LP - OK LT.3 RSUD KOJA

21
LAPORAN PENDAHULUAN PERIOPERATIF (PRE, INTRA, POST OPERATIF) Nama Mahasiswa : REKA MARDIANA Tempat Praktik :RUANG OK LT.3 RSUD KOJA Hari/Tanggal : SENIN, 10 MARET 2014 A. DEFINISI Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Istilah perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan, yaitu 1. Preoperatif : Dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi. 2. Intraoperatif : Dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau departemen bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. 3. Postoperatif : Dimulai pada saat pasien masuk ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah. Masing- masing fase di mulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula dengan urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah dan masing-masing mencakup rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yan dilakukan 1

description

Laporan Pre, Intra, Post Operatif

Transcript of LP - OK LT.3 RSUD KOJA

Page 1: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

LAPORAN PENDAHULUAN

PERIOPERATIF (PRE, INTRA, POST OPERATIF)

Nama Mahasiswa : REKA MARDIANA

Tempat Praktik :RUANG OK LT.3 RSUD KOJA

Hari/Tanggal : SENIN, 10 MARET 2014

A. DEFINISI

Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan

keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien.

Istilah perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman

pembedahan, yaitu

1. Preoperatif : Dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi.

2. Intraoperatif : Dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau departemen bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.

3. Postoperatif : Dimulai pada saat pasien masuk ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah.

Masing- masing fase di mulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula

dengan urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah dan masing-masing mencakup

rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yan dilakukan oleh perawat dengan

menggunakan proses keperawatan dan standar praktik keperawatan.

B. ETIOLOGI

Pembedahan dilakukan untuk berbagai alasan (Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner dan Suddarth ) seperti :

1. Diagnostik, seperti dilakukan biopsi atau laparatomi eksplorasi

2. Kuratif, seperti ketika mengeksisi masa tumor atau mengangkat apendiks yang inflamasi

3. Reparatif, seperti memperbaiki luka yang multipek

4. Rekonstruktif atau Kosmetik, seperti perbaikan wajah

5. Paliatif, seperti ketika harus menghilangkan nyeri atau memperbaiki masalah, contoh ketika selang gastrostomi dipasang untuk mengkompensasi terhadap kemampuan untuk menelan makanan

1

Page 2: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

KAMAR OPERASI

1. Pengertian Kamar OperasiKamar bedah atau kamar operasi aadalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat

untuk melakukan tindakan pembedahan, baik elkektif maupun akut yang membutuhkan keadaan suci hama / steril.

2. Persyaratan Kamar Operasia. Letak : Ada di tengah RSb. Bentuk :

1) Tidak bersudut tajam, lantai & langit lengkung, warna tak mencolok2) Lantai & 2/3 dinding harus rata, kedap air dan keras

c. Lampu : Pijar putih dengan fokus dapat diatur 03/24/12 4d. Sistem ventilasi : Harus pakai AC yang dapat di kontrol dengan dilengkapi filtere. Suhu & kelembapan : Suhu : 19 – 22 ’ C, Kelembapan : 55 % (50-6- %)f. Sistem Gas Medis : Pakai sistem pipag. Sistem Listrik : Voltage 110 & 220h. Peralatan : Semua peralatan harus beroda dan terbuat dari bahan stainlessi. Pintu : Masuk dan keluar antara petugas dan klien harus dibedakan serta harus ada

kaca pengintaij. Air bersih : Harus memenuhi syarat air bersih

3. Pembagian Daerah Kamara. DAERAH PUBLIC Semua orang bisa masukb. DAERAH SEMI PUBLIC Hanya orang-orang tertentuc. DAERAH ASEPTIK

1) Aseptik O : Lap. Operasi & daerah pembedahan2) Aseptik 1 : Tempat Instrumen, dan prwt instrumen3) Aseptik 2 : R. cuci tangan 

Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area.

a. Area bebas terbatas (unrestricted area)Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus kamar operasi.

b. Area semi ketat (semi restricted area)Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus  kamar operasi yang terdiri atas topi, masker, baju dan celana operasi.

c. Area ketat/terbatas (restricted area).Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap dan melaksanakan prosedur aseptic.Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap yaitu : topi, masker, baju dan celana operasi serta melaksanakan prosedur aseptic.

