LP Selulitis

13
LAPORAN PENDAHULUAN DEPARTEMEN SURGIKAL RUANG 14 RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Surgikal Oleh : SHOFI KHAQUL ILMY NIM. 105070200131010 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

description

LP Selulitis

Transcript of LP Selulitis

Page 1: LP Selulitis

LAPORAN PENDAHULUAN DEPARTEMEN SURGIKAL

RUANG 14 RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG

Untuk Memenuhi Tugas

Pendidikan Profesi Ners Departemen Surgikal

Oleh :

SHOFI KHAQUL ILMY

NIM. 105070200131010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: LP Selulitis

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN SELULITIS

A. DEFINISISelulitis adalah suatu infeksi yang menyerang kulit dan jaringan subkutan. Tempat

yang paling sering terkena adalah ekstremitas, tetapi juga dapat terjadi di kulit

kepala, kepala, dan leher (Cecily, Lynn Betz., 2009). Selulitis merupakan infeksi

bakteri pada jaringan subkutan yang pada orang-orang dengan imunitas normal,

biasanya disebabkan oleh Streptococcus pyrogenes (Graham & Robin., 2005).

Selulitis adalah infeksi lapisan dermis atau subkutis oleh bakteri. Selulitis biasanya

terjadi setelah luka, gigitan di kulit atau karbunkel atau furunkel yang tidak teratasi

(Corwin, Elizabeth J., 2009).

B. ETIOLOGIOrganisme penyebab selulitis adalah Staphylococcus aureus, streptokokus grup A,

dan Streptococcus pneumoniae (Cecily, Lynn Betz., 2009). Organisme penyebab

bisa masuk ke dalam kulit melalui lecet-lecet ringan atau retakan kulit pada jari kaki

yang terkena tinea pedis, dan pada banyak kasus, ulkus pada tungkai merupakan

pintu masuk bakteri. Faktor predisposisi yang sering adalah edema tungkai, dan

selulitis banyak didapatkan pada orang tua yang sering mengalami edema tungkai

yang berasal dari jantung, vena dan limfe (Graham & Robin., 2005).

C. FAKTOR RISIKO1. Usia

Semakin tua usia, kefektifan sistem sirkulasi dalam menghantarkan darah

berkurang pada bagian tubuh tertentu. Sehingga abrasi kulit potensi mengalami

infeksi seperti selulitis pada bagian yang sirkulasi darahnya kurang.

2. Melemahnya sistem immun (Immunodeficiency)

Dengan sistem imun yang lemah maka semakin mempermudah terjadinya

infeksi. Contoh pada penderita leukemia lymphotik kronis dan infeksi HIV.

3. Diabetes mellitus

Tidak hanya gula darah meningkat dalam darah namun juga mengurangi sistem

immun tubuh dan menambah resiko infeksi. Diabetes mengurangi sirkulasi darah

pada ekstremitas bawah dan potensial membuat luka pada kaki dan menjadi

jalan masuk bagi bakteri.

4. Cacar dan ruam saraf

Karena penyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi jalan masuk

bakteri.

5. Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)

Pembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan menjadi jalan masuk bagi

bakteri.

Page 3: LP Selulitis

6. Gigitan & sengat serangga, hewan, atau gigitan manusia

7. Malnutrisi

Sedangkan lingkungan tropis, panas, banyak debu dan kotoran, mempermudah

timbulnya penyakit ini.

D. KLASIFIKASISelulitis dapat digolongkan menjadi:

1. Selulitis Sirkumskripta Serous Akut

Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia fasial,

yang tidak jelas batasnya. Infeksi bakteri mengandung serous, konsistensinya

sangat lunak dan spongius. Penamaannya berdasarkan ruang anatomi atau

spasia yang terlibat.

2. Selulitis Sirkumskripta Supurartif Akut

Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous akut, hanya infeksi

bakteri tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen. Penamaan

berdasarkan spasia yang dikenainya. Jika terbentuk eksudat yang purulen,

mengindikasikan tubuh bertendensi membatasi penyebaran infeksi dan

mekanisme resistensi lokal tubuh dalam mengontrol infeksi.

1. Selulitis Difus Akut

Dibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu:

a. Ludwig’s Angina

b. Selulitis yang berasal dari inframylohyoid

c. Selulitis Senator’s Difus Peripharingeal

d. Selulitis Fasialis Difus

e. Fascitis Necrotizing dan gambaran atypical lainnya

2. Selulitis Kronis

Selulitis kronis adalah suatu proses infeksi yang berjalan lambat karena

terbatasnya virulensi bakteri yang berasal dari fokus gigi. Biasanya terjadi pada

pasien dengan selulitis sirkumskripta yang tidak mendapatkan perawatan yang

adekuat atau tanpa drainase.

3. Selulitis Difus yang Sering Dijumpai

Selulitis difus yang paling sering dijumpai adalah Phlegmone / Angina Ludwig’s . Angina Ludwig’s merupakan suatu selulitis difus yang mengenai spasia

sublingual, submental dan submandibular bilateral, kadang-kadang sampai

mengenai spasia pharingeal (Berini, Bresco & Gray, 1999 ; Topazian, 2002).

