dengan

pengungkapan informasi sosial dan lingkungan. Dengan pengungkapan

ini, diharapkan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan informasi yang

dibutuhkan serta dapat mengelola stakeholder agar memperoleh

dukungan dari para stakeholder yang berpengaruh terhadap kelangsungan

hidup perusahaan, Yunita (2011).

2.2 Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (CSR)

Menurut World Business Council For Sustainable Development, dalam

Waryanto (2010) CSR is the continuing commitment by business to behave

ethically and contribute to economic development while improving the

quality of life of the workforce and their families as well as of the local

community and society at large.

Berdasarkan pengertian tersebut Corporate Social Responsibility

ialah komitmen yang berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk

berperilaku etis dan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi,

seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta

komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 37: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

25

Corporate Sosial Responsibility merupakan suatu bentuk

perhatian perusahaan terhadap lingkungan dan sosial didalam kegiatan

operasionalnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Munawar dalam

Nuraini (2011), Corporate Sosial Responsibility merupakan mekanisme

bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian

terhadap lingkungan dan sosial kedalam operasinya dan interaksinya

dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang

hukum. Hal ini menjadikan perusahaan tidak hanya berfokus kepada

pengoptimalan laba operasional, melainkan juga berfokus kepada

pembangunan sosial ekonomi secara berkelanjutan.

Murwaningsari dalam Nuraini (2011), menjelaskan bahwa

tanggung jawab sosial mencakup tiga hal yaitu : (1) Basic Responsibility,

tanggung jawab yang timbul dikarenakan keberadaan perusahaan, seperti

kewajiban membayar pajak, mentaati hukum yang berlaku dan mematuhi

standar pekerjaan,(2) Organizational Responsibility merupakan tanggung

jawab perusahaan untuk dapat memenuhi kepentingan stakeholder dan (3)

Soial Responsibility, merupakan tanggung jawab untuk mengemukakan

tahapan ketika interaksi antara bisnis dan masyarakat terjadi, sehingga

perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Corporate

Sosial Responsibility merupakan suatu tindakan atau konsep yang

dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab mereka

terhadap lingkungan sosialnya dimana perusahaan itu berada.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 38: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

26

Pengungkapan dapat didefinisikan sebagai penyampaian informasi,

tujuan dari pengungkapan menurut Securities Exchange Commision (SEC)

diklasifikasikan menjadi dua yaitu (1) protective disclosure dimaksudkan

sebagai upaya perlindungan terhadap investor dan (2) informative

disclosure , bertujuan untuk memberikan informasi layak kepada

pengguna laporan, Purnasiwi,(2011). Pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate

social reporting atau social accounting, Hackston dan Milne, dalam

Sutaryo,(2011).

Corporate Social Reporting adalah proses pengkomunikasian efek-

efek yang mempengaruhi kondisi sosial dan kondisi lingkungan atas

tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada kelompok-kelompok tertentu

dalam masyarakat dan pada masyarakat secara keseluruhan (Gray, et al.,

dalam Waryanto,2010). Pengungkapan (disclosure) terhadap aspek sosial,

ethical, environmental dan sustainability merupakan suatu cara yang

dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan akuntabilitasnya

kepada para stakeholders.

Berdasarkan hal tersebut maka tanggung jawab perusahaan akan

semakin meluas, diluar kewajiban utamanya dalam menyediakan laporan

keuangan kepada pemilik modal, khusus nya pemegang saham. Perluasan

itu terjadi dengan asumsi bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab

yang lebih luas dibanding tanggung jawab mencari keuntungan untuk

pemegang saham.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 39: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

27

Gray et al (1995) dan Purnasiwi (2011) menyatakan bahwa

terdapat tiga studi yang menjelaskan tujuan perusahaan mengungkapkan

informasi yang berkaitan dengan kegiatan dan dampak yang ditimbulkan.

1. Decision usefulness Studies

Studi ini menghasilkan bahwa dalam proses pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh users perlu memperhatikan

penempatan-penempatan informasi atas kegiatan operasional

perusahaan, tidak hanya kegiatan untuk menghasilkan keutungan

melainkan berupa penyajian informasi atas aktifitas sosial

perusahaan sebagai Moderately Important.

2. Economic theory studies

Studi ini mengunakan agency theory dan positive accounting

theory. Prinsip dalam teori agensi ini ialah bahwa terdapat

hubungan kerja sama antara pihak yang memberi wewenang

(principal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang

(agent) yaitu manager dalam bentuk kontrak kerja. Perbedaan

kepentingan antara pemberi dengan penerima kewenangan

menimbulkan masalah agensi. Ini dikarenakan pemberi wewenang

hanya berfokus kepada keuntungan dan investasi yang dihasilkan

perusahaan dan penerima wewenang yang berfokus kepada

penghasilan yang diterima atas kompensasi pekerjaan yang telah

dilakukan. Sehingga mereka hanya berfokus kepada kepentingan

nya masing-masing.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 40: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

28

3. Social and Political theory studies.

Studi ini menggunakan teori stakeholders, teori legitimasi

organisasi dan teori ekonomi politik. Teori stakeholders

mengemukakan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh

stakeholders yang dimiliki, sehingga segala macam kegiatan

operasional nya selalu tertuju kepada kepentingan stakeholders

sedangkan teori legitimasi menyatakan bahwa perusahaan wajib

untuk meyakinkan bahwa aktifitas dan kinerjanya dapat diterima

oleh masyarakat.

Ketentuan praktek pengungkapan tanggung jawab sosial di

Indonesia telah diatur kedalam beberapa regulasi, antara lain oleh Ikatan

Akuntan Indonesia (2012) yang tercantum dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Indonesia (PSAK) No.1 Paragraf 9, yang menyatakan bahwa:

“perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan

mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added

statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup

memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai

sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”.

Bapepam-LK (Badan pengawas pasar modal dan lembaga

keuangan) selaku lembaga yang bertindak sebagai pengawas kegaiatan

pasar modal turut serta mendukung praktik dan pengungkapan tanggung

jawab sosial dengan menetapkan suatu kebijakan yang tercantum dalam

keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.kep- 38/PM/1996

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 41: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

29

peraturan No VII.G.2 tentang laporan tahunan yang berisi mengenai

kebebasan bagi perusahaan untuk memberikan penjelasan umum mengenai

perusahaan, selama hal tersebut tidak menyesatkan dan bertentangan

dengan informasi yang disajikan dalam bagian lainya. Penjelasan umum

tersebut berisi mengenai uraian keterlibatan perusahaan dalam kegiatan

sosial.

Ruang lingkup praktik dan pengungkapan Corporate Sosial

Responsibility dapat mengacu kepada panduan pembuatan laporan

kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Panduan tersebut mengacu

kepada standar yang dikembangkan oleh GRI. Global Reporting Initiative

(GRI) adalah sebuah organisasi non-profit yang mempromosikan

mengenai konsep ekonomi yang berkelanjutan dengan menciptakan

standart pelaporan yang diterima secara umum di dunia

(www.globalreporting.org).

Standar GRI dijadikan rujukan didalam pengembangan standar

pengungkapan CSR di Indonesia, dikarenakan standar tersebut lebih

memfokuskan kepada standar pengungkapan yang mencakup kinerja

ekonomi,sosial dan lingkungan perusahaan dengan tujuan meningkatkan

kualitas dan pemanfaatan sustainability reporting. Didalam standar GRI

(GRI 2006) terdapat 79 indikator kinerja yang mencakup 9 indikator

ekonomi, 30 indikator lingkungan hidup, 14 indikator praktek tenaga

kerja, 9 indikator hak asasi manusia, 8 indikator kemasyarakatan dan 9

indikator tanggung jawab produk, Waryanto,(2010).

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 42: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

30

Didalam melakukan penilaian luas pengungkapan tanggung jawab

sosial, setiap item yang diungkapkan dan mengacu kepada indikator

kinerja yang tercantum didalam GRI guidelines akan diberikan skor.

minimal harus mencakup antara lain (Global Reporting Initiative dalam

Waryanto, 2010) :

1. Indikator kinerja ekonomi yang meliputi aspek kinerja ekonomi,

keberadaan pasar dan dampak ekonomi tidak langsung.

2. Indikator kinerja lingkungan hidup, meliputi aspek material, energy, air,

keanekaragaman hayati, emisi, effluent, dan limbah; produk dan jasa,

aspek keseuaian, transportasi dan aspek secara keseluruhan.

3. Indikator kinerja praktek ketenagakerjaan dan lingkungan kerja,

meliputi aspek ketenagakerjaan, hubungan tenaga kerja/manajemen,

keselamatan dan kesehatan kerja, pendidikan dan pelatihan, serta aspek

keanekaragaman dan kesempatan yang sama.

4. Indikator kinerja hak asasi manusia, meliputi aspek praktek investasi

dan pengadaan, aspek non diskriminasi, kebebasan berserikat dan daya

tawar kelompok, tenaga kerja anak, pegawai tetap dan kontrak, praktik

keselamatan serta hak masyarakat (adat).

5. Indikator kinerja masyarakat, meliputi aspek kemasyarakatan,kebijakan

mengenai korupsi,kebijakan umum/public, perilaku anti persaingan, dan

aspek kesesuaian.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 43: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

31

6. Indikator kinerja tanggung jawab produk, yang meliputi aspek

keselamatan dan kesehatan konsumen, Labeling produk dan jasa,

komunikasi pemasaran, privasi konsumen dan aspek kesesuaian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan Corporate Sosial

Responsibility didalam penelitian ini adalah mekanisme corporate

governance yang meliputi ukuran dewan komisaris, komposisi dewan

komisaris, ukuran perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional. serta faktor profitabilitas dan leverage.

2.3 Teori Agency

Teori keagenan merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis

perusahaan selama ini. Teori ini menjelaskan mengenai hubungan antara

dua pihak dimana salah satu pihak menjadi agent dan pihak yang lain

bertindak sebagai principal (Hendriksen dan Van Breda dalam Waryanto,

2010). Hubungan agency terjadi ketika pihak yang bertindak selaku

principal memperkerjakan dan memberikan kewenangan pengambilan

keputusan kepada pihak yang bertindak selaku agent.

Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada kondisi

ketidakseimbangan informasi (asymmetric information) karena agent

berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang

perusahaan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi bahwa pihak

agent bertindak untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya. maka

dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agent untuk

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 44: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

32

menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. yang

berujung kepada tindak kecurangan didalam penyajian laporan keuangan.

Teori agency mampu menjelaskan mengenai terjadinya konflik

kepentingan didalam hubungan agency yang timbul akibat ketidaksesuaian

perilaku agent dengan kepentingan principal. sebagai agen, manajer

bertanggung jawab secara moral untuk mengoptimalkan keuntungan para

pemilik (principal). namun manjer selaku agent juga menginginkan untuk

memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian maka

terdapat dua perbedaan kepentingan didalam perusahaan, yaitu untuk

mempertahankan dan memaksimalkan tingkat kemakmurannya masing-

masing pihak.

Dengan adanya masalah agency yang diakibatkan konflik

kepentingan dan asimetri informasi, maka perusahaan harus menanggung

biaya-biaya agency. Menurut Jensen dan Meckling dalam Waryanto

(2010) biaya agency terdiri dari tiga jenis yaitu :

1. Biaya Monitoring (Monitoring Cost), merupakan biaya yang timbul

untuk melakukan pengawasan atas kinerja yang dilakukan oleh

agent.

2. Biaya Bonding (Bonding Cost),adalah biaya yang dikeluarkan

untuk menjamin agent tidak bertindak merugikan principal dan

untuk memberikan keyakinan kepada agen bahwa principal akan

memberikan kompensasi jika agent terbukti melakukan hal

tersebut.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 45: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

33

3. Biaya kerugian residual (Residual Loss),merupakan nilai uang

yang ekuivalen dengan pengurangan kemakmuran yang dialami

oleh principal akibat perbedaan kepentingan.

Teori agency juga menyatakan bahwa konflik kepentingan dan

asimetri informasi dalam hubungan keagenan dapat dihindari dengan

menerapkan mekanisme pengawasan didalam perusahaan, sehingga

keselarasan kepentingan didalam perusahaan dapat tercapai. Menurut

Waryanto (2010), mekanisme pengawasan didalam teori agency dapat

dilakukan dengan mekanisme Good Corporate Governance. Good

Corporate Governance sebagai suatu sistem yang mengatur dan

mengendalikan perusahaan, diharapkan mampu untuk memberikan

pengendalian terhadap manajemen dalam mengelola kekayaan pemilik,

sehingga konflik kepentingaan dan asimetri informasi dapat dihindari.

2.4 Good Corporate Goverance

Secara alamiah, perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya akan

dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (Corporate governance

framework). Kerangka tersebut dibentuk dari hukum dan regulasi,

anggaran dasar, kode etik, perjanjian-perjanjian yang dibuat dengan

kreditur, karyawan, konsumen dan para stakeholder lainnya (Surya dan

Dana,2008). Agar perusahaan memiliki kelangsungan jangka panjang,

maka para shareholders dan stakeholders perlu mempertimbangakan tata

kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 46: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

34

Cadbury Committee selaku badan yang bertugas menyusun Corporate

Governance code yang menjadi acuan utama dibanyak negara,

mendefinisikan corporate governance sebagai : ( Purta dan Dana, 2008)

“sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan

tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan

yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjamin kelangsungan

eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders”.

Menurut OECD (Organization for Economic Co-operation and

Development) mendefinisikan corporate governance sebagai : (Putra dan

Dana,2008) :

“Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board,

pemegang saham, dan pihak lainnya yang mempunyai kepentingan

dengan perusahaan. Corporate Governance juga mensyaratkan adanya

struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.

