lp-resiko-bunuh-diri.doc

16
LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO BUNUH DIRI A. MASALAH UTAMA Resiko bunuh diri B. PROSES TERJADINYA MASALAH 1. Pengertian Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya. Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar (2000), bunuh diri memiliki 4 pengertian, antara lain: Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional Bunuh diri dilakukan dengan intensi Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak langsung (pasif), misalnya dengan tidak meminum obat yang menentukan kelangsungan hidup atau secara sengaja berada di rel kereta api. Tanda dan gejala : Sedih Marah Putus asa Tidak berdaya Memeberikan isyarat verbal maupun non verbal

Transcript of lp-resiko-bunuh-diri.doc

asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO BUNUH DIRIA. MASALAH UTAMA

Resiko bunuh diriB. PROSES TERJADINYA MASALAH1. Pengertian

Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya. Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar (2000), bunuh diri memiliki 4 pengertian, antara lain:

Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional Bunuh diri dilakukan dengan intensi Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak langsung (pasif), misalnya dengan tidak meminum obat yang menentukan kelangsungan hidup atau secara sengaja berada di rel kereta api. Tanda dan gejala : Sedih Marah

Putus asa

Tidak berdaya

Memeberikan isyarat verbal maupun non verbal2. PenyebabSecara universal: karena ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan masalah. Terbagi menjadi:1. Faktor Genetik

2. Faktor Biologis lain

3. Faktor Psikososial & LingkunganFaktor genetik (berdasarkan penelitian): 1,5 3 kali lebih banyak perilaku bunuh diri terjadi pada individu yang menjadi kerabat tingkat pertama dari orang yang mengalami gangguan mood/depresi/ yang pernah melakukan upaya bunuh diri.

Lebih sering terjadi pada kembar monozigot dari pada kembar dizigot.Faktor Biologis lain:

Biasanya karena penyakit kronis/kondisi medis tertentu, misalnya:

Stroke Gangguuan kerusakan kognitif (demensia) DiabetesPenyakit arteri koronaria Kanker HIV / AIDSFaktor Psikososial & Lingkungan:

Teori Psikoanalitik / Psikodinamika: Teori Freud, yaitu bahwa kehilangan objek berkaitan dengan agresi & kemarahan, perasaan negatif thd diri, dan terakhir depresi. Teori Perilaku Kognitif: Teori Beck, yaitu Pola kognitif negatif yang berkembang, memandang rendah diri sendiri Stressor Lingkungan: kehilangan anggota keluarga, penipuan, kurangnya sistem pendukung sosial3. Akibat Resiko bunuh diri dapat megakibatkan sebagai berikut :

Keputusasaan Menyalahkan diri sendiri Perasaan gagal dan tidak berharga Perasaan tertekan Insomnia yang menetap Penurunan berat badan Berbicara lamban, keletihan Menarik diri dari lingkungan social Pikiran dan rencana bunuh diri Percobaan atau ancaman verbalC. POHON MASALAH

Resiko bunuh diri Harga diri rendah D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI1. Pengkajian Faktor Resiko Perilaku bunuh Diri Jenis kelamin: resiko meningkat pada pria Usia: lebih tua, masalah semakin banyak Status perkawinan: menikah dapat menurunkan resiko, hidup sendiri merupakan masalah. Riwayat keluarga: meningkat apabila ada keluarga dengan percobaan bunuh diri / penyalahgunaan zat. Pencetus ( peristiwa hidup yang baru terjadi): Kehilangan orang yang dicintai, pengangguran, mendapat malu di lingkungan social. Faktor kepribadian: lebih sering pada kepribadian introvert/menutup diri. Lain lain: Penelitian membuktikan bahwa ras kulit putih lebih beresiko mengalami perilaku bunuh diri.1. Masalah keperawatan Resiko Perilaku bunuh diriDS : menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup. DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuhdiri. Koping maladaptiveDS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.E. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Diagnosa 1

: Resiko bunuh diri2. Tujuan umum: Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri 3. Tujuan khusus:

Klien dapat membina hubungan saling percayaTindakan: Perkenalkan diri dengan klien Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal. Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur. Bersifat hangat dan bersahabat. Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diriTindakan : Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau, silet, gunting, tali, kaca, dan lain lain). Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat. Awasi klien secara ketat setiap saat. Klien dapat mengekspresikan perasaannyaTindakan: Dengarkan keluhan yang dirasakan. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan keputusasaan. Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan lain lain. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan untuk hidup. Klien dapat meningkatkan harga diriTindakan: Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya. Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.

Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).

Klien dapat menggunakan koping yang adaptif

Tindakan:

Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang menyenangkan setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.) Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif

1. Diagnosa 2

: Gangguan konsep diri: harga diri rendah2. Tujuan umum

: Klien tidak melakukan kekerasan3. Tujuan khusus

:1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.Tindakan:

1.1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.

1.2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

1.3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.Tindakan:

2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2.2 Hindari penilaian negatif detiap pertemuan klien

2.3 Utamakan pemberian pujian yang realitas

3. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri sendiri dan keluarga

Tindakan:

3.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3.2 Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

4. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan yang dimiliki

Tindakan :

4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.

4.2. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.

4.3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Tindakan :

5.1. Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :

6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

6.2 Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat

6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

6.4 Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga1. Diagnosa

: Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan2. Tujuan umum

:

Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

3. Tujuan khusus

:

Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya

Pasien mampu mengungkapkan perasaannya Pasien mampu meningkatkan harga dirinya

Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang baik

4. Tindakan : Mendikusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :

Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya

Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan yang positif

Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting

Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien

Merencanakan yang dapat pasien lakukan

Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :

Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya

Mendiskusikan dengan pasien efektfitas masing-masing cara penyelesian masalah

Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik

F. RENCANA TINDAKAN KPERAWATANa. Ancaman atau percobaan bunuh diri

1. Intervensi pada pasien

a) Tujuan keperawatan

Pasien tetap aman dan selamat.

b) Tindakan keperawatan

Melindubgi pasien dengan cara:

Temani pasien terus-menerus sampai pasein dapat dipindahkan ke tempat yang aman

Jauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya: pisau, silet, gelas, dan tali pinggang)

Periksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya jika pasien mendapatkan obatnya.

Dengan lembut, jelaskan pada pasien bahwa anda akan melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri.

STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO BUNUH DIRIA. Kondisi KlienSedih, marah, putus asa, tidak berdaya, memberikan isyarat verbal maupun non verbalB. Diagnosa Keperawatan

Resiko Bunuh DiriC. Tujuan1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya

2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya

3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya

4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik

D. Tindakan Keperawatan1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman.

2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara: a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.

b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.

c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya pentingd) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan

3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:

a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya

b) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara penyelesaian masalah

c) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baikE. Strategi Pelaksanaan SP 1: Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diriMelindungi pasien dari percobaan bunuh diri. Orientasi:

Selamat pagi Pak, kenalkan saya Agung Nugroho, biasa di pangil Agung, saya mahasiswa Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi 2 siang .

Bagaimana perasaan A hari ini?

Bagaimana kalau kita bercakap cakap tentang apa yang A rasakan selama ini. Dimana dan berapa lama kita bicara?

Kerja

Bagaimana perasaan A setelah ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A paling merasa menderita di dunia ini? Apakah A pernah kehilangan kepercayaan diri? Apakah A merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah A merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat unutuk menyakiti diri sendiri? Ingin bunuh diri atau berharap A mati? Apakah A pernah mencoba bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang A rasakan?

Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan tidak ada benda benda yang membahayakan A)

Karena A tampaknya mash memilikikeinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup A, saya tidak akan membiarkan A sendiri

Apa yang A lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?

Kalau keninginan itu muncul, maka akan mengatasinya A harus langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakan kepada teman perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan.

Saya percaya A dapat mengatasi masalah. Terminasi :

Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri?

Coba A sebutkan lagi cara tersebut!

Saya akan menemani A terus sampapi keinginan bunuh diri hilang. (jangan meninggalkan pasien).

DAFTAR PUSTKAAgungmajestic.files.wordpress.com/2011/10/lp-resiko-bunuh-diri.doc Maris, R.W.; Berman, A.L.; Silverman, M.M.; Bongar, B.M. 2000. Comprehensive Textbook Of Suicidology. Belmont: Guilford Press.Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan