LP dan Askeb Diare
-
Upload
ai-nthu-rby -
Category
Documents
-
view
80 -
download
9
description
Transcript of LP dan Askeb Diare
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYIDENGAN DIARE DEHIDRASI RINGAN SEDANG
DI RUANG ALEXANDRI (RUANG ANAK)DI RUMAH SAKIT ANSARI SALEH BANJARMASIN
Dosen Pembimbing : Norlaila Sofia, S.Si.T
Disusun oleh :
NAMA : SYAMSIAH
NIM : 712402SO6100
AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTANBANJARMASIN
2008
KONSEP DASAR DIARE
A. DEFINISI
Hippodates mendefiniskan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal,
dan cair.
Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja
yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Ilmu Kesehatan
Anak FKUI/RSCM).
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak; konsistensinya feses encer, dapat berwarna hijau
atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Perawatan Anak
Sakit, 1997).
B. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi Enternal
Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Infeksi ini bisa disebabkan oleh :
1) infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas dan lain-lain.
2) Infeksi virus: Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-
lain.
3) Infeksi parasit: Cacing, protozoa, Jamur.
b. Infeksi Parenteral
Infeksi parenteral adalah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti:
otitis media akut (OMA), tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di
bawah 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat.
Malabsorpsi lemak.
Malabsorpsi protein.
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan comas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
C. PATOGENESIS
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan osmotik.
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
2. Gangguan sekresi.
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga
3. Gangguan motilitas usus.
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul
diare pula.
D. PATOFISIOLOGI
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia).
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah).
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah
E. TANDA DAN GEJALA
1. Cengeng dan gelisah
2. Suhu tubuh meningkat
3. Nafsu makan berkurang atau tidak ada nafsu makan
4. Tinja cair
5. Anus dan daerah sekitarnya lecet
6. Muntah
7. Bila pasien lebih banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi
akan mulai tampak.
F. KLASIFIKASI
Klasifikasi dehidrasi pada penderita (YBP-SP tahun 2002) :
1. Dehidrasi ringan apabila kehilangan cairan berkisar 5 % BB
2. Dehidrasi sedang apabila kehilangan cairan berkisar 5 % - 10 % BB
3. Dehidrasi berat apabila kehilangan cairan berkisar lebih 10 % BB
Menurut YBP-SP, tahun 2001 gejala-gejala sesuai klasifikasi dehidrasi yaitu :
NoTanpa
dehidrasiDehidrasi
ringan-sedangDehidrasi berat
1.2.
3.4.5.
6.
Keadaan umumMata
Air mataMulut dan lidahRasa haus
Turgor
Baik, sadar Normal
AdaBasahMinum
Bisa/tidak hausKembali cepat
GelisahCekung
Tidak adaKeringHaus banyak
MinumKembali lambat (turgor kurang)
Kesadaran turunSangat cekung dan keringTidak adaSangat keringSedikit minum/tidakBisa minumTurgor jelek
G. KOMPLIKASI
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sebagai berikut:
1. Dehidrasi (ringan sedang, berat, hipotnik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia,
perubahan elektrokardiogram).
4. Hipoglikemia.
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
laktase.
6. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein, (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).
H. PENATALAKSANAAN
Menurut FKUI tahun 1985, penatalaksanaan berdasarkan prinsip perawatan diare
adalah :
1. Pemberian cairan
a. Cairan per oral.
1) Formula lengkap mengandung NaCl dan NaHCO3, KCl, dan glukosa.
Kadar natrium 90 mEq/L untuk diare akut pada anak usia diatas 6
bulan dengan dehidrasi ringan atau tanda dehidrasi (pencegahan
dehidrasi).
2) Formula sederhana hanya mengandung NaCl dan sukrosa atau
karbohidrat lain. Misal larutan air tajin garam, larutan tepung beras
garam untuk pengobatan pertama di rumah pada semua anak dengan
diare akut baik sebelum ada dehidrasi maupun setelah ada dehidrasi
ringan.
b. Cairan parenteral.
Ada jenis-jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pasien
yaitu D6 aa, Rlg, RL, DG 1:2, R : Lg 1:3 dan cairan 4:1.
Cara memberi cairan berdasarkan tingkat dehidrasi :
1) Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum atau 1 gelas tiap kali buang air
besar.
2) Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25-50 ml/kg BB per oral intragastrik
Selanjutnya : 125 ml/kg BB/hari
3) Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50-100 ml/kg BB per oral atau intragastrik
Selanjutnya : 125 ml/kg BB/hari
4) Dehidrasi berat
Cairan parenteral
2. Dietetik
Untuk anak di bawah l tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg maka jenis makanan :
a.Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, Almiron).
b.Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), bila anak
tidak mau minum susu karena tidak biasa.
c.Susu khusus, yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu dengan
asam lemak yang berantai sedang/tidak jenuh, sesuai dengan kelainan
yang ditemukan.
3. Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja
dengan atau tanpa muntah, dengan caitan yang mengandung elektrolit dan
glukosa atau kabohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras dan sebagainya).
a.Obat anti sekresi:
- Asetosal. Dosis 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg
- Klorpromazin. Dosis 0,5-1 mg/kg BB/hari
b.Obat anti spasmolitik
Pada umumnya obat anti spasmolitik seperti papaverin, ekstrak beladona,
opium loperamid tidak diperlukan untuk mengatasi diare.
c.Obat pengeras tinja
Obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal dan
sebagainya.
d.Antibiotik.
Pada umumnya tidak diberikan apabila ada penyebab yang jelas.
Antibiotik juga diberikan bila terdapat penyakit penyerta seperti: OMA,
faringitis, bronkitis atau bronkopneumonia.
Menurut Pusdiknas Depkes RI – 1993 penatalaksanaan diare berdasarkan
keadaan penderita :
Sistematika penatalaksanaan berdasarkan keadaan diare penderita
Tanpa dehidrasi sampai dehidrasi ringan
Cairan RT (LGG, air tajin, kuah sayur, teh botol)
Pengobatan di rumah
Dehidrasi ringan sampai dengan sedang
Oralit
Di Puskesmas, Poliklinik, Rumah Sakit
Dehidrasi berat dengan/ tanpa komplikasi
dengan/tanpa penyakit
Cairan dehidrasi parenteral /dengan RL glukosa
Di rumah sakit/ Puskesmas perawatan
DAFTAR PUSTAKA
Pusdiknas Depkes RI. 1993. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan.
Rossa, M.S. 1993. Prinsip keperawatan Pediatrik. Jakarta. EGC.
Staf Pengajar IKA FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.
ASUHAN PADA BAYI DENGAN DIARE RINGAN SEDANG
DI RUANG ALEXANDRI (RUANG ANAK)
DI RUMAH SAKIT ANSARI SALEH BANJARMASIN
Pengkajian Data
Hari/Tanggal : Senin, 8 September 2008
Jam : 10.00 Wita
No. RMK : 07 11 98
Tanggal MRS : 8 September 2008
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama anak : An. F
Umur : 5 bulan
Jenis kelamin : Lai-laki
Nama ibu : Ny. M
Umur : 18 tahun
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Nama ayah : Tn. H
Umur : 20 tahun
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Mesjid Jami RT.7 No.10
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa anaknya berak-berak 7x dalam dua hari, encer (cair) ±
2 hari badan panas, dan susah menyusu, cengeng dan gelisah.
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang : anak mengalami berak-berak encer, frekuensi
7x dalam 2 hari, warna kuning, badan panas,
susah menyusu, cengeng dan gelisah.
b. Dahulu : anak tidak pernah menderita penyakit berat
atau keturunan.
c. Keluarga : keluarga dari pihak ibu atau ayahnya tidak
pernah menderita
4. Kedudukan Anak Dalam Keluarga
G0 PI A0 (anak pertama)
5. Riwayat Antenatal
1) Ibu rutin memeriksakan kehamilannya di Puskesmas.
2) Ibu tidak pernah mengalami kelainan selama kehamilannya.
3) Selama kehamilan ibu pasien mendapat imunisasi TT lengkap.
4) Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah merokok dan mengkonsumsi
minuman beralkohol.
6. Riwayat Natal
Pasien dilahirkan secara spontan belakang kepala di rumah ditolong oleh
dukun kampung dengan kehamilan cukup bulan, tanpa komplikasi, persalinan
baik pada ibu maupun bayi.
7. Riwayat Neonatal
Bayi lahir normal segera menangis, berat badan 4000 kg dan panjang 50 cm,
berjenis kelamin laki-laki dengan apgar score 7, 8, 9.
8. Riwayat Tumbuh Kembang
Pada umur 4 bulan anak sudah bisa tengkurap.
9. Riwayat Imunisasi
1) BCG : 1 kali
2) Hepatitis : 1 kali
3) DPT : 1 kali
4) Polio : 2 kali
5) Campak : -
10. Data Psikososial
- Anak tinggal dengan kedua orang tuanya.
- Keluarga mengerti masalah kesehatan. Bila anak sakit langsung di bawa
ke Puskesmas
11. Data Biologis
a. Nutrisi
- Sebelum sakit : jenis makanan berupa ASI, bayi menyusu
kuat dan menyusu kapan pun ia mau (on
demand) frekuensi menyusu ± 12x dalam
sehari.
- Sekarang : jenis makanan berupa ASI, bayi menyusu
kurang dari biasanya, frekuensi menyusu ±
8x sehari.
b. Pola Aktivitas
Bayi bisa berbaring di tempat tidur atau digendong, gelisah, tidak bergerak
aktif dan menangis ketika lapar serta buang air.
c. Pola istirahat/tidur
a) Siang hari
- Sebelum sakit : 6 jam
- Sekarang : 2 jam
b) Malam hari
- Sebelum sakit : 10 jam
- Sekarang : 8 jam
d. Pola Eliminasi
a) BAB
- Sebelum sakit : frekuensi 1 – 2 x/hari, warna kuning,
konsistensi lembek.
- Sekarang : frekuensi 7 x/hari, warna kuning,
konsistensi cair.
b) BAK
- Sebelum sakit : frekuensi 3 – 4 x/hari, warna kuning, bau
khas.