Corporate Governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi

board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan

kepentingan perusahaan dan pemegang saham memfasilitasi pengawasan

yang efektif sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya

yang lebih efektif”.

Menilik definisi corporate governance diatas nampak bahwa salah

satu unsur yang penting dan mendasari dalam corporate governance ialah

adanya hubungan agensi. Hubungan agensi hanya membatasi pada

hubungan antara penyandang dana perusahaan (pemegang saham atau

kreditor) dengan manajemen, sedangkan corporate governance melihat

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 47: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

35

dalam cakupan yang lebih luas dengan melibatkan semua pemegang

kepentingan (stakeholders) dalam rangka mengendalikan perusahaan.

Untuk mencapai dan mewujudkan suatu mekanisme corporate

governance yang baik. Maka perusahaan harus menetapkan prinsip Good

Corporate Governance, sebagaimana yang disampaikan oleh Komite

Nasional kebijkan Governance (KNKG) tahun 2006 didalam Pedoman

umum Good Corporate Governance Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut

meliputi lima aspek yaitu:

1. Transparency (Keterbukaan Informasi)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan

harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara

yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.

Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak

hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan,

tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh

pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya.

Informasi yang diungkapkan meliputi kepada visi dan misi, sasaran

usaha, strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi

pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh

anggota direksi dan anggota dewan komisaris beserta anggota

keluarganya dalam perusahaan, sistem pengendalian internal dan

kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 48: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

36

2. Accountability (Akuntabilitas)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara

transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara

benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap

memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan

untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

Hal ini terwujud dengan adanya penetapan rincian tugas dan tanggung

jawab masing-masing organ perusahaan dan semua karyawan secara

jelas dan selaras dengan visi, misi,nilai-nilai perusahaan (Corporate

values), dan strategi perusahaan. Perusahaan harus memiliki ukuran

kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran

usaha perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi

(reward and punishment system).

3. Responsibility (Pertanggung jawaban)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang

dan mendapat pengakuan sebagai Good Corporate Citizen.

Pengimplementasian prinsip responsibility terbukti dari adanya

pelaksanaan tanggung jawab sosial dengan antara lain peduli terhadap

masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama disekitar perusahaan

dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 49: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

37

4. Independency ( independensi )

Untuk melancarkan pelaksanaan asas Good Corporate Governance,

perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing

organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat

diintervensi oleh pihak lain. Hal ini terwujud ketika masing-masing

organ perusahaan dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai

dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, tidak

saling mendominasi atau melempar tanggung jawab antara satu dengan

yang lain.

5. Fairness ( Kewajaran dan kesetaraan )

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya, berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

Wujud nyata adanya penerapan prinsip fairness ialah melalui

pemberian kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan,

berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa

membedakan suku, agama, ras, golongan, gender dan kondisi fisik.

Dalam mendorong pengimplementasian prinsip-prinsip Good

Corporate Governance dan menghindari adanya biaya agensi yang timbul,

dibutuhkan suatu mekanisme good corporate governance berupa

pembentukan dewan komisaris, (Arifin,2007) yang berfungsi untuk

melakukan pengawasan atas kinerja operasional perusahaan. Tingkat

pengawasan yang terdapat didalam mekanisme Good Corporate

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 50: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

38

Governance dapat disesuaikan kepada ukuran dan tipe industri perusahaan,

sehingga pengendalian atas kinerja manajemen dapat dioptimalkan.

Langkah lain didalam mekanisme Good Corporate Governance yang

berfungsi untuk mengurangi adanya biaya agency ialah melalui pemisahan

kepemilikan yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.

2.4.1 Ukuran dewan komisaris

Ukuran dewan komisaris adalah jumlah anggota dewan komisaris. Dewan

komisaris adalah mekanisme pengendalian internal tertinggi yang

bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan secara efektif

(Andriani,2011). Menurut Surya dan Dana (2008), dewan komisaris

memiliki tugas-tugas utama yaitu :

1. Menilai dan mengarahkan strategi perusahaan, garis-garis besar

rencana kerja, kebijakan pengendalian risiko,anggaran tahunan dan

rencana usaha; menetapkan sasaran kerja;mengawasi pelaksanaan dan

kinerja perusahaan; serta memonitor penggunaan modal perusahaan;

investasi dan penjualan aset.Tugas ini terkait dengan peran dan

tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin

penyeimbangan kepentingan manajemen (accountability).

2. Menilai sistem penetapan penggajian pejabat pada posisi kunci dan

pengajiaan anggota dewan direksi, serta menjamin suatu proses

pencalonan anggota dewan direksi yang transparan (transparency) dan

adil (Fairness).

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 51: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

39

3. Memonitor dan mengatasi masalah benturan kepentingan pada tingkat

manajemen,anggota dewan direksi dan anggota dewan komisaris,

termasuk penyalahgunaan aset perusahaan dan manipulasi transaksi

perusahaan. Tugas ini untuk memberikan perlindungan hak-hak para

pemegang saham (Fairness).

4. Memonitor pelaksanaan governance, dan mengadakan perubahan

dimana perlu. Komisaris independen harus melaksanakan transparansi

(transparency) dan pertanggung jawaban (Responsibility) atas hal ini.

5. Memantau proses keterbukaan dan efektifitas komunikasi dalam

perusahaan. Proses keterbukaan ini untuk menjamin tersedianya

informasi yang tepat waktu dan jelas.

Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun

2007 Pasal 97, dijelaskan bahwa komisaris memiliki kewenangan dan

tanggung jawab untuk mengawasi kebijakan yang diambil oleh dewan

direksi dalam rangka menjalankan perusahaan dan memberi nasihat

kepada dewan direksi.

Implementasi program corporate sosial responsibility merupakan

hasil dari kebijakan strategis perusahaan yang melibatkan seluruh

manajemen tingkat atas dan juga dewan komisaris, pelaksanaan corporate

sosial responsibility akan lebih optimal pada perusahaan yang mendapat

dukungan penuh dari dewan komisaris, Nurkhin (2010). Ukuran dewan

komisaris yang dinginkan dalam penelitian ini konsisten dengan Beasley

dan Sembiring dalam Terzaghi (2012) yaitu dilihat dari banyaknya jumlah

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 52: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

40

anggota dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Terzaghi (2012) menunjukan hasil bahwa

ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh signifikan terhadap

pengungkapan corporate sosial responsibility. Hasil yang sama juga

ditunjukan melalui penelitian Nurkhin (2010) yang menyatakan adanya

pengaruh pengaruh positif yang siginifikan antara ukuran dewan

komisaris dengan pengungkapan CSR. berdasarkan analisa dan kajian

tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Ha1 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan

corporate sosial responsibility.

2.4.2 Komposisi dewan komisaris

Komposisi dewan komisaris merupakan mekanisme good corporate

governance yang diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang

efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan

(KNKG dalam Andriani, 2011).

Dewan komisaris terdiri dari komisaris independen dan komisaris

non-independen. Komisaris independen adalah komisaris yang bukan

merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat atau

dengan cara lain yang berhubungan atau tidak langsung dengan pemegang

saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi pengelolaan

perusahaan (Surya dan Dana,2007). Menurut Keputusan Direksi PT Bursa

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 53: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

41

Efek Indonesia No Kep-305/BEJ/07-2004 Jakarta tanggal 19 Juli 2004,

mensyaratkan jumlah minimal komisaris independen adalah 30% dari

seluruh anggota dewan komisaris.

Menurut Waryanto (2010), komisaris independen memiliki

beberapa kriteria yaitu :

1. Komisaris independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan

pemegang saham mayoritas atau pemegang saham pengendali

(controlling shareholders).

2. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan dengan direktur atau

komisars lainnya.

3. Komisaris independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada

perusahaan lainya yang terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang

bersangkutan.

4. Komisaris independen harus mengerti peraturan perundang-undangan

di bidang pasar modal.

5. Komisaris independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham

minoritas yang bukan merupakan pemegang saham pengendali (bukan

controlling shareholders) dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS).

Komposisi dewan komisaris diukur dengan menggunakan indikator

persentase anggota dewan komisaris yang independent terhadap total

seluruh anggota dewan komisaris (Handjani 2009). Melalui perannya

dalam fungsi pengawasan, komposisi dewan komisaris dapat

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 54: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

42

mempengaruhi pihak manajemen untuk meningkatkan transparansi dalam

mengungkapkan infomasi perusahaan kepada para stakeholders-nya,

termasuk informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurkhin (2010) yang

menggunakan komposisi dewan komisaris sebagai variabel independent

menunjukan hasil bahwa komposisi dewan komisaris independen terbukti

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil yang sama juga ditunjukan

melalui penelitian yang dilakukan Sudana dan Arlindania (2011) yang

menunjukan bahwa komposisi dewan komisaris independen berpengaruh

positif signifikan terhadap pengungkapan CSR.

Berdasarkan analisis dan kajian tersebut maka hipotesis dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ha2 : Komposisi dewan komisaris berpengaruh positif terhadap

pengungkapan corporate sosial responsibility.

2.4.3 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel penting didalam

pengelolahan perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dicerminkan melalui

seberapa besar aset yang dimiliki dan dikelola. Menurut Kieso (2011) aset

diklasifikasikan kedalam beberapa jenis, yaitu current asset, long term

investments, property,plan and equipment dan intangible asset.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 55: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

43

Dikaitkan dengan teori agensi seperti yang dinyatakan Sembiring dalam

Sari (2012), bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaan maka biaya

keagenan yang muncul juga semakin besar, untuk mengurangi biaya

keagenan tersebut, perusahaan cenderung mengungkapkan informasi yang

lebih luas.

Perusahaan besar cenderung mendapat perhatian lebih dari

masyarakat luas, dengan demikian, perusahaan besar memiliki

kecenderungan untuk selalu menjaga stabilitas dan kondisi perusahaan.

Untuk menjaga stabilitas dan kondisi ini, perusahaan tentu saja akan

berusaha untuk mempertahankan dan terus meningkatkan kinerjanya

melalui penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance

(Putra,2013). Menurut Cowen et al., (1987) dalam Sari (2012) secara

teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan dan perusahaan

yang lebih besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar

terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham yang

memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin luas.

Penelitian ini menggunakan total asset yang terdiri dari current asset dan

non current asset, untuk menganalisis ukuran perusahaan yang

diproksikan dengan log natural total aset (Sari,2012).

Size = Log natural (total aset)

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 56: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

44

Penelitian yang dilakukan oleh Raharja (2012) menemukan

pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial. Semakin besar aset yang dimiliki perusahaan maka semakin luas

pengungkapan tanggung jawab sosial. Penelitian Wulandari (2009)

menemukan pengaruh yang sangat signifikan ukuran perusahaan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan analisis

dan kajian diatas maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Ha3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan

corporate sosial responsibility.

2.4.4 Profile Perusahaan

Profile Perusahaan mendeskripsikan perusahaan berdasarkan

lingkup operasi, risiko perusahaan serta kemampuan dalam menghadapi

tantangan bisnis (Sari 2012). Menurut Novita (2009), Profile perusahaan

dibedakan menjadi dua, yaitu high profile dan low profile, Profile

perusahaan diukur menggunakan variabel dummy, yaitu nilai 1 untuk

perusahaan high-profile dan nilai 0 untuk perusahaan low-profile.

Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam kategori high profile adalah

perusahaan yang bergerak dibidang bahan kima, plastik, kertas, otomotif,

makanan dan minuman, rokok, farmasi, kosmetika dan

perkakas/perabotan. Dan perusahaan manufaktur yang termasuk dalam

kategori low profile adalah perusahaan yang bergerak dibidang semen,

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 57: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

45

keramik, logam, pakan hewan, kayu, mesin dan alat berat, tekstil, alas

kaki, kabel dan elektronik (Sari, 2012).

Perusahaan-perusahan high profile pada umumnya merupakan

perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas

operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan kepentingan

luas dan sebaliknya perusahaan dengan tipe low profile adalah perusahan

yang tidak terlalu memperoleh sorotan luas dari masyarakat manakala

operasi yang mereka lakukan mengalami kegagalan atau kesalahan pada

aspek tertentu dalam proses dan hasil produksinya. Perusahaan yang

memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan dan masyarakat akan

mengungkapkan lebih banyak informasi.

Hubungan sistematis antara profile perusahaan dengan tanggung

jawab sosial ditemukan dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Sembiring dan Anggraini dalam Sari (2012) berhasil menemukan

pengaruh positif profile perusahaan terhadap pengungkapan tanggung

jawab sosial. Hasil serupa juga didapat Terzaghi (2012) yang menyatakan

bahwa profile perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

CSR. Berdasarkan analisis dan kajian tersebut maka hipotesis penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

Ha4 : Profile perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan

corporate sosial responsibility.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 58: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

46

2.4.5 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak

manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola

(Titan,2012). Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara

manajer dan pemegang saham mengakibatkan timbulnya konflik yang

disebut agency conflict. Konflik kepentingan yang sangat potensial ini

menyebabkan pentingnya suatu mekanisme yang diterapkan guna

melindungi kepentingan pemegang saham.

Secara teoritis ketika kepememilikan manajemen tinggi, maka

insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku opportunistic manajer

akan berkurang (Putra,2013), sehingga kepemilikan manajemen yang

tinggi dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan

antara para pemegang saham luar dengan manajemen.

Dengan tingkat kepemilikan manajerial yang tinggi, maka manajer

perusahaan akan mengambil keputusan sesuai dengan kepentingan

perusahaan yaitu dengan cara mengungkapkan informasi sosial yang

seluas-luasnya dalam rangka meningkatkan citra dan reputasi perusahaan,

informasi tersebut berupa pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan (Gray et all dalam Waryanto,2010). Kepemilikan manajerial

dalam penelitian ini diproksikan dengan persentasi (%) yang diukur

dengan membandingkan jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen

dibagi total jumlah seluruh saham perusahaan.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 59: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

47

Penelitian yang dilakukan oleh Amal dalam Siagian (2012)

menyatakan hasil bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif

terhadap pengungkapan corporate social responsibility, hal ini juga

didukung dengan penemuan hasil yang sama dari penelitian yang

dilakukan oleh Rosmasita dalam Waryanto (2010) Berdasarkan analisis

dan kajian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut

Ha5 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap pengungkapan

corporate sosial responsibility.

2.4.6 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah jumlah saham yang dimiliki oleh suatu

institusi dalam sebuah perusahaan. Institusi dalam hal ini merupakan

pemilik saham yang berbentuk suatu entitas seperti

perbankan,asuransi,dana pensiun, reksa dana dan institusi lain. (

Titan,2012).

Tingkat saham institusional yang tinggi akan menghasilkan upaya-

upaya pengawasan yang lebih intensif sehingga dapat membatasi perilaku

opportunistic manajer, yaitu manajer melaporkan laba secara oportunis

untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya (Scott dalam Putra,2013).

Keberadaan investor insititusional dianggap mampu menjadi mekanisme

monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh

manajer, hal ini disebabkan investor institusional terlibat dalam

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 60: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

48

pengambilan yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap

tindakan manipulasi laporan keuangan (Jensen dan Meckling dalam Putra,

2013).

Matoussi dan Chakroun dalam Achmad (2012) menyatakan bahwa

perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional yang besar akan

mendorong perusahaan untuk lebih melakukan pengawasan terhadap

kinerja manajemen. Investor institusional memiliki power dan experience

serta bertanggung jawab dalam menerapkan prinsip good corporate

governance untuk melindungi hak dan kepentingan seluruh pemegang

saham sehingga mereka menuntut perusahaan untuk melakukan

komunikasi secara transparan, termasuk pengungkapan informasi

tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil dari penelitian yang terdahulu

dilakukan oleh Anggraini dalam Nurkhin (2010), menunjukan bahwa

semakin besar kepemilikan institusional dalam perusahaan maka tekanan

terhadap manajemen perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab

sosial pun semakin besar. Setyarini dan Paramitha (2011) menunjukan

hasil yang sama bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap

pengungkapan CSR. Kepemilikan institusional dalam penelitian ini

diproksikan dengan persentasi (%) yang diukur dengan membandingkan

jumlah saham yang dimiliki pihak investor institusional dibagi total

jumlah seluruh saham perusahaan.

Berdasarkan analisis dan kajian tersebut maka hipotesis dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 61: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

49

Ha6 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap

pengungkapan corporate sosial responsibility.

2.5 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

atau keuntungan dari kegiatan operasionalnya dalam suatu periode

tertentu. Subramanyam (2011) bahwa profitabilitas merupakan suatu

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada

tingkat penjualan,aset dan modal saham tertentu.

Profitabilitas dapat mencerminkan kemampuan suatu perusahaan

dalam menghasilkan suatu keuntungan (Profit) dengan menggunakan

seluruh modal yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan penyataan yang

disampaikan oleh Kieso (2011 : 671) “profitability ratios measure the

income or operating success of a company for a given period of time”.

Profitabilitas merupakan bagian dari ikhtisar keuangan yang

memiliki banyak kegunaan dalam berbagai konteks, Profitabilitas pada

umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, penentuan

kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan

keputusan. Kebijakan para investor dalam melakukan kegiatan investasi

akan sangat dipengaruhi oleh tingkat profitabilitas yang dihasilkan oleh

suatu perusahaan, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan suatu

keuntungan merupakan suatu fokus utama bagi para investor untuk

menanamkan dananya guna meningkatkan usahanya dan keterbalikannya

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 62: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

50

apabila para investor justru menarik dananya dari perusahaan, ini menjadi

bahan evaluasi atas efektifitas dari pengelolahan perusahaan tersebut.

Profitabilitas perusahaan merupakan dasar penilaian akan suatu

kondisi perusahaan, sehingga dibutuhkan suatu alat yang dapat digunakan

sebagai menganalisa. Rasio profitabilitas merupakan suatu perhitungan

yang bertujuan untuk mengetahui tingkat laba yang diperoleh perusahaan

dengan berdasarkan komponen-komponen yang ada dalam perusahaan

tersebut. Rasio profitabilitas dapat memberikan informasi mengenai

kinerja keuangan perusahaan Subramanyam (2011).

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif dalam

menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan

maupun nilai ekonomis atas penjualan, asset bersih maupun modal sendiri

(shareholder equity) (Hendra dalam Sari 2012). Hubungan kinerja

keuangan dengan tanggung jawab sosial perusahaan menurut Belkaoui dan

Karpik (1989) dalam Angking (2010) paling baik diproksikan dengan

profitabilitas. Hal tersebut disebabkan karena pandangan bahwa tanggung

jawab sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemamuan yang

diminta untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba, selain itu

tingkat profitabilitas dapat menunjukan seberapa baik pengelolahan

manajemen perusahaan. Oleh karena itu semakin tinggi profitabilitas suatu

perusahaan maka cenderung semakin luas dalam pengungkapan laporan

pertanggung jawaban sosial.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 63: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

51

Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas

ialah Return On Asset (ROA). Gitman (2009) menyatakan bahwa Return

on Asset (ROA) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

dengan menggunakan aset yang dimiliki. Menurut Kieso (2013), ROA

dapat dirumuskan sebagai berikut :

Semakin tinggi ROA, berarti semakin mampu perusahaan mendaya

gunakan aset dengan baik untuk memperoleh keuntungan (Sugiono,2009).

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Veronica (2009) menunjukan adanya

pengaruh positif profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan. Nurkin (2010) menyatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. berdasarkan

analisa dan kajian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Ha7 : Profitabilias berpengaruh positif terhadap pengungkapan corporate

sosial responsibility

2.6 Leverage

Leverage merupakan alat ukur dalam menghitung seberapa besar

perusahaan tergantung kepada kreditur dalam hal pinjaman dalam

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 64: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

52

membiayai asset perusahaan yang dimiliki. Dengan demikian maka tingkat

leverage suatu perusahaan mampu mencerminkan resiko keuangan

perusahaan dan melalui penerapan leverage pihak manajemen

mengharapkan tingkat keuntungan yang dihasilkan dapat semakin

dimaksimalkan (Sari,2012).

Kieso (2013) mendefinisikan leverage sebagai rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam periode waktu

yang panjang. Rasio yang dapat digunakan untuk menghitung kemampuan

perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka panjang nya ialah rasio

solvabilitas, rasio ini akan dapat menghitung tingkat kemampuan

perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka panjang nya ketika sudah

jatuh tempo. Sehingga perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan

yang total hutang nya melebihi dari total asset yang dimiliki,

Subramanyam (2011).

Menurut Brigham dalam Purnasiwi, (2011) perusahaan memiliki

tiga implikasi dalam menggunakan utang (Financial Leverage) yaitu :

1. Dengan memperoleh dana melalui hutang, maka para pemegang saham

dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahan tersebut dan

membatasi investasi yang mereka berikan.

2. Kreditor akan melihat ekuitas atau dana yang diperoleh sendiri sebagai

suatu batasan keamaan, sehingga semakin tinggi tingkat proporsi dari

jumlah modal yang diberikan pemegang saham, maka semakin kecil

resiko yang dihadapi oleh kreditor.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 65: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

53

3. Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan

dana hasil pinjaman lebih tinggi daripada bunga yang dibayarkan,

maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar.

Teori keagenan mampu mengestimasi suatu perusahaan yang

memiliki rasio leverage yang lebih tinggi, memiliki resiko untuk

melanggar perjanjian hutang yang semakin besar, Kontrak hutang tersebut

biasanya berisi tentang ketentuan bahwa perusahaan akan menjaga tingkat

leverage tertentu (rasio utang/ekuitas), modal kerja dan ekuitas pemegang

saham, sehingga perusahaan akan mengoptimalkan keuntungan perusahan

dengan mengurangi biaya-biaya, termasuk biaya pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan, Belkaoui dan Karpik dalam Waryanto (2010).

Rasio yang digunakan untuk mengukur leverage didalam penelitian ini

ialah debt to equity ratio (DER), DER mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, yang ditunjukan oleh

beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang,

oleh karena itu semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan

perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya.

DER dirumuskan sebagai berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Belkaoui dan Karpik serta Cormier

dan Magnan dalam Sari (2012) menunjukan bahwa terdapat hubungan

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 66: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

54

yang negatif antara leverage dengan pengungkapan laporan tanggung

jawab sosial perusahaan. Waryanti dalam Waryanto (2010) menunjukan

hasil penelitian bahwa leverage berpengaruh negatif tidak signifikan

terhadap pengungkapan informasi sosial. Berdasarkan analisa dan kajian

tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Ha8 : Leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan corporate

sosial responsibility

2.7 Ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran perusahaan,

profile perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

profitabilitas, leverage dan pengungkapan corporate social responsibility.

Penelitian Ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, profile

perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional terhadap

pengungkapan corporate social responsibility yang dilakukan Titan

(2012), menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris, komposisi dewan

komisaris, profile perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional berpengaruh secara simultan. Hasil ini didukung dengan

penelitian Waryanto (2010) yang menyatakan bahwa ukuran dewan

komisaris, komposisi dewan komisaris, kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh

secara simultan terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 67: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

55

Pengungkapan

Corporate Sosial

Responsibility

Ukuran dewan komisaris ( Ha1)

Komposisi dewan komisaris (Ha2)

Ukuran perusahaan (Ha3)

Profile perusahaan (Ha4)

Kepemilikan manajerial (Ha5)

Kepemilikan institusional (Ha6)

Profitabilitas ( Ha7)

Leverage ( Ha8)

Ha9 : ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris,ukuran

perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan leverage

berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan corporate

social responsibility.

Berdasarkan pengembangan hipotesis yang telah dijelaskan, maka disusun

kerangka pemikiran yang menggambarkan hubungan antara variable

independen dan variable dependen yang akan diuji.

Gambar 2.1

Model Penelitian

Varbiabel Independen Variabel Dependen

.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 68: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

56

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran umum objek penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahan-perusahan yang

terdaftar (Listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur

yang mengungkapkan laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan.

Hal ini didasarkan bahwa perusahaan manufaktur merupakan perusahaan

yang paling berpotensi untuk melakukan kegiatan corporate sosial

responsibility.

3.2 Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Causal Study,

menurut Sekaran (2010) Causal Study adalah penelitian yang menganalisis

hubungan sebab akibat atau menganalisis adanya pengaruh signifikan antar

variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini dianalisis mengenai

pengaruh mekanisme good corporate governance, profitabilitas dan

leverage terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variable

dependen dan delapan variable independen, variable dependen yang terdapat

dalam penelitian ini adalah pengungkapan Corporate Sosial Responsibility,

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 69: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

57

dan variabel independen nya ialah ukuran dewan komisaris, komposisi

dewan komisaris, ukuran perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan

managerial, kepemilikan intitusional, profitabilitas dan leverage. Berikut

adalah penjelasan mengenai definisi operasional dan pengukuran variabel

yang digunakan dalam penelitian ini.

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengungkapan corporate sosial responsibility yang terdapat dalam annual

report perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dalam penelitian

ini metode yang digunakan untuk mengukur pengungkapan corporate sosial

responsibility ialah metode analisis isi (content analysis). Content analysis

adalah suatu metode pengkodifikasian teks dari ciri-ciri yang sama untuk

ditulis dalam berbagai kelompok (kategori) berdasarkan pada kriteria yang

ditentukan (Waryanto, 2010). Pengukuran luas pegungkapan Corporate

Sosial Responsibility dalam penelitian ini dilakukan secara non repeated

yang berarti hanya menghitung satu kali untuk tiap item, tanpa

mempertimbangkan item tersebut diungkapkan lagi dalam halaman atau

bagian lain dengan bahasa yang berbeda (Waryanto,2010). Apabila item

informasi tidak ada dalam laporan tahunan maka akan diberi skor 0, dan jika

item informasi yang ditentukan ada didalam laporan tahunan maka akan

diberi skor 1. Perhitungan item-item Corporate sosial responsibility

menggunakan indikator yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiatives

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 70: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

58

(GRI) yang berjumlah 79 item dimana merupakan standar yang banyak

digunakan oleh banyak perusahaan didunia. Indeks pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan ( corporate sosial responsibility indeks) adalah

penjumlahan dari seluruh item-item corporate sosial responsibility

berdasarkan GRI yang diungkapkan didalam laporan tahunan perusahaan

dibagi dengan total item keseluruhan (Nurkhin, 2012). Dengan skala

pengukuran untuk pengungkapkan corporate sosial responsibility ialah

rasio.

Perhitungan Indeks luas pengungkapan corporate sosial responsibility

dirumuskan sebagai berikut:

Berikut adalah indikator pengungkapan Corporate Social Responsibility

dalam Global Reporting Initiative (2010).

Didalam GRI (2010) terdapat 6 (enam) indikator kinerja utama yang

meliputi indikator kinerja ekonomi, indikator kinerja lingkungan, indikator

kinerja praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak, indikator kinerja hak

asasi manusia, indikator kinerja kemasyarakatan dan indikator kinerja

tanggung jawab produk.

Setiap indikator kinerja memiliki aspek-aspek yang merupakan hasil

penjabaran dari setiap kinerja dan terdapat item-item yang merupakan

penilaian dari setiap aspek. Indikator kinerja ekonomi memiliki 3 (tiga)

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 71: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

59

aspek pengungkapan yaitu kinerja ekonomi (4 item), keberadaan pasar (3

item) dan dampak ekonomi tidak langsung (2 item). Indikator kinerja

lingkungan memiliki 8 (delapan) aspek, yaitu material (2 item), energi (5

item), air (3 item), keanekaragaman hayati (5 item), emisi,effluent dan

limbah (10 item), produk dan jasa (2 item), kesesuaian (1 item), transport (1

item) dan keseluruhan (1 item).

