LP LK Letak Sungsang

34
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Letak sungsang merupakan penyulit dalam proses persalinan yang kejadiannya senantiasa tetap tinggi. Tingginya angka kejadian letak sungsang merupakan faktor utama penyebab timbulnya keadaan yang dapat mengancam hidup ibu bersalin. Tingginya angka kematian bulin sebagai akibat perkembangan kelainan letak sungsang yang tidak terkontrol memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tingginya angka kematian. Dari kasus persalinan yang dirawat di rumah sakit 3 % merupakan kasus letak sungsang. Dari kasus tersebut terjadi pada semua persalinan, terjadi pada multi gravida. Masih tingginya angka kejadian ini dapat dijadikan sebagai gambaran umum tingkat kesehatan ibu bersalin dan tingkat kesehatan masyarakat secara umum. Dengan besarnya pengaruh kelainan letak sungsang terhadap tingginya tingkat kematian bulin, maka sudah selayaknya dilakukan upaya untuk mencegah dan menanganikasus-kasus pre eklampsia. Perawatan pada bulin dengan letak sungsang merupakan salah satu usaha nyata yamg dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi- komplikasi sebagai akibat lanjut dari letak sungsang tersebut. II. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Instruksional Umum Untuk memberikan Asuhan Keperawatan kepada Ibu bersalin post seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang 2. Tujuan Instruksional Khusus a. Dapat melakukan pengkajian pada ibu bersalin post seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang.

description

ok

Transcript of LP LK Letak Sungsang

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Letak sungsang merupakan penyulit dalam proses

persalinan yang kejadiannya senantiasa tetap tinggi.

Tingginya angka kejadian letak sungsang merupakan faktor

utama penyebab timbulnya keadaan yang dapat mengancam hidup

ibu bersalin. Tingginya angka kematian bulin sebagai akibat

perkembangan kelainan letak sungsang yang tidak terkontrol

memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tingginya

angka kematian.

Dari kasus persalinan yang dirawat di rumah sakit 3 %

merupakan kasus letak sungsang. Dari kasus tersebut terjadi

pada semua persalinan, terjadi pada multi gravida. Masih

tingginya angka kejadian ini dapat dijadikan sebagai

gambaran umum tingkat kesehatan ibu bersalin dan tingkat

kesehatan masyarakat secara umum.

Dengan besarnya pengaruh kelainan letak sungsang

terhadap tingginya tingkat kematian bulin, maka sudah

selayaknya dilakukan upaya untuk mencegah dan

menanganikasus-kasus pre eklampsia. Perawatan pada bulin

dengan letak sungsang merupakan salah satu usaha nyata yamg

dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi-

komplikasi sebagai akibat lanjut dari letak sungsang

tersebut.

II. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Untuk memberikan Asuhan Keperawatan kepada Ibu

bersalin post seksio sesarea dengan indikasi letak

sungsang

2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian pada ibu bersalin post

seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang.

b. Dapat menentukan masalah keperawatan pada ibu bersalin

post seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang

c. Dapat menetapkan perencanaan pada ibu bersalin post

seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang.

d. Dapat menerapkan rencana perawatan pada ibu bersalin

post seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang

e. Dapat melakukan evaluasi pada ibu bersalin post seksio

sesarea dengan indikasi letak sungsang.

III. METODE PENULISAN

Metode penulisan makalah ini menggunakan metode stadi kasus

dengan pengumpulan data secara observasi langsung dan

wawancara .

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. KONSEP DASAR TEORI

LETAK SUNGSANG

A. Pengertian

Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong

sebagai bagian yang terendah (presentase bokong). Letak

sungsang dibagi sebagai berikut :

1. Letak sungsang murni yaitu bokong saja yang menjadi

bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus keatas.

2. Letak bokong kaki

3. Letak lutut

4. Letak kaki

Frekuensi letak sungsang murni lebih tinggi pada

kehamilan muda dibanding kehamilan tua dan

multigravida lebih banyak dibandingkan dengan

primigravida.

B. Etiologi

Penyebab letak sungang :

1. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau

tidak ada, misalnya pada panggulsempit, hidrosefalus,

plasenta previa, tumor – tumor pelvis dan lain – lain.

2. Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion,

multipara, janin kecil (prematur).

3. Gemeli (kehamilan ganda)

4. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis,

mioma uteri.

5. Janin sudah lama mati.

C. Patofisiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses

adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada

kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air

ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin

bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat

menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang

atau letak lintang.6

Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh

dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang.

Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar

daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati

ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala

berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.

Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada

kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang

lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin

sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.6

Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian

dari mereka berada dalam posisi sungsang. Dikenal

beberapa jenis letak sungsang, yakni:1,2,3,4,5,6

1. Presentasi bokong (frank breech) (50-70%). Pada

presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut,

kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya

terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan

demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba

bokong.

2. Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech )

( 5-10%). Pada presentasi bokong kaki sempurna

disamping bokong dapat diraba kaki.

3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi

kaki ( incomplete or footling ) ( 10-30%). Pada

presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat

satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain

terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian paling

rendah adalah satu atau dua kaki.

D. Manifestasi klinik

1. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah

dibawah pusat dan ibu sering merasa benda keras

(kepala) mendesak tulang iga.

2. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting

pada fundus uteri.

3. Punggung anak dapat teraba pada salat satu sisi perut

dan bagian-bagian kecil pada pihak yang berlawanan.

Diatas sympisis teraba bagian yang kurang budar dan

lunak.

4. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak

setinggi pusat.

E. Nursing phatway

Letak sungsang

F. Pemeriksaan diagnostik

1. Tes pranatal : dapat memastikan polihidramnion, janin

besar atau gestasi multiple seperti melakukan

diantaranya adalah:

a. Palpasi , Kepala teraba di fundus, bagian bawah

bokong ,dan punggung dikiri atau kanan.

b. Auskultasi : DJJ paling jelas terdengar pada

tempat yang lebih tinggi dari pusat. Ddj X djj X

2. Pemeriksaan dalam : Dapat diraba os sakrum, tuber

ischii, dan anus, kadang kadang kaki (pada letak

kaki)

Bedakan antara :

Lubang kecil – Mengisap

Tulang (-) - Rahang Mulut

Isap (-) Anus – Lidah

Nyeri

Kelainan

letak

Konsentarsi

oksitosin

Hormon estrogen dan

progesteron

Kontraksi

Perubahan

eliminasi BAK

Kandung kemih

tertekan

Sering atau

tidak BAK

Janin Terdorong

Psikogis

Cemas

Kontraksi

Mekoneum (+)

Tumit - Jari panjang

Sudut 90 0 Kaki - Tidak rata Tangan siku

Rata jari – jari - Patella (-)

Patella Lutut

Poplitea

G. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang seperti melakukan pemeriksaan

1. Laboraturium

2. Rontegen

3. USG

H. Penatalaksanaan medik

1. Sewaktu Hamil

Yang terpenting ialah usaha untuk memperbaiki letak

sebelum persalinan terjadi dengen versi luar. Tehnik :

a. Sebagai persiapan :

1) Kandung kencing harus dikosongkan

2) Pasien ditidurkan terlentang

3) Bunyi jantung anak diperiksa dahulu

4) Kaki dibengkokan pada lutu dan pangkal paha

supaya dinding perut kendor.

b. Mobilisasi : bokong dibebaskan dahulu

c. Sentralisasi : kepala dan bokong anak dipegang dan

didekatkan satusama lain sehingga badan anak

membulat dengan demikian anak mudah diputar.

d. Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat

dibawah. Arah pemutaran hendaknya kearah yang

lebih mudah yang paling sedikit tekanannya. Kalau

ada pilihan putar kearah perut anak supaya tidak

terjadi defleksi. Setelah versi berhasil bunyi

jantung anak diperiksa lagi dan kalau tetap buruk

anak diputar lagi ketempat semula.

e. Setelah berhasil pasang gurita, observasai tensi,

DJJ, serta keluhan.

2. Pimpinan Persalinan

a. Cara berbaring :

Litotomi sewaktu inpartu

Trendelenburg

b. Melahirkan bokong :

Mengawasi sampai lahir spontan

Mengait dengan jari

Mengaik dengan pengait bokong

Mengait dengan tali sebesar kelingking.

c. Ekstraksi kaki

Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong

janin dapat dilahirkan dengan cara vaginal atau

abdominal (seksio sesarea)

3. Cara Melahirkan Pervaginam

Terdiri dari partus spontan ( pada letak sungsang

janin dapat lahir secara spontan seluruhnya) dan

manual aid (manual hilfe)

Waktu memimpin partus dengan letak sungsang harus

diingat bahwa ada 2 fase :

a. Fase I : fase menunggu

Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya

melakukan observasi. Bila tangan tidak menjungkit

ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah.

Sebaiknya jangan dilakukan ekspresi

kristeller,karena halini akan memudahkan terjadinya

nuchee arm

b. Fase II : fase untuk bertindak cepat.

Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali

pusat akan tertekan antara kepala dan panggul, maka

janin harus lahir dalam waktu 8 menit.Untuk

mempercepatnya lahirnya janin dapat dilakukan

manual aid.

I. Komplikasi

Pada letak sungsang yang persisten, meningkatnya

komplikasi berikut seperti

1. Morbiditas dan mortalitas perinatal dari persalinan

yang sulit.

2. Berat badan lahir yang rendah pada persalinan preterm,

hambatan pertumbuhan, atau keduanya.

3. Prolaps tali pusat.

4. Plasenta previa.

5. Kelainan fetus, neonatus, dan bayi.

6. Anomali uterus dan tumor.

7. Multipel fetus

8. Intervensi operatif, khususnya seksio sesarea.

J. Pengkajian

1. Aktifitas / Istirahat :

Melaporkan keletihan, kurang energi

Letargi, penurunan penampilan

2. Sirkulasi

Tekanan darah dapat meningkat

3. Eliminasi

Distensi usus atau kandung kencing mungkin ada

4. Integritas ego

Mungkin sangat cemas dan ketakutan

5. Nyeri / Ketidaknyamanan

Dapat terjadi sebelum awitan(disfungsi fase

laten primer) atau setelah persalinan terjadi

(disfungsi fase aktif sekunder).

Fase laten persalinan dapat memanjang : 20 jam

atau lebih lama pada nulipara (rata- rata adalah 8 ½

jam), atau 14 jam pada multipara (rata – rata adalah 5

½ jam).

6. Keamanan

Dapat mengalami versi eksternal setelah gestasi

34minggu dalam upaya untukmengubah presentasi

bokong menjadi presentasi kepala

Pemeriksaan vagina dapat menunjukkan janin dalam

malposisi (mis.,dagu wajah, atau posisi bokong)

Penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam

padanulipara atau kurang dari 2 cm/jam pada

multipara

7. Seksualitas

Dapat primigravida atau grand multipara

Uterus mungkin distensi berlebihan karena

hidramnion, gestasi multipel,janin besar atau

grand multiparitas

K. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan Peningkatan tahanan

pada jalan lahir.

2. Risiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan

dengan obstruksi pada penurunan janin.

3. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan

malpresentasi janin.

L. Rencana keperawatan

1. Nyeri (akut ) berhubungan dengan Peningkatan tahanan

pada jalan lahir ditandai dengan : Peningkatan tonus

otot, pengungkapan, Prilaku distraksi (gelisah,

meringis, menangis),wajah menunjukan nyeri

Intervensi :

Buat upaya yang memungkinkan klien/pelatih untuk

merasa nyaman mengajukan pertanyaan

Rasional : Jawaban pertanyaan dapat menghilangkan

rasa takut dan peningkatan pemahaman)

Berikan instruksi dalam tehnik pernafasan

sederhana

Rasional : Mendorong relaksasi dan memberikan

klien cara mengatasi dan mengontrol tingkat

ketidaknyamanan.

Anjurkan klien menggunakan tehnik

relaksasi.Berikan instruksi bila perlu

Rasional : Relaksasi dapat membantu menurunkan

tegangan dan rasa takut,yang memperberat nyeri dan

menghambat kemajuan persalinan)

Berikan tindakan kenyamanan (mis. Masage,gosokan

punggung, sandaran bantal, pemberian kompres

sejuk, pemberian es batu)

Rasional : Meningkatkan relaksasi,menurunkan

tegangan dan ansietas dan meningkatkan koping dan

kontrol klien)

Anjurkan dan bantu klien dalamperubahan posisi dan

penyelarasan EFM

Rasional : Mencegah dan membatasi keletihan otot,

meningkatkan sirkulasi)

Kolaborasi : Berikan obat analgetik saat dilatasi

dan kontaksi terjadi

Rasional : Menghilangkan nyeri, meningkatkan

relaksasi dan koping dengan kontraksi,memungkinkan

klien tetap fokus)

Kriteria Evaluasi :

Berpartisipasi dalam perilaku untuk menurunkan

sensasi nyeri dan meningkatkan kanyamanan

Tampak rileks diantara kontraksi

Melaporkan nyeri berulang / dapat diatasi

2. Risiko tinggi cedera terhadap meternal berhubungan

dengan obstruksi mekanis pada penurunan janin

Intervensi :

Tinjau ulang riwayat persalinan, awitan, dan durasi

Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi

kemungkinan penyebab, kebutuhan pemeriksaan

diagnostik, dan intervensi yang tepat)

Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta

aktifitas dan istirahat sebelum awitan persalinan

Rasional : Kelelahan ibu yang berlebihan

menimbulkan disfungsi sekunder atau mungkin akibat

dari persalinan lama)

Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau

secara elektronik

Rasional : Disfungsi kontraksi memperlama

persalinan,meningkatkan risiko komplikasi

maternal / janin)

Catat penonjolan , posisi janin dan presentasi

janin

Rasional : Indikator kemajuan persalinan ini dapat

mengidentifikasi timbulnya penyebab persalinan

lama)

Tempat klien pada posisi rekumben lateral dan

anjurkan tirah baring dan ambulasi sesuai toleransi

Rasional : Relaksasi dan peningkatan perfusi uterus

dapat memperbaiki pola hipertonik.Ambulasi dapat

membantu kekuatan grafitasi dalam merangsang pola

persalinan normal dan dilatasi serviks)

Gunakan rangsang putting untuk menghasilkan

oksitosin endogen.

Rasional : Oksitosin perlu untukmenambah atau

memulai aktifitas miometrik untuk pola uterus

hipotonik)

Kolaborasi : Bantu untuk persiapan seksio sesaria

sesuai indikasi,untuk malposisi

Rasional : Melahirkan sesaria diindikasikan

malposisi yang tidak mungkin dilahirkan secara

vagina)

Kriteria Evaluasi :

Tidak terdapat cedera pada ibu

3. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan

malpresentasi janin

Intervensi :

Kaji DDJ secara manual atau elektronik,perhatikan

variabilitas,perubahan periodik dan frekuensi

dasar.

Rasional : Mendeteksi respon abnormal ,seperti

variabilitas yang berlebih – lebihan, bradikardi &

takikardi, yang mungkin disebabkan oleh stres,

hipoksia, asidosis, atau sepsis)

Perhatikan tekanan uterus selamaistirahat dan fase

kontraksi melalui kateter tekanan intrauterus bila

tersedia

Rasional : Tekanan kontraksi lebih dari 50 mmHg

menurunkan atau mengganggu oksigenasi dalam ruang

intravilos)

Kolaborasi : Perhatikan frekuenasi kontraksi

uterus.beritahu dokter bila frekuensi 2 menit atau

kurang

Rasional : Kontraksi yang terjadi setiap 2 menit

atau kurang tidakmemungkinkan oksigenasi adekuat

dalam ruang intravilos)

Siapkan untuk metode melahirkanyang paling layak,

bilabayi dalam presentasi bokong

Rasional : Presentasi ini meningkatkan risiko ,

karena diameter lebih besar dari jalan masuk ke

pelvis dan sering memerlukan kelahiran secara

seksio sesaria)

Atur pemindahan pada lingkungan perawatan akut

bila malposisi dideteksi klien dengan PKA

Rasional : Risiko cedera atau kematian janin

meningkat dengan malahirkan pervagina bila

presentasi selain verteks).

BAB III

TINJAUAN KASUS

TANGGAL MASUK :

RUANG :

A. IDENTITAS

Nama : Ny.H.R Nama suami : Tn. H

Umur : 27 Tahun Umur : 32 Tahun

Suku/Bangsa: sasak/Indonesia Suku/bangsa: Jawa/Indo

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMU Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : PNS

Alamat : Alamat :

Status perkawinan : Kawin 1 x Usia perkawinan:1 Tahun.

MRS : 17 Agustus 2001,Pukul 15.45 Wib

B. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Persepsi Terhadap Persalinan/Nifas

a. Mengapa klien datang ke Rumah sakit karena klien

hamil dengan letak sungsang dan terjadi KPP.

b. Persepsi klien terhadap kehamilan ibu mengharapkan

anaknya nanti lahir dengan selamat dan bila Tuhan

mengijinkan anak laki-laki

c. Apakah persalinan ini menimbulkan perubahan dalam

kehidupan sehari- hari? ya,karena persalinan

melalui jalan operasi klien sangat khawatir dlm

melakukan aktivitas sehari-hari terutama merawat

bayinya sangat terbatas khawatir jebol, juga

pengetahuan ibu kurang karena anak pertama.

d. Harapan yang klien inginkan setelah persalinan

melalui operasi dapat merawat bayinya walaupun sgt

khawatir terhadap luka bekas operasi

e. Klien tinggal dengan suami.

f. Siapa orang yang terpenting bagi klien ? Suami dan

orang tua

g. Sikap keluarga terhadap keadaan saat ini sangat

mendukung

h. Kesiapan mental menjadi ibu : ya,walau khawatir

mengenai proses persalinan (keselamatan diri dan

bayinya),klien bersyukur karena sudah selamat

2. Riwayat Obstetri

a. Riwayat Menstruasi :

Menarche : Umur 13 tahun

Siklus : teratur tiap bulan

Banyaknya : Banyak

Lamanya : ± 5-7 hari

Disymenorrhoe : Tidak

HPHT : 14 Nopember 2000

Keluhan : Tidak ada

b. Riwayat Kehamilan

Anak

Ke

Kehamilan Persalinan Komplikasi

Nifas

Anak

N

O

.

TAHU

N

Umur

keham

ilan

Pe

ny

ul

it

jen

is

Pe

no

lo

ng

peny

ulit

Las

era

si

Inf

eks

i

perd

arah

an

Je

ni

s

bb pj

I 2001

(Ham

il

seka

ra

ng)

9 bln Le

ts

u

LSC

S

Do

k

te

r

Ada Tdk

ada

Td

k

ada

Ada La

ki

-

la

ki

50

0

g

5

0

c

m

c. Kehamilan Sekarang

Diagnosa : GI P0 A 0 H 0 39/40 Mg TH + Letsu

(Presentasi Bokong Murni) + KPP > 24 jam.

Imunisasi : TT1 sudah; TT2 sudah

ANC : 3 Kali ( dokter spesialis).

Keluhan selama Hamil :

Mual dan muntah pada trimester pertama,pusing ya

bila bangun dari duduk atau tiduran, sering nyeri

pinggang dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-

hari.

Pengobatan selama hamil : Ya

Pergerakan janin Ya Sejak usia

kehamilan : 4 bulan(aktif).

Rencana perawatan bayi : Sendiri dibantu oleh orang

tua

Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :

Baik

Breast care : Tidak

Perineal care : Tidak

Nutrisi : Tidak

Senam Nifas : Tidak

KB : Tidak

Menyusui : Belum tahu caranya

4. Riwayat Keluarga Berencana

Melaksanakan KB: Tidak

5. Riwayat Kesehatan

Penyakit yang pernah dialami ibu : tidak ada

Pengobatan yang didapat : Tidak ada

Riwayat penyakit keluarga : DM (-),Jantung

(-),Hipertensi (-),Gemelli (-)

5. Kebutuhan Dasar Khusus

1. Pola Nutrisi

Frekuensi makan : 3 x sehari,

Nafsu makan : Baik

Jenis makanan rumah : Nasi,lauk pauk,kadang susu

Makanan yg tidak disukai/alergi/pantangan : Tidak

ada.

2. Pola eliminasi

BAK sering 3-4 x/hari,warna kuning muda.

BAB teratur 1 x hari,warna kuning,bau agak

menusuk,konsistensi lem-bek,keluhan tidak ada.(Saat

pengkajian belum ada BAB)

3. Pola Personal Hygiene

Mandi 2 – 3 x/hari, pakai sabun mandi.

Oral hygiene/gosok gigi 3 x/hari; pagi,siang, sore

atau setelah makan

Cuci rambut 2 x/minggu,pakai shampo

4. Pola Istirahat dan Tidur

Lama tidur 7 – 8 jam/hari,sebelum tidur minum air

putih,selama hamil posisi tidur terus

terlentang,miring agak sulit

5. Pola aktivitas dan latihan

Kegiatan dalam pekerjaan selama hamil memasuki

trimester ke- III klien istirahat bekerja hanya diam

dirumah,membantu memasak dan bersih-bersih

rumah,olahraga jalan-jalan pagi

6. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan

Merokok,minuman keras dan ketergantungan obat :

Tidak ada

6. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah: 120/80 mmHg Nadi : 96 x/mnt

Respirasi : 28 x/mnt Suhu : 36,80c

Berat Badan : 57,5 Kg

1. Sistem penglihatan

Mata simetris, kelopak mata normal,gerakan mata

normal,pergerakaan tidak ada kelainan,konjuntiva

normal/merah,klien mengeluh mata ka-nan agak

kabur/berbayang.

2. Sistem pernapasan

Jalan napas bersih,pernapasan tidak sesak dengan atau

tanpa aktivitas, suara napas vesikuler,tidak ada

penggunaan otot bantu pernapasan.

3. Sirkulasi Jantung

Kecepatan denyut apikal 86 x/mnt,irama

teratur,bunyi S1S2 tunggal,sakit dada tidak ada

baik saat aktivitas maupun tidak.

4. Sistem pencernaan

Gigi tidak ada carries,tidak memakai gigi palsu

5. Sistem Urogenital

BAK : Biasa, frekwensi 3-4 x/h,warna kuning

jernih.

6. Sistem integumen dan muskuloskletal

Turgor kulit elastis,warna kulit kemerahan,kontraktur

pada ekstrimitas tidak,kesulitan pergerakan tidak,

kedua ekstrimitas bawah edema.

7. Dada dan axilla

Mamae membesar ya,areola mamae warna coklat

kehitaman,papilla mamae kanan dan kiri

menonjol,colostrum keluar, payudara keras & sakit

(merangsemi).

PEMERIKSAAN KHUSUS ABDOMEN DAN GENITAL

I. PEMERIKSAAN ANTENATAL

Klien ANC pada dokter spesialis,memasuki minggu ke 20.

II. INTRA NATAL (PERSALINAN)

Kala I :

Tgl. 17 Agustus 2001 Pukul 15.45 Wib. Klien merasa

ketuban pecah.-

Status Obstetri :

Tinggi Fundus uteri = 32 cm,letak janin bokong murni,DJJ

(+)= 12 – 11 – 12, His (-).

Diagnosa Pre-operatif :G I P 0 – 0 TH + Letsu; Diagnosa

persalinan Letak sungsang.

Pemeriksaan dalam = Pembukaan 3 jari,EFF 50 %,presentasi

bokong, panggul tidak ada kelainan,KET (-)

Kala II :

Tgl. 18 Agustus 2001

Persalinan dilakukan melalui Operasi dengan bius umum :

Jenis Operasi Low segmen Sectio ceasaria (LSCS),luka operasi

± 15 cm,tertutup rapi.

Kala III :

Placenta lahir ditarik ringan,indikasi kala III.