- Sekarang : frekuensi 2 – 3 x/hari, warna kuning, bau
khas
e. Personal Hygiene
Ibu mengatakan bayi dimandikan setiap 2 kali sehari dan diganti pakaian
setelah mandi atau ketika BAB dan BAK.
B. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : lemah
2) Kesadaran : compos mentis
3) BB sebelum masuk : 7,8 kg
4) BB sekarang : 5,5 kg
5) Tanda-tanda vital
Suhu : 37,40 C
Nadi : 120 x/menit
Respirasi : 40 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
a) Kepala : bentuk simetris, rambut tidak rontok dan
bersih, UUB belum menutup.
b) Muka : bentuk simetris dan tampak sedikit pucat.
c) Mata : tampak cekung, konjungtiva tidak anemis,
skelara tidak ikterik.
d) Telinga : simetris, tidak ada keluar serumea dan tidak
ada perdarahan.
e) Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak
ada sekret.
f) Mulut dan lidah : mukosa bibir kering, dan tidak ada
kelainan.
g) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis.
h) Perut : tidak tampak kembung.
i) Ekstrimitas : tidak ada oedema, terpasang IVFD kaen 3B.
j) Kulit : turgor kulit tampak kering.
k) Anus : tampak kemerahan
2) Palpasi
a) Perut : tidak teraba pembesaran hati, limpa, masa
dan tidak kembung bising usus (+).
b) Kulit : turgor kembali lambat ± 3 detik
C. Assesment
Bayi usia 5 bulan dengan diare dehidrasi ringan sedang.
D. Planning
1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan anaknya dan hasil pemeriksaan
- Memberitahukan ibu bahwa anaknya menderita diare dan dehidrasi sedang,
hal ini karena adanya bakteri pada makanan dan minuman
- Karena anak ibu banyak kehilangan cairan sehingga suhu dalam tubuhnya
meningkat (37,40 C) dan berat badanya jadi turun 5,5 kg.
2. Menganjurkan kepada ibu agar tetap memberikan ASI sesuai dengan
keinginan (on demand).
3. Menjelaskan kepada ibu untuk mengompres anaknya jika badanya panas.
4. Menganjurkan kepada ibunya agar menjaga personal hygiene bayi, terutama
daerah bokong, yaitu membersihkan/mencebok bayi setelah BAB gunakan
sabun dan juga di lap hingga kering.
5. Menjelaskan kepada ibu cara membuat larutan dehidrasi oral setiap kali diare
(oralit dan zukid dialac) dengan cara :
- ½ bungkus oralit + air masak 100 ml atau ½ gelas air masak
- Diberikan setiap habis BAB
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan
- IVFD KAEN 3B 24 tetes/menit (mikrodrip)
- Paracetamol 3 x ¼ tab
- Injeksi cefotaxime 3x150 mg
- Injeksi antrain 2x70 mg
- Injeksi metodopamide 3x0,5 mg
- Oralit
- Dialac 1 sachet
- Zinkid 2 x ½ tablet
No Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
1.
2.
Senin,
8 September 2008
Jam 10.00 Wita
Selasa,
9 September 2008
Jam 10.00 Wita
S : anak berak-berak 4x dalam 1 hari, badan panas,
muntah 2x, dan menyusu kurang
O : tanda-tanda vital
KU : tampak lemah
Kesadaran : compos mentis
Nadi : 120 x/menit
Respirasi : 40 x/menit
Suhu : 37,40 C
A : diare dehidrasi ringan sedang
P : - IVFD KAEN 3B 24 tetes/menit (mikrodrip)
- Injeksi cefotaxime 3x150 mg
- Injeksi antrain 2x70 mg
- Injeksi metodopamide 3x0,5 mg
- Oralit
- Dialac 1 sachet
- Zinkid 2 x ½ tablet
S : anak BAB 2 kali sehari, badan sudah tidak panas
lagi dan anak mulai mau menyusu.
O : tanda-tanda vital
KU : tampak lemah
Kesadaran : compos mentis
Nadi : 140 x/menit
Respirasi : 40 x/menit
Suhu : 35,60 C
A : diare dehidrasi ringan sedang
P : - IVFD KAEN 3B 24 tetes/menit (mikrodrip)
- Injeksi cefotaxime 3x150 mg
- Oralit
- Dialac 1 sachet
Zinkid 2 x ½ tablet
3. Rabu,
10 September 2008
Jam 10.00 Wita
S : anak BAB 1 kali sehari, badan tidak panas, dan
anak sudah menyusu kuat.
O : tanda-tanda vital
KU : baik
Kesadaran : compos mentis
Nadi : 120 x/menit
Respirasi : 40 x/menit
Suhu : 36,10 C
A : diare dehidrasi ringan sedang
P : - IVFD KAEN 3B 24 tetes/menit (mikrodrip)
- Injeksi cefotaxime 3x150 mg
- Oralit
- Dialac 1 sachet
- Zinkid 2 x ½ tablet
- Obat oral diteruskan
- Pasien sudah membaik, sehingga pasien boleh
pulang