Indikator kinerja praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak

memiliki 5 (lima) aspek, yaitu ketenagakerjaan (3 item), hubungan tenaga

kerja (2 item), keselamatan dan kesehatan kerja (4 item), pendidikan dan

pelatihan (3 item), keanekaragaman dan kesempatan yang sama (2 item).

Indikator kinerja hak asasi manusia memiliki 7 (tujuh) aspek, yaitu praktik

investasi dan pengadaan (3 item), non-diskriminasi (1 item), kebebasan

berserikat dan daya tawar kelompok (1 item), tenaga kerja anak (1 item),

pegawai tetap dan kontrak (1 item), praktik keselamatan (1 item), hak

masyarakat (1 item).

Indikator kinerja kemasyarakatan memiliki 5 (lima) aspek yaitu

kemasyarakatan (1 item), korupsi (2 item), kebijakan publik (2 item),

perilaku anti persaingan (1 item) dan kesesuaian (1 item). Indikator kinerja

tanggung jawab produk memiliki 5 (lima) aspek yaitu keselamatan dan

kesehatan konsumen (2 item), labeling produk dan jasa (3 item), komunikasi

pemasaran (2 item), privasi konsumen (1 item), dan kesesuaian (1 item).

Seluruh item penilaian aspek indikator kinerja berjumlah 79 item.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 72: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

60

3.3.2 Variabel Independen

Variabe Independen adalah variabel tidak tetap atau variabel yang mampu

mempengaruhi variable lain. Dalam penelitian ini terdapat delapan

variable independen.

3.3.2.1 Ukuran Dewan Komisaris

Menurut Surya dan Dana (2008) dewan komisaris berfungsi untuk dapat

memonitor dan mengendalikan CEO. Semakin besar jumlah anggota

dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan, maka akan semakin

efektif tingkat pengawasan yang dilakukan. Perhitungan ukuran dewan

komisaris dalam penelitian ini dihitung dari banyaknya jumlah anggota

dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan. Skala pengukuran untuk

ukuran dewan komisaris adalah rasio.

3.3.2.2 Komposisi Dewan Komisaris

Komposisi dewan komisaris dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan indikator presentase anggota dewan komisaris yang

independen terhadap total seluruh anggota dewan komisaris, indikator ini

telah dilakukan didalam penelitian Handjani (2009). Komisaris

independen merupakan anggota dewan komisaris yang berasal dari luar

perusahaan dan bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham

mayoritas, pejabat atau dengan cara lain yang berhubungan atau tidak

langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 73: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

61

mengawasi pengelolaan perusahaan (Surya dan Dana,2008). Skala

pengukuran untuk komposisi dewan komisaris adalah rasio.

3.3.2.3 Ukuran Perusahaan

Menurut (Waryanto,2010) ukuran perusahaan dapat didasarkan kepada

jumlah aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan.Ukuran perusahaan

pada penelitian ini diproksikan dengan Log natural total aset, tujuannya

agar mengurangi perbedaan yang signifikan antara ukuran perusahaan

besar dan ukuran perusahaan kecil sehingga data total aset dapat

terdistribusi normal (Sari,2012) dan untuk menyamakan dengan variable

lain, karena nilai total aset suatu perusahaan relatif lebih besar

dibandingkan dengan variabel-variabel lain didalam penelitian ini.

Pengukuran ini dilakukan untuk dapat mengetahui bahwa semakin besar

total asset yang dimiliki maka akan semakin besar pula tanggung jawab

sosial yang harus diungkapkan oleh perusahaan. Skala pengukuran untuk

ukuran perusahaan ialah rasio.

Rumus yang digunakan untuk mengukur variabel ukuran perusahaan

adalah :

Size : Log natural (total Aset)

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 74: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

62

3.3.2.4 Profile Perusahaan

Profile perusahaan mendeskripsikan perusahaan berdasarkan lingkup

operasi, risiko perusahaan serta kemampuan dalam menghadapi tantangan

bisnis. Profile perusahaan diukur dengan membedakan industry High

profile dan Low profile (Sari,2012).

Dummy variable akan digunakan untuk mengklasifikasikan High profile

dan low profile suatu perusahaan. High profile akan diberi nilai 1 yaitu

untuk perusahaan-perusahaan manufacture yang bergerak dibidang bahan

kimia, plastik, kertas, otomotif, makanan dan minuman, Sari (2012). Dan

nilai 0 akan diberikan untuk perusahaan manufacture yang termasuk

kategori Low Profile yang meliputi bidang semen, keramik, logam, pakan

hewan, kayu, mesin dan alat berat, tekstil, alas kaki, kabel, dan elektronik.

Klasifikasi tersebut telah digunakan dalam penelitian Sari (2012), Terzaghi

(2012), dan Raharja (2012), ketiga penelitian tersebut merupakan

penelitian yang mengidentifikasi pengaruh profile perusahaan terhadap

pengungkapan Corporate Sosial Responsibility. Skala pengukuran untuk

profile perusahaan ialah nominal.

3.3.2.5 Kepemilikan Managerial

Kepemilikan Managerial sebagai variable independen merupakan salah

satu factor yang mempengaruhi variable dependen dalam penelitian ini,

kepemilikan manajerial diukur dengan menghitung persentase jumlah

saham yang dimiliki oleh manajemen dibandingkan dengan jumlah seluruh

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 75: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

63

saham perusahaan yang beredar. Skala pengukuran untuk kepemilikan

manajerial ialah rasio.

3.3.2.6 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Institusional adalah total kepemilikan saham oleh investor

institusional seperti bank, dana pensiun, perusahaan asuransi dan

perseroan terbatas dan lembaga keuangan lainnya. Pengukuran

kepemilikan institusional dalam penelitian ini dilakukan dengan

membandingkan jumlah saham yang dimiliki oleh institusional dengan

jumlah seluruh saham perusahaan yang beredar. Skala pengukuran untuk

kepemilikan institusional ialah rasio.

3.3.2.7 Profitabilitas

Profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk dapat

menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatakan nilai para

pemegang saham (Putra 2013). Pengukuran profitabilitas dalam penelitian

ini menggunakan return on asset (ROA). Return on Asset adalah rasio

antara laba bersih setelah pajak terhadap rata-rata total aset, dengan skala

pengukuran rasio. Rumus yang digunakan dalam mengukur variabel

profitabilitas adalah :

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 76: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

64

3.3.2.8 Leverage

Alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat

ketergantungan perusahaan terhadap kreditur dalam membiayai asset

perusahaan ialah leverage, skala yang digunakan untuk pengukuran

leverage ialah rasio. Pengukuran leverage dalam penelitian ini

menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) yaitu rasio yang mengukur total

kewajiban terhadap modal perusahaan (Shareholders equity). Rumus yang

digunakan untuk mengukur leverage adalah

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data

yang diperoleh oleh peneliti namun sebelumnya telah diolah terlebih dahulu

oleh pihak lain (Sekaran,2010). Pengumpulan data dilakukan dengan

pendokumentasian laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan

manufacture tahun 2010-2012 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data

diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan

Web site perusahaan manufacture yang menjadi sampel penelitian.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel ialah metode purposive

sampling (BEI 2010-2012), Purposive sampling adalah teknik pengambilan

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 77: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

65

sampel yang hanya terbatas pada kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh

peneliti (Sekaran,2010). beberapa kriteria dalam pengambilan sampel adalah

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

tahun 2010-2012.

2. Laporan tahunan perusahaan tersebut terdapat di situs resmi Bursa Efek

Indonesia yaitu www.idx.co.id selama tahun 2010-2012.

3. Perusahaan yang memiliki kepemilikan saham manajerial dan

kepemilikan saham institusional,

4. Perusahaan yang memiliki jumlah dewan komisaris independen.

5. Perusahaan memperoleh laba berturut-turut selama tahun 2010-2012.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, digunakan program Statistical Package for

Social Sciences (SPSS) versi 19.

3.6.1 Uji Kualitas Data

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah didalam suatu model

regresi, variable dependen,variable independen atau keduanya

memiliki distribusi data yang normal atau tidak.

Terdapat dua cara untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau

tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali.2011). Alat

uji yang digunakan didalam penelitian ini adalah dengan uji statistik

Kolmogorov-Smirnov Z (l-Sampel K-S). dikarenakan uji normalitas

dengan grafik memiliki kecenderungan tidak akurat, apabila salah

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 78: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

66

secara visual dalam menganalisa grafik (Ghozali,2011). Dasar

pengambilan keputusannya menurut (Ghozali,2011) dengan uji

statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z(l-Sample K-S) ialah :

1. Jika nilai probabilitas signifikansi residual lebih besar dari 0,05

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika nilai probabilitas signifikansi residual lebih kecil dari 0,05

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Jika data tidak berdistribusi normal, maka perlu dilakukan uji outlier

untuk menemukan normalitas data, uji outlier adalah kasus atau data

dari populasi sampel yang memiliki nilai ekstrim dan tidak

terdistribusi secara normal (Ghozali,2011). Deteksi data outlier

dilakukan dengan menentukan batas z score yaitu antara -2,5 < x <2,5.

Apabila nilai z score tidak memnuhi batas yang ditentukan, maka data

tersebut tidak digunakan lagi dalam pengujian selanjutnya.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

UJi Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diuji

memenuhi asumsi klasik dan bertujuan untuk menunjukan apakah model

regresi memilliki hubungan yang signifikan dan representative. Dikarenakan

tidak semua data dapat diterapkan regresi. Pengujian asumsi klasik yang

dilakukan meliputi uji multikolinearitas, uji heteroskesdasitas dan

autokorelasi.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 79: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

67

1. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah hubungan antara variable independen dengan

variable independen lainya. Uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variable independen (Ghozali 2011). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Untuk

menganalisa ada tidaknya multikolinearitas didalam model regresi

dapat dilihat dari dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation

factor (VIF). Multikolinearitas diihat dari nilai tolerance ≤ 0.10 atau

VIF ≥ 10.

Jika hasil penelitian menunjukan Variance inflation factor (VIF) ≥ 10

berarti ada multikolonearitas, sebaliknya jika nilai VIF ≤ 10 berarti

tidak ada multikolonearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk dapat menguji apakah dalam

suatu model regersi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali,2011). Jika terdapat varians

dari residual atas satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka

disebut homoskedastisitas. Suatu model regresi yang baik adalah

apabila tidak terdapat heteroskedastisitas, uji yang dilakukan didalam

penelitian ini untuk mengetahui ada tidak nya heteroskedastisitas

ditempuh dengan cara. yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai

prediksi variable terkait (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 80: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

68

SRESID (Ghozali 2009), pendektesian ada tidaknya heteroskedastisitas

dilihat dari ada tidaknya pola tertetu pada grafik scatterplot antara

SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi,

dan sumbu X adalah residual yang telah di_studentized.

Jika ada pola tertentu,seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur (Bergelombang,melebar kemudian menyempit),

maka terjadi heteroskedastisitas. Dan sebaliknya jika tidak ada pola

yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0

pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi

antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada

model regresi.

Dalam upaya mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi

yang digunakan. Maka didalam penelitian ini menggunakan metode

pengujian run test. Hal yang menjadi dasar untuk pengambilan

keputusan yaitu jika nilai signifikansi hasil output SPSS dibawah

0.05, yang berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa

residual terjadi autokorelasi antar nilai residual (Ghozali, 2011)

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 81: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

69

3.7 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier

berganda yang didukung dengan software SPSS versi 19.0 dengan tujuan

untuk memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen.

Model persamaam regresi secara sistematis dapat dirumuskan sebagai

berikut ;

CSRD = α + β1UK + β2KK + β3UP + β4PP + β5KM + β6KI + β7PR+

β8LV + ℮

Keterangan :

CSRD = Pengungkapan corporate sosial responsibility.

α = Konstanta.

β1, β2, β3,. = Koefisien regresi.

UK = Ukuran dewan komisaris .

KK = Komposisi dewan komisaris .

UP = Ukuran perusahaan.

PP = Profile perusahaan

KM = Kepemilikan manajerial

KI = Kepemilikan institusional

PR = Profitabilitas

LV = Leverage

℮ = Error term

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 82: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

70

1. Uji koefisien determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk menguji goodness of fit dari

model regresi (Ghozali,2011). Nilai R menunjukan koefisien korelasi, yaitu

mengukur kekuatan hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen. Nilai koefisien korelasi terletak antara -1 dan +1. Tanda –

(negatif) menunjukan bahwa variabel independen memiliki hubungan

negatif dengan variabel dependen dan tanda + (positif) menunjukan bahwa

variabel independen memiliki hubungan positif dengan variabel dependen.

Jika nilai R terletak antara 0 sampai +0.50 atau -0.50 sampai 0 berarti

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen lemah dan

jika nilai R terletak antar + 0.50 sampai 1 atau -1 sampai -0.50 berarti

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen kuat. Lind,

Marchal and Wathen, (2012).

Dalam mengevaluasi model regresi digunakan nilai adjusted R2, karena

setiap adaya penambahan variabel independent maka nilai adjusted R2 dapat

meningkat atau menurun sesuai bagaimana pengaruh atas penambahan

variabel tersebut (signifikan atau tidak) Ghozali (2011), berbeda dengan R2

yang akan selalu meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut

berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, oleh karena

itu nilai adjusted R2

digunakan untuk mengevaluasi model regresi terbaik,

Ghozali (2011). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Semakin besar koefisien mendekati 1 maka semakin signifikan.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 83: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

71

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan dilakukan dengan maksud untuk dapat menunjukan apakah

semua variable independen yang dimasukan kedalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen. Karena pada

prinsipnya pengujian simultan dilakukan dengan koefisien regersi secara

bersama-sama. Pengujian dilakukan dengan menggunakan level of

significance 0.05 (α = 5%), Penerimaan atau penolakan hipotesis dapat

ditentukan melalui :

a. Bila nilai signifikansi f < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti koefisien

regresi signifikan, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang

signifikan antara semua variable independent terhadap variable

dependen.

b. Bila nilai signifikansi f > 0.05, mka H0 diterima yang berarti koefisien

regresi tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan variabel

independent yang diuji tidak memiliki pengaruh terhadap variabel

dependent.

3. Uji Parsial ( Uji T)

Uji T independen bertujuan untuk menguji tingkat siginifikansi pengaruh

variable independen terhadap variable dependen secara terpisah

(Ghozali,2011). pengujian dilakukan dengan menggunakan level of

significance 0,05 (α = 5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dapat

ditentukan melalui :

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 84: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

72

a. Bila nilai signifikansi t < 0.05, maka H0 ditolak, yang berarti terdapat

pengaruh yang signifikan antara satu variable independen terhadap

variable dependen.

b. Bila nilai signifikansi t > 0,05, maka H0 diterima, artinya tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara satu variable independen terhadap

variable dependen.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 85: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

73

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (IDX)

diketahui bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar selama tahun 2010-

2012 sebanyak 127 perusahaan. Dari jumlah tersebut, hanya 19 perusahaan

yang memenuhi kriteria sampel penelitian yang telah ditetapkan. Penentuan

sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling, sebagai

berikut:

Tabel 4.1

Ringkasan Perolehan Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012 127

Laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdapat di situs resmi

Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) selama tahun 2010-2012

75

Perusahaan manufaktur yang memiliki kepemilikan saham manajerial

dan kepemilikan saham institusional.

28

Perusahaan manufaktur yang memiliki jumlah dewan komisaris

independen

26

Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba berturut-turut selama

periode 2010-2012

19

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 86: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

74

Perusahaan manufaktur yang dapat digunakan sebagai sampel

penelitian

19

Sumber : Data IDX statistik yang telah diolah

Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama periode 2010-2012 ialah 127 perusahaan. Diantara 127 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

2010-2012, terdapat 75 perusahaan manufaktur yang laporan tahunan-nya

tersedia di situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Setelah

menentukan jumlah laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdapat di

situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Dipilih perusahaan yang

memiliki kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham institusional

sebanyak 28 perusahaan manufaktur. Dari 28 perusahaan manufaktur tersebut

dipilih perusahaan manufaktur yang memiliki jumlah dewan komisaris

independen sebanyak 26 perusahaan manufaktur, kemudian dipilih perusahaan

manufaktur yang memperoleh laba berturut-turut selama periode 2010-2012

sebanyak 19 perusahaan manufaktur. Sehingga total observasi selama tiga

tahun dari periode 2010-2012 sebanyak 57. Sembilan belas perusahaan

manufaktur yang memenuhi kriteria sampel dan digunakan dalam penelitian

ini dapat dilihat pada lampiran 1.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 87: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

75

4.2 Analisis dan Pembahasan

4.2.1 Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau deksripsi suatu

data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan

standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis

deskriptif dari variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

UK 57 2 11 4.72 2.744

KK 57 .30 .55 .3789 .07181

UP 57 11.00 14.26 12.0998 .79876

KM 57 .001 23.077 5.12342 7.788666

KI 57 37.11 96.09 70.0098 18.40191

PR 57 .31 23.95 8.9017 6.17572

LV 57 .10 2.40 .8156 .57697

CSRD 57 .05 .79 .2100 .15225

Valid N (listwise) 57

Sumber : Data yang diolah

Hasil analisis deskriptif diatas menunjukan bahwa jumlah observasi (N) dari

penelitian ini adalah 57. Dari 57 observasi terhadap sampel, nilai variabel

ukuran dewan komisaris terkecil adalah 2 dan yang terbesar adalah 11. Hal

ini berarti jumlah dewan komisaris yang dimiliki suatu perusahaan paling

sedikit berjumlah 2 orang dan paling banyak jumlah dewan komisaris

perusahaan ialah 11 orang. Semakin besar nilai ukuran dewan komisaris

berarti jumlah anggota dewan komisaris semakin banyak. Nilai rata-rata

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 88: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

76

ukuran dewan komisaris sebesar 4.72 berarti rata-rata jumlah dewan

komisaris yang dimiliki oleh perusahaan sampel adalah 4.72 orang. Standar

deviasi sebesar 2.744 menunjukan variasi yang terdapat dalam ukuran

dewan komisaris.

Pada variabel komposisi dewan komisaris, nilai komposisi dewan

komisaris terkecil adalah 0.30 dan nilai terbesar adalah 0.55. hal ini berarti

komposisi komisaris independen perusahaan paling kecil adalah 30% dan

paling besar adalah 55% yang berarti 55% dari seluruh dewan komisaris

ialah dewan komisaris independen. Nilai rata-rata komposisi dewan

komisaris independen sebesar 0.3789 dan standar deviasi sebesar 0.07181

menunjukan variasi yang terdapat didalam variabel komposisi dewan

komisaris.

Pada variabel ukuran perusahaan, semakin besar nilai variabel

tersebut berarti semakin besar jumlah aset (log total aset) yang dimiliki oleh

suatu perusahaan. Nilai terkecil adalah 11.10 dan nilai yang terbesar adalah

14.26. Nilai rata-rata ukuran perusahaan ialah 12.0998 dan standar deviasi

sebesar 0.79876 menunjukan variasi yang terdapat dalam ukuran

perusahaan.

Gambar 4.1

Pie Chart

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 89: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

77

Pada variabel profile perusahaan, nilai yang diberikan dibedakan

menjadi dua, yaitu 1 untuk perusahaan high profile dan 0 untuk perusahaan

low profile. Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa, 79% perusahaan

manufaktur yang menjadi sampel penelitian ialah bertipe high profile dan

21% perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian ialah bertipe

low profile.

Pada variabel kepemilikan manajerial, nilai terkecil adalah 0.001%

dan nilai yang terbesar adalah 23.077 %, dengan nilai rata-rata sebesar

5.12342%. hal ini berarti bahwa pada perusahaan sampel paling banyak

terdapat 23.077% saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak manajemen

dan paling sedikit adalah 0.001%. Rata-rata saham perusahaan yang dimiliki

oleh pihak manajemen ialah 5.12342% dan standar deviasi sebesar 7.788666

menunjukan variasi yang terdapat dalam kepemilikan saham manajerial.

Pada variabel kepemilikan institusional, nilai terkecil adalah 37.11%

dan nilai yang terbesar adalah 96.09% dengan nilai rata-rata sebesar

70.0098%. hal ini berarti bahwa pada perusahaan sampel paling banyak

terdapat 96.09% saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi dan

paling sedikit adalah 37.11%. Rata-rata saham perusahaan yang dimiliki

oleh pihak institusi adalah 70.0098% dan standar deviasi sebesar 18.40191

menunjukan variasi didalam variabel kepemilikan institusional.

Pada variabel profitabilitas, nilai terkecil adalah 0.31% dan nilai

terbesar adalah 23.95% dengan nilai rata-rata sebesar 8.9017%. hal ini

berarti bahwa tingkat keuntungan perusahaan sampel paling besar adalah

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 90: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

78

23.95% dan paling kecil adalah 0.31%. Rata-rata keuntungan perusahaan

sampel ialah 8.9017% dengan standar deviasi 6.17572 menunjukan variasi

didalam variabel profitabilitas.

Pada variabel leverage perusahaan, semakin besar variabel tersebut,

berarti nilai perbandingan utang terhadap ekuitas semakin besar. Nilai

terkecil adalah 0.1 dan nilai yang terbesar adalah 2.40, dengan nilai rata-rata

0.8156. hal ini berarti perusahaan sampel mempunyai perbandingan antara

utang dan ekuitas paling sedikit adalah 0.1% dan perusahaan yang memiliki

perbandingan utang terhadap ekuitas paling besar adalah 2.40% dan rata-rata

leverage tersebut adalah 0.81%. Standar deviasi sebesar 0.57697

menunjukan variasi didalam variabel leverage.

Pada variabel pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSRD), semakin besar nilai variabel CSRD, artinya perusahaan lebih

banyak melakukan penungkapan item CSR. Nilai terkecil adalah 0.05 dan

yang terbesar ialah 0.79 dengan nilai rata-rata sebesar 0.2100. hal ini berarti

bahwa perusahaan paling sedikit mengungkapkan CSR yang sesuai dengan

pedoman GRI sebsear 5% dan paling banyak mengungkapkan sesuai dengan

pedoman GRI adalah 79%. Rata-rata pengunkapan CSR yang dilakukan

perusahaan adalah 21% sesuai dengan pedoman GRI. Standar deviasi

sebesar 0.15225 menunjukan variasi yang terdapat dalam indeks. Besarnya

indeks menunjukan besarnya pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 91: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

79

4.2.2 Uji Kualitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk melihat tingkat kenormalan data yang

digunakan. Suatu model regresi yang baik adalah datanya berdistribusi

normal. Distribusi normal dalam penelitian ini dideteksi dengan

menggunakan analisis statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S).

Tabel 4.3

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 57

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .07755232

Most Extreme Differences Absolute .091

Positive .091

Negative -.050

Kolmogorov-Smirnov Z .685

Asymp. Sig. (2-tailed) .736

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data yang diolah

Pada hasil uji statistic Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat nilai

Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.685 dan tidak signifikan pada 0.05 (karena p

= 0.736 > 0.05), maka dapat dinyatakan bahwa model regresi berdistribusi

normal.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 92: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

80

4.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah didalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Multikolinearitas dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai Tolerance

< 0.10 atau nilai VIF > 10.

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa UK, KK, UP, PP, KM, KI, PR,

LV menunjukan nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10, oleh karena itu

dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model

regresi penelitian ini adalah terbebas dari multikolinearitas.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 93: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

81

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu ke pengamatan ke

pengamatan lain tetap, mka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

Homoskedastisitas atau yang tidak terjadi Heteroskedastisitas. Penelitian ini

menggunakan cara dengan melihat grafik plot untuk mendeteksi ada

tidaknya Heteroskedastisitas Ghozali (2011).

Gambar 4.2

Scatterplot

Sumber: Data yang diolah

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas, titik penyebaran

berada diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 94: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

82

4.2.5 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara

residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi Autokorelasi.

Autokorelasi diuji dengan menggunakan metode pengujian run test.

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Pada tabel 4.5 menunjukan bahwa nilai signifikansi dari run test sebesar

0.230 sehingga dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi dalam model

regresi linier, hal ini dikarenakan nilai signifikansi lebih besar dari 0.05

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -.00095

Cases < Test Value 28

Cases >= Test Value 29

Total Cases 57

Number of Runs 25

Z -1.201

Asymp. Sig. (2-tailed) .230

a. Median

Sumber : Data yang diolah

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 95: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

83

4.2.6 Uji Hipotesis

4.2.6.1 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness of- fit dari

model regresi, yaitu seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap

varabel dependen.

Tabel 4.6

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .861a .741 .697 .08377

a. Predictors: (Constant), LV, KK, KM, PP, UP, PR, UK, KI

b. Dependent Variable: CSRD

Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat besar nilai adjusted R2

sebesar 0.697

yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh

variabel independen sebesar 69.7%. hal ini berarti 69.7% pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan dapat dijelaskan variabel ukuran dewan

komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran perusahaan, profil

perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

profitabilitas dan leverage. Sedangkan sisanya 30.3% dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Standar error of the estimate menunjukan nilai 0.08377 hal ini

menunjukan nilai yang kecil sehingga dapat disimpulkan model regresi

layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Sementara itu,

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 96: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

84

nilai R sebesar 0.861 menunjukan hubungan antara variabel dependen

yaitu pengungkapan corporate social responsibility dengan variabel

independen yaitu ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris,

ukuran perusahaan, profil perusahaan, kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage cukup kuat.

4.2.6.2 Uji F

Pengujian ini bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel

independen yang dimasukan dalam model regresi mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Tabel 4.7

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .961 8 .120 17.123 .000a

Residual .337 48 .007

Total 1.298 56

a. Predictors: (Constant), LV, KK, KM, PP, UP, PR, UK, KI

b. Dependent Variable: CSRD

Sumber : Data yang diolah

Dari hasil pengujian pada tabel 4.7 dapat dilihat pada nilai F hitung

sebesar 17.123 dan signifikan pada 0.000. dengan menggunakan tingkat α

(alfa) 0.05 atau 5% maka Ha9 “ukuran dewan komisaris, komposisi dewan

komisaris, ukuran perusahaan, profil perusahaan, kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage secara simultan

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 97: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

85

berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility”

diterima, dengan hasil perhitungan bahwa nilai sig 0.000 < 0.05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris(UK),

komposisi dewan komisaris (KK), ukuran perusahaan (UP), profil

perusahaan(PP), kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan institusional

(KI), profitabilitas (PR) dan leverage (LV) secara bersama-sama

(simultan) mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSRD). Pengaruh ini terjadi disebabkan tingkat pengawasan yang

dilakukan oleh dewan komisaris, ukuran perusahaan dengan jumlah aset

yang dimiliki, kesesuaian profile perusahaan, kepemilikan saham oleh

manajerial dan institusional, kemampuan menghasilkan laba / profitabilitas

dan perbandingan hutang terhadap modal perusahaan, berpengaruh secara

simultan terhadap luas pengungkapan aktivitas tanggung jawab sosial

perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Titan

(2012) ,Andriani (2011) dan Waryanto (2010), yang menyatakan bahwa

ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran perusahaan,

profil perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

profitabilitas dan leverage secara simultan berpengaruh terhadap

pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 98: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

86

4.2.6.3 Uji t

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan apakah variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.8

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.742 .390 -1.904 .063

UK .018 .007 .322 2.614 .012

KK .556 .170 .262 3.278 .002

UP .060 .029 .316 2.046 .046

PP .005 .033 .014 .159 .874

KM -.001 .002 -.052 -.407 .686

KI -.002 .001 -.215 -1.653 .105

PR .005 .003 .200 1.916 .061

LV .012 .024 .047 .530 .599

a. Dependent Variable: CSRD

Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.8, persamaan regresi linier berganda dalam penelitian

ini adalah

CSRD = 0.322UK + 0.262KK + 0.316UP + 0.014PP – 0.052KM

– 0.215KI + 0.200PR + 0.047LV

Koefisien regresi variabel ukuran dewan komisaris (UK) sebesar

0.322 yang berarti jika ukuran dewan komisaris mengalami kenaikan 1%,

maka pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) akan

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 99: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

87

mengalami peningkatan sebesar 0.322% dengan asumsi variabel

independen lainnya bernilai tetap.

Variabel ukuran dewan komisaris (UK) yang diproksikan dengan

total dewan komisaris perusahaan sampel, memiliki thitung sebesar 2.614

dan nilai sig sebesar 0.012. Nilai sig 0.012 < α (0.05), hal ini berarti

variabel ukuran dewan komisaris (UK) signifikan pada level 5% sehingga

penelitian ini dapat menerima Ha1. dan dapat disimpulkan bahwa variabel

ukuran dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengungkapan CSR perusahaan.

Hal ini dikarenakan, program CSR merupakan hasil implementasi

dari kebijakan strategis perusahaan yang melibatkan seluruh manajemen

tingkat atas termasuk dewan komisaris, Nurkhin (2010). Dengan adanya

dukungan yang besar dari seluruh dewan komisaris, maka pelaksanaan dan

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan semakin meningkat.

Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Titan (2012), yang menyatakan

bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap

pengungkapan Corporate Social Responsibility. Namun hasil penelitian ini

berbeda dengan hasil yang diperoleh Waryanto (2010), yang menyatakan

bahwa ukuran dewan komisaris tidak mempengaruhi luas pengungkapan

Corporate Social Responsibility.

Koefisien regresi variabel komposisi dewan komisaris (KK)

sebesar 0.262 yang berarti jika komposisi dewan komisaris mengalami

kenaikan 1%, maka pengungkapan Corporate Social Responsibility

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 100: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

88

(CSRD) akan mengalami peningkatan sebesar 0.262% dengan asumsi

variabel independen lainnya bernilai tetap.

Variabel komposisi dewan komisaris (KK) yang diproksikan dengan

jumlah dewan komisaris independen perusahaan sampel. Memiliki thitung

3.278 dan nilai sig 0.002. nilai sig 0.002 < α (0.05). hal ini berarti variabel

komposisi dewan komisaris (KK) signifikan pada level 5%. Sehingga

penelitian ini dapat menerima Ha2. dan dapat disimpulkan bahwa variabel

komposisi dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan.

Hal ini dikarenakan pengangkatan dewan komisaris independen

bertujuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap kinerja manajemen,

(Andriani,2011). Oleh karena itu, fungsinya sebagai pihak yang bertindak

secara indepeden untuk kepentingan perusahaan, akan berdampak kepada

bertambahnya dorongan terhadap manajemen untuk mengungkapkan

aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan.

Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Nurkhin (2010) yang

menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris berpengaruh positf

terhadap pengungkapan CSR. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan

hasil yang diperoleh Said.,et all (2009) yang menyatakan bahwa

komposisi dewan komisaris tidak mempengaruhi pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan.

Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan (UP) sebesar 0.316

yang berarti jika ukuran perusahaa mengalami kenaikan 1%, maka

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) akan mengalami

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 101: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

89

peningkatan sebesar 0.316% dengan asumsi variabel independen lainnya

bernilai tetap.

Variabel ukuran perusahaan (UP) yang diproksikan dengan total

aset perusahan, memiliki thitung 2.046 dan sig 0.046. nilai sig 0.046 < α

(0.05). Hal ini berarti variabel ukuran perusahaan (UP) signifikan pada

level 5% sehingga penelitian ini dapat menerima Ha3. Dan dapat

disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengungkapan CSR perusahaan.

Hal ini dikarenakan semakin besar perusahaan, maka resiko

timbulnya konflik kepentingan akan semakin tinggi, Waryanto (2010).

Sehingga untuk mengurangi terjadinya konflik kepentingan,

pengungkapkan informasi perusahaan akan semakin luas, termasuk

infomasi tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil ini sesuai dengan hasil

penelitian Sari (2012) dan Waryanto (2010) yang menyatakan bahwa

ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan.

Koefisien regresi variabel profile perusahaan (PP) sebesar 0.014

yang berarti jika profile perusahaan mengalami kenaikan 1%, maka

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) akan mengalami

peningkatan sebesar 0.014% dengan asumsi variabel independen lainnya

bernilai tetap.

Variabel profil perusahaan (PP) yang proksikan dengan

membedakan industri berjenis High profile dan Low Profile. Memiliki

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 102: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

90

thitung 0.159 dan sig 0.874. nilai sig 0.874 > α (0.05). hal ini berarti variabel

profil perusahaan (PP) tidak signifikan pada level 5% sehingga penelitian

ini tidak dapat menerima Ha4. Dan dapat disimpulkan bahwa variabel

profile perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan CSR perusahaan. Perusahaan manufaktur yang termasuk

kategori high profile ialah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang

kimia, plastik, kertas, otomotif, makanan dan minuman, Sari (2012).

Perusahaan manufacture yang termasuk kategori Low Profile yang

bergerak bidang semen, keramik, logam, pakan hewan, kayu, mesin dan

alat berat, tekstil, alas kaki, kabel, dan elektronik.

Hal ini dikarenakan profile perusahaan hanya sekedar karakteristik

perusahaan yang bukan menjadi acuan dan ketentuan pasti yang

mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan dan mengungkapkan

aktifitas tanggung jawab sosialnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan

Murwaningsari (2009) yang menyatakan bahwa profil perusahaan tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Namun berbanding terbalik

dengan Titan (2012) dan Sari (2012) yang menyatakan bahwa profil

perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan.

Koefisien regresi variabel kepemilikan manajerial (KM) sebesar

(-0.052), yang berarti jika kepemilikan manajerial mengalami kenaikan

1%, maka pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) akan

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 103: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

91

mengalami penurunan sebesar 0.052% dengan asumsi variabel independen

lainnya bernilai tetap.

Variabel kepemilikan manajerial (KM) yang diproksikan dengan

total kepemilikan saham perusahaan sampel oleh pihak manajemen

perusahaan. Memiliki thitung -0.407 dengan sig 0.686. nilai sig 0.686 > α

(0.05). hal ini berarti variabel kepemilikan manajerial (KM) tidak

signifikan pada level 5% sehingga penelitian ini tidak dapat menerima Ha5.

Dan dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR perusahaan.

Hal ini dikarenakan rata-rata tingkat kepemilikan manajerial secara

statistik untuk perusahan manufaktur di Indonesia, masih relatif kecil yaitu

5,12%. Dengan kepemilikan manajerial terhadap perusahaan masih

rendah, upaya manajemen untuk meningkatkan citra perusahaan yang

selaras dengan kepentingan umum, melalui pelaksanaan dan

pengungkapan CSR belum dapat dilakukan. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian Waryanto (2010) dan Said., et all (2009) yang

menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan CSR. Namun hasil ini berbanding terbalik dengan

penelitian Amal dan Siagian (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan

manajerial berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

Koefisien regresi variabel kepemilikan institusional (KI) sebesar

(-0.215), yang berarti jika kepemilikan institusional mengalami kenaikan

1%, maka pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) akan

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 104: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

92

mengalami penurunan sebesar 0.215% dengan asumsi variabel independen

lainnya bernilai tetap.

Variabel kepemilikan institusional (KI) yang diproksikan dengan

total kepemilikan saham perusahaan sampel oleh pihak institusi

perusahaan. Memiliki thitung -1,653 dengan sig 0.105. nilai sig 0.105 > α

(0.05). hal ini berarti variabel kepemilikan institusional (KI) tidak

signifikan pada level 5% sehingga penelitian ini tidak dapat menerima Ha6.

Dan dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR perusahaan.

Hal ini dikarenakan semakin besar kepemilikan saham yang

dimiliki oleh pihak institusi, maka semakin besar kendali pihak institusi

untuk menjalankan perusahaan, sehingga perhatian perusahaan hanya

difokuskan kepada kepentingan-kepentingan pribadi, Waryanto (2010).

dan menyebabkan berkurangnya tanggung jawab perusahaan kepada

kepentingan para stakeholders-nya.

Hasil ini sesuai dengan Nurkhin (2010) dan Waryanto (2010) yang

menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Namun hasil ini

berbanding terbalik dengan hasil penelitian Setyarini dan Paramitha (2011)

yang menyatakan bahwa kepemilikan instiusional berpengaruh positif

terhadap pengungkapan CSR.

Koefisien regresi variabel profitabilitas (PR) sebesar 0.200 yang

berarti jika profitabilitas perusahaan mengalami kenaikan 1%, maka

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 105: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

93

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) akan mengalami

peningkatan sebesar 0.200% dengan asumsi variabel independen lainnya

bernilai tetap.

Variabel profitabilitas (PR) yang diproksikan rasio return on asset.

Memiliki thitung 1,916 dengan sig 0.061. nilai sig 0.061 > α (0.05). hal ini

berarti variabel profitabilitas (PR) tidak signifikan pada level 5% sehingga

penelitian ini tidak dapat menerima Ha7. dan dapat disimpulkan bahwa

variabel profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan CSR perusahaan.

Hal ini dikarenakan pelaksanaan aktifitas tanggung jawab sosial

perusahaan, akan menambah biaya operasional perusahaan, yang

berdampak kepada penurunan laba yang dihasilkan perusahaan. Sehingga

perusahaan yang mengharapkan profitabilitas yang tinggi, akan

mengurangi biaya-biaya, termasuk biaya untuk pelaksanaan tanggung

jawab sosial. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mutia (2011) yang

menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan CSR. Namun hasil ini berbanding terbalik dengan hasil

penelitian Sari dan Nurkhin (2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

Koefisien regresi variabel leverage (LV) sebesar 0.047 yang berarti

jika leverage perusahaan mengalami kenaikan 1%, maka pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSRD) akan mengalami peningkatan

sebesar 0.047% dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 106: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

94

Variabel leverage (LV) yang diproksikan dengan debt to equity

rasio Memiliki thitung 0.530 dengan sig 0.599. nilai sig 0.599 > α (0.05). hal

ini berarti variabel leverage (LV) tidak signifikan pada level 5% sehingga

penelitian ini tidak dapat menerima Ha8. dan dapat disimpulkan bahwa

variabel leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan CSR perusahaan.

Hal ini dikarenakan pelaksanaan CSR tidak tergantung kepada

tingkat leverage, namun bergantung kepada tingkat kepekaan perusahaan

terhadap kepedulian sosial dan tanggung jawabnya terhadap stakeholders-

nya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Sari(2012) yang menyatakan bahwa

leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan. Namun hasil ini berbanding terbalik dengan Waryanto (2010)

yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap

pengungkapan CSR.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 107: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

95

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme Good Corporate Governance

yaitu ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran

perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional, ditambah dengan variabel lain yaitu profitabilitas dan leverage

baik secara simultan atau parsial terhadap pengungkapan Corporate Social

Responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama

periode 2010-2012. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah

a. Ha1 diterima, artinya ukuran dewan komisaris berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal

ini dibuktikan dengan thitung sebesar 2.614 dan nilai sig sebesar 0.012. Hal

ini dikarenakan, program CSR merupakan hasil implementasi dari

kebijakan strategis perusahaan yang melibatkan seluruh manajemen

tingkat atas termasuk dewan komisaris, Nurkhin (2010). Dengan adanya

dukungan yang besar dari seluruh dewan komisaris, maka pelaksanaan dan

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan semakin meningkat.

Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Titan (2012), yang menyatakan

bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap

pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 108: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

96

b. Ha2 diterima, artinya komposisi dewan komisaris berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal

ini dibuktikan dengan thitung 3.278 dan nilai sig 0.002. Hal ini dikarenakan

pengangkatan dewan komisaris independen bertujuan untuk meningkatkan

pengawasan terhadap kinerja manajemen, (Andriani,2011). Oleh karena

itu, fungsinya sebagai pihak yang bertindak secara indepeden untuk

kepentingan perusahaan, akan berdampak kepada bertambahnya dorongan

terhadap manajemen untuk mengungkapkan aktifitas tanggung jawab

sosial perusahaan. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Nurkhin

(2010) yang menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris berpengaruh

positf terhadap pengungkapan CSR.

c. Ha3 diterima, artinya ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal ini

dibuktikan dengan thitung 2.046 dan sig 0.046. Hal ini dikarenakan semakin

besar perusahaan, maka resiko timbulnya konflik kepentingan akan

semakin tinggi, Waryanto (2010). Sehingga untuk mengurangi terjadinya

konflik kepentingan, pengungkapkan informasi perusahaan akan semakin

luas, termasuk infomasi tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil ini sesuai

dengan hasil penelitian Sari (2012) dan Waryanto (2010) yang menyatakan

bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

d. Ha4 ditolak, artinya profile perusahaan tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal ini dibuktikan dengan

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 109: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

97

thitung 0.159 dan sig 0.874. Hal ini dikarenakan profile perusahaan hanya

sekedar karakteristik perusahaan yang bukan menjadi acuan dan ketentuan

pasti yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan dan

mengungkapkan aktifitas tanggung jawab sosialnya. Hasil penelitian ini

sesuai dengan Murwaningsari (2009) yang menyatakan bahwa profil

perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

e. Ha5 ditolak, artinya kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal ini dibuktikan dengan

thitung -0.407 dengan sig 0.686. Hal ini dikarenakan rata-rata tingkat

kepemilikan manajerial secara statistik untuk perusahan manufaktur di

Indonesia, masih realtif kecil yaitu 5,12%. Dengan kepemilikan manjerial

terhadap perusahaan masih rendah, upaya manajemen untuk meningkatkan

citra perusahaan yang selaras dengan kepentingan umum, melalui

pelaksanaan dan pengungkapan CSR belum dapat dilakukan. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian Waryanto (2010) dan Said., et all

(2009) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan CSR.

f. Ha6 ditolak, artinya kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal ini dibuktikan dengan

thitung -1,653 dengan sig 0.105. Hal ini dikarenakan semakin besar

kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi, maka semakin besar

kendali pihak institusi untuk menjalankan perusahaan, sehingga perhatian

perusahaan hanya difokuskan kepada kepentingan-kepentingan pribadi,

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 110: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

98

Waryanto (2010). dan menyebabkan berkurangnya tanggung jawab

perusahaan kepada kepentingan para stakeholders-nya. Hasil ini sesuai

dengan Nurkhin (2010) dan Waryanto (2010) yang menyatakan bahwa

kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan.

g. Ha7 ditolak, artinya profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal ini dibuktikan dengan

thitung 1,916 dengan sig 0.061. Hal ini dikarenakan pelaksanaan aktifitas

tanggung jawab sosial perusahaan, akan menambah biaya operasional

perusahaan, yang berdampak kepada penurunan laba yang dihasilkan

perusahaan. Sehingga perusahaan yang mengharapkan profitabilitas yang

tinggi, akan mengurangi biaya-biaya, termasuk biaya untuk pelaksanaan

tanggung jawab sosial. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mutia (2011)

yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan CSR.

h. Ha8 ditolak, artinya leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

Corporate Social Responsibility. Hal ini dibuktikan dengan thitung 0.530

dengan sig 0.599. Hal ini dikarenakan pelaksanaan CSR tidak tergantung

kepada tingkat leverage, namun bergantung kepada tingkat kepekaan

perusahaan terhadap kepedulian sosial dan tanggung jawabnya terhadap

stakeholders-nya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Sari(2012) yang

menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 111: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

99

i. Ha9 diterima, artinya ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris,

ukuran perusahaan, profil perusahaan, kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage secara simultan

berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal

ini ditandai dengan nilai F hitung sebesar 17.123 dan signifikan pada

0.000. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Titan (2012)

,Andriani (2011) dan Waryanto (2010), yang menyatakan bahwa ukuran

dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran perusahaan, profil

perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

profitabilitas dan leverage secara simultan berpengaruh terhadap

pengungkapan Corporate Social Responsibility.

5.2 Keterbatasan

Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain:

a. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI sebagai sampel, sehingga hasil penelitian tidak dapat mewakili

kondisi seluruh perusahaan.

5.3 Saran

a. Peneliti selanjutnya dapat memperluas sampel penelitian, tidak hanya

menggunakan sampel perusahaan manufaktur, tetapi dapat mencakup

seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 112: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

100

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, F.R.R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang

mempengaruhi pengungkapan Informasi sosial dalam laporan keuangan

tahunan ( Studi Empiris pada perusahaan- perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia), Proceeding Simposium Nasional Akuntansi IX,

Padang 23-26 Agustus 2006

Anggita Sari,2012. Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap corporate sosial

responsibility disclosure pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa

efek Indonesia. Jogyakarta

Chairi, Z. 2005. Tanggung Jawab Direksi dalam menerapkan prinsip Good

Corporate Governance. Sumatra Utara.

Dana dan Surya.2008. Penerapan Good Corporate Governance mengesampingkan

hak-hak istimewa demi kelangsungan usaha, Kencana, Jakarta

Daniri, M.A. 2008. Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

http://www.mandani-ri.com/2008/01/17/standarisasi-tanggung-jawab-sosial-

perusahaan

Dahlia, Lely dan Sylvia Veronica Siregar. 2008. “Pengaruh Corporate Social

Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan”.SimposiumNasional Akuntansi

11,Pontianak.

Diana, Ludita , 2011. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

intellectual capital pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, Semarang.

Duwi Priyatno, 2013. Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS . Buku

Seru.Yogyakarta

Handjani, Lilik, Sutrisno dan Grahita Chandrarin, 2009, The Effect of Earnings

Management and Corporate Governance Mechanism to Corporate Social

Responsibility Disclosure, Simposium Nasional Akuntansi XII Universitas

Sriwijaya Palembang 04-06 November.

https://www.globalreporting.org/

https:/www.idx.co.id/

Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.

Semarang

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 113: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

101

Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006, Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia, Jakarta

Kusumadilaga, Rimba, (2010). Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap

nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating. Fakultas

Ekonomi Diponegoro, Semarang.

Kieso, Weygant and Kimmel, 2013, Financial Accounting, IFRS Edition, Willey

Lind, Douglas A., William G. Marchal, dan Samuel A, Wathen, 2012, Statistical

Techniques in Business and Economic Fifteenth Edition, New York The

McGraw-Hill Companies, Inc.

Mawarani, Elisabeth, Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia,

Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional, Veteran.

Muthia,Zuraida dan Andriani, 2011. Pengaruh Ukuran Perusahaan,Profitabilitas,

dan ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Fakultas Ekonomi Syiah

Kuala.

Mutmainah, Hanggarwati,2013. Analisis Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap

Institusional Ownership. Semarang

Novita Indrawati. (2009). Pengungkapan CorporateSocial Responsibility (CSR)

dalam Annual Report serta Pengaruh Political Visibility dan

EconomicPerformance. Riau

Nurkhin, A. 2010. Corporate Governance dan Profitabilitas, pengaruhnya

terhadap pengungkapan CSR sosial perusahaan. Semarang.

Nuraini, N. 2011. Pengaruh Karakteristik Goood Corporate Governance (GCG)

terhadap pengungkapan CSR. (Studi Empiris pada perusahaan non-keuangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Semarang.

Putra (2013), Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional

dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Perusahaan Serta

Dampaknya terhadap Nilai perusahaan. Semarang.

Purnomosidi, Yuliana, Sukoharsono, 2008. Pengaruh Karakteristik Perusahaan

terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility dan dampak nya

terhadap reaksi investor. Fakultas Ekonomi Trunojoyo dan Fakultas Ekonomi

Brawijaya.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 114: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

102

Purnasiwi,J. 2011.Analisa pengaruh Size,Profitabilitas dan Leverage terhadap

pengungkapan CSR pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.Semarang

Yunita, R. 2011. Pengaruh Corporate Governance terhadap luas pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan didalam sustainability report. Semarang

Yuliani,R. 2003. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap praktek

pengungkapan sosial dan lingkungan di Indonesia.Semarang.

Sayekti, Y. dan L.S. Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning

Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar

di Bursa Efek Jakarta), Proceeding Simposium Nasional Akuntansi IX,

Makassar, 26-28 Juli 2007

Sekaran, Uma 2010, Research Methods for business Fifth Edition, Wiley

Subramanyan, Wild and Hasley, 2009, Financial Statement Analysis, Singapore;

Macgraw-Hill.

Sudana dan Arlindania W.2011. Corporate Governance dan Pengungkapan CSR

pada perusahaan Go-Public di BEI. Surabaya.

Sugiono, Arief, 2009 Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Jakarta;

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sutaryo, 2011,Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap kinerja

keuangan perusahaan,Aceh.

Tarmizi, Achmad, 2012, Pengaruh Corporate Governance dan karakteristik

perusahaan terhadap luas pengungkapan informasi stategis. Universitas

Diponegoro, Semarang

Thomas,S. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia.

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra

http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN

Titan terzaghi,. 2012. Pengaruh Earning Management dan Mekanisme Corporate

Governance Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Waryanto.2010. Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance (GCG)

terhadap luas pengungkapan CSR. Semarang.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 115: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

103

Wulandari, Etik (2009). Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap

Pengungkapan Tanggungjawab Sosial (Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Surakarta.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 116: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Daftar Indikator Pengungkapan Corporate Social Responsibility versi GRI

Indikator Kinerja Ekonomi

Kinerja Ekonomi

EC 1 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya operasi,

imbal jasa (kompensasi) karyawan, donasi, dan investasi, dan pembayaran kepada

penyandang dana serta pemerintah.

EC 2 Implikasi financial dan risiko lainya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi

aktivitas organisasi.

EC 3 Cakupan kewajiban organisasi terhadap program manfaat pasti.

EC 4 Bantuan keuangan signifikan dari pemerintah.

Keberadaan Pasar

EC 5 Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat

pada daerah operasi utama.

EC 6 Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada daerah

operasi utama.

EC 7 Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior yang direkrut

secara local dan dipekerjakan didaerah operasi utama

Dampak Ekonomi

EC 8 Pengembangan dan dampak jasa dan investasi infrastruktur untuk kepntingan publik

melalui perikatan komersial, natura, atau probono.

EC 9 Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan,

termasuk tingkatan dampaknya.

Indikator Kinerja Lingkungan

Material

EN 1 Penggunaan bahan, diperinci berdasarkan bobot dan volume

EN 2 Presentase penggunaan bahan daur ulang.

Energi

EN 3 Penggunaan energi langsung dari sumber daya energy primer

EN 4 Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber primer

EN 5 Penghematan energy melalui konservasi dan peningkatan efisiensi.

EN 6 Insiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau energi yang

dapat diperbaharui, serta pengurangan persyaratan kebutuhan energy sebagai akibat

dari inisiatif tersebut.

EN 7 Inisiati untuk mengurangi konsumsi energi tidak lansung dan pengurangan yang

dicapai.

Air

EN 8 Total pengambilan air per sumber

EN 9 Sumber air yang terpengarih secara signifikan akibat pengambilan air.

EN 10 Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang.

Keanekaragaman Hayati

EN 11 Lokasi dan ukuran tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh organisasi yang

berlokasi didalam, atau yang berdekatan dengan daerah yang memiliki nilai

keanekaragaman hayati yang tinggi diluar daerah yang diproteksi.

EN 12 Uraian atas berbgai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 117: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

jasa organisasi terhadap keanekaragaman hayati didaerah yang diproteksi dan didaerah yang memiliki keanekaragamaan hayati bernilai tinggi diluar daerah yang

diproteksi.

EN 13 Perlindungan dan Pemulihan Habitat

EN 14 Strategi, tindakan dan rencana mendatang untuk mengelola dampak terhadap

keanekaragamaan hayati.

EN 15 Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk dalam daftar merah

IUCN dan yang masuk dalam daftar konservasi nasional dengan habitat didaerah-

daerah yang terkena dampak operasi.

Emisi, Effluent, dan Limbah

EN 16 Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun tidak langsung dirinci

berdasarkan berat

EN 17 Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainya diperinci berdasrkan berat.

EN 18 Insiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaiannya.

EN 19 Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon dirinci berdasarkan berat.

EN 20 Nox, Sox dan emisi udara signifikan lainya yang diperinci berdasarkan jenis dan

berat.

EN 21 Jumlah buangan air menurut kualitas dan tempat pembuangan.

EN 22 Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan.

EN 23 Jumlah dan volume tumpahan yang siginifikan

EN 24 Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap berbahaya

menurut Basel Convention Annex I,II,III dan VIII dan persentase limbah yang

diangkut secara internasional.

EN 25 Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati badan air serta

habitat terkait, yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air

organisasi.

Produk dan Jasa

EN 26 Inisatif untuk mengurangi dampak produk dan jasa terhadap lingkungan dan sejauh

mana dampak pengurangan tersebut.

EN 27 Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik kembali menurut

kategori

Kesesuaian

EN 28 Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas pelanggaran

terhadap hukum dan regulasi lingkungan.

Transport

EN 29 Dampak lingkungan yang signifikan akibat pengangkutan produk, barang-barang dan

bahan lain yang digunakan untuk operasi organisasi serta pengangkutan tenaga kerja.

Keseluruhan

EN 30 Jumlah pengeluaran dan investasi untuk proteksi lingkungan menurut jenis.

Indikator Kinerja Praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak.

Ketenagakerjaan

LA 1 Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan wilayah

LA 2 Jumlah keseluruhan dan tingkat perputaran (turnover) karyawan menurut kelompok

usia, jenis kelamin dan wilayah

LA 3 Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap yang tidak disediakan bagi karyawan

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 118: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

sementara menurut kegiatan pokok

Hubungan dan Tenaga Kerja

LA 4 Persentase pegawai yang dijamin oleh perjanjian kesepakatan bersama

LA 5 Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan operasi penting, termasuk

apakah hal itu perlu dijelaskan dalam perjanjian kerja sama bersama.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

LA 6 Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia kesehatan dan

keselamatan antara manajemen dan pekerja yang membantu memantau dan memberi

nasihat untuk program kesehatan dan keselamatan kerja.

LA 7 Tingkat kecelakaan fisik, penyakit di tempat kerja, hari-hari yang hilang dan

ketidakhadiran dan jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah

LA 8 Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan, pencegahan, pengendalian risiko

setempat untuk membimbing para karyawan, anggota keluarga dan anggota

masyarakat, mengenai penyakit berat/berbahaya.

LA 9 Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian resmi dengan

serikat pekerja

Pendidikan dan Pelatihan

LA 10 Rata-rata jam pelatihan per tahun per karyawan menurut kategori/kelompok

karyawan.