Selulitis dimulai dari dasar mulut. Seringkali bilateral, tetapi bila hanya mengenai

satu sisi/ unilateral disebut Pseudophlegmon.

Page 4: LP Selulitis

E. MANIFESTASI KLINISTempat infeksi ditandai dengan pembengkakan dengan batas tidak tegas disertai

nyeri tekan dan hangat. Infeksi dapat meluas ke jaringan yang lebih dalam atau

menyebar secara sistemik.

1. Reaksi lokal

a. Lesi dengan batas tidak jelas

b. Area selulit biasanya nyeri, merah, dan hangat

c. Jaringan mengeras

2. Reaksi sistemik

a. Demam

b. Malaise menggigil

c. Garis merah sepanjang jalur drainase limfatik

d. Kelenjar getah bening membesar dan nyeri

(Cecily, Lynn Betz., 2009)

Daerah yang terkena menjadi eritema, terasa panas dan bengkak serta terdapat

lepuhan-lepuhan dan daerah nekrosis. Pasien menjadi demam dan merasa tidak

enak badan. Bisa terjadi kekakuan, dan pada orang tua dapat terjadi penurunan

kesadaran (Graham & Robin., 2005).

Gambaran klinis dari selulitis antara lain: daerah kemerahan yang bengkak di

kulit serta terasa hangat dan nyeri bila dipegang. Pus serosa atau purulen dapat

ditemukan. Serta demam (Corwin, Elizabeth J., 2009).

Menurut Mansjoer (2000) manifestasi klinis selulitis adalah kerusakan kronik

pada kulit sistem vena dan limfatik pada kedua ekstremitas,kelainan kulit berupa

infiltrat difus subkutan, eritema lokal, nyeri yang cepat menyebar dan infiltratif ke

jaringan dibawahnya, bengkak, merah, hangat, dan nyeri tekan, supurasi, dan

lekositosis.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Hitung darah lengkap (CBC): leukosit meningkat

2. Kultur darah : positif, Kultur aspirat jaringan : positif

- Kultur darah, dilaksanakan bila infeksi tergeneralisasi telah diduga

- Mengkultur dan membuat apusan Gram, dilakukan secara terbatas pada

daerah penampakan luka namun sangat membantu pada area abses atau

terdapat bula.

- Pemeriksaan laboratorium tidak dilaksanakan apabila penderita belum

memenuhi beberapa kriteria; seperti area kulit yang terkena kecil, tidak

tersasa sakit, tidak ada tanda sistemik (demam, dingin, dehidrasi, takipnea,

takikardia, hipotensi), dan tidak ada faktor resiko.

3. Pemeriksaan radiografi sinus- paranasal (selulitis periorbital): opasifikasi sinus

Page 5: LP Selulitis

4. CT Scan orbita dan sinus paranasal : untuk mengesampingkan terkenanya orbita

(Cecily, Lynn Betz., 2009)

G. PENATALAKSANAAN1. Air dan sabun serta antibiotik topikal

2. Mungkin diperlukan kompres hangat dan insisi lesi

3. Antibiotik sistemik

(Corwin, Elizabeth J., 2009)

Perawatan lebih lajut bagi pasien rawat inap:

1. Beberapa pasien membutuhkan terapi antibiotik intravenous. Diberikan penicillin

atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin)

2. Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral (ditelan).

3. Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan suntikan

antibiotik jika: penderita berusia lanjut, selulitis menyebar dengan segera ke

bagian tubuh lainnya, demam tinggi.

4. Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam posisi

terangkat dan dikompresdingin untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.

5. Pelepasan antibiotic parenteral pada pasien rawat jalan menunjukan bahwa dia

telah sembuh dari infeksi

Perawatan lebih lanjut bagi pasien rawat jalan : perlindungan penyakit cellulites bagi

pasien rawat jalan dapat dilakukan dengan cara memberikan erythromycin atau oral

penicillin dua kali sehari atau intramuscular benzathine penicillin.

1. KOMPLIKASI1. Gangguan sistemik, septikemia

2. Osteomielitis

3. Artritis septik

4. Hilangnya ketajaman penglihatan (selulitis orbital)

5. Potensial abses otak (selulitis orbital, periorbital)

(Cecily, Lynn Betz., 2009)

DAFTAR PUSTAKAArif, Mansjoer, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Medica. Aesculpalus,

FKUI, Jakarta.Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. EGC: JakartaCecily, Lynn Betz.(2009).Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.Corwin, Elizabeth J. (2009). Patofisiologi: Buku Saku. Jakarta: EGC.Doengoes, Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien. Penerbit Buku Kedokteran, EGC: Jakarta

Graham & Robin. (2005). Dermatologi:Catatan Kuliah. Jakarta: Erlangga.

