LP Kista Ovary

24
1. Definisi Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium). Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja, pada masa pubertas sampai menopause, juga selama masa kehamilan (Tri Lestari Handayani, 2010). Menurut Chyntia (2010) kista merupakan penyakit yang super halus, rumit dan unik, sebab keberadaannya mirip dengan kehamilan, di mana semua wanita mempunyai resiko akan hadirnya penyakit ini. Setiap wanita mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri yang ukuran normalnya sebesar biji kenari. Setiap indung telur tersebut berisi ribuan telur yang masih muda atau follicle yang setiap bulannya akan membesar dan satu diantaranya membesar sanga cepa sehingga menjadi telur yang matang. Pada peristiwa ovulasi telur yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak ke rahim melalui saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini dibuahi, follicle akan mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang sesuai siklus haid pada seorang wanita. Namun, jika terjadi gangguan pada proses siklus ini, maka kista pun akan terjadi. 2. Epidemiologi Semua wanita beresiko menderita kanker ovarium, namun wanita yang lebih tua lebih sering dibandingkan wanita yang lebih muda. Sekitar 90% wanita yang menderita kanker ovarium terjadi pada wanita yang berusia lebih dari

description

kista ovarium departemen maternitas

Transcript of LP Kista Ovary

Page 1: LP Kista Ovary

1. DefinisiKista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (atau kista indung

telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak

di indung telur (ovarium). Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja, pada

masa pubertas sampai menopause, juga selama masa kehamilan (Tri Lestari

Handayani, 2010).

Menurut Chyntia (2010) kista merupakan penyakit yang super halus, rumit

dan unik, sebab keberadaannya mirip dengan kehamilan, di mana semua

wanita mempunyai resiko akan hadirnya penyakit ini. Setiap wanita

mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri yang ukuran normalnya sebesar biji

kenari. Setiap indung telur tersebut berisi ribuan telur yang masih muda atau

follicle yang setiap bulannya akan membesar dan satu diantaranya

membesar sanga cepa sehingga menjadi telur yang matang. Pada peristiwa

ovulasi telur yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak ke rahim

melalui saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini dibuahi, follicle akan

mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang

sesuai siklus haid pada seorang wanita. Namun, jika terjadi gangguan pada

proses siklus ini, maka kista pun akan terjadi.

2. EpidemiologiSemua wanita beresiko menderita kanker ovarium, namun wanita yang

lebih tua lebih sering dibandingkan wanita yang lebih muda. Sekitar 90%

wanita yang menderita kanker ovarium terjadi pada wanita yang berusia lebih

dari 40tahun dan terjadi peningkatan kejadian kanker ovarium pada wanita

berusia lebih dari 55tahun. Lebih dari 23000 kasus baru terdiagnosis setiap

tahun di Amerika Serikat. Kanker ovarium menjadi kanker nomor lima

tersering pada perempuan Amerika Serikat dan di Indonesia pada urutan ke

enam terbanyak dari tumor ganas terbanyak pada wanita, setelah kanker

servik, uteri, payudara, kolorektal, kulit, limpoma. Kanker ini juga menjadi

penyebab tersering kelima penyebab kematian perempuan dengan hampir

13900 kematian terjadi pada tahun 2001.

Pada tahun 2004 menurut American cancer society memperkirakan

25580 wanita terdiagnosa menderita kanker ovarium di Amerika Serikat dan

meninggal 16090 orang akibat kanker ovarium. Menurut data Center for

disease control and prevention pada tahun 2006 di Amerika Serikat ada

Page 2: LP Kista Ovary

123000 wanita menderita kanker ovarium dan 85000 orang meninggal dunia

karena kanker ovarium. Wanita kulit putih lebih tinggi insidensi kanker

ovarium diikuti wanita Asia kemudian wanita berkulit hitam(seperti suku

indian di Amerika), angka mortalitas lebih tinggi pada wanita kulit putih. Di

jumpai 225.000 kasus baru kanker ovarium seluruh dunia pada tahun

2008. Angka insidensi sangat bervariasi di dunia, di mana negara-negara

maju hampir dua kali lebih tinggi di bandingkan negara-negara kurang

berkembang. Angka kejadian untuk daerah yang lebih berkembang adalah 9

per 100.000 dan 5 per 100.000 untuk negara kurang berkembang. Insiden

tertinggi dicatat di Eropa Utara, Tengah dan Timur, diikuti oleh Eropa Barat

dan Amerika Utara, dan tingkat terendah di Afrika dan sebagian Asia (negara

Jepang paling rendah).