LA 11 Program untuk manajemen keahlian dan pembelajaran seumur hidup yang menunjang

kelangsungan kerja pegawai dan membantu mereka dalam mengatur jenjang karier

LA 12 Persentase karyawan yang menerima penilaian kinerja dan review pengembangan

karier secara reguler

Keanekaragaman dan Kesempatan yang sama

LA 13 Komposisi badan pengelola dan perincian pegawai menurut kategori berdasrkan jenis

kelamin, kelompok umur, anggota kelompok minoritas dan indikator keberagaman

lainya.

LA 14 Rasio gaji dasar pegawai pria terhadap pegawai wanita berdasarkan kategori pegawai.

Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia

Praktik Investasi dan Pengadaan

HR 1 Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat klausula HAM

atau telah menjalani proses skrining/filtrasi terkait dengan aspek hak asasi manusia.

HR 2 Persentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses

skrining/filtrasi atas aspek hak asasi manusia.

HR 3 Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal kebijakan serta prosedur terkait

dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk persentase

karyawan yang telah menjalani pelatihan

Non diskriminasi

HR 4 Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang dilakukan/diambil

Kebebasan Berserikat dan Daya tawar kelompok

HR 5 Segela kegiatan berserikat atau perjanjian bersama yang teridentifikasi dapat

menimbulkan resiko yang signifikan, serta tindakan yang diambil untuk mendukung

hak-hak tesebut.

Tenaga Kerja Anak

HR 6 Kegiatan yang teridentifikasi mengandung resiko signifikan yang dapat menimbulkan

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 119: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

terjadinya kasus pekerja anak, dan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak.

Pegawai Tetap dan Kontrak

HR 7 Kegiatan yang teridentifikasi mengandung resiko signifikan yang dapat menimbulkan

kasus kerja paksa atau kerja wajib, dan langkah-langkah yang telah diambil untuk

mendukung upaya penghapusan kerja paksa atau kerja wajib.

Praktik dan Keselamatan

HR 8 Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan dan

prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan

organisasi.

Hak Masyarakat (adat)

HR 9 Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan langkah-

langkah yang diambil

Indikator Kinerja Kemasyarakatan

Kemasyarakatan

SO 1 Sifat dasar, ruang lingkup, dan efektivitas setiap program dan praktek yang dilakukan

untuk menilai dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat, baik pada saat

memulai, pada saat beroperasi, dan pada saat mengakhiri.

Korupsi

SO 2 Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki resiko terhadap korupsi

SO 3 Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur anti korupsi

SO 4 Tindakan yang diambil dalam menaggapi kejadian korupsi

Kebijakan Publik

SO 5 Kedudukan kebijkan publik dan partisipasi dalam proses melobi dan pembuatan

kebijakan publik.

SO 6 Nilai kontribusi financial dan natura kepada partai politik, politisi, dan institusi terkait

berdasarkan negara dimana perusahaan beroperasi.

Perilaku anti persaingan

SO 7 Jumlah tindaan hukum terhadap pelanggaran ketentuan anti persaingan, anti trust, dan

praktek monopoli serta sanksinya.

Kesesuaian

SO 8 Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi non moneter untuk pelanggaran

hukum dan peraturan yang dilakukan.

Indikator Kinerja Tanggung Jawab Produk

Keselamatan dan Kesehatan Konsumen

PR 1 Tahapan daur hidup dimana dampak produk dan jasa terhadap kesehatan dan

keamanan dinilai untuk penyempurnaan, serta persenase dari kategori produk dan

jasa yang signifikan yang harus mengikuti prosedur tersebut.

PR 2 Jumlah ketidakpatuhan peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai dampak

kesehatan dan keselamatan suatu produk dan jasa selama daur hidup, berdasarkan

jenis penyelesaian.

Labelling Produk dan Jasa

PR 3 Jenis informasi produk dan jasa yang dibutuhkan oleh prosedur serta persentase

produk dan jasa yang signifikan sesuai dengan persyaratan informasi tersebut.

PR 4 Jumlah ketidakpauthan peraturan dan voluntary codes mengenai penyedian informasi

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 120: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

produk dan jasa serta pemberian label, berdasarkan jenis penyelesaian.

PR 5 Praktek yang terkait dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survey yang

mengukur kepuasan pelanggan.

Komunikasi dan Pemasaran

PR 6 Program komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi dan sponsorship yang

mematuhi ketentuan hukum, standard an voluntary codes

PR 7 Jumlah ketidakpatuhan peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi

pemasaran termasuk periklanan, promosi dan sponsorship, menurut produknya.

Privasi Konsumen

PR 8 Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasarkan mengenai pelanggaran

keleluasan pribadi pelanggan dan hilangnya data pelanggan.

Kesesuaian

PR 9 Nilai moneter dari denda ketidakpatuhan hukum dan peraturan mengenai pengadaan

dan penggunaan produk dan jasa.

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 121: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Data Nilai Variabel Ukuran Dewan Komisaris (UK) dan

Komposisi Dewan Komisaris (KK)

Tahun 2012

Kode

Perusahaan

Ukuran

Dewan

Komisaris

(UK)

Komisaris

Independen

Komposisi

Dewan

Komisaris

Independen

(KK)

INDF 8 3 0.38

KLBF 6 2 0.33

TCID 5 2 0.40

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 122: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Data Nilai Variabel Ukuran Perusahaan (UP)

Tahun 2012

Kode Perusahaan Total Aset 31

Desember 2012

Ukuran

Perusahaan (UP)

INDF 59.324.207.000.000 13.77

KLBF 9.417.957.180.958 12.97

TCID 1.261.572.952.461 12.10

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 123: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Data Nilai Variabel Pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSRD)

CSRD Tahun 2012

INDF KLBF TCID

Indikator Kinerja Ekonomi

Kinerja Ekonomi

EC 1 1 1 1

EC 2 1 1 1

EC 3 1 1 1

EC 4 0 0 0

Keberadaan Pasar

EC 5 0 0 0

EC 6 1 0 0

EC 7 1 0 1

Dampak Ekonomi Tidak Langsung

EC 8 1 1 1

EC 9 1 1 1

Indikator Kinerja Bidang Lingkungan

Material

EN 1 1 1 1

EN 2 1 0 0

Energi

EN 3 0 0 0

EN 4 0 0 0

EN 5 0 0 0

EN 6 1 1 1

EN 7 0 1 1

Air

EN 8 0 0 0

EN 9 0 1 1

EN 10 0 0 0

Keanekaragamaan Hayati

EN 11 0 0 0

EN 12 0 0 0

EN 13 1 0 0

EN 14 1 0 0

EN 15 0 0 0

Emisi, Effluent, dan Limbah

EN 16 0 0 0

EN 17 0 0 0

EN 18 1 1 1

EN 19 0 1 0

EN 20 0 1 0

EN 21 0 1 0

EN 22 1 1 0

EN 23 0 0 0

EN 24 0 0 0

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 124: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

EN 25 0 0 0

Produk Dan Jasa

EN 26 0 1 1

EN 27 0 0 0

EN 28 0 0 0

Transport

EN 29 0 0 0

EN 30 0 1 1

Indikator Praktek Tenaga Kerja

Ketenagakerjaan

LA 1 1 1 0

LA 2 0 0 0

LA 3 0 1 0

Hubungan Tenaga Kerja

LA 4 0 0 0

LA 5 0 0 0

Keselamatan Tenaga Kerja

LA 6 0 1 0

LA 7 0 0 0

LA 8 1 1 1

LA 9 1 1 1

Pendidikan dan Pelatihan

LA 10 0 1 0

LA 11 1 1 1

LA 12 1 1 1

Keanekaragamaan dan Kesempatan yang

sama

LA 13 0 1 0

LA 14 0 0 0

Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia

Praktik Investasi dan Pengadaan

HR 1 0 0 0

HR 2 0 0 0

HR 3 0 0 0

Non Diskriminasi

HR 4 0 0 0

Kebebasan Berserikat

HR 5 1 0 0

Tenaga Kerja Anak

HR 6 0 0 0

Pegawai Tetap dan Kontrak

HR 7 0 0 0

Praktik Keselamatan

HR 8 0 1 0

Hak Masyarakat

HR 9 0 0 0

Indikator Kinerja Kemasyarakatan

Kemasyarakatan

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 125: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

SO 1 0 1 0

Korupsi

SO 2 1 0 0

SO 3 0 0 0

SO 4 1 0 0

Kebijakan Publik

SO 5 0 0 0

SO 6 0 0 0

Perilaku Anti Persaingan

SO 7 0 0 0

Kesesuaian

SO 8 0 0 0

Indikator Kinerja Tanggung Jawab Dari

Dampak Produk

Keselamatan dan Kesehatan Konsumen

PR 1 1 1 0

PR2 1 0 0

Labelling Produk dan Jasa

PR 3 0 1 1

PR 4 0 1 0

PR 5 0 1 0

Komunikasi Pemasaran

PR 6 1 0 1

PR 7 0 0 0

Privasi Konsumen

PR 8 0 0 0

Kesesuaian

PR 9 0 0 0

TOTAL 25 31 19

GRI INDEX 79 79 79

CSRD 0.32 0.39 0.24

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 126: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Data Nilai Variabel Kepemilikan Manajerial (KM) dan

Kepemilikan Institusional (KI)

Tahun

2012

Kode

Perusahaan

Total Jumlah

Saham

Kepemilikan

Saham

Manajerial

Kepemilikan

Manajerial

(KM)

Kepemilikan

Saham Institusi

Kepemilikan

Institusional

(KI)

INDF 8.780.426.500 1.329.770 0.02 4.396.103.450 50,07

KLBF 46.875.122.110 4.372.500 0.01 26.549.155.090 56.64

TCID 201.066.667 285.225 0.14 148.334.763 73.77

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 127: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Data Nilai Variabel Leverage (LV)

Tahun

2012

Kode

Perusahaan

Total Liabilitas 31

Desember 2012

Total Ekuitas 2012 Leverage

(LV)

INDF 25.181.533.000.000 34.142.674.000.000 0.74

KLBF 2.046.313.566.061 7.371.643.614.897 0.28

TCID 164.751.376.574 1.096.821.575.914 0.15

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 128: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Data Nilai Variabel Profile Perusahaan (PP)

Tahun 2012

Kode Perusahaan Jenis Industri Profile Perusahaan

(PP)

INDF Food and

Beverage

1

KLBF Farmasi 1

TCID Kosmetika 1

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 129: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Data Nilai Variabel Profitabilitas (PR)

Tahun

2012

Kode

Perusahaan

Laba Bersih

Setelah Pajak

Total Aset 31

Desember 2011

Total Aset 31

Desember 2012

Rata- Rata Total

Aset

Profitabilitas

(PR)

INDF 4.779.446.000.000 53.585.933.000.000 59.324.207.000.000 56.455.070.000.000 8.47

KLBF 1.775.098.847.932 8.274.554.112.840 9.417.957.180.958 8.846.255.646.899 20.07

TCID 150.373.851.969 1.130.865.062.422 1.261.572.952.461 1.196.219.007.442 12.57

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 130: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Data Nilai Variabel

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 131: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Output SPSS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 57

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .07755232

Most Extreme Differences Absolute .091

Positive .091

Negative -.050

Kolmogorov-Smirnov Z .685

Asymp. Sig. (2-tailed) .736

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Pie Chart

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

UK 57 2 11 4.72 2.744

KK 57 .30 .55 .3789 .07181

UP 57 11.00 14.26 12.0998 .79876

KM 57 .001 23.077 5.12342 7.788666

KI 57 37.11 96.09 70.0098 18.40191

PR 57 .31 23.95 8.9017 6.17572

LV 57 .10 2.40 .8156 .57697

CSRD 57 .05 .79 .2100 .15225

Valid N (listwise) 57

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 132: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 133: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .861a .741 .697 .08377

a. Predictors: (Constant), LV, KK, KM, PP, UP, PR, UK, KI

b. Dependent Variable: CSRD

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .961 8 .120 17.123 .000a

Residual .337 48 .007

Total 1.298 56

a. Predictors: (Constant), LV, KK, KM, PP, UP, PR, UK, KI

b. Dependent Variable: CSRD

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -.00095

Cases < Test Value 28

Cases >= Test Value 29

Total Cases 57

Number of Runs 25

Z -1.201

Asymp. Sig. (2-tailed) .230

a. Median

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 134: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.742 .390 -1.904 .063

UK .018 .007 .322 2.614 .012

KK .556 .170 .262 3.278 .002

UP .060 .029 .316 2.046 .046

PP .005 .033 .014 .159 .874

KM -.001 .002 -.052 -.407 .686

KI -.002 .001 -.215 -1.653 .105

PR .005 .003 .200 1.916 .061

LV .012 .024 .047 .530 .599

a. Dependent Variable: CSRD

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014

Page 135: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/FINAL_TUGAS.pdfTeam project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP +DN FLSWD GDQ SHQJJXQDDQ NHPEDOL Lisensi ini mengizinkan setiap

Perusahaan Manufaktur yang menjadi sampel penelitian

No Kode Perusahaan

1 ASII Astra International Tbk

2 AUTO Astra Otoparts Tbk

3 BRNA Berlina Tbk

4 CTBN Citra Tubindo Tbk

5 INDS Indospring Tbk

6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

7 JPRS Jaya Pari Steel Tbk

8 KBLM Kabelindo Murni Tbk

9 KLBF Kalbe Farma Tbk

10 LION Lion Metal Works Tbk

11 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk

12 NIPS Nipress Tbk

13 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk

14 PYFA Pyridam Farma Tbk

15 SKLT Sekar Laut Tbk

16 SRSN Indo Acidatama Tbk

17 TCID Mandom Indonesia Tbk

18 ULTJ Ultra Jaya Milk Industri Tbk

19 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk

Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014