III. POST NATAL

Kala IV :

Berat janin 3500 gram,Panjang 50 cm,Hidup,Apgar score 8-9,

Placenta lengkap, Anus(+),Kelainan congenital (-). TFU : 3

Jari b pst,kontraksi baik, tidak ada distensi kandung kemih,

terdapat luka operasi SC dengan posisi vertical panjang ±15

cm, tidak ada tanda infeksi ; kemerahan, pembengkakan, tidak

terdapat pus / darah yang keluar. Perineum ; utuh,

episiotomi ; tidak, lochea ;warna merah kecoklatan, tidak

ada bau, tidak odema/hematom.

7. Data penunjang

A. Laboratorium,20 Agustus 2001

Hb : 13 gr %

Leokosit : 14 x 109/L

Trombosit : 160 x 109/L

PCV : 39 %

Urine Lengkap :

Albumin : -

Reduksi : Negatif (-)

Urobilin : Negatif (-)

Bilirubin : Negatif (-).

D.Terapi : Tgl.20 Agustus 2001

Ampicillin 500 mg 4 x 1/Oral

Mefenamic Acid 500 mg 3x1/Oral

IV. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH

S: Kx.mengeluh

ba-dannya

terasa panas &

sakit terutama

pd daerah luka

operasi.

O: TD=120/ 80

mmHg,Nadi= 96

x/ mnt,suhu=

36,8oc, RR= 28

x/mnt, per-

darahan (+),PP

dng letak

sungang + KPP,

leukosit = 14

x 109/L,Hb: 13

gr%,

SC

kehilangan darah &

cairan

perdarahan

ext

ra intra

Voleme cairan dalam

sirkulasi (defisit

cairan)

eritrosit keluar↑

Hb↓→ anemia

O2 dlm darah kurang

Transport O2 keorgan

berkurang

Fisiologis organ

terganggu

Destruksi pertahanan

garis depan terhadap

serangan bakteri serta

terganggunya

pembentukan sel darah

putih

Resiko tjd infeksi

Resiko terhadap

infeksi

S: Kx.mengeluh

pa- yudara

kencang dan

Ibu G 1 P1 0 0 0 1

persalinan SC indikasi

Resiko terhadap

ketidak efektifan

menyusui

sakit.

O: Ibu G1 P1 0 0

01 Tidak

pernah men-

dapatkan

penyuluh an

mengenai

perawatan

payudara,

hamil/persalin

an per-

tama,payudara

ken-cang &

keras serta

sakit.

letak sungsang

Tidak berpengalaman

atau payudara

membengkak

Resiko terhadap ketidak

efektifan menyusui

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. H Umur : 19 tahun No.Rekam Medis: 10080471 Rawat Hari Ke 2

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1 Resiko terjadi infeksi b.d destruksi

pertahan garis depan thdp serangan

bakteri

Infeksi tidak terjadi

dalam waktu 7 – 10

hari.

Kriteria hasil :

Luka kering jahitan

menutup rapat

Tanda infeksi tdk ada

se perti :

panas,kemerahan,beng-

kak,adanya pus dan

bau.

1.Rawat luka dengan

tehnik

aseptic,nutrisi &

cairan yang

baik/adekuat.

2.Kaji tanda-tanda &

gejala infeksi.

3.Setiap kali

melakukan tindakan

sebelum dan

sesudahnya selalu

men cuci tangan.

4.Observasi keadaan

luka & adanya

Membantu mempercepat

kesembuhan

Mencegah terjadinya

in feksi secara dini

shg dpt dilakukan

tindakan scr tepat &

cepat.

Meminimalkan masuk

nya organisme melalui

org lain/petugas/klg.

Perdarahan yg

terjadi/ab normal

memerlukan eva luasi

perdarahan pada luka

insisi.

5.Berikan antibiotik

sesuai program medik

& kemungkinan pe

nanganan lebih

lanjut.

Bentuk kolaborasi u/

mencegah tjdnya

infeksi dengan

pemberian anti-biotik

yg adekuat

2 Resiko terhadap ketidak efektifan

menyusui b.d tidak berpengalaman &

payudara ibu bengkak .

Ibu dapat menyusui

seca ra efektif &

benar dalam waktu 2 x

24 jam.

Kriteria hasil :

Ibu membuat keputusan

berdasarkan informasi

ttg metoda menyusui

(ASI atau botol).

Kedua Payudara dapat

mengeluarkan ASI scr

optimal/putting tdk

mendelep/rata.

1.Lakukan perawatan

payudara

2.Anjurkan klien

u/selalu

membersihkan

payudaranya terutama

waktu akan menyusui

bayinya

3.HE tentang cara me-

nyusui & penting

gizi yg cukup &

adekuat selama

Agar bendungan ASI yg

tdk

terjadi/berkurang.

Agar kebersihan

payuda ra terjaga shg

siap pada waktu akan

menyusui nanti.

Ibu memahami ttg

penting menyusui &

manfaat bagi bayi dng

menyusui.