2

Page 3: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

Bagian-bagian kamar operasi :

a. Kamar Bedah a. RR (Recovery Room)b. R. cuci tangan b. R. Istirahatc. R. Instrumen c. K. Mandi/WC dan spoelhoekd. R. Sterilisasi d. Kantore. R. Ganti e. Gudangf. R.Lab/Farmasi f. R. Tunggug. Gudangh. R. Arsip

Pembersihan kamar operasi :

Bertujuan agar Ok tetap terjaga sterilitasnya & terhindar infeksi nosokomial. Ada 4 cara, yaitu :

a. Rutin / harianb. Mingguanc. Sewaktud. Steriolisasi Ruangan

4. Tim Bedaha. Ahli bedah

Tim pembedahan dipimpin oleh ahli bedah senior atau ahli bedah yang sudah melakukan operasi.

b. Asisten pembedahan (1orang atau lebih) asisten bius dokter, risiden, atau perawat, di bawah petunjuk ahli bedah.Asisten memegang retractor dan suction untuk melihat letak operasi.

c. Anaesthesologist atau perawat anaesthesi.Perawat anesthei memberikan obat-obat anesthesia dan obat-obat lain untuk mempertahankan status fisik klien selama pembedahan.

d. Circulating NursePeran vital sebelum, selama dan sesudah pembedahan.

Etika kerja di Ruang OK :

a. Mengerti tentang arti kamar operasib. Mentaati tata tertib dan tahu alur masuk/keluar di OKc. Mengurangi/mencegah penyebaran kumand. Menghormati pemegang otoritas di OK 

5. Staf Perawat Operasia. Perawat kepala & pelaksanab. Tenaga lain : Pekerja kesehatan, Penunjang medis

3

Page 4: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

C. TAHAP DALAM KEPERAWATAN PERIOPERATIF

1. Fase Pre Operatif

Fase pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang dimulai ketika  pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan.

Persiapan pembedahan dapat dibagi menjadi 4 bagian, yang meliputi persiapan psikologi baik pasien maupun keluarga, persiapan fisiologi (khusus pasien), Persiapan Perawat dan Tim Medis dan Persiapan kamar dan Alat.

a. Persiapan Psikologi

Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi emosinya tidak stabil. Maka hal ini dapat diatasi dengan memberikan penyuluhan untuk mengurangi kecemasan pasien. Meliputi penjelasan tentang peristiwa operasi, pemeriksaan sebelum operasi (alasan persiapan), alat khusus yang diperlukan, pengiriman ke ruang bedah, ruang pemulihan, kemungkinan pengobatan-pengobatan setelah operasi.

b. Persiapan Fisiologi

1) Inform consent

Setiap pasien yang akan menjalani tindakan medis, wajib menuliskan surat pernyataan persetujuan dilakukan tindakan medis (pembedahan dan anastesi).

2) Status kesehatan fisik secara umum

Dilakukan pemeriksaan status kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit seperti kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap.

3) Status Nutrisi

Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan globulin) dan keseimbangan nitrogen

4) Keseimbangan cairan dan elektrolit

Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output cairan. Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal.

5) Kebersihan lambung dan kolon

Pemasangan NGT atau Pasien dipuasakan lamanya puasa 7 - 8 jam. Tujuan dari pengosongan lambung dan kolon untuk menghindari aspirasi dan menghindari kontaminasi feses ke area pembedahan.

4

Page 5: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

6) Pencukuran daerah operasi

Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya infeksi.

7) Pengosongan kandung kemih

Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan kateter.

8) Latihan Pra Operasi

a) Latihan nafas dalam

Untuk mengurangi nyeri dan dapat membantu pasien relaksasi. Dapat juga meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum.

b) Latihan gerak sendi

Memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan menunjang pernafasan optimal. Intervensi perubahan posisi dan Range of Motion (ROM).

9) Pencegahan cedera

Untuk mengatasi resiko terjadinya cedera, tindakan yang dilakukan sebelum pelaksanaan bedah adalah:

a) Lepaskan perhiasan pasien

b) Bersihkan cat kuku untuk memudahkan penilaian sirkulasi

c) Lepaskan lensa kontak

d) Gunakan kaos kaki anti emboli bila pasien beresiko mengalami trombo phlebitis

10) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah berbagai pemeriksaan radiologi, laboratorium maupun pemeriksaan lain seperti ECG, dan lain-lain.

c. Persiapan perawat

1) Operator (ahli bedah)

2) Asisten operator (asisten ahli dan para medis)

3) Ahli anastesi atau perawat anastesi

d. Persiapan kamar dan alat-alat

1) Pemberitahuan kepada tim medis bahwa ada operasi, agar menyiapkan alat-alat dan obat-obatan serta kamar operasi

2) Alat-alar disterilkan dan dibungkus serta ditempatkan pada meja alat

5

Page 6: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

2. Fase intra Operatif

Fase intraoperatif dimulai ketika pasien masuk atau pindah kebagian atau departemen bedah dan berakhir pada saat pasien dipindahkan keruang pemulihan. Pada fase ini lingkup aktifitas dapat meliputi : memasang infus (IV), memberikan medikasi intravena, melakukan pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien.

a. Aktivitas keperawatan yang dilakukan selama intraoperatif meliputi 4 hal yaitu:

1) Safety management

Tindakan yang dilakukan untuk jaminan keamanan diantaranya adalah:

a) Pengaturan posisi pasien

b) Memasang alat grounding ke pasien

c) Memastikan bahwa semua peralatan peralatan yang dibutuhkan telah siap sperti cairan infus, oksigen, dll.

2) Monitoring fisiologis

a) Melakukan balance cairan

b) Memantau kondisi kardiopulmonal

c) Memantau terhadap perubahan vital sign

3) Monitoring psikologis

a) Memberikan dukungan emosional pada pasien

b) Berdiri didekat pasien dan memberikan sentuhan selama prosedur induksi

c) Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim kesehatan jika ada perubahan

4) Pengaturan dan koordinasi nursing care

a) Memanage keamanan fisik pasien

b) Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis

b. Macam-macam Anasthesi

1) Type Anastesi :

a) General Anastesy yaitu hilangnya seluruh sensasi dan kesadaran termasuk reflek batuk dan reflek muntahsehingga harus dijaga dari adanya aspirasi. Biasanya diberikan secara intra vena atau inhalasi.

b) Regional Anastesi yaitu menghambat jalannya impuls saraf ke dan dari area atau bagian tubuh. Klien kehilangan sensasi pada sebagian tubuhnya tetapi tetap sadar.

6

Page 7: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

2) Tekhnik Anastesi Regional :

a) Topikal (Surface) yaitu anastesi langsung pada kulit dan membran mukosa untuk menbuka bagian kulit, luka danluka bakar. Misalnya lidocaine dan benzocaine, jenis ini biasanya cepat diserap dan bereaksi cepat.

b) Local Aqnastesi (Infiltrasi), yaitu anestesi yang disuntikan pada area tertentu dan digunakan untuk pembedahan minor, misalnya lidocaine atau tetracaine 0,1%.

c) Blick Nerve (Bier Block), obat anastesi disuntikan didaerah syaraf atau kumpulan syaraf kecil untuk menghasilkansesasi pada daerah kecil pada tubuh.

d) Anastesi Spinal, termasuk blik pada subbarracnoid. Yaitu obat anastesi disuntikan kedaerah ke daerah surrachnoidsampai ke spinal cord.

e) Epidural Anastesi, injeksi pada daerah dalam spinal tetapi diluar duramater.

c. Tingkatan Pembedahan

Menurut urgensi dilakukan tindakan pembedahan, maka tindakan pembedahan dapat diklasifikasikan menjadi 5 tingkatan, yaitu :

1) Kedaruratan/Emergency : Pasien membutuhkan perhatian segera, gangguan mungkin mengancam jiwa. Indikasi dilakukan pembedahan tanpa di tunda. Contoh : perdarahan hebat, obstruksi kandung kemih atau usus, fraktur tulang tengkorak, luka tembak atau tusuk, luka bakar sanagat luas.

2) Urgen : Pasien membutuhkan perhatian segera. Pembedahan dapat dilakukan dalam 24-30 jam. Contoh : infeksi kandung kemih akut, batu ginjal atau batu pada uretra.

3) Diperlukan : Pasien harus menjalani pembedahan. Pembedahan dapat direncanakan dalam beberapa minggu atau bulan. Contoh : Hiperplasia prostat tanpa obstruksi kandung kemih. Gangguan tyroid, katarak.

4) Elektif : Pasien harus dioperasi ketika diperlukan. Indikasi pembedahan, bila tidak dilakukan pembedahan maka tidak terlalu membahayakan. Contoh : perbaikan Scar, hernia sederhana, perbaikan vaginal.

5) Pilihan : Keputusan tentang dilakukan pembedahan diserahkan sepenuhnya pada pasien. Indikasi pembedahan merupakan pilihan pribadi dan biasanya terkait dengan estetika. Contoh : bedah kosmetik.

Sedangkan menurut faktor resikonya, tindakan pembedahan di bagi menjadi :

1) Minor : Menimbulkan trauma fisik yang minimal dengan resiko kerusakan yang minim. Contoh : incisi dan drainage kandung kemih, sirkumsisi

2) Mayor : Menimbulkan trauma fisik yang luas, resiko kematian sangat serius. Contoh : Total abdominal histerektomi, reseksi colon, dan lain-lain.

7

Page 8: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

3. Fase Post Operatif

Fase Post operatif merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre operatif dan

intra  operatif yang dimulai ketika klien diterima di ruang pemulihan (recovery room)/

pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di

rumah.

Fase post operatif meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah :

a. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi (recovery

room)

b. Perawatan post anastesi di ruang pemulihan atau unit perawatan pasca anastesi

Setelah selesai tindakan pembedahan, pasien harus dirawat sementara di ruang pulih

sadar (recovery room : RR) atau unit perawatan pasca anastesi (PACU: post

anasthesia care unit) sampai kondisi pasien stabil, tidak mengalami komplikasi

operasi dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang perawatan (bangsal

perawatan). PACU atau RR biasanya terletak berdekatan dengan ruang operasi. Hal

ini disebabkan untuk mempermudah akses bagi pasien untuk  :

1) Mendapatkan perawatan yang disiapkan pasca operatif (perawat anastesi)

2) Melihat ahli anastesi dan ahli bedah yang melakukan prosedur pembedahan

3) Mendapat pengawasan dari alat monitoring dan peralatan khusus penunjang lainnya.

c. Transportasi pasien ke ruang rawat atau dikeluarkan dari PACU dengan indikasi

1) Fungsi pulmonal yang tidak terganggu

2) Hasil oksimetri nadi menunjukkan saturasi oksigen yang adekuat

3) Tanda-tanda vital stabil, termasuk tekanan darah

4) Orientasi pasien terhadap tempat, waktu dan orang

5) Haluaran urine tidak kurang dari 30 ml/jam

6) Mual dan muntah dalam kontrol

7) Nyeri minimal

d. Perawatan di ruang rawat

8

Page 9: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

9

E. SKEMA DARI PERIOPERATIF

Page 10: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

D. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Pengkajian Fase Pre Operatif

1) Pengkajian Psikologis : meliputi perasaan takut / cemas dan keadaan emosi pasien

2) Pengkajian Fisik : pengkajian tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu.

3) Sistem integument : apakah pasien pucat, sianosis dan adakah penyakit kulit di area badan.

4) Sistem Kardiovaskuler : apakah ada gangguan pada sisitem cardio, validasi apakah pasien menderita penyakit jantung, kebiasaan minum obat jantung sebelum operasi, Kebiasaan merokok, minum alcohol, Oedema, Irama dan frekuensi jantung.

5) Sistem pernafasan : Apakah pasien bernafas teratur dan batuk secara tiba-tiba di kamar operasi.

6) Sistem gastrointestinal : apakah pasien diare

7) Sistem reproduksi : apakah pasien wanita mengalami menstruasi

8) Sistem saraf : bagaimana kesadaran

9) Validasi persiapan fisik pasien : apakah pasien puasa, lavement, kapter, perhiasan, Make up, Scheren, pakaian pasien / perlengkapan operasi dan validasi apakah pasien alaergi terhadap obat

b. Pengkajian Fase Intra Operatif

Hal-hal yang dikaji selama dilaksanakannya operasi bagi pasien yang diberi anaesthesi total adalah yang bersifat fisik saja, sedangkan pada pasien yang diberi anaesthesi lokal ditambah dengan pengkajian psikososial. Secara garis besar yang perlu dikaji adalah :

1) Pengkajian mental : Bila pasien diberi anaesthesi lokal dan pasien masih sadar/terjaga maka sebaiknya perawat menjelaskan prosedur yang sedang dilakukan terhadapnya dan memberi dukungan agar pasien tidak cemas/takut menghadapi prosedur tersebut.

2) Pengkajian fisik : Tanda-tanda vital (bila terjadi ketidaknormalan maka perawat harus memberitahukan ketidaknormalan tersebut kepada ahli bedah).

3) Transfusi dan infuse  : Monitor flabot sudah habis apa belum.

4) Pengeluaran urin : Normalnya pasien akan mengeluarkan urin sebanyak 1 cc/kg BB/jam.

10

Page 11: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

c. Pengkajian fase Post Operatif

1) Status respirasi,  Meliputi : kebersihan jalan nafas, kedalaman pernafasaan, kecepatan dan sifat pernafasan dan bunyi nafas.

2) Status sirkulatori,  Meliputi : nadi, tekanan darah, suhu dan warna kulit.

3) Status neurologis,  Meliputi tingkat kesadaran.

4) Balutan,  Meliputi : keadaan drain dan terdapat pipa yang harus disambung dengan sistem drainage.

5) Kenyamanan, Meliputi : terdapat nyeri, mual dan muntah

6) Keselamatan,  Meliputi : diperlukan penghalang samping tempat tidur, kabel panggil yang mudah dijangkau dan alat pemantau dipasang dan dapat berfungsi.

7) Perawatan, Meliputi : cairan infus, kecepatan, jumlah cairan, kelancaran cairan. Sistem drainage : bentuk kelancaran pipa, hubungan dengan alat penampung, sifat dan jumlah drainage.

8) Nyeri, Meliputi : waktu, tempat, frekuensi, kualitas dan faktor yang memperberat / memperingan.

2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

a. Diagnosa Pre Operatif

1) Cemas berhubungan dengan krisis situasional Operasi2) Kurang Pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi tentang penyakit

dan proses operasib. Diagnosa Intra Operatif

1) Nyeri akut berhubungan dengan proses pembedahan2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan/darah intra

operatifc. Diagnosa Post Operatif

1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek samping dari anaesthesi.

2) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka post operasi

11

Page 12: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

2. PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO.DIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN DAN

KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN

1 Pre Operatif

Cemas b.d krisis situasional Operasi

Tujuan  :

Cemas dapat terkontrol.

Kriteria hasil :

1. Secara verbal dapat mendemonstrasikan teknik menurunkan cemas.

2. Mencari informasi yang dapat menurunkan cemas

3. Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas

4. Menerima status kesehatan.

Penurunan kecemasan

1. Bina hubungan saling percaya dengan klien / keluarga

2. Kaji tingkat kecemasan klien

3. Tenangkan klien dan dengarkan keluhan klien dengan atensi

4. Jelaskan semua prosedur tindakan kepada klien setiap akan melakukan tindakan

5. Dampingi klien dan ajak berkomunikasi yang terapeutik

6. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.

7. Ajarkan teknik relaksasi

8. Bantu klien untuk mengungkapkan hal-hal yang membuat cemas.

9. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian obat penenang,

4. Pre Operatif

Kurang Pengetahuan b.d keterbatasan informasi tentang penyakit dan proses operasi

Tujuan :

Bertambahnya pengetahuan pasien tentang penyakitnya.

Kriteria hasil :

1. Pasien mampu men-jelaskan penyebab, komplikasi dan cara pencegahannya

2. Klien dan keluarga kooperatif saat dilakukan tindakan

Pendidikan kesehatan : proses penyakit

1. Kaji tingkat pengetahuan klien.

2. Jelaskan proses terjadinya penyakit, tanda gejala serta komplikasi yang mungkin terjadi

3. Berikan informasi pada keluarga tentang perkembangan klien.

4. Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.

5. Diskusikan pilihan terapi

6. Berikan penjelasan tentang pentingnya ambulasi dini

7. Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin akan muncul

12

Page 13: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

2. Intra Operatif

Nyeri akut b.d proses pembedahan

Tujuan :

Nyeri dapat teratasi.

Kontrol Resiko

Kriteria hasil :

1. Klien melaporkan nyeri berkurang dg scala 2-3

2. Ekspresi wajah tenang

3. Klien dapat istirahat dan tidur

4. Vital sign dalam batas normal

Manajemen Nyeri :

1. Kaji nyeri secara komprehensif ( lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi ).

2. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien

3. Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.

4. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/non farmakologis).

5. Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengatasi nyeri.

6. Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri.

7. Evaluasi tindakan pengurang nyeri

8. Monitor Vital sign

3. Intra Operatif

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan/darah intra operatif

Tujuan :

Tidak terjadi kekurangan volum cairan

Kriteria Hasil :

1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal

2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

3. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

Management asupan cairan :

1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

2. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan

3. Monitor vital sign

4. Lakukan terapi IV 

5. Berikan cairan IV pada suhu ruangan 

6. Atur kemungkinan tranfusi

7. Persiapan untuk tranfusi

3. Post Operatif Tujuan : Pengelolaan jalan napas

13

Page 14: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

Gangguan pertukaran gas b.d efek samping dari anaesthesi.

Kerusakan per-tukaran gas tidak terjadi

Status Pernapasan: ventilasi

Kriteria hasil :

1. Status neurologis DBN

2. Dispnea tidak ada

3. PaO2, PaCO2, pH arteri dan SaO2 dalam batas normal

4. Tidak ada gelisah, sianosis, dan keletihan

1. Kaji bunyi paru, frekuensi nafas,kedalaman dan usaha nafas.

2. Auskultasi bunyi napas, tandai area penurunan atau hilangnya ventilasi dan adanya bunyi tambahan

3. Pantau hasil gas darah dan kadar elektrolit

4. Observasi terhadap sianosis, terutama membran mukosa mulut

5. Jelaskan penggunaan alat bantu yang diperlukan (oksigen, pengisap,spirometer)

6. Ajarkan teknik bernapas dan relaksasi

7. Laporkan perubahan sehubungan dengan pengkajian data (misal: bunyi napas, pola napas, sputum,efek dari pengobatan)

8. Berikan oksigen atau udara yang dilembabkan sesuai dengan keperluan

4. Post Operatif

Kerusakan integritas kulit b.d luka post operasi

Tujuan :

Kerusakan integritas kulit tidak terjadi.

Penyembuhan Luka: Tahap Pertama

Kriteria hasil :

1. Kerusakan kulit tidak ada

2. Eritema kulit tidak ada

3. Luka tidak ada pus

4. Suhu kulit DBN

Perawatan luka

1. Ganti balutan plester dan debris

2. Cukur rambut sekeliling daerah yang terluka, jika perlu

3. Catat karakteristik luka bekas operasi

4. Bersihkan luka bekas operasi dengan sabun antibakteri yang cocok

5. Rendam dalam larutan saline yang sesuai

6. Gunakan unit TENS (Transcutaneous Elektrikal Nerve Stimulation) untuk peningkatan penyembuhan luka bekas operasi yang sesuai

7. Gunakan salep yang cocok pada kulit/ lesi, yang sesuai

8. Pertahankan teknik pensterilan perban ketika merawat luka bekas operasi

9. Periksa luka setiap mengganti perban

10. Bandingkan dan mencatat  secara teratur perubahan-perubahan pada luka

11. Jauhkan tekanan pada luka

12. Ajarkan pasien dan anggota keluarga prosedur perawatan luka

14

Page 15: LP - OK LT.3 RSUD KOJA

E. DAFTAR PUSTAKA

Doengoes Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.  2000.

Lynda Juall Carpenito. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan.edisi

2. EGC. Jakarta. 1999

Mansjoer, Arif ,dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi II. Jakarta: Fakultas Kedokteran

UI Media Aescullapius.

http://www.scribd.com/doc/46509863/ASKEP-KLIEN-PERIOPERATIF

http://pande-krisna.blogspot.com/2012/12/asuhan-keperawatan-pre-intra-dan-post.html

http://nerseducation.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-pre-intra-post.html

15