LP Thorax

download LP Thorax

of 6

description

laporan

Transcript of LP Thorax

LAPORAN PENDAHULUAN:ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA TORAKS

A. Konsep Dasar

1. Definisi

Trauma toraks adalah semua ruda paksa pada toraks dan dinding toraks atau ruda paksa tajam atau tumpul (Hudak dan Gallo, 1999).

2. Jenis Trauma toraks

a. Dinding dada

1) Fraktur kosta

2) Flailchest

b. Rongga toraks

1) Pneumotoraks

2) Hemotoraks

3) Kontusio paru

4) Kerusakan trakea, bronkus dan system trakeo-bronkial

5) Tamponade jantung

6) Kerusakan esophagus

7) Kerusakan duktus toraksikus

8) Ruptur diafragma

3. Etiologi

a. Trauma tembus atau tajam

1) Luka tembak

2) Luka tusuk

b. Trauma tumpul

1) Kecelakaan lalu lintas

2) Jatuh

3) Pukulan pada dada

4. Manifestasi klinis

a. Adanya jejas pada dada

b. Nyeri pada trauma, bertambah saat inspirasi

c. Pembengkakan local dan krepitasi

d. Pasien menahan dadanya ditandai dengan napas pendek

e. Dispnoe, hemoptisis, batuk, emfisema subkutis

f. Penurunan tekanan darah

g. Pada tamponade jantung: peningkatan tekanan vena jugularis, suara jantung menjauh, EKG voltase rendah

h. Bunyi muffle pada jantung

i. Pulsus paradoksus

j. Pada hemototaks: suara redup, suara napas menurun, fremitus raba menurun

k. Pada pneumototaks: suara timpani, suara napas menurun.

5. Pemeriksaan penunjang

a. X-foto toraks : didapatkan fraktur kosta, pneumotoraks, hemotoraks

b. CT-Scan dada

c. Angiografi

6. Komplikasi

a. Osteomielitis

b. Retensi sputum

c. Gagal napas

d. Infiltrate paru dan efusi paru

e. Empiema

f. Pneumonia

g. Fistel bronco-pleural

h. Chylothorax lambat

i. Mediastitis

j. Fistel esophagus

k. Hernia diafragma lambat

l. Kelainan jantung

7. Penatalasanaan

a. Mengurangi nyerib. Pungsi, drainage toraks

c. Terapi oksigen

d. Torakotomi

e. Perikardiosintesis

B. Management Gawat Darurat

1. Airwaya. Kaji jalan nafas, pastikan jalan napas bebas dan adekuat

b. Kaji adanya tanda-tanda obstruksi jalan napas

c. Kaji adanya suara napas tambahan; stridor, gurgling, snoring wheezing, ronkhi2. Breathinga. Kaji gerakan pernapasan; kesimetrisan gerakan dada, ekspansi dada, aliran udara yang masuk ke dalam jalan napas, dan oksigenasi.b. Observasi saturasi, analisa gas darah dan toraks foto

c. Kaji adanya suara napas patologis dan suara napas tambahan; stridor, gurgling, snoring wheezing, ronkhi3. Circulationa. Kaji heart rate dan ritmisitasnya, tekanan darah

b. Rekam EKG; analisa adanya gelombang patologis

c. Kaji perfusi perifer, nadi (kualitas dan kuantitas), capillary refill time.

d. Ambil sampel darah; observasi Hb, trombosit, PPT/APPT4. Disability a. Kaji status mental; tingkat kesadaran (GCS, AVPU, tingkat kesadaran)

b. Kaji pupil; diameter pupil, kesimetrisan, respon terhadap cahaya.

C. Patophysiological Pathway

D. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan kulit dan tulang

2. Perubahan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru

3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan parenkim paru

4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan preload dan kontraktilitasE. Rencana Tindakan Keperawatan

a. Perubahan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru

a. Tujuan:Pola napas klien efektifb. Kriteria evaluasi:1) Memperlihatkan frekuensi napas efektif

2) Mengalami perubahan dalam pertukaran gasc. Intervensi:1) Atur posisi tidur semifowler/fowler, balik posisi yang sakit

Rasional: meningkatkan ispirasi maksimal, meningkatkan ekspansi paru, dan ventilasi pada sisi yang sakit

2) Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi, sesak, dan perubahan tanda-tanda vital

Rasional: distress pernapasan dan perubahan dapat terjadi akibat stress fisiologis dan nyeri atau menunjukkan syok oleh karena hipoksia

3) Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan pernapasan lebih dalam dan lambat.