4.Ajarkan bagaimana

memeras,menangani,

menyimpan & mengi-

rim ASI dng aman

5.Anjurkan ibu

memakai pompa

payudara

menjaga kondisi &

kese-hatan ibu.

Agar ASI yg akan

diberikan pada bayi

selama dirawat

terjaga/terjamin

kebersihanya demikian

juga dirumah bila tdk

langsung disusui.

Dengan menggunakan

pompa ASI dpt

dikeluar kan walaupun

bayi tdk menetek

keibu shg payu dara

ibu tdk mengalami

pembengkakkan.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny.H.R Umur : 27 Tahun No.

Rekam Medis : 10080210 Rawat Hari Ke 3

NO.Dx. Tanggal JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

EVALUASI (SOAP)

1 20Agustus’01 90.00

12.10

Mengkaji tanda & gejala infeksi ,spt : kemerahan (-),perdarahan pada pembalut luka (-),darah melalui vagina/leukore (+), bengkak (-)

Memberikan Ampicillin 500 mg/Oral.

S: -O: Post-op hari ke

2, Tanda & gejala infeksi tdk tampak,perdarahan tdk ada,Trombophlebitis tdk ada.

A:Masalah teratasi sebagian.

P: Teruskan rencana intervensi No.1,2, 3 & 5

1 21Agustus’01 08.10

08.30

12.55

Mengobservasi keadaan luka : perdarahan & tanda infeksi tdk ada.

Melakukan perawatan luka secara aseptic dan angkat jahitan 1/2.

Mengukur TTV: TD= 120/80 mmHg, Nadi= 80 x/mnt, RR= 20 x/mnt, suhu = 36,80c

Setiap kali melakukan tindakan sebelum & sesudahnya mencuci tangan.serta mempergunakan sarung tangan

Memberikan ampicillin 500 mg/Oral..

S: -O: Post- op. hari

ke 3, Tanda & gejala infeksi tdk tampak,perdarahan tdk ada,muka masih pucat & lemah

A: Masalah teratasi sebagian,luka masih tertutup

P: Teruskan rencana intervensi No. 1,3 & 5.

2 20agustus’ 01

11.35

11.55

Melakukan pemeriksaan payudara u/ mengetahui apakah kolostrum sudah keluar apa belum ? keluar, payudara bengkak & nyeri.

Menjelaskan manfaat & maksud perawatan payudara.

S: Klien mengatakan ASInya keluar banyak dan membasahi pakaian.

O:Colostrum & ASI keluar banyak = 100 cc,nyeri & bengkak berkurang.

A: Masalah teratasi ,klien bisa menyusui bayinya/rawat gabung.

P: Teruskan rencana intervensi No.1,3,4 & 5.

1 22 07.30 Memberikan ampicillin S: -

Agustus’ 0108.00

08.15

09.1009.15

11.35

13.30

500 mg & 0bat lainnya Mengukur TTV= 120/70

mmHg, Nadi= 94 x/mnt, RR=24 x/mnt, suhu = 36,40c, perdarahan (-).

Menganjurkan klien menghabiskan dietnya tdk boleh pantang, serta banyak minum ± 1 – 2 liter/hari.

Merawat luka dengan tehnik aseptic

Mengobservasi tanda & gejala infesi serta perdarahan (-).

Menganjurkan klien u/menyeka badan setiap hari (2 x/hari).

Memberikan ampicillin 500 mg & 0bat lainnya.

O:Post-op hari ke 4, Tanda & gejala infeksi & perdarahan tdk ada, luka kering & menutup rapat, pus (-),bengkak (-),suhu = 36,40c

A:Masalah teratasi tapi tetap perlu observasi terus.

P: Tetap teruskan rencana intervensi No. 1 sampai angkat jahitan habis hari ke 7 atau 10.

2 22 Agustus’ 01

10.35

10.55

12.15

13.15

13.35

Menganjurkanmelakukan perawatan payudara sendiri dng dibantu/awasi.

Menjelaskan ttg cara

menyusi & pen-tingnya gizi yg adekuat selama menyu sui bagi ibu & bayi.

Menganjurkan klien selalu merawat & mem bersihan payudaranya

Menyarankan klien menggunakan pompa payudara u/mengeluarkan ASI

S: Klien mengatakan sudah mengerti ttg cara pera watan payudara serta maksud & tujuannya.

O:Payudara tdk lagi bengkak & nyeri, ASI keluar deras = ± 200 cc,klien belum bisa menyusui bayinya krn masih dirawat intensif.

A:Masalah teratasi sebagian

P: Teruskan rencana intervensi No. 1 & 2

1 23 Agustus’ 01

08.05

08.20

Mengobservasi keadaan luka serta tanda & gejala infeksi.

Mengukur TTV= TD=120/80 mmHg Nadi= 92 x /mnt, RR= 24 x/mnt, suhu = 36,70c

S: -O:Post-op hari ke 5,luka kering,angkat jahitan selang seling.

A:Masalah teratasiP: Tetap teruskan rencana intervensi No. 1

2 23 Agustus’ 01

08.30

09.35

09.40

Mengingatkan klien u/ merawat & membersihkan payudaranya

Menyarankan klien u/ segera menyu sui bayinya bila sudah diperbolehkan

S: Klien mengatakan siap menyusui bayinya

O:ASI terus keluar banyak,payudara tdk lagi bengkak.

A:Masalah teratasiP: Rencana

Memberikan support bahwa klien mampu menyusui bayinya.

Intervensi diteruskan hanya No. 1 & 2

EVALUASI KESELURUHAN :

Tanggal No.

Diagnosa

(1) Evaluasi

23/8/2001 1 S : Klien tidak mengeluh tentang keadaan

lukanya, nyeri tidak ada.

O : Luka tampak kering dan tidak ada

pus/ darah yang keluar, luka sudah

diangkat1/2 selang-seling.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Rencana intervensi di hentikan

sementara oleh karena klien pulang.

23/8/2001 2 S : Klien sudah tidak mengeluh

payudaranya nyeri dan tegang dan

bengkak.

(a) O : Payudara tampak lembek,

Bayi klien tampak menetek dengan baik

dalam waktu ±15 –20

menit. ASI keluar lancar.

A : Masalah teratasi.

P : Rencana internensi dihentikan,

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & ginekologi FK.Unpad,1993. Obstetri

Fisiologi.Eleman Bandung

Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.

Edisi 8.EGC. Jakarta .2001. Diktat Kuliah Ilmu

Keperawatan Maternitas TA: 2000/2001 PSIK.FK.

Unair,Surabaya.

Hanifa,W.et all. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina

Pustaka S.P. Jakarta 2000. Pedoman Diagnosa & Terapi,

Lab. SMF Ilmu Kebidanan & Penyakit Kandungan RSUD Dr.

Soetomo. Surabaya

Saifudin,Abdul Bari dkk, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawiroharjo & JNKKR-POGI, Jakarta.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN

Secara teori didiagnosis jika didapatkan salah satu dari

gejala berikut :

- Terabanya bagian kepala janin pada bagian puncak fundus

uteri.

- Hasil USG menunjukan kelainan letak tersebut.

- Ibu merasakan pergerakan janin pada bagian bawah perut,

dibawah pusat dan ibu merasakan benda keras (kepala)

mendesak tulang iga.

- Namun pada proses selanjutnya akan akan terjadi gangguan

pada organ-organ lain bila tidak diatasi segera sehingga

gejala diatas akan muncul juga pada pasien

B. MASALAH KEPERAWATAN

Ditinjau dari konsep asuhan keperawatan pada ibu bersalin post

seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang, masalah

keperawatan yang timbul sesuai dengan masalah keperawatan yang

ada pada kasus nyata. Akan tetapi kalau dikaji lebih lanjut

sebenarnya masih ada lagi masalah keperawatan yang bisa

dimunculkan , hal ini sesuai dengan perkembangan itu sendiri

yang dapat mengakibatkan gangguan pada organ lain.

C. INTERVENSI

Dari perencanaan yang telah ditetapkan dalam konsep dasar

askep ternyata bisa diterapkan juga pada kasus nyata. Hal ini

dikarenakan masalah keperawatan yang muncul secara teori dapat

muncul juga pada kasus nyata

D. IMPLEMENTASI

Perencanaan yang telah ditetapkan baik pada konsep teori

maupun pada kasus nyata dapat diterapkan secara langsung pada

pasien

E. EVALUASI

Dari implementasi (tindakan perawatan ) yang telah diterapkan

untuk mengatasi masalah yangmuncul pada kasus nyata ada

masalah yang bisa teratasi/masalah tidak terjadi dan masalah

yang belum teratasi

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Diagnosis letak sungsang terutama ditentukan oleh adanya

pemeriksaan letak janin, letak terdengarnya DJJ,

pemeriksaan USG, letak pergerakan janin. Dan yang

menjadi indicator utama yaitu terabanya bagian kepala

janin pada bagian puncak fundus uteri..

2. Masalah-masalah keperawatan yang timbul pada ibu

bersalin dengan letak sungsang lebih kompleks, hal ini

dikarenakan masalah yang muncul bisa berasal dari

patogenesis kelainan letak sungsang itu sendiri maupun

dari proses persalinan .

3. Penetapan rencana perawatan yang sesuai dengan masalah

yang timbul pada ibu bersalin dengan letak sungsang

serta tindakan keperawatan yang efektif untuk mengatasi

masalah keperawatan tersebut akan dapat mencegah

prognosis yang lebih buruk , yaitu timbulnya keadaan

gawat janin. Oleh karenanya diperlukan observasi ketat

dan terapi yang tepat serta skill yang professional baik

dari dokter maupun perawat. Hal ini mengingat

penatalaksanaan yang pada umumnya berakhir dengan

tindakan operatif