Berdasarkan data dari Survailance, Epidemiology and End Results

(SEER) usia penderita kanker ovarium rata-rata 63 tahun. Dengan

gambaran sekitar 1,3% didiagnosis di bawah usia 20; 3,6% antara 20 dan 34;

7,4% antara 35 dan 44; 18,6% antara 45 dan 54; 23,4% antara 55 dan 64;

20,1% antara 65 dan 74; 17,6% antara 75 dan 84 dan 8,1% tahun 85 tahun.

Angka ini didasarkan kasus yang di diagnosis pada 2005-2009 dari 18

daerah menurut data SEER. (digital)

Berdasarkan laporan dari Badan Registrasi Kanker (BRK) Departemen

Kesehatan Republik Indonesia tahun 2005 yang diperoleh dari 13

laboratorium pusat patologik anatomik di seluruh indonesia menunjukkan

bahwa frekuensi relatif kanker ovarium menempati urutan ke 4 diantara 10

tumor tersering menurut tumor primer yang terjadi pada pria dan wanita

(4401 kasus) dan menempati urutan ke 6 tumor tersering menurut tumor

primer yang terjadi pada wanita di jakarta (871 kasus)(BRK 2005).

Selama rentan waktu lima tahun (2001-2005) terdapat 432 kasus kanker

ginekologik di Rumah Sakit Umum Wahidin Sudirohusodo, dimana kanker

ovarium menempati urutan ketiga sebanyak 23,45%.(Zuraidah E 2005).

Sedangkan kejadian kanker ovarium di rumah sakit umum pusat nasional

(RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta selama tahun 2002 sampai 2006

juga menunjukkan proporsi tertinggi diantara jenis kanker ginekologik, dan

kematian yang diakibatkan oleh kanker ovarium juga menunjukkan angka

yang cukup tinggi, yaitu 34,1% dari 327 kasus kematian akibat kanker

ginekologik yang terjadi tahun 2002 sampai 2006 (Surbakti E 2006).

Page 3: LP Kista Ovary

3. KlasifikasiBerdasarkan berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non

neoplastik dan neoplastik. Kista non neoplastik sifatnya jinak dan biasanya

akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista

neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada

ukuran dan sifatnya.

a. Kista ovarium neoplastik

1. Kistoma Ovarii Simpleks

Kistoma ovarii simpleks merupakan kista yang permukaannya rata

dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat

menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan

berwarna kuning. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista

dengan reseksi ovarium.

2. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Bentuk kista multilokular dan biasanya unilateral, dapat tumbuh

menjadi sangat besar. Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam

kista dan perubahan degeneratif sehingga timbul perleketan kista

dengan omentum, usus-usus, dan peritoneum parietale. Selain itu,

bisa terjadi ileus karena perleketan dan produksi musin yang terus

bertambah akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan

dengan pengangkatan kista in tito tanpa pungsi terlebih dulu dengan

atau tanpa salpingo-ooforektomi tergantung besarnya kista. Jenis ini

dapat mencapai ukuran yang besar. Ukuran yang terbesar yang

pernah dilaporkan adalah 328 pound. Tumor ini mempunyai bentuk

bulat, ovoid atau bentuk tidak teratur, dengan permukaan yang rata

dan berwarna putih atau putih kebiru-biruan

Page 4: LP Kista Ovary

3. Kistadenoma Ovarii Serosum

Kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium (epitel germinativum).

Bentuk kista umumnya unilokular, tapi jika multilokular perlu dicurigai

adanya keganasan. Kista ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar

kista musinosum. Selain teraba massa intraabdominal juga dapat

timbul asites. Penatalaksanaan umumnya sama dengan kistadenoma

ovarii musinosum.

4. Kista Dermoid

Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur

ektodermal berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada

mesoderm dan entoderm. Bentuk cairan kista ini seperti mentega.

Kandungannya tidak hanya berupa cairan tapi juga ada partikel lain

seperti rambut, gigi, tulang, atau sisa-sisa kulit. Dinding kista keabu-

abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian

lagi padat. Dapat menjadi ganas, seperti karsinoma epidermoid. Kista

ini diduga berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis.

Gambaran klinis adalah nyeri mendadak di perut bagian bawah

karena torsi tangkai kista dermoid. Dinding kista dapat ruptur

sehingga isi kista keluar di rongga peritoneum. Penatalaksanaan

dengan pengangkatan kista dermoid bersama seluruh ovarium.

Penyebabnya saat ini belum diketahui secara pasti. Namun ada salah

satu pencetusnya yaitu faktor hormonal, kemungkinan faktor resiko

yaitu:

o Faktor genetik/ mempunyai riwayat keluarga dengan kanker

ovarium dan payudara.

o Faktor lingkungan (polutan zat radio aktif)

o Gaya hidup yang tidak sehat

Page 5: LP Kista Ovary

o Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, misalnya

akibat penggunaan obat-obatan yang merangsang ovulasi dan

obat pelangsing tubuh yang bersifat diuretik.

o Kebiasaan menggunakan bedak tabur di daerah vagina

b. Kista non neoplastik

1. Kista Folikel

Kista ini berasal dari Folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi,

namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel

primer yang setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak

mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi

kista. Bisa didapati satu kista atau lebih, dan besarnya biasanya

dengan diameter 1 – 1,5 cm. Kista folikel ini bisa menjadi sebesar

jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista yang tipis yang terdiri atas

beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan di dalam

kista, maka terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista

berwarna jernih dan sering kali mengandung estrogen. Oleh sebab

itu, kista kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista

folikel lambat laun dapat mengecil dan menghilang spontan, atau

bisa terjadi ruptur dan kista pun menghilang. Umumnya, jika

diameter kista tidak lebih dari 5 cm, maka dapat ditunggu dahulu

karena kista folikel biasanya dalam waktu 2 bulan akan menghilang

sendiri.

2. Kista Korpus Luteum

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan

menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum

mempertahankan diri (korpus luteum persistens), perdarahan yang

Page 6: LP Kista Ovary

sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan

yang berwarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista

korpus luteum lebih jarang dari pada kista folikel. Dinding kista terdiri

atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal

dari sel-sel teka. Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan

haid, berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Adanya

kista dapat pula menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah dan

perdarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur.

Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorea

sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis diferensial dengan

kehamilan ektopik yang terganggu. Jika dilakukan operasi,

gambaran yang khas kista korpus luteum memudahkan pembuatan

diagnosis. Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai

kista hilang sendiri. Dalam hal dilakukan operasi atas dugaan

kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa

mengorbankan ovarium.

3. Kista Lutein

Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang – kadang tanpa

adanya kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi

kistik. Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar ukuran tinju.

Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel

granulosa dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali

sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat

pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan

hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.

4. Kista Inklusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari

epitel germinativum pada permukaan ovarium. Kista ini lebih banyak

terdapat pada wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang

melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan

ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu

operasi. Kista terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya

terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya

cairan jernih dan serus.

5. Kista Endometriosis

Page 7: LP Kista Ovary

Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip

dengan selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel

di ovarium dan berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut

juga sebagai kista coklat endometriosis karena berisi darah coklat-

kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis

yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri senggama. Kista ini berasal

dari sel-sel selaput perut yang disebut peritoneum. Penyebabnya bisa

karena infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang tidak

ditangani sehingga kuman-kumannya masuk kedalam selaput perut

melalui saluran indung telur. Infeksi tersebut melemahkan daya tahan

selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit. Gejala kista ini

sangat khas karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat

haid tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang

vagina, tapi ada yang memercik ke rongga perut. Kondisi ini

merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput perut mengidap

penyakit baru yang dikenal dengan endometriosis. Karena sifat

penyusupannya yang perlahan, endometriosis sering disebut kanker

jinak.

6. Kista Stein-Leventhal

Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan

permukaannya licin. Kapsul ovarium menebal. Kelainan ini terkenal

dengan nama sindrom Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan oleh

gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita

terhadap gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya

dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometrii sering ditemukan.

(Prawirohardjo, 2002)

4. Patofisiologi(Terlampir)

5. Faktor risiko- Gaya hidup tidak sehat.

Diantaranya adalah :

a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat

b. Zat tambahan pada makanan

Page 8: LP Kista Ovary

c. Kurang olah raga

d. Merokok dan konsumsi alcohol

e. Terpapar denga polusi dan agen infeksius

f. Sering stress

- Faktor genetik

Faktor genetik/ mempunyai riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan

payudara. Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu

kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu,

misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar

zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah

menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker

- Faktor lingkungan (polutan zat radio aktif)

- Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, misalnya akibat

penggunaan obat – obatan yang merangsang ovulasi dan obat

pelangsing tubuh yang bersifat diuretik.

- Kebiasaan menggunakan bedak tabur di daerah vagina

(Wiknjosastro, 2005)

6. Manifestasi klinis Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya

masih kecil.

Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila kista

semakin membesar, sedangkan pada kista yang ganas kadangkala

memberikan keluhan sebagai hasil infiltrasi atau metastasis kejaringan

sekitar

Ketidakteraturan menstruasi

Nyeri panggul

Nyeri panggul sesaat sebelum atau setelah menstruasi

Nyeri panggul saat berhubungan intim

Nyeri saat BAB

Mual, muntah atau nyeri payudara seperti pada saat hamil

Rasa penuh dan berat di perut

Tekanan pada kandung kencing dan anus

(Handi Suryana, 2008)

Page 9: LP Kista Ovary

7. Pemeriksaan diagnostika. Laparaskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor

berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor

itu.

b. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor

apakahtumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing,

apakahtumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara cairan

dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

c. Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.

Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi dalam

tumor.

d. Parasentesis

Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna menentukan sebab

asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemari cavum

peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

(Wiknjosastro, 2005)

8. Penatalaksanaana. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui

tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau

laparatomisalpingooforektomi.

b. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan

menghilangkan kista.

c. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista

ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen

dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang

diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah

pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan

memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.

d. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang

pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan

kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi

Page 10: LP Kista Ovary

napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti

tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi.

e. Jenis – jenis anestesi

Anestesi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan kesadaran disertai

hilangnya sakit yang sifatnya sementara. Anestesi ada setiap keadaan

membawa masalah – masalah tersendiri sesuai dengan kondisi

penderita, sebab obat – obat anestesi bersifat mendepresi kerja organ –

organ vital.

1. Anestesi Umum

Anestesi umum adalah menghilangkan rasa nyeri secara sentral yang

disertai dengan hilangnya kesadaran dengan melalui proses obat

masuk kedalam pembuluh darah atau sirkulasi kemudian menyebar

jaringan dan yang pertama terpengaruh adalah jaringan yang kaya

pembuluh darah yaitu otak, sehingga kesadaran menurun atau hilang.

Efek anestesi umum yaitu : mempengaruhi keadaan umum penderita

karena kesadaran menurun, disebabkan karena terjadinya gangguan

fungsi pada sel terjadinya hambatan fungsi neuron menghambat

konsumsi oksigen, dapat membentuk mikro kristal dengan air dalam

membran sel neuron dan ini menyebabkan stabilisasi membran sel.

Jenis dan cara pemberian obat anestesi umum :

o Melalui Intravena

1) Benzodiazepine

Anggota tertentu dalam kelompok obat sedative hypnosis

seperti diazepam, lorazepam, dan midazolam, yang

dipergunakan padaprosedur anestesi (dasar-dasar

farmakologi benzodiazepin) diazepamdan lorazepan tidak larut

dalam air dan penggunaan intravenanyamemerlukan

vehikulum yang tidak encer, sehingga pemberian

intravenadapat menyebabkan iritasi luka. Formulasi mudah

larut dalam air dankurang iritasi tetapi mudah larut dalam

lemak pada pH fisiologis sertamudah melewati pembuluh

darah otak.\

2) Anestesi analgesik opioid

Dosis besar analgesik opioid telah digunakan untuk anestetik

umum,terutana pada penderita operasi jantung atau operasi

Page 11: LP Kista Ovary

besar lainnyaketika sirkulasi dalam keadaan minimal.

Pemberian morfin, secaraintravena dengan dosis 1 sampai 3

per kg digunakan dalam keadaansirkulasi yang berat.

3) Etomidat

Etomidat merupakan imidazol karboksilasi yang digunakan

untukinduksi anestesi dan teknik anestesi secara seimbang

yang tidak bolehdiberikan untuk jangka lama. Kelebihan utama

dari anestestik ini yaitudepresi kardiovaskular dan respirasi

yang minimal.

4) Ketamin

Ketamin menimbulkan anestesi disosiatif yang ditandai

dengan kataton,amnesia, dan analgesia. Mekanisme kerjanya

adalah dengan caramenghambat efek membrane eksitator

neurotrasmiter asam glutamatepada subtype reseptor.

o Melalui rectum :

Tiopental : anestesi injeksi pada pembedahan kecilseperti di

mulut, efek samping menekan pernafasan.

o Melalui inhalasi :

Halotan : efek sampingnya yaitu dengan menekanpernafasan,

aritmia, dan hipotensi.

2. Anestesi Spinal

Anestesi spinal adalah tindakan anestesi yang banyak digunakan

untuk tindakan operasi ekstremitas bawah dan paling sering adalah

bedah cesar. Efek anestesi spinal : oksigenasi tidak adekuat dengan

pernafasan buatan menggunakan oksigen, tremor atau kejang,

depresi sirkulasi diatasi denganpemberian vasopressor secara bolus

dilanjutkan dengan drip dalam infus,adanya henti jantung .

Komplikasi anestesi spinal :

o Komplikasi dini :

a) Hipotensi.

Hipotensi sering terjadi selama anestesi spinal, terutama

akibat kehilangan kompensasi vasokonstriksi eketremitas

bawah, menurunnya curah jantung, berkurangnya tonus

arteriole sedikit kontribusinya terhadap terjadinya hipotensi,

kecuali tahanan pembuluh darah perifer meningkat sebelum

Page 12: LP Kista Ovary

anestesi spinal. Terapi hipotensi dimulai dengan tindakan yang

cepat sepertikoreksi posisi kepala, pemberian cairan intravena

dan pemberian vasopressor sesuai kebutuhan. Jika cairan

yang diberikan tidak dapat mengoreksi bradikardi atau

kontraktilitas melemah, terapi yang disukai untuk spinal

hipotensi adalah kombinasi cairan untuk mengoreksi

hipovolemi dengan alfa dan beta adrenergic agonis (seperti

efedrin) dan atropin (untuk bradikardi) tergantung pada situasi.

b) Anestesi spinal tinggi dan Blokade total spinal

Pasien dengan tingkat anestesi yang tinggi dapat

mengalamikesulitan dalam pernapasaan . Harus dibedakan

secara hati-hatiapa penyebabnya untuk memberikan terapi

yang tepat. Hampirsemua dispnea tidak disertai paralysis otot

pernapasan tetapiadalah kehilangan sensasi proprioseptif

tersebut mengakibatkandyspnea walaupun fungsi otot

pernapasan dan pertukaran gasadekuat.

c) Henti jantung yang tiba-tiba.

Henti jantung yang tiba-tiba telah dilaporkan pada pasien yang

mendapatkan spinal anestesi. Pasien yang mendapat sedatif

dan hipotensi sampai tejadinya henti jantung yang tiba-tiba

terbukti sulit untuk diterapi. Respon kardiovaskuler terhadap

hiperkarbia dan hipoksia karena sedatif dan narkotik

mengakibatkan pasien tidak mempunyai respon terhadap

hipoksemia yang progresif, asidosis dan hiperkarbia.

d) Mual dan Muntah

Mual selama anestesi spinal biasa terjadi oleh karena

hipoperfusi serebral atau tidak terhalanginya stimulus vagus

usus. Biasanya mual adalah tanda awal hipotensi. Bahkan

blok simpatis mengakibatkan tak terhalangnya tonus

parasimpatis yang berlebihan pada traktus gastrointestinal.

e) Paresthesia.

Paresthesia dapat terjadi selama penusukan jarum spinal

atausaat menginjeksikan obat anestetik. Pasien mengeluh

sakit atauterkejut singkat pada ektremitas bawah, hal ini

disebabkanjarum spinal mungkin mengenai akar saraf. Jika

Page 13: LP Kista Ovary

pasien merasakan adanya parestesia persiten atau

paresthesia saat menginjeksikan anesthetik local, jarum harus

digerakkankembali dan ditempatkan pada interspace yang lain

untuk mengcegah kerusakan yang permanen. Ada atau

tidaknyaparesthesia dicatat pada status anesthesia.28

o Jenis dan cara pemberian obat anestesi spinal :

1) Lidokain

Lidokain merupakan obat anestesi yang digunakan untuk

mencegahdepolarisasi pada membran sel melalui

penghambatan masuknya ion natrium pada kanal natrium.

Efek samping lidokain bersifat toksik pada susunan saraf. Efek

yang terjadi akibat toksisitas dapat berupa kejang, disorientasi,

pandangan kabur, dan mengantuk.

2) Bupivakain

Bupivakain merupakan anestesi yang mempunyai masa kerja

yang panjang dengan efek blockade terhadap sensorik lebih

besar daripada motorik. Efek bupivakain lebih popular

digunakan untuk memperpanjang analgesia selama persalinan

dan masa pascapembedahan.

3) Tetrakain

4) Tetrakain digunakan untuk segala macam anestesi, pada

anestesi spinal tetrakain memerlukan dosis yang besar dan

mula kerjanya lambat, dimetabolisme lambat sehingga

berpotensi toksik. (Joyce L, 1996)

f. Proses penyembuhan luka operasi pengangkatan kista adalah sama

dengan yang lainnya. Perbedaan terjadi menurut waktu pada tiap-tiap

fase penyembuhan dan waktu granulasi jaringan (Sjamsuhidayat,

2001).29

1. Fase penyembuhan luka:

o Fase inflamasi

Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira –

kira hari ke lima. Pembuluh darah yang terputus pada luka akan

menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha

menghentikanya dengan vasokontriksi, penerutan ujung pembuluh

yang putus (retraksi), dan reaksi hemostasis. Sel dalam jaringan

Page 14: LP Kista Ovary

ikat menghasilkan serotonin dan histamin yang meningkatkan

permeabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi, penyerbukan sel

radang, disertai vasodilatasi yang menyebabkan udem dan

pembengkakan. Tanda dan gejala klinis reaksi radang menjadi

jelas yang berupa warna kemerahan karena kapiler melebar

(rubor), rasa hangat (kalor), nyeri (dolor), dan pembengkakan

(tumor).

o Fase ploriferatif

Fase ploferatif disebut juga fase fibroplasia karena yang menonjol

adalah proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir

fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu tiga. Pada fase ini

serat-serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk penyesuaian

diri dengan tegangan pada luka yang cenderung mengerut.

Bersama dengan sifat kontraktil miofibroblast, menyebabkan

tarikan pada tepi luka. Kekuatan regangan mencapai 25% jaringan

normal. Fase fibroplasia ini, luka akan dipenuhi sel radang,

fibroblast, dan kalogen, membentuk jaringan berwarna kemerahan

dengan permukaan yang menonjol halus yang disebut jaringan

granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri atas sel basal terlepas dari

dasarnya dan berpindah mengisi permukaan luka. Tempatnya

kemudian diisi oleh sel baru yang terbentuk dari proses mitosis.

Proses migrasi ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh

dan menutup seluruh permukaan luka, proses fibroplasia dengan

pembentukan jaringan granulasi juga akan berhenti dan mulailah

proses pematangan dalam fase penyembuhan

o Fase penyudahan

Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terjadi

ataspenyerapan kembali jaringan yang berlebih, pengerutan

sesuaidengan gaya gravitasi, dan akhirnya perupaan kembali

jaringan yang baru terbentuk. Fase ini dapat berlangsung

berbulan-bulan dan dinyatakan berakhir kalau semua tanda

radang sudah lenyap. Tubuh berusaha menormalkan kembali

semua yang menjadi abnormal karena proses penyembuhan.

Udema dan sel radang diserap, sel muda menjadi matang, kapiler

Page 15: LP Kista Ovary

baru menutup dan diserap kembali, kalogen yang berlebih diserap

dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada.

9. Komplikasia. Perdarahan ke dalam kista

Biasanya terjadi sedakit-sedikit, sehingga berangsur-angsur

menyebabkan pebesaran kista dan menimbulkan gejala klinik yang

minimal. Akan tetapi bila perdarahan terjadi dalam jumlah banyak, akan

terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.

b. Putaran tangkai

Dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm. Putaran

tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi, adanya putaran tangkai

menimbulkan tarikan melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap

peritonium perietale dan ini menimbulkan rasa sakit. Karena vena lebih

mudah tertekan, teerjadilah pembendungan darah dalam tumor dengan

akibat pembesaran tumor dan terjadi perdarahan didalamnya.Jika putaran

tangkai berjalan terus akan terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor,jika

tidak diambil akan terjadi robekan dan perdarahan intraabdominal.

c. Infeksi pada tumor

Terjadi jika di dekat kista ada kuman patogen, seperti appendisitis,

atausalpingitis.

d. Robek dinding kista

Terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula sebagai akibat trauma,seperti

jatuh,atau pukulan di perut.Bila terjadi robekan disertai hemoragi maka

akan terjadi perdarahan dan menimbulkan nyeri yang berlangsung terus –

menerus. Robekan dinding pada kista denoma musinosum dapat

mengakibatkan implantasi sel-sel kista dimana sel tersebut mengeluarkan

cairan musin yang mengisi rongga perut yang menyebabkan

perlengketan dalam rongga perut.Keadaan ini dikenal dengan nama

pseudomiksoma peritonei

e. Perubahan keganasan

Dapat terjadi pada beberapa kista seperti kistadenoma ovarii serosum,

kistadenoma ovarii musinosum, oleh sebab itu, setelah diangkat perlu

pemeriksaan yang seksama terhadap kemungkinan perubahan

Page 16: LP Kista Ovary

keganasan. Adanya asites dalam hal ini mencurigakan, adanya anak

sebar (metastasis)memperkuat diagnosis keganasan.

( Lowdermilk dkk, 2005)

Page 17: LP Kista Ovary

DAFTAR PUSTAKA

Tri Lestari Handayani. 2010. Kista Ovarium.

http://trilestari.staff.umm.ac.id/files/2010/01/KISTA-OVARIUM.ppt.

Diakses pada 8 Oktober 2013.

Chyntia. 2010. BAB II Tinajuan Pustaka dalam

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ 27146/4/Chapter

%20II.pdf. Diakses pada 9 Oktober 2013.

Surbakti E. 2006. BAB II Konsep Dasar dalam

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ 37092/4/Chapter

%20II.pdf. Diakses pada 9 Oktober 2013.

Prawirohardjo. 2002. BAB II Tinjauan Pustaka dalam

http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/27146/4/Chapter

%20II.pdf. Diakses pada 8 Oktober 2013.

Wiknjosastro, 2005. BAB II Konsep Dasar dalam

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/ jtptunimus-gdl-ikamerdeka-6744-

2-babii.pdf. diakses pada 8 Oktober 2013.

Handi Suryana. 2008. Kista Ovarium yang Selalu Mengintai Perempuan.

rspondokindah.co.id/rspi/.../ 342-Ginekologi-Kista-Ovarium-197-KB.htm.

Diakses pada 8 Oktober 2013.

Lowdermilk.dkk. 2005. BAB II Konsep Dasar dalam

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/ 135/jtptunimus-gdl-ikamerdeka-6744-

2-babii.pdf. diakses pada 8 Oktober 2013.