Rasional: membantu pasien yang mengalami efek fisiologis hipoksia, yang dapat dimanifestasikan dengan ketakutan atau cemas.4) Kolaborasi pemasangan drainase toraks.

Rasional: mengembalikan tekanan fisiologis, intrapleura atau menghalangi akumulasi darah di ruang intrapleurab. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan parenkim paru

a. Tujuan:Nyeri klien hilang/terkontrol.b. Kriteria evaluasi:1) Klien dapat mengontrol nyeri dengan teknik noninvasive.

2) Klien melaporkan adanya penurunan nyeric. Intervensi:1) Catat atau pantau karakteristik nyeri (skala 1-10)

Rasional: nyeri dapat ditunjukkan oleh adanya peningkatan skala nyeri dan memantau efektifitas tindakan serta merencanakan tindakan selanjutnya.

2) Obseravasi tanda-tanda vital

Rasional: nyeri dapat ditunjukkan oleh adanya perubahan nilai tanda-tanda vital.

3) Pada fraktur kosta lakukan fikasasi dengan plester lebar.

Rasional: imobilisasi tulang yang patah

4) Ajarkan teknik mengatasi nyeri noninvasive; relaksasi/distraksiRasional: menurunkan persepsi pasien terhadap nyeri, memberikan kontrol situasi, meningkatkan perilaku positif.

5) Kolaborasi pemberian analgetik

Rasional: menurunkan nyeri.

c. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan preload dan kontraktilitas

a. Tujuan:Cardiac output adekuatb. Kriteria evaluasiMenunjukkan tanda-tanda vital yang adekuat

Melaporkan penurunan episode sesak, disritmia, dan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.c. Intervensi:1) Pantau tanda-tanda vital

Rasional: perubahan tanda-tanda vital seperti takikardi, tekanan darh menurun, menunjukkan terjadinya penurunan cardiac output.

2) Obseravsi suara jantung, EKG, dan JVP

Rasional: tamponade jantung ditandai dengan adanya suara jantung yang menjauh, peningkatan JVP, dan gambaran EKG low voltage

3) Evaluasi status mental, catat adanya disorientasi, bingung.Rasional: Penurunan cardiac output akan menurunkan perfusi otak.

4) Catat warna kulit dan kualitas nadi

Rasional: Sirkulasi perifer menurun bila cardiac output menurun yang ditandai oleh kulit pucat dan penurunan kekuatan nadi perifer.

5) Kolaborasi untuk melakukan tindakan medis: torakosintesis, pericardiosintesis

Rasional: Mengeluarkan akumulasi darah dalam pericardium atau interpleura.

DAFTAR PUSTAKADengoes, M.E., Moorhouse, M.F, Geissler, A.C. (1999) Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman Untuk Perencanan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta: EGC

Dorlan, W.A (2002) Kamus Kedokteran, Jakarta; EGC

Hudak, C.M. & Gallo (1999) Keperawatan Kritis; Suatu Pendekatan Holistik, Jakarta; EGC

Smeltzer, Suzanne (2001) Keperawatan Medikal-Bedah Burner dan Suddart, Jakarta; EGC

TRAUMA TORAKS

KONTUSIO

PARU

HEMOTORAK

FR. KOSTA

PERDARAHAN PERIKARD

MK; KERUSAKAN PERTUKARAN GAS

TRAUMA TAJAM

FLAILCHEST

ROBEKAN P. DARAH INTERCOSTAL

TEKANA PADA PARU & JANTUNG

TRAUMA TUMPUL

PENURUNAN EKSPANSI DADA

MK; POLA NAPAS TAK EFEKTIF

NYERI BERNAPAS

TAMPONADE JANTUNG

ADA HUB. R. INTERPLEURA DG DUNIA LUAR

LUKA TEMBUS JANTUNG

PNEUMO-TORAKS

MK; CARDIAC OUTPUT