Page 6: LP Selulitis

2. PATOFISIOLOGI

Bakteri patogen (streptokokus piogenes, streptokokus grup A, stapilokokus aureus)

Menyerang kulit dan infeksi jaringan subkutan

Selulitis

Mekanisme radang

Luka terkontaminasi mikroorganisme

Proses fagositosis

Hipertermia

Akselesrasideakselerasi saraf

jaringan sekitar

Nyeri otot

Gangguan rasa nyaman

Nyeri

Meluas ke jaringan yang lebih dalam

Menyebar secara sistemik

Mikroorganisme menginfeksi dermis dan

subkutis

Sistem imun berespon dengan meningkatkan

antibodi

Reaksi Ag-Ab

Eritema lokal pada kulit

Kerusakan Integritas Kulit

Lesi

Edema, kemerahan

Nyeri Tekan

Kerusakan kulit

Trauma Jaringan Lunak

Risiko Infeksi

Kurang terpajan informasi tentang penyakit, penatalaksanaan

Defisiensi Pengetahuan

Page 7: LP Selulitis

ASUHAN KEPERAWATAN1. PENGKAJIAN

a. Biodata

Berisikan nama,tempat tangal lahir,jenis kelamin,umur,alamat,suku bangsa,

dan penyakit ini dapat menyerang segala usia namun lebih sering menyerang

usia lanjut.

b. Keluhan utama

Pasien merasakan demam,malaise,nyeri sendi dan menggigil.

c. Riwayat penyakit sekarang

Pasien merasakan badanya demam,malaise,disertai dengan nyeri sendi dan

menggigil dan terjadi pada area yang robek pada kulit biasanya terjadi pada

ekstrimitas bawah

d. Riwayat penyakit dahulu

Apakah pasien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini apakah pasien

alkoholisme dan malnutrisi

e. Riwayat penyakit keluarga

Adakah keluarga yang mengalami sekit yang sama sebelumnya,apakah

keluarga ada riwayat penyakit DM, dan malnutrisi

f. Kebiasaan sehari-hari

Biasanya selulitis ini timbul pada pasien yang higine atau kebersihanya jelek

g. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : Cukup baik

2) Kesadaran         : composmetis, lemah, pucat

3) TTV                    : biasanya meningkat karena adanya proses infeksi

4) Kepala               : rambut bersih tidak ada luka

5) Mata                  : Konjungtiva anemis,skela tidak ikterik

6) Hidung        : tidak ada polip,hidung bersih

7) Leher       : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

8) Dada       :

I         : datar,simetris umumnya tidak ada kelainan

Pa      : ictus cordis tidak tampak

Pe      : sonor tidak ada kelainan

A       : tidak ada whezing ronchi

9) Abdomen                    :

I   : supel datar tidak ada distensi abdomen

Page 8: LP Selulitis

Pa : tidak ada nyeri tekan

Pe : tidak ada kelainan atau tympani

A : bising usus normal atau tidak ada kelainan

10) Ekstremitas bawah : Adakah luka pada ekstremitas serta oedem

11) Ekstremitas atas      : Adakah luka pada ekstremitas serta oedem

12) Genetalia          : tidak ada kelainan

13) Integumen         : Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan

yang terasa di suatu daerah yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi

panas dan bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas (peau

d’orange). Pada kulit yang terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil berisi

cairan (vesikel) atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang bisa pecah.

2. RENCANA INTERVENSI

a. Nyeri Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 5 x 24

jam nyeri klien berkurang atau terkontrol

Kriteria Hasil :

- Klien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang.

- Klien dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau

mengurangi nyeri, Pergerakan klien bertambah luas.

- Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.

- S: 36-37,5 °C, N: 60 – 100 x /menit T : 130/80 mmHg RR : 18-20 x/menit

Intervensi

NIC : Pain Management Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi,

kompres hangat/ dingin Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri Tingkatkan istirahat Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri

akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

Page 9: LP Selulitis

b. Kerusakan Integritas Kulit Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 5 x 24

jam tidak terjadi kerusakan integritas kulit atau integritas kulit membaik

Kriteria Hasil :- Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,

temperatur, hidrasi, pigmentasi)

- Tidak ada luka/lesi pada kulit

- Perfusi jaringan baik

Intervensi

NIC: Pressure Management Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar Hindari kerutan pada tempat tidur Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali Monitor kulit akan adanya kemerahan Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien Monitor status nutrisi pasien Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka, karakteristik,warna

cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus

Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka Kolaburasi ahli gizi pemberian diae TKTP, vitamin Cegah kontaminasi feses dan urin Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka

c. Risiko Infeksi Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 5 x 24

jam klien tidak terjadi infeksi

Kriteria Hasil :- Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

- Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

- Jumlah leukosit dalam batas normal

Intervensi

Infection Control (Kontrol infeksi) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain Pertahankan teknik isolasi Batasi pengunjung bila perlu Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung

Page 10: LP Selulitis

dan setelah berkunjung meninggalkan pasien Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan

petunjuk umum Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing Tingktkan intake nutrisi Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection (proteksi terhadap infeksi) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Monitor hitung granulosit, WBC Monitor kerentanan terhadap infeksi Berikan perawatan kulit pada area epidema Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas,

drainase Ispeksi kondisi luka / insisi bedah Dorong masukkan nutrisi yang cukup Dorong masukan cairan Dorong istirahat Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep